Sulawesi Selatan
1
AMS Seri T-503, 1965, No SB 50-4 dan 51-1
yang juga dipakai sebagai peta dasar
Kompilasi. Untuk lapangan dipakai peta STRATIGRAFI
topografi bersekala 1 : 50.000. Di samping itu
dipakai potret udara yang melingkupi bagian
barat lembar, dan sebagian dari bagian timur. Kelompok batuan tua yang umurnya belum
Potret ini sebagiar besar bersekala 1 : 50.000. diketahui terdiri dari batuan ularabasa, batuan
selain yang bersekala 1: 10.000. malihan dan batuan melange. Batuannya
terbreksikan dan tergerus dan mendaun, dan
Penyelidikan geologi sebelumnya di lembar ini sentuhannya dengan formasi dl sekitarnya
dilakukan oleh Steiger (1915), tHoen & berupa sesar atau ketidselarasan. Penarikhan
Ziegler (1917). Sung (1948). Hooijer (1949) radiometri pada sekis yang menghasilkan 111
dan Patty & Wiryosujono (1962); yang terbaru juta tanun Kemungkinan menunjukkan
di lakukan oleh van Leeuwen (1974). peristiwa malihan akhir pada tektonik Zaman
Kapur. Batuan tua ini tertindih tak selaras
GEOMORFOLOGI oleh endapan flysch Formasi Balangbaru dan
Formasi Marada yang tebalnya lebih dari 2000 4
m dan berumur Kapur Akhir. Kegiatan magma
Di daerah Lembar Pangkajene dan
sudah mulai pada waktu itu dengan bukti
Watampone Bagian Barat terdapat dua baris
adanya sisipan lava dalam flysch.
pegunungan yang memanjang hampir sejajar
Batuan gunungapi berumur Paleosen (58,5-
pada arah utara-barat laut dan terpisahkan
63,0 it), dan diendapkan
oleh lembah Sungai Walanae. Pegunungan
yang barat menempati hampir setengah luas dalam lingkungan laut, menindih tak selaras
daerah, melebar di bagian selatan (50 km) batuan flysch yang berumur Kapur Akhir.
dan menyempit di bagian utara (22 km). Batuan sedimen Formasi Malawa yang
Puncak tertingginya 1694 m, sedangkan sebagian besar dicirikan oleh endapan darat
ketinggian rata-ratanya 1500 m. dengan sisipan batubara, menindih tak selaras
Pembentuknya sebagian besar batuan batuan gunangai Paleosen dan batuan flysch
gunungapi. Di lereng barat dan di beberapa Kapur Akhir. Ke atas Formasi Malawa ini
tempat di lereng timur terdapat topografi secara berangsur beralih ke endapan karbonat
kras, penceminan adanya batugamping. Di Formasi Tonasa yang terbentuk secara
antara topografi kras di lereng barat terdapat menerus dari Eosen Awal sampai bagian
daerah pebukitan yang dibentuk oleh batuan bawah Miosen Tengah. Tebal Formasi Tonasa
Pra-Tersier. Pegunungan ini di baratdaya lebih kurang 3000 m, dan melampar cukup
dibatasi oleh dataran Pangkaiene-Maros yang luas mengalasi batuan gunungapi Miosen
luas sebagai lanjutan dari dataran di Tengah di barat. Sedimen klastika Formasi
selatannya. Salo Kalupang yang Eosen sampai Oligosen
bersisipan batugamping dan mengalasi batuan
Pegunungan yang di timur relatif lebih sempit gunungapi Kalamiseng Miosen Awal di timur.
dan lebih rerdah, dengan puncaknya rata-rata Sebagian besar pegunungan, baik yang di
setinggi 700 m, dan yang tertinggi 787 m. barat maupun yang di timur, berbatuan
Juga pegunungan ini sebagian besar gunungapi. Di pegunungan yang timur,
berbatuan gunungapi. Bagian selatannya batuan itu diduga berumur Miosen Awal
selebar 20 km dan lebih tinggi, tetapi ke utara bagian atas yang membentuk batuan
meyempit dan merendah, dan akhirnya Gunungapi Kalamiseng Di lereng timur bagian
menunjam ke bawah batas antara Lembah utara pegunungan yang barat, terdapat
Walanae dan dataran Bone. Bagian utara batuan Gunungapi Soppeng yang diduga juga
pegunungan ini bertopografi kras yang berumur Miosen Awal. batuan sedimen
permukaannya sebagian berkerucut. Batasnya berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Awal
di timurlaut adalah dataran Bone yang sangat berselingan dengan batuan gunungapi yang
luas, yang menempati hampir sepertiga berumur antara 8,93-9,29 juta tahun. Secara
bagian timur. bersama batuan itu menyusun Formasi Camba
yang tebalnya sekitar 5000 m. Sebagian besar
Lembah Walanae yang memisahkan kedua pegunungan yang barat terbentuk dari
pegunungan tersebut di bagian utara selebar Formasi Camba ini yang menindih tak selaras
35 Km. tetapi di bagian selatan hanya 10 km. Formasi Tonasa.
Di tengah tendapat Sungai Walanae yang
mengalir ke utara Bagian selatan berupa Selama Miosen akhir sampai Pliosen, di
perbukitan rendah dan di bagian utara daerah yang sekarang jadi Lembah Walanae
terdapat dataran aluvium yang sangat luas di endapkan sedimen klastika Formasi
mengelilingi D. Tempe. Walanae. Batuan itu tebalnya sekitar 4500 m,
dengan bioherm batugamping koral tumbuh di
2
5
Endapan Permukaan
metasedimen dan rijang radiolaria. Daerah
baratlaut mengandung banyak batupasir dan
Qpt ENDAPAN UNDAK: kerikil, pasir dan
ke arah tenggara, lebih banyak batulempung
lempung, membentuk dataran rendah
dan serpih.
bergelombang di sebelah utara Pangkajene.
Terutama berasal dari batua pra-tersier di
sebelah timur Pangkajene. Satuan ini dapat Baru-baru ini Labaratorium Total CTF
dibedakan secara morfologi dari endapan mengenali Globotruncana pada serpih
aluvium yang lebih muda. Satuan ini -lanauan dari sebelah timur Bantimala, dan
barangkali dapat dinasabahkan dengan pada grewake dari jalan antara Padaelo
endapan undak di dekat sungai Walanae yang Tanetteriaja yang berumur Kapur Akhir (P.F
mengandung tulang gajah purba yang Burollet, hubungan tertulis, 1979).
berumur Plistosen; tidak terpetakan.
Lempung, pasir dan kerikil yang tidak Formasi ini tebalnya sekitar 2000 m; tertindih
terpetakan di daerah tata-sungai Walanae tak selaras batuan Formasi Mallawa dan
mungkin termasuk satuan ini. Batuan Gunungapi Terpropilitkan, dan
menindih tak selaras Kompleks Tektonik
Bantimala.
Qc TERUMBU KORAL : batugamping
terumbu, dibeberapa tempat di sepanjang
pantai terangkat membentuk singkapan kecil.
Yang dipetakan hanya ditemukan di selatan Km FORMASI MARADA (van Leeuwen.
Marek. Di dangkalan Spermonde terumbuh 1974): sedimen bersifat flysch; perselingan
koral muncul ke atas muka laut, melampar batupasir, batulanau, arkosa, grewake. serpih
kira-kira 60 km di lepas pantai ke arah barat, dan konglomerat; bersisipan batupasir dan
dan kira-kira 50 km di lepas pantai ke arah batulanau gampingan, tufa. lava dan breksi
timur di bagian selatan Lembar. yang tersusun oleh basal, andesit dan trakit.
3
6 7
Batupasir dan batulanau berwarna kelabu tufaan, umumnya berwarna kelabu muda dan
muda sampai kehitaman; serpih berwarna coklat muda; pada umumnya bersifat rapuh,
kelabu tua sampai coklat tua: konglomerat kurang padat; konglomeratnya sebagian
tersusun oleh kerikil andesit dan basal: lava kompak; batulempung. batugamping dan
dan breksi terpropilitkan kuat dengan mineral napal umumnya mengandung moluska yang
sekunder berupa karbonat, silikat, serisit, belum diperiksa, dan berwarna kelabu muda
klorit dan epidot. Fosil Globotruncana dari sampai kelabu tua; batubara berupa lensa
batupasir gampingan yang dikenali oleh PT setebal beberapa sentimeter dan berupa
Shell menunjukkan umur Kapur Akhir dan lapisan sampai 1,5 m.
diendapkan di lingkungan neritik dalam (T.M.
van Leeuwen, hubungan tertulis. 1978). Penelitian palinologi terhadap sisipan batubara
Formasi ini tebalnya lebih dari 1000 m. telah dilakukan oleh Asrar Khan (M.E -
Scrutton, Robertson
Teos FORMASI SALO KALUPANG: Research, hubungan tertulis, 1974) dan oleh
batupasir, serpih dan batulempung. Robert H. Tschudy (Don E. Wolcort, USGS,
berselingan dengan konglomerat gunungapi, hubungan tertulis, 1973). Sepuluh buah
breksi dan tufa bersisipan lava, batugamping contoh dari singkapan B.32 (a-f) dan B.54 (a-
dan napal, batulempung. serpih dan batupasir c, dan RR.10), daerah Tanetteriaja, dan
di beberara tempat tercirikan oleh warna sebuah dari dekat galian lempung di Tonasa
merah, coklat, kelabu dan hitam; setempat mengandung fosil mikroflora sbb.: Acritarchs
mengandung fosil moluska dan foraminifera, sp., Anacolosidites sp., Anno daceae sp.
terutama di dalam lapisan batugamping dan Barringtonia sp, Betulaceae pollen,
napal pada umumnya gampingan. padat dan Bombacaceae sp., Compositae sp. Cyatbidites
sebagian dengan urat kalsit, sebagian sp., Dicolpopollis cf , D. kalewesis, D.
serpihnya sabakan; kebanyakan lapisan verrucate, D. smooth, Dinoflagellates sp.,
terlipat kuat dengan kemiringan antara 20 - Florscbuetzia trilobata, Gunnera sp.,
57. penampang di Salo Kalupang Intratriporopollenites, Leotriletes sp.,
memperlihatkan lebih banyak konglomerat di Monosulcate pollen, Monosulites sp.,
bagian barat, dengan komponen andesit dan Myricaceae pollen, Olacacea sp., Palmea
basal. Di sebelah timur Palatae tersingkap pollen, Psilamonoletes sp,.
lebih banyak tufa dan batupasir daripada di Retitricolpitesantonii. Retikutcbensis
SaLo Kalupang. Di timur Samaenre terdapat (VENKATCHALA & KAR. 1968),
lebih banyak singkapan serpih daripada di Sapotaceoidacpollenites sp., Sterculiaceae sp.,
tempat lain; batuannya berwarna coklat Syncolporate pollen, Tetraporina sp.,
kemerahan dan kelabu berselingan dengan Tricolpate pollen, Tricolpate verrucate pollen,
batugamping berlapis (Teol) dan batupasir. Triporate pollen. Verrucatosporites sp.,
Verrustriletesmajor. dan Verrutricolporites sp.
Fosil foraminifera yang dikenali oleh D. Kadar Berdarsarkan fosil tersebut A . Khan dan R.H.
(hubungan tertulis, 1971 dan 1974). dan Tschudy memperkirakan umur Paleogen
lokasi A.29.b. Tc.239.b dan Tc.239.d yang, di dengan lingkungan paralas sampai dangkal.
4
9
5
Globorotalia baroemoenensis LEROY. Gl. Penarikan Kalium Argon pada batuan basal
mayeri CUSHMAN & ELISOR, Gl menardii dari lokasi 7 menghasilkan 17,7 juta tahun
(DORBIGNY. Gl lenguaensis BOLLI. Gl. lobata (Indonesia Gulf Oil, hubungan tertulis, 1972),
BERMUDEZ. G.l obesa BOLLI, Gl. dasit dan andesit dari lokasi 1 dan 2 masing-
peripheroacuta BLOW & masing menghasilkan umur 8,93 dan 9,29
juta tahun (ET.D. Obradovich, hubungan
BANNER. Gl. praemenardii CUSHMANN & tertulis, 1974), dan basal dari Birru
STAINFORTH. Gl. siakensis (LEROY) menghasilkan 6,2 juta tahun (T.M. vaan
Globoqudrina altispira (CUSHMAN JARVIS,, Gn Leeuwen, hubungan tertulis, 1978).
dehiscens (CHAPMAN PARR-COLLINS) Beberapa lapisan batupasir dan batugamping
Globerinaoides immaturus LEROY. Gd. pasiran mengandung moluska dan sepaian
obliquas BOLLI, Gd. Sacculifer (BRADY, Gd. koral. Sisipan tufa gampingan, batupasir
Subquadratus BRONNIMANN. Gd. Trilobus tufa gampingan, batupasir gampingan,
(REUSS), Orbulina universa DORBIGNY, batupasir lempungan, napal dan batugamping
Biorbulina bilobata (DORBIGNY), Operculina mengandung fosil foraminifera.
sp., Cycloclypeus sp., Hastigerina
Praesiphonifera BLOW, Sphaeroidinellopsis
seminulina (SCEWAGER), Sp. kochi Fosil yang dikenali oleh Sudiyono dan
(CAUDRIE), dan Sp. subdehiscens BLOW. Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1973,
Gabungan fosil ini menunjukkan umur 1974) dari lokasi Td.7 dan Td.338 adalah
berkisar dari Miosen Tengah sampai Miosen Globigerina venezuelana (HEDBERG),
Akhir (N.9N.15), dan lingkungan neritik. Globorotalia mayeri CUSHMAN & ELLISOR, Gl.
menardii (DORBIGNY), Gl. siakensis (LEROY).
Lagi pula ditemukan fosil-fosil foraminifera Gl. acostaensis BLOW, Gl. Cf. dutertrei,
yang lain, ganggang dan koral dalam formasi Globoquadrin.a altispira (CUSHMAN &
ini. Kemungkinan sebagian dari Formasi JARVIS), Globigerinoides extremus BOLLI. Gd
Camba diendapkan dekat daerah pantai. immaturus LEROY, Gd. obliqus BOLLI. Gd.
Secara setempat ditemukan pula fosil ruber (DORBIGNY) Gd. sacculifer (BRADY),
berumur Pliosen Awal, seperti yang di sebelah Gd. trilobus (REUSS), Hastigerina
utara Ujung Pandang. aequilateralis (BRADY), dan
Sphaerodinellopsis subdehiscens (BLOW). Baik
gabungan fosil maupun data radiometri
Satuan ini tebalnya sekitar 5000 m, menindih
menunjukkan jangka umur Miosen Tengah -
tak selaras batugamping dari Formasi Tonasa
Miosen Akhir.
(Temt) dan batuan dari Formasi Malawa
(Tem), mendatar berangsur berubah jadi
bagian bawah dari pada Formasi Walanae Batuannya sebagian besar diendapkan dalam
(Tmpw); diterobos oleh retas, Sil dan stok lingkungan laut neritik sebagai fasies
bersusunan basal piroksen, andesit dan diorit. gunungapi Formasi Camba, menindih tak
selaras batugamping Formasi Tonasa dan
batuan Formasi Malawa; sebagian terbentuk
Tmcv, Anggota Batuan Gunungapi; batuan
dalam lingkungan darat, setempat breksi
gunungapi bersisipan batuan sedimen laut;
gunungapi mengandung sepaian batugamping
breksi gunungapi, lava, konglomerat
seperti yang ditemukan di S. Paremba; tebal
gunungapi, dan tufa berbutir halus hingga
diperkirakan tidak kurang dari 4000 m.
lapili; bersisipan batupasir tufaan, batupasir
gampingan, batulempung mengandung sisa
tumbuhan, batugamping dan napal. Tmca : Basal di sekatar G. Gatarang yang
Batuannya bersusunan andesit dan basal; dikelilingi tebing melingkar menyerupai
umumnya sedikit terpropilitkan, sebagian kaldera, dan juga di beberapa tempat yang
terkersikkan, amigdaloidal dan berlubang- lain, tercirikan oleh limpahan kandungan
lubang diterobos oleh retas, sill dan stok leusit.
bersusunan basal dan diorit; berwarna kelabu
muda, kelabu tua dan coklat. Tmcl, Anggota Batugamping, batugamping,
batugamping tufaan, batugamping pasiran,
Pemeriksaan petrografi menunjukkan fonolit setempat dengan sisipan tufa; sebagian
nefelin, porfiri sienit nefelin, diabas hipersten, kalkarenit, pejal dan sarang, berbutir halus
tufa batuan basa andesit, andesit, andesit sampat kasar; putih, kelabu, kelabu
trakit dan basal leusit (Subroto dan kecoklatan, coklat muda dan coklat; sebagian
Saefuddin, hubungan tertulis, 1972): dan mengandung glaukonit: fosil terutama
tefrit leusit basanit leusit, leusitit dan dasit foraminifera, dan sedikit moluska dan koral.
(von Steiger, 1913).
Fosil yang dikenali oleh D. Radar (hubungan
tertulis, 1973) dan contoh batuan Ta.37,
6
Ta.52, Ta.58.a, Td.104 dan Td.105, adalah: Fosil foraminifera yang dikenali oleh D. Kadar
Lepidocyclina sp., L. cf) omphalus TAN, L. (hubungan tertulis, 1973. 1974), oleh
sumtrensis (BRADY), B. Verbeeki (NEWTON & Pumarnaningsih dan M. Karmini (hubungan
HOLLAND), Mogypsina sp., M. thecidaeforinis tertulis, 1974) dan contoh batuan Ta.150.
(RUTTEN), M. cf. cupulaeforinis (ZUFFARDI- Ta.157, Ta.168. Ta.192. Ta.219. Ta.
COMERCY), Globorotalia sp., Gl. Mayeri 24O Ta.389, Tc.296.a, Td.43, dan Te.75,
CUSHMANN & ELLISOR, Gl. lobata adalah: Lepidocyclina sp., Katacyclocypeus
BERMUDEZ, Gl. praemenardii CUSHMANN & sp., Miogypsina sp.. Globigerina bulloides
STAINFORTH. Gl praescitula BLOW, Gl. DORBIGNY, G. nephentes DODD, Globorotalia
siakensis (LEROY), Globorotaloides variabilis obesa BOLLI. Gl. dutertrei (DORBIGNY), Gl.
BOLLI, Globoquadrina altispira (CUSHMAN & lobata BERMUDEZ, Gl. Scitula (BRADY), Gl.
JARVIS), Gn. globosa BOLLI, Globigerinoides acostaensis BLOW. Gl. crassula CUSHMAN &
sp., Gd. immaturus LEROY. Gd. sacculifer STEWART, Gl. merotumida BLOW & BANNER
(BRADY) Gd. subquadratus BRONNIMANN, Gl. Tumida (BRADY;, Globoquadrina altispira
Biorbulina bilobata (DORBIGNY), Orbulina (CUSHMAN & JARVIS), Globigerinoides
13
suturalis BRONNIHANN, O. universa conglobatus, BRADY. Gd. Extremus BOLLI,
DORBIGNY, Hastigerina siphonifera Gd. immaturus LEROY. Gd. ruber (DORBINY)
Gd. sacculifer (BRADY). Gd. obliquus BOLLI,
(DORBIGNY), Sphaeroidinellopsis kochi Gd. trilobus (REUSS). Orbulina universa
(GAUDRIE), Sp. Seminulina (SGHWAGER), DORBIGNY, Hastigerina aequilateralis
Operculina sp., Amphistegina sp., (BRADY), Sphaeroidinellopsizs seminulina
Cyclocypeus sp., dan ganggang. Gabungan (SCHWACER), Ep. subdehiscens BLOW,
fosil tersebut menunjukkan umur Miosen Pulleniatina obiquiloculata
Tengah (Tf; N.9 - N. 13).
(PARKER & JONES), Amphistegina sp., dan
Operculina sp. Gabungan fosil tersebut
Tmpw FORMAS1 WALANAE : batupasir menunjukkan umur Miosen Tengah - Pliosen
berselingan dengan batulanau, tufa, napal, (N.9-N.20). Lagi pula ditemukan fosil-fosil
batulempung. konglomerat dan batugamping: foraminifera yang lain, moluska, ganggang
dan koral dalam formasi ini.
Sebagian memakas dan sebagian repih;
umumnya berwarna muda, putih keabuan, Satuan batuan ini tersebar luas di sepanjang
kecoklatan dan kelabu muda. Batupasir lembah S. Walanae, di timur D. Tempe dan
berbutir halus sampai kasar, umumnya tufaan sekitar Watampone; pada umumnya terlipat
dan gampingan, terdiri terutama dari sepaian lemah, dengan kemiringan lapisan kurang dan
batuan beku dan sebagian mengandung 15, pelipatan kuat terjadi di sepanjang lajur
banyak kuarsa. Komponen batuan gunungapi sesar, dengan kemiringan sampai 60. Bagian
jumlahnya bertambah secara berangsur ke bawah formasi ini diperkirakan menjemari
arah barat dan selatan, terdiri dari butiran dengan Formasi Camba, dan bagian atasnya
abu hingga lapili, tufa kristal, setempat menjemari dengan Batuan Gunungapi
mengandung banyak batuapung dan biotit. Parepare; telal diperkirakan tidak kurang dari
Konglomerat ditemukan lebih banyak di 4.500 m.
bagian selatan dan barat, tersusun terutama
dari kerikil dan kerakal andesit, trakit dan Tmpt, Anggota Tacipi: batugamping koral
basal. Ke arah utara dan timur jumlah dengan sisipan batugamping berlapis, napal,
karbonat dan klastika bertambah; di sekitar batulempung, batupasir, dan tufa: putih,
Tacipi batugamping berkembang jadi anggota kelabu muda, dan kelabu kecoklatan;
Tacipi; di daerah sekitar Watampone sebagian sarang dan sebagian pejal. setempat
ditemukan lebih banyak batugamping pasiran berstruktur breksi dan konglomerat; setempat
berlapis yang berselingan dengan napal. mengandung banyak moluska.
batulempung, batupasir dan tufa.
Fosil foram yang dikenali oleh D. Kadar
Fosil foram kecil banyak ditemukan di dalam (hubungan tertulis, 1974), dan lokasi E.755
napal dan sebagian batugamping; setempat dan Ta. 157 adalah : Amphistegina sp.,
moluska ditemukan melimpah di dalam Operculina sp., Orbulina sp., Rotalia sp., dan
batupasir, napal dan batugamping; di daerah Gastropoda. Satuan ini di banyak tempat
selatan setempat ditemukan ada tumbuhan di membentuk pebukitan kerucut, dan beberapa
dalam batupasir silangsiur dan beberapa lensa membentuk punggungan yang sejajar dengan
batubara di dalam batulempung; batutahu pantai timur, yaitu di barat Watampone; di
ditemukan di dalam batupasir dekat lembah S. Walanae, dan di utara Tacipi,
Pampanua dan Sengkang, daerah utara. batugamping Anggota Tacipi tarsingkap di
sana-sini di dalam batuan Formasi Walanae;
7
tebal satuan ini dperkirakan tidak kurang dan Satuan batuan ini berumur lebih muda dari
1700 m. batugamping Eosen dan lebih tua dari Formasi
Camba Miosen Tengah, mungkin Miosen
Bawah; dan tebalnya tidak kurang dari 4.250
m.
8
hingga kelabu; setempat terlihat lapisan
silang-siur dan sisa tumbuhan. Sebagian dari t TRAKIT: terobosan trakit berupa stok, sil
batuan, gunungapi ini di daerah timur terdiri dan retas; bertekstur porfir kasar dengan
terutama dari lava (Tppl), bersusunan trakit, fenokris sanidin sampai 3 cm panjangnya;
mengandung banyak biotit. Satuan ini ditaksir berwarna putih keabuan sampai kelabu muda.
setebal 500 m, menindih batuan Formasi Di sekitar Bantimala dan Tanetteriaja trakit
Camba dan kemungkinan menjemari dengan menerobos batugamping Formasi Tonasa, dan
bagian atas Formasi Walanae. Umurnya di utara Soppeng menerobos batuan
Pliosen, berdasarkan penarikhan radiometri gunungapi Soppeng (Tmsv).
pada trakit dan tufa dari timurlaut Parepare
(Lembar Majene-Palopo), yang masing- Penarikhan Kalium/Argon trakit; dari barat
masing menghasilkan 4,25 dan 4,95 juta Bantimala (lokasi 3 dan 4 menghasilkan :
tahun (J.D. Obradovich, hubungan tertulis, pada felspar 8,3 juta tahun, dan pada biotit
1974) 10.9 juta tahun (Indonesia Gulf Oil, hubungan
tertulis. 1972).
Batuan Terobosan
9
17
glaukofan, eklogit, sekis garnet, sekis amfibol, Eosen Awal, rupanya daerah di barat berupa
sekis kiorit, sekis muskovit, sekis muskovit- tepi
tremoilit-aktinolit, sekis muskovit-aktinolit,
genes albit-ortoklas, dan genes kuarsa- daratan yang dicirikan oleh endapan darat
felspar; eklogit tidak ditemukan berupa serta batubara di dalam Formasi Malawa;
singkanan, melainkan berupa sejumlah sedangkan di daerah timur, berupa cekungan
bongkah besar di daerah batuan malihan; di laut dangkal tempat pengendapan batuan
lokasi Te. 149.a sekisnya mengandung grafit;, klastika bersisipan karbonat Formasi Salo
berwarna kelabu, hijau, coklat dan biru. Kalupang. Pengendapan Formasi Malawa
kemungkinan hanya berlangsung selama awal
Baruan malihan ini umumnya berpendaunan Eosen, sedangkan Formasi Salo Kalupang
miring ke arah timurlaut, sebagian berlangsung sampai Oligosen Akhir.
terbreksikan, dan tersesarkan naik ke arah
baratdaya. Satuan ini tebalnya tidak kurang Di barat diendapkan batuan karbonat yang
dari 2000 m dan bersentuhan sesar dengan sangat tebal dan luas sejak Eosen Akhir
satuan batuan di sekitarnya. Penarikhan sampai Miosen Awal. Gejala ini menandakan
Kalium/Argon pada sekis di timur Bantimala bahwa selama waktu itu terjadi paparan laut
(lokasi 5) menghasilkan umur 111 juta tahun dangkal yang luas, yang berangsur-angsur
(J.D. Obradovich. hubungan tertulis, 1974). menurun sejalan dengan adanya
pengendapan. Proses tektonik di bagian barat
ini berlangsung sampai Miosen Awal,
m KOMPLEK MELANGE : batuan campur sedangkan di bagian timur kegiatan
aduk secara tektonik terdiri dari grewake, gunungapi sudah mulai lagi selama Miosen
breksi, kongomerat, batupasir; terkersikkan, Awal, yang diwakili oleh Batuan Gunungapi
serpih kelabu, serpih merah, rijang radiolaria Kalamiseng dan Soppeng (Tmkv dan Tmsv).
merah, batusabak, sekis, ultramafik, basal,
diorit dan lempung; himpunan batuan ini Akhir kegiatan ganungapi Miosen Awal itu
mendaun, kebanyakan miring ke arah diikuti oleh tektonik yang menyebabkan
timurlaut dan tersesarkan naik ke arah terjadinya permulaan terban Walanae yang
baratdaya; satuan ini tebalnya tidak kurang kemudian menjadi cekungan tempat
dari 1750 m, dan mempunyai sentuhan sesar pembentukan Formasi Walanae. Peristiwa ini
dengan satuan batuan di sekitarnya. kemungkinan besar berlangsung sejak awal
Miosen Tengah, dan menurun perlahan
selama sedimentasi sampai Kala Pliosen.
Menurunnya Terban Walanae dibatasi oleh
TEKTONIKA dua sistem sesar normal, yaitu sesar Walanae
yang seluruhnya nampak hingga sekarang di
sebelah timur, dan sesar Soppeng yang hanya
Batuan tua yang masih dapat diketahui
tersingkap tidak menerus di sebelah barat.
kedudukan stratigrafi dan tektonikanya adalah
sedimen flych Formasi Balangbaru dan
Formasi Selama terbentuknya terban Walanae, di
Marada; bagian bawah takselaras menindih timur kegiatan gunungapi terjadi hanya di
satuan yang lebih tua, dan bagian atasnya bagian selatan sedangkan di barat terjadi
ditindih takselaras oleh batuan yang lebih kegiatan gunungapi yang hampir merata dari
muda. Batuan yang lebih tua merupakan selatan ke utara, berlangsung dari Miosen
masa yang terimbrikasi melalui sejumlah Tengah sampai Pliosen. Bentuk kerucut
sesar sungkup, terbreksikan, tergerus, gunungapi masih dapat diamati di daerah
terdaunkan dan sebagian tercampur menjadi sebelah barat ini, di antaranya Puncak Maros
melange. Oleh karena itu komplek batuan ini dan G. Tondongkarambu. Suatu tebing
dinamakan Komplek Tektonik Bantimala. melingkar mengelilingi G. Benrong, di utara G.
Berdasarkan himpunan batuannya diduga Tondongkarambu, mungkn. merupakan sisa
Formasi Balangbaru dan Formasi Marada itu suatu kaldera.
merupakan endapan lereng di dalam sistem
busur-palung pada zaman Kapur Akhir. Gejala Sesar utama yang berarah utara-baratlaut
ini menunjukkan, bahwa melange di Daerah terjadi sejak Miosen Tengah, dan tumbuh
Bantimala terjadi sebelum Kapur Akhir. sampai setelah Pliosen. Pelipatan besar yang
berarah hampir sejajar dengan sesar utama
Kegiatan gunungapi bawah laut dimulai pada diperkirakan terbentuk sehubungan dengan
Kala Paleosen, yang hasil erupsinya terlihat di adanya, tekanan mendatar berarah kira-kira
timur Bantimala dan di daerah Birru (lembar timut-barat pada waktu sebelum akhir
Ujungpandang, Benteng & Sinjai). Pada Kala Pliosen. Tekanan ini mengakibatkan pula
adanya sesar sungkup lokal yang
10
19
menyesarkan batuan pra-kapur Akhir di Mataair panas dan mineral ditemukan di
Daerah Bantimala yang kemudian tertekan beberapa tempat, yang di antaranya
melawati batua tersier. mencapai temperatur 40o C. Analisis kimia air
mineral percontoh dari utara Tanettariaja
Penyesaran yang relarif lebih kecil di bagian menunjukkan susunan utama dalam mg/liter:
timur Lembar Walanae dan di bagian barat Ca2+, 206,5; CO2 bebas, 238,1; HCO3, 697,8;
pegunungan barat yang berarah baratlaut - dan Cl, 116,0.
tenggara dan merencong, kemungkinan
besar terjadi oleh gerakan mendatar ke kanan DAFTAR REFERENSI/REFERENCES
sepanjang sesar besar.
Hooijer, DA. 1949. Plistocene vertebrates
from Celebes. IV Archideskodon
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI celebensit nov. Spec.; Zool. Meded. ,
DeelXX, No. 14, Leiden 1949.
Gejala mineralisasi yang didapatkan di daerah
Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Patty, E.J. and S. Wiryosujono, 1962. The raw
Barat ialah sebagai berikut: materials for cement plant in the Tonasa
- Baloci area on South Sulawesi; unpubl.
Sebuah urat kuarsa yang mengandung sulfida rept GSI, No. 20/do.
tembaga dan malakit tersingkap pada
sentuhan retas diorit di dalam batuan klastika Steiger, von H., 1915. Petrografische
Teos kira-kira 30 km sebelah timurlaut beschrijying van eenege gesteenten uit
Camba. Hasil analisis oleh Direktorat Geologi de onderafdeeling Pangkadjene en het
(197) memperlihatkan kandungan Cu, landscap Tanette v/h Govt. Celebes dan
11,19% dan Zn 1,58%. Ketul mangan dengan Onderhorighede; jaarb. Mijnw. Verh.,
kandungan MnO2, 20,39% yang berserakan di pp. 171-227.
dekat sentuhan antara batugamping Temt dan
batuan gunungapi Tpv di daerah Birru,
Sukamto. R, 1975. Geologic map of
menurut hasil penelitian PT Riotinto Bethlehen
Indonesia, Sheet VIII Ujungpandang,
Indonesia (1974) ternyata tudung besi
scale 1 : 1,000.000; Geological Survey
petunjuk mineral logam dasar.
of Indonesia.
11
Selatan yang diantaranya Bugis, Makassar,
Pemetaan geologi daerah Lembar Ujung Bajo, dll. Kebanyakan masyarakatnya
Pandang. Benteng dan Sinjai, Sulawesi beragama islam ada pula beragama; Katolik
Selatan, dilaksanakan dalam rangka Proyek dan protestan sedikit yang beragama lain.
Pemetaan Geologi dan interpretasi Foto
Udara. Pelita I, oleh Subdirektorat Perpetaan, Fisiografi lengan selatan Sulawesi yang
Direktorat Geologi (skarang Pusat Penelitian membentang dengan arah utara-selatan
dan Pengembangan Geologi). Semula mempengaruhi keadaan iklim di daerah ini.
pemetaan dilaksanakan secara tinjau dengan Seperti di daerah Indonesia yang lain di
tujuan untuk melengkapi data geologi di daerah ini pun ada dua musim, yaitu musim
daerah selatan garis 5 LS (termasuk Lembar kemarau dan musim hujan. Musim di daerah
Pangkajene dan Watampone Bagian Barat) di bagian barat berbeda waktunya dengan
guna kompilasi Peta Geologi Regional sekala 1 daerah bagian timur. Musim hujan di bagian
:1.000.000, yang sekarang sudah terbit barat biasanya berlangsung dan Nopember
(Sukamto 1975) Pemetaan tinjau dilakukan s/d April, dan di bagian timur biasanya
selama Agustus dan September 1971 oleh R. berlangsung dari Mei s/d Oktober.
Sukamto H. Sumadirdja. T.S Suria Admadja.
K.A Astadiredja, dan dibantu oleh S.
Hutan lebat hanya ditemukan di daerah
Hardjprawiro. D. Sudana N. Ratman dan E.
dongak yang tinggi, yaitu di sekitar G.
Titersole.
Lompobatang dan G. Cindako. Daerah
berdongak rendah sebagian besar berupa
Data geologi tinjau yang dihasilkan pada 1971 daeah pertanian. Binatang hutan sudah jarang
Kemudian dilengkapi dengan berbagai lintasan ditemui di daerah ini, yang terlihat hanya ular,
geologi yang lebih rapat yang dilakukan kijang, anoang dan kera.
selama April sampai dengan Juli 1974,
dan Agustus sampai dengan Nopember 1974.
Daerah pemetaan umumnya mudah dicapai.
Hasilnya disusun menjadi peta geologi
Perhubungan udara yang pada tahun 1971
bersistem luar Jawa sekala 1 : 250.000.
hanya ada penenbangan dan Jakarta ke
Pemetaan selama 1974 dilakukan oleh R.
Makassar (sekarang Ujung Pandang)
Sukamto,. S. Supriatna. I. Umar, A. Koswara
beberapa kali dalam seminggu, sekarang
dan dibantu oleh Sanardjo.
telah berubah menjadi beberapa kali dalam
satu hari. Lapangan Udara Mandai terletak di
Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai bagian baratlaut lembar peta. di antara Ujung
dibatasi oleh kordinat: 119o -120 30 BT dan Pandang dan Maros. Dari Mandai atau dan
5o 6o LS. Untuk mudahnya seluruh Pulau Ujung Pandang hampir seluruh daerah
Salayar yang memanjang sampai 6 30 LS pemetaan dapat dicapai dengan kendaraan
dimasukkan ke dalam lembar ini. Oleh karena mobil. Semua kota Kabupaten dan sebagian
itu lembar ini sebenarnya di selatan dibatasi dari kota-kota Kecamatan mempunyai
oleh lintang 6 35. hubungan jalan yang dapat dilalui oleh
kendaraan mobil. Jalan-jalan desa dan
Daerah ini meliputi Daerah Tk II Kabupaten setapak dapat datemukan hampir di seluruh
Maros, Sungguminasa, Takalar. Jeneponto, daerah ini. Pulau Salayar sekarang
Benteng, Bulukumba, Sinjai dan Salayar; mempunyai hubungan laut teratur dengan
termasuk Daerah Tk. I Propinsi Sulawesi Bulukumba di daratan Sulawesi, dan baru-
Selatan. Lembar peta berbatasan dengan baru ini juga hubungan udara yang disebut
Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian perintis.
Barat di utara Selat Makassar di barat, Teluk
Bone di timur dan Laut Flores di selatan. Peta dasar yang dipakai dalam pemetaan ini
adalah peta topografi bersekala 1 : 250.000,
Penduduk di daerah lembar ini relatif. padat AMS seri T-503, 1962, SB 50-5 dan SB 51-5
daripada daerah lain di 9. Peta sekala ini dipakai sebagai peta
dasar kompilasi. Di lapangan dipakai pula peta
Sulawesi. Kebanyakan penduduk betempat topografi bersekala 1 : 100.000. Di samping
tinggal di kota-kota Kabupaten dan itu dipakai pula potret udara yang melengkapi
Kecamatan. Yang tersebar di sepanjang sebagian besar daerah, dengan sekala
pesisir, dan juga di desa-desa yang besar di sebagian besar 1:50.000, dan
pedalaman. Sebagian besar penduduknya
bertani sawah dan ladang, dan ada pula yang beberapa bersekala 1:10:000. Hanya 2
bekerja sebagai nelayan. Penduduk di kota- daerah sempit yang memanjang utara-
kota. sebagian berniaga dan sebagian selatan. satu melewati bagian timur Puncak G.
karyawan. Kehidupan sosiai di daerah ini Lompobatang dan yang lain melewati Sinjai
mencerminkan kebudayaan asli Sulawesi yang tidak terlingkupi potret udara.
12
23
13
berumur Miosen (19 2 juta tahun). Qac ENDAPAN ALUVIUM, RAWA DAN
Hubungan Formasi Marada dengan satuan PANTAI: kerikil. pasir, lempung, lumpur dan
batuan yang lebih muda, yaitu Formasi Salo batugamping koral.
Kalupang dan Batuan Gunungapi
Terpropilitkan tidak begitu jelas, kemungkinan Terbentuk dalam lingkungan sungai, rawa,
tak selaras. pantai dan delta. Di sekitar Bantaeng,
Bulukumba dan S. Berang endapan
Formasi Salo Kalupang (Teos) yang aluviumnya terutama terdiri dari rombakan
diperkirakan berumur Eosen Awal -Oligosen batuan gunungapi G. Lompobatang: di
Akhir berfasies sedimen laut, dan diperkirakan dataran pantai barat terdapat endapan rawa
setara dalam umur dengan bagian bawah yang sangat luas.
Formasi
Tonasa (Temt). Formasi Salo Kalupang terjadi Batuan Sedimen dan Batuan Gunungapi
di sebelah timur Lembah Walanae dan
Formasi Tonasa terjadi di sebelah baratnya. Km FORMASI MARADA (TM. VAN
LEEUWEN, 1974): batuan sedimen bersifat
Satuan batuan berumun Eosen Akhir sampai flysch: perselingan. batupasir, batulanau,
Miosen Tengah menindih takselaras batuan arkose. Grewake, serpih dan konglomerat;
yang lebih tua. Berdasarkan sebaran daerah
singkapannya, diperkirakan batuan karbonat berisipan batupasir dan batulanau gampingan.
yang dipetakan sebagai Formasi Tonasa tufa, lava dan breksi yang bersusunan basal.
(Temt) tenjadi pada daerah yang luas di andesit dan trakit.
lembah ini. Formasi Tonasa ini diendapkan
sejak Eosen Akhir berlangsung hingga Miosen Batupasir dan batulanau berwarna kelabu
Tengah, menghasilkan endapan karbonat muda sampai kehitaman; serpih berwarna
yang tebalnya tidak kurang dan 1750 m. Pada kelabu tua sampa coklat tua; konglomerat
kala Miosen Awal rupanya terjadi endapan tersusun oleh andesit dan basal; lava dan
batuan gunungapi di daerah timur yang breksi terpropilitkan kuat dengan mineral
menyusun Batuan Gunungapi Kalamiseng sekunder berupa karbonat, silikat, serisit.
(Tmkv). klorit dan epidot.
Satuan batuan berumur Miosen Tengah Fosil globotruncana, dari batupasir gampingan
sampai Pliosen menyusun Formasi Camba yang dikenal oleh PT Shell menunjukKan umur
(Tmc) yang tebalnya mencapai 4.250 m dan Kapur Akhir, dan diendapkan di lingkungan
menindih tak selaras batuan-batuan yang neritik dalam (T.M. van Leeuwen, hubungan
lebih tua. Formasi ini disusun oleh batuan tertulis, 1975 . Formasi ini diduga tebalnya
sedimen laut berselingan dengan klastika tidak kurang dari 1000 m.
gunungapi, yang menyamping beralih menjadi
dominan batuan gunungapi (Tmcv). Batuan
Teos FORMASI SALO KALUPANG:
sedimen laut berasosiasi dengan karbonat
batupasir, serpih dan batulempung
mulai diendapkan sejak Miosen Akhir sampai
berselingan. dengan konglomerat gunungapi,
Pliosen di cekungan Walanae, daerah timur,
breksi dan tufa. bersisipan lava. batugamping
dan menyusun Formasi Walanae (Tmpw)25 dan dan napal: batulempung. serpih dan
Anggota Salayar (Tmps).
batupasirnya di beberapa tempat dicirikan
oleh warna merah, coklat, kelabu dan hitam;
Batuan gunungapi berumur Pliosen terjadi setempat mengandung fosil moluska dan
secara setempat, dan menyusun Batuan foraminifera di dalam sisipan batugamping
Gunungapi Baturape - Cindako (Tpbv). Satuan dan napal; pada umumnya gampingan, padat,
batuan gunungapi yang termuda adalah yang dan sebagian dengan urat kalsit, sebagian
menyusun Batuan Gunungapi Lompobatang dari serpihnya sabakan; kebanyakan
(Qlv), berumur Plistosen. Sedimen termuda lapisannya terlipat kuat dengan kemiringan
lainnya adalah endapan aluvium dan pantai antara 20o - 75o.
(Qac).
Fosil dari Formasi Salo Kalupang yang dikenali
oleh D. Kadar (hubungan tertulis, 1974) pada
contoh batuan Td. 140, terdiri dari:
Perian Satuan Peta Asterocyclina matanzensis COLE, Discocyclina
dispansa (SOWERBY), D. javana (VERBEEK),
Nummulites sp., Pellatispira madaraszi
Endapan Permukaan (HANTKEN), Heterostegina saipanensis
COLE, . dan Globigerina sp. Gabungan fosil ini
14
menunjukkan umur Eosen Akhir (Tb). Formasi Tmc FORMASI CAMBA : batuan sedimen
Salo Kalupang yang tersingkap di daerah laut berselingan dengan batuan gunungapi,
Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian batupasir tufaan benselingan dengan tufa
Barat mengandung fosil yang berumur Eosen batupasir dan batulempung ; bersisipan napal,
Awal sampai Oligosen Akhir. Formasi ini batugamping , konglomerat dan breksi
tebalnya tidak kurang dari 1500 m, sebagai gunungapi. dan batubara.
lanjutan dari daerah lembar Pangkajene dan
Watampone Bagian Barat sebelah utaranya ; Warna beraneka dari putih, coklat, merah.
ditindih tak selaras oleh batuan dari Formasi kelabu muda sampai kehitaman umumnya
Walanae dan dibatasi oleh sesar dan batuan mengeras kuat; berlapis-lapis dengan tebal
gunungapi Tmkv. antara 4 cm dan 100 cm. Tufa berbutir halus
hingga lapili; tufa lempungan berwarna merah
mengandung banyak mineral biotit;
konglomenat dan breksinya terutama
Temt FORMASl TONASA: batugamping, berkomponen andesit dan basal dengan
sebagian berlapis dan sebagian Pejal; koral, ukuran antara 2 cm dan 30 cm; 27 batugamping
bioklastika, dan kalkarenit. dengan sisipan pasiran mengandung koral dan moluska;
napal globigerina. batulempung kelabu tua dan napal
mengandung fosil foram kecil; sisipan
Batugamping kaya foram besar, batugamping batubara setebal 40 cm ditemukan di S.
pasiran, setempat dengan moluska: Maros.
kebanyakan putih dan kelabu muda.
sebagian kelabu Fosil dari Formasi Camba yang dikenal oleh D.
28
Kadar (hubungan tertulis 1974, 1975) dan
Purnamaningsih (hubungan tertulis, 1975).
tua dan coklat. Perlapisan baik setebal antara
pada contoh batuan La.3. L.a.24, La.125, dan
10 cm dan 30 cm, terlipat lemah dengan
La.448/4, terdiri dari: Globorotalia mayeri
kemiringan lapisan rata-rata kurang dari 25o;
CUSHMAN & ELLISOR,. Gl. praefoksi BLOW &
di daerah Jeneponto banugamping berlapis
MANNER, Gl. siakensis (LEROY), Flosculinella
berselingan dengan napal globigerina.
bontangensis (RUTTEN).
15
29
16
30
17
32
daerah sekitar pusat erupsi batuannya sekitar Jene Berang berupa kelompok retas
terutama terdiri dari lava dan aglomerat yang mempunyai arah kira- kira radier
(Qlv), dan di daerah yang agak jauh terdiri memusat ke Baturape dan Cindako ;
terutama dan breksi, endapan lahar dan tufa sedangkan yang di sebelah utara Jeneponto
(Qlvb). Berdasarkan posisi stratigrafinya berupa stok.
diperkirakan batuan gunungapi ini berumur
Plistosen. Semua terobosan basal menerobos batuan
dan Formasi Camba (Tmc). Penarikan
Batuan Terobosan Kalium/Argon pada batuan basal dari lokasi 1
dan 4, dan gabro dari lokasi 5 menunjukkan
umur masing-masing 7,5. 6,99 dan 7,36 juta
gd GRANODIORIT : terobosan granodiorit,
tahun, atau Miosen Akhir (Indonesia Gulf Oil
batuannya berwarna kelabu muda, di bawah
Co., hubungan tertulis, 1972; J.D.
mikroskop terlihat adanya felspar, kuarsa,
Obradovich, hubungan tertulis, 1974). lni
biotit, sedikit piroksen dan hornblende,
menandakan bahwa
dengan mineral pengiring zirkon, apatit dan
kemungkinan besar penerobosan basal
magnetit; mengandung senolit bersifat diorit,
berlangsung sejak Miosen Akhir sampai
diterobos retas aplit, sebagian yang lebih
Pliosen Akhir.
bersifat diorit mengalami kaolinisasi.
18
34
Paparan laut dangkal Eosen meluas hampir ke terobosan granodiorit (gd). Hasil penyelidikan
seluruh daerah lembar peta, yang buktinya yang diiakukan oleh PT Riotinto Bethlehen
ditunjukkan oleh sebaran Formasi Tonasa di Indonesia menunjukkan bahwa gosan mangan
sebelah barat Birru, sebelah timur Maros dan itu berasal dari prospek endapan bijih logam
di sekitar Takalar. Endapan paparan dasar (van Leeuwen, 1974). Endapan timbal
berkembang selama Eosen sampai Miosen terjadi di daerah pinggiran komplek terobosan
Tengah. Sedimentasi klastika di sebelah timur diorit (Tpbc) pada Batuan Gunungapi
Lembah Walanae rupanya berhenti pada Akhir Baturape-Cindako (Tpbv), yang oleh
Oligosen, dan diikuti oleh kegiatan gunungapi perusahaan setempat telah ditambang sejak
yang menghasilkan Formasi Kalamiseng. sebelum Perang Dunia ke-II.
Akhir dari pada kegiatan gunungapi Eosen Batugamping dari Formasi Tonasa yang
Awal diikuti oleh tektonik yang menyebabkan berlimpah memberikan cadangan bahan
terjadinya pemulaan terban Walanae. yang galian industri yang cukup besar.
kemudian menjadi cekungan di mana Formasi Batugamping ini
Walanae terbentuk. Peristiwa ini kemungkinan telah digunakan sebagai bahan baku untuk
besar berlangsung sejak awal Miosen Tengah Pabrik Semen Tonasa yang terletak di
dan menurun perlahan selama sedimentasi Pangkajene di sudut baratdaya lembar
sampai kala Pliosen. Pangkajene dan Watampone Bagian Barat.
Batuan beku berupa terobosan dan lava
Menurunnya cekungan Walanae dibarengi oleh (basal, trakit, andesit, diorit, granodorit) yang
kegiatan gunungapi yang terjadi secara luas ditemukan di berbagai tempat baik sebagai
di sebelah baratnya dan mungkin secara lokal bahan bangunan fondasi.
di sebelah timurnya. Peristiwa ini terjadi
selama Miosen Tengah sampai Pliosen. Mataair panas dan mineral ditemukan di
Semula gunungapinya terjadi di bawah muka beberapa tempat. Beberapa airpanas di
laut, dan kemungkinan sebagian muncul di sebelah baratdaya dan selatan Sinjai, di
permukaan pada kala Pliosen. Kegiatan antaranya ada yang bersuhu sampai 40 oC
gunungapi selama Miosen meghasilkan (Purbo-Hadiwidjoyo, 1970). Eksplorasi minyak
Formasi Camba, dan selama Pliosen dan gasbumi dilakukan oleh Gulf Oil Indonesia
menghasilkan Batuan Gunungapi Baturape- sejak 1967 di beberapa tempat di darat dan di
Cindako. lepas pantai. Pemboran uji telah dilakukan
baik di pantai maupun di lepas pantai.
Kelompok retas basal berbentuk radier
memusat ke G. Cindako dan G. Baturape,
terjadinya mungkin berhubungan dengan ACUAN
gerakan mengkubah pada kala Pliosen.
Korte, P.. 2924. Geologische verkenning in
Kegiatan gunungapi di daerah ini masih Saleier; unpubl. rept. GSI
berlangsung sampai dengan kala Plistosen,
meghasilkan Batuan Gunungapi Lompobatang. Purbo-Hadiwidioyo 1970, Tentang
Berhentinya kegiatan magma pada akhir pemeriksaan gerakan tanah di Kp.
Plistosen, diikuti oleh suatu tektonik yang Salohe, Kabupaten Sinjai, Sulawesi
menghasilkan sesar-sesar en echelon Selatan unpubl. rept GSI, IS/Gth/165,
(merencong) yang melalui G. Lompobatang
berarah utara-selatan. Sesar-sesar en echelon
Sukamto, K., 1975, Geologic Map of
mungkin sebagai akibat dari suatu gerakan
Indonesia, sheet VIII Ujung Pandang,
mendatar dekstral dari pada batuan alas di
scale 1,000,000; Geological Survey of
bawah Lembah Walanae. Sejak kala Pliosen
Indonesia.
pesisir- barat ujung lengan Sulawesi Selatan
ini merupakan dataran stabil, yang pada kala
Holosen hanya terjadi endapan aluvium dari tHoen, C. & K. Ziegler, 1917, Verslag over he
rawa-rawa. resultaten van geologisch-mijnhouv-
kundige verkenninger in Z.W. Celebesc
jaarb. Mijnw. Verb. II, pp. 235361,
SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI
van Leeuwen. TM., 1974, The geology of Birru
Gejala mineralisasi didapatkan di daerah area, South Sulawesi PT Riotinto
Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai. Eethlehem Indonesia, unpubl. rept.
Gosan mangan ditemukan berserakan di Geologi Lembar Majene dan Bagian
atas tanah lapukan dari Batuan Gunungapi
Terpropilitkan (Tpv), dekat sentuhan dengan
Barat Lembar Palopo, Sulawesi
19
(Oleh : Djuri, Sudjatmiko, S. Bachri dan Sukido, 1998)
Edisi Kedua
Lamasi (Toml) yang terdiri dari batuan
gunungapi, sedimen gunungapi dan
batugamping yang berumur Oligo-Miosen atau
Oligosen Akhir - Miosen Awal. Batuan
gunungapi ini mempunyai Anggota
Batugamping (Tomc), tertindih selaras oleh
Formasi Riu (Tmr) yang terdiri dari
batugamping dan napal. Formasi Riu berumur
Miosen Awal - Miosen Tengah, tertindih
PENDAHULUAN takselaras oleh Formasi Sekala (Tmps) dan
Batuan Gunungapi Talaya (Tmtv). Formasi
Peta dasar dibuat oleh Pusat Penelitian dan Sekala terdiri dari grewake, batupasir hijau,
Pengembangan Geologi, berdasarkan peta napal dan batugamping bersisipan tuf dan
dari U.S. Army Map Service, seri T-503, lava bersusunan andesit-basal; berumur
Lembar SA 50-16 dan SA 51-13, 1965. Miosen Tengah - Pliosen; berhubungan men-
jemari dengan Batuan Gunungapi Talaya.
Batuan Gunungapi Talaya terdiri dari breksi,
Peta geologi dibuat berdasarkan pemetaan lava dan tuf yang bersusunan andesit-basal
pada tahun 1912 oleh Sudjatmiko, Djuri, Budi dan mempunyai Anggota Tuf Beropa (Tmb).
Santoso, Memed dan Yop Yusuf, serta Batuan Gununapi Talaya menjemari dengan
kompilasi oleh S. Bachri pada tahun 1997. Batuan Gunungapi Adang (Tma) yang
terutama bersusunan leusit basal.
Edisi pertama (1974), oleh Djuri dan
Sudjatmiko
Pemerian Satuan
Edisi kedua (1997), digambar dan dicetak Qa ALUVIUM : Lempung lanau, pasir, dan
ulang dengan beberapa perbaikan oleh : kerikil
20
1993). Umumya diduga Pliosen karena
39
menerobos Batuan Gunungapi Walimbong Tmpv BATUAN GUNUNGAPI
yang berumur Mio-Pliosen, serta berdasarkan WALIMBONG : Lava berausunsn basal
kesebandingan dengan granit di Lembar sampai andesit, sebagian lava bantal; breksi
Pasangkayu yang berumur 3,35 juta tahun andesit piroksin, breksi andsit trakit;
(Sukamto, I975a) mengandung feldspatoid di beberspa tempat;
diendapkan di lingkungan laut. diduga
Tppv BATUAN GUMINGAPI PAREPARE : berumur Mio-Pliosen karena menjemari
Breksi gunungapi berkomponen trakit dan dengan Formasi Sekala yang berumur Miosen
andesit; batuapung, batupasir tufaan, Tengah - Pliosen; tebalnya ratusan meter.
konglomerat dan breksi tufaan; diterobos
oleh, retas-retas trakit-andesit. Umur satuan
adalah Pliosen berdasarkan penarikhan Tmm FORMASI MANDAR : Batupasair,
radiometri pada trakit dan tufa di Parepare batulanau dan serpih, berlapis baik,
yang menghasilkan umur 4,25 dan 4,95 juta mengandung lensa lignit, mengandung
tahun (S.D. Obradovich, dalam Sukamto, foraminifera berumur Miosen
1982). Akhir, tebal mencapai 400 m, mungkin
diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai
deltaik; di Lembar Mamuju formasi ini
Tppl ANGGOTA LAVA BATUAN dikuasai oleh napal dan batugamping dengan
GUNUNGAPI PAREPARE : Lava trakit, sisipan tuf, batupasir dan konglomerat, serta
kelabu muda hingga putih, berkekar-tiang. disebut Formasi Mamuju (Ratman dan
Atmawinata, 1993).
21
hingga delta dan laut dangkal. Fosil berumur Miosen-Pliosen juga mencirikan
foraminifera menunjukkan umur Miosen mendale ini. Sejarah tektoniknya dapat
Tengah - Miosen Akhir. Tebalnya mencapai diuraikan mulai dari jaman Kapur, yaitu, saat
ratusan meter. Mendala Geologi Sulawesi Timur bergerak ke
barat mengikuti gerakan tunjaman landai ke
barat di bagian timur Mendala Gaologi
Tolv BATUAN GUNUNGAPI LAMASI : Lava Sulawesi Barat. Penunjaman ini berlangsug
andesit, basal, breksi gunungapi, batupasir hingga Miosen Tengah, saat kedua mendala
dan batulanau; setempat mengandung tersebut bersatu. Pada akhir Miosen - Tengah
feldspatoid; umumnya terkloritkan dan sampai Pliosen terjadi pengendapan sedimen
terkersikan; umurnya diduga Oligosen karena molasa secara tak selaras di atas seluruh
menindih Formasi Toraja (Tets) yang berumur mendala geologi di Sulawesi, serta terjadi
Eosen, sedang Formasi Toraja menurut terobosan batuan granitan di Mendala Geologi
Simandjuntak, drr. (1991) berumur Paleosen. Sulawesi Barat, Pada Plio-Pliosen seluruh
Tebal satuan tidak kurang dari 500 m. daerah Sulawesi tercenangga. Didaerah 42
pemetaan, percenanggaan ini diduga telah
Tets FORMAS1 TORAJA : Serpih coklat mengakibatkan terbentuknya lipatan dengan
kemerahan, serpih napalan kelabu, sumbu berarah baratlaut - tenggara, serta
batugamping, batupasir kuarsa, konglomerat, sesar naik dengan bidang sesar miring ke
batugamping, dan setempat batubara. Tebal timur. Setelah itu seluruh daerah Sulawesi
formasi diduga tidak kurang dan 1000 m. terangkat dan membentuk bentangalam
Fosil foraminifera besar pada batugamping seperti sekarang ini.
menunjukkan umur Eosen - Miosen (Budiman,
1981. dalam Simandjuntak, drr., 1993).
Sedang lingkungan pengendapannya laut SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
dangkal. Formasi ini menindih tidak selaras
Formasi Latimojong dan ditindih tidak selaras
oleh Batuan Gunungapi Lamasi. Secara setempat, yaitu di daerah utara G.
Gandang dijumpai mineralisasi tembaga,
timbal, seng dan besi, yaitu pada batuan
Tetl ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI gunungapi dan pada batuan terobosan.
TORAJA : Batugamping kelabu hingga putih, Karena sebaran batuan gununapi cukup luas,
bebeepa lensa-lensa besar, mengandung disertai penerobosan batuan granitoid yang
numulites berumur Eosen dengan lingkungan cukap luas pula, maka kemungkinan di daerah
pengendapan laut dangkal, tebalnya sekitar ini mempunyai potensi mineral logam yang
500 m; di Lembar Mamuju disebut Anggota tinggi. Adanya alterasi seperti kloritisasi dan
Rantepao Formasi Toraja (Ratman dan silisifikasi pada Batuan Gunungapi Lamasi
Atmawinata, 1993). juga merupakan petunjuk adanya
mineralisasi. Berbagai macam batuan beku
terobosan yang ada menpunyai potensi
Kls FORMASI LATIMOJONG : Secara umum sangat besar untuk keperluan bahan
formasi ini mengalami pemalihan lemah - bangunan. Adapun sumber energi yang ada
sedang; terdiri atas serpih, filit, rijang, adalah batubara yang tersingkap dibeberapa
marmer, kuarsit dan breksi terkersikkan; tempat pada Formasi Toraja.
diterobos oleh batuan beku menengah sampai
basa; di Lembar Mamuju (Ratman dan
Atmawinata, 1993) juga dijumpai
batulempung mengandung fosil DAFTAR ACUAN
Globotruncana berumur Kapur Akhir, dengan
lingkungan pengendapan laut dalam. Tabal
formasi lebih dari 1000 m. Abendanon, E.C., 1915. Geologische en
geographische doorkruisingen van
Midden-Celebes (1909-1910): Leiden,
TEKTONIKA DAN STRUKTUR E.J. Brill, v.I, 451 p
22
Zuidelijke Toraja Landen, verzameld uit
de Verslagen der mijnbouwkundige
onder-zoekingen In Midden Celebes:
Jaarboek v.h Mijnwezen in Nederlandsch
Oost-Indie, 1918, Weltevreden (now
Jatinegara), Govt. Printing Office p,
154 209. pl.14
Sukamto, R., 1915 a. Geologic Map of Pemetaan geologi bersistim Lembar Mamuju,
Sulawesi Sheet VIII Ujung Pandang sekala I : 250.000 dilakukan dalam rangka
Scale 1:1000.000 Geological Survey of pelaksanaan Pelita IV tahun kedua, Proyek
Indonesia. Pemetaan Geologi dan Interpretasi foto citra
di lingkungan Puslitbang Geologi.
------1975 b. The Structure of Sulawesi in the
light of plate tectonics, Proc. Reg, on Pekerjaan lapangan berlangsung selama 4
the Geol, and Min Resources of bulan yang dibagi dalam dua tahap. Yang
Southeast Asia. Jakarta: Indonesian pertama dari Juni sampai Juli 1985 dan kedua
Association of Geologist. dan Oktober sampai November 1985.
------R., 1982. Geologi Lembar Pangkajene Proyek yang sama pada 1972 telah dilakukan
dan Watampone Bagian Barat, pemctaan geologi tinjau di Lembar ini dan
Sulawesi. Pusat Penelitian dan hasilnya berupa laporan terbuka (Apandi drr.,
Pengembangan Geologi. 1982). Lembar Mamuju dibatasi oleh kordinat
11830 - 1200 BT dan 2 - 3 LS, yang luas
daratannya 11.305 km2. Di utara batasnya
adalah Lembar Pasangkayu; di umur Lembar
Sukido, D. Satria dan S Koesoemadinata, Malili; di selatan Lembar Majene dan di barat
1997, Peta geologi Lembar Enrekang Selat Makassar. Secara kepamongprajaan,
Lembar ini termasuk dalam Kabupaten
Geologi Lembar Mamuju,
Sulawesi, skala
Puslitbang Geologi.
1 : 100.000,
43
Mamuju, Kabupaten Majene, Kabupaten
Sulawesi Polmas (Polewali-Mamasa), Kabupaten Tator
(Tana Toraja) dan Kabupaten Luwu, Propinsi
Geology of the Mamuju Quadrangle Sulawesi Selatan (Gb. 2). Sebagaimana
, Sulawesi daerah lainnya di Indonesia.
Oleh (By):
N. Ratman dan (and) S. Atmawinata
GEOMORFOLOGI
24
beku (andesit, basal dan granit) Akhir dengan lingkungan pengendapan laut
Singkapannya terdapat di bagian tenggara dalam (Purnamaningsih, hubungan tertulis,
Lembar di daerah Tandung dan Litke. 1985). Satuan ini diterobos oleh Granit
Komponen batuan umumnya ber bentuk Mamasa dan Granit Kambuno, tertindih
menyudut tanggung-menyudut, berukuran takselaras oleh Formasi Toraja dan batuan
pasir-bongkah, terpilah buruk. Breksi dan yang lebih muda lainnya.
batupasirnya berlapis buruk, dengan
massadasar pasir lempungan; kurang mampat Sebarannya terdapat di bagian tengah,
sampai lepas. Satuan ini diduga berumur selatan dan timurlaut Lembar, serta sedikit di
Plistosen sampai Holosen bagian timur. Di bagian timurlaut, menerus ke
Lembar Pasangkayu di utara, dan ke Lembar
Qa ALUVIUM ; Bongkah, kerakal, kerikil, Malili di timur. Tebalnya lebih dan 1.000 m.
pasir, lanau, lempung dan lumpur; setempat Singkapan batusabak di S. Karataun daerah
mengandung sisa-sisa tumbuhan. Galumpang banyak mengandung urat kuarsa
yang disertai cebakan bijih sulfida tembaga,
Satuan ini terhampar luas di daerah muara besi, seng dan sedikit emas. Tebal unit kuarsa
sungai besar, yaitu S. Budong budong S. beraneka dan beberapa cm sampai 50 cm.
Lumu, S. Karama, dan S. Kaluku serta Nama Formasi Latimojong49 pertama kali
terdapat di sepanjang pantai. Tebalnya digunakan oleh Brouwer (1934) dengan lokasi
berkisar antara I dan 5 m. Satuan ini tipenya di Pegunungan Latimojong, Lembar
menindih takselaras satuan yang ada di Majene. (Djuri dan Sudjatmiko, 1979).
bawahnya. Umumya adalah Holosen Setempat
berupa endapan antar gunung yang terdiri
dari breksi, Tet FORMASI TORAJA perselingan
batupasir kuarsa, serpih dan batulanau, ber
konglomerat batupasir, batulempung yang sisipa konglomerat kuarsa, batulempung
belum padat, dan sisa tumbuhan. karbonat, batugamping, napal,
batupasir hijau, batupasir gampingan dan
batubara, setempat dengan
BATUAN SEDIMEN
lapisan tipis resin dalam batulempung.
Kls FORMASI LATIMOJONG : batusabak,
kuarsit, filit, batupasir kuarsa malih, Umumnya berlapis baik, dengan tebal lapisan
batulanau malih dan pualam; setempat berkisar dan beberapa cm sampai lebih dari 1
batulempung gampingan. m. Setempat berstruktur perarian sejajar,
lapisan bersusun dan silang-siur.
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman
sampai hitam, berlapis baik dengan tebal dan Satuan ini umumnya terlipat, setempat
2 cm sampai 10 cm; mampat; setempat mempunyai kemiringan hampir tegak. Secara
mengandung urat kuarsa. Kuarsit, berwarna keseluruhan, satuan ini mempunyai warna
putih kehijauan; berlapis baik dengan tebal 1 yang khas yaitu merah kecoklatan sampai
sampai 3 cm; mampat. Filit, berwarna merah ungu, dan beberapa berwarna kelabu
kecoklatan perdaunan searah dengan bidang kehitaman. Batupasir kuarsa, berwarna putih-
perlapisan. Batupasir kuarsa malih dan kelabu muda, coklat kemerahan sampai ungu;
batulempung malih, umumnya berwarna putih berukuran sedang sampai kasar; terpilah
kelabu sampai kecoklatan; berlapis baik baik, butiran membundar tanggung sampai
dengan tebal dan beberapa cm sampai 25 cm; membundar benar; terdiri dari 90% - 95%
terutama tersusun dan kuarsa dan lempung; kuarsa dan sisanya adalah kepingan mineral
perdaunan searah dengan bidang perlapisan. rutil dan zirkon; berperekat kuarsa halus.
Pualam, berwarna putih kelabu, berbutir halus
dan mampat. Batuan ini hanya tersingkap di Konglomerat kuarsa, berwarna putih kelabu;
daerah hulu S. Mariri sebelah timur sangat pejal; ukuran butir dari 5 mm sampai
Galumpang. 3 cm, membundar tanggung sampai
membundar baik, terpilah baik, beberapa
Batulempung gampingan, berwarna kelabu lapisan membentuk lapisan bersusun dengan
muda, cukup keras; berlapis dengan tebal dan tebal berkisar dan 2 cm sampai 15 cm.
beberapa cm sampai 20 cm. Batuan ini Komponen utamanya terdiri dari kuarsa dan
mengandung fosil Globotruncana formicata sedikit batuan sedimen malih, dengan perekat
formicata PLUMMER, Gbobotruncana atau massa dasar pasir kuarsa.
stuartiformis DOLBIER, Globotruncana sp.
Kumpulan fosil ini menunjukkan umur Kapur
25
Serpih, berwarna kelabu kecoklatan; pasiran; Dalam laporan ini batugampingnya disebut
mudah hancur; berlapis baik dengan tebal dan Anggota Rantepao. Nama Formasi ini berasal
2 cm sampai 1 m, setempat bersisipan dari daerah Toraja yang merupakan lokasi
batugamping kelabu yang keras setebal 1 tipenya.
sampai 5 cm dan tak berfosil.
Tetr ANGGOTA RANTEPAO, FORMASI
Batubara umumnya terdapat sebagai sisipan TORAJA : batugamping numulit dan
dalam batupasir kuarsa, tebalnya 40 - 75 cm, batugamping terhablur ulang, sebagian
51
tersingkap di utara Tamalea dan sebelah barat tergerus.
Galumpang. Batulanau, berwarna kelabu
muda sampai kelabu tua; mudah hancur; Batugamping numulit, berwarna putih sampai
agak gampingan; berlapis baik dengan tebal coklat muda berlapis baik, setempat
dari 2 cm sampai 15 cm; yang lapuk berwarna tergeruskan sehingga fosil numulit tampak
merah kecoklatan. Batuan ini disisipi oleh mengkilat dan menjadi terpipihkan searah
lapisan tipis napal, berwarna putih; cukup bidang lapisan. Batugamping terhablur ulang,
keras; tak berfosil. Umumnya terdapat pada berwarna putih kelabu sampai coklat terang;
bagian bawah formasi. sebagian berlapis; setempat berkepingan.
Batulempung karbonan, berwarna kelabu tua Selain Nummulit sp., batuan ini mengandung
sampai coklat kemerahan; agak lunak dan pula fosil Discocyclina sp., Pelatispira sp.,
mengandung sedikit kerikil batuan sedimen Ascocyclina sp., Quinqueloculina sp.,
malih yang membundar tanggung. Batuan ini Asterocyclina sp., ekinoid, koral dan ganggang
setempat disisipi lapisan tipis (2 cm) resin. Di yang menunjukkan umur Eosen dengan
daerah sentuhan dengan tubuh granit, batuan lingkungan pengendapannya laut dangkal
ini menjadi sangat keras. (Purnamaningsih, hubungan tertulis, 1985).
26
52
Napal, berwarna putih sampai coklat muda Grewake, berwarna kelabu kehijauan berlapis
dan kelabu; tebal dan beberapa cm sampai 1 baik dengan tebal dan 25 cm sampai lebih dan
m; berlapis baik dengan lapisan hampir 1 m; berbutir sedang sampai kasar; setempat
mendatar agak keras; dan banyak konglomeratan dan membentuk perlapisan
mengandung fosil. bersusun dan slump. Komponennya terdiri
dari mika, felspar, hornblenda dan 53 sedikit
kuarsa.
Batugamping pasiran, berwarna putih sampai
coklat muda; sebagian berlapis; setempat
terhablurkan; beberapa berupa terumbu. Batulempung, berwarna coklat merah; keras;
Serpih, berwarna kelabu; tebal lapisan tufaan; belapis baik dengan tebal dari
mencapai 1 m lebih; bersisipan batugamping beberapa cm sampai 20 cm. batuan ini
pasiran setebal 5 cm sampai 20 cm. berselang- seling dengan graiwake berbutir
halus sampai sedang, batulempung lunak dan
serpih. Batupasir mikaan, berwarna kelabu;
Batupasir gampingan, berwarna kelabu
keras; tufaan; berlapis dengan tebal 10 cm-
kecoklatan agak keras sampai lunak; berlapis
15 cm.
baik dengan tebal dari beberapa cm sampai
15 cm; biasanya berselingan dengan
batulempung, bersisipan batugamping pasiran Napal, berwarna putih; agak keras; berlapis
dan tuf. dengan tebal mencapai 25 cm. Batuan ini
setempat berselingan dengan tuf halus dan
lunak. Serpihnya, berwarna hitam sampai
Batulempung dan tuf, berwarna putih coklat
ungu dan agak lunak.
agak lunak; umumnya merupakan sisipan
tipis di dalam batugamping pasiran dan sedikit
dalam serpih. Formasi ini mengandung fosil, Batupasir gampingan, berwarna kelabu;
di antaranya adalah: Lepidocyclina martini mengandung fosil foraminifera; berstruktur
SCHLUMBERGER, Lepidocyclina omphalus TAN perarian sejajar; bersisipan tuf, breksi
SIN HOK, Mioqypsina sp., dan Heterostegina gunungapi, tuf pasiran dan konglomerat. Di
sp., yang menunjukkan umur Miosen Awal- dalam konglomerat tendapat komponen
Miosen Tengah dan berlingkungan batugamping foram yang berumur Eosen.
pengendapan laut dangkal (Purnamaningsih,
hubungan tertulis, 1985). Sebarannya Breksi gunungapi, berkomponen andesit-
terutama di sekitar Rantepao dan menerus ke basal; berukuran dari kerikil sampai bongkah
Lembar Majene dan Palopo di bagian selatan menyudut sampai menyudut tanggung;
dan timur. bermassa dasar tuf pasiran.
Formasi ini tertindih takselaras oleh Formasi Lava, bersusunan andesit-basal; berstruktur
Sekala. Satuan ini diduga menindih selaras bantal; berongga (amigdaloid) dan terisi
Batuan Gunungapi Lamasi dan menindih kalsit, beberapa termineralkan dengan pirit.
takselaras Formasi Toraja. Tebalnya Lava dan breksi tersebut berupa trakit-
diperkirakan 500 m - 700 m. andesit; porfirit; hypokristalin, tersusun oleh
plagioklas, piroksen, felspar, gelas dan
Nama Formasi ini adalah nama baru yang bijih. Beberapa
diusulkan dan singkapan terbaik terdapat di S.
Riu. Satuan ini di Lembar Majene dan bagian berupa trakit-basal; bertekstur porfirit; trakit;
barat Palopo disebut satuan napal (Djuri dan kristalnya berbentuk euhedral-anhedral;
Sudjatmiko, 1974). berukuran sedang sampai halus; tersusun
oleh plagioklas, klinopiroksen, biotit, felspar
27
54
dan gelas. Felspar piroksen sebagian besar Konglomerat, lapuk, berwarna hitam;
terubah menjadi serisit dan kiorit. komponen berukuran kerikil sampai kerakal
dengan bentuk membundar tanggung sampai
Napal dan batugamping pasirannya membundar baik.
mengandung fosil Orbulina universa
DORBIGNY, Globigerina venezuelana Batuan ini hanya tersingkap di satu tempat,
HEDBERG, Globigerinoides immaturus LEROY, yaitu di tepi jalan Mamuju - Tapalang dan
Globoguadrina altispira CUSHMAN & JARVIS, terletak di bawah kalkarenit, diperkirakan
Globorotalia menardii DORBIGY, menjemari dengan tuf leusit (Tma).
Globigerinoides trilobus REUSS,
Sphaeroidinellopsis subdehiscens BLOW, Fosil yang dapat dikenali, baik dari napal
Globoguadrina sp., Bulimina sp., dan maupun batugamping pasirannya adalah
Nodosaria sp. Kumpulan fosil ini menunjukkan Orbulina universa DORBIGNY, Globorotalia
umur Miosen Tengah - Pliosen dan menardii D ORBIGNY, Globigerinoides
berlingkungan pengendapan inner-outer immaturus LEROY, Globigerinoides lobulus
sublitoral (Purnamaningsih, hubungan REUSS, Globigerina venezuelana HEDBERG,
tertulis, 1985). Dengan adanya struktur Globigerinoides sicanus DE STEPHANI,
perlapisan bersusun dan slump, mungkin Orbulina suturalis BRONIMAN,
sebagian dan formasi ini diendapkan dalam Sphaeroidinellopsis seminulina SCHWAGNER
keadaan arus pekat (turbidit). dan fosil bentosnya adalah Dentalina sp., dan
Planulina sp. Kumpulan fosil plangton tersebut
Formasi ini tersebar di bagian tenggara menunjukkan umur Miosen Akhir dan
Lembar, yaitu di sebelah barat Rantepao, dan diendapkan pada lingkungan inner - outer
di bagian tengah Lembar. Menindih takselaras sublitoral (Sudiyono, hubungan tertulis,
Formasi Riu, berhubungan menjemari dengan 1985).
Batuan Gunungapi Talaya. Tebal satuan
diperkirakan 1.000 m. Nama formasi ini Formasi ini tersebar di sekitar Mamuju dan
adalah nama baru yang diusulkan, diambil Tapalang di bagian baratdaya Lembar,
dari nama S. Sekala yang merupakan tempat berhubungan menjemari dengan Batuan
singkapan terbaik. Ke arah timur di Lembar Gunungapi Adang Tebalnya 500 m. Formasi
Malili, formasi ini disebut Tuf Rampi ini mempunyai Anggota Tapalang (Tmmt).
(Simandjuntak drr., 1991). Nama formasi ini adalah nama baru yang
diusulkan, singkapan terbaiknya terletak di
sebelah baratdaya Mamuju.
Tmm FORMASI MAMUJU : napal, kalkarenit
dan batugamping koral bersisipan tuf dan Tmmt ANGGOTA TAPALANG, FORMASI
batupasir, setempat dijumpai konglomerat di MAMUJU ; batugamping terumbu
bagian bawah. mengandung moluska melimpah,
batugamping kepingan dan napal; sebagian
55
Napal, berwarna putih sampai kelabu; berlapis berlapis.
baik dengan tebal dan beberapa cm sampai
20 cm; agak keras; setempat tufan banyak Batugamping terumbu, berwarna kelabu
mengandung globigerina dan sedikit cangkang sampai coklat; mengandung moluska dan
moluska. koral. Batugamping kepingan, berwarna
kelabu kecoklatan; berlapis baik dengan tebal
Kalkarenit, berwarna putih sampai kelabu; 30- 100 cm; terdiri dari koral dan cangkang
berlapis baik dengan tebal 10 cm sampai 50 moluska. Sedangkan napal, berwarna coklat;
cm; agak keras; banyak mengandung berlapis baik; mengandung foraminifera kecil
globigerina. Batugamping koral, tak berlapis; dan cangkang moluska.
berongga; biasanya membentuk bukit kecil-
kecil yang menonjol dan lebih terjal Anggota ini tersingkap di sekitar Tapalang dan
dibandingkan dengan daerah sekitarnya. berhubungan menjemari dengan batuan
leusit-basal dari Batuan Gunungapi Adang.
Tuf berwarna putih kecoktatan lunak; terlapis Tebalnya 50 m. Berdasarkan kedudukannya
tipis (1 - 5 cm); merupakan sisipan di dalam yang menjemari dengan Formasi Mamuju,
kalkarenit dan napal; setempat berselang- maka anggota ini diduga berumur Miosen
seling. Batupasir halus dan batulempung, Atas.
mikaan; tufan; agak keras sampai lunak;
umumnya terdapat sebagai sisipan di dalam Satuan ini merupakan nama anggota baru
kalkarenit, sedikit dalam napal. yang diusulkan, diambil dari nama daerah
28
Tapalang yang merupakan tempat singkapan Malihan; tertindih takselaras oleh Formasi
terbaik. Budong - Budong dan endapan Kuarter. Tebal
satuan ini 500 m.
Tmpl FORMASI LARIANG batupasir
gampingan, mikaan, batulempung bersisipan Nama formasi ini adalah nama baru yang
kalkarenit, konglomerat dan tuf. diusulkan, berasal dan nama S. Lariang di
Lembar Pasangkayu yang merupakan daerah
Batupasir gampingan, mikaan, berwarna lokasi tipenya (Sukido, drr., dalam persiapan,
kelabu; berbutir sedang - kasar, mampat; 1987).
setempat konglomeratan. Batuan ini berlapis
baik, dengan tebal dan beberapa cm sampai 56
10 cm. Qb FORMASI BUDONG - BUDONG:
konglomerat dan batupasir, bersisipan tipis
Batulempung, berwarna kelabu; berlapis batugamping koral dan batulempung.
tipis sampai masif;
Konglomerat, berwarna coklat kelabu; aneka
menunjukkan struktur silang-siur. Kalkarenit, bahan; mampat; sebagian mudah lepas;
berwarna kelabu; tak berlapis; sebagian berlapis baik, dengan tebal lapisan dan
terhablurkan; banyak mengandung fosil beberapa cm sampai 35 cm.
foraminifera, gastropoda dan braciopoda,
setempat berupa terumbu koral. Komponen utamanya adalah leusit, dasit,
granit, dan diorit; berbentuk membundar
Konglomerat, berwarna coklat kemerahan; tanggung sampai membundar, tertanam
aneka bahan; berlapis baik dan berselang- dalam massadasar batupasir berbutir halus
seling dengan batupasir setebal 2 cm sampai sampai sedang.
6 cm; komponen berukuran 2 cm sampai 4
cm, terdiri dari batuan sedimen, basal, Batupasir, berwarna kelabu kecoklatan agak
andesit, granit, genes dan sekis, berbentuk lunak; berlapis dengan tebal dan beberapa cm
membundar tanggung sampai membundar sampai 20 cm; butiran berukuran halus
yang direkat oleh batupasir kuarsa yang juga sampai sedang, terdiri dari kuarsa dan batuan
sebagai massadasar. beku, dengan massa dasar lempung.
Setempat ditemukan struktur perlapisan
Tuf, berwarna putih kelabu; mengandung bersusun, dan berselingan dengan grewake.
biotit dan kuarsa; mudah hancur; merupakan
sisipan dalam batupasir gampingan dan Batugamping koral, berwarna kecoklatan;
batulempung. Batupasir gampingan dan tersusun dan pecahan koral; berlapis tipis (2 -
kalkarenit, mengandung fosil, antara lain 5 cm); terdapat sebagai sisipan dalam
Globigerinoides ruber DORBIGNY, konglomerat dan batupasir.
Globigeinoides triloba REUSS, Globorotalia Batulempung, berwarna coklat; agak lunak;
menardii DORBIGNY, Globigerinoides berlapis tipis; mengandung sisa tumbuhan.
elongatus D ORBIGNY, Pulleniatina primalis Batuan ini terdapat sebagai sisipan dalam
BLOW dan BANNER, Gloguadrina altispira batupasir dan konglomerat.
CUSHMAN dan JARVIS, Sphaeroidinellopsis
seminulina SCHWAGER, Globigerinoides Berdasarkan kedudukan stratigrafinya, dan
obliguus BOLLI, Globigerinoides immaturus masih belum kompak, maka formasi ini
LEROY, Globigerina venezuelana HEDBERG, diduga berumur Plistosen-Holosen, dan
Globorotalia acostaensis BLOW, Globorotalia berlingkungan pengendapan laut dangkal
cf. Globorotalia margaritae BOLLI dan sampai darat. Satuan ini tersebar di bagian
BERMUDEZ, Frazilus sp., Neoeponides sp., baratlaut Lembar, terutama di bagian
Siphogenerina sp. (terdapat melimpah,
57hilir S.
Budong-budong.
Cancris sp., Ammonia sp., Hastigerina
siphonfera DORBIGNY, Orbulina universa
Formasi Budong-budong menindih takselaras
DORBIGNY dan Bullimina sp. Kumpulan fosil
Formasi Lariang, Batuan Gunungapi Lamasi,
plangton ini menunjukkan umur Miosen Akhir-
Batuan Gunungapi Talaya dan Batuan
Pliosen Awal dan terendapkan dalam
malihan, dan diduga berhubungan menjemari
lingkungan laut dangkal (Sudiyono, hubungan
dengan batugamping koral. Tebal satuan
tertulis, 1985). Formasi ini tersebar di bagian
seluruhnya 200 m. Formasi Budong-budong
baratlaut Lembar yaitu di bagian tengah aliran
adalah nama baru yang diusulkan, berasal
S. Lumu dan S. Budong-budong, menerus ke
dari nama S. Budong-budong, yang
utara ke Lembar Pasangkayu. Satuan ini
merupakan tempat singkapan yang terbaik.
menindih takselaras Batuan Gunungapi
Adang. Batuan Gunungapi Talaya, dan Batuan
29
oleh fenokris plagioklas (35%), piroksen
Ql BATUGAMPING KORAL : batugamping (25%), bijih (20%), sedikit kuarsa dan gelas
terumbu dan batugamping bioklastika, dengan massa dasar felspar (35%).
setempat dengan cangkang moluska;
berongga. Breksi, berwarna putih kelabu; bersusunan
sama dengan lava; komponennya berukuran
Batuan ini terutama tersusun dari koral, dari beberapa cm sampai 5 cm dengan bentuk
ganggang dan sedikit pecahan cangkang menyudut tanggung sampai menyudut
moluska. Sebarannya terutama terdapat di dengan massa dasar tuf. Di beberapa tempat,
pantai baratlaut Lembar dan diduga batuan ini termineralkan yang tersebar di
menjemari dengan Formasi Budong-budong dalam komponen maupun massa dasarnya;
yang berumur Plistosen Holosen, Tebal satuan setempat mengandung sulfida tembaga.
25 m.
Batulempung hitam, menyerpih; terdapat
secara setempat, berupa selingan dalam tuf
BATUAN GUNUNGAPI breksi. Batuan ini biasanya mengandung
sisipan tipis tuf lapili bersusunan andesit.
Toml BATUAN GUNUNGAPI LAMASI: 58
aneka tuf, lava dan breksi gunungapi Satuan batuan ini diterobos oleh retas diorit,
bensusunan andesit dasit, setempat sisipan andesit dan Granit Kambuno, yang
batupasir gampingan dan serpih menyebabkan terjadinya pemineralan dari
pengubahan (pengersikan, pengepidotan, dan
Batuan ini umumnya mengandung urat pengkloritan), terutama pada bidang
kuarsa bermineral sulfida,terutama pirit, kontaknya. Pemineralan yang terjadi berupa
setempat tembaga; terubah dan terkersikkan; bijih massive, fragmental stockwark dan
bersusunan andesit, dasit dan trakit serta network dan sisin urat. Bijih sulfidanya
sedikit basal. adalah sfalerit, pirit, galena dan kalkopirit;
ditemukan di daerah Sangkaropi, Pompangeo
dan Rumanga (semuanya telah diselidiki
Aneka tuf terdiri dari tuf hijau, tuf sela dan tuf
oleh PT Aneka Tambang dan tim dari
lapili. Tuf hijau, berbutir sangat halus;
Direktorat Sumberdaya Mineral. Di Bilolo
berhablur renik; terdiri dari klorit (60%),
ditemukan cebakan barit di atas bijih sulfida
felspar (10%), serisit (5%), lempung (15%),
massive. Cebakan ini telah diselidiki dan
kuarsa (5%) dan bijih (1%). Batuan ini agak
ditambang oleh PT Aneka Tambang,
keras sampai lunak; berlapis buruk antara 0,5
Pemineralan sulfida dan barit akan dibahas
- 2 cm sampai tak berlapis. Setempat
lebih lanjut dalam bab Sumberdaya Mineral
berwarna putih kehijauan; keras; terkersikkan
dan Energi. Batuan gunungapi ini mempunyai
termineralkan, terutama pirit; berkepingan tuf
Anggota Batugamping, sehingga umurnya
putih bersifat dasit atau trakit, terdiri dari
diperkirakan sama dengan anggota tersebut
mineral kuarsa dan felspar.
yaitu Oligosen - Miosen.
30
Tuf kristal, putih, pejal dan padat, berbutir Basal dan breksi basal, umumnya terdiri dari
halus terdiri dari kristal kuarsa dan feldspar plagioklas (An3o - Ab70), klinopiroksen, olivin,
yang berbentuk anhedral dan lempung gelas, mineral gelap dan bijih. Batuan ini
terdapat sebagai hasil dari mineral ubahan. menunjukkan tekstur porfirit, dengan penokris
Tuf kristal ini umumnya terdapat berelingan terdiri dari felspar dan piroksen; umumnya
dengan batupasir tufan dengan tebal telah terubah menjadi serisit, klorit dan
lapisannya mencapai 5 m epidot.
Batuan ini terdapat di bagian timurlaut Tuf lapili, berwarna kelabu kehijauan
Lembar, menyebar ke arah timur di Lembar berkepingan andesit. Andesit, berbutir halus
Malili yang diperkirakan berumur Oligosen- (0,3 mm - 1 mm), anhedral euhedral,
Miosen Awal, dan takselaras menindih Formasi tersusun dan plagioklas (40%), piroksen
Latimojong (Simandjuntak drr., 1991). (15%), kripto kristalin (20%), kuarsa (2%),
ortoklas (1%), karbonat (5%), klorit (8%),
Tmt BATUAN GUNUNGAPI TALAYA : dan bijih (1%).
breksi, lava, breksi tuf, tuf lapili, bersisipan
tuff dan batupasir (grewake), rijang, serpih, Batupasir karbonan, berwarna kelabu tua;
napal, setempat batupasir karbonan dan berbutir halus-sedang; sebagian
batubara. konglomeratan yang banyak mengandung
kepingan batulanau sangat keras; berlapis
Breksi, lava dan breksi tuf, umumnya dan menunjukkan stuktur silang-siur.
bersusunan andesit sampai basal; setempat Batubara dengan tebal lebih dari 2 m
mengandung leusit Batuan ini sebagian besar ditemukan berselingan dengan batupasir
telah terpropilitkan dan termineralkan, karbonan.
sehingga warnanya kelabu kehijauan sampai
hijau; banyak mengandung urat kalsit dan Batupasir wake sebagai sisipan, berwarna
setempat urat kuarsa kelabu kehijauan; berlapis baik dengan tebal
0,5 - 1 m; berstuktur perlapisan bersusun;
Breksi, berwarna kelabu; komponen setempat slump dan konglomeratan. Batuan
berukuran kerikil sampai bongkah, dengan ini biasanya tendapat berselingan dengan lava
bentuk menyudut tanggung sampai atau breksi.
menyudut, tertanam dalam massa dasar tuf
pasiran; mampat; tidak berlapis. Rijang, merupakan sisipan tipis dalam saluan
ini, berwarna putih kelabu sampai kelabu
Lava, berwarna kelabu; terkekarkan dengan kemerahan. Serpih. berwarna kelabu
sturktur kekar meniang; beberapa berstuktur kecoklatan; getas; berlapis tipis. Napal,
bantal; pejal. Berdasarkan penelitian berwarna putih; berlapis tipis (1 - 5 cm);
petrologi, batuan ini umumnya bersusunan keras dan mampat. Napal ini mengandung
andesit, andesit piroksen, diabas dan basal; fosil ganggang, pecahan ekinoid,
beberapa contoh bersusunan trakit basal, Lepidocyclina sp., Miogypsina sp. dan Gypsina
dasit, andesit horenblenda, andesit biotit dan sp., yang mungkin menunjukkan umur Miosen
basal leusit. Umumnya terhablur penuh, Awal - Miosen Tengah.
porfirit, berbutir halus sampai sedang dengan
bentuk anhedral sampai euhedrali; beberapa Berdasarkan umur itu dan kedudukan
bertekstur afanit. stratigrafinya yang menjemari dengan
Formasi Sekala, maka dapat disimpulkan
Andesit piroksen tersusun dari plagioklas An bahwa umur satuan ini berkisar dan Miosen
40-50 (40% - 60%), piroksen (10% - 20%), Tengah sampai Pliosen. Lingkungan
sedikit lempung, kuarsa, horenblenda, biotit, pengendapan satuan ini adalah laut dalam
bijih dan gelas. Piroksen dan plagioklas, sampai dangkal dan sebagian darat.
sebagian telah terubah menjadi kalsit, serisit
dan beberapa epidot. Massadasarnya terdiri Satuan ini tersebar luas di Lembar Mamuju
dari mikrolit atau kristal renik felspar dan dan hampir tersingkap di semua tempat. Di
sedikit piroksen atau horenblenda, yang bagain selatan Lembar, menerus ke Lembar
umumnya telah tembah menjadi kalsit dan Majene; ke utara ke Lembar Pasangkayu dan
beberapa karbonat. Beberapa mineral ke timur ke Lembar Malili dan sebelah barat
menunjukkan retak-retak, yang diisi oleh Poso. Nama satuan diambil dari nama Gunung
kuarsa sekunder. Bijih berwarna hitam, (Bulu) Talaya, di bagian barat Lembar, tempat
berbutir halus (0,4 mm), kedap, anhedral, ditemukan singkapan yang baik. Tebal satuan
terdapat menyebar pada massadasar. ini 750 m,
31
61 62
Tmb TUF BEROPA : perselingan tuf dan dari leusit (45%), kalium felspar (20%),
batupasir tufan, bersisipan breksi gunungapi piroksen (10%) dan biotit (8%). Beberapa
dan batupasir wake. contoh batuan menunjukkan struktur trakit.
Tuf, berwarna putih kemerahan sampai Batupasir dan batulempung tufaan, berwarna
kehijauan; berbutir halus- sedang; kelabu muda; terdapat sebagai sisipan dalam
mengandung biotit, felspar dan kuarsa. tufa berlapis cukup baik dengan tebal 1 - 5
Batupasir tufan, berwarna kelabu kecoklatan; cm agak keras; mengandung mineral leusit
berlapis baik dan pejal. berbutir halus sedang dan batuapung.
Setempat dalam satuan ini ditemukan batuan
Batupasir wake, berwarna kelabu kehijauan; biotit andesit dengan kristal biotit berukuran 2
berlapis baik tersusun dari plagioklas, mineral cm.
mafik, kuarsa dan oksida besi, berbutir
sedang sampai kasar. Satuan ini tersebar luas di bagian baratdaya
Lembar, yaitu daerah di antara Tapalang dan
Breksi gunungapi, berwarna kelabu Mamuju; menjemari dengan Formasi Mamuju
kekuningan; pejal; sebagian berlapis; dan Anggota Tapalang; dan diduga menjemari
komponen berukuran dan 5 sampa 30 cm pula dengan Batuan (gunungapi Talaya.
dengan bentuk menyudut tanggung sampai Berdasarkan kedudukan stratigrafi tersebut,
menyudut. Tersusun oleh kepingan andesit maka umumya diduga sama dengan Formasi
sampai basal, porfirit, tersusun dari Mamuju, yaitu Miosen Tengah - Miosen Akhir.
plagioklas, horenblenda, piroksen dan gelas Umur ini sama dengan umur leusit yang ada
yang tertanam dalam massadasar mikrolit di Lembar Pangkajene (Silitonga, 1982). Tebal
felspar. satuan 400 m.
Batupasir wake sebagai sisipan berwarna Qbt TUF BARUPU : tuf, tuf lapili, tuf hablur,
kelabu muda, berlapis cukup baik dengan bersusunan dasit dan sedikit breksi lava
tebal dan 0,5 sampai 0,75 m. bersusunan andesit dan dasit.
Satuan ini diduga merupakan anggota di Tuf, berwarna putih sampai kelabu; agak
bagian bawah dani Batuan Gunungapi Talaya mampat, sebagian mudah hancur; setempat
sehingga umurnya diduga Miosen Tengah. berlapis (10 - 25 cm). Sedangkan tuf hablur,
Tebalnya 500 m. Satuan ini tersingkap di berwarna patih kelabu; berbutir sedang
tengah bagian timur Lembar, terutama di sampai kasar; terdapat sebagai sisipan tipis
sekitar desa Belopa; menjemari dengan dalam tuf. Batuan ini umumnya bersusunan
Batuan Gunungapi Talaya dan menindih dasit; biotit, sanidin, dan banyak dijumpai
takselaras Formasi Latimojong. oksida besi.
Tuf lapili, berwarna putih kehijauan; berbutir Tuf Barupu diduga berumur Plistosen dan
kasar; mengandung mineral leusit, berukuran tebalnya 300 m. Sebarannya terdapat di
dan beberapa cm sampai 3 cm, terhablur bagian tenggara Lembar yaitu di daerah
sempurna, dengan massadasar tuf halus Kawalean, sebelah selatan Bulu Malimongan
bersusunan leusit. Batuan ini berlapis kurang dan di sebelah barat Rantepao. Satuan ini
baik sampai tak berlapis. menindih takselaras batuan gunungapi
Oligosen - Miosen.
Breksi, berwarna kelabu; komponen
berukuran kerikil sampai bongkah, terutama Penamaan Tuf Barupu pertama kali diberikan
tersusun oleh basal leusit dan massadasarnya oleh Abendanon (1915), kemudian digunakan
tuf yang bersusunan leusit. Basal leusit, pula oleh Reyzer (1920). Namanya berasal
berbutir kasar; terhablur sempurna; porfirit, dan Barupu, nama kampung di setelah barat
tersusun dan mineral leusit (50%), piroksen Rantepao yang merupakan tempat singkapan
(5%), gelas dan felspar (40%), mineral kedap terbaik.
cahaya (5%) dan biotit (1%).
BATUAN TEROBOSAN
Lava basal lausit, porfirit dengan bentuk
mineral subhederal sampai anhedral, terdiri
32
Tmpi BATUAN TEROBOSAN : granit, TR w BATUAN MALIHAN : sekis mika, genes
granodiorit, riolit. mika, dan sedikit filit serla batusabak.
Granit, berwarna kelabu, putih kemerahan Sekis mika dan genes mika, berwarna kelabu;
sampai kehitaman, berbutir sedang sampai umumnya tersusun oleh biotit, muskovit, dan
sangat kasar, terhablur sempurna dengan kuarsa; berbutir sedang sampai kasar. Batuan
bentuk sub-euhedral, beberapa panidiomorfik. telah mengalami deformasi dan pada
Mineral utamanya terdiri dari kuarsa, kalium singkapannya terlihat paling sedikit ada tiga
felspar, plagioklas, horenblenda, biotit dan arah pendaunan.
setempat klorit, apatit dan bijih. Kuarsa dan
felspar umumnya tumbuh bersama Filit, berwarna kelabu; tersusun dari lempung,
(intergrowth), dan setempat serisitisasi dan karbonat dan kuarsa, beberapa granit dan
karbonatisasi. Pada beberapa mineral terlihat sedikit hornblende.
retak-retak sebagai akibat pengaruh dari
tekanan. Di beberapa tempat mengandun
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman
emas.
dengan susunan hampir sama dengan filit.
Satuan ini diduga berumur lebih tua dari pada
Granodiorit, berwarna putih kotor berbintik umur Formasi Latimojong, berdasarkan
hitam hingga kelabu kehitaman, berbutir kenyataan bahwa batuannya telah mengalami
sedang-kasar, porfiritik dengan fenokris terdiri beberapa kali pencenanggaan (deformasi)
dari plagioklas, horenblenda, kuarsa dan yang dicirikan oleh adanya lebih dari dua arah
biotit; sedikit piroksen, bijih; setempat pendaunan, sedangkan Formasi Latimojong
terlihat klorit, apatit, sirkon dan epidot; kurang menunjukkan arah pendaunan.
serisit, magnetit dan lempung terdapat Kenyataan ini membuktikan bahwa Komplek
sebagai hasil ubahan. Wana terbentuk sebelum Kapur dan diduga
Trias, tetapi sebelum Formasi Latimojong
Riolit, putih kelabu, butir halus-sedang dan terbentuk. Tebal satuan ini tidak diketahui
berbentuk sub-anhedral. Mineral penyusun dengan pasti, diduga lebih dari 1.000 m.
utarnanya terdiri dari piroksen, biotit dan
plagioklas dengan sedikit kuarsa dan felspar. Satuan ini dapat disebandingkan dengan sekis
glaukofan atau Komplek Pompangeo
Diorit, berwarna kelabu kehitaman sampai (Simandjuntak, drr., 1991) atau Komplek
kehijauan, umumnya berbutir sedang-halus, Wana (Sukido, drr., 1987, dalam persiapan).
terhablur sempurna setempat mengandung Satuan ini tersingkap di daerah Budong-
butiran kuarsa hingga terbentuk batuan diorit budong, sudut baratlaut Lembar. Singkapan
kuarsa dan terdapat sebagal retas-retas di yang cukup luas terdapat di sebelah utara
beberapa tempat. Lembar yaitu di Lembar Pasangkayu. Satuan
ini tertindih takselaras oleh Formasi Lariang,
Apatit, umumnya berbentuk reta-retas Formasi Budong-budong aluvium.
berwarna kelabu kemerahan, berbutir sangat
kasar dengan mineral felspar dan kuarsa STRUKTUR DAN TEKTONIKA
mencapai ukuran 3 cm. Granit mempunyai
penyebaran yang luas terutama di bagian Struktur utama di Lembar Mamuju adalah
selatan Lembar, beberapa tempat di baglan sesar normal dan sesar naik yang mempunyai
timur. Batuan ini ada yang menamakan Granit arah umum utara timurlaut-selatan
Mamasa atau Granit Kambuno di Lembar Malili baratdaya. Beberapa sesar berarah hampir
dan Lembar Poso; Umurnya diperkirakan pada barat - timur dan utara baratlaut - selatan
Miosen Akhir - Pliosen Awal. tenggara. Struktur lipatan di Lembar ini
berkembang cukup baik.
Di beberapa tempat, terutama yang terdapat
di bagian selatan Lembar telah mengalami Daerah Lembar termasuk dalam Mandala
pelapukan yang cukup kuat, hingga lepas - Geologi Sulawesi Barat (Sukamto,
lepas seperti pasir kuarsa. 1973a), terutama terdiri dari batuan malihan,
Penerobosan terhadap Batuan Gunungapi batuan sedimen, batuan gunungapi dan
Lamasi menunjukkan adanya pemineralan batuan terobosan bersifat granit.
bijih sulfida dan membentuk cebakan
tembaga, seperti yang terdapat di Di daerah ini paling sedikit telah terjadi empat
Sangkaropi, Penasuang dan Bilolo di bagian kali gejala tektonik. Tektonik awal yang dapat
utara Tana Toraja. diamati mungkin terjadi pada Kala Kapur
Tengah yang bersamaan dengan gejala
BATUAN MALIHAN tektonik di Daerah Sulawesi
33
65
66
Pada Kapur Akhir terbentuk Formasi Sejak Pliosen Akhir daerah ini diduga sudah
Latimojong dalam lingkungan laut dalam, berupa daratan, dan pada Kala Plistosen (?)
terutama terbentuk di bagian timur dan terjadi kegiatan gunungapi yang
tengah Lembar. Tektonika selanjutnya terjadi menghasilkan Tuf Barupu,
pada Paleosen, yang mengakibatkan satuan
Batuan Malihan terlipat dan termalih lagi serta Pengangkatan daerah ini masih berlangsung
Formasi Latimojong termailih regional derajat terus sampai sekarang. dicirikan dengan
rendah. tumbuhnya terumbu koral di sepanjang pantai
barat.
Pada Kala Eosen sampai Oligosen terjadi
genang laut yang membentuk sedimen laut SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Formasi Toraja dan Anggota Rantepao. Pada
Kala Oligosen sampai Miosen Awal terjadi lagi
Daerah Lembar Mamuju mengandung bahan
kegiatan tektonik yang disertai dengan
galian logam dan non logam serta
kegiatan gunungapi dalam bentuk busur
sumberdaya energi yang diperkirakan
kepulauan gunungapi, dan membentuk
mempunyai prospek cukup baik.
Batuan Gunungapi Lamasi, yang di beberapa
tempat terbentuk pula batugamping. Setelah
kegiatan gunungapinya terhenti, pengendapan Bahan galian logam
batuan karbonat terus berlangsung sampai
awal Miosen Tengah sehingga terbentuk Bahan galian logam yang ditemukan di daerah
Formasi Riu. pemetaan adalah emas, perak, tembaga, besi
dan seng; di antaranya berupa kalkopirit,
Pada Kala Miosen Tengah bagian tengah kalkosit, kovelit, sfalerit, malakit, bornit,
sampai Awal Miosen Akhir terjadi lagi kegiatan magnetit, galena dan pirit. Cebakannya antara
tektonik yang disertai dengan kegiatan lain berupa letakan, urat, porfiri, impregnasi
gunungapi yang menghasilkan Batuan dan kantong-kantong.
Gunungapi Talaya, Tuf Beropa dan batuan
sedimen gunungapi Formasi Sekala. Batuan Sebarannya terdapat di bagian tengah dan
Gunungapi Talaya bersusunan andesit-basal tenggara Lembar, dekat dengan batuan
yang makin ke arah atas susunannya berubah terobosan Granit. Batuan terobosan itu sangat
menjadi leusit-basal, sehingga terbentuk erat hubungannya dengan pemineralan di
Batuan Gunungapi Adang. Di bagian barat, daerah ini. Pemineralan terjadi pada batuan
pada waktu yang bersamaan terendapkan malihan, sedimen, gunungapi dan pluton.
batuan karbonat Formasi Mamuju dan
batugamping terumbu Anggota Tapalang. Penelitian mineral logam di daerah ini telah
dilakukan oleh Djumhani dan Pudjowalujo
Pada Kala akhir Miosen Tengah, kegiatan (1976), Seksi Mineral Vulkanogenik Direktorat
gunungapi tersebut disertai dengan terobosan Sumberdaya Mineral (1980) dan Deddi, drr.
batun granit yang menerobos semua satuan (1984).
yang lebih tua. Terobosan ini membawa
larutan hidrotermal yang kaya akan bijih Djumhani dan Pudjowalujo (1976),
sulfida dan membentuk endapan bijih sulfida mendapatkan beberapa daerah yang
terutama suffida tembaga, seperti di daerah mengandung mineral logam, yaitu Batuisi -
Sangkaropi, Penasuang dan Bilolo. Salole, Huna - Lelupa, Paniwangan - Salipaku
dan Talimbangan - Sangkaropi.
Terobosan ini disertai dengan pengangkatan
dan penyesaran, sehingga terbentuk sesar Daerah Batuisi Salole
turun dan sesar naik yang berarah utara
timurlaut - selatan baratdaya.
Pengangkatan yang terjadi di bagian barat Mineral logam yang ditemukan di daerah ini
Lembar mungkin berlangsung sampai Miosen adalah pirit, kalkopirit, dan kovelit; terdapat
Akhir yang dilanjutkan dengan penurunan dalam urat kuarsa yang menerobos
sehingga terbentuk Formasi Lariang. batusabak, berupa urat-urat berisi pirit dan
malakit. Ditemukan juga bongkah diorit yang
mengandung pirit, sfalerit dan kalkopirit.
Kegiatan tektonik terakhir mungkin terjadi Genesa pemineralannya diduga
pada Kala Pliosen, sehingga bagian timur
34
metasomatisma kontak dan mungkin pula Di daerah Bilolo, cebakan tembaga diikuti oleh
impregnasi. Analisa geokimia contoh tanah di barit. Barit ini diusahakan secara kecil-kecilan
S. Belimbing menghasilkan kadar tembaga oleh PT. Aneka Tambang. Cebakan tembaga
dari 50 sampai 193 ppm dan di S. Belopa dan dengan barit sebagai penutupnya diduga
60 sampai 426 ppm. merupakan cebakan bijih tipe Kuroko (Seksi
67
Mineral Vulkanogenik, 1980, 1981).
Di daerah ini, Deddi, drr. (1984) menemukan
tembaga dengan kadar 2 sampai 130 ppm, Eksplorasi tembaga oleh PT. Aneka Tambang
timbal dengan kadar 11 sampai 46 ppm dan bekerjasama dengan Seksi Mineral
seng dengan kadar 7 sampai 84 ppm. Vulkanogenik, SDM, di daerah Sangkaropi-
Bilolo berlangsung dan 1976 - 1981. Selama
Mineralisasi emas terdapat dalam urat-urat kegiatan pemetaan geologi Lembar Mamuju
kuarsa halus di S. Taroto anak sungai ini, kegiatan yang dilakukan PT. Aneka
Lebutang. Tambang, adalah mengusahakan barit secara
kecil-kecilan, sedangkan tembaganya tidak,
mungkin kurang menguntungkan.
Daerah Hune-Lelupa
Mineral yang ditemukan di Paniwangan adalah Sumber energi yang terdapat di daerah mi
bongkah magnetit; sedangkan di Salapaku adalah batubara dan mataair panas. Batubara
adalah butir-butir halus kalkopirit di dalam terdapat sebagai sisipan dalam batuan
batuan malihan. Formasi Toraja dengan tebal berkisar dan 40
sampai 75 cm. Singkapannya terdapat di 5
km baratdaya Penasuang, 4 km baratlaut
Daerah Talimbangan-Sangkaropi-Bilolo Galumpang dan di daerah Galumpang sendiri,
serta 1,5 km utara Tamalea.
Mineral yang ditemukan di daerah
Talimbangan adalah pirit dan kalkopirit yang Mataair panas di daerah ini terdapat cukup
terkurung dalam massa dasar magnetit pejal banyak tersebar di bagian tengah dan timur
di dalam batusabak. Selain itu ditemukan juga Lembar; suhunya berkisar dari 60 sampai 90
urat berisi pirit, kalkopirit, galena dan sfalerit C, mungkin dapat digunakan sebagai
yang menerobos breksi andesit dan pembangkit tenaga listrik berkekuatan sekitar
granodiorit. Analisa geokimia contoh sedimen 40 mega Watt (Apandi drr., 1982).
sungai dan S. Talimbangan menunjukkan
kadar tembaga dari 1,4 sampai 836 ppm, Sumber energi lainnya adalah air terjun yang
timbal dari 31 sampai 295 ppm dan seng dan mungkin bisa dimanfaatkan sebagal
31 sampai 125 ppm. pembangkit tenaga listrik dengan sistem
mikro-hidro. Air terjun ini terdapat di daerah
Di daerah Sangkaropi, mineral yang aliran cabang S. Mamasa di bagian tenggara
ditemukan adalah pirit, galena, sfalerit, Lembar.
kalkopirit, bornit dan kovelit. Endapan berupa
kantong-kantong terdapat di dalam breksi
gunungapi. Di daerah ini ditemukan pula urat-
urat yang mengandung gabungan galena- Sumberdaya alam lainnya
pirit-kuarsa di dalam batuan granit. Analisa
geokimia contoh tanah, menghasilkan kadar
Di Lembar Mamuju, selain bahan galian logam
tembaga 124 - 150 ppm.
dan non logam yang ditemukan, Juga hasil
hutannya cukup melimpah untuk
35
dimanfaatkan, terutama rotan dan kayu 1912, Batavia Staatsdrukkerij Deel I,
hitam. p.227 -295.
Tana Toraja sebagai obyek pariwisata, Djumhani dan H. Pudjowalujo, 1976, Laporan
sebarusnya bisa dikembangkan lagi, dengan 5 tahun Peta tahap I, Bagian
dan menjaga kelestarian lingkungan, adat Pemetaan dan Penyelidikan Mineral
istiadat dan kebudayaannya yang khas, serta daerah Sulawesi Selatan Blok 5, 1969-
menyediakan sarana dan prasarana angkutan 1979, Direktorat Geologi.
dan fasilitas lainnya yang lebih baik.
Djuri dan Sudjatmiko, 1979, Peta Geologi
Daerah lainnya dapat pula dijadikan obyek Bersistem, Lembar Majene-Palopo,
pariwisata, mengingat daerah inii mempunyai Sulawesi Selatan, sekala 1 250.000.
keadaan alam dan panorama yang indah Direktorat Geologi.
dengan binatang langka yang hanya ada di
Sulawesi, yaita anoa, babirusa, tapir dan Leeuwen Th.M. van, 1981, The Geology of
burung maleo. Untuk perlu diadakan suatu Southwest Sulawesi with Special
hutan suaka nasional yang dapat dijadikan Reference to the Biru Area. In: Bather
obyek pariwisata sambil melindungi binatang Al. & Wiryosujono, S. The Geology and
tersebut dan kepunahan yang disebabkan Tectonics of Eastern Indonesia, GRDC,
oleh peburuan liar. Spec. Publ. No. 2, 1981, pp.177-304.
69
Daerah pantai barat, mulai dan Mamuju Reyzer, J., 1920, Geologische ann tekeningen
selatan sampai Belang- belang di utara cukup betreffende de zuidelijke Toraja-
baik untuk tempat hiburan dan pariwisata. Di Landen, vetzaineld uit de vuslagen der
daerah lautnya kaya akan berbagai jenis mijnbouwkundige onderzoekingen in
karang, tumbuhan, dan ikan karang dengan Midden Celebes Jaarb. V.h. Mijw. in
lingkungan yang masih bersih dan indah. Ned. Qast Indie, 1918, p. 154-209,
p1. 14.
ACUAN
Sarasin F. & P. Sarasin, 1901, Entwurf einer
Abendanon, E.C., 1915, Geologische en geografische, geologisehe
geographische door kruisingen van Beschreibung der
Midden Celebes (1905-1910). Leiden,
E.J. Brill, v.1,451 p. insel Celebes, Weisbaden. Arsip Perpustakaan
Puslitbang Geologi.
Apandi, T., N. Ratman dan Yusup, 1982,
Laporan Geologi Lembar Mamuju, Seksi Mineral Vulkanogenik, 1980, Laporan
Sulawesi, sekala 1: 250.000. Pro. penyelidikan geologi dan geokimia
P.G.I.F., Bid. Geo. Reg. Puslitbang tinjau regional daerah basin S. Lamasi
Geologi. dan S. Sadari, Kecamatan Sesean dan
Kecamatan Walenrang, Kabupaten
Brouwer, HA., 1934, Geologische Tana Toraja dan Kabupaten Luwu,
onderzoekingen op het eiland Celebes, Sulawesi Selatan, Sub. Dit. Eksp. Min.
Verh. Geol. Mynb. Gen. Ned. en Kol., Log. DSM,
Geola Serie Vol. x.
Simandjuntak, TO., B. Rusmana, Surono dan
Deddi, T. Sutisna, Sukmana dan Zulkifli, LB. Supandjono, 1991, Peta Geologi
1984, Peyelidikan Pendahuluan Bersistem Lembar Malili, Puslitbang
Geologi, Pendulangan dan Geokimia Geologi.
Daerah Kecamatan Budong-budong,
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Selatan. Sukamto, R., 1978, The structure of Sulawesi
Seksi Mineral Vulkanogenik, Sub. in the light of plate tectonics. Proc.
Dit.Mift Log. SDM. Rag. Conf. Geol. Min. Res. S.E. Asia,
1975, Jakarta.
De Koning Knijff. J., 1914, Geologische
gegevens omtrent gedeelten der Sukido, D. Sukarna dan K. Sutisna, 1987,
afdelingen Loewoe, Parepait en Boni Peta Geologi Lembar Pasangkayu,
van het Government Celebes en Sulawesi, sekala 1: 250.000,
Onder hoorigheden. Jaarb. v.h. Puslitbang Geologi.
Mijnwezen in Nederlandsek Oost indie
36
72
Geologi Lembar Malili, Sulawesi Lembar Malili terletak diantara kordinat 120 -
12130 BT dan 200 - 300 LS, dan meliputi
Geology of the Malili Quadrangle, Sulawesi daerah seluas 21.000 Km2. Lembar ini di utara
dibatasi oleh Lembar Poso, di timur oleh
Lembar Bungku, di selatan oleh Lembar
0leh (By): Kendari, Teluk Bone dan Lembar Majene, dan
TO. Simandjuntak, E. Rusmana, Surono dan di barat oleh Lembar Mamuju. Bagian selatan
(and) J. B Supandjono lembar termasuk Kabupaten Luwu, Propinsi
Sulawesi Selatan, sedangkan bagian utara
termasuk Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi
Geologi dipetakan pada 1979/1980 oleh: Tengah.
Geology mapped in 1979/1980 by:
Musim kemarau di daerah ini berlangsung dan
TO. Simandjuntak, E. Rusmana, Surono, J. R Mei sampai Oktober, dan musim hujan dan
Supandjono, A. Koswar, R.L. Situmorang, T. Nopember sampai April. Curah hujan di
Turkandi, K. Sutisna, A. Azis dan (and) M. bagian selatan antara 2500 - 3000 mm, dan
Endharto di bagian utara antara 3500 - 4000 mm per
tahun.
37
Trans Sulawesi. Antara kota Malili dan di daerah ini di antaranya Bulu Tiruan ((630
73
Soroako terentang jalan raya yang dibangun m), Bulu Tambunana (477 m) dan Bulu Bukila
dan dikelola oleh PT Inco. Palopo dan Malili (645 m).
selain jalan darat juga dihubungkan dengan
perahu atau kapal laut. Sungai-sungai yang bersumber di daerah
pegunungan mengalir melewati daerah ini
Peta dasar yang dipakai bersekala 1:250.000, terus ke daerah pedataran dan bermuara di
seri Sc yang berasal dan US Army Service. Teluk Bone. Pola alirannya dendrit.
Potret Udara yang terscdia hanya meliputi
bagian timur dan tengah daerah pemetaan, Daerah Kras menempati bagian timurlaut
dibuat otch Angkatan Udara Australia. Citra lembar peta dengan ketinggian antara 800 -
Landsat meliputi seluruh daerah. 1700 m dari permukaan laut dan dibentuk
oleh batugamping. Daerah ini dicirikan oleh
Laporan terdahulu mengenai daerah ini ditulis adanya dolina, Sinkhole dan sungai bawah
oleh Koolhoven (1930), Brouwer (1934), permukaan. Puncak yang tinggi di daerah m
Loczy (1934), Rulten (1927), Umbgrove di antaranya Butu Wasopute (1768 m) dan
(1935), Hetzel (1936), Bothc (1927), Hopper Pegunungan Toruke Empenai (1185 m).
(1941), Soeria - Atmadja dkk.(1972),
Sukamto (1975), Achmad (1975) dan Daerah Pedataran menempati daerah selatan
Sophaheluwakan & Suparka (1978). Laporan - lembar peta, melampar mulai dan utara
laporan tersebut terutama menyangkut Palopo, Sabbang, Masamba sampai Bone-
daerah yang berbatuan ultrabasa. Bagian Bone. Daerah ini mempunyai ketinggian
barat Lembar telah ada peta geologi yang hanya beberapa meter di atas permukaan laut
bersifat kompilasi. dan dibentuk oleh endapan aluvium. Pada
umumnya merupakan daerah pemukiman dan
pertanian yang baik. Sungai yang mengaliri di
FISIOGRAFI daerah ini diantaranya S. Pampengan, S.
Rongkong dan S. Kebu, menunjukkan proses
berkelok.
Secara morfologi daerah ini dapat dibagi atas
4 satuan : Daerah Pegunungan, Daerah
Pebukitan, Daerah Kras dan Daerah Terdapatnya pola aliran subdendrit dengan air
Pedataran. terjun di beberapa tempat, terutama di
Daerah Pegunungan menempati bagian barat daerah pegunungan, aliran sungai yang deras,
dan tenggara lembar peta. Di bagian barat serta dengan memperhatikan dataran yang
terdapat 2 rangkaian pegunungan: agak luas di bagian selatan peta dan adanya
Pegunungan Tineba dan Pegunungan Koro-Ue perkelokan sungai utama, semuanya
yang memanjang dan baratlaut - tenggara, menunjukkan morfologi dewasa.
dengan ketinggian antara 700-3016 m di atas
permukaan laut dan dibentuk oleh batuan STRATIGRAFI
granit dan malihan. Sedangkan di bagian
tenggara lembar peta terda pat Pegunungan Tatanan Stratigrafi
Verbeek dengan ketinggian antara 800 - 1346
m di atas permukaan laut, dibentuk oleh
batuan ultramafik dan batugamping. Puncak- Berdasarkan himpunan batuan, struktur dan
puncaknya antara lain G. Baliase (3016 m), G. biostratigrafi, secara regional Lembar Malili
Tambake (1838 m), Bulu Nowinokel (1700 termasuk Mendala Geologi Sulawesi Timur
m), G. Kaungabu (1760 m), Buhi Taipa (1346 dan Mendala Geologi Sulawesi Barat, dengan
batas Sesar Palu Koro yang membujur hampir
71
m), Bulu Ladu (1274 m), BuLu Burangga
(1032 m) dan Bulu Lingke (1209 m). Sungai- utara-selatan. Mendala Geologi Sulawesi
Timur dapat dibagi menjadi dua lajur (Telt):
sungai yang mengalir di daerah ini yaitu S.
Kataena, S. Pincara, S. Rongkong. S. Larona lajur batuah malihan dan lajur ofiolit Sulawesi
dan S. Malili merupakan sungai utama. Pola Timur yang terdiri dari batuan ultramafik dan
aliran sungai umumnya dendrit. batuan sedimen petagos Mesozoikum.
Daerah Pebukitan menempati bagian tengah Mendala Geologi Sulawesi Barat dicirikan oleh
dan timurtaut lembar peta dengan ketinggian lajur gunungapi Paleogen dan Neogen, intrusi
antara 200 - 700 m di atas permukaan laut Neogen dan sedimen flysch Mesozoikum yang
dan merupakan pebukitan yang agak landai diendapkan di pinggiran benua (Paparan
yang terletak di antara daerah pegunungan Sunda).
dan daerah pedataran. Pebukitan ini dibentuk
oleh batuan vulkanik, ultramafik dan Di Mendala Geologi Sulawesi Timur, batuan
batupasir. Puncak-puncak bukit yang terdapat tertua adalah batuan ofiolit yang terdiri dari
38
ultramafik termasuk harzburgit, dunit, dan breksi yang bersusunan basa sampai
piroksenit, wehrlit dan serpentinit, setempat menengah. Batuan itu membentuk Batuan
batuan mafik termasuk gabro dan basal. Gunungapi Lamasi. Kegiatan ini berlangsung
Umurnya belum dapat dipastikan, tetapi terus sampai Kala Miosen Tengah (Batuan
diperkirakan sama dengan ofiolit di lengan Gunungapi Tineba dan Tufa Rampi), yang
timur Sulawesi yang berumur Kapur Awal sebagian sudah muncul ke atas permukaan
Tersier (Simandjuntak, 1986). laut.
Di bagian barat mendala ini terdapat lajur Di atasnya secara tak selaras diendapkan
metamorfik, komplek Pompangeo yang terdiri Formasi Bone-bone yang terdiri dari endapan
dari berbagai jenis sekis hijau di antaranya turbidit dan perselingan antara konglomerat
sekis mika, sekis hornblenda, sekis glaukofan, dan klastika halus. Formasi ini banyak
filit, batusabak, batugamping terdaunkan mengandung fosil foram kecil yang
atau pualam dan setempat breksi. Umurnya menunjukkan umur Miosen Akhir - Pliosen.
diduga tidak lebih tua dari Kapur. Di atas Kegiatan gunungapi terjadi lagi pada Plio-
ofiolit diendapkan tak selaras Formasi Matano: Plistosen bahkan sampai Holosen yang
bagian atas berupa batugamping kalsilutit, menghasilkan lava dan bahan piroklastika
rijang radiolaria, argilit dan batulempung yang bersusunan andesit (Batuan Gunungapi
napalan, sedangkan bagian bawah terdiri dari Masamba).
rijang radiolaria dengan sisipan kalsilutit yang
semakin banyak ke bagian atas. Berdasarkan
Terdapat dua bauan terobosan granit yang
kandungan fosilnya Formasi ini menunjukkan
berbeda umurnya; yang pertama berumur
umur Kapur.
Miosen Akhir dan yang kedua Pliosen. Yang
terakhir lamparannya cukup luas di bagian
Pada mendala ini dijumpai pula komplek baratlaut lembar peta. Di daerah Palopo granit
bawah bancuh (Melange Wasuponda), terdiri berumur Miosen Akhir menerobos Formasi
dari bongkahan asing batuan mafik, Latimojong dan Formasi Toraja dan
serpentinit, pikrik, rijang, batugamping menghasilkan mineralisasi hidrotermal.
terdaunkan, sekis, amfibolt dan eklogit (?) Batuan termuda di daerah ini adalah aluvium
berbagai ukuran yang tertanam di dalam yang terdiri dari endapan sungai, danau dan
masa dasar lempung merah bersisik. pantai. Sebarannya luas di utara Teluk Bone
dan di selatan Danau Poso.
Batuan tekonika ini tersingkap baik di daerah
Wasuponda serta di daerah Ensa, Koro Mudi
dan Petumbea, diduga terbentuk sebelum Perian Satuan Peta
Tersier (Simandjuntak, 1980). Pada Kala
Miosen Akhir batuan sedimen pasca ENDAPAN PERMUKAAN
orogenesa Neogen (Kelompok Molasa
Sulawesi) diendapkan tak selaras di atas
Ql ENDAPAN DANAU : Lempung, pasir dan
batuan yang lebih tua. Kelompok ini termasuk
kerikil.
Formasi Tomata yang terdiri dari klastika
halus sampai kasar, dan Formasi Larona yang
umumnya terdiri dari klastika kasar yang Lempung menunjukkan penlapisan karena
diendapkan dalam lingkungan laut dangkal perbedaan warna dan agak
sampai darat. Pengendapan ini terus mengeras, tebal lapisan antara beberapa
berlangsung sampai Kala Pliosen. sampai 100 mm. Pasir dan kerikil, kelabu
hingga hitam, kurang padat, mengandung
banyak sisa
Di Mendala Geologi Sulawesi Barat batuan
tumbuhan. Perlapisan cukup baik, dengan
tentua adalah Formasi Latimojong yang
73
diduga berumur Kapur Akhir. Batuan ini terdiri
dari deret flysch, perselingan antara argilit,
tebal lapisan antara beberapa hingga 20 cm.
Sebaran satuan meliputi daerah di selatan
Danau Poso, sekitar Danau Matano, Danau
filit, batusabak dan wake dengan sisipan
Mahalona dan Danau Towuti. Tebal satuan
rijang radiolaria dan konglomerat. Batuan ini
diperkirakan puluhan meter.
diduga telah diendapkan di pinggiran benua
Sunda. Tak selaras di atasnya di-endapkan
Formasi Toraja yang terdiri dari serpih, Oal ALUVIUM : lumpur, lempung,
76 pasir,
batugamping, batupasir dan konglomerat. kerikil dan kerakal.
Umurnya berjangka dari Eosen - Miosen
Tengah (Djuri dan Sudjatmiko, 1974). Satuan ini merupakan endapan sungai, rawa
dan pantai. Sebarannya meliputi dataran di
Pada Kala Oligosen terjadi kegiatan gunungapi utara Teluk Bone, Rampi dan Leboni yang
bawah laut yang menghasilkan lava bantal terletak di bagian baratlaut lembar, daerah
39
Somba Limu di timur Danau Poso, sepanjang Toraja dan batuan gunungapi Lamasi. Satuan
lembah S. Laa di bagian timurlaut lembar, ini merupakan kelanjutan dan Formasi
serta daerah Bungku yang terletak di sebelah Latimojong di Lembar Majene Palopo (Djuri &
barat Danau Matano. Sudjatmiko, 1974) di tenggara lembar peta.
Kuarsit, hijau cerah sampai merah keputihan; Formasi Toraja didominasi oleh serpih,
padat, sangat keras; berlapis baik; tebal batugamping dan batupasir
lapisan sampai 1 m.
berselingan dengan serpih, dengan sisipan
Batugamping, hitam; padat, menghablur dan konglomerat. Fosil foraminifera besar yang
sangat keras; berlapis baik dengan tebal ditemukan dalam batugamping: Muniditcs sp,
lapisan 30 - 50 cm. Discocyclina Sp, Bordis S Lepidocyclina sp.
Operculina sp, Cydoclypcus sp dan Miogypsina
sp menunjukkan umur Eosen-Miosen
Batulanau, kelabu sampai kelabu kemerahan;
(Budiman, 1981). Satuan ini diendapkan pada
perarian; berbutir halus padat dan keras.
lingkungan dangkal sampai air payau.
Konglomerat, kelabu; bersifat padat, dengan
komponen andesit dan batupasir, berukuran
2- 5 cm, kemas terbuka, perekat batupasir. Sebarannya dari sekitar desa Maro,
memanjang ke barat dan selatan melewati
desa Tondon hingga di Lembar Majene yang
Rijang, putih sampai merah; padat, pejal,
berdampingan (Djuri & Sudjatmiko, 1975).
sangat keras; berfosi radiolaria. Fosil untuk
Ketebalan seluruhnya melebihi 1000 m.
penentuan umur batuan tidak ditemukan,
Satuan ini menindih secara tidak selaras
tetapi Brouwer (1934) di Pegunungan
Formasi Latimojong dan ditindih secara tidak
Latimojong dan Reyzer (1920) di Babakan di
selaras oleh satuan batuan gunungapi Lamasi.
bagian tenggara lembar, menemukan fosil
yang berumur Kapur. Himpunan batuan dan
struktur sedimen memperlihatkan bahwa BATUAN GUNUNGAPI
Formasi Latimojong adalah endapan flysch
yang diendapkan di pinggiran benua yang Tplv BATUAN GUJNUNGAPI LAMASI: lava,
aktif Tanah Sunda (Sundaland). Formasi breksi dan tufa.
Latimojong melampar di pojok baratdaya
daerah penyelidikan, mulai dan Palopo sampai Lava, bersusunan andesit sampai basal;
anak sungai Rongkong. Tebal satuan ini memperlihatkan struktur aliran dan
diperkirakan melebihi 1000 m, di atasnya amigdaloid, padu dan pejal; tebal 1 - 10 m.
tertindih secara tidak selaras oleh Formasi
40
79
Lava andesit berwarna kelabu;.bentekstur Tufa kristal, putih; pejal, padat; terdiri dari
porfirit dengan fenokris plagioklas dan kristal anhedron bersusunan felspar, kuarsa
piroksen serta masa dasar, berbutir halus, dan lempung. Felspar dan kuarsa berbutir
Lava basal berwarna kelabu kehitaman, halus; lempung hasil ubahan felspar. Batuan
bertekstur porfirit dangan fenokris plagioklas, telah mengalami ubahan kuat.
piroksen dan horenblenda, serta masa dasar
berbutir halus yang terdiri dari mineral Tufa Rampi tersusun terutama oleh
plagioklas dan piroksin. Kedua jenis lava itu perselingan batupasir tufaan dengan tufa
terpropilitkan dan terubah dengan mineral yang mengandung lapisan tufa kristal, tebal
ubahnya berupa lempung dan kiorit. sampai 5 m. Batuan ini diterobos oleh batuan
granit berumur Miosen Akhir-Plistosen, dan
Breksi, kelabu sampai kelabu kehitman; karena itu diperkirakan berumur Oligosen-
berkomponen batuan andesit, basal dan Miosen Awal; berupa endapan gunungapi
batuapung; menyudut sampai menyudut bawah laut. Sebarannya dari barat desa
tanggung berukuran antra 10- 40 cm; Rampi di bagian barat laut Lembar Malili
perekatnya tufa halus sampai kasar, Padat meluas ke arah barat Lembar Mamuju. Tebal
dan keras. Di beberapa tempat mengalami satuan diperkirakan sekitar 600 m. Satuan ini
proses hidrotermal, hingga termineralisasikan menindih tidak selaras Formasi Latimojong
membentuk endapan pirit dan perak. dan menjemari dengan Batuan Gunungapi
Tineba.
Tufa, putih sampai kelabu; mengandung
mineral hornblenda dan kaca volkanik,
berukuran sampai 0,1 cm. Perlapisan cukup Tmtv BATUAN GUNUNGAPI TINEBA: lava
baik; merupakan perselingan antara tufa andesit horenblenda, basal, Latit kuarsa dan
halus dan tufa kasar; tebal tiap lapisan antara breksi.
5-45 cm. Tebal seluruh lapisan tufa mencapai
10 m. Lava andesit horenblenda, kelabu berbintik
putih; porfiritik dengan fenokris mineral
Batuan gunungapi Lamasi berupa perselingan plagioklas dan hornblenda; berbutir sedang
lava, breksi dan tufa, dengan lava dan breksi masa dasar sangat halus, terdiri dari mineral
merupakan batuan penyusun utamanya. felspar, horenblenda, kaca dan lempung.
Berdasarkan penarikhan pada batuan basal di Horenblenda sebagian terubah menjadi biotit,
daerah Palopo (Sukamto, 1975) dan korelasi sedangkan lempung berupa hasil ubahan
dengan batuan gunungapi di daerah Biru (van plagioklas; pejal dan padat.
Leeuwen, 1979) dan daerah Bantimala
(Sukamto, 1982), satuan ini diperkirakan Lava basal, umumnya mengalami ubahan;
berumur Paleogen. Batuan gunungapi ini kelabu sampai kehitaman berbintik putih
merupakan hasil kegiatan gunungapi bawah berbutir halus yang terdiri dari mineral
laut. Sebarannya mulai dari Palopo, melampar plagioklas, serisit, stibik, kaca dan lempung.
ke utara sampai Sabbang. Tebal satuan
diperkirakan mencapai 500 m. Satuan ini Lava latit kuarsa, kelabu berbintik putih;
menindih secara tak selaras Formasi Toraja pejal; porfiritik dengan fenokris berbutir
dan Formasi Latimojong. sedang; terdiri atas mineral kuarsa, felspar
kalium, plagioklas dan biotit; masa dasar
Batuan gunungapi Lamasi dapat dikorelasikan berbutir halus, terdiri atas mineral felspar,
dengan batuan gunungapi Miosen di Lembar biotit, kiorit, lempung dan serisit; felspar
Majene (Djuri & Sudjatmiko, 1975; Sunarya & kalium dan plagioklas terubah menjadi
Surawinata, 1980). lempung dan serisit; klorit berupa ubahan dan
mineral mafik.
Tmrt TUFA RAMPI: Batupasir Tufaan, tufa Sebaran ke atas berupa lava andesit
ubu dan tufa kristal. horenblenda; basal terubah dan latit kuarsa
sulit diperikan. Batuan gunungapi Tineba
Batupasir tufaan, putih kekuningan; berbutir berupa hasil peleleran batuan gunungapi
halus sampai sedang agak padat, bawah laut yang diduga berumur Oligosen-
mengandung kaca vulkanik, felspar dan Miosen Awal, karena satuan ini diterobos oleh
kuarsa. Perlapisan sejajar disebabkan oleh batuan bersifat granit yang berumur Miosen
perubahan warna susunan batuan. Secara Akhir-Plistosen. Satuan ini menempati
keseluruhan batuan ini berselingan dengan tinggian Tineba, terus melampar ke arah
batupasir tufaan; tebal tiap lapisan antara 10 utara daerah Rampi di bagian baratlaut
- 30 cm. Batuan ini umumnya telah Lembar Malili. Ketebalan satuan
mengalami ubahan.
41
80
80
diperhitungkan dan penampang geologi, Di dalam satuan batuan ini kedudukan granit
diperkirakan tidak kurang dan 500 m. terhadap granodiorit sulit ditentukan, baik ke
arah atas maupun mendatar. Berdasarkan
hasil penarikhan pada retas granit di daerah
QTpmv BATUAN GUNUNGAPI MASAMBA: Palopo, batuan itu berumur 8,10 juta tahun
batuan piroklastika dan lava. (Sukamto, 1975) atau Akhir Miosen. Satuan
ini menempati daerah pegunungan antara
desa Tojambu dan Tondon, yang terletak di
Batuan piroklastika, merupakan rempah
bagian baratdaya Lembar Malili. Satuan
gunungapi bersusunan andesit dan dasit;
batuan ini menerobos Formasi Toraja dan
menunjukkan kemas terbuka.
Formasi Latimojong.
42
83
43
Gabro, sebagai retas di dalam batuan
ultramafik; kelabu berbintik hitam; bersifat MTs BATUAN SERPENTIN: serpentin (pikrit,
padu dan pejat. Batuan ini dikuasai oleh mineral antigorit, sedikit talkurn,
lempung dan magnetit; hitam kehijauan;
bertekstur faneritik dengan susunan mineral permukaan mengkilap; tergeruskan, dengan
plagioklas, olivin, antigorit, serta sedikit cermin sesar dan kekar yang tak beraturan;
magnetit dan serisit. Tebal retas gabro sampai umumnya memperlihatkan persekisan yang
2 m. setempat terlipat, dan dapat
44
Genes kuarsa-biotit tersusun oleh mineral Breksi aneka bahan, coklat kemerahan;
kuarsa, plagioklas dan biotit. padat, terkrsikkan dan termalihkan lemah.
Genes pumpelit-muskovit-yakut, berbutir Komponen terdiri dari batugamping, rijang
halus sampai sedang setempat ditemukan dan argilit; sebagian terdaunkan; berukuran
blastomilonit yang berupa hancuran felspar, sampai 15 cm; bentuk menyudut; masa dasar
muskovit dan kuarsa. Batuan terutama terdiri kalsit. Urat kuarsa dan kalsit memotong
atas plagioklas, kuarsa, muskovit dan breksi ini secara tidak beraturan.
pumpelit; yakut terdapat dalam bentuk 86
granoblas. Secara umum, Komplek Pompangeo
didominasi oleh sekis dan genes. Serpentinit
Pualam (MTmm), kehijauan, kelabu sampai umumnya ditemukan dalam lajur sesar.
kelabu gelap, coklat sampai merah coklat, dan Pualam, kuarsit, batusabak dan filit terdapat
hitam bergaris putih; sangat padat berupa lensa atau perselingan dengan
dengan srkis.Umur satuan ini belum dapat dipastikan,
tetapi diduga tidak lebih tua dari Kapur.
persekisan, tekstur umumnya nematoblas
yang memperlihatkan pengarahan. Persekisan Sebaran satuan batuan ini meliputi daerah
dalam batuan ini didukung oleh adanya Pegunungan Pompangeo, Koro-Ue dan Bakase
pengarahan kalsit hablur yaag tergabung yang terletak di sebelah utara pebukitan
dengan mineral lempung dan mineral kedap Bone-Bone, serta di utara, barat dan selatan
(opak). Batuan terutama tersusun oleh kalsit,
dolomit dan piroksen; mineral lempung dan Danau Poso, di barat desa Mangkutana, dan di
mineral bijih dalam bentuk garis. Wolastonit utara Masamba.
dan apatit terdapat dalam jumlah sangat
kecil. Plagioklas jenis albit mengalami
Pualam terdapat cukup luas di barat
penghabluran ulang dengan piroksen.
Mangkutana yang merupakan lereng timur
Pegunungan Bakase, serta dalam lensa-lensa
Serpentinit (MTsp), kehijauan sampai kecil dengan ketebalan kurang dari satu meter
kehitaman; terdaunkan, menunjukkan kesan sampai beberapa meter sering dijumpai dalam
cermin sesar yang mengkilap pada sekis dan genes. Setempat ditemukan
permukaannya. Setempat mengandung asbes perselingan dengan sekis seperti tersingkap di
dan rodingit. Batuan ini ditemukan dalam Kodina, selatan D. Poso.
lajur sesar dengan ketebalan kurang dari satu
meter sampai beberapa meter, dan dalam
Satuan ini tertindih tak selaras oleh Formasi
lajur sesar besar melebihi ratusan meter. Di
Tomata dan Formasi Bone-Bone; persentuhan
beberapa tempat perdaunan yang telah
tektonik berupa sesar-naik dengan batuan
terlipat (kink banding). Serpentin terdapat di
granit di barat dan batuan ofiolit di sebelah
sebelah utara Masamba, diantara sesar Palu-
Timurnya.
Koro dan sesar naik Masamba.
Kuarsit, putih sampai coklat muda; pejal dan Mendala Geologi Lajur Banggai-Sula
keras; berbutir (granular), terdiri atas mineral
granoblas, senoblas, dengan butiran dan BATUAN SEDIMEN
halus sampai sedang. Batuan sebagian besar
terdini dari kuarsa, jumlahnya sekitar 97%.
Oksida besi bercelah diantara kuarsa,
jumlahnya sekitar 3%. Batuan ditemukan KJml FORMASI MASIKU: batusabak, serpih,
sebagai lensa di dalam batuan malihan; tebal filit, batupasir, batugamping dengan buncah
mencapai 10 cm. gamping rijangan.
Batusabak, kelabu sampai coklat; agak padat Batusabak, kelabu hingga kelabu tua; berlapis
sampai padat, setempat tampak struktur baik, tebal lapisan sampai 5 cm; padat;
perlapisan halus (perarian). belahan berkembang baik.
Filit, coklat muda sampai coklat tua; padat, Serpih, kelabu kehitaman; padat; berlapis
belahan berkembang baik, setempat baik dengan tebal lapisan mencapai 5 cm.
terdaunkan; lensa atau pisahan kuarsa Setempat mengandung lensa tipis batupasir
(quartz segregation) berwarna putih sampai kelabu, berbutir sedang - kasar; padat. Tebal
coklat setebal beberapa mm sampai 1 cm. lensa mencapai 0,5 cm.
45
cm; belahan berkembang baik setempat Konglomerat, berkomponen kuarsit, kuarsa,
mengandung urat kuarsa sampai setebal 1 batugamping terdaunkan; terekat pasir
cm. berlumpur secara kurang padat sampai padat;
membulat tanggung sampai membulat,
Batupasir, kelabu kecoklatan; berbutir halus dengan ukuran sampai 10 cm; tebal lapisan
sampai kasar komponen terdiri dari kuarsa, sampai 40 cm.
mika, felspar dan kepingan batuan; padat;
lapisan cukup baik dengan tebal sampai 10 Napat, kelabu; agak padat; berupa sisipan
cm. dalam serpih dan batupasir dengan ketebalan
sampai 10 cm.
Batugamping, putih kotor, kelabu muda
sampai coklat; berbutir halus; berlapis baik Lignit, kehitaman; kurang padat, sebagai
dengan tebal lapisan mencapai 15 cm; di sisipan dalam serpih di bagian atas satuan;
beberapa tempat mengandung urat-urat tebal sampai 200 m.
kalsit; setempat mengandung buncah rijang.
Ke arah atas serpih dan batupasir lebih
Rijang, coklat kemerahan; berupa lensa dan dominan dibandingkan dengan konglomerat.
buncah berbentuk lonjong dan memanjang.
Tebal mencapai 5 cm; mengandung fosil Kandungan fosil dalam batupasir halus:
mikro. Globigerinoides immaturus LEROY,
Batuan ini terlipat kuat dan tersesarkan; Globigerinoides trilobus REUSS, G. ruber
rekahan dan kekar sangat umum dijumpai. DORBIGNY, G. obliquus BOLLI, Globorotalia
acostacusis BRADY, Globoquadrina altispira
Fosil penunjuk umur tidak ditemukan. Diduga USHMAN & JARVIS, G. dehiscens CHAPMAN,
Formasi Masiku berumur Jura Akhir-Kapur PARR, COLLINS dan Sphacroidinella seminulia
Awal dan diendapkan dalam llngkungan laut SCHWAGER, yang menunjukkan umur Miosen
dalam. Akhir - Pliosen serta lingkungan pengendapan
laut dangkal dan setempat payau.
Satuan ini tersingkap di selatan Kolonodale,
dan meluas ke utara di Lembar Poso. Tebal Sebaran satuan batuan ini meliputi daerah
satuan sekitar 500 m. Diduga satuan ini lembah S. Kadata di antara desa Sombu Limu
menindih selaras Formasi Tetambahu dan dan Koro Lemo, daerah antara desa Tomata
bersentuhan secara tektonik dengan batuan dan Gontara, serta pebukitan antara Bulu
ofiolit dan Formasi Matano. Ponteoa dan Bulu Paangkombe, di bagian
timurlaut daerah Malili.
Sedimen Klastika Pasca Orogenesa Neogen
Tebal satuan ini sekitar 1000 m. Hubungan
antara Formasi Tomata dan Formasi Larona
KELOMPOK MOLASA SULAWESI :
mungkin menjemari. Berdasarkan kesamaan
Kelompok ini terdiri dari batuan klastika
litologi, Formasi Tomata dapat dikorelasikan
kasar, termasuk Formasi Tomata, Formasi
dengan molasa Sulawesi Sarasin dan Sarasin
Bone-bone dan Formasi Larona.
(1901).
46
87
90
Lapisan bergabung umum terdapat, sehingga Batupasir, kelabu sampai coklat; berbutir
lapisan menjadi sangat tebal, mencapai kasar, komponen berupa kepingan batuan,
belasan meter. juga kuarsa dan piroksen; cukup padat;
perlapisan baik, di beberapa tempat
Batupasir, kelabu sampai kecoklatan; padat menunjukkan perlapisan bersusun; tebal tiap
dan keras, kadang - kadang gampingan; lapisan sampai 20 cm.
berbutir halus sampai kasar, setempat
kerikilan; menyudut tanggung sampai Juga terdapat. batupasir hijau, berbutir kasar
membulat tanggung, terpilah baik; kompone dengan komponen hampir seluruhnya terdiri
berupa kepingan batuan malihan, gunungapi, dari rombakan batuan ultramafik, tebal
mika, imineral mafik, dan kuarsa membentuk lapisan antara 3-10 cm; padat dan berlapis
perselingan dengan napal dan lempung baik.
tufaan; tebal lapisan antara 25 cm - 1 m.
Struktur permukaan erosi, kesan beban. dan Lempung, kelabu; berlapis baik, berupa
perlapisan bersusun dalam beberapa lapisan sisipan dalam konglomerat atau dalarn
batupasir secara berangsur beralih ke batupasir; padat, setempat gampingan dan
konglomerat di bawahnya. mengandung fosil Gastropoda, setempat jejak
daun; tebal tiap lapisan sampai 10 cm.
Napal, kelabu tua sampai kelabu muda;
kurang padat, berlapis baik dengan ketebalan Tufa, kelabu; berbutir halus dan kompak;
tiap lapisan antara 1 - 15 cm. berupa sisipan dalam batupasir, ketebalan
mencapai 10 cm.
Lempung tufaan, kelabu kecoklatan sampai
coklat; kurang padat, berlapis baik; setempat Berdasarkan kesamaan litologi dengan
struktur perarian. Tebal tiap lapisan 1 - 20 Formasi Bone-Bone (Tmpb), Formasi Larona
cm, tidak jarang sampai 200 mm. berumur Miosen Akhir-Pliosen. Satuan batuan
ini. diendapkan dalarn lingkungan laut
Bagian bawah formasi terutama terdiri dari dangkal sampai darat. Sebarannya meliputi
perselingan napal, batupasir dan lempung pebukitan di utara S. Waki sampai desa Lerea,
tufaan, sedangkan bagian atas didominasi di bagian selatan Lembar Bungku; tebal
oleh konglomerat dan batupasir sela (litos). sekitar 1000 m; perlipatan lemah yang
Napal mengandung fosil foraminifera kecil menyebabkan sudut kemiringan sampai 350.
diantaranya: Globoquadiin dehiscens Formasi Laorana dan Formasi Tomata
CHAPMAN, PARR, COLLINS, Globorotalia tertindih secara tidak selaras oleh endapan
acostacizsis BLOW dan G. plesiotumida BLOW danau dan aluvium.
& BANNER, yang menunjukkan umur
Miosen STRUKTUR DAN TEKTONIKA
47
92
daerah ini berupa sesar naik, sesar sungkup, Perkembangan tektonik dan sejarah
sesar geser dan sesar turun, yang pengendapan batuan sedimcn di daerah ini
diperkirakan sudah mulai terbentuk sejak tampaknya sangat erat hubungannya dengan
Mesozoikum. Beberapa sesar utama perkembangan Mendala Banggai-Sula yang
tampaknya aktif kembali. Sesar Matano dan sudah terkeratonkan pada akhir Paleozoikum.
sesar Palu-Koro merupakan sesar utama
berarah baratlaut-tenggara, dan menunjukkan Pada Zaman Trias Formasi Tokala diendapkan
gerak mengiri. Diduga kedua sesar itu masih di datam paparan tepi lereng benua. Pada
aktif sampai sekarang (Tjia 1973; Ahmad, akhir Trias terjadi pemekaran pinggiran benua
1975), keduanya bersatu di bagian baratlaut yang kemudian disusul pengendapan Formasi
Lembar. Diduga pula kedua sesar terscbut Batebeta secara selaras di atasnya pada awal
terbentuk sejak Oligosen, dan bersambungan Jura.
dengan sesar Sorong sehingga merupakan
satu sistem sesar transform. Sesar lain yang
Pada Zaman Jura Formasi Nanaka diendapkan
lebih kecil berupa tingkat pertama dan/atau
secara tidak selaras di atas batuan yang lebih
kedua yang terbentuk bersamaan atau setelah
tua, dalam lingkungan darat hingga laut
sesar utama tersebut. Dengan demikian
dangkal. Di bagian neritik luar diendapkan
sesar-sesar ini dapat dinamakan Sistem Sesar
Formasi Tetambahu dan Formasi Masiku pada
Matano-Palu-Koro.
akhir Jura hingga permulaan Kapur. Ketiga
satuan ini terbentuk di pinggiran benua yang
Lipatan yang terdapat di daerah ini dapat saat ini menjadi Mendala Banggai-Sula.
digolongkan dalam lipatan lemah, lipatan Semuanya tersingkap di Lembar Bungku
tertutup dan lipatan tumpang tindih. Pada (Simandjuntak drr., 1981) di sebelah timur
yang pertama kemiringan lapisannya landai lembar ini.
biasanya tidak melebihi 3O yang dapat
digolongkan dalam jenis lipatan terbuka.
Pada Zaman Kapur, dibagian lain dalam
Lipatan ini berkembang dalam batuan yang
cekungan laut dalam di sebelah barat terjadi
berumur Miosen hingga Plistosen; biasanya
pemekaran dasar samudera, dan membentuk
sumbu lipatannya bergelombang dan berarah
kerak samudera yang sebagian menjadi Lajur
baratdaya-timurlaut. Pada yang kedua, baik
Ofiolit Sulawesi Timur.
yang simetris maupun yang tidak, kemiringan
lapisannya antara 500 dan tegak, ada juga
yang terbalik. Lipatan ini biasanya terdapat Pengendapan bahan-bahan pelagos di atas
dalam batuan sedimen Mesozoikum. Sumbu kerak samudera ini berlangsung hingga
lipatan pada umumnya berarah utara-selatan, Zaman Kapur Akhir (Formasi Matano).
mungkin golongan ini terbentuk pada Kala
Oligosen atau lebih tua. Pada Zaman Kapur Akhir, lempeng samudera
yang bergerak ke arah barat menunjam di
Adapun yang ketiga berkembang dalam bawab pinggiran benua dan/atau di daerah
batuan sedimen Mesozoikum, batuan malihan busur gunungapi. Jalur penunjaman ini
dan di beberapa tempat dalam serpentin yang sekarang ditandai oleh batuan bancuh di
terdaunkan. Lipatan dalam batuan sedimen Wasuponda (Simandjuntak, 1980). Di
Mesozoikum berimpit dan/atau memotong cekungan rumpang parit busur di pinggiran
lipatan terdahulu, sehingga ada sumbu lipatan yang aktif di sebelah barat, diendapkan
pertama (f1) yang berimpit dengan yang batuan sedimen jenis flysch, Formasi
kemudian (f2), di samping f1 terpotong oleh Latimojong pada Kapur Atas. Pengendapan
f2. Lipatan kedua (f2) ini diperkirakan batuan ini disusul oleh Formasi Toraja pada
terbentuk pada Miosen Tengah. Kedua lipatan Kala Eosen dan kegiatan gunungapi bawah
ini tampaknya mengalami deformasi lagi laut pada Kala Oligosen (Vulkanik Lamasi)
pada Plio-Plistosen, dan membentuk lipatan yang berlangsung terus hingga Mioscn
fasa ketiga (f3) dengan sumbu lipatan yang (Volkanik Rampi dan Tineba). Satuan batuan
berarah baratlaut-tenggara, sama dengan ini sekarang merupakan bagian dan Mendala
lipatan pada batuan sedimen muda. Jenis Sulawesi Barat.
lipatan ini dalam ukuran megaskopis
berkembang dataran batuan malihan dan Pada Zaman Paleogen pengendapan batuan
serpentin yang terdaunkan. karbonat (Formasi Larca) berlangsung dalam
busur laut yang semakin mendangkal, yang
Kekar terdapat dalam hampir scmua jenis disusul pengendapan Formasi Takaluku pada
batuan dan tampaknya terjadi dalam Kala Miosca Tengah.
beberapa perioda. Pola dan arah kekar ini
sesuai dengan jenisnya, ac; b atau diagonal. Pada Kala Oligoson, sesar Sorong yang
menerus ke sesar Matano dan Palu-Koro mulai
48
93
aktif dalam bentuk sesar transcurrent. Emas tipe sedimenter (placer deposit)
Akibatnya minikontinen Banggai-Sula terdapat di S. Lamasi, daerah Palopo,
bergerak ke arah barat dan memisahkan diri diusahakan oleh penduduk dengan cara
dari benua Australia. mendulang.
Pada Kala Miosen Tengah bagian timur kerak Batubara dan lignit tidak banyak terdapa,
samudera di Mendala Sulawesi Timur berupa lensa-lensa dalam Formasi Toraja dan
menumpang tindih (obducted) platform Formasi Tomata.
Banggai-Sula yang bergerak ke arah barat.
Dalam pada itu, di bagian barat lajur Batugamping pejal terdapat di bagian selatan
penunjaman dan busur luar D. Matano, sebagian sudah dimanfaatkan oleh
tersesarsungkupkan di atas rumpang parit PT. Inco untuk bahan bangunan. Pualam
busur dan busur terdapat di daerah pegunungan Balcase.
gunungapi, dan mengakibatkan ketiga
mendala geologi tersebut saling berhimpitan.
Granit, basal dan andesit terdapat mulai dan
Palopo hingga Sabbang dan Masamba, bisa
Pada Akhir Miosen hingga Pliosen, batuan dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan
kiastika halus sampai kasar Kelompok Molasa pengeras jalan. Pasir dan kerikil terdapat di
Sulawesi (Formasi Tomata, Bone-Bone) daerah aluvium, sangat halus, di utara Teluk
diendapkan dalam lingkungan taut dangkal Bone.
dan terbuka dan sebagian berupa endapan
darat yang bersamaan dengan intrusi yang
PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH
bersifat granit di bagian barat.
49
96
-------,1981, Some Sedimentological Aspects Leeuwen, Th.M. van, 1979, The Geology of
of Mesozoic rocks in Eastern Southeast Sulawesi with Special
Sulawesi : PIT IAGI IX, Yogyakarta. Reference to the Biru Area: CCOP-
IOC/SEATAR, Bandung, July 1979.
Simandjuntak, T.O., 1986, Sedimentology and
Teetontcs of the Collision Complex in
the East Arm of Sulawesi, Unpub. PhD
thesis RHBNC University of London,
374 pp.
50
98
51
umumnya beragama Kristen. Suku Bugis antara S. Ongkaya dan S. Bulu Mbelu, sebelah
umumnya bertempat tinggal di daerah pantai; utara Peg. Verbeek, sekitar daerah Lamona,
mereka berdagang dan mencari ikan. Suku sekitar daerah Bahu Mahoni, sekitar Kampung
Bajoe tinggal Tabo serta di sekitar Bulu Talowa. Batuan
penyusun pebukitan ini ialah batuan sedimen
di pantai sebagai nelayan. Suku Bugis dan dan Formasi Tomata.
Bajoe umumnya beragama Islam, Penduduk
Morfologi kras, memiliki ketinggian antara 400 100
di daerah pemetaan sangat jarang, dengan
kepadatan kurang dan 5 jiwa setiap km2. dan 800 m di atas muka laut, dicirikan oleh
adanya pebukitan kasar, sungai bawah tanah
dan dolina. Pebukitan kras meliputi daerah S.
Musim hujan di daerah ini berlangsung antara
Ongkaya, S. Tetambahu,
Mei - Oktober, dan musim kemarau antara
Nopember - April. Curah hujan rata-rata
sekitar 3000 mm/tahun. antara S. Bahu Mbelu dan S, Wata, antara S.
Ambuno ke arah tenggara sampai sekitar G.
Wahombaja, serta daerah pebukitan selatan
Daerah pegunungan umumnya masih tertutup
membentang dan Peg. Wawoombu di barat
hutan tropika. Daerah pebukitan
sampai Peg. Lalompa di timur. Daerah
menggelombang banyak yang tertutup oleh
pebukitan kras ditempati oleh batuan
alang-alang dan semak belukar, akibat
karbonat dan Formasi-formasi Tokala, Matano
perladangan yang berpindah-pindah.
dan Salodik.
Sedangkan daerah pantai umumnya
ditumbuhi oleh bakau. Ular besar dan kecil,
babi hutan, babi rusa, rusa serta anoa masih Morfologi Pegunungan, umumnya ditempati
terdapat di daerah ini. Anoa yang. hanya oleh batuan ultramafik, berketinggian lebih
terdapat di Sulawesi termasuk fauna yang dan 700 m di atas muka laut. Daerah
dilindungi. pegunungan ini menempati lebih dan separoh
daerah Lembar, yakni pegunungan sekitar
punggungan pemisah air Bulu Karoni yang ke
Lalulintas udara secara teratur terdapat
arah baratlaut-tenggara, serta punggungan
antara Ujungpandang dan Soroako serta
pemisah air Wawoombu yang arahnya
Ujungpandang dan Kendari. Selanjutnya
baratdaya-timurlaut. Puncak-puncaknya
dapat diteruskan dengan kendaraan darat dan
antara lain Bulu Lampesu (1068) dan Bulu
perahu bermotor langsung ke daerah
Karoni (1422).
pemetaan.
52
dengan sisipan batupasir sela, diduga Aluvium berupa endapan sungai, rawa, danau
berumur Trias - Jura Awal. Formasi Tokala dan pantai; diperkirakan berumur Plistosen -
ditindih secara selaras oleh Formasi Nanaka Holosen. Sebarannya terdapat di sepanjang
(Jn) yang terdiri atas konglomerat, batupasir tepi danau dan pantai timur Lembar Bungku.
kuarsa mikaan, serpih dan lensa batubara
yang diperkirakan berumur Jura Akhir.
Formasi Masiku (KJn) terdiri dari batusabak,
filit, batupasir, batugamping, berumur Jura
BATUAN SEDIMEN
Akhir - Kapur Awal. Formasi Salodik (Tems)
diendapkan pada Eosen Akhir - Miosen Awal
terdiri atas kalsilutit, batugamping pasiran Mendala Banggai- Sula
dan batupasir.
TRJt FORMASI TOKALA : perselingan
Mendala Sulawesi Timur meliputi Kompleks batugamping klastika, batupasir sela, wake,
Ultramafik (Ku) yang sampai saat ini umumya serpih, napal dan lempung pasiran dengan
masih dianggap yang paling tua. Batuannya sisipan argilit.
terdiri dari harzburgit, lherzolit, wehrlit,
websterlit, serpentinit, dunit dan gabro. Batugamping klastika, berwarna kelabu muda,
Secara tektonik Kompleks Ultramafik kelabu sampai merah jambu, berbutir halus,
menindih satuan batuan yang berumur sangat padu, serta memiliki perlapisan yang
Mesozoikum, baik dari Mendala Banggai-Sula baik, dengan kekar yang diisi urat kalsit putih
ataupun Mendala Sulawesi Timur. Formasi kotor. Umumnya telah mengalami pelipatan
Matano (Km) terdiri atas kalsilutit hablur kuat; tidak jarang ditemukan sinklin dan
bersisipan napal, serpih dan rijang diduga antiklin, serta lapisan yang hampir tegak
berumur Kapur Akhir. Formasi Matano secara (melebihi 80o). Setempat terdaunkan.
tak selaras tertindih oleh Formasi Tomata
(Tmpt) yang terdiri dari atas batupasir, Batupasir sela, berukuran halus sampai kasar,
lempung, tuf, dan konglomerat dengan sisipan berwarna kelabu kehijauan sampai merah
lignit, yang diperkirakan berumur Miosen kecoklatan terakat lempung dan oksida besi
Akhir - Pliosen. Di beberapa tempat terdapat lunak, setempat padat, mengandung sedikit
aluvium (Qa) yang menindih secara tak kuarsa, berlapis baik.
selaras Formasi Tomata. Aluvium berupa
endapan sungai, pantai rawa dan danau,
terdiri dari atas kerikil, kerakal, pasir lempung Wake, berwarna kelabu kehijauan sampai
dan sisa tumbuhan. Endapan muda tersebut kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar,
diduga berumur Plistosen - Holosen. terekat lempung. Perlapisan berkisar dari
tidak jelas sampai baik. Di beberapa tempat
tampak perlapisan bensusun; tebal lapisan
Perian Satuan Peta mencapai 50 cm.
53
103
Satuan batuan ini berketebalan melebihi 1000 sisipan batupasir, berwarna kelabu, berbutir
m, secara selaras tertindih Formasi Nanaka kasar, padat. Tebal lensa sampai 0,5 cm.
dan secara tektonik bersentuhan dengan
batuan ultramafik. Filit, berwarna kelabu tua, berbutir halus,
padat, berlapis baik, perdaunan Sebagai ciri
khusus, setempat berurat kuarsa sampai 1
Jn FORMASI NANAKA : konglomerat, cm, yang sejajar arah perdaunan; tebal filit
batupasir mikaan, serpih dan lensa batubam. mencapai 5 cm.
Formasi Nanaka menyebar di daerah selatan terdapat dekat Kampung Masiku di Peg.
Desa Sawaitole; dibatasi Sesar Matano dan Wawoombo.
bersentuhan tektonik dengan batuan
ultramafik. Tebal satuan sekitar 500 m. Formasi Masiku
tertindih secara selaras oleh Formasi Matano.
Tebal seluruh lapisan sulit ditentukan; tetapi
di P. Banggai dan Sula dapat mencapai 2000 Tems FORMASI SALODIK : kalsilutit,
m (Sukamto, 1975b). batugamping pasiran, napal, batupasir dan
rijang.
JKm FORMASI MASIKU : batusabak, serpih, Kalsilutit, berwarna putih kelabu sampai
flit, batupasir, batugamping dengan buncak kelabu, berbutir halus, padat, perlapisan baik,
rijang. dengan tebal tiap lapisan antara 10 dan 30
cm.
Batusabak, berwarna kelabu sampai coklat
kehitaman, berlapis baik, padat. Tebal tiap Batugamping pasiran, berwarna kelabu
lapisannya sampai 5 cm. kecoklatan, berbutir halus sampai sedang;
padat; berlapis baik, dengan tebal tiap lapisan
Serpih, berwarna kelabu kehitaman, berlapis sampai 20 cm.
baik, padat. Tebal tiap lapisannya mencapai 5
cm. Setempat ditemukan lensa tipis dan
54
Napal, berwarna kuning kecoklatan; berlapis dan napal. Tebal sisipan sampai 10 cm,
baik, dengan tebal tiap lapisan sampai 15 cm. berwarna merah sampai coklat kemerahan.
Rijang, berwarna kecoklatan sampai Sebaran satuan meliputi daerah antara hulu
kemerahan; berupa lensa atau sisipan dalam S. Ongkaya dan Peg. Verbeek, Peg.
batugamping kalsilutit; tebal tiap lapisan Wawoombu dan Bulu Warungkelewatu, di
sampai 7 cm. bagian utara dan selatan Lembar. Tebalnya
sekitar 550 m. Formasi Matano tertindih
Berdasarkan kandungan fosil Globorotalia secara selaras oleh Formasi Salodik. Di
spp., Globigerina sp., Chilogueinbelina sp., beberapa tempat persentuhan tektonik
Discocyclina spp., Nummulites sp., Operculina dengan batuan ultramafik; hubungan dengan
sp., Globigerinoides altiapertura BOLLI, batuan sedimen yang lebih tua tidak jelas.
Globigerinoides trilobus (REUSS), Koolhoven (1932) menyebutnya lapisan
Globigerinoides immaturus LE ROY, Matano Atas.
Gbobigerinoides sacculiferus (BRADY),
Globigerina Spp., Globorotalia sp., Tmpt FORMASI TOMATA : perselingan
Praeorbulina sp., Lepidocyclina sp., dan batupasir konglomerat, batulempung dan tuf
Spiroclypeus sp.; dan napal Gboboquadrina dengan sisipan lignit.
altispira (CUSHMAN & JARVIS),
Sphaeroidinellopsis seminulina (SCHWAGER), Batupasir, berwarna kelabu kuning
Gbobigerinoides immaturus LE ROY, kecoklatan, kelabu sampai coklat, berbutir
Globigerinoides altiaperturus BOLLI, halus sampai kasar kerikilan, berlapis baik, di
Globigerinoides trilobus REUSS), Globigerina beberapa tempat terdapat lapisan bersusun
binaensis KOCH, Gbobigerina sp. dan tebal lapisan mencapai 30 cm, kurang padat
Globigerinita sp. (Budiman, 1980; hubungan sampai padat, komponen kepingan batuan,
tertulis), di dalam batugamping kalsilutit, kuarsa dan mineral hitam; setempat
Formasi Salodik diduga berumur Eosen Akhir - gampingan. Juga ditemukan batupasir hijau
Miosen Awal; lingkungan pengendapannya berbutir kasar, hampir seluruhnya terdiri dari
diperkirakan laut dangkal dan terbuka. batuan ultramafik.
55
107
Lignit, berwarna kelabu kehitaman; kurang pelengkungan pada kembaran polisintesis dan
padat; berupa sisipan dalam batulempung pada mineral piroksen.
dengan tebal sampai 200 cm.
Werhlit berwarna kehitaman, pejal dan padat,
Batupasir halus mengandung fosil: Bolivia sp., berbutir halus sampai kasar, alotriomoif.
Pullenia sp., Robulus sp., Globigerinoides Batuan terutama terdiri atas olivin, dan
trilobus (REUSS), Globigerinoides immaturus kadang-kadang piroksen klino. Mineral olivin,
LB ROY, Globigerinoides ruber (D ORB IGNY), dan piroksen hampir seluruhnya
Globigerinoides obliquus BOLLI, Globorotalia memperlihatkan retakan dalam jalur
menardil (DORBIGNY), Globorotalia memanjang yang umumnya terisi serpentin
acostaensis BLOW, Globoquadrina altispira dan talkum, strukturnya menyerupai jala.
(CUSHMAN & JARVI S), Sphaeroidinella Gejala deformasi telah terjadi dalam batuan
seminulina SCHWAGER, Globorotalia ini dengan diperlihatkannya penyimpangan
plesiotumida BLOW & BANNER, dan dan pelengkungan kembaran yang dijumpai
Hastigerma aequilaterabis (BRADY); pada mineral piroksen klino. Setempat
menunjukkan umur Miosen Awal hingga mineral olivin selain terubah jadi
Pliosen; lingkungan pengendapannya laut serpentin dan talkum, juga jadi igningsit
dangkal, setempat payau. coklat kemerahan.
Satuan ini di bagian atas lebih dikuasai oleh Websterit, berwarna hijau kehitaman, padat
batuan klastika kasar, di bagian bawah dan pejal. Terutama tersusun oleh mineral
dikuasai oleh klastika halus. Sebarannya olivin dan piroksen klino, berukuran halus
meliputi daerah selatan Desa Tanoa, Bahu sampai sedang, serta hampir seluruh
Mbelu dan dekat Desa Sawogi, Lamona, Bahu kristalnya berbentuk anhedron. Serpentin
Mahoni, sepanjang S. Bahodopi, dan daerah hasil ubahan olivin dan piroksen terutama
sebelah barat Bulu Warungkelewatu. Tebal mengisi rekahan kristal tembah, dan
satuan sekitar 1000 m. Ciri litologi satuan membentuk struktur jala. Batuan mengalami
sama dengan Molasa Sulawesi Sarasin dan penggerusan, hingga setempat terdapat
Sarasin (1901). Nama Formasi Tomata pemilonitan dalam ukuran sangat halus dan
105
berasal dari Desa Tomata (Lembar Malili) memperlihatkan struktur kataklastik. Klorit,
tempat diketemukannya singkapan yang baik. zoisit dan mineral gelap, terdapat terutama
pada lajur milonit, kecuali itu mineral ini
terdapat pula di seluruh bagian batuan.
BATUAN BEKU
Serpentinit, berwarna kelabu tua sampai hijau
kehitaman, pejal dan padat. Mineral
Ku KOMPLEKS ULTRAMAFIK : harzburgit, penyusunnya terdiri dari antigont, lempung
lherzolit, wehrlit, websterit, serpentinit, dunit, dan magnetit, berbutir halus, dengan retakan
diabas dan gabro. tidak teratur, yang umumnya terisi magnetit
hitam kedap. Mineral lempung berwarna
kelabu, sangat halus, berkelompok pada
Harzburgit, berwana hijau sampai kehitaman,
beberapa tempat. Batuan ini umumnya
padat dan pejal setempat ada perhaluan
memperlihatkan struktur kekar dan cermin
mineral; tersusun dan mineral halus sampai
sesar (slickenside) yang dapat dilihat dengan
kasar, terdiri atas olivin (sekitar 55%), dan
mata telanjang.
piroksen (sekitar 35%), serta mineral
serpentin sebagai hasil ubahan piroksen dan
olivin (sekitar 10%). Setempat dijumpai Diabas, berwarna kelabu, kelabu kehijauan
blastomilonit dan porfiroblas dengan megakris sampai hitam kehijauan, padat dan pejal,
piroksen yang tumbuh dengan massadasar berbutir halus sampai sedang, setempat
minolit. hablur penuh. Mineral penyusunnya terdiri
atas plagioklas, ortoklas, piroksen dan bijih,
Lherzolit, berwarna hijau kehitaman, pejal dan jenis plagioklasnya labradorit. Di beberapa
padat, berbutir sedang sampai kasar tempat batuan terubah kuat.
hipidiomorf. Di beberapa tempat terdapat
tekstur ofit dan poikilitik. Batuan terutama Dunit, berbutir halus sampai kasar, berwarna
terdiri dari mosaik olivin dan piroksen-klino kehijauan, kelabu kehijauan sampai
atau piroksenorto; yakut dan epidot kehitaman, pejal dan padat. Setempat tampak
merupakan mineral ikutan. porfiroblastik. Susunan mineral terdiri atas
olivin (sekitar 90%), piroksen, plagiokias, dan
bijih; mineral ubahan terdiri dari serpentin,
Nampaknya batuan ini telah mengalami gejala
talkum, dan klorit, masing-masing hasil
penggerusan yang dicirikan oleh
ubahan olivin dan piroksen. Di beberapa
56
tempat batuan terubah kuat; memperlihatkan Timur dan Mendala Banggai-Sula. Sumbu
struktur sarang, bank-bank, bentuk sisa, dan lipatannya berarah baratlaut-tenggara.
bentuk semu dengan
Kekar terdapat dalam hampir semua satuan
serpentin dan talkum sebagai mineral batuan, tetapi terutama dalam batuan beku
pengganti. dan batuan sedimen Mesozoikum. Terjadinya
mungkin dalam beberapa perioda,
sejalan
Gabro, berbintik hitam, berbutir Sedang
sampai kasar, padat dan pejal. Mineral
penyusunnya terdiri atas plagioklas, dan olivin dengan perkembangan tektonik di daerah ini.
jenis plagioklas yakni labradorit-bitaonit.
Sebagian olivin terubah jadi antigorit, dan Sejarah pengendapan batuan sedimen dan
bijih, plagioklas jadi serisit. Batuan ini perkembangan tektonik di Lembar Bungku
ditemukan berupa retas menerobos batuan diduga sangat erat hubungannya dengan
ulatramafik. perkembangan Mendala Banggai-Sula yang
sudah terkratonkan pada akhir Paleozoikum.
STRUKTUR DAN TEKTONIKA Pada Zaman Trias, terjadi pengendapan
Formasi Tokala yang berlangsung sampai Jura
Awal.
Struktur utama di daerah ini berupa sesar dan
lipatan. Sesar meliputi sesar turun, sesar
geser, sesar naik dan sesar sungkup. Kemudian pada Jura Akhir menyusul
Penyesaran diduga berlangsung sejak pengendapan Formasi Nanaka secara selaras
Mesozoikum. Sesar Matano merupakan sesar di atasnya. Pada Eosen Akhir-Miosen Awal,
utama dengan arah baratlaut-tenggara. Sesar Formasi Salodik diendapkan secara tidak
ini menunjukkan gerakan mengiri, diduga selaras di atasnya; lingkungannya laut
bersambung dengan Sesar Sorong. Keduanya dangkal sampai darat. Ketiga satuan ini
merupakan satu sistem sesar jurus yang terbentuk di tepian benua yang saat ini
mungkin telah terbentuk sejak Oligosen. berupa Mendala Banggai - Sula.
Kelanjutannya diperkirakan pada Sesar Palu-
Koro yang juga menunjukkan gerakan mengiri Di bagian lain, dalam cekungan laut-dalam di
(di luar Lembar Bungku; diperkirakan masih barat Banggai-Sula, pada Zaman Jura
aktif). terendapkan bahan pelagos Formasi Masiku.
Pengendapan ini terus berlangsung hingga
Sesar yang lain di daerah ini lebih kecil dan awal Zaman Kapur. Formasi Matano secara
merupakan sesar tingkat kedua atau mungkin selaras terendapkan di atas Formasi Masiku.
tingkat ketiga. Kedua satuan ini terendapkan di laut dalam.
Lipatan yang terdapat di Lembar ini tergolong Pada Zaman Paleogen Akhir pengendapan
lipatan terbuka, tertutup, dan pergentengan. batuan karbonat Formasi Salodik berlangsung
dalam busur luar yang semakin mendangkal.
Proses ini berlangsung sampai awal Kala
1. Lipatan terbuka berupa lipatan lemah yang
Miosen.
mengakibatkan kemiringan lapisan tidak
melebihi 35. Lipatan ini terdapat dalam
batuan yang berumur Miosen hingga Pada Kala Oligosen, Sesar Sorong yang
Plistosen. Biasanya sumbu lipatannya menerus ke Sesar Matano dan Palu-Koro
menggelombang dan berarah barat-timur mulai aktif dalam bentuk sesarjurus
sampai baratlaut-tenggara. mendatar, sehingga benua mini Banggai-Sula
bergerak ke arah barat dan memisahkan diri
dan Benua Australia.
2. Lipatan tertutup berupa lipatan sedang
sampai kuat yang mengakibatkan
kemiringan lapisan dan 50 sampai tegak. Pada Kala Miosen Tengah, bagian timur kerak
Setempat, lapisan itu hingga terbalik. samudra di Mendala Sulawesi Timur
Lipatan ini terdapat dalam batuan menumpang tindih (obducted) benua mini
sedimen Mesozoikum, dengan sumbu Banggai - Sula yang bergerak ke arah barat
lipatan yang umunmya berarah baratlaut- lajur penunjaman dan busur luar
tenggara. Diduga, lipatan ini terbentuk tersungkupkan (overthrusted) di atas
pada Oligosen atau lebih tua. rumpang parit busur gunungapi, yang
mengakibatkan ketiga mendala geologi
tersebut saling berdempetan.
3. Lipatan pergentengan (superimposed
fold) terdapat dalam satuan batuan
Mesozoikum, pada Mendala Sulawesi
57
Pada akhir Miosen hingga Pliosen batuan sehingga sebagai bahan bangunan
klastika halus sampai kasar dan bagian bawah batugamping ini memiliki prospek cukup baik.
Formasi Tomata mulai terendapkan dalam
lingkungan laut-dangkal dan terbuka. Batuan beku terdiri atas batuan ultramafik,
gabro dan diorit; terdapat di sekitar D. Towuti
Pada Kala Pliosen keseluruhan daerah dan bagian tengah Lembar. Batuan ini bersifat
mengalami orogenesa yang dibarengi oleh pejal dan padat, sehingga dapat digunakan
lipatan dan sesar bongkah, mengakibatkan sebagai bahan pengeras jalan dan balian
terbentuknya cekungan kecil dan dangkal. bangunan.
Batuan klastika kasar dan bagian atas Formasi 110
Tomata terendapkan di dalamnya, kemudian Pasir dan kerikil merupakan bahan baku untuk
seluruh daerah terangkat. pembuatan jalan dan bahan bangunan. Di
daerah ini ditemukan sebagai endapan pantai
Pada bagian tertentu, endapan aluvium, yang terletak antara Tanjung Lingkobu dan
danau, sungai dan pantai berlangsung terus Tanjung Lalompa; dan dalam satuan batuan
hingga sekarang. dan Formasi Tomata, di sekitar Bulu Talowa,
hulu S. Ongkaya dan S. Bahu Mbelu, di bagian
SUMBERDAYA MINERAL tenggara dan utara Lembar.
58
August, 1975 : Indonesian
Association of Geologists.
59