Anda di halaman 1dari 25

Patahan 1-5

Gambar 5. Skema pergerakan relatif patahan turun, patahan naik dan patahan
geser (Sumber : Why the Earth Shakes: Seismic Science, The Exploratorium,
1999).

kekar dan sesar

Kekar (joint) rekahan yang berbentuk teratur pada masa batuan yang tidak menampakkan
(dilihat dengan mata telanjang) telah terjadi pergeseran pada kedua sisi-sisinya. secara umum
dibedakan menjadi menjadi 4 (empat) (Mc.Clay 1987) yaitu kekar tarik (rekahan yang
membuka akibat gaya ekstensi yang berarah tegak lurus terhadap arah rekahan), kekar gerus
(biasanya berpasangan merupakan satu set dan lurus, terdapat pergeseran yang diakibatkan
oleh gayakompresi), kekar hibrid (berkenampakan sebagai kekar gerus yang membuka,
kombinasi antara kekar gerus dan kekar tarik), dan kekar tarik tak beraturan (arah kekar tak
beraturan, sering merupakan akibat hydraulic fracturing). Kehadiran kekar pada batuan dapat
meningkatkan porositas batuan, sehingga mampu menyimpan air (sebagai aquifer) ataupun
hidrokarbon (sebagai reservoir), sebaliknya juga memperlemah kekuatan batuan. Kehadiran
kekar didekat permukaan juga dapat mempercepat proses pelapukan batuan.
Sesar / Patahan (fault) rekahan pada masa batuan yang telah memperliahatkan gejala
pergeseran pada kedua belah sisi bidang rekahan (Simpson, 1986), berdasarkan
kinematikanya secara garis besar dibedakan menjadi sesar turun, sesar naik, dan sesar geser.
Sesar yang dimaksud adalah pergeseran yang disebabkan oleh gaya tektonik. Jenis Sesar
berdasarkan aktifitasnya dapat diebadakan menjadi Sesar mati dan Sesar aktif. Sesar mati
adalah sesar yang sudah tidak (akan) bergerak lagi, sedangkan Sesar aktif adalah sesar yang
pernah bergeser selama 11.000 tahun terakhir dan berpotensi akan bergerak di waktu yang
akan datang (Yeats, Sieh & Allen, 1997). Sesar aktif dikenal pula sebagai bagian dari
peristiwa
gempa
bumi.
Macam Macam Sesar

patahan atau sesar (atau istilah geology-nya "fault") adalah satu bentuk rekahan pada lapisan
batuan bumi yg me-mungkin-kan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yg lainnyapergerakan-nya bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar
terhadap blok yg lain-nyapergerakan yg tiba2 dr suatu patahan atau sesar bisa
mengakibatkan gempa bum.
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, merujuk kepada gravitasi sebagai daya
utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi sebab ia memanjangkan
perlapisan, atau menipis kerak bumi. Sesar normal yang mempunyai satah yang menjadi datar
di bagian dalam bumi dikenali sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan
sesar tumbuh (growth fault), di mana pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak.
Satah sesar normal menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar
sungkup. Pada permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara bersendirian,
tetapi bercabang. Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar
sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik. Kedua-dua
cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di bahagian dalam bumi. Sesar normal juga
boleh dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bahagian dalam bumi akan bertukar
menjadi lipatan monoklin di permukaan. Sesar normal boleh mengalih batuan besmen, tetapi
menghilang ke atas pada penutup batuan sedimen menghasilkan lipatan monoklin.
patahan/sesar turun (atau di-sebut jg patahan/sesar normal) adalah satu bentuk rekahan pada
lapisan bumi yg me-mungkin-kan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok
lainnya
gambar di-atas bisa ngejelasin dgn baikblok yg ada di bagian bawah patahan/sesar disebut
sebagai foot wall dan blok yg ada di bagian atas patahan/sesar disebut sebagai hanging
wallpada sesar turun, bagian hanging wall akan bergerak relatif turun terhadap foot wallnyamudah
bukan
pengertian-nya?
patahan/sesar ini bisa di-bayang-in sebagai satu bidang miring imaginer yg me-misah-kan
dua blok lapisan batuanfault scarp adalah bidang miring imaginer tadi atau dalam
kenyataan-nya adalah permukaan dr bidang sesarsebagai acuan pada gambar di samping:
lapisan batuan dgn warna lebih merah pada bagian hanging wall berada pada posisi yg lebih
bawah (lebih dalam) drpd lapisan yg sama pada foot walloffset ini ini menandakan bagian
hanging wall udah bergerak relatif turun terhadap foot wall-nya
sumber : http://ncet-blog.blogspot.com/2010/05/kekar-dan-sesar.html

Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam sistem tata surya kita. Menurut Alfred L
Wegener dalam bukunya yang berjudul The Origin of Continent and Ocean tentang teori
apung benua. Menurut Alfred L Wegener benua terdiri atas batuan sial (silisium almunium).
Pada awalnya benua bersal dari satu benua yaitu benua Pangea. Setelah kurang lebih dari 200
juta tahun yang lalu benua itu pecah menjadi dua yaitu benua Gondwana dan benua Laurasia,
kemudian selanjutnya menjadi bentuk benua yang sekarang ini. Menurut para ahli teori inilah
yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi yang masih terus bergerak dan
memicu terjadinya gempa-gempa yang terjadi di muka bumi ini. termasuk gempgempa yang
terjadi di indonesia.
Selain itu ada beberapa teori yang mengungkap sejarah terbentuknya bumi, antara lain
sebagai berikut.

1. Teori Kontraksi (Contraction Teori)


Teori ini pertama kali di kemukakan oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa
bumi semakin lamasemakin sudut dan mengerut yang disebabkan oleh terjadinya proses
pendinginan, sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan
daratan.

2. Teori dua Benua ( Laurasia-Gondwana Theory )


Teori ini menyatakan pada awalnya bumi terdiri atas dua benua-benua yang sangat besar,
yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua
benua ini kemudian bergerak perlahan ke arah ekuator bumi, sehingga akhirnya terpecahpecah menjadi benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, Amerika
Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan. Teori
ini pertama kali dikemukakan oleh Edward Zuess.

3. Teori Apung Benua ( Continental Drift )


Menurut para ahli, teori inilah yang mendasari pembentukan lempeng-lempeng bumi, yang
masih terus bergerak dan memicu gempa di berbagai wilayah. Termasuk gempa-gempa yang
erjadi di indonesia.

4. Teori Konvensi ( Convectiont Theory )


Menurut teori konveksi yang di kemukakan oleh Arthurs Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih
dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang
berada di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava yang
sampai ke permukaan bumi di mic oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut
akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit
bumi yang lebih tua.

5. Teori Tektonik Lempeng


Teori ini menyatakan bahwa bagian luar dari bumi yaitu pada lapisan Lithosfer terdapat
sekitar 20 segmen padat yang disebut dengan lempeng. Salah satu prinsip bahwa lempenglempeng yang ada di Lithosfer mengalami pergerakan.

Adapun pergerakan lempeng tersbut dibedakan menjadi tiga macam:


1. Divergen
Merupakan pergerakan yang saling menjauh

Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material dari


mantel bumi dan membentuk lantai samudra yang luas. Contohnya gerakan saling menjauh
antara Afrika dengan Amerika bagian Selatan. Zona berupa jalur tempat berpisahnya
lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Divergen.
2. Konvergen
Merupakan pergerakan yang saling mendekat.

Lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satu dari


lempeng tersebut masuk ke dalam mantel bumi dan berada di bawah lempeng lainnya. Zona
atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik dengan benua disebut Zona
Konvergen, contohnya tumbukan antara lempeng India dengan benua Eurasia yang
menghasilkan pegunungan Lipatan muda Himalaya yang merupakan gunung tertinggi di
dunia dengan puncaknya tertingginya yaitu Mount Everst.Sedangkan zona berupa jalur
tumbukan antar lempeng benua disebut zona Absduksi atau zona tunjam, contohnya
tumbukan antara benua Amerika dengan lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan
pegunungan Rocky dan pegunungan Andes.
3. Patahan Transform
Lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tanpa penghancuran pada Lithosfer.

Contohnya gesekan antara Samudra Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara
yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang
lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Selatan.
Zona berupa jalur tempat pergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar
Mendatar (zona transform).

6. Bagan Lapisan Bumi

Lithosfer berasal dari kata lithos artinya batuan dan sphere yang berarti lapisan. Jadi
Lithosfer adalah lapisan kulit bumi. Kulit bumi terdiri atas beberapa lapisan sebagai berikut.

1. Lapaisan Inti Bumi (Barisfer) merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan nife
(nicellum: nikel dan ferrum: besi), jari-jari kurang lebih 3.470 km.
2. Lapisan Pengantara (Astenosfer/mantel bumi) merupakan bahan cair yang bersuhu
tinggi dan berpijar, kurang lebih tebalnya sekitar 1.700 km.
3. Lapisan Luar (Lithosfer) yang terletak dibagian luar dari bumi yang terdiri atas dua
lapisan, yaitu lapisan sial (silinsium allumunium) dan lapisan sima (silinsium magnesium).

Lapisan sial merupakan lapisan yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata
1.200 km dan lapisan ini juga di namakan kerak bumi.
Kerak bumi dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Kerak Benua: merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit dibagian atasnya,
sedangkan batuan basalt dibagian bawahnya, kerak ini di atasnya benua.
b. Kerak Samudra: merupakan benda padat yang terdiri atas endapan di laut dibagian
atasnya, kemudian di bawahnya tersusun batuan vulkanik dan paling bawah dari batuan beku.
Kerak ini di atasnya berupa samudra, kerak samudra lebih tipis dan lebih berat dari kerak
benua.

Lapisan sima (sillium magnesium) merupakan lapisan yang terdiri atas bahan yang
bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 1.000 km.
Batuan Lithosfer dapat di bagi menjadi 3 macam.

1. Batuan beku yaitu batuan yang berasal dari magma yang mengalami pendinginan ,
terdiri atas:
a. Batuan beku dalam (plutonik) yaitu batuan beku yang terjadi di dalam kulit bumi.
Contohnya granit, diorit, batholit, laolit, gabro, dan seynit.
b. Batuan beku luar (leleran/efusif) yaitu batuan beku yang terjadi di luar kulit bumi.
Contohnya andesit, obsidian, dan batu apung.
c. Batuan beku korok (gang) yaitu batuan yang terjadi di korok atau gang gunung api.
Contohnya granit posfir dan diorite posfir.
2. Batuan Sedimen (endapan): batuan ini terjadi jika batuan beku mengalami pelapukan
kemudian bagian-bagian yang lepas diangkut oleh tenaga air dan angin.
Macam-macam batuan Sedimen
a. Berdasarkan Tenaga Pembawanya
- Sedimen Glasial: tenaga pembawanya adalah es atau salju yang mencair. Contohnya
Morena.
- Sedimen Aeris: tenaga pembawanya adalah angin. Contohnya tanah los, tanah tuf
dan tanah pasir.
- Sedimen Aquatis: tenaga pembawanya adalah air. Contohnya breksi, konglomerat
dan tanah pasir.
b. Berdasarkan tempat pengendapannya
- Sedimen Limnis: diendapkan di dasar danau atau rawa.
- Sedimen Teristis: diendapkan di daratan.
- Sedimen Marine: diendapkan di dasar laut.
- Sedimen Fluvial: diendapkan di sungai.
c. Berdasarkan proses pengendapannya
- Sedimen Klastis (mekanik): proses pengendapannya hanyut secara mekanik.
- Sedimen Kimiawi: proses pengendapannya dipengaruhi proses kimia.
3. Batuan Metamorfosis: batuan yang terjadi karena batuan beku atau batuan sedimen
yang berubah sifat dan bentuk karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat besar.
Ada tiga macam batuan metamorfosis:
a. Meamorfosis Kontak (termik): terjadi karena pengaruh suhu tinggi yang berasal dari
magma. Contohnya marmer dari batuan kapur, antrasit dari batu bara.
b. Metamorfosis Pneumatolis: terjadi karena pengaruh tinggi dan endapan yang tebal di
atasnya. contohnya batu pasir dari pasir.
c. Metamorfosis Dinamo (sintektonik): terjadi karena pengaruh suhu dan taekana tinggi
contohnya batu asbak.
SIKLUS BATUAN

7. Pergerakan Bumi
Bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu 365 hari, 6 jam, 9 menit , 10 detik, serta
menempuh jarak sejauh 958 juta km. Waktu yang diperlukan oleh bumi untuk sekali
mengitari matahari ini disebut satu tahun bumi. Dalam mengorbit matahari, bumi bergerak
dengan kelajuan rata-rata 107,2 km/jam. Di samping mengitari matahari, bumi juga berputar
pada porosnya. Waktu yang diperlukan untuk berputar satu kali pada porosnya sama dengan
23 jam, 56 menit, dan 4 detik, yang disebut sebagai satu hari bumi.

8. Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya (sumbunya). Untuk menyelesaikan satu
putaran penuh, bumi memerlukan waktu 24 jam. Jadi setiap jam sebuah titik di bumi bergeser
sejauh 15. Arah rotasi dari barat ke timur atau berotasi dengan arah negatif. Akibat rotasi
itulah, benda-benda langit melakukan peredaran semu harian dari timur ke barat.
Akibat Rotasi Bumi
a. Peredaran semu harian dari benda-benda langit.
b. Peristiwa siang dan malam serta perbedaan waktu.
c. Pembelokan arah angin pasat
d. Perbedaan percepatan grafitasi di permukaan bumi.

9. Revolusi Bumi
Bumi beredar mengitari matahari pada suatu bidang orbit yang disebut ekliptika. Orbitnya
hampir seperti lingkaran (360) dengan periode 365 hari, 6 jam, 9 menit, 10 detik. Hal
tersebut dinamakan satu tahun siderik, yaitu periode yang dihitung saat bumi bergerak mulai
dari titik yang lurus dengan sebuah bintang dan berakhir tetap pada titik itu lagi. Orbit planetplanet lain tidak sebidang dengan ekliptika. Sudut yang dibentuk oleh ekliptika dengan
bidang orbit planet lain itu dinamakan sudut inklinasi.
Arah Revolusi bumi adalah negatif atau arah timur, artinya arah peredarannya berlawana
dengan arah perputaran jarum jam. Sumbu bumi miring 66,5 terhadap bidang ekliptika.

Akibat Revolusi bumi sebagai berikut


a. Gerak semu matahari tahunan.
b. Perubahan lamanya waktu siang dan malam.
c. Pergantian musim
d. Perubahan paralaks suatu bintang.
e. Gerak semu bintang tetap di bola langit.
Sumber : http://farid-rizky.blogspot.com/2012/12/sejarah-terbentuknyabumi.html#sthash.xeQqh50s.dpuf
A. DINAMIKA PERUBAHAN LITOSFER
2. Bentuk-bentuk muka bumi
Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis artinya dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan
perubahan. Secara umum bentuk permukaan bumi tidaklah rata, dengan pengertian lain terdapat bentuk
permukaan yang tinggi/terjal ada pula yang rendah/landai. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief.
Ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk muka bumi disebut geomorfologi.

Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhi oleh tenaga alami yaitu tenaga endogen dan eksogen.
Tenaga endogen meliputi vulkanisme (aktivitas gunung api), tektonisme (aktivitas gerakan lapisan bumi), dan
gempa, sedangkan tenaga eksogen meliputi kekuatan angin, air, dan gletser.
a. Bentuk muka bumi akibat tenaga endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi. Tenaga endogen meliputi tektonisme,
vulkanisme, dan gempa.
1) Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) atau perubahan
bentuk (deformasi) kulit bumi. Sebagaimana kita ketahui bahwa permukaan bumi terbentuk dari lapisan
batuan yang disebut kulit bumi atau litosfer. Kulit bumi mempunyai ketebalan relatif sangat tipis, sehingga
mudah pecah-pecah menjadi potongan-potongan kulit bumi yang tak beraturan yang disebut lempeng
tektonik. Lempeng-lempeng tektonik ini terus bergerak, baik secara horizontal maupun vertikal karena
pengaruh arus konveksi dari lapisan di bawahnya (astenosfer).
Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak
epirogenetik dan gerak orogenetik.
Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kerak bumi yang relatif lambat dan berlangsung
dalam waktu yang lama, serta meliputi daerah yang luas. Contoh: penenggelaman benua Gondwana menjadi
Sesar Hindia. Gerak epirogentik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Epirogentik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga kelihatannya permukaan air laut yang naik.
Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat daya
sampai ke pulau Banda).

2) Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga kelihatannya permukaan air yang turun. Contoh:

naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan pegunungan. Proses orogenesis meliputi luas areal yang relatif
sempit dan salam waktu yang relatif singkat, dibandingkan epirogenesis. Contoh: pembentukan pegununganpegunungan yang ada di bumi ini, seperti Pegunungan Andes, Rocky Mountain, Sirkum Mediterania, dan
sebagainya.

Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi, yang mengakibatkan terjadinya
dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan
patahan.

Proses lipatan (Folded process), yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk lipatan (gelombang) yang terjadi
karena adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah berlawanan, sehingga lapisan-lapisan
batuan di sekitarnya terlipat dan membentuk puncak lipatan (antiklin) serta lembah lipatan (sinklin).
Fenomena ini dapat kamu saksikan apabila melewati jalan yang menerobos dua bukit, maka nampak pada sis
kiri kanan jalan singkapan kerak bumi berupa lapisan bergelombang, ada bagian yang naik dan ada pula yang
turun. Itulah salah satu gejala lipatan.

Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan beberapa lembah lipatan disebut
sinklinorium. Macam-macam lipatan yang dikenal yaitu lipatan tegak, lipatan miring, lipatan menggantung,
lipatan rebah, lipatan lsoklin, dan lipatan kelopak. Contoh pegunungan lipatan ini adalah :
pegunungan tua, seperti pegunungan Ural yang terjadi pada zaman primer.
Pegunungan muda, seperti pegunungan Mediteranian dan sirkum Pasifik yang terjadi pada zaman tersier

Bentuk atau morfologi hasil tenaga tektonisme lainnya adalah patahan atau sesar. Bentuk alam ini terjadi
karena adanya proses pematahan (fault process) pada lapisan kulit bumi. Prosesnya terjadi sangat cepat,
sehingga lapisan-lapisan yang terkena tekanan tidak sempat lagi melipat, melainkan timbul retakan dan
patah. Bentuk patahan dapat dibedakan berdasarkan arah dan kekuatan tenaga tekanan, sebagai berikut :
1) Adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu sama lain, sehingga pada
bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah membentuk bagian yang merosot (graben atau
slenk) dan bagian yang menonjol (horst);
2) Adanya tenaga endogen yang berarah vertikal;
3) Adanya dua buah tenaga endogen mendatar yang berlawanan arah, sehingga menimbulkan pergeseran
batuan, yang disebut sesar mendatar.

Alur akibat pecahnya batuan pada proses patahan disebut alur patahan.
Alur patahan yang besar bisa sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam dan merentang sepanjang benua.
Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti gempa bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat tipe lempeng.
Beberapa patahan besar membelah tanah saat mereka bergerak, mendorong naik wilayah daratan, atau
membuatnya amblas. Setelah gempa bumi, saat energi dilepaskan, kumpulan batuan di kedua sisi patahan
terkunci menjadi satu di posisinya yang baru.
Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi yang pertama sering terulang dan terus bertambah
hingga menyebabkan gempa bumi.
Salah satu relief geologis yang paling terkenal di dunia adalah Patahan San Andreas yang membelah Pantai
Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini adalah 1.200 km. Patahan ini
membentuk sebagian dari batas antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara. Kedua lempeng ini
secara terus menerus bergeser ke arah berlawanan dengan jarak sekitar lima sentimeter setahun. Banyak alur
patahan yang lebih kecil membelah wilayah ini dan sebagiannya berhubungan dengan San Andreas. Daerah
ini adalah salah satu wilayah gempa berkekuatan besar di dunia. Lebih dari 20.000 gempa tercatat setiap
tahun.

Patahan San Andreas terlihat jelas dari udara. Patahan ini seperti goresan luka yang dalam di permukaan
bumi. Para ilmuwan memperkirakan bahwa kedua ujung retakan yang terletak di Tanjung Mendocino di utara
San Francisco dan Lembah Imperial di Selatan Los Angeles, adalah tempat yang paling berbahaya.
Sumber : http://118.96.137.51:888/bahanajar2/GEOGRAFI/Litosfer%20dan
%20Pedosfer/materi/materi08.html

Litosfer: lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat. Tebal umumnya 20-50 km di
bawah benua, 10-12 km di bawah samudra.
Kerak bumi disusun oleh:
Silikat aluminium (atau si-al)
Silikat magnesium (atau si-ma)
Lapisan si-al ada di atas kerak bumi, si-ma di bagian bawah kerak bumi.
Lapisan-lapisan bumi dapat dibagi dalam tiga bagian:
Barisfer (inti bumi), terdiri atas lapisan nikel dan besi.
Pirosfer (peralihan), disebut juga mantel.

Litosfer (kulit bumi).

Penampang litosfer dapat digambarkan sebagai berikut:


BATUAN PEMBENTUK LITOSFER
Secara garis besar dapat dibagi 3:
Batuan beku: terjadi karena pembekuan magma
Batuan sedimen: terjadi karena proses pengendapan

Batuan metamorf: terjadi karena perubahan perlahan-lahan

BATUAN BEKU
Adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri umumnya homogen,
kompak, tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibagi 3:
Batuan beku dalam: terbentuknya jauh di dalam permukaan bumi, pada kedalaman
15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya besar-besar dan
berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna (karena dekat
astenosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar dibanding batuan beku luar, jarang ada lubang
gas. Contohnya granit.
Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah
kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat,
sehingga struktur kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri.

Batuan beku luar: batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Proses pembukuan
sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contohnya riolit dan
basalt.

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dibagi 2:


Batuan beku mineral ringan: tersusun atas mineral-mineral ringan berwarna terang,
mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga bersifat asam.
Batuan beku mineral berat: tersusun atas mineral-mineral berat yang berwarna gelap,
sukar pecah, dan kadungan silikatnya sedikit sehingga sifatnya basa.
BATUAN SEDIMEN
Adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Butiran batuan sedimen
berasal dari macam-macam batuan lewat proses pelapukan, lewat air ataupun angin.
Proses terbentunya disebut diagenesis, yang artinya menyatakan terjadinya perubahan bentuk
atau transformasi dari bahan deposit menjadi batuan endapan. Pengendapan bahan-bahan
yang tidak larut air menyebabkan keterikatan butiran secara bersama-sama karena adanya

proses sementasi. Jenis-jenis semen ini adalah kalsium karbonat dan silikat.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3:
Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai,
danau, atau air hujan.
Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.

Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.

Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5:


Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.

Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.

Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.

Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.

Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3:


Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan
kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan
struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.

Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup).


Contohnya terumbu karang.

BATUAN MALIHAN/METAMORF
Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi, sehingga
berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahannya antara
lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Batuan metamorf dapat dibagi tiga:
Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh suhu tinggi.
Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar batuan intrusi.
Contohnya batolit, lakolit, sill. Pada zona ini banyak ditemukan mineral-mineral
bahan galian yang letaknya relatif teratur, contohnya besi, timah, seng yang dihasilkan
dari limestone dan calcareous shale.
Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan yang tinggi,
dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga
endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-butir mineral
menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi
batu tulis (slate).

Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh gas-gas dari


magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan gas
florin menjadi topas (permata kuning).

SIKLUS LITOSFER BUMI


Siklus litosfer yang terjadi di bumi dapat digambarkan lewat skema berikut:
Skema siklus litosfer, dengan keterangan sbb.:
1: Magma

(a): pendinginan, magma memadat


2: batuan beku
(b): perusakan batuan beku oleh tenaga eksogen, diangkut, dan diendapkan
3: sedimen klastis (oleh curah hujan)
(c1): larutan dalam air diendapkan
4a: batuan sedimen kimiawi
(c2): larutan dalam air diambil organisme
4b: batuan sedimen organis
(d): tingginya suhu dan tekanan serta waktu lama mengubah batuan sedimen
5: batuan metamorf
(e): jika keseimbangan suhu dan tekanan menurun mungkin mengubah batuan metamorf
Terjadinya kulit bumi dapat digambarkan sebagai berikut:
Magma cair bersuhu tinggi keluar dari dapur magma dengan gas terlarut di dalamnya.
Karena di sekitar mulut magma dingin, magma membeku.
Proses pembekuan dapat terjadi di lapisan dalam, korok, atau di permukaan bumi.
Hasilnya tentu akan berbeda-beda.

Adanya pengaruh atmosfer, batuan beku akan rusak dan terbawa aliran air, hembusan
angin, gletser, gravitasi, dan diendapkan di tempat baru. Hasilnya menjadi batuan
sedimen.

Batuan klastik mengalami perubahan oleh tenaga endogen dan eksogen. Menjadi
batuan metamorf.

Batuan metamorf akan kembali ke dalam magma dan ada yang berubah sendiri karena
alam. Yang kembali dalam magma melebur menjadi magma, kemudian siklus kembali
seperti semula.

TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI


Secara garis besar dapat dibagi dua:
Tenaga Endogen: berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan bumi.
Terdiri atas tiga unsur: tektonis, vulkanis, dan seismis.
Tenaga Eksogen: berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Terdiri atas empat
unsur: pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.

Tenaga Ekstrateresterial: berasal dari ruang angkasa. Contohnya meteor.

Ada tiga tahap pembentukan relief muka bumi:


Permukaan tahap pertama: paling luas, berupa benua dan basin lautan.
Permukaan tahap kedua: disebabkan kegiatan internal berupa tenaga endogen.

Permukaan tahap ketiga: dihasilkan tenaga dari luar bumi, terutama matahari.

TENAGA ENDOGEN
Adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi.
1. Tenaga Tektonis
Merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan
permukaan bumi secara mendatar atau vertikal. Gerak tektonis dibagi atas dua: epirogenesa
dan orogenesa.
Tektonis epirogenesa: proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga yang
lambat dengan arah vertikal, meliputi wilayah yang luas. Ada dua macam:

Epirogenesa positif adalah gerakan yang menyebabkan daratan mengalami penurunan


sehingga seolah permukaan laut naik. Penyebabnya antara lain tambahan beban
(misalnya karena sedimen yang sangat tebal, disebut geosinklinal), atau karena
tertutup glasial yang sangat tebal.
Epirogenesa negatif adalah gerakan yang menyebabkan naiknya permukaan daratan
sehingga seolah permukaan air turun.

Epirogenesa positif dan epirogenesa negatif


Tektonis orogenesa: pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah yang
sempit. Merupakan proses pembentukan gunung akibat tabrakan lempeng benua, sesar bawah
benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra dengan benua. Tenaga ini
biasanya diikuti pelengkungan (warping), lipatan (folding), patahan (faulting), dan retakan
(jointing).
Lipatan (fault) terjadi karena tekanan yang lemah, tapi berlangsung terus-menerus. Puncak
lipatan disebut antiklinal, lembah lipatan disebut sinklinal. Ada empat tipe lipatan umum:
Lipatan tegak, dihasilkan dua arah mendatar disertai kekuatan dan arah gerakan sama.
Lipatan miring, diakibatkan gaya tangensial satu dan yang lain. Ditunjukkan oleh
bidang porosnya yang miring.

Lipatan menggantung, diakibatkan salah satu gaya tangensial yang terus bekerja
sehingga salah satu sisi lain lebih miring. Sedemikian sehingga kemiringan sayap dan
kecuramannya sudah melalui poros vertikal.

Lipatan rebah, diakibatkan lipatan miring dan menggantung mendapatkan gaya


tangensial yang lebih besar dari yang lain.

Lipatan sesar sungkup, diakibatkan lipatan rebah tetap mendapatkan tekanan gaya
tangensial.

Lipatan isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama besar.

Lipatan monoklinal, yaitu pencuraman setempat di suatu daerah yang umumnya


ditandai kemiringan landai.

Lipatan terbuka, lipatan yang masih berpotensi lebih melengkung lagi.

Patahan (fold) terjadi karena adanya tekanan yang kuat melampaui titik patah batuan, dan
berlangsung sangat cepat. Tidak hanya retakan, batuan pun dapat terpisah. Ada tiga macam
patahan:
Normal fault: patahan yang arah lempeng batuannya turun mengikuti arah gaya berat.
Reserve fault: patahan yang arah lempeng batuannya naik berlawanan arah dengan
gaya berat.

Strike slip fault: patahan yang arah lempeng batuannya horisontal berlawanan arah
dengan gaya berat.

Patahan dapat menghasilkan bentuk-bentuk permukaan bumi seperti berikut:


Graben atau Slenk, yakni suatu depresi yang terbentuk antara dua patahan.
Horst atau tanah naik, yakni jika antara dua patahan mengalami pengangkatan lebih
tinggi.

Fault scrap, yakni dinding terjal (cliff) yang dihasilkan patahan dengan salah satu blok
bergeser ke atas menjadi lebih tinggi.

Retakan (joint) terjadi karena pengaruh gaya renggangan, sehingga batuan mengalami retakretak tapi masih bersambung. Biasanya ditemukan pada batuan rapuh di daerah puncak
antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint. Berdasarkan cara pembentukannya ada dua
macam retakan, yakni:
Retakan yang disebabkan tekanan (shear/compression joints), umumnya terlihat
paralel dengan gejala sesar.
Retakan yang disebabkan tarikan (tension joints), berbentuk tidak teratur dengan
bidang-bidang tidak rata dan selalu terbuka.
Pelengkungan (warping) adalah gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah,
khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan yang
mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke atas menjadi kubah (dome),
jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
Bumi sebenarnya tersusun oleh sejumlah potongan daratan yang tersusun seperti mainan
gambar potong (puzzle). Potongan-potongan ini disebut sebagai lempeng tektonik. Lempeng
tektonik ini bersifat dinamis dan terus bergerak. Tabrakan antara dua lempeng tektonik dapat
menyebabkan gempa tektonik.
Lempeng-lempeng tektonik di dunia antara lain:
Lempeng Amerika Utara
Lempeng Amerika Selatan

Lempeng Afrika

Lempeng Eurasia

Lempeng Arabia

Lempeng Pasifik

Lempeng Indian Australia

Lempeng Antartika

Lempeng Kokos

Lempeng Karibia

Lempeng Juan de Fuca

Lempeng Filipina

Lempeng Scotia

Teori tentang eksistensi lempeng benua ini pertama dikatakan oleh Harry Hess pada 1968.
Kerak bumi atau litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer yang bersifat plastis
akibat proses naiknya magma ke permukaan. Lempeng-lempeng ini berjalan dengan
kecepatan orde beberapa sentimeter per tahun.
Lempeng ini saling bertemu di tepi garis yang berbeda, yaitu:
Perluasan lempeng yang terjadi pada pematang samudera (zona Divergen)

Ditandai adanya parit (palung) tempat satu lempeng menunjam di bawah lempeng
yang lain (zona Konvergen)

Saling bergesekan pada sisinya ketika saling melewati (zona Sesar mendatar)

Secara umum lempeng tektonik dibagi dua:


Plate benua (lempeng benua): lempeng tektonik bergeser membawa benua
Plate lautan (lempeng samudra): lempeng tektonik bergeser membawa dasar
samudera.
2. Tenaga Vulkanis
Dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma dalam litosfer
hingga keluar sampai ke permukaan bumi.
Magma adalah materi silikat pijar yang ada di dalam lapisan kulit bumi. Macam magma
berdasarkan susunan mineralnya adalah:
Magma asam (granitis): magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO3) dan
berwarna terang.
Magma basa (basaltis): magma yang banyak mengandung besi dan magnesium dan
berwarna gelap.

Magma pertengahan (andesit): magma yang mengandung kuarsa, besi, dan


magnesium seimbang dan berwarna kelabu gelap.

Terdapat dua gerakan magma:


Intrusi Magma: proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan dan celah pada
lapisan pembentuk litosfer, tapi tidak sampai keluar ke permukaan bumi. Terjadi
akibat tekanan gas-gas yang terkandung dalam magma itu sendiri.
Ekstrusi Magma: proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada dua cara proses
keluarnya: MELELEH (erupsi efusif), melalui rekahan pada badan gunung api, serta
MENDESAK (erupsi eksplosif), yang menghancurkan sebagian badan gunung api.
Ada tiga macam ekstrusi: LINIER yaitu proses keluarnya magma melalui patahan
atau pada suatu garis memanjang. SENTRAL yaitu magma keluar lewat satu titik
pusat yaitu pipa letusan. Tipe gunung api dengan ekstrusi sentral: 1) efusif (peristiwa
keluarnya magma tanpa ledakan), 2) eksplosif (peristiwa keluarnya magma disertai
ledakan hebat), 3) campuran (campuran efusif dan eksplosif). AREAL yaitu magma
muncul di banyak tempat dalam wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuknya gunung api dibagi tiga:
Strato: berbentuk kerucut, yang terbentuk karena materi letusan gunung api yang
merupakan campuran erupsi efusif dan eksplosif. Terjadi berulang-ulang sehingga
membentuk badan gunung. Hampir semua gunung api di Indonesia bertipe strato.
Maar: berbentuk seperti danau kecil, karena letusan eksplosif yang relatif tidak kuat
dan hanya berlangsung sekali. Contohnya Gunung Lamongan (Jawa Timur).

Perisai: berbentuk seperti perisai, karena letusan dengan bahan keluaran yang sangat
cair. Contohnya gunung api di kepulauan Hawaii.

Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan:


Hawaii, yakni magma sangat cair dengan tekanan gas rendah, dapur magma yang
dangkal. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawaii.

Stromboli, yakni erupsi tidak begitu eksplosif, namun berlangsung lama. Dapur
magmanya agak dalam. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di
Indonesia.

Vulkano, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi, berasal dari dapur magma
dangkal sampai dalam. Contohnya Gunung Etna di Italia.

Perret (Plinian), yakni memiliki ledakan sangat dahsyat disertai material yang
menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya Gunung
Krakatau.

Merapi, yakni magma kental dan mengalir perlahan karena tekanan gas yang rendah
sehingga membentuk sumbat kawah, mengakibatkan tekanan gas makin kuat hingga
kawah terangkat dan pecah disertai keluarnya awan panas. Contohnya Gunung
Merapi.

Saint Vincent, yakni magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur
magma yang dangkal. Contohnya Gunung Saint Vincent di Kepulauan Antiles.

Pelee, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi berasal dari dapur magma yang
dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.

Struktur dalam gunung berapi:


Jalur gunung api di Indonesia terlihat dalam peta berikut.
3. Tenaga Seismis
Adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan, terutama
dari dalam lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab gempa bumi dapat dibagi tiga:
Gempa tektonis, yakni disebabkan gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi secara
tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergeseran.
Gempa vulkanis, yakni disebabkan oleh letusan atua retakan yang terjadi di dalam
struktur gunung berapi. Gempa ini terjadi karena adanya magma atau batuan meleleh
yang menerobos ke arah kerak bumi. Terasa hanya di sekitar gunung berapi, karena
intensitasnya lemah hingga sedang.

Gempa runtuhan atau terban, antara lain terjadi karena longsoran massa batuan,
misalnya dari lereng gunung. Intensitasnya sangat kecil.

Gerakan gempa diukur dengan sebuah alat yang peka terhadap getaran yang bernama
seismograf.
Untuk mengukur tingkat intensitas gempa digunakan beberapa macam skala.
Skala
Richter
mengukur
kekuatan
gempa
sebagai
berikut:
>
8
SR
Bencana
nasional
(national
disaster)
7-8
SR
Gempa
besar
(major
earthquake)
6-7
SR
Gempa
destruktif
(destructive
earthquake)
5-6
SR
Gempa
merusak
(damaging
earthquake)
4-5
SR
Gempa
keras
(strongly
felt
earthquake)
3-4
SR
Gempa
kecil
(small
quake)
0-3
SR
Goncangan
kecil
(small
shock
quake)
Skala
Mercalli
mengukur
kekuatan
gempa
sebagai
berikut:
I
Tidak
terasa,
hanya
tercatat
oleh
alat
peka
getaran
II
Dirasakan
oleh
orang
yang
sedang
tertidur

III Terasa di dalam rumah, belum diketahui bahwa berasal dari gempa bumi (seolah seperti
gerakan
truk
lewat)
IV Terasa di dalam rumah, benda-benda bergoyang, pintu dan jendela bergemertak, bendabenda
dari
kaca
gemerincing
V Terasa di luar rumah, yang tidur terbangung, air bergoyang, benda-benda digantung jatuh,
pintu
bergoyang
VI Terasa semua orang, panik, berjalan tidak stabil, kaca pecah, benda digantung berjatuhan
VII Sulit berdiri tegak, dirasakan orang berkendara, tembok rumah runtuh
VIII Sulit mengemudikan mobil, cabang-cabang pohon patah, rumah-rumah dengan pondasi
lemah
dapat
runtuh
IX Kepanikan umum, tembok-tembok roboh, rumah-rumah dengan tembok kuat mengalami
kerusakan
berat,
pipa-pipa
bawah
tanah
pecah
X
Bangunan
beton
rusak,
bendungan
hancur,
air
danau
bergolak
XI Pipa-pipa bawah tanah hancur total, jembatan hancur, rel kereta api bengkok
XII Kerusakan total, batuan retak-retak, benda-benda terlempar ke udara
Skala
lain
yang
digunakan:

Rossi
&
Forrel
Intensity
Scale

Skala
Beno
Gutenberg
Menurut
episentrumnya
gempa
dibagi
2:

Gempa
sentral
jika
episentrumnya
berupa
titik.

Gempa
linear
jika
episentrumnya
berupa
garis.
Menurut
kedalaman
hiposentrumnya
gempa
dibagi
3:

Gempa
dangkal
(<
100
m)

Gempa
menengah
(100-300
m)

Gempa
dalam
(300-700
m)
Menurut
letak
episentrumnya
gempa
dibagi
2:

Gempa
darat

Gempa
laut
Menurut
jarak
episentrumnya
gempa
dibagi
3:
Gempa setempat, jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km

Gempa
jauh,
jika
jarak
episentrumnya
sekitar
10.000
km
Gempa sangat jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km
Energi
dari
dalam
bumi
merambat
lewat
tiga
jenis
gelombang:
Gelombang primer (longitudinal), yakni gelombang pertama kali dicatat seismograf.
Gelombang sekunder (transversal), yakni gelombang yang tercatat setelah gelombang
primer.
Gelombang panjang, yakni gelombang dari episentrum yang menyebar ke segala arah lewat
permukaan
bumi.
Untuk menghitung jarak antara episentrum dan stasiun pencatat, digunakan Rumus Laska:
J
=
{(S

P)

1}
x
1000
km
di
mana:
J
=
Jarak
episentrum
S
=
Waktu
gelombang
sekunder
P
=
Waktu
gelombang
primer
1
=
1
menit
Beberapa
istilah
yang
berkaitan
dengan
seisme:
Hiposentrum yakni pusat gempa bumi di lapisan bumi bagian dalam. Sering disebut juga
fokus.
Episentrum yakni pusat gempa bumi di permukaan bumi, tegak lurus hiposentrum.

Seismograf
yakni
alat
pencatat
gempa
bumi.

Seismogram yakni gambaran getaran gempa bumi yang dicatat seismograf.


Pleistoseista yakni garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat di
sekitar
episentrum.
Homoseista yakni garis yang menghubungkan daerah-daerah yang dilalui gelombang
getaran
gempa
yang
sama
dalam
waktu
yang
sama.
Isoseista yaitu garis yang mengubungkan daerah-daerah dengan kekuatan gempat yang
sama.
Makroseista yaitu daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terhebat akibat
gempa.
Gambaran episentrum gempa di seluruh dunia, yakni sebanyak 358.214 kejadian antara 19631998.
TENAGA
EKSOGEN
Adalah tenaga yang bersifat dari luar bumi dan sifatnya merusak. Terdiri atas pelapukan,
erosi,
pengangkutan,
dan
sedimentasi.
1.
Pelapukan
Adalah proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh pengaruhpengaruh cuaca, angin, dan organisme. Berdasarkan proses terjadinya, pelapukan dibagi tiga:
Pelapukan Mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil tanpa mengubah susunan kimia batuan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pelapukan
mekanik
antara
lain:
Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Kondisi ini umumnya terjadi di
gurun. Suhu di siang hari umumnya sangat panas, malam hari sangat dingin. Menyebabkan
batuan memuai dan mengerut sangat tidak beraturan dan cepat sehingga batuan pecah.
Pembekuan air dalam celah-celah batuan. Air dalam keadaan cair akan meningkat
volumenya ketika dalam bentuk es. Maka, air yang membeku dalam celah batuan dapat
menekan
batuan
sehingga
pecah.

Mengkristalnya
air
garam.
Pelapukan kimiawi adalah proses penghancuran massa batuan disertai perubahan struktur
kimia batuan. Umumnya terjadi karena pelarutan. Air hujan mengandung CO2 dan asam
amoniak sangat besar daya larutnya. Selain itu, suhu udara tinggi dan curah hujan yang besar
dapat mempercepat proses pelapukannya. Pelapukan ini umum ditemukan di daerah kapur.
Hasil dari pelapukan ini umumnya terlihat dari beberapa bentang alam berikut:
Ponor, yaitu lubang dalam seperti pipa akibat larutnya batuan kapur oleh air hujan.
Dolin, yaitu lekukan berbentuk corong, karena larutnya batuan kapur atau runtuhnya langitlangit
gua
di
daerah
kapur.

Stalagtit
dan
stalagmit.

Sungai
bawah
tanah.
2.
Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan partikel batuan secara alamiah oleh tenaga
pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain angin dan air. Erosi menurut
penyebabnya
dapat
dibagi
atas
empat
macam:
Erosi Aliran Permukaan terjadi apabila intensitas dan lamanya hujan melebihi kapasitas
infiltrasi.
Erosi Angin disebabkan oleh angin, yang disebut juga deflasi atau ablasi. Erosi ini banyak
terjadi di daerah gurun. Ciri-ciri yang dapat diamati akibat erosi angin adalah batu jamur.
Bentuk erosi yang disebabkan angin dapat dibedakan sebagai berikut:

Tiupan
angin
menerbangkan
partikel
debu
ke
tempat
yang
jauh.

Angin
menggulingkan
pecahan
batuan
atau
bukit
pasir.
Kerikil dan bongkahan batu yang tidak dapat digerakkan angin akan tertinggal di belakang
permukaan. Bongkahan tersebut akan tergores dan mengikis batuan lainnya.

Erosi Gletser atau erosi glasial adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es yang
bergerak menuruni lereng. Dapat terjadi di pegunungan yang tertutup salju. Ciri khas bentuk
lahannya adalah adanya alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar. Jika berlangsung lama
akan
membuat
lembah-lembah
dalam
berbentuk
huruf
U.
Erosi Air Laut disebut abrasi atau erosi marine. Erosi ini disebabkan gelombang yang mampu
mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian diendapkan di sekitar pantai. Beberapa bentuk
lahan
akibat
erosi
air
laut
antara
lain:

Cliff,
yakni
pantai
berdinding
curam
hingga
tegak.
Relung, yakni cekungan-cekungan yang
terdapat pada dinding cliff.
Dataran abrasi, yakni hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat terlihat jelas
pada
pasang
surut.
Menurut
kecepatannya
erosi
dapat
dibagi
dua:
Erosi Geologi (Erosi Alami), yaitu erosi yang berjalan sangat lambat, di mana jumlah tanah
tererosi sama dengan jumlah tanah terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya, karena terjadi dalam
keseimbangan
alami.
Erosi Dipercepat (Accelarated Erosion) adalah erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktivitas
manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah tererosi lebih besar dibanding
tanah terbentuk. Berjalan sangat cepat sehingga tanah di permukaan hilang.
Berdasarkan
bentuknya
erosi
dapat
dibagi:

Pelarutan,
umumnya
di
tanah
kapur
yang
mudah
dilarutkan
air.
Erosi percikan (splash erosion): curah hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat melempar
butir-butir
tanah
sampai
setingi
1
meter.
Erosi lembar (sheet erosion): pemindahan tanah terjadi lapis demi lapis mulai dari lapisan
teratas. Erosi ini sepintas tidak telrihat, karena kehilangan lapisan tanah yang seragam,
namun berbahaya karena suatu saat lapisan teratasnya akan benar-benar habis.
Erosi alur (rill erosion): dimulai dari genangan-genangan kecil setempat di suatu lereng, bila
air dalam genangan tersebut mengalir terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut.
Erosi Gully (Gully erosion): erosi ini merupakan lanjutan erosi alur. Karena alur yang terusmenerus digerus aliran air, maka alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran yang
lebih
kuat.
Erosi parit (channel erosion): parit-parit yang besar sering masih mengalir lama setelah
hujan berhenti. Aliran ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding parit di bawah
permukaan air, sehingga dinding di atasnya dapat runtuh ke dasar parit.
Erosi
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
berikut:
Curah hujan. Intensitas hujan dapat mempengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka
semakin
besar
erosi
yang
ditimbulkan.
Sifat-sifat tanah. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah
tekstur tanah, struktur tanah, daya infiltasi/permeabelitas tanah, dan kandungan bahan
organik.
Lereng/topografi. Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau panjang.
Vegetasi. Vegetasi mempunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar
tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyak
air infiltrasi, serta penyerapan air di dalam tanah diperkuat transpirasi/penguapan air lewat
vegetasi.
Manusia. Tindakan manusia seringkali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu
mempercepat
erosi.
3.
Mass
Wasting
Adalah perpindahan massa batuan/tanah akibat pengaruh gaya berat. Prosesnya mirip dengan
terjadinya erosi. Bentuk-bentuk mass wasting antara lain sebagai berikut:

Tanah
longsor
(land
slide)


Tanah
amblas
atau
ambruk
(subsidence)
Tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang gerakannya terputus-putus,
sehingga
memperlihatkan
bentuk
mirip
teras.
Tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh air pada lereng-lereng landai.
Lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir dengan kadar air tinggi.
Rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng landai.
4.
Sedimentasi
Adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media pengangkutannya
berkurang/melambat. Karena medianya berbeda-beda, sedimentasi juga menghasilkan
bentukan
alam
yang
berbeda
pula:
Sedimentasi Fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut air sepanjang
aliran sungai. Tempatnya antara lain di dasar sungai, danau, atau muara sungai. Pengendapan
di sepanjang aliran air sungai memperlihatkan ciri khas, yaitu makin ke hilir makin kecil
ukuran butir batuan yang diendapkan. Di hulu, batuan yang diendapkan berupa batu besar, di
tengah batuan lebih kecil, kerikil, dan pasir kasar, dan di hilir pasir halus dan lumpur.
Sedimentasi Aeolis adalah proses pengendapan materi-materi yang dibawa atau diangkut
angin. Proses ini banyak terjadi di daratan. Sering juga disebut sedimentasi teresterial.
Sedimentasi Marine adalah pengendapan materi hasil abrasi di sepanjang pantai.
Bentuk-bentuk
sedimentasi
ini
antara
lain:
Kipas alluvial, yaitu bentuk alam menyerupai kipas atau kerucut rendah.
Delta, yakni bentuk endapan yang ditemukan di muara sungai berbentuk menyerupai huruf
delta. Delta terdiri dari berbagai macam bentuk: Delta Runcing (contohnya Delta Sungai
Tiber), Delta Cembung/Busur Kipas (contohnya Delta Sungai Nil), Delta Pengisi Estuarium
(contohnya Delta Sungai Seine), Delta Kaki Burung/Delta Lobben (contohnya Delta Sungai
Mississippi).
Dataran banjir (floodplain), yaitu hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang
ditinggalkan
pada
daerah
meander.

Sand
dunes
(bukit
pasir).
Tombolo, yaitu endapan pasir/kerikil yang menghubungkan antara pulau dekat pantai dan
daratan
utama.
Nehrung (lidah pasir), yaitu endapan pasir yang bentuknya menyerupai lidah, biasa
ditemukan
pada
mulut
sebuah
teluk
atau
muara
sungai.
Moraine (morena), yaitu endapan pasir, kerikil, atau bongkah-bongkah batuan yang
diendapkan
gletser.
Tanggul sungai yang terdapat di tepi sungkai dan arahnya sejajar aliran air sungai.
Tanggul pantai adalah hasil pengendapan material yang dibawa sungai tapi dibantu arus laut
dengan
arah
tegak
lurus
tanggul
sungai.
Beting adalah endapan di tengah sungai atau di muara karena menurunnya daya angkut air
sungai
secara
tiba-tiba.
Gosong mirip seperti beting, hanya saja permukaan gosong kadang tidak tampak di
permukaan
air,
kadang
tampak.

Meander
adalah
belokan
sungai
1800
atau
lebih.
Sungai mati (oxbow lake) adalah bagian sungai yang terpotong bernentuk bulan sabit dan
merupakan
sungai
mati,
sehingga
tampak
mirip
danau.
RELIEF
DARATAN
Gambaran
relief
muka
bumi
di
daratan
adalah
sebagai
berikut:
GUNUNG
Adalah kawasan yang menjulang sedikitnya 620 m lebih tinggi dari kawasan di daerah
sekitarnya. Gunung sangat berpengaruh terhadap cuaca: massa gunung yang besar membelah
arus angin yang bertiup teratur di sekeliling buki sehingga menimbulkan bermacam iklim.

PEGUNUNGAN
Adalah rangkaian dari gunung-gunung yang membuat satu jalur. Ada beberapa macam
pegunungan:
Pegunungan dome, diakibatkan tenaga endogen ke atas yang tidak begitu kuat.
Pegunungan patahan, terjadi karena permukaan bumi yang lapisan batuannya rapuh terkena
tenaga
endogen
yang
kuat
dan
tiba-tiba.
Pegunungan lipatan, diakibatkan terlipatnya lapisan-lapisan sedimen karena gerakan
tangensial
dari
dalam
bumi.
Pegunungan kompleks, merupakan hasil dari beberapa proses yang mengakibatkan bentukbentuk
di
atas.

Pegunungan
berapi,
yang
ditimbulkan
oleh
proses
vulkanisme.
Secara geologis Indonesia merupakan pertemuan antara Lempeng Eurasia dan IndiaAustralia. Pertemuan keduanya membentuk dua jalur pegunungan lipatan yang melalui
wilayah
Indonesia,
yaitu
Sirkum
Mediterania
dan
Sirkum
Pasifik.
Sirkum Mediterania berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung ke
Pegunungan Himalaya di Asia masuk ke Indonesia lewat Sumatra, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, dan Maluku. Di wilayah Indonesia Sirkum Mediterania terbagi dua:
Busur Dalam yang merupakan jalur vulkanis. Wilayah yang termasuk busur dalam antara
lain Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Oleh karena itu di jalur ini banyak dijumpai
gunung
api
aktif.
Busur Luar yang merupakan jalur nonvulkanis yang sebagian besar terletak di dasar laut.
Wilayahnya meliputi pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku
Sirkum Pasifik berawal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan kemudian menyambung
ke Pegunungan Rocky di Amerika Utara, Jepang, Filipina, dan masuk ke Indonesia melalui
Sulawesi
bersambung
ke
Halmahera
hingga
Papua.
DATARAN
TINGGI
Adalah bagian muka bumi yang relatif datar dan ketinggiannya antara 200 m 700 m.
Dataran
tinggi
yang
lerengnya
curam
disebut
plateau.
BUKIT
Adalah bagian muka bumi yang menyerupai gunung, tapi lebih rendah dari gunung, dengan
ketinggian
200
m
hingga
300
m.
DATARAN
RENDAH
Adalah permukaan bumi yang datar dan luas, ketinggian antara 0 m hingga 200 m. Terjadi
umumnya akibat sedimentasi sungai yang bermuara pada laut dangkal.
RELIEF
DASAR
LAUT
BUMI
SHELF
Adalah dangkalan benua atau paparan, yakni kelanjutan dari benua yang tergenang air,
dengan kedalaman kira-kira 0 m 200 m. Ada dua paparan besar di Indonesia:
Paparan Sunda, dasar laut antara Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kedalaman rata-ratanya
40
m

45
m.
Paparan Sahul, dasar laut antara Papua dan Australia. Kedalaman rata-ratanya 45 m 60 m.
CONTINENTAL
SLOPE
Adalah bidang miring yang membatasi dangkalan benua, dengan kemiringan antara 10
hingga
350.
Kedalamannya
kira-kira
200
m
hingga
1.800
m.
PUNGGUNG
LAUT
(RIDGE)
Adalah bukit-bukit di bawah laut. Punggung laut yang melandai disebut rise.
AMBANG
LAUT
Adalah punggung laut yang tidak muncul di permukaan laut dan terletak di antara 2 laut
dalam.
PLATO
DAN
GUNUNG
LAUT

Plato adalah bentukan positif dengan puncak yang relatif datar. Sementara gunung laut adalah
gunung yang kakinya berasal dari dasar laut, dan mungkin muncul puncaknya di permukaan
laut.
LUBUK
LAUT/BASIN/BEKKEN
Adalah depresi luas yang bentuknya cekung membulat/lonjong karena adanya pemerosotan
dasar
laut.
PALUNG
LAUT/TRENCH/TROG
Adalah dasar laut yang sangat dalam dengan dinding curam, semakin ke bawah akan semakin
sempit. Trench adalah palung laut yang memanjang, sempit, dengan lereng yang tidak begitu
curam. Trog adalah palung laut yang memanjang lebih lebar dari trench dan berlereng curam.
Sumber : http://silumanpisces.blogspot.com/2012/12/motor-matic-injeksi-hargamurah-yamaha.html

d)

Faulting (Patahan).

Jika folding atau pelipatan membentuk muka bumi dalam waktu yang berlangsung lama maka
faulting atau patahan terjadi karena tekanan yang kuat dan berlangsung sangat cepat. Batuan
tidak hanya mengalami retakan, juga mengalami displacementatau sudah terpisah satu dengan
lainnnya.
Pada umumnya, daerah sepanjang patahan merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu
mengalami pergeseran batuan kerak bumi. Patahan dapat menyebabkan turunnya bagian kulit
bumi atau yang disebut dengan graben, atau yang sering disebut juga dengan slenk.
Selain menyebabkan turunnya bagian kulit bumi, patahan juga dapat menyebabkan naiknya kulit
bumi. Hal ini terjadi apabila bagian diantara dua patahan mengalami pengangkatan sehingga
menjadi lebih tinggi dari daerah sekitarnya, atau yang biasa disebut dengan horst.
Prinsip-Prinsip Pergeseran Lempeng Litosfer
Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa litosfer yang tipis berada di atas asthenosfer yang
bersifat cair (plastis). Menurut para ahli geologi litosfer tersebut terkoyak-koyak disana-sini
sehingga terpecah-pecah membentuk suatu kepingan yang disebut lempeng litosfer dan
bergerak akibat adanya arus konveksi di asthenosfer. Jadi, tanah yang kita injak sebetulnya
bergerak rata2 sejauh 1 10 cm per tahun. Dengan adanya gerakan tersebut maka lempeng
litosfer saling berdesakan dan bertumbukan, maka timbul prinsip2 pergeseran lempeng litosfer,
yaitu :
1. Lempeng litosfer saling bertumbukan (divergensi) dimana salah satunya sampai
menyusup di bawah lempeng litosfer lainnya.
2. Lempeng litosfer saling berpapasan, yang membentuk sesar mendatar.
3. Lempeng litosfer saling memisah (konvergensi), yang membentuk punggungan di tengah
samudera.

Sumber : http://kirsman1jakarta.blogspot.com/2013_01_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai