Anda di halaman 1dari 17

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM

DI DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DAN KABUPATEN


ENREKANG
PROPINSI SULAWESI SELATAN, TA. 2002

Oleh :
Sukmana dan Simpwee
SUB DIT. MINERAL LOGAM

S A R I
Lokasi kegiatan inventarisasi dan evaluasi bahan galian mineral logam ini meliputi Kabupaten Tana
Toraja dan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Litologi utama yang menempati daerah uji petik ini
adalah Formasi Toraja berumur Oligo-Miosen yang berbatasan dengan Formasi Latimojong berumur
Kapur Akhir yang cukup prospek bagi tempat kedudukan mineralisasi bahan galian logam, sehingga
menarik untuk dilakukan eksplorasi.
Zona-zona mineralisasi logam yang telah diketahui di Kab. Tana Toraja diantaranya adalah
mineralisasi tembaga porfiri di Sassak, mineralisasi logam dasar tipe urat Pariwara dan di Patotong,
mineralisasi logam tipe kontak metasomatik di Talimbangan, mineralisasi tembaga murni diUluwai dan
mineralisasi logam dasar tipe volkanogenik yang mirip dengan endapan sulfida logam tipe Kuroko (Jepang)
di Sangkaropi dan di Rumanga serta Bilolo, Kabupaten Luwu, selain mieralisasi barit dalam jumlah kecil di
Bilolo. Di Kab. Enrekang indikasi mineralisasi tembaga murni terdapat berupa malakit dan azurit di dalam
batuan serpih Formasi Toraja di Desa Curio, sedangkan mineralisasi emas letakan ditemui di daerah S.
Bungin dan Barakka yang hanya prospek untuk pertambangan rakyat.
Pekerjaan inventarisasi dan evaluasi bahan galian mineral di kedua kabupaten ini dilakukan dengan
pengumpulan data sekunder baik yang telah maupun yang belum diketahui cadanganya, termasuk yang
masih berupa indikasi yang diperoleh dari Dinas Pertambangan Daerah Kabupaten/Kota maupun Propinsi,
termasuk dari Bappeda dan BPS dan data primer yang diperoleh dari daerah uji petik dan daerah endapan
bahan galian yang belum didata.
Himpunan data ini merupakan gambaran awal kondisi potensi sumber daya mineral dari tiap
pemerintah daerah Kabupaten/Kota. Selain itu data ini akan melengkapi Neraca Sumber daya Mineral
Spasial Nasional dan Daerah yang akan diterbitkan oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Data tersebut dapat dipakai sebagai dasar untuk investasi di bidang pengusahaan bahan galian mineral di
daerah tersebut.
Hasil penyelidikan mineralisasi logam di daerah Uji petik desa Poton, Kab. Tana Toraja dan di aliran
S. Noron, Kab. Enrekang, baik yang berasal dari conto endapan sungai maupun batuan nilai analisisnya
sangat rendah, sehingga kurang prospek untuk dilakukan eksplorasi tindak lanjut. Lain halnya dengan
endapan bahan galian non logam seperti pasir, kerikil dan sirtu di sungai ternyata telah merupakan
komoditi penghasil pendapatan asli daerah terbesar disektor pertambangan, sehingga perlu dikelola dengan
baik, namun dijaga agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
Potensi bahan galian yang prospek untuk di kembangkan dalam waktu dekat atau sebagai komoditi
bahan galian unggulan di Kabupaten Tana Toraja adalah batugamping-marmer, zeolit dan mungkin kaolin
serta toseki. Sedangkan untuk Kabupaten Enrekang adalah batugamping-marmer, kaolin dan batubara.

1. PENDAHULUAN Sebagian besar kabupaten Tana Toraja dan


Kabupaten Enrekang ditempati morfologi
Lokasi kegiatan inventarisasi dan evaluasi perbukitan yang dilalui cabang-cabang sungai dari
bahan galian mineral ini meliputi Kabupaten Tana DAS Sadan.
Toraja dan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Kesampaian ke daerah kegiatan di kedua
Selatan terletak di bagian lereng barat dari kabupaten ini dari Jakarta ke Makassar dengan
Pegunungan Latimojong. Di daerah ini S. Sadan penerbangan reguler setiap hari. Dari Makassar ke
adalah sungai utama yang mengalir melalui kedua Enrekang (ibu kota Kab. Enrekang) dan
kabupaten tersebut. selanjutnya ke Makale (ibu kota Kab. Tana
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM) TA. 2002 19 - 1
Toraja) menggunakan jalan negara poros kemudian, disusun oleh batugamping dan napal.
Makassar-Parepare-Palopo yang cukup baik. Batu gamping ini membentuk topografi karst.
Dua daerah uji petik yaitu daerah uji petik S. Selanjutnya ke arah barat diendapkan satuan
Toke dan S. Poton terletak di Desa Poton, Kec. batuan Tersier sampai Kuarter, masing-masing
Bonggakaradeng untuk Kab. Tana Toraja dan belum diberi nama formasi, diantaranya satuan
daerah uji petik S. Noron dan hilir S. Malua batupasir, batu lanau, konglomerat dan breksi.
terletak di Desa Curio, Kec. Alla Timur, untuk Satuan batuan ini menunjukkan adanya gejala
Kabupaten Enrekang. endapan turbidity current, berumur tidak lebih tua
Banyak penyelidikan mineralisasi logam dari pada Miosen Tengah.
yang telah dilakukan di daerah Sulawesi Selatan, Berikutnya adalah berupa endapan
baik oleh ahli geologi Belanda maupun gunungapi, terdiri atas aliran lava bersusunan
Pemerintah. Pemetaan bahan galian golongan C di basal hingga andesit, lava bantal, breksi andesit
Daerah Tingkat II Kabupaten Tana Toraja dan piroksen, andesit trakhit dan feldspatoid. Satuan
Kabupaten Enrekang oleh Dinas Pertambangan batuan ini diperkirakan berumur antara Miosen
Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan dan PT. atas sampai Pliosen.
Adco Murino dan penyelidikan geologi terpadu Satuan batugamping terumbu berumur
di daerah Kab. Tana Toraja dan Kab. Enrekang Miosen tengah hingga Pliosen, tidak mempunyai
oleh Kanwil DPE Sulsel, merupakan sumber sebaran yang luas di daerah ini. Satuan batuan
informasi yang paling dominan dibahas. yang seumur dengan batuan ini yaitu satuan
batupasir bersusunan andesit, konglomerat,
batulanau, serpih dan tuf, mengandung sisipan
2. GEOLOGI UMUM aliran lava bersusunan basal andesit.
Endapan batuan termuda yang berumur
Daerah penyelidikan termasuk ke dalam Kwarter adalah endapan permukaan, berupa pasir,
Peta Geologi lembar Majene dan bagian barat sirtu, konglomerat, lanau dan lempung. Endapan
lembar Palopo, yang disusun oleh Djuri dan batuan ini mempunyai nilai ekonomis sebagai
Sudjatmilo, 1974 (Gb. 1). bahan galian golongan C.
Batuan tertua di daerah ini adalah batuan Struktur Geologi
malihan berderajat sedang, terdiri dari serpih, filit, Struktur geologi regional yang berkembang
rijang, marmer dan breksi terkersikan Formasi di daerah ini adalah struktur lipatan yang berupa
Latimojong berumur Kapur yang sudah sinklin dan antiklin serta struktur patahan yang
mengalami perlipatan sangat kuat. Sebaran berupa sesar. Struktur lipatan pada umumnya
formasi batuan ini terutama menempati mempunyai pola berarah hampir utara selatan.
Pegunungan Latimojong. Dengan adanya struktur lipatan tersebut
Berikutnya diendapkan batuan yang terdiri diperkirakan bahwa gaya kompresi yang bekerja
atas serpih, berwarna coklat kemerah-merahan, terhadap pembentukan struktur geologi yang
serpih napalan, batupasir kuarsa dan konglomerat, berkembang, berasal dari arah barat dan timur.
termasuk pula lensa batugamping abu-abu. Struktur sesar di daerah ini secara umum
Formasi batuan ini dinamakan pula koperlei membentuk dua pola arah yaitu sesar naik pada
formatie (formasi serpih tembaga, KONING umumnya berarah utara-selatan, blok bagian
KNIJFF,1914), karena dalam batuan serpih merah timur merupakan blok yang naik dan sesar
tersebut ditemukan tembaga murni, sedang oleh mendatar pada umumnya berarah barat-timur
Djuri dan Sudjatmiko disebut sebagai Formasi yang ditandai dengan adanya offset litologi yang
Toraja berumur dari Eosen tengah hingga disebakan oleh pergeseran. Sedangkan sesar
Oligosen tengah. Sebaran formasi ini luas sekali. normal hampir seluruhnya berpola utara-selatan,
Kontak antara formasi ini dengan formasi yang sebagian dari jenis sesar ini merupakan batas
lebih tua maupun muda, pada umumnya berupa litologi (kontak tektonik).
patahan, baik patahan normal maupun sesar naik.
Batuan terobosan granodiorit menyebar Mineralisasi/ Indikasi Bahan Galian
setempat, mengintrusi Formasi Latimojong dan Daerah Kabupaten Tana Toraja dan
Formasi Toraja, diantaranya di daerah Kabupaten Enrekang didominasi oleh batuan
mineralisasi logam Sangkaropi dan tersingkap di sedimen dan batuan gunungapi. Beberapa lokasi
sebelah utara bukit Pompangaro. Umumnya mineralisasi logam mulia dan logam dasar terjadi
mengalami pelapukan kuat dan gejala ubahan di sekitar Granit Mamassa. Secara geologis
mineral seperti epidotisasi dan serisitisasi, kadang daerah wilayah KP. Aneka Tambang
bersifat granitik. Formasi Makale berumur antara (Sangkaropi) itu cukup menarik, karena ada
Miosen bawah Miosen tengah, diendapkan kemiripan dengan geologi endapan bijih logam
sulfida tipe Kuroko di Jepang yang didefinisikan
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 2
sebagai suatu endapan Stratabound polymetallic Secara umum daerah Poton ditempati oleh batuan
sulphide-sulphate deposits yang gunungapi Talaya dan batuan sedimen Adang
pembentukannya erat sekali hubungannya dengan yang menutup tidak selaras Formasi Toraja dan
kegiatan vulkanisma felsik bawah laut dibatasi struktur berupa patahan.
(MATSUKUMAdan MORIKOSHI, 1970 ). Temuan mineralisasi tembaga thn 1992 oleh
A. Machali Muchsin dkk (DSM, 1983) telah Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi
menyelidiki zona mineralisasi tembaga alam di dilaporkan terletak di daerah Maruang-Poton ini
daerah S. Leme, daerah hulu sungai Malua, Kab. menurut informasi dari laporan tersebut
Enrekang yang ditandai dengan adanya komponen mineralisasi logamnya ditemukan di bekas galian
konglomerat mengandung malakhit. Penyelidikan jalan. Namun ketika tim melacak daerah
ini sebagai lanjutan dari hasil kegiatan prospeksi mineralisasi tersebut tidak berhasil ditemukan,
yang menemukan native copper di dalam batuan karena dinding jalan telah diperlebar.
serpih yang tersingkap di S. Leme, Kab. Tana Pengamatan di daerah uji petik di Desa Poton
Toraja (Djumhani, 1974 dan KONING KNIJFF, yang meliputi aliran Salutoke dan S. Posong,
1914) ternyata gejala mineralisasi hanya berupa pirit dan
Selain mineralisasi tembaga juga dijumpai urat kuarsa-silika tipis. Dari batuan yang
emas dalam konsentrat dulang di S. Tonggo, S tersingkap tidak nampak ada mineralisasi logam.
Rante, S. Liangpia. Mineralisasi ini terdapat di Geologi daerah uji petik di desa Poton ini
desa Uluwai, Kecamatan Mengkendek, secara umum tersusun oleh batuan sedimen laut
Kabupaten Tana Toraja yang berbatasan dengan dan batuan gunungapi Miosen (Gb. 2), dengan
desa Rantelimbong, Kecamatan Alla Timur, urutan stratigrafi sebagai berikut :
Kabupaten Enrekang. Satuan lanau, serpih sisipan lempung
Namun demikian potensi bahan galian Formasi Toraja (Tet) yang berwarna coklat
tambang yang dapat diharapkan dapat keunguan, kemudian Satuan batuan breksi aneka
dikembangkan dalam waktu dekat adalah bahan bahan anggota gunungapi Talaya (Tmt) terdiri
galian non logam/mineral industri dan batubara, dari breksi polimik bersusunan andesit dasitik,
selain emas letakan yang pernah dikembangkan yang dapat disebandingkan dengan Tmpv (Djuri
oleh KUD Pertambangan Emas di S. Bungin dan Sudjatmiko, 1974) atau Tnv (Rab. Sukamto,
(Sassak). Endapan bahan bangunan (sirtu) banyak 1975), berwarna kelabu, setempat terdapat urat
ditambang di sungai-sungai besar, seperti S. kuarsa halus tidak termineralisasi, ubahan
Sadan, Kab. Enrekang, sedangkan hasil terkloritkan dan epidotisasi serta argilitisasi,
eksplorasi endapan batubara di daerah Kec. berkembang urat kuarsa barrent. Gejala
Barakka, Kab. Enrekang oleh Direktorat Sumber mineralisasi hanya berupa pirit semi diseminasi
Daya Mineral diperoleh total sumber daya yang sebagian menjadi limonit. Secara
batubara sebesar 6.825 ton. Geologi lapisan mikroskopik batuan ini nampak sebagai batuan
batubara yang tipis dengan kemiringan yang riolit dan vitriktuf.
tinggi dan cadangan yang kecil tersebut untuk saat Pengamatan mikroskopis terhadap conto
ini dianggap kurang ekonomis untuk batuan zeolit yang masih segar dari Sadan
dikembangkan. Balusu, bagian dari formasi Lamasi adalah batuan
riolit yang alterasinya kurang kuat, sehingga
belum menjadi zeolit yang sempurna.,
HASIL PENYELIDIKAN menunjukan tekstur porfiritik yang disusun oleh
fenokris sanidin dalam masa dasar mikrokristalin
Daerah kerja uji petik untuk Kabupaten felspar dan kuarsa.
Tana Toraja dilakukan di sekitar daerah Kemudian satuan batupasir hijau anggota
mineralisasi Maruang Poton, karena adanya Formasi Adang (Tma), dapat disebandingkan
indikasi baru mineralisasi tembaga mirip tipe dengan Tmpss (Djuri dan Sudjatmiko, 1974) atau
Uluwai yang belum diteliti secara seksama. Tms (Rab. Sukamto,1975). Tidak termineralisasi,
Sedangkan untuk Kabupaten Enrekang adalah di kecuali bercak pirit menyebar setempat. Mineral
aliran S. Noron dan sekitar muara dengan S. ubahan yang teramati adalah klorit.
Malua dan cabang-cabangnya. Gejala struktur geologi tidak dijumpai,
kecuali kekar-retakan yang cukup intensif dan
Geologi Daerah Uji petik. sebagian kecil diisi urat kuarsa N 50 E/68.
1. Kab. Tana Toraja Adanya struktur sesar di daerah ini
Daerah uji petik Kab. Tana Toraja adalah di diintepretasikan dari arah slicken side dan ketidak
desa Poton, Kec. Bongakaradeng, terletak di beraturan jurus dan kemiringan lapisan.
sebelah utara kota Kecamatan Bonggakaradeng. Hasil analisis conto di Laboratorium
Daerah ini diapit DAS Masuppu dan DAS Sadan.
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 3
Dalam conto endapan sungai aktif Enrekang hanya ditempati oleh satu formasi
sebanyak 10 buah dari daerah Poton, hampir batuan yaitu batuan sedimen Formasi Toraja. (Gb.
semua unsur tidak menunjukkan nilai yang 3). Dekat muara S. Noron litologinya adalah
berarti. Angka maximal 0,018 ppm Au, 2 ppm Ag batupasir konglomeratan, selingan lanau dan
dan Cu 81 ppm, Pb 44 ppm dan Zn 201 ppm, serpih, miring ke arah utara dan membentuk
terlalu rendah untuk dipakai sebagai alasan sinklin yang sempit. Dari pengamatan
penyelidikan selanjutnya. mikroskopik nampak sebagai batuan argilaceous
Demikian juga analisa terhadap 3 conto shale dan batu lanau. Bagian bawahnya terdiri
batuan yang dianalisis kimia dari daerah ini batulanau, serpih dengan sisipan pasir halus
kisaran angka minimim-maximumnya hanya 18- anggota dalam Formasi Toraja, sebarannya sangat
68ppm Cu, 50-72 ppm Pb, 45-87 ppm Zn, 6-16 luas, terdapat urat kuarsa berwarna bening,
ppb Au dan 4 9 ppm Ag. transparan, namun tidak terjadi pemineralan.
Analisis mineragrafi conto batuan dari Ditemukan urat-urat tipis kalsit dengan arah N
daerah (sample no. TT. 05R) diambil dari Salu 50E/68, tetapi tidak ada tanda-tanda
Toke, berwarna putih keabuan, kaya akan mineral mineralisasi logam, kecuali ada sedikit bercak
argilik, sebagian tertutup limonit staining, ada pirit dalam batupasir. Mineral ubahan adalah
pirit tersebar dengan mineral ubahan klorit dan argilitisasi dan kloritisasi. Mineralisasi tembaga
epidot serta urat-urat halus silika. Genesa murni dan malakhit ditemukan dalam retakan batu
pemineralannya diinterpretasikan adalah pirit, lanau-serpih, sedang malakhit didapatkan
kalkopirit, malakhit dan oksida besi. Mineral pirit setempat pada fragmen konglomerat terkersikan
sangat halus, sebagian mengisi retakan. Sedang lemah.
kalkopirit ukurannya lebih halus lagi, sebagian Struktur geologi yang berkembang di daerah
berubah jadi malakit dan azurit. ini adalah adanya arah jurus dan kemiringan yang
Dari 25 conto konsentrat dulang dapat berubah-ubah. Kekar yang berarah N. 155 E/78
diidentifikasi 5 jenis mineral berat yaitu epidot, adalah tempat terperangkapnya lempengan pipih
zirkon, barit, garnet dan pirit. Ada lima tembaga murni pada lanau yang menyerpih di
kelompok mineral berat. Kelompok logam langka batas pelapisan batu pasir konglomeratan dengan
yang teramati adalah zirkon dan barit. Zirkon jurus N. 255E/28. Keterdapatan mineralisasi
hanya sebagai trace, mungkin berasal dari tembaga murni di daerah ini memperlihatkan
rombakan batuan sedimen Fm. Toraja. Barit ada peranan struktur yang dominan dalam mengontrol
pada 2 conto berupa trace, biasanya berasal dari tempat kedudukan mineralisasi.
proses hidrotermal, mungkin ada kaitannya
Hasil analisis conto di Laboratorium
dengan mineralisasi malakit pada urat kuarsa
Dari 25 conto endapan sungai daerah S.
yang ditemukan di daerah ini.
Noron, angka maximal 0,013 ppm Au dan 2 ppm
Analisis PIMA dan kimia batuan zeolit dari
Ag tidak dapat dianggap sebagai standar angka
Sadan Balusu diambil di 4 lokasi yang berlainan
dari suatu daerah yang prospek. Demikian pula
(sample no TT 043R, TT 044R, TT 045R dan TT
untuk logam dasar, angka maksimal hanya
046R), diantaranya 3 conto sudah lapuk yang satu
sebesar 85 ppm Cu, 50 ppm Pb dan 153 ppm Zn
masih segar. Dua conto lapuk ubahan mineralnya
tidak menunjukan suatu daerah yang prospek,
adalah haloysite dan montmorilonite. Haloysite
walaupun di daerah ini ditemukan tanda-tanda
adalah mineral lempung hasil ubahan dari mineral
mineralisasi tembaga, hanya mencerminkan zona
plagioklas, sedangkan montmorilonit adalah
mineralisasi logam yang kecil dan sempit atau
lempung yang sensitif terhadap lingkungan,
miskin kandungan logamnya, sebagaimana
sehingga dapat mengindikasikan perbedaan
penyelidik Belanda menyebutkannya sebagai
temperatur / komposisi kimia aliran hidrotermal.
Koperlei dan Kim (1983) berpendapat
Analisis kimia terhadap 4 conto zeolit
mineralisasi di sini terjadi setempat (sporadis).
menunjukkan ada perbedaan prosentase yang
Hasil analisis conto batuan untuk daerah S.
cukup mencolok antara yang sudah lapuk dan
Noron dari 5 conto batuan diperoleh kisaran
segar untuk komposisi SiO2. Zeolit yang lapuk
angkanya adalah 17- 9600 ppm Cu, 30 99 ppm
berkisar antara mengandung 51,50 57,80 %
Pb, 47 114 ppm Zn, 2- 8 ppb Au dan 4 37
SiO2, sedangkan zeolit yang segar lebih tinggi =
ppm Ag .
70,70 %, sementara untuk senyawa oksida
Nilai analisis endapan sungai yang
lainnya lebih rendah, kecuali unsur Na2O dan
berdekatan dengan keterdapatan tembaga murni di
H2O HD.
daerah Curio-Noron menunjukan kisaran angka
2. Kab. Enrekang yang berhubungan erat dengan pengaruh dispersi
Geologi daerah uji petik S.Noron dan unsur Cu yang berasal dari daerah mineralisasi,
disekitar muara S. Malua, Kec. Alla Timur, Kab. sebesar 45 85 ppm Cu, relatif boleh dijadikan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 4


sebagai nilai yang berhubungan erat dengan Kabupaten/Kota, demikian pula data ini akan
daerah pengaruh dispersi unsur Cu. Yang berasal melengkapi Neraca Sumberdaya Mineral Spasial
dari mineralisasi Curio-Noron. Mineralisasi Nasional dan daerah yang akan diterbitkan oleh
tembaga nampak dari lapukan yang mengandung Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
copper staining dan malakit mengisi retakan Secara garis besar data dan informasi
dalam fragmen konglomerat. Nilai analisa sekunder daerah Kabupaten Tana Toraja dan
unsurnya menunjukan kadar kandungan tembaga Enrekang diperoleh dari hasil laporan
sebesar 9600 ppm. Mineral malakhit dan oksida penyelidikan geologi terpadu yang telah
besi nampak memanjang mengisi retakan. dilakukan oleh Kanwil Departemen
Dua conto batuan yang berasal dari aliran S. Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi
Noron (conto no. TT 023R dan TT 024R) Selatan dan laporan dari Dinas Pertambangan
merupakan fragmen batuan konglomerat dalam Provinsi Sulawesi Selatan yang bekerjasama
batupasir yang rekahannya diisi malakit dan dengan Adco Murino, yaitu perusahaan konsultan
batulanau menyerpih dari Formasi Toraja. Secara dalam bidang pertambangan.
megaskopik memperlihatkan adanya perbedaan Dari hasil penyelidikan ini diperoleh
warna batulanau yang di dalam rekahannya diisi gambaran daerah sebaran dari komoditi bahan
tembaga murni berwarna coklat muda dengan galian golongan C, namun cadangannya disajikan
fragmen konglomerat yang rekahannya diisi secara kolektif, sehingga menyulitkan untuk
malakit berwarna abu-abu kehijauan. mendapatkan angka cadangan dari setiap sebaran
Dari hasil analisis petrografi batuannya komoditinya. Maka dalam penyajian atau
termasuk dalam batulanau dan argilaceous shale, pengisian formulir untuk nama lokasi diambil di
menunjukan tekstur klastik, berbutir sangat halus, tengah sebaran atau nama yang mudah dikenal.
disusun oleh kuarsa, serisit, lempung menyebar Untuk daerah sebaran yang lebih dari satu lokasi
dalam masa batuan, opak, klorit, karbonat dan dibuatkan nama lokasi lain sedangkan untuk
epidot. jumlah cadangannya digabungkan.
Analisis butir conto konsentrat dulang Dari hasil kegiatan pengumpulan data
daerah Enrekang ini menunjukan hanya epidot, sekunder yang telah dilaksanakan di Kabupaten
zirkon dan pirit yang merupakan petunjuk Tana Toraja dan Kabupaten Enrekang terkumpul
mineralisasi. Mineral zirkon ini mungkin berasal sejumlah titik lokasi potensi bahan galian sebagai
dari sisipan sedimen batupasir kuarsa dalam berikut:
formasi Toraja. Jumlah titik lokasi potensi bahan galian di
kabupaten Tana Toraja sebanyak 50 titik yang
Potensi Endapan Bahan Galian
terdiri atas: lokasi mineral logam 15 titik, lokasi
Pekerjaan pengumpulan data sekunder yang
mineral non logam 33 titik, lokasi batu bara 2
dilakukan dikedua kabupaten ini selain data
titik. Rincian dari bahan galian tersebut,
potensi sumberdaya mineral yang telah diketahui
komoditinya adalah 15 titik lokasi mineral logam
cadangannnya juga yang belum, termasuk yang
terdiri dari emas letakan: 2 titik, emas primer: 3
masih berupa indikasi mineralisasi. Data
titik, besi: 2 titik, tembaga: 7 titik, timah hitam : 1
mengenai sumberdaya mineral ini dapat diperoleh
titik
dari Dinas Pertambangan Daerah Kabupaten/Kota
Lokasi mineral non logam sebanyak 33 titik,
maupun Propinsi, termasuk dari Bappeda dan
terdiri dari zeolit: 1 titik, lempung: 4 titik,
BPS. Data dan informasi sekunder tersebut
batugamping: 5 titk, marmer: 1 titk, pasir kuarsa :
mencakup semua fakta, indikasi keadaan geologi,
1 titik, andesit: 3 titik, granit: 3 titik, sienit: 1 titik,
jenis sumber daya mineral, lokasi
basal: 1 titik, pasir, kerikil, sirtu: 7 titik, trass : 2
keterdapatannya, kualitas dan kuantitasnya,
titik, toseki: 1 titik, kaolin: 1 titik, felsfar: 1 titik,
tahapan penyelidikan serta data dan informasi lain
barit: 1 titik.
yang terkait dan dapat digunakan sebagai evaluasi
Peta sebaran potensi sumber daya mineral
untuk mengetahui prospek sumber daya mineral
logam dan batubara, serta peta potensi sumber
di suatu wilayah.
daya bahan galian non logam, Kab. Tana Toraja
Dengan mengacu kepada klasifikasi sumber
tercantum dalam gambar 4 dan 5.
daya/cadangan yang dikeluarkan oleh Dewan
Jumlah titik lokasi potensi bahan galian di
Ekonomi dan Sosial PBB data sumber daya dan
kabupaten Enrekang sebanyak 44 titik yang terdiri
cadangan tersebut dituangkan dalam bentuk
atas lokasi mineral logam 10 titik, lokasi miniral
modifikasi kelas yang berdasarkan sumbu-sumbu
non logam 30 titik, lokasi batu bara 4 titik
nilai ekonomi (Economic), kelayakan (Feasibility)
Rincian dari bahan galian tersebut,
dan keadaan geologi (Geological). Rincian data
komoditinya adalah 10 titik lokasi mineral logam,
ini merupakan gambaran awal kondisi potensi
terdiri dari emas letakan: 2 titik, emas: 3 titik
sumber daya mineral dari tiap daerah

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 5


(anomali endapan sungai), tembaga: 3 titik, Potensi sumber daya endapan tembaga ini sekitar
timah hitam: 1 titik dan seng : 1 titik. 2.500.000 ton, selain mineralisasi tembaga
Lokasi mineral non logam sebanyak 30 titik, diendapkan pula barit dalam jumlah kecil di
terdiri dari pasir, kerikil, sirtu: 8 titik, kaolin: 3 Bilolo.
titik, batu pasir: 1 titik, pasir kuarsa: 3 titik, tanah Mineralisasi logam dasar lainnya adalah tipe
urug: 1 titik, lempung: 3 titik, batugamping: 5 urat di daerah Patotong, Massuppu. Mineralisasi
titik, marmer: 4 titik dan andesit: 2 titik di daerah ini masih merupakan sumber daya,
Peta sebaran potensi sumber daya mineral berupa urat kuarsa mengandung kalkopirit,
logam dan batubara, serta peta potensi sumber malakit dan galena pada batuan hornfelsik,
daya bahan galian non logam, kabupaten mineralisasi logam tipe kontak metasomatik di
Enrekang tercantum dalam gambar 6 dan 7. Talimbangan dan mineralisasi tembaga murni di
Geologi wilayah Kabupaten Tana Toraja Uluwai. Potensi logam di Kabupaten Tana Toraja
dan Kabupaten Enrekang sangat prospek bagi sebagian besar masih berupa sumber daya, hanya
tempat kedudukan mineralisasi bahan galian di daerah Sangkaropi dan Sassak saja yang telah
logam, sehingga menarik untuk di eksplorasi. diketahui cadangannya.
Sebaran batuan gunungapi, zona batuan intrusi Di Kab. Enrekang indikasi mineralisasi
asam-intermedier, control struktur geologi dan tembaga murni terdapat mengisi sistim retakan
adanya indikasi mineralisasi logam di daerah ini dalam batuan sedimen (koperlei formatie,
merupakan daya tarik bagi pengusaha tambang KONING KNIJFF, 1914), berupa malakit dan
bahan galian logam baik nasional maupun asing . copper stainning di dalam sisipan batu pasir
Litologi utama yang berperanan penting kuarsa dalam batuan serpih Formasi Toraja di
dalam genesa endapan bijih adalah Fm. Desa Curio, Kec. Alla Timur, sedangkan
Latimojong, berumur Kapur Akhir, Fm. Toraja mineralisasi emas letakan ditemui di daerah S.
berumur Oligo-Miosen, Batuan Gunungapi Bungin dan Barakka Kab. Enrekang yang hanya
Lamasi, terobosan Granodiorit Sangkaropi dan prospek untuk pertambangan rakyat. Peta zonasi
sienit Sassak, serta Batuan Gunungapi Talaya dan tipe mineralisasi nampak dalam gambar 8.
Adang. Batuan-batuan ini cukup prospek bagi
Pemanfaatan dan Pengembangan Bahan
tempat kedudukan mineralisasi bahan galian
Galian
logam, sehingga menarik untuk dijadikan target
eksplorasi Bahan Galian Logam.
Zona-zona mineralisasi logam yang telah Bahan galian logam di Kab. Tana Toraja
diketahui di Kab. Tana Toraja diantaranya, terdapat di daerah Sangkaropi, Talimbangan,
mineralisasi di daerah Sassak berupa timah hitam Sassak, Patotong (Massupu), Uluwai dan
dalam dua buah urat kuarsa sejajar Pariwara Bonggakaradeng. Serta di Curio, Noron Kab.
pada batuan andesit mengandung galena dan Enrekang. Potensi sumber daya mineral logam di
kalkopirit, serta mineralisasi tipe porfiri di hulu kedua daerah Kabupaten ini, belum ada yang
S. Darung, dengan kandungan logam tembaga: cukup besar yang layak dan ekonomis untuk
0,2 0,6 %, dan perkiraan cadangan 50.000 ton, ditambang
berasosiasi dengan tembaga, seng dan logam Penemuan endapan bijih Sangkaropi oleh
mulia/emas. Luas daerah penyebaran yang PT. Aneka Tambang hingga saat ini belum
terpengaruh mineralisasi sekitar 12 km2. memenuhi sekala potensi untuk dikembangkan
Mineralisasi logam dasar tipe volkanogenik masih dalam penelitian kembali. Selain itu
Sangkaropi terletak di sebelah timur laut kota eksploitasi mineral logam merupakan kegiatan
Rantepao, merupakan wilayah eksplorasi PT. padat modal, padat teknologi, padat resiko dan
Aneka Tambang. Mineralisasi di daerah ini memerlukan waktu yang lama, maka dengan
diduga berhubungan dengan kegiatan gunungapi masuknya Kontrak Karya pertambangan memberi
bawah laut, terendapkan pada batuan gunungapi harapan terjadinya laju percepatan pengembangan
piroklastik terdiri atas tuf hijau, tuf lapili, breksi dan pembangunan wilayah.
dan lava, yang mirip dengan endapan sulfida Mineralisasi logam tembaga murni
logam tipe Kuroko (Jepang). Daerah mineralisasi dilaporkan oleh beberapa penulis terdapat di
tersebar di Sangkaropi, Kab. Tator dan di daerah S. Uluwai, Kab. TanaToraja juga masih
Rumanga serta Bilolo, Kabupaten Luwu, yang berupa sumber daya. Demikian pula indikasinya
terdiri dari sfalerit, pirit, galena dan kalkopirit berupa malakit dan copper staining di dalam
dalam batuan gunung api Lamasi, mengandung batuan serpih dari Formasi Toraja yang tersingkap
urat kuarsa yang mengalami piritisasi, ubahan di tepi S. Malua, Desa Curio, Kab. Enrekang.
mineral terkersikan. Endapan bijih logam sulfida Conto tembaga murni berupa lempengan tipis
di Sangkaropi mengandung 465 ppm7,12 % Cu, logam tembaga ditemukan penduduk dalam urat
436 ppm-4,98 % Pb dan 280 ppm-12,4% Zn. lempung yang memotong batuan serpih Formasi
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 6
Toraja. Nampaknya tidak dapat dikembangkan, endapan pasir sungai cukup signifikan bagi PAD
karena hanya sebatas indikasi. Kab. Enrekang.
Logam mulia/ emas dijumpai di daerah Batugamping belum dimanfaatkan secara
Sassak, Bungin/ Membuni dan Uluwai. Di daerah komersial, demikian juga batu marmer. Usaha
Sassak dan Bungin keterdapatan emas ini pemanfaatan marmer untuk batu hias onik masih
berasosiasi dengan logam dasar. Menurut laporan sedang dalam penjajagan. Bahan galian gamping
terdahulu pernah ada perusahaan yang melakukan di daerah ini dapat digunakan untuk pembuatan
penambangan yaitu PT. Perto, dimana jejak semen portland dan semen puzoland, industri
penambangannya seperti terowongan, jalan perkebunan, pertanian, pemurnian gula, proses
setapak, lesung penggilingan dari batu, bekas metalurgi dan industri keramik. Walaupun
pondasi perumahan dan dulang sepanjang DAS cadangannya berlimpah prospek pemanfaatan dan
Sassak masih bisa ditemui, menurut informasi di pengembangannya cukup menjanjikan, namun
daerah ini juga pernah di usahakan rakyat namun pihak investor belum ada yang berminat
kemudian berhenti. mengembangkannya.
Penambangan emas yang dilakukan oleh Endapan bahan galian granit, syenit dan
penduduk setempat yang berasal dari endapan andesit basal baru digunakan untuk bahan
bijih primer melalui proses amalgamasi dengan konstruksi bangunan dan jalan berupa batu pecah.
menggunakan gelundung/tromol tidak ada dalam Pemanfaatan dan pengembangannya belum
laporan. Tetapi masyarakat hanya mengolah emas optimal, baru dilakukan oleh penduduk setempat
dari pendulangan endapan sungai berupa emas untuk kebutuhan lokal.
letakan yang terkonsentrasi di daerah sungai Potensi endapan batu lempung di Enrekang
Sassak termasuk aliran sungai Darung, S. cukup melimpah mencapai lebih dari 1,6 milyar
Mapayang dan S. Bungin. ton dan mutu lempung di Pendokketan dan
Mineralisasi logam emas letakan di Kab. Soroboko dapat digunakan sebagai pembuatan
Enrekang hasil pendulangan di hilir S. Tonggo. bodi keramik namun dalam pemanfaatan dan
Potensinya masih berupa sumber daya. Adanya pegembangannya belum ada pihak investor yang
emas letakan di daerah S. Bungin dan Barakka berniat menanamkan modalnya.
hanya prospek untuk pertambangan rakyat di Berdasarkan kandungan kimianya toseki
wilayah yang bersangkutan. dapat digunakan untuk pembuatan keramik halus
atau digunakan dalam bentuk lain seperti batu
Bahan galian Non Logam/industri
tahan api. Tetapi hingga saat ini pemanfaatannya
Bahan galian industri yang terdapat di
belum ada yang mengembangkan.
Kabupaten Tana Toraja adalah berupa pasir
Komoditi bahan galian kaolin adalah salah
(sungai), sirtu, gamping, marmer dan zeolit.
satu bahan industri yang dapat digunakan sebagai
Hanya pasir sungai yang telah memberikan
campuran pembuatan kertas, sebagai pengisi pori
manfaat pada PAD dari restribusinya. Batu
dan pemutih dalam indutri karet dan textil serta
gamping dan marmer dari Formasi Toraja baru
pemutih gula, sebagai bahan baku industri
dimanfaatkan untuk fondasi rumah dan
keramik refraktori, cat, obat-obatan dan sabun.
pembuatan jalan. Bahan galian zeolit terdapat
Potensi endapan kaolin di Kab. Enrekang jumlah
cukup banyak di daerah Sangkaropi mungkin
dan mutunya cukup bisa dimanfaatkan namun
mempunyai potensi yang cukup baik bila
dalam pengembangannya belum ada perusahaan
dimanfaatkan untuk bahan baku campuran pakan
yang berniat menanamkan modalnya di bidang
ternak, penjernih air dan lain-lain.
pertambangan kaolin.
Manfaat endapan bahan galian toseki di
Demikian pula untuk komoditi bahan galian
Limbongbatu, Desa Sa`dan, Malimbong, Kab
felspar. Pemanfaatan dan pengembangannya
Tana Toraja saat ini oleh penduduk baru
belum dilihat oleh para investor swasta nasional
digunakan sebagai bahan bangunan padahal
maupun di daerah.
bermanfaat pula sebagai bahan galian industri.
Potensi endapan batubara di daerah ini
Komoditi bahan galian barit dapat
secara geologi cukup berarti dan lokasi singkapan
dimanfaatkan sebagai campuran dalam industri
tidak jauh dari jalan umum. Potensi endapan
gelas dan bahan lumpur pemboran sumur-sumur
batubara di daerah Kabupaten Enrekang sebagai
dalam. Pengembangan penambangan untuk bahan
bahan bakar untuk menunjang pertumbuhan
galian ini tidak prospek, sehingga kemudian
industri di daerah Sulawesi Selatan, seperti pabrik
diberhentikan.
PT. Semen Tonasa telah memenuhi spesifikasi
Bahan galian industri yang terdapat di
batubara yang dipersyaratkan untuk digunakan
Kabupaten Enrekang adalah berupa pasir
pada pabrik tersebut.
(sungai), lempung, gamping dan marmer. Potensi

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 7


Neraca Sumber Daya Mineral TABEL 2. NERACA SUMBER DAYA
Potensi bahan galian strategis, vital dan MINERAL KABUPATEN ENREKANG, 2001
bahan bangunan serta bahan galian industri di
KOMODITI JUMLAH JUMLAH
kedua kabupaten menunujukan bahwa bahan
BAHAN SUMBER DAYA CADANGAN
galian yang paling banyak pendataannya serta
GALIAN (TON)
produksinya adalah bahan galian bahan bangunan.
Data produksi yang diperoleh hanya untuk Batubara 505.000
komoditi pasir, dan sirtu dari endapan sungai serta Emas 41,6 kg
batupecah dari batugamping. Pasir kuarsa 18.223.350
Data produksi bahan galian yang terhimpun Kaolin 1.052.986.100
dari BPS dan data Kanwil Departemen Lempung 106.307.271.275
Pertambangan dan Energi Sulawesi Selatan belum Batu marmer 2.445.665.372
cukup memberikan gambaran data produksi di Andesit/Basalt 56.061.098.380
daerah penyelidikan, khususnya Kab. Tana Toraja Batugamping 136.485.821.100
dan Kab. Enrekang. Sirtu+pasir 62.202.000
Untuk masa yang akan datang Dinas Batupasir 350.000.000
Pertambangan dan Energi di kedua kabupaten
tersebut akan melakukan pendataan produksi
bahan galian yang lebih cermat dan akurat
terutama untuk bahan galian pasir, kerikil dan KESIMPULAN
sirtu yang berasal dari lokasi mulut tambang
berdasarkan retribusi yang diperoleh secara a) Dari pengumpulan data dan informasi
berkala. sekunder yang dituangkan dalam peta digital
Gambaran secara objektif dan menyeluruh (GIS), tabel lokasi dan tabel sumber daya
mengenai kondisi potensi/cadangan dan sebaran mineral, sebaran titik lokasi keterdapatan
lokasi sumber daya mineral di Provinsi Sulawesi bahan galian mineral logam dan non logam
Selatan, telah disusun berupa Neraca Sumber untuk masing masing kabupaten, diperoleh
Daya Alam Spatial Daerah TA 1998/1999. hasil sebagai berikut:
Kabupaten Tana Toraja :
Mineral Logam: 15 titik lokasi
Mineral Non logam: 33 titik lokasi
Batubara: 2 titik lokasi

TABEL 1. NERACA SUMBER DAYA Kabupaten Enrekang :


MINERAL KABUPATEN TATOR, 2001 Mineral Logam: 10 titik lokasi
KOMODITI JUMLAH SUMBER JUMLAH
Mineral Non logam: 30 titik lokasi
BAHAN GALIAN DAYA (TON) CADANGAN Batubara: 4 titik lokasi

Tembaga 2.500.000 b) Data produksi bahan galian di kedua


kabupaten kurang/belum lengkap, sehingga
Timbal 50.000 menyulitkan dalam pembuatan Neraca Sumber
Emas 1.360 6,689 KG Daya Mineral di tiap kabupaten.
Barit 6.721 c) Hasil inventarisasi potensi bahan galian logam
Zeolit 6.000.000.000 m3 di Sassak, Kabupaten Tana Toraja
Pasir kuarsa 9.887.570.000 menunjukkan adanya beberapa lokasi
Kaolin 32.323.375 mineralisasi yang sudah dilakukan eksplorasi
Toseki 49.906.125 rinci sampai saat ini belum ada tindak lanjut,
Lempung 9.269.050.000 oleh karena kemungkinan cadangannya relatif
Feldspar 43.590.851
kecil untuk dikembangkan.
Batu marmer 2.369.250.000
d) Besarnya potensi sumber daya mineral logam
Andesit/Basalt 40.448.526.150
di Kabupaten Enrekang lebih kecil
Granit 5.018.768.101
dibandingkan dengan Kabupaten Tana Toraja.
Batugamping 30.042.548.575
Sehingga harapan untuk bisa menggali
Tras 700.102.500
Pendapatan Asli Daerah dari sektor
Sirtu+pasir 57.879.930
pertambangan logam sulit untuk terealisasi.
Syenit 11.234.935.150
e) Hasil penyelidikan Uji petik di daerah Poton
dan di aliran S. Noron di kedua kabupaten ini,
kadar analisisnya sangat rendah, sehingga

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 8


tidak prospek untuk dilakukan eksplorasi Kusbini dkk, 1992 Laporan Penyelidikan Geologi
tindak lanjut. Terpadu Kabupaten DATI II Tana Toraja
f) Potensi bahan galian yang prospek untuk di Propinsi Sulsel, Ujungpandang
kembangkan dalam waktu dekat di Kabupaten Machali. A.M. dkk, 1983, Laporan Pendahuluan
Tana Toraja sebagai penyumbang PAD adalah Penyelidikan Logam Dasar di Daerah
bahan galian industri seperti pasir sungai, Uluwai, Sulawesi Selatan, Tahun Anggaran
gamping, marmer, kaolin dan zeolit sedangkan 1982-1983, Direktorat Sumber daya
di Kabupaten Enrekang adalah pasir sungai, Mineral.
batugamping, marmer dan kaolin. Muh. Sutar dkk, 1999. Pemetaan Zonasi
Pertambangan Guna Mendukung
Konservasi Bahan Galian dan Tata Ruang
DAFTAR PUSTAKA Wilayah Pertambangan Kabupaten Tator,
Propinsi Sulsel. Proyek Pengembangan
Abdul Malik, H. 1999 Neraca Sumber Daya Alam Pertambangan dan Energi Sulawesi Selatan
Spatial Daerah (NSAD) Propinsi DATI I Poernomo Kridoharto, H. Msc., 1997 ; Sekilas
Sulsel T.A. 1998-1999, Pemda Tk.1 Sulsel Tentang Bahan Galian Yang Potensial
Bustanudin Syam, 1995 Eksplorasi Pendahuluan Untuk Dikembangkan di Sulsel serta tata
Bahan Galian Emas, Daerah Baraka cara perijinannya, kanwil Depertamben.
Kabupaten Enrekang Propinsi Sulsel Propinsi Sulsel.
Djumhani dan H. Pudjowaluyjo, 1974, Laporan Soenarko H.R. 1992, Laporan Pemantauan dan
Lima Tahun Pelita Tahap I, Bagian Proyek Pengawasan Kegiatan Pertambangan Bahan
Pemetaan Dan Penyelidikan Mineral Di Galian Golongan C. di Kabupaten Enrekang
Daerah Sulawesi Selatan Blok 5, 1967 dan Tana Toraja. , Kanwil Pertambangan
1974, Arsip DSDM, tidak diterbitkan. dan Energi, Sulawesi Selatan
Djumsari. A. Suganda E. 1995, Penyelidikan Sukamto. Rab, 1975, Peta Geologi Indonesia,
Geokimia Regional Bersistim Daerah Lembar Ujungpandang, Skala 1 : 1000.000,
Direktorat Geologi Bandung
Kabupaten Luwu, Sidrap Dan Wajo, Bagian
Tim Seksi Mineral Volkanogenik, 1981. Laporan
Lembar Larompong (2112), Sulsel..
Penyelidikan Geologi dan Geokimia Tinjau
Darwis Falah, 1995 Laporan Penyelidikan Regional Daerah Basin sungai Lamasi dan
Geologi Terpadu Kabupaten DATI II sungai Sadan, Kabupaten Tana Toraja dan
Enrekang Propinsi Sulsel, Proyek Luwu, Sulawesi Selatan, Direktorat Sumber
Pertambangan dan Energi Sulsel dan daya Mineral.
Tenggara Untung Triono, dkk, 1996, Eksplorasi Endapan
Djuri dan Sudjatmiko, 1974, Peta Geologi Batubara di Daerah Enrekang dan
Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar sekitarnya, Kabupaten Enrekang, Propinsi
Palopo, Sulawesi Selatan, Direktorat Sulawesi Selatan, Direktorat Sumber daya
Geologi Bandung Mineral
Jica, 1994 Report On The Cooperative Mineral Yaya Sunarya dkk, 1980. Penelitian Stratigrafi
Exploration, in the Toraja Area, Sulawesi - dan Studi Orientasi Geokimia Endapan Bijih
the Republic of Indonesia, Consolidated Tipe Kuroko di daerah Sangkaropi,
Report, Jica-MMAJ Japan. Kecamatan Sesean, Tana Toraja, Sulawesi
Selatan, Direktorat Sumber daya Mineral.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 9


Gb.1 PETA GEOLOGI DAERAH KABUPATEN ENREKANG DAN TANA TORAJA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Gbr. 2. Peta geologi lintasan S. Toke dan S. Posong Daerah Desa


Poton, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tata Toraja, Sulsel

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 10


Gambar 3. Peta geologi dan mineralisasi daerah aliran S. Noron
dan sekitarnya, Kab. Enrekang, Prov. Sulsel

Gambar 4. Peta Potensi Sumber Daya Mineral Logam dan


Batu Bara, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 11


Gb.5 Peta Potensi Sumber Daya Bahan Galian Non Logam
Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan

Gb.6 Peta Potensi Sumber Daya Mineral Logam dan Batubara


Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 12


Gb.7 Peta Potensi Sumber Daya Bahan Galian Non Logam
Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan

Gbr. 8. Peta sebaran zonasi tipe mineralisasi logam dasar dan logam

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 13


Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 14
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 15
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 16
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, TA. 2002 19 - 17

Anda mungkin juga menyukai