Anda di halaman 1dari 5

• lempeng banua :

Lempeng benua marupakan lempeng bumi yang mempunyai sifat asam dengan berat jenis rendah,
disusun oleh jenis batuan yang banyak mengandung potassium dan sodium, lempeng benua adalah
lempeng yang menopang daratan, lempeng benua lebih tebal, kira – kira 40 km

• Lempeng samudera :

Lempeng samudera bersifat basa dengan berat jenis yang tinggi, lempeng samudera lebih cenderung
mengandung batuan dengan komposisi utama magnesium dan besi, lempeng samudera adalah lempeng
yang ada di bawah samudera, lempeng samudera lebih tipis dengan ketebalan kira – kira 10 km

Proses perambatan gempa bumi melalui tiga macam getaran yaitu:


1. getaran longitudinal atau merapat-meregang
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak malalui dalam bumi. kecepatan getaran ini besar
sekali, yaitu 7-14 km/jam. getran ini datang paling awal dan disebut getaran primer, getaran ini belum
menimbulkan kerusakan.

2. getaran transfersal atau naik turun


Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi. kecepatan getaran ini
antara 4-7 km/jam. getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran
pendahuluan kedua dan disebut getaran sekunder,getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

3. getaran gelombang panjang


Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi. kecepatan getaran ini antara
3,8-3,9 km/jam. getaran ini datang paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok,getaran ini yang
menimbulkan kerusakan.

Magma adalah cairan atau larutan sillikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah bergerak
(mobile), bersuhu antara 900-11000C dan berasal atau terbentuk dari kerak bumi bagian bawah hingga
selubung bagian atas.

Arus Konveksi
Seperti halnya air yang sedang di rebus, magma di dalam bumi selalu bergejolak, bagian
yang paling panas mengalir ke bagian yang lebih rendah suhunya. Fenomena inilah yang disebut
sebagai arus konveksi (Lihat Gambar di bawah ini).
Arus konveksi pada mantel bumi inilah yang menyebabkan pergerakan lempeng dan
kerak bumi. Logika ini menjadi salah satu pijakan teori tektonik lempeng.
Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik merupakan teori yang menjelaskan gerak naik-turun atau bergesernya
lempengan bumi sehingga menyebabkan perubahan pada permukaan/kulit bumi. Ada berbagai
macam teori yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan hal ini, diantaranya teori
kontraksi (Contraction Theory),teori dua benua (Laurasia-Gondwana Theory), teori
pengapungan benua (Continental Drift Theory), teori konveksi (Convection Theory) dan teori
lempeng tektonik (Tectonic Plate Theory).

1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)

Teori kontraksi dikemukakan pertma kali oleh Descrates pada tahun 1596–1650. Ia
menyimpulkan bahwa bumi lama kelamaan akan menyusut dikarenakan adanya pendinginan
yang menyebabkan di bagian permukaannya muncul adanya relief berupa daratan, lembah dan
gunung. Teori ini kemudian mendapat dukungan dari dua ilmuawan lainnya yakni James Dana
(1847) dan Elie de Baumant (1852). Kedua ilmuwan ini menyakini bahwa bagian dalam bumi
akan terjadi pendinginan akibat konduksi panas yang mengakibatkan permukaan bumi
mengkerut sehingga muncul adanya pegunungan dan lembah.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Edward Suess pada tahun 1831–1914 dimana ia berkeyakinan bahwa
dulunya benua-benua di bumi itu menyatu menjadi dua benua yakni benua laurasia di kutub utara
dan benua Gondwana di
sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut saling mendekat ke arah daerah ekuator
sehingga terjadi terpecah menjadi beberapa benua. Benua laurasia terpecah menjadi benua Asia,
Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan benua gondwana terpecah menjadi benua Afrika,
Australia, dan Amerika Selatan.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Pada tahun 1912, Alfred Wegener mengemukakan teori yang menyatakan bahwa dulunya benua-
benua di dunia menyatu menjadi satu benua yang sangat besar yang kemudian terpecah menjadi
beberapa benua akibat adanya gerakan di dasar laut. Benua besar tersebut dinamakan sebagai
pangea.

4. Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori konveksi diutarakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess (1960) yang kemudian
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz. Teori ini menyatakan bahwa di dalam perut bumi
yang sangat panas telah mengalir energi panas secara konveksi menuju ke permukaan bumi di
mid oceanic ridge (punggung tengah samudra). Arus konveksi ini turut serta membawa lava
yang kemudian mengalami pendinginan sehingga menjadi kulit bumi yang baru. Nah, kulit bumi
yang baru ini kemudian mendorong kulit bumi yang lama sehingga bergeser. Bukti dari adanya
kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan
Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori lempeng tektonik pertama kali dikemukakan oleh McKenzie dan Robert Parker (1967),
yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson. Teori ini menyempurnakan teori-teori
sebelumnya menjadi satu kesatuan konsep sehingga bisa lebih diterima oleh para ahli geologi.

Teori ini menerangkan tentang proses dinamika bumi yang mengakibatkan adanya jalur
pegunungan dan adanya gempa. Kulit atau kerak bumi disini dinamakan sebagai litosfer (sebuah
lempengan keras) yang mengambang di atas cairan kental yang kita namakan sebagai astenosfer.
Lempengan-lempengan kulit bumi ini bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada
astenosfer. Gerak lempengan tektonik ini dapat kita bedakan menjadi 3 macam, yakni:

a. Konvergensi

Gerakan konvergensi merupakan gerakan bilamana antar lempeng bergerak mendekat sehingga
terjadi tumbukan, tumbukan ini bisa mengakibatkan satu lempengnya akan menunjam ke bawah
tepi lempeng yang lain. Lempengan tersebut bisa antar lempengan benua maupun lempengan
samudera. Adapun zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan
benua, kita sebut sebagai zona konvergen atau batas lempeng destruktif. Contoh pergerakan
lempeng ini di Indonesia adalah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.
Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa, jalur
gunung api di Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara serta berbagai cekungan di Sumatera dan Jawa.

Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera, kita sebut
sebagai zona subduksi (subduction zone), contohnya yakni tumbukan antara lempeng benua
Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik.

b. Divergensi

Disvergensi merupakan gerakan saling menjauh antar lempengan. Jarak pisah antar lempengan
itu nantinya akan diisi dengan kerak lempengan yang baru. Adapun zona berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah) atau batas
lempeng konstruktif. Contohnya adalah terbentuknya gunung berapi di pungguh tengah
samudera Pasifik dan benua Afrika.

c. Sesar Mendatar (Transform)


Gambar. Patahan San Andreas di Kalifornia (Sumber: www.ussartf.org)

Sesar mendatar merupakan gerakan saling melewati yang terjadi antar lempengan sehingga
terjadi gesekan (tidak bertabrakan). Pada kejadian ini, akan muncul gempa yang sering kali
berkekuatan besar. Contohnya yakni terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang dari San
Francisco sampai ke Los Angeles akibat adanya gesekan antara lempeng Samudra Pasifik dan
lempeng daratan Amerika Utara. Zona tempat lempengan saling bergesekan kita namakan
sebagai zona transform atau batas menggunting (shear boundaries).

- See more at: http://www.siswapedia.com/teori-lempeng-tektonik/#sthash.qHC6t21I.dpuf

Lempeng Tektonik adalah setruktur dan bentuk bumi khususnya susunan batuan yang membentuk
benua, pulau ataupun gunung. Pulau atau benua pada dasarnya ditopang oleh sebuah plat atau
landasan yang kuat ke dasar bumi yang sebagian besar tertutup oleh lautan.
Tiap pulau atapun benua memiliki pelat atau landasan yang masing-masing berdiri sendiri atau
bersamaan, dan pelat ini setiap saat bergeser sedikit demi sedikit kearah tertentu. Kalau
seandainya ribuan tahun silam permukaan bumi telah digambarkan pada atlas atau peta, maka
gambaran pada atlas tersebut tidaklah sama dengan keadaan permukaan bumi saat ini.

Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis
dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain.

2. 1. Batas Divergen
divergenTerjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika
sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas
divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading).
Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift
valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling
terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa
dan Afrika dengan Benua Amerika.
2. Batas Konvergen
konvergenTerjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng
samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering
terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga
terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
transformTerjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling
menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).

Ada tiga tipe batas-batas lempeng yang masing-masing dibedakan dari jenis pergerakanya, yaitu:
1. Divergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling menjauh yang menyebabkan naiknya material
dari mantel bumi dan membentuk lantai samudera yang luas.
2. Konvergen yaitu lempeng-lempeng bergerak saling mendekati yang menyebabkan salah satuv dari
lempeng tersebut masuk kedalam mantel bumi dan berada dibawah lempeng lainnya
3. Patahan transfrom yaitu lempeng-lempeng bergerak saling bergesekan tampa menyebabkan
penghancuran pada litosfer.

Anda mungkin juga menyukai