Anda di halaman 1dari 23

Menganalisis dinamika unsur-unsur geosfer serta kaitannya dengan

kehidupan manusia

LITOSFER
Beberapa teori perkembangan muka bumi:
1. Teori Apungan Benua oleh Alfred Lothar Wegener
Yaitu Teori Apungan Benua bahwa ”benua-benua yang sekarang ini dahulunya adalah satu
benua yang disebut Benua Pangea (dibaca pan gea).
Bukti-bukti atau titik tolak teori ini adalah:
➢ Adanya persamaan geologi pantai Amerika Utara-Selatan bagian Timur dengan pantai
Afrika-Eropa bagian Barat.
➢ Greenland menjauhi daratan Eropa (kecepatan 36 m/th)
➢ Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika (kecepatan 9m/Th)
➢ Samudera Atlantik menjadi semakin luas ( benua Amerika terdesak ke Barat)
➢ Adanya kegiatan seismik/kegempaan hebat disepanjang patahan St. Andreas ( panati
Barat Amerika Serikat).
Patahan San
Andreas

➢ Batas Samudera Hindia mendesak ke utara


➢ bentangan samudera mengapung sendiri-sendiri.
2. Teori Kontraksi oleh Descartes
” Bumi makin menyusut akibat proses penurunan suhu sehingga terbentuk gunung dan
lembah”.

3. Teori Laurasia-Gondwana oleh Edward Suess


” Pada mulanya terdapat dua benua diutub Utara dan Selatan, kedua benua tersebut adalah
Laurasia dan Gondwana yang kemudian bergerak ke equator sehingga terpecah-pecah dan
membentuk benua seperti sekarang ini. Amerika Selatan, Afrika, Australia dan India
dahulu menyatu dengan benua Gondwana sedangkan Amerika Utara, Eurasia bersatu
dengan Laurasia.

4. Teori Lempeng Tektonik oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker


Kedua ahli tersebut menyempurnakan teori sebelumnya.Menurut mereka ” kerak bumi dan
litosfer mengapung di atas lapisan astenosfer yang dianggap sebagai lempeng yang saling
berhubungan.
Karena lempeng-lempeng bergerak di atas lapisan cair, panas dan plastis sehingga
bergerak tidak beraturan. Ada tiga tipe batas-batas lempeng, yaitu:
a. Divergen yaitu Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh.
Pada zona divergen akan timbul fenomena:
✓ penegangan lempeng disertai tumbukan kedua tepi lempeng
✓ pembentukan tanggul dasar samudera ( mid oceanic ridge)
✓ aktivitas vulkanisme laut dalam
✓ aktivitas gempa dasar laut
b. Konvergen. Lempeng-lempeng bergerak saling mendekati.
Pada zona konvergen akan timbul fenomena:
✓ Aktivitas vulkanisme( intrusi maupun ekstrusi)
✓ merupakan daerah hiposentrum gempa dangkal dan dalam
✓ lempeng samudera menunjam ke lempeng benua
✓ terbentuk palung laut
✓ pembengkakan tepi lempeng samudera yang merupakan deretan pegunungan
✓ penghancuran lempeng
✓ timbunan sedimen campuran (bancuh) atau melange.
c. Patahan transform./sesar mendatar Lempeng-lempeng bergerak saling
berpapasan.
Pada zona ini akan timbul fenomena:
✓ terdapat aktivitas vulkanisme lemah
✓ aktivitas gempa tidak kuat
✓ ditemukan gejala lipatan

Gambar: Lempeng utama dan jenis pergeseran lempeng

Permukaan bumi diperkirakan tersusun dari 20 lempeng (ada juga yang menyebut 15)
yang terbagi atas lempeng besar dan lempeng kecil, dengan ketebalan antara 70-100 km.
Lempeng-lempeng ini senantiasa masih berkembang, luruh, dan bergerak karena berada di atas
lapisan astenosfer yang cair dan amat panas.
Tujuh di antara lempeng-lempeng di permukaan bumi dikategorikan sebagai lempeng
besar/utama (lihat Gambar 2.1.4) atau lempeng yang digolongkan sebagai lempeng utama
penyusun litosfer, yaitu:
1. Lempeng Afrika. 5. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Amerika Utara. 6. Lempeng Indo-Australia
3. Lempeng Amerika Selatan. 7. Lempeng Antartika
4. Lempeng Pasifik.
Lempeng-lempeng yang berukuran lebih kecil antara lain lempeng Filipina, Lempeng
Adriatik, Lempeng Iran, dan Lempeng Hellenik.
1. Zona Batas Divergen

Lempeng divergen adalah keadaan dimana suatu lempeng akan bergerak saling menjauhi,
sehingga pada pusat pergerakan lempeng akan terbentuk lapisan astenosfer yang baru dan
menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut.

Ada dua macam zona yang terbentuk akibat kejadian lempeng divergen, yaitu:

a. Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar samudera.

Model
Zona Divergen. Sumber: Handout Tektonik Lempeng, Salahuddin Husein (2012)

• Tempat pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen disebut seafloor
spreading atau spreading center. Contohnya terdapat pada pertemuan antara lempeng
Amerika Utara dan lempeng Eurasia di Samuera Antartika, sedangkan

b. Zona divergen antara dua lempeng benua.


Zona
divergen antara Lempeng Eurasia-Amerika Utara, Islandia. Sumber: http://id.wikipedia.org

Ciri-ciri morfologi zona divergen:Keadaan ini menyebabkan terjadinya rekahan yang cukup
besar pada daratan. Rekahan itu akan terus meluas setiap tahunnya. Sebagai contoh yang
terjadi di Afrika Timur yang dikenal sebagai Great Rift Valley.

• Adanya bekas tarikan berlawanan arah antara kedua lempeng, yang bisa ditandai
dengan: celah antara kedua lempeng, atau bisa juga dengan adanya penipisan lempeng
di pertengahan kedua arah gaya.
• Pada zona ini bisa terbentuk gunungapi, dimana magma di dalam bumi akan lebih
mudah mencapai permukaan (dikarenakan lempeng yang menipis). Dicirikan
gunungapi cenderung berbentuk landai

Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.


Model Zona Batas Konvergen (Samudera – Samudera). Sumber: Handout Tektonik
Lempeng, Salahuddin Husein (2012)

Pada daerah konvergensi lempeng samudera-lempeng samudera, salah satu lempeng yang
beratnya lebih tinggi dari lempeng lainnya akan tersubduksi ke arah mantel. Sehingga, pada
daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung
laut. Pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi di daerah laut dalam dengan
kedalaman lebih dari 11000 meter, contohnya adalah rangkaian kepulauan yang dipenuhi
gunung api sepanjang Mariana Trench di bagian barat Samudera Pasifik.

2. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng benua.


Model Zona Batas Konvergen (Benua – Samudera). Sumber: Handout Tektonik Lempeng,
Salahuddin Husein (2012)

Karena densitas lempeng samudera lebih tinggi, lempeng samudera akan tersubduksi ke arah
mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api aktif di daratan benua. Adapun
terjadinya gunung-gunung aktif tersebut, adalah karena adanya pergesekan antara lempeng
samudera dengan batuan-batuan di sekitarnya, dimana batuan akan leleh dan berubah fase
menjadi cair (magma). Hal itu terjadi karena pergerakan lempeng samudera. Akibatnya,
magma akan merambat ke permukaan melalui rekahan-rekahan, sehingga terbentuklah
gunung api. Daerah konvergen ini dicirikan dengan adanya aktivitas seismik yang cukup
tinggi, bahkan kebanyakan gelombang tsunami tak jarang terjadi akibat hal tersebut. Contoh
tipe konvergensi lempeng benua—lempeng samudera terdapat di daerah zona penyusupan di
sepanjang Pantai barat Sumatera dan di sepanjang Pantai Selatan Jawa.

3. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.


Model Zona Batas Konvergen (Benua – Benua). Sumber: Handout Tektonik Lempeng,
Salahuddin Husein (2012)

Peristiwa konvergensi ini mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama areanya
semakin luas dan semakin tinggi, sebagai contoh adalah pembentukan pegunungan Himalaya
dan daerah dataran tinggi Tibet.

Ciri-ciri morfologi zona konvergen:

• Jika salah satu lempeng menunjam ke dalam mantel, dapat kita lihat bahwa di
permukaan bumi tersebut, terdapat kenampakan batas penunjaman antara kedua
lempeng, dimana satu lapisan lempeng terlihat masuk ke dalam lapisan lempeng lain.
Batas antara kedua lempeng ini disebut
• Terdapat bentang alam berupa busur pegunungan. Pegunungan tersebut akan
memanjang sesuai dengan jalur trench. Tipikal gunung biasanya berwujud tinggi.
Dapat dimungkinkan juga terjadi gunungapi, apabila pergerakan lempeng saat
menunjam dapat menyebabkan batuan sekitar menjadi leleh dan berwujud magma,
lalu magma mencapai permukaan bumi.
• Jika terbentuk di laut, bisa memicu terjadinya busur kepulauan gunungapi.
• Jika terbentuk di zona konvergensi samudera-benua, akan memicu busur gunungapi
tepi kerak benua.
• Jika terbentuk di pertemuan lempeng benua, akan membentuk wilayah pegunungan
(mountain range) yang cukup tinggi.

3. Zona Batas Transform

Model Zona Batas Transform. Sumber: Handout Tektonik Lempeng, Salahuddin


Husein (2012)

Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak secara horisontal dan berlawanan
arahnya. Tidak seperti pola struktur yang terbentuk dalam zona konvergen, pada tipe zona
transform tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya penunjaman yang
dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya. Tipe pergerakan transform bisa terjadi,
baik di antara lempeng samudera, maupun di antara lempeng benua. Sebagai contoh adalah
pergerakan transform yang terjadi pada dua buah lempeng benua di
California,mengakibatkan terjadinya Patahan San Andreas.
Patahan San Andreas, Los Angeles, Amerika Serikat.
Sumber: www.geologiundip.blogspot.com

Ciri-ciri morfologi zona transform:

• Pergerakan lempeng yang saling berlawanan arah akan membentuk struktur geologi
yang berbentuk seperti patahan/sesar secara horizontal.

Contoh divergen :
Contoh konvergen:
Contoh transform fault:
Teori Tektonik Lempeng
Beberapa tahun setelah Wegener mengajukan teorinya, pada tahun 1968 dikemukakan
sebuah teori yang lebih memuaskan daripada teori pengapungan kontinen. Teori ini
kemudian dinamakan teori tektonik lempeng. Teori ini menyatakan bahwa bagian
luar dari bumi yaitu pada bagian Litosfer, terdapat sekitar 20 segmen yang padat yaitu
lempeng. Dari semua itu, lempeng terbesar adalah Lempeng Pasifik yang menempati
sebagian besar lautan. Semua lempeng besar lainnya dapat berupa kerak-kerak
benua maupun kerak samudera, sedangkan lempeng-lempeng yang lebih kecil,
umumnya hanya sebagai kerak samudera. Contohnya Lempeng Nazca dilepas pantai
barat Amerika Selatan
Bagan lapisan bumi
• Menurut komposisi fisik, terdiri dari: inner core (padat), outer core (cair), mesosfer
(padat), astenosfer (fluida), dan litosfer (keras).
• Menurut komposisi kimia, terdiri dari: core (besi), mantel (silikat), dan kerak (silikat).
Struktur lapisan bumi menurut komposisi kimia
1. Kerak Bumi.
Lapisan kerak adalah padat, keras, kaku dan ketebalannya bisa mencapai 70 km. Lapisan
kerak bumi dan lapisan dibawahnya sampai kedalaman 100km disebut litosfer.
a. Lapisan si al(silisium aluminium) yaitu lapisan kerak bersifat kaku, dan padat
berketebalan 35 km. Kerak ini terdiri dari:
▪ Kerak benua. Bagian atas terdiri dari batuan granit dan basalt di bawahnya.
▪ kerak samudera. Benda padat yang terdiri dari:
endapan laut ( bag. atas)
batuan vulkan ( di bawahnya)
batuan beku gabro dan peridotit ( bag. terbawah)
b. Lapisan Si-ma ( silisium magnesium)
Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dibanding si-al karena
mengandung besi dan magnesium. Lapisan si-ma bersifat elastis dan berketebalan 65
km.
2. Mantle
Laisan ini terletak di antara litosfer dan inti. Tebal 2.900 km berupa cairan kental
bersuhu sekitar 4000 o C, terdiri mineral olivin (Mg2SiO4)
3. Inti
▪ Inti luar ( tebal 2. 200km) terdiri besi cair bersuhu 2.200 0C
▪ inti dalam ( jari-jari 1.200 km terdiri dari kristal besi (80 persen) dan kristal nikel,
suhunya bisa mencapai 6000o C.
A. BATUAN PEMBENTUK LITOSFER
Secara garis besar dapat dibagi 3:
• Batuan beku: terjadi karena pembekuan magma
• Batuan sedimen: terjadi karena proses pengendapan
• Batuan metamorf: terjadi karena perubahan perlahan-lahan
Gambar: Siklus Batuan

1 = Magma batuan cair pijar didalam lithosfer, bentuk mula –mula siklus batuan
2 = Batuan Beku.
a = Karena pendinginan magma menjadi makin padat membeku.
3 = Batuan sedimen Klastis.
b = Batuan beku rusak hancur karena tenaga eksogen: air hujan, pamas/di-
dingin, es, angin, dll, diangkut diendapkan menjadi batuan sedimen klastis.
4.a= Batuan sedimen chemis.
c.1= Batuan larut dalam air dan langsung diendapkan menjadi batuan sedimen chemis.
4.b= Batuan sedimen organis.
c.2= Batuan larut dalam air diambil oleh organisme dan melalui organismemembentuk
batuan endapan organisme.
5 = Batuan metamorf.
d = Karena tekanan dan suhu batuan beku dan batuan sedimenmengalamiperubahan
bentuk menjadi batuan malihan /metamorf.

BATUAN BEKU
Adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri umumnya homogen,
kompak, tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibagi 3:
• Batuan beku dalam (plutonik): terbentuknya jauh di dalam permukaan bumi, pada
kedalaman 15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya besar-besar
dan berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna (karena dekat
astenosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar dibanding batuan beku luar, jarang ada lubang
gas. Contohnya granit, diorit, gabro, sienit.
• Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah kerak
bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat, sehingga
struktur kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri, diorit porfir.
• Batuan beku luar: batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Proses pembukuan
sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contohnya riolit,
basalt, andesit, obsidian, pumice(batu apung), scoria.
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dibagi 2:
• Batuan beku mineral ringan: tersusun atas mineral-mineral ringan berwarna terang,
mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga bersifat asam.
• Batuan beku mineral berat: tersusun atas mineral-mineral berat yang berwarna gelap,
sukar pecah, dan kadungan silikatnya sedikit sehingga sifatnya basa.
BATUAN SEDIMEN
Adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan. Butiran batuan sedimen
berasal dari macam-macam batuan lewat proses pelapukan, lewat air ataupun angin.
Proses terbentunya disebut diagenesis, yang artinya menyatakan terjadinya perubahan bentuk
atau transformasi dari bahan deposit menjadi batuan endapan. Pengendapan bahan-bahan yang
tidak larut air menyebabkan keterikatan butiran secara bersama-sama karena adanya proses
sementasi. Jenis-jenis semen ini adalah kalsium karbonat dan silikat.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3:
• Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai,
danau, atau air hujan.
• Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
• Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5:
• Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
• Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
• Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.
• Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.
• Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3:
• Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan
kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
• Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi perubahan
struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
• Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk hidup).
Contohnya terumbu karang.

BATUAN MALIHAN/METAMORF
Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi, sehingga
berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahannya antara
lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan waktu lama.
Batuan metamorf dapat dibagi tiga:
• Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh suhu tinggi.
Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar batuan intrusi. Contohnya
batolit, lakolit, sill, marmer. Pada zona ini banyak ditemukan mineral-mineral bahan
galian yang letaknya relatif teratur, contohnya besi, timah, seng yang dihasilkan dari
limestone dan calcareous shale.
• Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan yang tinggi,
dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga
endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-butir mineral
menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu
tulis (slate).
• Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh gas-gas dari magma.
Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan gas florin menjadi
topas (permata kuning).

TENAGA INDOGEN
Ada beberapa fenomena sebagai akibat tenaga indogen
A. Diatropisme/ Tektonisme/ Tektogenesa
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal.
Pada umumnya bentuk hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan patahan. Yang
dimaksud dengan gerak tektonik ialah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan
perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi antara gerak epirogenetik dan
gerak orogenetik.
a. Gerak epirogenetik adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif
lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Ada
dua macam gerak epirogenetik:
1) Epirogenetik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan
permukaan air laut naik. Hal ini kelihatan jelas di pantai.
Contoh: • Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan
Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai ke Pulau Banda).
• Turunnya muara Sungai Hudson di Amerika yang dapat dilihat
sampai kedalaman ± 1.700 meter.
• Turunnya lembah Sungai Kongo sampai 2.000 meter di bawah
permukaan laut.
2) Epirogenetik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan
permukaan air laut turun.
Contoh: • Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton.
• Naiknya Dataran Tinggi Colorado di Amerika.
• Naiknya Pulau Simeulue bagian utara saat gempa di Aceh,
Desember 2004.
b. Gerak orogenetik adalah gerakan yang relatif lebih cepat daripada gerak
epirogenetik. Gerak ini disebut gerakan pembentuk pegunungan. Gerakan ini
menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi, yang menyebabkan
peristiwa dislokasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa
ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
1) Lipatan (kerutan)
Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis
berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief muka bumi berbentuk
pegunungan.
Contoh: Pegunungan-pegunungan tua, seperti Pegunungan Ural dan Allegani.
Lipatan ini terjadi pada zaman Primer. Pegunungan muda, seperti
rangkaian pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik yang terjadi
pada zaman Tersier.
Rangkaian Pegunungan Mediterania dimulai dari pegunungan Atlas,
Alpen, Balkan, Asia Muka, Himalaya, Hindia Belakang, Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Sedangkan Sirkum Pasifik
memanjang dari pantai Pasifik Amerika, Jepang, Filipina, Papua
(Irian Jaya), Australia, sampai Selandia Baru.
Lipatan dibagi atas:
1. Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar yang disebabkan oleh tekanan
yang terus menerus;
2. Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara simetris atau
sma besar antara antiklin dan sinklin;
3. Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris, membentuk
sudut;
4. Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring tetapi bagian puncaknya
terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti menggantung;
5. Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus menyebabkan
puncaknya melandai seperti rebahan;
6. Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya tekanan dan
sayap tengah tidak menjadi tipis.
Perhatikan gambar di bawah!
Punggung-punggung lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan
disebut sinklinal.

2) Patahan (retakan)
Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh
menjadi retak atau patah.
Misalnya: tanah turun/slenk, tanah naik/horst, dan fleksur.
B. G e j a l a Vulkanisme
 Yang dimaksud dengan vu l k a ni s m e adalah peristiwa yang berhubungan dengan
naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan
dalam keadaan cair, liat, serta sangat panas. Aktivitas magma disebabkan oleh
tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma
itu dapat berbentuk gas, padat, dan cair. Magma bisa diartikan batuan-batuan
dalam keadaan cair, liat dan sangat panas. Magma dapat berwujud padat, gas dan
cair. Gas yang terdapat dalam magma antara lain : SO 2, uap air, HCl, H 2SO4.

Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih
mengeluarkan magma. Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada tiga macam gunung api
yakni:
a. Gunung api maar
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi hanya karena letusan (eksplosi).
Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya terdapat di lereng Gunung Lamongan Jawa
Timur, di. Pegunungan Eifel Jerman, dan di dataran tinggi Perancis Tengah.
b. Gunung api kerucut (strato)
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan (efusi), secara bergantian.
Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung api strato. Jenis ini yang ter-
banvak di Indonesia.
c. G u n u n g a pi p e r i s a i ( t a m e n g )
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar dan
membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat cair sekali. Sudut
kemiringan lereng antara 1° - 10°. Contohnya: Gunung Mauna Loa dan Kilanca di
Hawaii.
Gunung api memiliki bagian yang tampak dari luar seperti kaldera, dan bagian yang
berada di dalamnya/ intrusi.
1) Kaldera ialah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam. Kaldera
terjadi waktu gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api
itu terbang/gugur ke dalam pipa kawah.
Contoh: Kaldera Gunung Krakatau 7 km, Kaldera Gunung Tengger 8 km.
2) Sill / keping intrusi ialah magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan
membeku (intrusi datar).
3) Diatrema adalah batuan pengisi pipa letusan
4) Lakolit ialah magma yang masuk di antara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai
bagian atas cembung dan bagian bawah datar.
5) Batolit ialah magma yang menembus lapisan-lapisan batuan dan membeku di tengah
jalan.
6) Dike adalah batuan yang membeku dan memotong lapisan litosfer.
7) Apofisa adalah cabang dari dike.

a. Bahan-bahan yang Dikeluarkan oleh Tenaga Vulkanisme


1) Benda padat (efflata)
Menurut asalnya, efflata dibagi dua, yakni efflata allogen: berasal dari batu-
batuan sekitar pipa kawah yang ikut terlempar, dan efflata autogen: berasal dari
magma sendiri atau disebut juga pyroclastic. Menurut ukuran, efflata dibedakan
atas: born (batu besar-besar), lapili (batu sebesar kacang/kerikil), pasir, debu, dan
batu apung (batu yang penuh pori udara).
2) Benda Cair
Terdiri atas:
(a) Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar.
(b) Lahar panas, berupa lumpur panas mengalir yang terjadi dari magma bercampur
air.
(c) Lahar dingin, yaitu batu; pasir, dan debu di puncak gunung. Jika hujan lebat,
maka air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang merupakan
bubur kental. Cairan ini mengalir dengan deras ke bawah melalui lereng dan
jurang-jurang dan menyapu bersih semua yang dilaluinya. Lahar dingin ini
menutup sawah-sawah, membendung sungai-sungai dan saluran-saluran
sehingga dapat menimbulkan banjir.
3) Bahan gas (ekshalasi)
Terdiri atas:
(a) Solfatar, yaitu gas (H2S) yang keluar dari lubang.
(b) Fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air.
(c) Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan CO2 seperti pegunungan Dieng dan
Gunung Tangkuban Perahu.
Berdasarkan cairnya magma yang keluar dan besarnya tekanan gas, maka
erupsi dibedakan atas beberapa tipe seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Tipe Erupsi


No Jenis Gunung Berapi Keadaan Tekanan Kedalaman
Lava Gas Dapur Magma
1. Tipe Hawaii sangat cair rendah sangat dangkal
2. Tipe Stromboli sangat cair sedang dangkal
3. Tipe Perret cair sangat tinggi sangat dalam
4. Tipe Vulkano Lemah cair sedang/sangat dangkal/dalam
Tipe Vulkano Kuat kurang cair tinggi
5. Tipe Merapi kurang cair rendah sangat dangkal
6. Tipe St. Vincent kurang cair sedang dangkal
7. Tipe Pelee kurang cair sangat tinggi dalam

Keterangan:
• Hawaii, yakni magma sangat cair dengan tekanan gas rendah, dapur magma yang
dangkal. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawaii.
• Stromboli, yakni erupsi tidak begitu eksplosif, namun berlangsung lama. Dapur
magmanya agak dalam. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung (Jawa
Timur, Indonesia)
• Vulkano, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi, berasal dari dapur magma
dangkal sampai dalam. Contohnya Gunung Etna di Italia, Gunung Bromo dan Semeru.
• Perret (Plinian), yakni memiliki ledakan sangat dahsyat disertai material yang
menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya Gunung
Krakatau(1883).
• Merapi, Lava kental mengalir dan membentuk sumbat kawah. Jika tekanan gas besar,
maka terangkat sumbat kawah itu dan pecah jatuh ke lereng sebagai gloedlawine atau
ladu. Terjadi pula awan panas atau gloedzoolk.yakni magma kental dan mengalir
perlahan karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah,
mengakibatkan tekanan gas makin kuat hingga kawah terangkat dan pecah disertai
keluarnya awan panas. Contohnya Gunung Merapi.
• Saint Vincent, yakni magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur
magma yang dangkal. Contohnya Gunung Saint Vincent di Kepulauan Antiles,
Gunung Kelud(1919).jen
• Pelee, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi berasal dari dapur magma yang
dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.
Peristiwa Post Vulkanis
Peristiwa post vulkanis adalah peristiwa yang terdapat pada gunung berapi
yang sudah mati atau yang telah meletus. Yang termasuk peristiwa post vulkanis
adalah sebagai berikut.
1) Munculnya gejala ekshalasi
a. Fumarol adalah sumber gas yang dapat merupakan:
b. Solfatar, yaitu sumber gas belerang (H 2S) Contohnya: Gunung Papandayan;
Kawah Putih dan Kawah Manuk; Gunung Welirang.
c. Mofet, yaitu sumber gas asam arang (CO 2 ). Contohnya: Gunung
Tangkuban Perahu.
2) Sumber uap air. Contohnya adalah fumarol gunung-gunung yang terdapat di
Italia dan Isalandia.
3) Makdani
Makdani adalah mata air mineral yang biasanya panas. Mata air ini biasanya
dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya penyakit kulit.
4) Mata air panas.
5) Geyser
Geyser adalah mata air yang memancarkan air panas secara periodik. Ada yang
memancar setiap jam, satu hari, sampai satu minggu. Tinggi pancarannya dapat
mencapai 10 sampai 100 meter. Contoh: di Selandia Baru; Pulau Islandia, dan
Taman Nasional Yellowstone (Amerika Serikat), Ci solok

C. Gempa Bumi
Gempa bumi ialah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan-
kekuatan dari dalam. Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa:
a. Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa
menggunakan alat.
b. Microsieisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat
diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan seisme/gempa bumi
a) Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa
b) seismograf adalah alat pencatat getaran gempa.565
c) Hyposentrum adalah pusat gempa yang berada di bawah permukaan bumi
d) Episentrum adalah pusat gempa yang terdapat di permukaan bumi.
Untuk menghitung jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa digunakan
Rumus Laska:

5
e) Homoseista adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami
getaran gempa pada waktu yang sama.
f) Makroseista adalah wilayah yang mengalami kerusakan terbesar.
Ada dua macam seismograf:
a. Seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah
horizontal.
b. Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Gempa berdasarkan proses terjadinya!
a. Gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena ada pergeseran lapisan
batuan.
b. Gempa vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum, pada saat dan
mengiringi letusan gunung api, maupun sesudahnya.
c. Gempa runtuhan, yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya bagian atas
rongga di atas litosfer.
d. Gempa tektonovulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena proses vulkanisme
dan adanya runtuhan.
Jenis gempa berdasarkan kedalaman hiposentrumnya adalah
a. Gempa dalam, yaitu hiposentrumnya berada pada kedalaman 300 – 700 km
di bawah permukaan bumi.
a. Gempa intermediet, yaitu gempa dengan kedalaman 100-300 km.
b. Gempa dangkal, yaitu gempa dengan kedalaman hiposentrum < 100.
Gempa berdasarkan jarak episentrumnya, yaitu
a. Gempa setempat dengan episentrum < 10.000 km
b. Gempa jauh, yaitu jarak episentrumnya sekitar 10.000 km.
c. Gempa sangat jauh, yaitu jika jarak episentrumnya 10.000 km
Gempa berdasarkan letak episentrumnya, yaitu
a. Gempa laut yaitu gempa yang episentrumnya terletak di dasar laut.
b. Gempa darat yaitu gempa yang titik episentrumnya terletak di darat

TENAGA EKSOGEN
1. Pelapukan
Pelapukan adalah perusakan karena pengaruh cuaca (temperatur), air, atau
organisme. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan rendah, sangat besar
pengaruhnya terhadap batu-batuan. Batu-batuan akan menjadi lapuk. Kulit bumi yang
mengalami pelapukan itu hanya lapisan bagian luar saja. Tebalnya ditentukan oleh
besarnya pengaruh peristiwa-peristiwa penyebabnya. Di daerah tropis, tebalnya bisa
sampai 100 m. tetapi di daerah sedang hanya beberapa meter saja.
Ada tiga macam pelapukan:
a. Pelapukan fisis atau mekanis
Pada pelapukan ini batu-batuan akan mengalami perusakan fisik. Yang besar
menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini disebut juga pelapukan
mekanis sebab peristiwa proses penyebabnya berlangsung secara mekanis. Termasuk
pelapukan ini ialah perusakan karena hal-hal berikut.
1) Perbedaan temperatur yang besar. Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang
beriklim kontinental, atau yang beriklim gurun. Di daerah gurun temperatur pada
siang hari dapat mencapai 50 °C. Akibatnya, batu-batuan besar dapat pecah atau
retak-retak.
2) Bekunya air tanah atau bekunya air dalam pori-pori batuan. Air yang membeku
mengalami pemuaian volume. Perkembangan ini menimbulkan tekanan. Karena
adanya tekanan ini batu-batuan dapat menjadi retak. Di daerah yang beriklim
sedang, pembekuan itu sangat hebat. Jika temperaturnya rendah sekali, maka air
tanah bagian atas dapat mengalami pembekuan.
3) Mengkristalnya air garam. Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari
airnya menguap dan garamnya mengkristal. Kristalkristal garam ini tajam sekali
dan dapat merusak batu-batuan di sekitarnya.
4) Akibat erosi di daerah pegunungan.

b. Pelapukan organis
Pelapukan ini disebabkan oleh organisme, yaitu binatang-binatang atau tumbuh-
tumbuhan. Binatang yang dapat menimbulkan pelapukan antara lain cacing tanah,
serangga, tikus, dan lain-lain.
Di pantai yang terangkat seringkali terdapat garis-garis pantai yang terdiri atas
lubang-lubang bekas rumah binatang yang hidup pada permukaan air. Pengaruh
tumbuh-tumbuhan juga besar sekali. Pengaruh ini dapat bersifat mekanis dan kimiawi.
Pengaruh bersifat mekanis, yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam
tanah, yang dapat merusak tanah di sekitarnya. Pengaruh bersifat kimiawi, yaitu asam-
asam yang dikeluarkan oleh akar-akar ketika mengisap garam makanan. Asamasam ini
bersifat merusak batu-batuan sehingga mendorong terjadinya pelapukan.

c. Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini batu-batuan mengalami perubahan kimiawi. Pelapukan ini
berlangsung dengan pertolongan air dan didorong oleh temperatur yang tinggi. Air yang
banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur
(CaC03). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala-gejala karst.
Yang tergolong gejala-gejala karst antara lain:
1) Dolina, ialah lubang-lubang yang berbentuk corong. Dolina ini dapat terjadi karena
erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Puncak-puncak dari pegunungan kapur ada
yang merupakan akibat dari dolina. Puncak-puncak itu adalah sisa pelarutan,
sedangkan lembah di antaranya adalah dolina-dolina yang melebur.
2) Gua dari sungai di dalam tanah. Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah-
celah (retakan). Karena pengaruh pelarutan, maka retakan ini menjadi besar dan
menjadi gua-gua atau lubang-:ubang. Jika lubang-lubang itu berhubungan satu sama
lain, maka terjadilah sungai-sungai di dalam tanah.
3) Stalaktit dan statagmit. Pada atap gua yang terbentuk dari kapur tebai dan udara
mudah masuk maka dapat terbentuk kerucut-kerucut kapur Nrang disebut stalaktit dan
stalagmit. Stalaktit adalah kerucutkerucut kapur yang bergantungan pada atap gua.
Stalagmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Stalaktit dan
stalagmit sering bergabung membentuk tiang kapur.

2. Erosi
Setelah permukaan batuan terlapuk dan jika ada aliran tenaga yang kuat akan
membawa material hasil pelapukan ini. Proses ini disebut erosi. Erosi merupakan
pengikisan permukaan kulit bumi karena aliran air, es, atau angin. Dilihat dari
penyebabnya ada empat macam erosi, yaitu:
a) Erosi air sungai
Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Gesekan
itu besar kalau kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan air ini menimbulkan
pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda padat. Air yang tenang
tidak mengadakan gesekan dan tidak menimbulkan pengikisan. Jadi, syarat
pengikisan adalah bahwa air itu harus mengalir dan mengangkut benda-benda padat.
Akibatnya, terjadilah lembah-lembah, ngarai, dan jurang yang dalam. Misalnya
Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Grand Canyon dengan Sungai Colorado di
Amerika Serikat. Bentukan yang lain hasil pengikisan air sungai adalah:
➢ potholes: lubang-lubang di dasar sungai.
➢ air terjun,
➢ gorges: Gorges dibentuk ketika terjadi erosi vertikal secara terus-menerus pada
batuan sungai yang bersifat resistan. Saat erosi tidak aktif lagi, sisi dari lembah
tinggal lereng curam.
➢ canyon: lembah yang luas sebagai akibat proses pengikisan oleh air dalam
waktu yang sangat lama.
➢ lembah sungai
Lihat gambar berikut:
potholes canyon

Gorges air terjun

b) Erosi air laut (abrasi)


Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut yang
terus-menerus terhadap dinding pantai. Contoh: Pantai Parangtritis di Yogyakarta.
Bentukan alam akibat abrasi:
➢ Cliff, yakni pantai berdinding curam hingga tegak.
➢ Relung, yakni cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
➢ Dataran abrasi, yakni hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat
terlihat jelas pada pasang surut.
➢ Sea cave yaitu gua di tepi pantai
➢ Sea arch yaitu jembatan alami yang terbentuk akibat pertemuan cliff dan laut.
➢ Sea stack yaitu batu berbentuk tiang di pantai.
Lihat gambar berikut;
sea arch
sea stack
cliff sea cave

c) Erosi es (gletser)
Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan lapisan es atau karena
pencairannya menuruni gunungan. Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah dan
ketika tenaga pengangkut melemah, material akan terendapkan oleh erosi es disebut
Moraine. Contoh: Pantai Fyord di Skandinavia.
d) Erosi angin (korasi)
Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut di
endapkan di tempat lain dan membentuk bukti pasir dan gelombang-gelombang
pasir Jika angin bersama pasir mengikis batu-batuan yang dilaluinya, maka akan
membentuk batu cendawan di gurun pasir. Contoh : Tanah Loss di Cina Utara
setebal 600 meter adalah hasil erosi angin dari Gurun Gobi

3. Pengendapan / Sedimentasi
Material yang terbawa karena erosi setelah menempuh jarak tertentu akan
diendapkan, karena tenaga erosi semakin berkurang. Semua hasil pelapukan batu -
batuan yang diendapkan lama kelamaan menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen
dapat diklasifikasi dan berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya dan tempat
pengendapannya sebagai berikut.
a) Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya:
(1) Sedimen akuatis, yaitu oleh air,
(2) Sedimen aeolis (aeris), yaitu oleh angin,
(3) Sedimen marine, yaitu oleh air laut,
(4) Sedimen glasial, yaitu oleh gletser (es).
b) Berdasarkan tempat pengendapan:
(1) Sedimen fluvial, yaitu di sungai,
(2) Sedimen terestris, yaitu di darat,
(3) Sedimen limnis, yaitu di danau atau rawa,
(4) Sedimen marine, yaitu di laut,
(5) Sedimen glasial, yaitu di daerah es.
Bentuk-bentuk sedimentasi ini antara lain:
✓ Kipas aluvial, yaitu bentukalam yang menyerupai kipas atau kerucut rendah.
✓ Delta, yaitu bentuk endapan yang ditemukan di muara sungai berbentuk menyerupai
huruf delta. Delta terdiri dari berbagai macam bentuk: Delta Runcing (contohnya Delta
Sungai Tiber), Delta Cembung/Busur Kipas (contohnya Delta Sungai Nil), Delta
Pengisi Estuarium (contohnya Delta Sungai Seine), Delta Kaki Burung/Delta Lobben
(contohnya Delta Sungai Mississippi).
✓ Dataran banjir (floodplain), yaitu hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang
ditinggalkan pada daerah meander.
✓ Sand dunes (bukit pasir).
✓ Tombolo yaitu endapan pasir/kerikil yang menghubungkan antara pulau dekat pantai
dan daratan utama.
✓ Spit / Nehrung (lidah pasir), yaitu endapan pasir yang bentuknya menyerupai lidah,
biasa ditemukan pada mulut sebuah teluk atau muara sungai. Atau endapan pasir yang
salah satu ujungnya terhubung dengan daratan dan yang lain berada di laut.
✓ Moraine (morena), yaitu endapan pasir, kerikil, atau bongkah-bongkah batuan yang
diendapkan gletser.
✓ Tanggul sungai yang terdapat di tepi sungkai dan arahnya sejajar aliran air sungai.
✓ Tanggul pantai adalah hasil pengendapan material yang dibawa sungai tapi dibantu
arus laut dengan arah tegak lurus tanggul sungai.
✓ Beting adalah endapan di tengah sungai atau di muara karena menurunnya daya angkut
air sungai secara tiba-tiba.
✓ Beting gisik adalah endapan pasir yang membentuk pematang pematang .
✓ Gosong adalah endapan di tengah laut
✓ Meander adalah belokan sungai 1800 atau lebih.
✓ Sungai mati (oxbow lake) adalah bagian sungai yang terpotong bernentuk bulan sabit
dan merupakan sungai mati, sehingga tampak mirip danau.

Anda mungkin juga menyukai