Anda di halaman 1dari 53

SEJARAH

TEKTONIK LEMPENG
Deniyatno, S.Si, MT
Global seismicity
Shallower than 100 kmM>5
Sebaran volcanic
Hypotesis Pergerakan Lempeng
Pada 1912, ahli
meteorologi dan geofisika
Jerman, Alfred Wegener
mengusulkan bahwa
continental memiliki
kemampuan untuk
bergerak sepanjang
permukaan bumi, dikenal
sebagai continental drift
Alfred Lothar Wegener (1880-1930), (Photograph
courtesy of the Alfred Wegener Institute for Polar and
Marine Research, Bremerhaven, Germany.)
Bentuk simetris antara Afrika dengan Amerika Selatan
Fakta

Lokasi fosil mengisyaratkan bahwa


continental sebelumnya pernah terhubung
Fakta

Fakta paleoclimatic mengindikasikan


beberapa daerah tropis (saat ini) yang
beradada pada beberapa benua
diketahui mempunyai polar-climatic pada
masa lampau.
Ini mengindikasikan daerah ini memiliki
latitude yang berbeda pada masa
lampau
Fakta

Beberapa benua
terlihat cocok
seperti puzzle
Adanya kemiripan
batuan sedimen
yang ditemukan di
pantai timur
Amerika utara dan
selatan dengan
pantai barat dari
Eropa dan Afrika
Continental Drift

Saat itu Wegener belum dapat menjelaskan


mekanisme yang menyebabkan continental drift
30 tahun
diperdebatkan,
ilmuwan tidak dapat
menemukan
mekanisme yang
menyebabkan
pergerakan benua
1960 ditemukan pegunungan di bawah
laut dan pola alternating magnetik
batuan pada permukaan lantai samudra.
Penemuan ini memulai pencerahan
dalam menjelaskan mekanisme
continental drift
Orientasi magnetik kristal dalam
batuan bervariasi dari polaritas
normal ke reverse bergantung
pada kapan batuan tersebut
terbentuk dan terpadatkan
Pola medan magnit bumi
mengalami perubahan dan
berbalik setiap 400.000 tahun
Gambar
pembentukan
kerak oceanic
pada lantai
samudera

Pola magnetik memiliki cerminnya dengan


sumbu cermin pada punggungan tengah
samudra di tengah cekungan samudra
Sea Floor Spreading
Teori : mengusulkan bahwa
zona rift pada mid oceanic
ridge merepresentasikan
area pembentukan crustal,
mengawali pergerakan
lempeng
Sea floor spreading memulai
revolusi ilmu kebumian
Pengertian
Tektonik Lempeng
Teori Tektonik Lempeng
Teori tektonik lempeng menyatakan
bahwa permukaan bumi tersusun dari
banyak segmen bebas yang disebut
lempeng yaitu berupa litosfer.
Lempeng ini memiliki kemampuan untuk
bergerak secara horisontal dengan
meluncur di atas astenosfer yang bersifat
plastis.
Lempeng Litosfer

Kulit rigid (kaku) terluar dari Bumi,


tersusun dari kerak dan sedikit mantel
atas disebut litosfer.
Lempeng Litosfer
Ketebalan litosfer samudera dewasa :
80 100 km (Ketebalan kerak : 5 7 km)
Ketebalan litosfer benua : 125 150 km
(ketebalan kerak : 5 - 70 km)
Suatu lempeng tunggal mungkin
sebagian samudera sebagian benua.
Pada kasus tersebut, batas antara kerak
samudera dan kerak benua bukan
merupakan batas lempeng.
Konsep dasar dalam tektonika lempeng moderen yang
dikemukakan awal 1960an yaitu lithosphere
bergerak.
Gerak relatif antara dua lempeng lithosphere
diakomodasi pada batas lempeng.

3 jenis batas lempeng


Menurut teori tektonika lempeng, permukaan bumi
terdiri dari lusinan lempeng rigit dengan ketebalan
rata-rata paling kurang 50 mil. Lempeng-lempeng ini
bergerak relatif rata-rata beberapa inci pertahun.

Gerak relatif lempeng


Arah Pergerakan Lempeng-Lempeng
Tektonik
Batas Lempeng
Tipe Dasar Batas Lempeng
1. Batas divergen, lempeng yang berdekatan bergerak
saling menjauh, seperti Mid-Atlantic Ridge. Hal ini
menyebabkan sea-floor spreading, material baru
bertambah pada lempeng oseanik.

2. Batas konvergen, lempeng yang berlawanan arah dan


salah satunya tersubduksi dibawah yang lain. Batas ini
juga disebut zona subduksi.

3. Batas transcurrent, dua lempeng saling bergerak


berpapasan secara horizontal, seperti sesar San
Andreas.
Batas Lempeng Divergen
Merupakan batas
perpisahan antara
dua lempeng yang
bergerak saling
menjauh berlawanan
arah

Berada di sepanjang pusat


pemekaran lantai
samudera disebut zona
konstruktif
Batas Divergen
Punggung samudra (Oceanic ridge) adalah batas
divergen yang paling penting. Di sini, litosfir baru
terbentuk dan dibagi dua pada divergensi lempeng.
Dengan alasan ini, ridge dikenal sebagai spreading
centers.
Ketika litosfir bergerak menjauhi batas lempeng, litosfir
terus mendingin. Hal ini mengakibatkan 2 konsekuensi
utama : (1) litosfir di bawah suatu titik lempeng akan
menebal dan (2) kedalaman lantai samudra bertambah.
Kebanyakan gempa pada batas ini adalah pensesaran
normal (normal faulting)
Batas Lempeng Divergen
Tahapan Evolusi Cekungan Samudera
(J. Tuzo Wilson, ahli geofisika Canada)
Formasi Rift Valley/Tahap Embrionik
Konveksi mantel mengakibatkan
materi naik (plume) atau up welling
sehingga benua diatasnya
tertekan.
Tekanan (ridge push) mendorong
benua ke atas dan ke samping kiri
dan kanan sumbu up welling
sehingga membentuk punggungan.

Benua pecah secara lateral (subsidence) disertai jatuhnya


kerak benua (drop) atau sesar normal membentuk
cekungan.
Sehingga pada permukaan cekungan ini muncul retakan-
retakan.
Tahapan Evolusi Cekungan Samudera
(J. Tuzo Wilson, ahli geofisika Canada)
Formasi Spreading Centre / Tahap Muda

Cekungan sudah mulai terisi air.

Rekahan-rekahan yang telah terbentuk memudahkan


materi mantel atau magma untuk naik ke permukaan.
Magma mendingin menjadi kerak samudera baru.
Ridge push tetap bekerja pada kerak, sehingga kerak
yang baru terbentuk menjauhi tempat pengisian magma.
Terbentuk laut sempit dengan garis pantai yang hampir
sejajar dengan pusat depresi.
Tahapan Evolusi Cekungan Samudera
(J. Tuzo Wilson, ahli geofisika Canada)

Formasi Samudera /
Tahap Matang

Aktifitas spreading centre yang berkelanjutan akan


membentuk kerak samudera yang luas pada sisi-
sisinya.
Semakin jauh dari spreading centre, umur kerak
semakin tua. Pada formasi ini, sisi kerak samudera
yang berbatasan dengan kerak benua, belum terbentuk
batas konvergen.
Iceland - Mid Atlantic Ridge
Iceland
country
merupakan
daerah batas
divergen
yang muncul
di atas
permukaan
laut
Zona divergen yang
menggerakkan
benua
India beberapa juta
tahun yang lalu

Semakin jauh dari


sumbu pemekaran,
usia lithosphere
semakin tua, dan
sebaliknya

Material mantel naik


ke permukaan
Batas Lempeng Konvergen
Merupakan batas pertemuan antara dua
lempeng yang bergerak relatif saling
mendekat dan berlawanan arah
Berada di sepanjang zona subduksi
dan zona kolisi lempeng disebut
sebagai zona destruktif
Konvergensi Dua Lempeng Samudera
Proses subduksi membuat
lempeng tertekuk ke dalam
membentuk palung

Sebagian materi slab yang


tersubduksi meleleh dan
menghasilkan plume panas yang
naik mencari zona rekahan
membentuk gunung api berupa
busur kepulauan island arc

Gerakan sebuah lempeng di bawah lempeng lainnya


tidaklah mulus tetapi tersentak-sentak membentuk
gelombang seismik berupa gempa
Konvergensi
Lempeng Samudera Lempeng Benua
Lempeng samudera akan
tersubduksi di bawah lempeng
benua yang densitasnya lebih
kecil
Di sini juga terbentuk palung,
gunung dan gempa
Konvergensi Dua Lempeng Benua
Konvergensi (kolisi) ini
menghasilkan gempa

Kedua lempeng relatif berdensitas


sama, maka tak ada subduksi,
hanya deformasi besar-besaran
membentuk rangkaian pegunungan

Beberapa batuan pada rangkaian


pegunungan ini mungkin sedimen
yang terbentuk di lingkungan
samudera. Samudera tersebut ada
diantara dua lempeng benua
mengawali konvergensi
Pegunungan Himalaya
Jutaan tahun yang lalu
India dan laut tethys
(purba) berada pada
sebuah lempeng tektonik.
Lempeng itu bergerak ke
utara mendekati Asia
dengan kecepatan 10
cm/tahun
Model zona subduksi
Model zona konvergen
Batas Lempeng Transform

Merupakan batas antara dua lempeng yang


bergerak saling meluncur atau
bersinggungan
Batas transform/transverse tidak membentuk
atau menghancurkan lempeng
Pada batas ini, dua lempeng bergerak
berlawanan, membentuk tension dan strain
melepaskan tension secara tiba-tiba, bisa
berupa sentakan hebat berupa gempa
San Andreas Fault

Di sisi kiri dari fault adalah


Lempeng Pasifik yang
bergerak ke barat laut
Di sisi kanan dari fault
adalah Lempeng Amerika
Utara yang bergerak ke
tenggara
Batas Transcurrent
Ada dua tipe : (1) transform fault, yaitu segmen ujung
ridge, dan (2) strike-slip fault yang menghubungkan
berbagai kombinasi batas divergen dan konvergen.
Wilson (1965) mengusulkan konsep transform fault,
sesar geser yang mengakomodasi ridge spreading.
Kekuatan gempa pada transform fault tergantung pada
dua faktor besar : (1) panjang offset di antara dua ridge
dan (2) kecepatan spreading.
Pertambahan kekuatan gempa tidak berasosiasi dengan
pertambahan lebar sesar tapi dengan panjang sesar dan
pertambahan kerumitan rupture. Untuk gempa besar di
batas ini biasanya melibatkan multiple subevents.
Contoh strike-slip
fault:
1. Sesar San
Andreas
2. Sesar Sumatera
3. Sesar Palu Koro
Ditandai dengan
gempa-gempa
dangkal
Mekanisme
Tektonik Lempeng
Mekanisme Tektonik Lempeng

Pergerakan lempeng
ditentukan oleh
konveksi dalam
mantel atas
Pemicunya adalah
perbedaan
temperatur antara
permukaan yang
relatif dingin dan
interior bumi yang
relatif lebih panas.
Agar lempeng dapat bergerak maka

1. Lempeng harus
didorong dari
spreading center
(Ridge Push)
2. Lempeng ditarik ke
arah palung (Slab
Pull)

3. Lempeng diseret oleh gesekan sistem


konveksi dibawahnya (Plate Drag)
Mekanisme Ridge Push
Ridge push adalah
gaya yang bekerja
pada lempeng di
spreading center.
Ketika lempeng
berpisah, material
baru dan lebih
panas keluar
mengisi celah
antara kedua
lempeng
Mekanisme Ridge Push
Naiknya
temperatur
menurunkan
densitas material
sehingga
mempunyai daya
apung yang lebih
tinggi dalam
mantel karenanya
membentuk
formasi ridge
Mekanisme Ridge Push
Gravitasi kemudian
mengambil peranan,
menarik material
punggungan (ridge)
menjauh dari
spreading center
sehingga
memperlebar celah
memungkinkan
material mantel
yang lebih panas
mengalami upwell
Mekanisme Slab Pull
Slab pull
dipertimbangkan oleh
banyak orang sebagai
faktor dominan dalam
mekanisme tektonik
lempeng, atau bahkan
sebagai pemeran
tunggal
Zona subduksi terjadi
pada jarak yang jauh
dari spreading center,
di mana lempeng telah
lama mendingin.
Mekanisme Slab Pull
Temperatur yang lebih
rendah membuat
lempeng itu
berdensitas lebih
besar dibandingkan
material dibawahnya,
menyebabkan
tersubduksi ke dalam
mantel.
Ketika tepi lempeng
tertarik ke bawah, tepi
lempeng menarik sisa
lempeng di
belakangnya
Mekanisme Plate Drag
Mekanisme ini
menjelaskan bahwa
adanya arus
konveksi dari bawah
(mantel) akan
menyeret litosfer di
atas mantel. Jadi
lempeng bergerak
karena gaya seret.
Teori tektonik lempeng modern menyatakan
bahwa permukaan bumi terdiri dari banyak
segmen bebas disebut lempeng litosfer
Lempeng ini mempunyai kemampuan untuk
bergerak secara horizontal dengan meluncur di
atas astenosfer plastis
Mekanisme tektonik lempeng dimotori oleh
konveksi termal pada mantel
Skema mekanisme tektonik lempeng bisa berupa
ridge push, slab pull atau drag plate.
Pada batas divergen dihasilkan zona magmatik
Pada batas konvergen dihasilkan palung, gempa,
zona magmatik bisa berupa busur kepulauan atau
pegunungan
Pada batas transform dihasilkan gempa
Plates, ridge and trench

Strike-slip fault
Ridge Trench

Trans- Volcanos
form-fault

Oceanic plate
Continental plate

Subduction

Normal fault
Thrust fault

Anda mungkin juga menyukai