Anda di halaman 1dari 11

ALAM SEMESTA DAN FENOMENA PLANET BUMI

Disusun Oleh

Leoborus Novan Hurlatu


4200220018

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI S2
2022
ABSTRAK

Makalah ini menjelaskan mengenai alam semesta terbentuk melalui proses


dentuman besar atau Big Bang dimana kemudian terbentuklah sistem planet beserta
planet – planetnya. Bumi merupakan bagian dari sistem planet yang terdiri dari beberapa
lapisan yaitu kerak, mantel dan inti bumi. Dan terdapat lempeng tektonik yang
mempengaruhi pembentukan batuan yang ada di bumi.

Kata kunci: Big Bang, Alam semesta, Bumi & Lempeng Tektonik
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Alam semesta merupakan semua ruang, waktu dan isinya termasuk planet,
bintang, galaksi dan semua bentuk materi dan energy lainnya. Ada beberapa teori
pembentukan alam semesta, salah satu yang paling terkenal ada teori dentuman
besar atau big bang, teori big bang dikemukakan pertama kali oleh Abbe Georges
Lemaitre, yaitu seorang kosmolog yang berasal dari Belgia sekitar tahun 1927.
Planet bumi berada di dalam alam semesta ini, dan bumi memiliki
karakteristik beraneka ragam dengan berbagai jenis susunan, mulai dari bagian
paling dalam atau inti hingga lapisan paling luar bumi. Dari berbagai karakteristik
ini kita bisa mempelajari berbagai hal dan segala fenomena yang terjadi di bumi
bisa kita pelajari.

2. Tujuan
Pembuatan makalah ini dilakukan untuk memahami segala sesuatu yang ada
di alam semesta beserta isinya dan terutama bumi yang kita tinggali dengan segala
fenomena yang ada akibat dari proses pembentukan alam semesta itu sendiri.

3. Metode Penelitian
Menurut George dalam Djiwandono (2015:201) mengungkapkan bahwa
“studi pustaka adalah pencarian sumber-sumber atau opini pakar tentang suatu hal
yang berkaitan dengan tujuan penelitian”. Menurut Sugiyono (2017:291)
mengungkapkan bahwa “studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan
referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada
situasi sosial yang diteliti”. Dengan ini penulis menggunakan studi kepustakaan
berupa buku-buku dan juga jurnal ilmiah terkait dengan penulisan tugas Alam
Semesta dan Fenomena Planet Bumi.

4. Data Hasil Analisis (Sekunder)


Dari hasil analisis penulis mendapatkan data mengenai proses pembentukan
alam semesta dan juga fenomena planet bumi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Big Bang


Menurut Georges, alam semesta ini awalnya berasal dari sebuah gumpalan
superatom yang berbentuk bola api yang berukuran sangat kecil. Gumpalan bola
api ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dan memiliki suhu sekitar kurang
lebih 1 triliyun derajat celcius. Sesaat sebelum terjadi ledakan, gumpalan bola api
ini bertambah menjadi 1,75 cm.

Gambar 2.1 Tahapan evolusi alam semesta berdasarkan teori Big Bang

Semakin lama ukurannya bertambah dengan sangat cepat dan tepat pada detik
0 atau waktu mulainya ruang waktu, gumpalan bola tersebut meledak dan
memuntahkan isinya di alam semesta. Ledakan tersebut terjadi sekitar 15 milyar
tahun yang lalu. Saat terjadi ledakan besar tersebut (big bang), menghasilkan energi
dalam jumlah yang sangat besar di alam semesta yang nantinya membentuk seluruh
materi pembangun di alam semesta. Tidak hanya itu, atom hidrogen yang ikut
terlempar keluar lambat laun berkumpul untuk membentuk debu dan awan hidrogen
atau biasa disebut nebula.
Nebula tersebut makin lama semakin memadat dan memiliki suhu jutaan
derajat celcius. Nebula atau awan hidrogen inilah yang menjadi awal mula
pembentuk bintang-bintang. Bintang-bintang tersebut nantinya berkumpul untuk
membentuk kelompok yang kemudian disebut sebagai galaksi, diantaranya ada
Galaksi Bima Sakti, Galaksi Andromeda, Galaksi Triangulum. Dari galaksi inilah
tempat lahirnya milyaran tata surya dan salah satunya yang kita tinggali saat ini.

2. Planet & Sistem Planet


Planet adalah benda langit, entitas fisik yang terjadi secara alami, dengan
bentuk dan ukuran yang pasti. Bentuknya bisa bulat, jenis spheroidal, ellipsoidal,
terkompresi, dan disk. Ukurannya berkisar antara supergiant, giant, medium, dan
small (Dwarf). Komposisinya bisa dalam bentuk gas panas, unsur, mineral, batuan,
air, dan variasi lainnya. planet ini adalah gang-gang yang berputar/mengorbit di
sekitar bintang berdasarkan sifat asalnya. Planet juga dapat mengorbit di sekitar
sisa-sisa bintang. Planet cukup massif atau besar untuk menyebabkan fusi
termonuklir untuk dirinya sendiri.

2.2 Gambar model sistem planet

Sistem planet adalah seperangkat benda nonstellar yang dikendalikan secara


gravitasi dalam mode pengorbitan berkelanjutan di sekitar satu bintang atau sistem
bintang. Sistem ini mencakup satu atau lebih jumlah planet (raksasa serta kecil),
asteroid, satelit alami (bulan), komet, meteoroid, dan fitur yang dapat dicerna,
seperti, cakram sirkumstellar. Masing-masing dalam sistem akan berputar di
orbitnya sendiri di sekitar sistem bintang atau bintang yang menjaga jarak antara
satu sama lain. Setiap entitas juga akan berputar dalam porosnya sendiri untuk
membentuk siang dan malam. Masing-masing akan menyelesaikan satu rotasi di
sekitar sistem bintang / bintang serta sumbunya sendiri untuk jangka waktu yang
berbeda.

3. Bumi
Planet Bumi diyakini telah terbentuk oleh pertambahan bahan matahari
primordial yang komposisinya mirip dengan chondrites. Ketika planet ini tumbuh
lebih besar, energi kinetik dari bahan pertambahan diubah menjadi panas di planet
ini. Selama tahap akresi awal ini, Bumi terasa panas. Akresi tidak hanya
menghasilkan panas dalam jumlah besar, tetapi juga peluruhan radioaktif
memberikan panas tambahan. Sumber panas penting lainnya adalah pembentukan
inti besi-nikel cair. Batuan tertua di Bumi menunjukkan bahwa medan magnet yang
kuat sudah ada 4 miliar tahun yang lalu. Medan magnet dihasilkan oleh konveksi di
inti luar logam cair. Energi yang dilepaskan oleh besi dan nikel yang tenggelam
untuk membentuk inti menghasilkan panas yang cukup untuk melelehkan sebagian
besar Bumi.

Planet ini mulai mendingin dan memadat, dan karena variasi dan perubahan
kimia karena peningkatan tekanan dengan kedalaman, sebuah planet yang
dikategorikan diproduksi. Kita telah melihat bahwa besi dan nikel tenggelam untuk
membentuk inti dalam 30 juta tahun pertama. Saat mereka tenggelam, volume yang
setara dari bahan panas dengan kepadatan lebih rendah akan naik ke permukaan,
yang akan memungkinkan panasnya terpancar ke luar angkasa dan membantu
mendinginkan diri planet ini.
Gambar 2.3 Proses pemadatan dan pendinginan planet karena meningkatnya
tekanan kerana kedalaman
Pendinginan dengan mentransfer bahan panas ke daerah yang lebih dingin ini
dikenal sebagai pendinginan konvektif, dan meskipun bagian luar planet ini
sekarang padat, pendinginan konvektif masih tetap menjadi cara paling efektif yang
dimiliki planet ini menyingkirkan panas. Pemadatan planet ini telah menjadi proses
yang panjang dan lambat, dan berlanjut hingga hari ini, dengan bagian luar inti
masih cair. Selama pendinginan konvektif planet ini, proses beku didistribusikan
kembali elemen, dan hasilnya adalah planet yang berlapis secara komposisi.

3.1. Struktur Bumi


Berdasarkan studi yang dimiliki ahli geologi dilakukan selama 150 tahun
terakhir penelitian. Kita dapat menentukan komposisi kerak dengan langsung
menganalisis sampel batuan yang dikumpulkan dari permukaan. Tetapi untuk
menentukan komposisi lapisan yang lebih dalam, kita harus mengandalkan sumber
data lain. Bahkan lubang bor terdalam, penetrasi sedalam 12 km di Rusia utara,
hanya mewakili tusukan jarum dibandingkan dengan diameter Bumi 6.371 km.

BAB III
KESIMPULAN

Gambar 2.4 Struktur lapisan bumi

3.1.1 Kerak Bumi


Kerak bumi adalah kulit terluar batuan bumi yang tipis, dengan
harga kurang dari 1% dari jari-jari dan volume Bumi. Ini adalah komponen
teratas dari litosfer, pembagian lapisan Bumi yang mencakup kerak dan
bagian atas mantel. Litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang
gerakannya memungkinkan panas keluar dari bagian dalam Bumi ke luar
angkasa. Kerak terletak di atas mantel, konfigurasi yang stabil karena
mantel atas terbuat dari peridotit dan karenanya secara signifikan lebih
padat daripada kerak. Batas antara kerak dan mantel secara konvensional
ditempatkan pada diskontinuitas Mohorovičić, batas yang didefinisikan
oleh kontras dalam kecepatan seismik.

3.1.2 Mantel Bumi


Mantel bumi, lapisan yang ketebalannya berkisar antara 2.820
hingga 2.890 km, terletak di antara kerak dan intinya. Dalam hal volume,
itu adalah bagian terbesar dari Bumi. Berbeda dengan kerak, mantel
seluruhnya terdiri dari batuan ultramafic (gelap dan padat) yang disebut
peridotite. Ini berarti bahwa peridotit, meskipun langka di permukaan
bumi, sebenarnya adalah batuan paling melimpah di planet kita. Kecepatan
gelombang seismik berubah pada kedalaman 410 km dan sekali lagi pada
kedalaman 660 km di mantel. Berdasarkan pengamatan ini, ahli geologi
membagi mantel menjadi dua sublayer: mantel atas, turun ke kedalaman
660 km, dan mantel bawah, dari 660 km ke bawah menjadi sekitar 2.890
km.

3.1.3 Inti Bumi


Inti bumi adalah lapisan geologis terdalam dari planet bumi. Ini
terutama merupakan bola padat dengan radius sekitar 1.220 km, yang
merupakan sekitar 20% dari jari-jari Bumi atau 70% dari jari-jari bulan.
Tidak ada sampel inti bumi yang dapat diakses untuk pengukuran
langsung, seperti yang ada untuk mantel bumi. Informasi tentang inti bumi
sebagian besar berasal dari analisis gelombang seismik dan medan magnet
bumi. Inti bagian dalam diyakini terdiri dari paduan besi-nikel dengan
beberapa elemen lainnya. Suhu di permukaan inti dalam diperkirakan
sekitar 5.700 K (5.430 °C; 9.800 °F), yaitu sekitar suhu di permukaan
Matahari.
4.1. Lempeng Tektonik
Ilmuan atau para ahli berpendapat bahwa dulu sebelum lempeng bumi
terpecah menjadi beberapa bagian, kira kira 225 miliar tahun yang lalu, di
perkirakan lempeng bumi itu masih utuh, tetapi setelah 135 milar tahun selanjutnya,
pergerakan lempeng yang terdapat celah atau patahan mulai terlihat menjadi
pecahan pecahan yang besar.
Pada 65 miliar tahun selanjutnya lempeng bumi mulai terpecah sebagian
menjadi pecahan kecil hingga sekarang telah di ketahui yaitu ada tujuh pecahan
besar dan yang sebaiannya adalah pecahan kecil. Dalam hal ini mereka merasa
yakin karena dengan di temukannya fosil batuan yang jenis dan umurnya sama dari
pecahan satu dan pecahan lainya serta pada hal ini dapat dilihat dengan penyebaran
hewan-hewannya.
Lempeng tektonik mendeskripsikan tentang lapisan luar bumi yaitu litosfer
yang seperti cangkang keras atau batuan yang kuat. Lalu cangkang yang keras ini
pecah menjadi tujuh baggian dan sebagian lainnya berupa pecahan kecil yang di
sebut lempeng tektonik atau lempeng lithospheric. Teori tektonik lempeng
membagi bagian luar bumi menjadi dua lapisan yaitu lapisan litosfer dan astenosfer.
Lapisan Litosfer adalah lapisan paling luar yang bersifat kaku dan dingin. Lapisan
kedua yaitu lapisan astenosfer. Lapisan astenosfer ini bersifat panas dan dapat
mengalami perubahan bentuk perlahan-lahan. Perbedaan antara litosfer dan
astenosfer didasarkan pada pada perbedaan temperaturnya.

4.2. Batas Lempeng Tektonik


Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan
dengan fenomena yang berbeda di permukaan.
Pergerakan Divergen merupakan pergerakan lempeng dimana lempeng-
lempeng bergerak saling menjauh satu dengan yang lain dimana gaya yang bekerja
pada gerak ini adalah gaya tarikan (tensional). Divergen ini menyebabkan naiknya
magma dari pusat bumi yang akan membentuk lantai samudera atau kerak
samudera. Contohnya adalah MOR (Mid Ocean Ridges) di dasar samudera
Atlantik.
Pergerakan Konvergen meruapakn pergerakan lempeng dimana lempeng-
lempeng bergerak saling mendekati satu dengan yang lain dimana gaya yang
bekerja pada gerak ini adalah gaya kompresional. Ada tiga jenis pergerakan
konvergen yaitu Subduksi, Obduksi dan Kolisi.
Pergerakan Transform merupakan pergerakan lempeng dimana lempeng-
lempeng bergerak saling berpapasan. Gerakan ini sejajar dan tidak tegak lurus
dimana menghasilkan sesar mendatas jenis Strike Slip Fault. Contohnya adalah
sesar San Andreas di Amerika Serikat.

BAB III
KESIMPULAN

Bagian bumi terdiri dari inti, mantel, dan keraknya. Inti, yang sebagian besar
terdiri dari besi dan nikel, terdiri dari padatan dalam dan inti cairan luar. Mantel dibagi
menjadi atas dan bawah oleh diskontinuitas seismik yang menonjol pada kedalaman
660 km. Diskontinuitas Mohorovičić menandai batas antara mantel dan kerak, pada
kedalaman 7 hingga 10 km di bawah lautan dan 25 hingga 70 km di bawah benua.
Volume terbesar kerak baru terbentuk pada batas lempeng yang berbeda, sebagian
besar di sepanjang punggungan tengah laut. Pada batas konvergen, kerak samudera
disubduksi ke dalam mantel, tetapi kerak baru dibentuk oleh letusan banyak gunung
berapi.
DAFTAR PUSTAKA

Klein, C. & Philpotts, A. (2017). Earth Materials: Introduction to Mineralogy &


Petrology (2nd ed). Cambridge: Cambridge University Press
Haldar, S. K. (2014). Introduction to Mineralogy & Petrology (2nd ed). USA:
Elsevier
Masrshak, S. (2019). Essential of Geology (6th ed). London: W. W. Norton &
Company Ltd
Rubakov, V.A. & Gorbunov, D. S (2018). Intorduction to The Theory of The Early
Universe Hot Big Bang Theory (2nd ed). Singapore : World Scientific Publishing Co.
Pte. Ltd
Gasperini, M. (2008). The Universe Before The Big Bang : Cosmology & String
Theory. Bari : Universita di Bari

Anda mungkin juga menyukai