Anda di halaman 1dari 8

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM

DI KABUPATEN SORONG DAN MANOKWARI


PROPINSI PAPUA
Oleh:
Soedirman Abdullah, Ahmad Kusnardi, A. Sanusi Halim,
Djadja Turdjaja, Sarino, Djoni Turkana
SUBDIT. MINERAL NON LOGAM

SARI
Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral di daerah Kabupaten Sorong dan Kabupaten
Manokwari Provinsi Papua dilaksanakan melalui kegiatan Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian
Mineral Indonesia, Sub Tolok Ukur Mineral Industri Tahun Anggaran 2002, di Kabupaten Sorong meliputi
daerah Kecamatan Makbon, Kecamatan Teminabuan dan Kecamatan Ayamaru sedangkan di Kabupaten
Manokwari, pelaksanaan proyek tersebut meliputi daerah Kecamatan Manokwari, Kecamatan Warmare dan
Kecamatan Ransiki.
Di daerah penyelidikan ditemukan beberapa jenis bahan galian yang dapat menunjang kehidupan
masyarakat setempat dalam waktu sekarang (industri bahan bangunan),waktu menengah (industri kapur dan
fospat) dan waktu yang akan datang (industri semen).
Bahan bangunan memberi kontribusi yang signifikan dalam pembangunan wilayah di daerah
penyelidikan dan telah menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat setempat, sedangkan bahan galian
untuk industri kapur, fospat dan industri semen belum dimanfaatkan karena berbagai hal antara lain
terbatasnya infrastruktur dan informasi sehingga arus masuk barang, jasa, teknologi dan minat investor
untuk melakukan investasi terhambat.
Disarankan kepada Pemerintah Daerah setempat selain membangun infrastruktur juga membuat
Sistim Informasi Mineral Daerah yang dapat diakses dari luar daerah untuk memudahkan para investor
melakukan investasi di bidang usaha pertambangan.

I. PENDAHULUAN kemungkinan keterdapatan serta penyebaran


komoditi bahan galian non logam yang
1.1. Latar Belakang mempunyai prospek cukup baik untuk dapat
Dalam rangka pelaksanaan salah satu segera dikembangkan.
kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi, Sub Tolok Tujuan kegiatan ini antara lain untuk
Ukur Mineral Non Logam, Proyek Inventarisasi mengumpulkan data baik primer (uji-petik di
dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, lapangan) dan data sekunder mengenai komoditi
Tahun Anggaran 2002, maka dilakukan bahan galian non logam yang terdapat di daerah
Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Kabupaten Sorong dan Manokwari, Provinsi
di daerah Kabupaten Sorong dan Manokwari, Papua.
Provinsi Papua.
1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan
Kegiatan ini juga merupakan permintaan
Secara administratif, lokasi daerah penyeli-
Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong No. 050/
dikan termasuk dalam wilayah Kabupaten Sorong
640, tanggal 7 September 2001 yang ditujukan
pada koordinat 00 00’ 01” – 30 11’ 38” LS dan
kepada Direktur Inventarisasi Sumber Daya
1290 46’ 22” – 1320 57’ 00” BTdan Manokwari
Mineral untuk melakukan inventarisasi dan
pada koordinat 00 30’ 00” – 30 44’ 47” LS dan
evaluasi bahan galian non logam di Kabupaten
1320 37’ 51” – 1350 00’ 01” BT, Provinsi Papua.
Sorong.
Lokasi uji petik di Kabupaten Sorong meliputi
1.2. Maksud dan Tujuan daerah Kecamatan Teminabuan, Kecamatan
Maksud kegiatan Inventarisasi dan Aitinyu, Kecamatan Ayamaru dan Kecamatan
Evaluasi Bahan Galian Mineral, di daerah Makbon, untuk Kota Sorong meliputi Kecamatan
Kabupaten Sorong dan Manokwari, Provinsi Tanjung, sedangkan untuk Kabupaten Manokwari
Papua, adalah mendapatkan data aktual guna meliputi Kecamatan Manokwari, Kecamatan
mengetahui lebih jauh lagi mengenai

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-1
Warmare, Kecamatan Oransbari dan Kecamatan - Batuan sedimen klastika laut berumur
Ransiki. Mesozoikum (Kj)
Secara tidak selaras menutupi batuan
2. GEOLOGI sedimen klastika laut Palezoikum (CP). Batuan ini
bersifat gampingan, dengan sebaran batuan
Geologi umum daerah penyelidikan dalam dibagian utara tengah Kabupaten Sorong
laporan akhir secara prinsip mengacu kepada Peta (Sausapor), bagian tengah Kepala Burung
Geologi Irian Jaya, Indonesia (Dow D.B, dkk, (sebelah barat Ransiki) dileher Kepala Burung
skala 1:1.000.000, P3G, 1986). (sebelah barat Wassior) membentuk morfologi
Peta geologi tersebut kemudian diseder- perbukitan terjal sampai pegunungan.
hanakan oleh penulis sesuai dengan kebutuhan - Batuan sedimen klastika laut berumur
pembuatan laporan Tersier (Tm)
Bersifat gampingan yang secara tidak
2.1 Stratigrafi selaras menutupi batuan klastika laut berumur
- Batuan malihan tak terpisahkan berumur Mesozoikum (Kj). Kelompok batuan ini adalah
Paleozoikum (Pz) batuan sedimen klastika laut umumnya berbutir
Merupakan batuan tertua di daerah halus dan gunungapi, batupasir kuarsa, setempat
penyelidikan, terdiri dari batulempung, batupasir konglomerat, dengan serpih pasiran dan
arkosa dan batugamping lapukan. Termasuk batulanau. Sebarannya menempati bagian tengah
dalam kelompok ini adalah batuan sedimen Pulau Misool, bagian baratdaya Pulau Waigeo,
klastika laut termalihkan rendah, termalihkan bagian utara Pulau Batanta, bagian tengah daerah
menengah dan termalihkan tinggi. Beberapa Kepala Burung (sekitar Ayamaru) dan bagian
batugamping dan marmer yang terhablur ulang, leher Kepala Burung (Teluk Wandamen),
berlapis terlipat. Sebaran batuan malihan ini membentuk morfologi perbukitan landai sampai
menempati bagian tengah, bagian timur dan terjal, dengan topografi karst.
bagian tenggara daerah penyelidikan, membentuk - Batuan beku berumur Eosen Bawah sampai
morfologi pegunungan. Miosen Bawah (TelTml)
- Batuan Plutonik berumur Paleozoikum- Berupa lava basalan hingga andesitan,
Mesozoikum (PTR) umumnya terubah, aglomerat, breksi lava, tufa
Menerobos batuan malihan tak terpisahkan lava bantal, stok dan retas diorit, andesit dan
berumur Paleozoikum (Pz). Batuan ini terdiri dari porfir basalkan gabro. Sebaran batuan ini terdapat
granit urat dan retas pegmatite mengandung dibagian tengah dan timur Pulau Waigeo,
turmalin, granodiorit, monzonit kuarsa dan granit sebagian besar Pulau Batanta, bagian baratlaut
porfir merah jambu. Sebaran batuan plutonik ini Pulau Salawati, bagian utara Kepala Burung
mengikuti arah dan Sistim Sesar Sorong dan (Warmare) dan bagian timur Kepala Burung
Sistim Sesar Ransiki, terdapat di Kota Sorong, (sebelah utara Ransiki), membentuk morfologi
sebelah barat Manokwari dan daerah Ransiki, perbukitan sampai pegunungan.
membentuk morfologi pegunungan. - Batuan beku berumur Miosen Tengah
- Batuan sedimen klastika laut berumur (Tmm)
Paleozoikum (CP) Berupa batuan gunungapi andesit, sedikit
Secara tidak selaras menutupi batuan dasit dan tufa basal, aglomerat, lava dan tufa
malihan tak terpisahkan berumur Paleozoikum padu, sedimen klastika gunungapi tufaan, retas
(Pz). Batuan ini berbutir halus sampai menengah, dan stok diorit, andesit, porfir dasit dan dolesit
beberapa konglomerat dan batubara, gampingan, beberapa sisipan batugamping. Sebaran batuan ini
membentuk morfologi pegunungan. Yang dibagian utara (daerah Saukorem) dan sebelah
termasuk dalam kelompok batuan ini adalah tenggara Manokwari (Pegunungan Arfak),
lapisan merah bukan endapan laut kebanyakan membentuk morfologi pegunungan.
berbutir halus pada puncaknya gunungapi. - Bancuh berumur Miosen Atas (Tux)
Sebaran batuan ini di bagian tengah daerah Serpihan tektonik dengan sedimen klastika
Kepala Burung. Batuan ini membentuk morfologi laut fasies laut dalam, serpih karbonan, kalkarenit,
pegunungan. batupasir, sedikit batupasir koral-gampingan dan
- Batuan terobosan ultramafik berumur Jura napal. Sebaran satuan batuan ini mengikuti Sistim
Bawah (M) Sesar Sorong (dimulai dari bagian timur laut
Terdiri dari serpentin, peridotit, piroksenit Pulau Salawati, menerus ke Kota Sorong dan
dan gabro menempati bagian utara Pulau Waigeo sebelah timur kota Sorong), membentuk
(merupakan batuan tertua di pulau tersebut) morfologi perbukitan.
dengan morfologi perbukitan sampai pegunungan.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-2
- Batuan sedimen klastika laut dan darat Sebaran batuan mafik yang teramati pada uji petik
berumur Miosen Atas sampai Plistosen kali ini 100 hektar, ketinggian puncak bukit rata-
(TmuQp), rata 50 meter, sehingga besarnya sumber daya
Umumnya berbutir halus dan batubara. hipotetik 25.000.000 m3.
Sebaran batuan ini menempati bagian tenggara
barat Kepala Burung (Klomosin), sekitar
Teminabuan, Bintuni dan Babo, membentuk 3.1.1.3 Bahan Galian Serpentinit Kota Sorong
morfologi perbukitan landai sampai dataran, Batuan serpentinit di Kampung Mare Kota
secara tidak selaras menutupi kelompok batuan Sorong (notasi Sp 1 data primer pada Peta
sedimen klastika laut berumur Tersier (Tm). Geologi dan Lokasi Bahan Galian).
- Batugamping terumbu, batulanau, batupasir Berdasarkan hasil analisa petrografi dengan
dan lignit, berumur Kuarter (Qm), kode conto S17 bahan galian ini menunjukkan
Menempati bagian utara Pulau Misool dan tekstur skistose terdiri dari flacky antigorit berupa
bagian timur Manokwari, membentuk morfologi agregat dari fibrollamelar dan mineral opak
perbukitan. berwarna hitam yang sebagian tampak telah
- Endapan permukaan berupa endapan teroksidasi menjadi limonit.
sungai, endapan danau dan endapan pantai, Sebaran batuan serpentinit merupakan
berumur Kuarter (Q), bukit-bukit kecil yang tersebar dalam kelompok
Merupakan batuan termuda di daerah batuan serpentinit dalam Sistim Sesar Sorong.
Kepala Burung, secara tidak selaras menutupi Sebaran batuan serpentinit yang diuji petik kali ini
batuan yang lebih tua, membentuk morfologi adalah yang terdapat di Kampung Mare, Kota
dataran. Sebaran endapan permukaan ini Sorong. Batuan ini sangat tampak jelas apabila
menempati bagian selatan Pulau Salawati dan dilihat dari pantai barat Sorong, terletak di sekitar
bagian selatan daerah Kepala Burung dan sebelah pemukiman penduduk. Luas sebaran diduga 5
barat Manokwari, membentuk morfologi dataran. (lima) hektar, ketinggian rata-rata dari
pemukiman penduduk 10 meter, sehingga
besarnya sumber daya hipotetik 500.000 m3.
3. HASIL PENYELIDIKAN 3.1.2 Endapan Bahan Galian di Kabupaten
Sorong
3.1 Endapan Bahan Galian Daerah Kabupaten Sorong yang dilakukan
3.1.1 Endapan Bahan Galian di Kota Sorong uji petik adalah Kecamatan Teminabuan,
Bahan galian di Kota Sorong sebenarnya Kecamatan Aitinyu, Kecamatan Ayamaru dan
tidak termasuk dalam program penyelidikan, Kecamatan Makbon, Kabupaten Sorong (lihat
namun karena infrastuktur di wilayah Peta Geologi dan Lokasi Bahan Galian).
administratif lebih baik dan juga secara geologi 3.1.2.1 Bahan Galian Lempung Kabupaten
sangat menarik untuk diketahui, maka beberapa Sorong
bahan galian yang ada di Kota Sorong diselidiki Lempung tersingkap di tepi jalan
(lihat Peta Geologi dan Lokasi Bahan Galian). Teminabuan – Weigo di Kampung Werwit,
3.1.1.1 Bahan Galian Batugamping Kota Kecamatan Teminabuan, berwarna abu-abu
Sorong kehitaman, ketebalan yang tersingkap 1,75 meter.
Batugamping Kota Sorong terdapat di Bahan galian ini diinterpretasikan sebagai
Kampung Asoka, umumnya berupa bongkah- endapan litoral. Setempat-setempat lempung ini
bongkah berukuran 25 - 100 m2 dan tersebar masih ditemukan sampai Kampung Keyen (kode
secara tidak beraturan dalam bancuh tak conto S1 dan notasi Cly 1 data primer pada Peta
terpisahkan, sehingga besarnya sumber daya pada Geologi dan Lokasi Bahan Galian).
penyelidikan kali ini tidak dapat dihitung. Bahan galian lempung di Kabupaten
Sorong sebarannya sangat luas terdapat pada
3.1.1.2 Bahan Galian Batuan Mafik Kota Formasi Steenkool, terdapat di sebelah selatan
Sorong Teminabuan menerus sampai sebelah selatan
Batuan dalam sistim Sesar Sorong yang Aitinyu. Pada penyelidikan kali ini yang dijadikan
diamati berupa batuan mafik terdiri dari batuan uji petik di Kampung Keyen, Kecamatan
basal dan gabro, terletak di Kampung Asoka Teminabuan dengan luas sebaran 1.000 hektar,
Kecamatan Tanjung Kota Sorong (notasi Gb 1 ketebalan yang teramati di lapangan 1,75 meter,
pada Peta Geologi dan Lokasi Bahan Galian). sehingga besarnya sumber daya hipotetik
Sebaran batuan mafik terdapat di Kota Sorong, 17.500.000 m3. Bahan galian ini belum
Kampung Asoka, termasuk dalam Sistim Sesar dimanfaatkan. Berdasarkan sumber daya yang ada
Sorong yang merupakan bancuh tak terpisahkan.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-3
bahan galian ini cukup memadai untuk bahan mendekati batugamping Weigo namun berwarna
baku semen. lebih putih. Perbukitan batugamping Ayamaru
relatif lebih landai dan lebih membulat,
3.1.2.2 Bahan Galian Batugamping Kabupaten
mencerminkan kekerasannya lebih lunak bila
Sorong
dibandingkan dengan batugamping Aitinyu.
Batugamping di daerah uji petik ini
Batugamping yang diamati terletak sebelah barat
ditemukan pada beberapa stasiun pengamatan,
Ayamaru, tepatnya sebelah barat dan timur
berdasarkan peta geologi di daerah penyelidikan
Kampung Soroan. Batugamping ini berdasarkan
batugamping ini termasuk batugamping Formasi
Peta Geologi Lembar Teminabuan termasuk
Sekau dan Batugamping Kais.
batugamping Formasi Sekau (notasi Ls 3 data
Batugamping Kecamatan Teminabuan
primer pada Peta Geologi dan Lokasi Bahan
terdapat di sebelah utara jalan Teminabuan –
Galian).
Weigo, antara lain di Kampung Sungguer (1,25
Batugamping Kecamatan Makbon termasuk
km dari jalan raya) dan Kampung Weigo sebelah
batugamping dalam Sistim Sesar Sorong,
barat jembatan di tepi jalan raya. Batugamping ini
merupakan daerah bancuh. Namun demikian
sebagian besar lunak berwarna putih sampai putih
berdasarkan pengamatan di lapangan
kotor (terkesan ada lumpur gampingan) dan
keberadaanya relatif menerus sepanjang 3 (tiga)
sebagian kecil lainnya keras berwarna krem,
km, luas sebaran yang teramati dalam
(kode conto S3 dan notasi LS 1 data primer pada
penyelidikan kali ini adalah 30 hektar, ketinggian
Peta Geologi dan Lokasi Bahan Galian).
puncak rata-rata 25 meter, sehingga besarnya
Berdasarkan Geologi Lembar Teminabuan
sumber daya hipotetik 7.500.000 m3 (notasi Ls 4
batugamping ini sebarannya mulai baratlaut
data primer pada Peta Geologi dan Lokasi Bahan
Teminabuan sampai Weigo, namun yang teramati
galian).
dengan baik di daerah Teminabuan – Weigo, luas
sebarannya diduga 1.500 hektar dengan 3.1.2.3 Bahan Galian Fosfat Kabupaten Sorong
ketinggian puncak rata-rata 50 meter, sehingga Fosfat di Kampung Soroan, tepatnya
besarnya sumber daya hipotetik 375.000.000 m3. sebelah baratlaut Bukit Renhahat diambil dari test
Batugamping Kecamatan Aitinyu dapat pit pada kedalaman 4,15 meter ( notasi P 1 data
ditemukan pada tebing di jalan raya Weigo – primer pada Peta Geologi dan Lokasi Bahan
Aitinyu Kampung Mosware Kecamatan Aitinyu. Galian).
Batugamping di kedua lokasi tersebut berdasarkan Conto yang diambil berupa batugamping
Geologi Lembar Teminabuan batugamping di dan tanah yang berwarna kuning kecoklatan.
daerah ini merupakan batugamping Formasi Bahan galian ini diinterpretasikan sebagai
Sekau. Batugamping ini secara genetika pengayaan dari batuan asal (batugamping) yang
sekelompok dengan batugamping Weigo dan mengandung fosfat. Berdasarkan Geologi Lembar
batugamping Ayamaru. Batugamping sebelah Teminabuan batugamping di daerah Soroan
baratdaya simpang tiga Teminabuan – Aitinyu – termasuk Batugamping Kais.
Ayamaru mempunyai sifat fisik yang berbeda Hasil analisa kimia ini menunjukkan
dengan kedua batugamping tadi. Batugamping di konsentrasi fosfat terdapat pada tanah yang
daerah Aitinyu (mulai dari Kampung Yaksoro– diinterpretasikan merupakan hasil pengayaan
Kampung Airsirih) umumnya berwarna krem, melalui proses pelapukan batugamping. Bahan
padu dan keras, membentuk topografi karst. galian fosfat yang terdapat di Kabupaten Sorong
Batugamping di daerah Aitinyu berdasarkan terdapat dalam tanah hasil pelapukan batuan
Geologi Lembar Teminabuan termasuk Batu- gamping di sekitar lokasi. Konsentrasi tanah
gamping Kais (notasi LS 2 data primer pada Peta pelapukan terdapat di lembah-lembah sekitar
Geologi dan Lokasi Bahan Galian). aliran sungai yang sebarannya cukup luas. Namun
Batugamping di Kecamatan Aitinyu demikian pada uji petik kali ini sebaran tanah
berdasarkan Geologi Lembar Teminabuan pelapukan yang diamati 10 hektar, ketebalan
sebarannya sangat luas menerus sampai sebelah tanah berdasarkan sumur uji di daerah tersebut
utara Teminabuan, berarah baratlaut – tenggara, 4,15 meter, sehingga sumber daya hipotetik 415.
namun yang teramati pada penyelidikan kali ini 000 m3.
adalah batugamping yang terdapat di sekitar
3.1.2.4 Bahan Bangunan Kabupaten Sorong
Kampung Yaksoro - Kampung Airsirih. Luas
Bahan bangunan yang dimaksud adalah
sebaran diduga 3.000 hektar dengan ketinggian
batuan beku yang berasal dari Formasi Dore,
puncak rata-rata 50 meter, sehingga besarnya
sebarannya sangat luas mulai dari sebelah utara
sumber daya hipotetik 750.000.000 m3.
Kampung Asoka, Kecamatan Tanjung Kota
Batugamping Kecamatan Ayamaru secara
Sorong sampai Tanjung Makbon, Kecamatan
fisik berbeda dengan batugamping Aitinyu, lebih
Makbon. Berdasarkan hasil analisa petrografi

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-4
pada conto S 18 A, salah satu batuan beku di 3.1.3.2 Bahan Galian Batugamping Kabupaten
daerah penyelidikan adalah batuan yang Manokwari
menunjukkan tekstur porfiritik yang terbreksiasi Batugamping di Kabupaten Manokwari
terdiri dari fragmen batuan dan urat kuarsa telah terdapat pada Formasi Maruni dan Formasi
mengalami ubahan cukup kuat. Sebaran batuan Manokwari. Batugamping Formasi Maruni
beku ini cukup luas, namun secara kuantitatif berumur Tersier, merupakan batugamping
belum dapat diketahui karena infrastruktur di kristalin, padu, keras dan berongga, ditemukan di
daerah tersebut sangat terbatas. Desa Maruni dan Desa Tanahmerah Kecamatan
Warmare serta Desa Watariri Kecamatan
3.1.3 Endapan Bahan Galian di Kabupaten
Oransbari Kabupaten Manokwari. Batugamping
Manokwari
Formasi Maruni di sebelah utara Danau Kabori
Uji petik di Kabupaten Manokwari meliputi
telah ditambang masyarakat sebagai bahan
Kecamatan Manokwari, Kecamatan Warmare,
bangunan. Bahkan di Daerah Maruni batu-
Kecamatan Oransbari dan Kecamatan Ransiki
gamping ini telah diusahakan menjadi kapur
(lihat Peta Geologi dan Lokasi Bahan Galian).
tohor. Sedangkan batugamping Formasi
3.1.3.1 Bahan Galian Silimanit-Andalusit Manokwari berumur Tersier yang senasabah
Kabupaten Manokwari dengan batugamping Kais, ditemukan di Desa
Untuk komoditi mineral non tradisional Andai, Kecamatan Manokwari, Kabupaten
(kelompok mineral silimanit – andalusit), Manokwari.
berdasarkan data P3G terdapat pada Formasi Batugamping Desa Maruni Kecamatan
Kemum zona malihan derajat menengah sampai Warmare (notasi Ls 6 data primer pada Peta
tinggi dan batugamping dari Formasi Maruni. Geologi dan Lokasi Bahan Galian). mempunyai
Komoditi tersebut terdapat di Kecamatan sumber daya batugamping 105.468.750 m3
Warmare, di S. Iboregah yang termasuk wilayah dengan kode conto M 16 dan M 17 hasil analisa
Desa Top Waseki (notasi Sil 1 data primer pada kimia mempunyai kandungan CaO rata-rata
Peta Geologi dan Lokasi Bahan Galian), lokasi 54.81% dan MgO rata-rata 0.65% dan hasil
hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki sejauh analisa derajat putih pada conto M 16 mempunyai
lebih kurang 5 (lima) Km melalui beberapa derajat putih 97,55. Berdasarkan hasil-hasil
sungai. Conto batuan yang diambil di lokasi ini analisa tersebut maka batugamping Desa Maruni
sebanyak 13 conto (M 01 sampai dengan M 13) secara kualitatif memenuhi syarat sebagai bahan
yang terdiri dari batuan malihan seperti kuarsit, baku industri semen dan industri kapur. Sebagai
gneis, phylit dan batusabak. Batuan secara umum bahan pemutih batugamping ini sangat baik
berwarna coklat, abu-abu sampai kehitaman, karena nilai derajat putihnya diatas nilai derajat
lapuk sampai setengah lapuk, setempat-setempat putih standar (97,21).
ada juga yang keras. Batugamping Desa Tanahmerah Kecamatan
Berdasarkan analisa petrografi pada 13 Manokwari (notasi Ls 5 data primer pada Peta
conto batuan (M01, M02, M03, M04, M05, M06, Geologi dan Lokasi Bahan Galian). mempunyai
M07, M08, M09, M10, M11, M12, dan M13) sumber daya batugamping 70.312.500 m3.
diketahui bahwa tidak ada satupun batuan Berdasarkan hasil analisa petrografi dengan kode
malihan tersebut yang mengandung mineral conto M15 batugamping Tanahmerah merupakan
andalusit ataupun mineral silimanit. batugamping bioklastik yang disusun oleh
Berdasarkan analisa difraksi sinar X dengan fragmen-fragmen fosil dan kalsit dalam masa
kode conto M03, M06, M08, M10, M11, M13 dan dasar mikrokristalin karbonat.
M20, komposisi mineral pada conto-conto Batugamping Desa Andai Kecamatan
tersebut kuarsa, clinochlore, albit, kalsit dan illit. Manokwari (notasi Ls 8 data primer pada Peta
Dengan demikian dari hasil analisa difraksi sinar Geologi dan Lokasi Bahan Galian) mempunyai
X diketahui bahwa tidak ada satupun batuan sumber daya batugamping 90.375.000 m3.
tersebut mengandung mineral andalusit ataupun
3.1.3.3 Bahan Galian Lempung Kabupaten
mineral silimanit.
Manokwari
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan
Di Kabupaten Manokwari lempung
bahwa bahan galian (mineral) ini terkonsentrasi
ditemukan di Desa Saowi Kecamatan Manokwari,
pada jalur-jalur tertentu yang mengalami
berupa sisipan dari batugamping Formasi
metamorfosa derajat tinggi dan tidak membentuk
Manokwari yang berumur Kuarter (notasi Cly 2
massa batuan berukuran besar, sehingga ada
data primer pada Peta Geologi dan Lokasi Bahan
kesulitan dalam menemukan kembali bahan
Galian). mempunyai sumber daya hipotetik
galian ini terutama bagi yang belum mengenal
37.500.000 m3, ditambang untuk memenuhi
mineral ini dengan baik.
kebutuhan masyarakat setempat. Besarnya

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-5
kebutuhan masyarakat setempat tidak termonitor kimia mempunyai kandungan Al2O3 14,60%,
dengan baik. SiO2 44,20 % dan CaO 10,69% dan sumber daya
37.500.000 m3.
3.1.3.4 Bahan Galian Granit Kabupaten
Manokwari 3.2.2 Batugamping
Granit ditemukan di Desa Nuhuai, Pemanfaatan batugamping di daerah
Kecamatan Oransbari, Kabupaten Manokwari penyelidikan saat ini oleh masyarakat setempat
(notasi Gr 1 data primer pada Peta Geologi dan hanya digunakan untuk bahan bangunan (dibuat
Lokasi Bahan Galian), granit Anggi berumur batu belah, split dan bata cetak).
Trias. Granit Anggi diinterpretasikan sebagai Di daerah Maruni Kecamatan Warmare
batuan plutonik berumur Mesozoik, umumnya Kabupaten Manokwari, batugamping ernah
berwarna putih, padu dan keras. Berdasarkan hasil dijadikan industri kapur oleh masayarakat
analisa petrografi dengan kode conto M22, batuan setempat.
granit ini merupakan batuan holokristalin Berdasarkan analisa kimia batugamping di
bertekstur hipidiomorf, berbutir halus hingga daerah penyelidikan kandungan CaO 54,06% -
kasar, dengan bentuk butir anhedral – subhedral, 55,54%, kandungan MgO 0,13% - 2,61% dan
komposisi mineral utama ortoklas, plagioklas, derajat putih 94,03% - 96,92% dengan
kuarsa, muskovit dan mineral opak. Sumber daya sumberdaya batugamping yang sangat memadai
hipotetik batuan granit Nuhuai 200.000.000 m3. sehingga batugamping di daerah penyelidikan
dapat dijadikan bahan baku industri kapur dan
3.1.3.5 Bahan Galian Sabastone Kabupaten
bahan baku industri semen.
Manokwari
Batuan granit yang telah mengalami 3.2.3 Fosfat
pelapukan sangat kuat secara komoditi disebut Pemanfaatan fosfat yang paling besar saat
sabastone (lokasi bahan galian ini sama dengan ini untuk pupuk buatan, sedangkan dibidang
lokasi keterdapatan batugamping dan notasi Sb 1 industri lainnya sangat terbatas. Fosfat ini diduga
data primer pada. Peta Geologi dan Lokasi Bahan merupakan hasil proses pengayaan dengan luas
Galian). Sumber daya bahan galian ini belum sebaran yang terbatas.
diketahui karena tingkat pelapukannya tidak Prospek pemanfaatan dan pengembangan
merata sehingga perlu data sub surface. fosfat di daerah tersebut akan meningkat apabila
luas lahan yang mempunyai kandungan fosfat itu
3.2 Prospek Pemanfaatan dan Pemgembangan
diketahui, kemudian dicari jenis tanaman
Bahan Galian
produktif dan mempunyai nilai jual tinggi untuk
3.2.1 Lempung ditanam di daerah tersebut, dengan demikian
Bahan galian lempung sebenarnya dapat masyarakat akan mendapatkan manfaat yang
dijadikan bahan baku gerabah dan batubata (bata optimal.
merah), namun demikian karena masyarakat
3.2.4 Batuan Mafik
setempat tidak menguasai teknologinya maka
Pemanfaatan batuan mafik di daerah
apabila dipaksakan maka biaya pembuatannya
Kampung Asoka dimanfaatkan oleh perusahaan
akan jauh lebih mahal daripada nilai jualnya.
swasta ataupun masyarakat setempat untuk
Selain itu pada saat ini sudah banyak
dijadikan split dan abu batu. Berdasarkan
substitusinya, misalnya gerabah disubstitusi oleh
informasi stone crusher dan alat-alat berat
barang-barang plastik, genteng disubstitusi oleh
dimiliki perusahaan, masyarakat setempat dapat
seng, kayu dan beton dan bata merah disubstitusi
melakukan crushing batuan hasil galiannya pada
oleh bata cetak. Prospek pemanfaatan dan
stone crusher milik pengusaha di lokasi tersebut.
pengembangan bahan galian lempung baru
Prospek bahan galian ini menjadi tidak
berkembang apabila di daerah tersebut ada pabrik
jelas, karena ada informasi bahwa lokasi
semen.
penambangan ini akan ditutup karena lokasinya
Lempung Kampung Wermit Kecamatan
tepat berada diperbukitan dalam kawasan pantai
Teminabuan Kabupaten Sorong mempunyai
wisata.
prospek yang baik apabila di daerah tersebut ada
pabrik semen karena berdasarkan analisa kimia 3.2.5 Serpentinit
mempunyai kandungan Al2O3 10.40%, SiO2 Bahan galian sepentinit ditambang oleh
27,60%, dan CaO 26,56% dan besarnya sumber masyarakat setempat (terutama oleh ibu-ibu dan
daya 17.500.000 m3. anak-anak) dijadikan tanah timbun. Menurut
Lempung Desa Saowi Kecamatan informasi tanah urugan (tanah timbun) yang
Manokwari Kabupaten Manokwari mempunyai berasal dari batuan serpentinit dinilai mempunyai
prospek yang baik apabila di daerah tersebut ada kualitas yang paling baik dibandingkan yang
pabrik semen karena berdasakan hasil analisa berasal dari batuan lain. Namun demikian karena

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-6
lokasinya terletak di daerah pemukiman penduduk kandungan P2O5 17,85% pada tanah yang
perkotaan yang relatif padat, maka pengem- berwarna kecoklatan, sedangkan pada batu-
bangannya sebatas menghabiskan lahan tambang gamping segar pada lokasi yang sama
yang sudah dibuka. Dengan demikian prospek kandungan P2O5 = 0,20% - 0,33%. Secara
batuan serpentinit di Kampung Mare dapat genetika fosfat di daerah tersebut merupakan
dikatakan tidak baik. hasil proses pengayaan.
4. Bahan galian silimanit-andalusit di daerah
3.2.6 Granit
Warmare Kabupaten Manokwari berdasarkan
Batu granit di Desa Nuhuai dapat dijadikan
hasil analisa petrografi dan analisa X ray pada
batu belah, dimension stone ataupun batu poles.
penyelidikan kali ini tidak dapat ditemukan.
Prasarana transportasi di daerah ini sangat
Namun demikian hasil penelitian terdahulu
terbatas, faktor keamanan dan budaya masyarakat
(terutama dari Pusat Penelitian dan
setempat yang belum memahami manfaat
Pengembangan Geologi) bahan galian ini
penggunaan batu poles mengakibatkan prospek
secara kualitatif sangat signifikan.
batu granit dalam waktu dekat ini kurang baik.
5. Secara geografis daerah penyelidikan terletak
3.2.7 Sabastone pada jalur tektonik hasil tumbukan kerak
Pemanfaatan bahan galian ini sebagaimana Samudera Pasifik dengan kerak Benua
mestinya (sebagai bahan baku keramik) belum Australia, sehingga faktor kegempaan disaran-
dilakukan oleh masyarakat setempat, karena kan untuk dijadikan salah satu kajian dalam
teknologi pembuatan keramik belum dikuasai pengambilan keputusan pengembangan daerah
dengan demikian prospek bahan galian ini untuk industri.
saat ini tidak baik. Pemanfaatan sabastone oleh 6. Disarankan pula Pemerintah Daerah
masyarakat saat ini di daerah Remu Kota Sorong membangun sistim informasi bahan galian
adalah diambil pasir kuarsanya untuk dijadikan mineral di daerahnya masing-masing yang
pasir bangunan. Penambangan bahan galian ini dapat diakses dari luar daerah dalam rangka
menimbulkan pendangkalan Sungai Remu yang pelayanan informasi sehingga masyarakat dapat
seringkali mengakibatkan banjir. Penataan, melakukan analisis sebelum pengambilan
penambangan dan pemanfaatan yang tepat bahan keputusan untuk berinvestasi dibidang usaha
galian ini akan memberikan manfaat yang lebih pertambangan.
besar dan mempunyai prospek yang lebih baik
pula.
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Atmawinata S. dkk, Geologi Lembar Ransiki
Irian Jaya , 1959
1. Bahan bangunan di Kabupaten Sorong dan
2. Amri Ch, dkk, Geologi Lembar Sorong, Irian
Kabupaten Manokwari terdiri dari batuan beku,
Jaya, 1990
batugamping, pasir volkanik dan sirtu terdapat
di daerah penyelidikan, ditambang masyarakat 3. Amor Patria PT, Pemetaan Semi Makro
setempat dengan menggunakan tenaga manusia Bahan Galian Golongan C di Pulau
ataupun semi mekanik dan dapat memberikan Batanta Kabupaten Sorong, Prop. Irtian
manfaat bagi masyarakat setempat dalam jaya 1999/2000
menunjang pembangunan lokal. Bahkan bahan
4. Dow D.B, Peta Geologi Irian Jaya, Indonesia ,
bangunan berupa batuan volkanik dari Pulau
1986
Batanta mempunyai kualitas yang sangat baik
dan dapat memenuhi kebutuhan regional (untuk 5. Dinas Pertambangan Propinsi Daerah Tingkat
memenuhi kebutuhan pasar di daerah I Irian Jaya Pemetaan Semi Mikro Bahan
Merauke). Galian Golongan C di Kabupaten
2. Batugamping di Kabupaten Sorong dan Manokwari, 1998
Kabupaten Manokwari mempunyai kualitas
6. Gradatu PT, Analisa Kandungan Bahan
yang sangat baik sebagai bahan baku industri
kapur dan bahan baku industri semen. Sumber Galian Golongan di Kecamatan
daya yang ada sangat menunjang untuk Ayamaru, 1995/1996
pendirian pabrik semen. Saat ini batugamping 7. Gradatu Engineering Consultant PT,
di daerah tersebut digunakan sebagai bahan Pemetaan Bahan Galian Golongan C di
bangunan, batu belah, split dan bata cetak. Kabupaten Daerah Tingkat II Sorong
3. Fosfat di Kampung Soroan, Kecamatan Propinsi Irian Jaya, Proyek Pemetaan
Ayamaru, Kabupaten Sorong mempunyai
Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-7
Bahan Galian Golongan C, Semi Makro 10. Ratman dan Robinson G.P, Geologi Lembar
di Daerah Tingkat I Irian Jaya T.A Manokwari, Irian Jaya , 1981
1993/1994
11. Robinson G.P dan Ratman,N, dkk Geologi
8. Junaidi, laporan Pemetaan Geologi Daerah Lembar Manokwari, Irian Jaya skala
Salawati dan sekitarnya, Kabupaten 1:250.000, Pusat Pengembangan dan
Sorong Propinsi Irian Jaya, Kanwil Dep. Penelitian Geologi, 1990
Pertambangan dan Energi Irian Jaya,
12. Sukamto dan Pigram C.J, Geologi Lembar
2000
Taminabuan, Irian Jaya, 1989
9. Pieters P.E, Sufni Hakim A drr, ar Ransiki,
13. Sukamto, dkk, Peta Geologi Indonesia , 1996
Irian Jaya skala 1:250.000, Pusat
Pengembangan dan Penelitian Geologi, 14. Supardan M drr, Penyelidikan Pendahuluan
1990 Bahan Galian Industri di Daerah Ransiki
dan sekitarnya, Kabupaten Manokwari,
Direktorat Sumberdaya Mineral, 1993.

Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, (DIM) TA. 2002 14-8

Anda mungkin juga menyukai