Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1. Lokasi Kesampaian Daerah

Letak Geografi Kabupaten Kolaka adalah salah satu di Provinsi Sulawesi


Tenggara, Indonesia. Wilayah Kecamatan Wolo secara administrasi berbatasan
dengan :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Iwoimenda
 Disebelah Barat berbatasan dengan Teluk Bone
 Disebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Samaturu
 Disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Uluiwoi

Sumber : Damri Lolongan, 2017


Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Kolaka

4
Luas wilayah Kecamatan Wolo adalah 1.190,54 Km2 dari Luas Kabupaten
Kolaka. Dengan curah hujan yang cukup tinggi, dengan temperatur konstan berada
pada kisaran rata- rata 20° Celcius - 30° Celcius. Menurut data stasiun Meteorologi
dan Geofisika. Kecamatan Wolo terbagi menjadi 12 Desa. Dikecamatan ini terletak
tambang Nikel yang dikelola oleh PT. Waja Inti Lestari (WIL). Keadaan tofografi
Kecamatan Wolo sangat bervariasi, 0 s/d 7 mdpl di atas permukaan laut, dengan
struktur wilayah yang cukup lengkap, terdiri atas kawasan pegunungan, dataran
rendah, pesisir dan laut.

Sumber: Teddy Herwanto, 2017


Gambar 2.2 Peta Lokasi IUP PT. Waja Inti Lestari (WIL)

5
2.2. Struktur Geologi

Struktur geologi yang terdapat pada Daerah Wolo berupa sesar geser
mendatar, sesar turun, kekar yang dijumpai hampir pada semua batuan komplek
mafik dan batuan ultramafik, begitu juga perlipatan yang diduga mulai terbentuk
sejak mezosoikum (Simanjuntak, dkk, 1994). Pada daerah Wolo banyak terdapat
kekar-kekar yang terisi oleh mineral-mineral sekunder, misalnya garnierit,
krisopras, asbes dan kalsedon (silika).

2.3. Geologi Lokal

Berdasarkan peta Geologi Regional Lembar Kolaka – Lasusua 1 : 250.000


terbitan Puslitbang Geologi, berdasarkan urutan pembentukannya, daerah
konsesi terutama tersusun oleh batuan sedimen Pratersier anggota formasi
Meluhu dan Formasi Tokala, batuan ultra basa berumur kapur, serta batuan
sedimen tersier anggota formasi Alangga dan endapan alluvial berumur kuarter.

6
Sumber : PT. Waja Inti Lestari 2016
Gambar 2.3 Peta Geologi Local Daerah Wolo dan Sekitarnya

7
2.4. Geomorfologi

Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi Daerah Wolo dan


sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka, Sulawesi
Tenggara yang disusun oleh Simadjuntak,dkk (1991). Daerah penelitian termasuk
dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang merupakan Sulawesi Tenggara,
yang dapat dibagi dalam daerah pegunungan, daerah perbukitan, daerah Krast dan
daerah pedataran.
Daerah pegunungan menempati bagian selatan dan utara. Di bagian selatan
terdapat pegunungan yakni pegunungan blok Lapao- pao di bentuk oleh batuan
granit. Sedang bagian utara di tempati pegunungan Tamborasi di susun oleh batu
gamping. Daerah perbukitan menempati bagian timur dengan ketinggian 200-700
meter dan merupakan perbukitan agak landai yang terletak diantara daerah
pegunungan dan daerah pedataran. Perbukitan ini di bentuk oleh batuan vulkanik,
ultramafik dan batupasir.

2.5. Statigrafi

Secara regional, daerah studi tersusun oleh kelompok Batuan Ultra basa (Ku)
yang berumur Kapur dan Endapan Aluvial berumur Holosen.

Batuan ultra basa di Sulawesi Tenggara merupakan kelompok batuan ofiolit (Ku)
yang didaerah penyelidikan terdiri atas peridotit, harsburgit, dunitd an serpentinit.
Peridotit, berwarna hitan kehijauan, kecoklatan; berbutir sedang sampai kasar,
fanerik, hablur penuh, sebagaimana terserpentinkan, tersusun oleh piroksen, olivine,
dan sekitar plagioklas serta bijih.

Harsburgit, berwarna hijau kehitaman, berbutir menengah, Fanerik,


hipidiomofik, sebagian telah terserpentinkan.Dunit, berwarna hijau tua; berbutir
halus sampai sedang; granular dengan bentuk Kristal tidak sempurna (anhedral),
terdiridari olivine dengan sedikit piroksen. Serpentinit, kelabu kehijauan; agak keras
setempat mengandung asbes; biasanya terdapat pada lajur sesar.Pada umumnya

8
bantuan ultramafik di daerah ini telah mengalami pelapukan cukup kuat yang
menghasilkan lapisan laterit, mencapai ketebalan beberapa meter sampai belasan
meter.Mineral garnierite, magnesit dan oksida besi sering dijumpai didaerah ini.
Satuan ini adalah bantuan asal kerak samudera yang merupakan batuan dasar dan
lajur Hialu. Bantuan ofolit ini tertidih tak selaras dengan formasi Matano yang
berumur kapurakhir. Sehingga umur batuan diduga lebih tua dari kapur akhir.

Endapan Aluvial terdiri atas endapan berukuran kerikil, kerakal, pasir,


lempengan dan lumpur. Sebenarnya terdapat di daerah daratan sekitar muara sungai
besar yang didaerah penyelidikan dijumpai disekitar. Lahumbuti dan sekitarnya.

2.6. Sumber Daya Nikel

2.6.1. Bentuk Endapan

Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan dilapangan, dijumpai endapan bijih


nikel dengan variasi ketebalan antara 4 – 10 meter. Dari data hasil tes pit, singkapan
memperlihatkan kondisi berwarna merah kecoklatan dibagian atas, berwarna kuning
kehijauan dibagian tengah, berbutir halus – sedang, fragmen pasiran sampai gravel,
mineralisasi dijumpai berupa limonit, hematite, geotit, klorit, serpentin dan krisopras.
Lapisan tanah penutup memiliki ketebalan berpariasi antara 2 – 4 meter
dengan kandungan oksida besi yang cukup tinggi.Pada bagian tengah merupakan
lapisan saprolit yang memiliki kandungan nikel lebih tinggi dibandingkan dengan
lapisan limonit yang beradapada bagian atas, dijumpai urat-urat kuarsa (quartzveinz)
yang tidak beraturan dengan varian kuarsa berupa kalsedon dan krisopras. Pada
bagian bawah merupakan batuan segar berupa batuan ultra basa antara lain kelompok
peridotit berwarna hitam kehijuan sampai dengan kecoklatan, butiran sedang sampai
kasar, tekstur fanerik dengan mineral penyusun utama olivine, viroksin, plagioklas
dan pada bagian permukaan berupa serpentin.

9
2.6.2 Penyebaran Endapan

Penyebaran endapan laterit di Wilayah Izin Usaha Pertambangan sebagian besar


menempati daerah Wolo yang tersebar hampir di seluruh daerah konsesi. Untuk
daerah prospek yang ada koridornya menempati bagian pegunungan Wolo yang
berpariasi kemiringan ± 5° dan sebagian di daerah dataran yang di rencanakan
sebagai jalan tambang.

Hasil analisis terhadap batuan peridotit menunjukkan bahwa terutama tersusun


oleh mineral olivine (30 – 50%), piroksin (40 – 50%), serpentin berupa antigorit
(<5%) dan sisanya berupa garnierite, asbestos dan oksida besi.Serpenitit
mengandung± 90% mineral serpentin, asbestos, oksida besi dan limonit serta klorit.
pada lokasi prospek nikel Wolo mengandung unsur : Ni, Co, Fe, Al, Mn, dan
SiO2 yang bervariasi. Hasil pengujian sampel pengeboran dan tes pit menunjukkan
bahwa kadar Ni cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman dan
kembali di jumpai batuan dasar.

10

Anda mungkin juga menyukai