GEOLOGI REGIONAL
Watampone Bagian Barat, Sulawesi yang disusun oleh Rab Sukamto dan S.
baris pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada arah utara-baratlaut dan
hampir setengah luas daerah, melebar di bagian selatan (50km) dan menyempit di
yang dibentuk oleh batuan Pra-Tersier. Pegunungan ini di baratdaya dibatasi oleh
puncaknya rata-rata setinggi 700 m, dan yang tertinggi 787 m. Juga pegunungan
6
7
ini sebagian besar berbatuan gunungapi. Bagian selatanya selebar 20 km dan lebih
kebawah batas antara lembah Walanae dan dataran Bone. Bagian utara
Batasnya di timurlaut adalah dataran bone yang sangat luas, yang menempati
utara selebar 35 km, tetapi di bagian selatan hanya 10 km. Di tengah terdapat
sungai Walanae yang mengalir ke Utara. Bagian selatan berupa perbukitan rendah
dan dibagain utara terdapat dataran aluvium yang sangat luas mengelilingi D.
Tempe.
Kelompok batuan tua yang umurnya belum diketahui terdiri dari batuan
dan mendaun, dan sentuhanya dengan formasi sekitarnya berupa sesar atau
Kapur. Batuan tua ini tertindih tak selaras oleh endapan flysch Formasi
Balangbaru dan Formasi Marada yang tebalnya lebih 2000 m dan berumur Kapur
Akhir. Kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu dengan bukti adanya sisipan
lingkungan laut, menindih tak selaras batuan flysch yang berumur kapur akhir.
Batuan sedimen Formasi Malawa yang sebagian besar dicirikan oleh endapan
darat dengan sisipan batubara, menindih tak selaras batuan gunung api Paleosen
dan batuan flysch kapur Akhir. Ke atas Formasi Malawa ini secara berangsur
beralih ke endapan karbonat Formasi Tonasa yang terbentuk secara menerus dari
Eosen Awal sampai bagian bawah Miosen Tengah. Tebal Formasi Tonasa lebih
kurang 3000 m, dan melampar cukup luas mengalasi batuan gunung api Miosen
Tengah di barat. Sedimen klastika Formasi Salo Kalupang yang Eosen sampai
Oligosen bersisipan batu gamping dan mengalasi batuan gunung api Kalamiseng
berbatuan gunung api. Di pengunungan yang timur, batuan itu diduga berumur
Miosen Awal bagian atas yang membentuk Batuan Gunung api Kalamiseng. Di
lereng timur bagian utara pengunungan yang barat, terdapat Batuan Gunung api
Soppeng yang diduga juga berumur Miosen Awal. Batuan sedimen berumur
Miosen Tengah sampai Pliosen Awal berselignan dengan batuan gunung api yang
Formasi Camba yang tebalnya sekitar 5000 m. sebagian besar pegunungan yang
barat terbentuk dari Formasi Camba ini yang menindih tak selaras Formasi
Tonasa.
dengan bagian atas Formasi Camba. Kegiatan gunungapi selama Miosen Akhir
sampai Pliose Awal merupakan sumber bahan bagi Formasi Walanae. Kegiatan
menghasilkan batuan gunungapi Parepare, (4, 25-4, 95 juta tahun) dan baturape-
Terobosan batuan beku yang terjadi di daerah ini semuanya berkaitan erat
dengan kegiatan gunungapi tersebut. Bentuknya berupa stok, sil dan retas,
bersusunan beraneka dari basal, andesit, trakit, diorit dan granodiorit, dan berumur
daerah ini, dan juga tidak ada kegiatan gunungapi. Endapan undak di utara
Pangkajene dan di beberapa tempat di tepi Sungai walanae, rupanya terjadi selama
Pliosen, Endapan Holosen yang luas berupa aluvium terdapat di sekitar D. Tempe,
Gambar 2.1 Peta Geologi Sulawesi bagian Barat dan Selatan ( After
Sukamto,1975;Sukamto, 1982, Sukamto dan Supriatna, 1982;
Djuri & Sujatmiko,1974)
Batuan tua yang tersingkap di daerah ini adalah sedimen flysch Formasi
endapan lereng bawah laut, ketika kegiatan magma sudah mulai pada waktu itu.
Kegiatan magma berkembang menjadi suatu gunung api pada waktu kira-kira 63
menerus ke Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai melalui sinjai di pesisir
Timur. Lembah ini memisahkan batuan berumur Eosen , yaitu sedimen klastika
Formasi Salo Kalupang disebelah Timur dari sedimen Karbonat Formasi Tonasa
disebelah Baratnya. Rupanya pada Kala Eosen daerah sebelah Barat Lembah
Walanae merupakan paparan laut dangkal dan sebelah timurnya merupakan suatu
Paparan Laut dangkal Eosen meluas hampir ke seleruh lembar peta , yang
buktinya ditunjukkan oleh sebaran Formasi Tonasa di sebelah barat Birru, sebelah
Timur Maros dan sekitar Takalar. Endapan paparan berkembang selama Eosen
rupanya berhenti pada akhir Oligosen, dan diikuti oleh kegiatan gunungapi yang
besar berlangsung sejak awal Miosen Tengah, dan menurun perlahan selama
terjadi secara luas disebelah Baratnya dan mungkin secara lokal di sebelah
12
timurnya. Peristiwa ini terjadi selama Miosen Tengah sampai Pliosen. Semula
magma pada akhir Plistosen, diikuti oleh suatu tektonik yang menghasilkan sesar-
dekstral daripada batuan alas di bawah Lembar Walanae. Sejak Kala Pliosen
pesisir barat ujung Lengan Sulawesi Selatan ini merupakan dataran stabil, yang
0 TELUK GORONTALO
º
LAT
E
S
2 BANGGAI
º
KEP. SULA
SULAWESI TELUK TOLO
MAKAS
SAR
4
LUK
BONE
º
E
T
6
º
LAUT FLORES
8
0 100 km
º