UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
GEOLOGI DASAR
FIELDTRIP
LAPORAN
OLEH :
MUH KURNIA AKRAM S
D061221023
GOWA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi yang meliputi
segala aspek yang berada di permukaan bumi maupun di dalam bumi serta bagaimana
proses pembentukannya.
Perkembangan dari ilmu geologi semakin pesat seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Bidang ilmu geologi saat ini telah memiliki peranan
yang telah ada dan bekerja pada daerah tertentu. Dari perkembangan ilmu geologi
dilakukan untuk mencari data geologi yang mencakup seperti kondisi geomorfologi,
batuan, umur dan lingkungan pengendapan serta hubungan stratigrafi. Aspek struktur
Adapun maksud dari fieldtrip geologi dasar ini yaitu untuk mengetahui
119° 05‘ - 120° 45‘ BT dan 4° – 5° LS; meliputi Daerah Tk. II Kabupaten Maros,
Daerah ini mempunyai penduduk yang relatif lebih padat daripada bagian lain
terdapat di desa dan kampung di sepanjang semua jalan utama yang menuju ke daerah
pedalaman. Sebagian besar penduduk bertani sawan sehingga membuat daerah ini
nelayan yang di kota kebanyakan berniaga atau jadi karyawan. Kehidupan sosial di
daerah ini mencerminkan kehidupan asli Sulawesi Selatan. Seperti Bugis, Makassar,
dan Bajo. Penduduk kebanyakan beragama Islam, tetapi tetapi yang beragama
Katoilik dan Protestan serta yang beragama lain hanya sedikit. (Sukamto, 1982)
roman muka bumi beserta aspek aspek yang mempengaruhinya termasuk deskripsi,
klasifikasi, genesa, perkembangan dan sejarah permukaan bumi. Kata Geomorfologi
(Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos
baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada arah utara-barat laut dan
terpisahkan oleh lembah Sungai Walanae. Pegunungan yang barat menempati hampir
setengah luas daerah, melebar di bagian selatan (50 km) dan menyempit di bagian
utara (22 km). Puncak tertingginya 1694 m, sedangkan ketinggian rata-ratanya 1500
antara topografi kras di lereng barat terdapat daerah pebukitan yang dibentuk oleh
Maros yang luas sebagai lanjutan dari dataran di selatannya. (Sukamto, 1982)
Pegunungan yang di timur relatif lebih sempit dan lebih rerdah, dengan
puncaknya rata-rata setinggi 700 m, dan yang tertinggi 787 m. Juga pegunungan ini
tinggi, tetapi ke utara meyempit dan merendah, dan akhirnya menunjam ke bawah
batas antara Lembah Walanae dan dataran Bone. Bagian utara pegunungan ini
utara selebar 35 Km. tetapi di bagian selatan hanya 10 km. Di tengah tendapat Sungai
Walanae yang mengalir ke utara Bagian selatan berupa perbukitan rendah dan di
bagian utara terdapat dataran aluvium yang sangat luas mengelilingi D. Tempe.
(Sukamto, 1982)
Kelompok batuan tua yang umurnya belum diketahui terdiri dari batuan
ularabasa, batuan malihan dan batuan melange. Batuannya terbreksikan dan tergerus
dan mendaun, dan sentuhannya dengan formasi dl sekitarnya berupa sesar atau
ketidselarasan. Penarikhan radiometri pada sekis yang menghasilkan 111 juta tanun
Batuan tua ini tertindih tak selaras oleh endapan flysch Formasi Balangbaru dan
Formasi Marada yang tebalnya lebih dari 2000 m dan berumur Kapur Akhir.
Kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu dengan bukti adanya sisipan lava dalam
flysch. Batuan gunungapi berumur Paleosen (58,5- 63,0 it), dan diendapkan dalam
lingkungan laut, menindih tak selaras batuan flysch yang berumur Kapur Akhir.
(Sukamto, 1982)
berbatuan gunungapi. Di pegunungan yang timur, batuan itu diduga berumur Miosen
Awal bagian atas yang membentuk batuan Gunungapi Kalamiseng Di lereng timur
bagian utara pegunungan yang barat, terdapat batuan Gunungapi Soppeng yang
diduga juga berumur Miosen Awal. batuan sedimen berumur Miosen Tengah sampai
Pliosen Awal berselingan dengan batuan gunungapi yang berumur antara 8,93-9,29
juta tahun. Secara bersama batuan itu menyusun Formasi Camba yang tebalnya
sekitar 5000 m. Sebagian besar pegunungan yang barat terbentuk dari Formasi
Camba ini yang menindih tak selaras Formasi Tonasa. Selama Miosen akhir sampai
Pliosen, di daerah yang sekarang jadi Lembah Walanae di endapkan sedimen klastika
Formasi Walanae. Batuan itu tebalnya sekitar 4500 m, dengan bioherm batugamping
daerah ini, dan juga tidak ada kegiatan gunungapi. Endapan undak di utara
Pangkajene dan di beberapa tempat di tepi Sungai Walanae, rupanya terjadi selama
Pliosen. Endapan Holosen yang luas berupa aluvium terdapat di sekitar D. Tempe, 3
1. Endapan alluvium, danau dan pantai. Lempung, lanau. lumpur pasir dan
(Arca,. Trocbus dan Cypraea) dan buncak besi terdapat di sekitar Danau
Tempe (t‘Hoen & Ziegler, 1915). Undak sungai yang berumur Plistosen (tak
terpetakan) di Kampung Sompoh, dekat Sungai Walanae, mengandung tulang
morfologi dari endapan aluvium yang lebih muda. Satuan ini barangkali dapat
sekis, kuarsa, dan bersemen batupasir; pada umumnya padat dan sebagian
sebagian besar batupasir kuarsa, ada pula yang arkosa, grewake. dan tufaan,
umumnya berwarna kelabu muda dan coklat muda; pada umumnya bersifat
diperiksa, dan berwarna kelabu muda sampai kelabu tua; batubara berupa
lensa setebal beberapa sentimeter dan berupa lapisan sampai 1,5 m. Penelitian
palinologi terhadap sisipan batubara telah dilakukan oleh Asrar Khan (M.E -
putih coklat muda dan kelabu muda. sebagian berlapis baik, berselingan
barugamping berlapis.
merah, kuning, kelabu muda sampai kehitaman: umumnya mengeras kuat dan
sebagian kurang padat; berlapisan dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm.
sampai 30°.
7. Batuan gunungapi terpropilitkan : breksi, lava dan tufa. di bagian atas lebih
banyak tufa, sedangkan di bagian bawah lebih banyak lava: umumnya bersifat
andesit, sebagian trakit dan basal; bagian atas bersisipan serpih merah dan
50 cm, terekat tufa yang jumlahnya kurang dari 50%; lava dan breksi
berwarna kelabu tua sampai kelabu kehijauan, sangat terbreksikan dan
lajur sesar dari batuan sedimen dan karbonat yang berumur Eosen di bagian
baratnya diterobos oleh retas dan stok basal, ansdesit dan diorit. Satuan batuan
ini berumur lebih muda dari batugamping Eosen dan lebih tua dari Formasi
Camba Miosen Tengah, mungkin Miosen Bawah; dan tebalnya tidak kurang
dari 4.250 m.
9. Batuan gunungapi Soppeng : breksi gunungapi dan lava, dengan sisipan tufa
berbutir pasir sampai lapili, dan batulempung; di bagian utara lebih banyak
tufa dan breksi, sedangkan di bagian selatan lebih banyak lavanya; sebagian
adalah sedimen flych Formasi Balangbaru dan Formasi Marada; bagian bawah
takselaras menindih satuan yang lebih tua, dan bagian atasnya ditindih takselaras oleh
batuan yang lebih muda. Batuan yang lebih tua merupakan masa yang terimbrikasi
tercampur menjadi melange. Oleh karena itu komplek batuan ini dinamakan Komplek
dan Formasi Marada itu merupakan endapan lereng di dalam sistem busur-palung
pada zaman Kapur Akhir. Gejala ini menunjukkan, bahwa melange di Daerah
Kegiatan gunungapi bawah laut dimulai pada Kala Paleosen, yang hasil
Benteng & Sinjai). Pada Kala Eosen Awal, rupanya daerah di barat berupa tepi
daratan yang dicirikan oleh endapan darat serta batubara di dalam Formasi Malawa;
sedangkan di daerah timur, berupa cekungan laut dangkal tempat pengendapan batuan
Batuan beku atau igneus rock berasal dari Bahasa Latin: (ignis yaitu
"api"). Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). (Zikri, 2018)
Batuan beku terbentuk akibat cairan magma yang membeku, baik itu
magma yang telah keluar dariperut bumi ataupun magma yang masih berada di
batuan/lapisan pada mantel bumi bagian atas. Pelelehan batuan dapat terjadi
komposisi kimia. Magma akan keluar dari dalam bumi melalui pluton. Pluton sendiri
terbagi menjadi beberapa saluran tergantung dari ukuran dan posisinya seperti,
dike, sill, laccolith, dan lain-lain. Dari proses kristalisasi akan terbentuk jenis batuan
beku. Batuan beku juga terbagi lagi seperti batuan granit, batuan andesit dan batuan
1. Batuan beku luar (Ekstrusif): proses pembekuan dari magma relatif cepat,
waktu yang sangat lama, bisa mencapai jutaan tahun, karakteristik kristal
beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
1. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
2. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
6. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis
1) Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan disekitarnya.
ribuan meter.
2. Diskordan
2) Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
3) Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kristal.
1. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
berapa banyak kristal yang berbentuk dan yang tidak berbentuk, selain itu juga
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
amorf.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik
atau
hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu
batuan.
Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Ekuigranular dan
Inekuigranular.
4. Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai
hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu
batuan.
Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Ekuigranular dan
Inekuigranular.
Warna batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini
Tekstur dari batuan juga terggantung kepada jenis mineralnya. Komposisi dari
dan
bentuk kristal.
(Zikri, 2018)
endapan
yang berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 ) batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis
demi
lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Menurut Tucker
(1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu
hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat
batuan beku. Pengikisan ini dapat disebabkan karena pergerakan air, angin, es atau
media
pengikutnya. Kemudian pada suatu titik akan berhenti dan terkumpul di suatu tempat.
(Zikri, 2018)
Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik.
Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih
terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa
sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada
lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin. Umumnya penilaian ukuran butir
1. Berdasarkan Pembentukannya
Batuan sedimen klastis ini terbentuk karena suatu pelapukan atau erosi
pada pecahan batuan atau mineral, sehingga batuan menjadi hancur
atau pecah dan lalu mengendap di tempat tertentu dan menjadi keras.
Susunan kimia dan warna batuan ini biasanya sama dengan batuan
mineral-mineral tertentu. Misalnya, pada batu kapur yang larut oleh air
yang mati dan fosfat yang terbentuk dari kotoran kelelawar serta batu
gamping.
2. Berdasarkan Jenisnya
Gambar 2.2 Batu Konglomerat (1), Batu Pasir (2), Batu Serpih (3)
karena gaya beratnya kemudian menjadi padat dan saling terikat. Batu
bahan utama).
kontruksi bangunan.
c) Batu serpih merupakan batu yang berbau seperti tanah liat, berbutir-
butir halus, berwarna hijau, hitam, kuning, merah, atau pun abu-abu.
Batu serpih terbentuk dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena
gaya beratnya menjadi terpadatkan dan saling terikat. Batu ini dapat
bahan utama).
bangunan.
f) Batu serpih merupakan batu yang berbau seperti tanah liat, berbutir-
butir halus, berwarna hijau, hitam, kuning, merah, atau pun abu-abu.
Batu serpih terbentuk dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena
gaya beratnya menjadi terpadatkan dan saling terikat. Batu ini dapat
kuning, atau abu-abu terang. Tetapi ada juga yang dijumpai berwarna gelap
seperti hitam, merah dan coklat. Warna dari batuan sedimen sangat bervariasi
Proses ini dapat terjadi pada suhu dan tekanan normal hingga suhu 300 derajat
prosesnya terdapat
permukaan air.
2. Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi
3. Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat
pada kedalaman 3 hingga 20 km dari permukaan bumi, yang sebagian besar terjadi
dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan
mineralogi baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan (P) dan
temperatur (T) tertentu. Menurut H.G.F. Winkler, 1967, metamorfisme adalah proses-
proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau
tanggapan terhadap kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik
dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak
Tekstur adalah ukuran relatif, bentuk serta hubungan antar bentuk butiran
A. Tekstur Umum
tabular.
prismatic.
diantaranya
pada massa dasar material yang barasal dari kristal yang sama yang
granular.
1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf
seperti c, biotit, hornblende, piroksen, olivin dan bijih besi.
2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit dan dolomit.
3. Mineral indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kianit, silimanit,
stautolit, kordierit, epidot dan klorit. (Zuhdi,2019)