Anda di halaman 1dari 8

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

II.11
PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR,
PROVINSI MALUKU UTARA

Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik


Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI

Satuan batuan ultrabasa terdiri dari serpentinit, umumnya berwarna hitam kehijauan, getas, terbreksikan,
mengandung garnierite serta urat-urat magnesit dan dunit berwarna kemerahan, mengandung garnierit, serta men-
gandung urat-urat magnesit berwarna putih.

Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian dikelompokkan menjadi beberapa blok, yaitu blok I daerah Maba,
blok II daerah Moronopo dan Mabapura, blok III dan IV daerah Buli, blok V daerah Wayamli dan blok VI daerah
Wasile. Hasil analisis kimia, kandungan MgO antara 25,16% - 39,13%.

Blok I, daerah Maba, luas sebaran 2.011 ha atau 20.110.000 m2, sumberdaya hipotetik 10.336.540.000 ton. Kand-
ungan MgO 33,74%- 36,25%.

Blok II, daerah Moronopo dan Mabapura , luas sebaran 896 ha atau 8.960.000 m2, sumberdaya hipotetik
2.302.720.000 ton. Kandungan MgO 25,61% -39,13%.

Blok III dan IV, daerah Buli, bolk III, luas sebaran 188 ha atau 1.880.000 m2, sumberdaya hipotetik 483.1600.000
ton. Kandungan MgO 26,26% - 37,23%. Blok IV, luas sebaran 392 ha atau 3.920.000 m2, sumberdaya hipotetik
1.007.440.000 ton. Kandungan MgO. 27,37% - 32,71%.

Blok V, daerah Wayamli, luas sebaran 2.486 ha atau 24.860.000 m2 sumberdaya hipotetik 6.389.020.000 ton.
Kandungan MgO 29,52% - 31-62%.

Blok VI, daerah Wasile luas sebaran 850 ha atau 8.500.000 m2, sumberdaya hipotetik 3.276.750.000 ton. Kandungan
MgO 33,32%.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


BUKU 2 : BIDANG MINERAL

serpih, batupasir, napal dan batugamping.


PENDAHULUAN
Formasi Dorosagu (Tped) : perselingan antara
Daerah Provinsi Maluku Utara mempunyai
batupasir, batulanau, batulempung, serpih, kon-
potensi batuan ultrabasa yang cukup besar
glomerat, dan batugamping, sangat kompak,
tersebar di Pulau Halmahera, kususnya Kabu-
berlapisan sangat baik.
paten Halmahera Timur. Dijumpainya sebaran
batuan ultrabasa yang cukup luas, merupakan
Formasi Tutuli (Tomt): batugamping, bersisipan
sumber dari mineral magnesium yang dapat
napal dan batupasir.
digunakan sebagai bahan baku pupuk magne-
sium (Mg).
Formasi Weda (Tmpw): batupasir berselin-
gan dengan batulempung, batulanau, napal,
Untuk meningkatkan status data dan infor-
batugamping dan konglomerat.
masi batuan ultrabasa tersebut Pusat Sumber
Daya Geologi, melalui Daftar Isian Pelaksanaan
Formasi Tingteng (Tmpt) : batugamping dengan
Anggaran (DIPA), Tahun Anggaran 2011, men-
sisipan batupasir gampingan dan napal.
gadakan kegiatan Penelitian Batuan Ultrabasa
di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku
Batugamping Terumbu (QI) : batugamping
Utara.
terumbu berwarna putih keabuan, setempat
mengandung cangkang moluska, sisipan napal
Secara administratif lokasi penelitian berada di
dan batugamping pasiran, terbentuk di lingkun-
Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku
gan neritik dan litoral.
Utara dan secara geografis terletak diantara
koordinat 127o 37 - 128044 Bujur Timur dan 0027
Endapan Permukaan
- 1035 Lintang Utara (Gambar 1).

Aluvium (Qa/t) : kerikil, pasir, lumpur dan bong-


kah andesit dan basal, yang di lengan timurlaut
mengandung komponen batuan ultrabasa,
GEOLOGI DAN BAHAN GALIAN
diendapkan dalam lingkungan sungai, delta dan
rawa; yang di sebelah selatan Tanjung Gurua
Daerah penyelidikan tercakup dalam peta
terdapat endapan undak yang diduga dari kipas
geologi Lembar Ternate dan Morotai, Maluku
aluvium.
dengan skala 1 : 250.000, menurut S. Supriatna,
dkk. (1980) dan T. Apandi, dkk. (1980), Kabupaten
Batuan Gunungapi
Halmahera Timur disusun oleh batuan sebagai
berikut : (Gambar 2)
Formasi Bacan (Tomb): breksi dan lava. Breksi
berkornponen andesit dan basal, setempat juga
Batuan Sedimen
batugarnping.

Formasi Dodaga (Kd): perselingan batulanau,

II.11 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Formasi Kayasa (Qpk): batuan gunungapi terdiri terdapat sisipan gabro, basal terdapat juga ser-
dari lava dan breksi. pentinit serta sisipan tipis magnesit berwarna
putih terdapat juga batuan dunit berwarna
Batuan Beku kecoklatan, kemerahan.

Komplek Batuan Ultrabasa (Ub): batuan ultra- Batuan ultrabasa di daerah ini menempati
basa, gabro, basal dan diabas. perbukitan. Selain itu juga tersingkap seba-
gian batuan ultrabasa yang sudah mengalami
Gabro (Gb): kelabu muda, berkristal kasar, pejal pelapukan berwarna kecoklatan, kehitaman,
sebagian terbreksikan. pada bagian atas sudah menjadi laterit berwarna
kecoklatan, kemerahan.
Diorit (Di) : diorit putih keabuan, porfiritik,
fenokris amfibol terletak di dalarn masadasar Dari hasil analisis kimia yang dilakukan kand-
mikrolit plagioklas. Mikrodiorit kelabu muda ungan MgO nya berkisar antara 33,74% - 36,25%.
mengandung sedikit mineral amfibol.
Blok II yakni daerah Moronopo dan Mabapura
dengan luas sebaran 896 ha atau 8.960.000 m2,
tebal rata 100 meter, berat jenis ultrabasa 2,57
POTENSI ENDAPAN BAHAN GALIAN maka sumberdaya hipotetik 2.302.720.000 ton.

Sebaran batuan ultrabasa di daerah penelitian Sebaran batuan ultrabasa yang tersingkap di
didominasi oleh batuan serpentinit, harzbur- daerah Moronopo pada umumnya keras sebagian
git, diabas dan sedikit dunit memetakan jenis lapuk berwarna kehijauan, setempat terdapat
batuan tersebut sangat sulit dilakukan karena batuan serpentinit. Batuan ultrabasa di daerah
hampir di setiap lokasi satuan batuan ini ini menempati perbukitan.
dijumpai dan secara permukaan di dominasi oleh
batuan serpentinit. Hasil analisis kimia yang dilakukan kandungan
MgO nya berkisar antara 27,33% - 29,05%.
Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian
dikelompokkan menjadi beberapa blok. blok Sebaran batuan ultrabasa di daerah Mabapura
termaksud yaitu blok I yakni daerah Maba, den- pada umumnya berwarna abu-abu kehijauan,
gan luas sebaran 2.011 ha atau 20.110.000 m2, kehitaman, keras, sebagian telah mengalami
tebal rata-rata 200 meter, berat jenis ultrabasa pelapukan, terdapat bongkah-bongkah batuan
2,57 maka sumberdaya hipotetik 10.336.540.000 serpentinit, bagian luar mengkilap, terdapat
ton. urat-urat magnesit ketebalan sampai 15 cm,
berwarna putih, keras. Pada batuan ultrabasa
Batuan ultrabasa yang terdapat di daerah Maba yang telah mengalami pelapukan, berwarna
pada umumnya berwarna kehijauan kehitaman kehijauan terdapat lapisan mineralisasi besi /
agak lapuk berwarna kecoklatan, setempat konkresi. Lapukan batuan ultrabasa ini mem-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.11
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

bentuk perbukitan. Blok V yakni daerah Wayamli dengan luas


sebaran 2.486 ha atau 24.860.000 m2, tebal rata-
Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand- rata 100 meter, berat jenis ultrabasa 2,57 maka
ungan MgO nya berkisar antara 25,61% -39,13% sumberdaya hipotetik 6.389.020.000 ton.

Blok III dan IV yakni daerah Buli, bolk III dengan Sebaran batuan ultrabasa di daerah Wayamli
luas sebaran 188 ha atau 1.880.000 m 2, tebal pada umumnya berwarna kehijauan mengand-
rata-rata 100 meter, berat jenis ultrabasa 2,57 ung serpentinit berwarna kehijauan, sebagian
sumberdaya hipotetik 483.1600.000 ton. sudah lapuk pada batuan ini terdapat urat-urat
magnesit dengan ketebalan mm sampai 4 cm,
blok IV dengan luas sebaran 392 ha atau selain sepentinit terdapat juga dunit berwarna
3.920.000 m2, tebal rata-rata 100 meter, berat kemerahan/merah hati. Batuan ultrabasa di
jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya hipotetik daerah ini menempati perbukitan .
1.007.440.000 ton.
Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand-
Sebaran batuan ultrabasa di daerah Buli pada ungan MgO nya berkisar antara 29,52% - 31-62%
umumnya berwarna kehijauan, kecoklatan,
terdapat urat-urat magnesit dengan ketebalan Sedangkan hasil analisis petrografi yang dilaku-
1cm sampai 10 cm, selain itu terdapat juga sisi- kan terhadap conto di daerah blok V, bahwa
pan batuan diorit. Pada batuan serpentinit yang dalam batuan ultrabasa terdapat batuan serpen-
berwarna kehijauan, terdapat sisipan garnierit tinit dan diabas. Serpentinit, di dalam sayatan
berwarna hijau terang. Batuan ultrabasa yang tipis batuan ini telah mengalami ubahan kuat,
telah mengalami pelapukan kuat menjadi laterit berbutir halus, bentuk butir anhedral, terutama
berwarna kemerahan, kecoklatan. disusun oleh serpentin 50%, tremolit-aktinolit
35% serta mineral opak/oksidasi besi 15%. Dia-
Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand- bas, di dalam sayatan tipis batuan ini Nampak
ungan MgO nya berkisar antara 26,26% - 37,23%. holokristalin, menunjukkan tekstur hipidiomorfik
granular diabasik, berbutir halus hingga beruku-
Sedangkan hasil analisis petrografi yang dilaku- ran 0,75 mm, bentuk butir anhedral-subhedral,
kan terhadap conto di blok IV, bahwa dalam disusun oleh mineral plagioklas 35%, piroksen
batuan ultrabasa terdapat jenis Harzburgit. Di 15%, klorit 18%, opak 2%, serisit 10%, lempung
dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan 10% dan epidot 10%.
tekstur alottriomorpik granular, berbutir halus
hingga berukuran 1,5 mm, bentuk butir anhedral, Blok VI yakni daerah Wasile dengan luas sebaran
terutama disusun oleh olivine dan piroksen den- 850 ha atau 8.500.000 m2, tebal rata-rata 150,
gan sedikit mineral opak, dan mineral sekuner berat jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya
serpentin. Harzburgit tersusun oleh mineral hipotetik 3.276.750.000 ton.
olivine 73%, piroksen 15%, dan mineral opak/
oksida besi 2 % serta serpentin 10%. Sebaran batuan ultrabasa di daerah Wasile pada

II.11 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

umumnya berwarna kehijauan, kehitaman, pada


KESIMPULAN DAN SARAN
tempat-tempat tertentu terlihat adanya ser-
pentinit berwarna kehijauan/hijau terang, pada
Kesimpulan
bagian atas lapukan batuan sedimen terubah.
Pada batuan ultrabasa yang lain yang terdapat di
Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian
daerah Wasile, terdapat batuan serpentinit ber-
dikelompokkan menjadi beberapa blok :
warna kehijauan, mengkilap, tampak berserat,
sebagian telah mengalami pelapukan, terdapat
Blok I yakni daerah Maba, luas sebaran 2.011 ha
juga sisipan urat magnesit berwarna putih, tebal
sumberdaya hipotetik 10.336.540.000 ton. Kadar
2 cm.
MgO 33,74% - 36,25%.

Hasil analisis kimia yang telah dilakukan kand-


Blok II yakni daerah Moronopo dan Mabapura,
ungan MgO nya berkisar antara 8,70% - 33.32%.
luas sebaran 896 ha sumberdaya hipotetik
2.302.720.000 ton. Kadar MgO 25,61% -39,13%.
Hasil analisis petrografi terhadap di blok VI
bahwa dalam batuan ultrabasa terdapat batuan
Blok III dan IV yakni daerah Buli :
sepentinit, di dalam sayatan tipis batuan ini telah
mengalami ubahan kuat, berbutir halus hingga
Bolk III, luas sebaran 188 ha, sumberdaya
berukuran 2,5 mm, bentuk butir anhedral, teru-
hipotetik 483.1600.000 ton. Kadar MgO 26,26% -
tama disusun oleh piroksen 83%, serpentin 15%
37,23%.
dan mineral opak/oksidasi besi 2%.

Blok IV, luas sebaran 392 ha, sumberdaya hipo-


Hasil analisis petrografi yang lain, menunjukkan
tetik 1.007.440.000 ton. Kadar MgO 27,37%
bahwa batuan ini adalah batugamping organik,
- 32,71%.
di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan
tekstur bioklastik, berbutir sangat halus hinga
Blok V, daerah Wayamli luas sebaran 2.486 ha,
berukuran 0,5 mm, disusun oleh fragmen-frag-
sumberdaya hipotetik 6.389.020.000 ton. Kadar
men fosil dan mineral opak/oksidasi besi 2%
MgO 29,52% - 31-62%
di dalam masa dasar mikrokristalin karbonat
(mikrit) 98%. Disamping itu terdapat urat-urat
Blok VI, daerah Wasile luas sebaran 850 ha,
kalsit yang saling berpotongan.
sumberdaya hipotetik 3.276.750.000 ton. Kadar
MgO 33,32%.
Sumberdaya hipotetik seluruhnya (enam blok)
yakni 9.259.000.000 m3, dengan berat jenis ultra-
Diharapkan batuan ultrabasa di Kabupaten
basa 2,57, sumber daya hipotetik 23,7 milyar ton.
Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, mer-
upakan sumber dari mineral magnesium yang
kadar MgO nya cukup tinggi dan sumberdayanya
yang relatip besar serta sebarannya yang cukup
luas, di masa mendatang dapat digunakan seba-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.11
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

gai bahan baku pupuk magnesium (Mg). Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Saran Labaik. G., 2012, Prospek Pemanfaatan Bat-


uan Ultrabasa di Kabupaten Halmahera Timur,
Melihat sebaran batuan ultrabasa yang cukup Provinsi Maluku Utara
luas dan sumberdaya hipotetik yang relatip
banyak serta hasil analisis kadar MgO nya yang Potensi dan Prospek Batugamping di Kabupaten
cukup tinggi, maka batuan ultrabasa di Kabu- Halmahera Timur, Maluku Utara, Dinas Pertam-
paten Halmahera Timur dianggap mempunyai banganan Energi Kabupaten Halmahera Timur;
prospek yang cukup baik, sehingga perlu pene-
litian lebih lanjut. Studi Supriatna, S, dkk., 1980, Peta Geologi
Lembar Ternate dan Morotai, Maluku, skala
Terdapatnya beberapa perusahaan tambang 1:250.000 Pusat Penelitian dan Pengembangan
nikel di Kabupaten Halmahera Timur, batuan Geologi, Bandung
yang tidak mengandung nikel dapat digunakan
sebagai baku pupuk kieserite, yang merupakan , 2009, Laporan Akhir Kajian Bahan Baku
nilai tambah dari penambangan tersebut. untuk Pengembangan pupuk kiserit di Sumat-
era Utara, Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA , 2011, Kabupaten Halmahera Timur


dalam Angka, Kantor Statistik Kabupaten Hal-
Kusdarto, dkk., 2006, Kajian Potensi Agromineral mahera Timur
Di Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber-
daya Mineral, Bandung

Labaik. G., 2011, Prospek dan Pemanfaatan Awal


Batuan Ultrabasa di Kabupaten Aceh Tengah,

II.11 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 1. Lokasi Eksplorasi Umum Dolomit di Kab. Karo Prov. Sumatera Utara

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011


II.11
BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 2. Peta Geologi dan Sebaran Batuan Ultrabasa di Kab. Halmahera Timur,
Prov. Maluku Utara

II.11 PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

Anda mungkin juga menyukai