070)
TUGAS TEKTONIKA
3. Jelaskan dan gambarkan tiga jenis batas interaksi lempeng beserta contoh
lokasi geografisnya (min, satu contoh untuk masing-masing jenis interaksi
lempeng)!
JAWAB:
Tiga jenis batas lempeng (plate boundary).
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan
tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini
masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di
permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
1. Batas transform (transform boundaries)
terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama
lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform
fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi
yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di
sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini
adalah Sesar San Andreas di California.
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive
boundaries)
terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-
oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh
batas divergen
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive
boundaries)
terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain
sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng
bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental
collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut
yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan
lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat
(mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat
pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan
pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus
ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan
busur pulau Jepang (Japanese island arc).
5. Teori apakah yang dicetuskan oleh ilmuwan yang bernama Alfred Wegener
(1962). Data-data apa saja yang mendukung kebenaran teori tersebut? Dan apa
yang masih belum dapat dijelaskan teori tersebut?
JAWAB:
Teori Apungan Benua (Continental Drift)
Pada tahun 1912 Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan fisika
Jerman melontarkan konsep Apungan Benua (Continental Drift), hipotesa
utamanya adalah adanya satu super continent yang dinamakan Pangea
(semua daratan), yang dikelilingi Panthalassa (semua lautan). Pangea ini mulai
berpisah menjadi dua kontinen yang relatif lebih kecil, yaitu Laurasia (belahan
bumi utara) dan Gondwana (belahan bumi selatan), pada periode Yura, hingga
pada akhir Kapur, dua kontinen ini memisahkan diri kembali menjadi daratan-
daratan yang terlihat seperti kontinen pada saat sekarang.
Di sebuah buku yang berjudul The Origin of the Continent and
Ocean (1912), Wegener memberikan bukti-bukti untuk membenarkan teori
apungan benua tersebut, beberapa diantaranya ditemukannya bentuk fosil
tumbuhan dan hewan yang memiliki umur yang sama ditemukan di sekitar
pantai kontinen yang berbeda, menandakan bahwa kontinen tersebut pernah
bersatu. Misalnya, fosil buaya air tawar ditemukan di Brazil dan Afrika selatan
juga fosil reptil air Lystrosaurus juga ditemukan pada batuan berumur sama
dari berbagai lokasi di Amerika Selatan, Afrika, dan Antartika.
7. Apa yang dimaksud dengan apprerant polar wondering (APW) dan jelaskan
bagaimana kaitan fenomena ini terhadap teori pengapungan benua!
JAWAB:
Polar wandering adalah pemberian nama yang salah, karena itu bukan
berarti perubahan tiang penyagga bumi,tiang yang tersisa teratur, tapi benua
dan laut bawah bergerak.pergerakan dari kerak yang mana pulau dan samudra
kemudian beristirahat dari perubahan lithosfer yang pelan atau licinya lapisan
plastic di bawah asthenosfer, akibatnya pulau dan laut berubah dari posisi
tiangnya.
8. Jelaskan bagaimana saudara dapat mengetahui kecepatan dari pemekaran
lantai samudra dari setiap kala waktu geologi pada jaman tersier, dan jelaskan
implikasi dari kecepatan pemekaran tersebut secara tektonik dari setiap kala!
JAWAB:
Cara menghitung kecepatan yaitu
- Hitung panjang anomaly pada setiap umur, misan X km
- Hitung jumlah umur untuk setiap kala, missal Oligocene 20 juta
- Maka kecepatan pemekaran dihitung dengan formula S=V.T ;
karena S dan T diketahui maka V dapat dicari
- Lakukan untuk semua kala tersebut.