0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut merangkum hasil penyelidikan awal endapan batubara di daerah Pattappa, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Lokasi penyelidikan terletak pada koordinat tertentu dan memiliki litologi berupa batuan klastik dan vulkanik usia Eosen hingga Miosen, serta endapan Kuarter. Telah ditemukan 16 singkapan batubara dengan ketebalan 0,4-2 meter yang memiliki kualitas lignit hingga bituminus. S
Dokumen tersebut merangkum hasil penyelidikan awal endapan batubara di daerah Pattappa, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Lokasi penyelidikan terletak pada koordinat tertentu dan memiliki litologi berupa batuan klastik dan vulkanik usia Eosen hingga Miosen, serta endapan Kuarter. Telah ditemukan 16 singkapan batubara dengan ketebalan 0,4-2 meter yang memiliki kualitas lignit hingga bituminus. S
Dokumen tersebut merangkum hasil penyelidikan awal endapan batubara di daerah Pattappa, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Lokasi penyelidikan terletak pada koordinat tertentu dan memiliki litologi berupa batuan klastik dan vulkanik usia Eosen hingga Miosen, serta endapan Kuarter. Telah ditemukan 16 singkapan batubara dengan ketebalan 0,4-2 meter yang memiliki kualitas lignit hingga bituminus. S
Daerah penyelidikan batubara terletak di daerah Pattappa dan sekitarnya,
Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis terletak pada koordinat : 04o30’00” - 04o45'00” LS dan 119o30'00” - 119o45'00” BT. Batubara di daerah penyelidikan ditemukan di Formasi Malawa yang berumur Eosen Awal dengan arah sebaran hampir utara - selatan dan sebagian besar terletak di daerah Pattapa dan sekitarnya. Kegiatan yang dilakukan berupa pemetaan geologi sebaran batubara dan selama kegiatan tersebut berlangsung telah ditemukan sebanyak 16 singkapan batubara. Berdasarkan hasil rekonstruksi dilapangan ditemukan 2 lapisan (seam) batubara yang memiliki ketebalan batubara bervariasi antara 0,40 – 2,00 meter. Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa batubara daerah penyelidikan mempunyai nilai kalori antara 4.149 kal/gr – 7730 kal/gr, kandungan abu 7,61% - 37,81%, kandungan sulfur 1,14% - 4,74% dan kandungan air total 4,27% - 21,81%. Hasil analisis petrografi menunjukkan kisaran nilai reflektan (%Rvmax) antara 029% - 0,44%. Berdasarkan analisis proksimat dapat diketahui bahwa kualitas batubara didaerah penyelidikan termasuk kategori lignit hingga bituminus, sedangkan berdasarkan analisis petrografi menunjukkan katagori peringkat rendah sampai peringkat sedang. Hasil perhitungan sumberdaya batubara sampai kedalaman 100 meter dalam klasifikasi hipotetik sebesar 5.165.814 ton.
PENDAHULUAN (Sukamto, 1992). Secara fisiografi
Lokasi Penyelidikan dicirikan oleh pedataran dan perbukitan Secara administratif daerah bergelombang rendah dan terjal. penyelidikan terletak disekitar Daerah Berdasarkan tatanan tektonik geologi Pattappa, masuk ke dalam Kecamatan merupakan bagian dari Cekungan Pujananting, Kabupaten Barru, Provinsi Sengkang, terletak pada mandala Sulawesi Selatan. Secara geografis, Sulawesi Bagian Barat, yang terbentuk daerah penyelidikan terletak pada akibat dari tumbukan Lempeng Eurasia Koordinat 04o30’00” - 04o45'00” LS dan dan Kepingan Kontinen mikro yang 119o30'00” - 119o45'00” BT (Gambar 1). lepas dari Lempeng India-Australia. Cekungan Sengkang dibatasi oleh Geologi Umum Tinggian Latimojong di Utara, Selat Daerah penyelidikan masuk Makasar di barat dan Selat Bone di dalam peta geologi Lembar Pangkajene tenggara. Secara umum, Cekungan dan Watampone Bagian Barat Sengkang dipisahkan menjadi dua
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 1
bagian (bagian barat dan timur) oleh yang menghasilkan batuan terobosan adanya sistem sesar besar Walanea berupa batuan intrusi basal, trakit dan yang berarah utara baratlaut - selatan diorit. Kemudian pada Miosen Tengah, tenggara. Daerah penyelidikan secara tidak selaras diendapkan merupakan bagian dari Cekungan Formasi Camba yang tebalnya sekitar Sengkang bagian barat (Gambar 2). 5000 m. Selanjutnya diendapkan Stratigrafi regional dapat sedimen klastika dengan bioherm dikelompokkan dari yang tertua sampai batugamping koral tumbuh di beberapa termuda sebagai berikut : tempat dari Formasi Walanae dengan Batuan tertua daerah ini adalah formasi ketebalan sekitar 4500 m, berumur Mio- berumur Trias sampai Jura, terdiri dari Pliosen, yang mana pada Pliosen batuan ultra basa, batuan malihan dan tersebut terjadi pula kegiatan endapan komplek melange yang dikenal dengan dari Gunungapi Pare-pare dan nama Komplek Tektonik Bantimala. Baturape-Cindako. Terakhir pada Selanjutnya ditindih berdasarkan kontak Kwarter diendapkan endapan undak sesar maupun ketidakselarasan oleh yang berumur Pliosen dan endapan Formasi Balangbaru berumur Kapur aluvium Holosen. berupa endapan batuan sedimen flysch Cekungan Sengkang terbelah dan Formasi Marada dengan ketebalan menjadi dua bagian, yaitu bagian barat lebih dari 2000 m. dan timur, hal ini disebabkan oleh Selanjutnya secara tidak selaras adanya suatu sistem sesar besar yang diendapkan batuan sedimen Formasi membagi Sulawesi Selatan menjadi dua Malawa berupa endapan darat dengan bagian, yang berarah utara baratlaut - sisipan batubara, berumur Eosen Awal, selatan tenggara pada zona sesar sedangkan ditempat lain juga Walanae yang di ikuti oleh pembentukan diendapkan batuan sedimen klastika cekungan busur muka dan dari Formasi Salokalumpang yang pengendapan sin-orogenik pada berumur Eosen sampai Oligosen. Neogen Akhir. Sesar utama ini Kemudian diatas Formasi Malawa berpengaruh terhadap pengendapan diendapkan secara selaras dan selama Miosen Tengah sampai Kuarter. berangsur Formasi Tonasa yang Sesar utama berarah utara - berumur Eosen Tengah sampai Miosen baratlaut terjadi sejak Miosen tengah Awal dengan ketebalan sekitar 3000 m. sampai Pliosen. Perlipatan besar yang Selanjutnya terjadi kegiatan gunung api berarah hampir sejajar dengan sesar Sopeng dan Kalamiseng yang berumur utama diperkirakan terbentuk Moisen Tengah. Begitu pula pada saat sehubungan dengan tekanan mendatar itu dibarengi dengan kegiatan tektonik berarah timur - barat pada akhir Pliosen.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 2
Tekanan ini mengakibatkan adanya sesar sungkup yang menyesarkan batuan Pra-Kapur Akhir ke atas batuan Tersier di daerah Bantimala.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 3
HASIL PENYELIDIKAN. sekitar 50% daerah penyelidikan, terletak Daerah penyelidikan sebagian di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri besar tersusun oleh batuan berumur dari endapan batuan sedimen batuan Tersier, terdiri dari batuan klastik kasar serpih konglomeratan dari Formasi dan batuan vulkanik berumur Eosen- Malawa, Tonasa, Camba dan batuan Miosen, endapan Kuarter, berupa volkanik. Mempunyai rata-rata ketinggian endapan undak dan aluvial dan batuan sekitar 30 - 450 meter dari permukaan Pra-Tersier. Peta geologi berikut satuan laut. batuan yang menyusun daerah Satuan morfologi perbukitan terjal, penyelidikan dapat dilihat pada Gambar 3. umumnya terdapat pada bagian selatan dan timur, yang menyebar tidak merata, Geologi Daerah Penyelidikan, menempati sekitar 20% daerah Geomorfologi di daerah penyelidikan, terletak di sekitar lereng penyelidikan dapat di kelompokkan pegunungan. Terdiri dari batuan Pra menjadi tiga satuan morfologi yaitu : Tersier dan batuan terobosan, batuan 1 Satuan pedataran. ultra basa, malihan dan komplek melange. 2.Satuan perbukitan bergelombang. Mempunyai rata-rata ketinggian antara 3.Satuan perbukitan terjal. 450 - >900 meter dari permukaan laut. Satuan morfologi pedataran, Daerah penyelidikan dialiri oleh 3 umumnya terdapat pada bagian barat buah sungai besar, yaitu Salo Lisu, Salo daerah penyelidikan yang merupakan Bungi dan Salo Segeri. Adapun anak- landaian pantai, menempati sekitar 30% anak sungai umumnya mengalir menuju daerah penyelidikan, menyebar sungai utama dengan pola aliran memanjang hampir berarah utara - dendritik. selatan, yaitu disekitar pertemuan aliran Batuan yang terdapat di sungai utama, yang tediri dari endapan Cekungan Sengkang bagian Barat adalah aluvial pantai, sungai dan endapan undak. merupakan endapan vulkanik, darat Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 3- sampai laut dangkal yang telah 30 meter dari permukaan laut. mengalami trangresi. Sedimentasi batuan Satuan morfologi perbukitan pada cekungan diawali dengan batuan bergelombang, umumnya terdapat pada Pra-Tersier yang berumur Trias sampai bagian tengah dan utara daerah Jura, yang terdiri dari batuan ultra basa, penyelidikan yang menyebar hampir batuan malihan dan Komplek melange berarah utara - selatan, menempati yang dikenal dengan nama Komplek
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 4
Tektonik Bantimala, kemudian secara dan patahan yang disebabkan oleh tidak selaras ditutup oleh endapan Flysch adanya tekanan berarah timur - barat dari Formasi Balangbaru, yang berumur yang berpengaruh terhadap sedimentasi Kapur. berumur Tersier maupun Pra-Tersier, Selanjutnya diendapkan secara tidak berupa jalur patahan naik pada bagian selaras batuan Tersier yang diawali oleh selatan dan patahan mendatar pada endapan batuan sedimen dari Formasi bagian utara seperti yang terlihat pada Malawa, berumur Eosen Awal, berupa daerah penyelidikan, yang mana terdapat batupasir, konglomerat, batulempung patahan naik pada Formasi Batuan yang dan batubara. Formasi Malawa berumur Pra-Tersier yang berarah hampir merupakan target penyelidikan di utara-selatan, dilanjutkan menjadi daerah ini karena mengandung endapan patahan geser dan lipatan yang berupa batubara. Kemudian secara selaras antiklin utama yang umumnya juga diendapkan Formasi Tonasa berupa berarah utara-selatan akibat dari endapan batugamping yang berumur munculnya batuan terobosan trakit. Eosen Tengah - Miosen Awal. Struktur yang terjadi pada zaman Neogen Selanjutnya diendapkan secara tidak umumnya berupa patahan berarah selaras Formasi Camba terdiri dari baratlaut - tenggara yang berupa patahan batuan sedimen laut berselingan dengan geser dan sedikit patahan normal. batuan gunungapi, berumur Miosen Sedangkan patahan patahan kecil orde Tengah - Pliosen Awal, dengan Anggota tiga yang umumnya berarah barat - timur. Batuan Gunungapi dan Anggota Basal Leusit, kemudian terjadi juga terobosan Data lapangan batuan Trakit dan sebagian Diorit yang Data lapangan terdiri dari berumur Miosen Akhir. Terakhir singkapan batulanau, batulempung dan diedapkan secara tidak selaras endapan batupasir dengan sisipan batubara. Data batuan Kuarter berupa endapan Undak singkapan batubara meliputi data lokasi dan endapan Aluvium sungai dan pantai geografis ditemukannya singkapan yang berumur Plistosen - Holosen. dilengkapi dengan pengukuran koordinat, Uraian stratigrafi formasi batuan yang serta arah jurus dan kemiringan maupun terdapat di daerah penyelidikan, hasil pengamatan litologi dan keterangan dirangkum pada Tabel 1. kondisi singkapan batuan. Data lapangan Struktur geologi yang terdapat di daerah penyelidikan tersebut telah pada daerah penyelidikan yaitu lipatan dirangkum dalam Tabel 2.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 5
Singkapan batubara berwarna batubara dianalisis untuk mengetahui hitam legam, mengkilap kadang terdapat potensi batubara dan kualitas, terdiri dari sisipan kusam. Pada bagian selatan analisis kimia/fisika batubara (proksimat bertekstur masif tidak berlapis dan keras, dan ultimat serta CV, SG dan HGI) dan sedangkan pada bagian utara mudah petrografi batubara. Analisis petrografi hancur (brittle) kemungkinan akibat dari batubara dilakukan untuk mengetahui pengaruh batuan terobosan (intrusi), di kandungan maseral dan tingkat beberapa tempat kadang terdapat sisipan kematangannya. Hasil analisis kimia-fisika batulempung karbonan. dan petrografi disajikan pada Tabel 3 dan Interpretasi model endapan 4. batubara direkontruksi dari hasil Hasil analisis kimia/ fisika batubara pengamatan singkapan yang menyebar di daerah penyelidikan menunjukkan disekitar sayap sumbu antiklin di daerah bahwa nilai kalori batubara di daerah penyelidikan. Batuan yang mengandung tersebut rata rata sekitar 5.934 kal/g endapan batubara yaitu semua batuan dengan kadar abu rata rata sekitar 17,12 berbutir halus, seperti batulempung, %, terbesar pada singkapan BR-14 batulanau dan serpih yang terdapat di dengan kadar abu tertinggi 37,81 %. daerah penyelidikan. Lapisan batubara Kadar belerang rata rata sekitar 2,76 %, dengan ketebalan sekitar 0,5 meter, pada menunjukkan angka yang cukup besar, Formasi Malawa, yang tersebar di bagian hal ini menunjukkan bahwa lingkungan timur daerah penyelidikan, dengan pola pengendapannya banyak dipengaruhi sebaran yang menerus, menebal dan oleh pengaruh lingkungan air laut. menipis, di beberapa bagian melensa, HGI atau nilai kekerasannya mempunyai kemiringan lapisan batubara sangat bervariasi, yaitu mulai dari 28 sekitar 100 sampai 170 dengan arah pola sampai 58, yang menunjukkan bahwa sebaran yang hampir berarah utara- batubara di daerah tersebut ada yang baratlaut dan selatan-tenggara, dari akibat mudah hancur (brittle) sampai yang sulit pola model sebaran yang mengikuti hancur seperti bongkah (massive), hal ini sumbu antiklin. disebabkan oleh faktor materi komposisi batubara dan adanya intrusi batuan beku Kualitas Batubara untuk batubara yang mudah pecah. Total Pengambilan contoh dilakukan moisture berkisar dari 4,27% sampai terhadap singkapan batubara yang 26,64% dan free moisture berkisar dari tebalnya lebih dari 0,5 meter. Contoh 1,88% - 20,45%, adalah cukup bervariasi,
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 6
yang berarti bahwa kondisi fisik endapan Penghitungan sumberdaya batubara di daerah ini yaitu ada yang batubara dilakukan untuk lapisan sangat berpori mudap pecah (brittle), dan batubara kelas sub-bituminous dengan ada yang sangat masif tidak mudah pecah kriteria kondisi geologi yang cukup (keras). sederhana, sebagai berikut : Adanya nilai kalori yang rendah P = Panjang lapisan ke arah jurus dihitung (4149 kal/g) dan ada yang tinggi (7730 hingga 500 m dari kiri dan kanan kal/g), maka batubara yang berkalori singkapan batubara. rendah di daerah tersebut dipengaruhi L = Lebar lapisan ke arah dip ( down dip ) oleh adanya pengotor dari batulempung dihitung hingga kedalaman 100 meter. primer dan sekunder. Sedangkan yang T = Ketebalan (rata-rata) lapisan batubara berkalori tinggi disebabkan oleh karena yang dihitung minimal 0,5 meter. selain berumur tua dan adanya pengaruh BJ = Berat Jenis batubara disesuaikan intrusi, juga disebabkan kecilnya unsur dengan hasil analisis (rata-rata 1,37). pengotor (Abu). Potensi Sumberdaya = P x L x T x BJ. Dari hasil analisis petrografi Berdasarkan kriteria di atas, hasil batubara menunjukkan bahwa nilai perhitungan sumberdaya batubara di reflektan vitrinit berkisar antara 0,29% - daerah penyelidikan mencapai 5.165.814 0,44%, menunjukkan batubara peringkat ton (Tabel 5). rendah - sedang, yaitu dari lignit sampai sub bituminous, dan merupakan daerah KESIMPULAN. yang mempunyai tingkat kematangan 1. Endapan batubara berwarna hitam yang masih belum matang (Immature). agak kusam, mengotori tangan, mudah hancur (brittle) pada bagian Potensi Sumberdaya Batubara utara, sedangkan pada bagian Potensi endapan batubara di selatan berwarna hitam mengkilap derah penyelidikan membentuk sebaran sedikit kusam, masif, ringan, tidak batubara dengan ketebalan berkisar dari mengotori tangan dan keras, 0,5 - 2,0 m yang menyebar pada bagian diendapkan dalam lingkungan timur daerah penyelidikan. Berdasarkan pengendapan fluviatil, terdapat pengamatan singkapan, dapat dibuat menyebar secara menerus, menebal rekontruksi korelasi singkapan batubara dan menipis, dibeberapa tempat menjadi 2 lapisan batubara pada Formasi melensa. Malawa yaitu seam A dan seam B.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 7
2. Ketebalan lapisan batubara berkisar DAFTAR PUSTAKA dari 0,4 - >2 m, dengan kemiringan lapisan berkisar 100 - 170, dengan Darman, H., and Sidi F. H., 2000, arah jurus lapisan umumnya berarah The Geology of Indonesia, Indonesian hampir utara - selatan. Association of Geologists, Jakarta. 3. Interpretasi hasil korelasi, terdapat 2 Sukamto, R., 1982, Peta Geologi lapisan batubara (seam), yaitu seam Lembar Pangkajene dan Watampone A di bagian atas (tebal 0,45 - 0,6 m), Bagian Barat, Sulawesi; Pusat Penelitian sedangkan seam B di bagian bawah dan Pengembangan Geologi, Bandung. (tebal 1,2 - >2 m). Sriwidodo dan Antika, R., 2012, 4. Hasil analisis laboratorium Studi Fasies Pengendapan Batubara menunjukkan bahwa total moisture Berdasarkan Komposisi Maseral di berkisar dari 4,27% - 21,81% (ar), Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, kadar abu berkisar dari 7,61% - Prosiding Vol 6, Desember 2012, Teknik 37,81%, total suphur berkisar dari Geologi, UNHAS Makasar. 1,14% - 4,74%, dan nilai kalori Sujono and Kusuma, 2010; berkisar dari 4.149 – 7.730 kal/g, Stratigraphy and Tectonics of The diklsifikasikan sebagai batubara Sengkang Basin, South Sulawesi, Journal berperingkat rendah sampai tinggi Geologi Indonesia, Pusat Survey Geologi, (Lignit sampai bituminus ), dengan Bandung. nilai reflektan vitrinit berkisar dari 0,29% - 0,44% (Immature ). 5. Potensi sumberdaya batubara yang dihitung sampai kedalaman 100 meter yaitu sekitar 5.165.814 ton.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 8
Lokasi Penyelidikan
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penyelidikan di Daerah Pattappa dan sekitarnya,
Sujono and Kusuma, 2010.
Gambar 2. Konfigurasi Tatanan Tektonik Cekungan Sengkang di Sekitar Daerah Penyelidikan
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 9
Gambar 3. Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Pattapa dan Sekitarnya.
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 10
Tabel 1. Stratigrafi Daerah Penyelidikan.
ZAMAN KALA FORMASI LITOLOGI ENDAPAN
Endapan Qac: Kerikil, pasir, lempung Holosen Darat Kuarter Aluvial (Qac) Pantai dan sungai Plistosen Endapan Qpt:Kerikil,pasir,lempung undak Darat Pliosen Undak (Qpt) t / d : Batuan intrusi trakit & diorit. Tmca t/d Tmca:Anggota Basal berleusit. Darat Tmcv: Anggota Gunungapi, breksi Neritik Tmcv konglomerat gn.api, btps tufaan, Miosen Tmc:Btps.tufaan,bt.lanau,gamping Fm.Camba(Tmc) Bt.lempung, Breksi gn.api. Tersier Temt: Batugamping koral, putih - kelabu. Batugamping bioklastika Laguna Fm. Tonasa kalkarenit berlapis putih cokelat, Neritik Eosen (Temt) bagianbawah bt.gamping bitumen. Tem:Bt.pasir,bt.lanau, konglomrat Paralik Fm. Malawa Bt.lempung, napal, sisipan bt.bara Laut Paleosen (Tem) 0,5-1,5 m. Sisipan batugamping dangkal mengandung molusca. Fm. Balangbaru Kb: Btps turbidit, btps konglomrat, Kapur Laut dalam (Kb) Bt.lanau, tufa, bt.lanau, t.lempung. Pra Melange (m) m: Grewake, konglomerat, sekis Komplek Tersier Jura Malihan (s) s: Sekis, genes, epidot, garnet, Tektonik Trias Ultra basa (Ub) Ub: Peridotit hijau terbreksikan. Bantimala
Tabel 2. Data Singkapan Batubara pada Lokasi Daerah Penyelidikan.
Koordinat UTM No Lokasi Kode Strike / Litologi Keterangan Lokasi X. Y. Dip 0 01. Mattappawalie BR-01 798490 9494340 320/15 Batubara T 0,50 m ? 0 02. Jangan-jangan BR-02 798138 9491884 210/15 Batubara T > 1,2 m. 0 03 Jangan-jangan BR-03 798447 9491863 215/15 Batubara T 0,50 m. 0 04. Jangan-jangan BR-04 798566 9491770 220/20 Btps,Btlp T > 15 m 0 05. Ds. Pattappa BR-05 799774 9492202 290/15 Batubara T > 0,6m 0 06. Ds. Wanawaru BR-06 802321 9489069 340/15 Batubara T > ? m, BT 0 07. Kampung Baru BR-07 802539 9488481 340/17 Batubara T > 0,6 m 0 08. Kp. Salopuru BR-08 802910 9487443 340/15 Batubara T > 0,6 m 0 09. Dusun Barang BR-09 803624 9482977 354/17 Batubara T > 2,0 m 0 10. Dusun Paluda BR-10 801944 9490659 350/15 Batubara T > 0,5 m 0 11. Ds. Pattappa BR-11 801100 9491768 350/17 Batubara T > 0,5 m 0 12. Mattappawalie BR-12 799106 9492592 300/15 Batubara T > ? m, BT 13. Ds. Panincong BR-13 800940 9500830 ? Urugan T > ? m, BT 0 14. Ds. Panincong BR-14 799176 9500970 55/10 Batubara T > 0,5 m 0 15. Ds. Panincong BR-15 799317 9501213 60/10 Batubara T > ? m, TP 0 16. Ds. Panincong BR-16 799788 9501544 70/12 Batubara T > 0,4 m 17. Ds. Doi-doi BR-17 798667 9493847 ? Btgp Tmb. Btgp 0 18. Ds. Maremare BR-18 798309 9488724 155/20 Batubara T > 0,5 m 0 19. Mattappawalie BR-19 798677 9493157 330/17 Batubara T > 0,6 m
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH PATTAPPA, PROV. SULAWESI SELATAN 11