TINJAUAN PUSTAKA
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah pada wilayah IUP (Ijin Usaha
Tengah. Secara geografis terletak pada koordinat 121° 48’ 18.3” – 122° 7’
59.1” Bujur Timur dan 2° 43’ 0.4” – 2° 55’ 43.7” Lintang Selatan.
Lokasi penelitian tugas akhir pada PT. Bintang Morowali Sejahtera dapat
ditempuh dengan jalur darat menggunakan bus selama ± 14 jam dari Makassar
12 jam dari Nuha ke Bahodopi . Selain itu juga bisa dengan jalur perjalanan
dilakukan melalui jalan darat selama ± 8 jam dari Kendari, dengan kondisi
2-1
jalan beraspal dan jalan tanah berbatu, terutama setelah memasuki wilayah
Lokasi Penelitian
arsitektur pulau ini, yaitu pada Periode Kapur Tengah, Kala Oligo–Miosen,
2-2
Kala Miosen Tengah dan Kala Awal Pliosen. Katili (1978), Sukamto (1975),
Hall (1996), Wilson dan Moss (1999), serta Nichols dan Moss (1999)
(Villenevue,2001).
2-3
Berdasarkan keadaan litotektoniknya, Pulau Sulawesi terbagi menjadi 4
bagian, yaitu:
1. Mandala Barat (West and North Sulawesi Volcano – Plutonic Arc), merupakan
jalur magmatik bagian timur Paparan Sunda yang tersusun atas batuan
Indoaustralia.
3. Mandala Timur (East Sulawesi Ophiolite Belt), berupa ofiolit yang merupakan
segmen dari kerak samudra berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias –
Miosen. Mandala ini merupakan wilayah dimana endapan nikel laterit biasa
terbentuk.
paling timur, dimana Banggai Sula dan Tukang Besi adalah pecahan benua
endapan batas kontinen, dimana Formasi Tolaka merupakan unit litologi tertua
yang diendapkan pada zaman Trias hingga Awal Yura pada lingkungan neritik
Yura Akhir hingga Kapur Awal pada lingkungan neritik luar, sedangkan
2-4
Mandala Sulawesi Timur tersusun atas Komplek Ultramafik yang
merupakan batuan tertua di mandala ini yang diendapkan pada Awal Kapur.
Orogenic Clastic Sediment di lingkungan laut dangkal hingga air tawar pada
lherzolit, wehrlit, serpentinit, dunit, diabas dan gabro. Batuan ini tersebar di
b. Formasi Salodik
Formasi ini disusun oleh kalsilutit, batugamping pasiran, napal, batupasir dan
rijang.
c. Formasi Tokala
d. Formasi Tomata
2-5
e. Endapan Aluvial
batuan yang lebih tua, tersebar di sepanjang tepi pantai timur dan sekitar tepi
danau.
Struktur utama yang membentuk daerah ini adalah sesar dan lipatan, dimana
Sesar Matano sebagai sesar utama, sesar geser kiri dengan arah baratlaut –
keduanya merupakan satu sistem sesar jurus yang mungkin telah terbentuk
sejak Oligosen. Sesar yang juga mempunyai pengaruh pada regional Sulawesi
bagian timur dan tenggara adalah Sesar Lasolo. Sejurus dengan Sesar Matano,
Sesar Lasolo oleh beberapa penulis disebut sebagai Sesar Hamilton, yaitu sesar
Lipatan yang berkembang dibagi menjadi 3 jenis yaitu; lipatan terbuka, lipatan
tertutup dan lipatan superimposed. Lipatan terbuka berupa lipatan lemah yang
2-6
Profil endapan nikel laterit keseluruhan terdiri dari 5 zona gradsi sebagai
berikut:
1. Iron Capping
Berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iron
capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang
2. Limonite Layer
Berwarna merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit soil
menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat
hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di dalam mineral
3. Silika Boxwork
mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal,
dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang
serpentinized.
4. Saprolite
rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa
kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke
2-7
primer yang terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi
sebagai kolloidal talc dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan
5. Bedrock
Merupakan bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang
lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah
tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama
dengan batuan dasar). Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh
mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya
root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya
tersembunyi(Badrun,2011).
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang Kajian study analisis kadar
2-8
dari unsur Fe dan Mg, kandungan unsur – unsur
pada mineral ini sangat kecil. Menurut Bolt
(1971), kandungan Ni yang terdapat pada batuan
peridotit.
Hendro Purnomo 2009 Endapan nikel laterit terbentuk sebagai hasil dari
pelapukan lanjut batuan ultra basa pembawa Ni
Erry Sumarjono
silikat.Secara umum profil endapan nikel laterit
terdiri dari lapisan tanah penutup, lapisan
limonit, lapisan saprolit dan batuan dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk menaksir potensi
sumber daya nikel laterit dan sebaran kadar
mineralisasi nikel di daerah penelitian dengan
mengunakan study analisis kadar nikel.
Berdasarkan data yang ada dilakukan analisis.
Metode analisis ini digunakan untuk
mengestimasi kadar nikel pada suatu blok yang
belum diketahui nilai kadarnya secara
horizontal.Perbedaan ini terjadi karena pada data
taksiran terjadi penyeragaman nilai kadar,
sehingga dalam perhitungan tonase tidak terjadi
over estimate pada lapisan yang tebal.
Penyebaran nilai kadar nikel dari hasil taksiran
kriging menunjukkan bahwa sebaran
mineralisasi nikel dengan kadar > 1.2% terdapat
pada bagian utara dan selatan daerah
penelitian.Hasil validasi silang antara data aktual
dengan data taksiran menunjukkan hasil yang
kurang bagus.Proses analisis akan memberikan
nilai pengestimasi kadar nikel berdasarkan
kadar-kadar sampel yang telah dikoreksi.
Estimasi sumber daya pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode study
2-9
analisis kadar nikel laterit untuk penaksiran
kadar nikel.
Viny Ariani 2009 Nikel laterit merupakan endapan bijih nikel yang
terbentuk dari proses laterisasi pada batuan
ultramafik yang mengandung unsur Ni, baik
peridotit ataupun serpentinit. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui
karakteristik zonasi profil nikel laterit
permukaan dan bawah permukaan pada unsur
Ni, Co, Fe, SiO2, Al2O3 dan MgO. Metode
penelitian yang digunakan merupakan metode
observasi berupa kenampakan zonasi laterit
permukaan, litologi serta analisis petrografi
batuan dasar. Karakteristik profil nikel laterit
permukaan daerah penelitian terdiri atas zona
limonit di cirikan oleh mineral hematit, goethite
dan ferricrete, ukuran butir lempung-pasir,
peningkatan akan unsur Fe, Co, dan Al2O3, zona
saprolit di cirikan oleh kehadiran mineral
serpentin, garnierit, silika dengan ukuran butir
kerakal-bongkah, peningkatan kadar unsur Ni,
SiO2 dan MgO. Zona batuan dasar di cirikan
dengan kehadiran mineral dominan serpentin dan
silika, ukuran butir bongkah peningkatan kadar
unsur SiO2 dan MgO. Hasil analisis petrografi
berupa peridotit (Websterites) tersusun oleh
mineral serpentin, clinopiroksen, ortopiroksen
dan olivin.
2-10
Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh
masing-masing fraksi.
(magnetic separation)(Badrun,2011).
1. Pengeringan
2. Penumbukan
padat untuk mendapatkan butiran mineral dan fragmen batuan yang halus, tanpa
3. Penimbangan
2-11
Contoh yang sudah kering ditimbang dan dicatat dalam formulir analisis.
4. Pembagian
5. Pengayakan
ukuran besar butirnya. Sehingga diperoleh 6 fraksi butiran berukuran lebih besar dari
2 mm, 1 mm, 1/2 mm, 1/4 mm, 1/8 mm, dan lebih kecil dari 1/8 mm.
2.3.3 Sampling
Sampling atau pengambilan sampel adalah tahap awal dari suatu analisis,
oleh karena itu pengambilan contoh ini dipilih seperlunya saja tetapi representatif.
sedemikian rupa sehingga dapat mewakili sifat seluruh material tersebut. Didalam
melakukan pengambilan, lebih baik mengambil contoh beberapa kali dengan jumlah
kecil daripada mengambil contoh hanya sekali dengan jumlah yang banyak.
Pop ulasi adalah sekumpulan besar material yang akan diambil contohnya.
Besarnya populasi akan berpengaruh pada kuantitas atau jumlah sampel yang harus
diambil. Semakin besar pengambilan dilakukan, maka semakin baik data yang
2. Increament
2-12
Adalah jumlah satuan mineral yang dikumpulkan dari populasi sebagai
a. Hand sampling
Hand sampling adalah suatu cara pengambilan contoh yang dilakukan dengan
tangan. Cara ini sangat sederhana, sehingga hasilnya sangat tergantung pada
ketelitian operatornya. Cara pengambilan contoh secara hand sampling ini ada
b. Grab sampling
Grab sampling adalah cara pengambilan sampel yang paling sederhana. Cara
ini memerlukan ketelitian dari operatornya dan dilakukan apabila material yang akan
menggunakan sekop tangan dengan jumlah yang sama dan dalam interval tertentu.
c. Shovel sampling
shovel. Dengan cara ini mempunyai keuntungan antara lain adalah lebih murah,
waktu yang diperlukan sedikit, dan memerlukan tempat yang tidak begitu luas.
Syarat pengambilannya dengan metode ini adalah bahwa sampel yang diambil tidak
2-13
d. Stream sampling
yang disebut hand sampel cutter. Sampel yang diambil harus berupa pulp basah dan
e. Pipe sampling
alat pipa atau tabung dengan diameter ½ inchi, 1 inchi, 1,5 inchi. Bentuk dari alat ini
berupa pipa dengan ujung yang satu dibuat rinci dan ujung lainnya dibuat untuk
pegangan. Pipa tersebut terdiri dari dua buah pipa dimana yang ada dibagian dalam
berukuran lebih kecil, sehingga antara kedua pipa tersebut terdapat celah untuk
tempat sampel nantinya. Cara ini dipakai apabila material yang akan diambil berupa
material padat yang tidak terlalu keras dan halus. Cara pengambilannya hanya
dengan menekankan alat tersebut pada material yang akan diambil dengan posisi
tegak lurus, kemudian pipa diputar kekanan dan kekiri kemudian diangkat.
Cara ini merupakan cara yang tertua tetapi masih banyak digunakan dalam
contoh.
Mechanical Sampling
2-14
Metode ini biasanya dipergunakan untuk mengambil contoh dalam jumlah
banyak dibandingkan dengan cara hand sampling. Disamping itu dengan cara ini
akan didapat hasil yang lebih representative dari pada “ Hand Sampling“. Dari hasil
Riffle sampler
Alat ini bentuknya berupa persegi panjang dan pada bagian dalam dibagi
menjadi beberapa sekat yang arahnya saling berlawanan. Riffle-Riffle inilah yang
berfungsi sebagai pembagi contoh tersebut dengan harapan dapat terbagi sama rata.
Vezin sampler
Alat ini pada bagian dalamnya dilengkapi dengan “revolting cutter”. Yaitu
pemotong yang dapat berputar pada porosnya sehingga akan membentuk suatu area
yang bulat/bundar sehingga diharapkan dapat memotong seluruh alur dari bijih.
4. Mengetahui “Recovery”.
Dalam analisa ayak ini diperlukan peralatan yang menunjang antara lain adalah:
- Screen (ayakan)
- Timbangan
2-15
- Microscop
Standar ukuran yang dipakai dalam screen dapat dinyatakan dalam mesh
maupun dalam metrik (mm). untuk ukuran dalam mesh maka makin besar angkanya
berarti makin halus material itu. Tetapi sebaliknya untuk metric (mm), semakin besar
Untuk mesh disini yang dimaksud adalah bahwa dalam satu inchi persegi
mesh berarti dalam satu inchi persegi terdapat 20 lubang. Jadi dalam mesh ini bukan
Pelolosan material dalam pengayakan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain
adalah:
c. Sifat lainnya dari feed : seperti berat jenis, kandungan air, dan temperature.
perbandingan dari energy out put dengan input. Dengan demikian dalam screening
2-16
bukannya effisiensi melainkan ukuran keefektifan dari operasi. Effisiensi secara
c. Kecepatan feed
e. Cocoknya lubang ayakan dengan bentuk dan ukuran rata-rata material yang
diolah.
sebagian dari massa tersebut yang cukup representatif untuk mewakili keseluruhan
yang besar. Sampling atau pengambilan conto adalah suatu proses pengambilan
sebagian kecil endapan yang mana bagian tersebut dapat mewakili keseluruhan
Standart), yaitu dengan cara two stage sampling dan devision method of increment.
Cara two stage sampling adalah pengambilan conto melalui dua tahap secara
sistematis yaitu pada tahap pertama dilakukan pengambilan contoh pada dua titik
beberapa divisi yang dilakukan untuk pekerjaan preparasi contoh. Jumlah contoh
bijih nikel yang di ambil tergantung pada tipe endapan dan tingkat
2-17
pengembangannya, apakah suatu prospecting atau suatu eksplorasi detail, sebagian
Salah satu Unit Kerja Pengawasan Kualitas yaitu Unit Satuan Kerja Persiapan
Sampel berperan penting dalam pengambilan sampel yaitu contoh yang telah diambil
dimasukkan ke dalam kantong dan diberi kode serta diikat dengan tali yang
dimana telah tertulis seperti kode contoh, front penambangan, titik bor, jam kerja dan
1. B = 10 kg
A B 2. B = 10 kg
1 2
Keterangan :
A. Pengambilan contoh pada dua titik yang berhadapan
B. Dilakukan penggabungan contoh keseluruhan pada tempat yang sama dengan
titik yang berbeda masing-masing 10 kg.
. letak
pengambilan sample.
2-18
Preparasi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengolah conto dari
lapangan yang masih heterogen dan kasar menjadi material yang homogen dan halus
dalam pengecilan ukuran sampai semua conto menjadi sama rata, setelah itu
Faktor lain yang penting untuk diperhatikan adalah kontaminasi zat – zat lain
terhadap conto. Oleh karena itu contoh harus dijaga dari kontak langsung dengan zat
lain terutama zat cair. Conto dari lapangan yang berasal dari suatu tumpukan besar di
analisis kadar (assay). Karena yang dianalisa tersebut hanya sebagian kecil dari
conto, maka diperlukan preparasi (persiapan) conto, agar pada bagian conto yang
(Gambar 2.3).
2-19
Gambar 2.3 Prosedur Umum (Coning & Quatering) Preparasi Contoh untuk Analisis
Laboratorium dan Dokumentasi (Chaussier et al., 1987).
partikel atau dengan kata lain proses pembagian (spilit) contoh sebaiknya dilakukan
pada fraksi ukuran yang telah seragam. Secara umum ukuran conto sangat
berpengaruh terhadap hasil analisa sehingga biasanya analisa dilakukan pada dua
dokumentasi Metode reduksi yang umum digunakan adalah splitting dan quartering.
Metode reduksi splitting dapat dilihat pada (Gambar 2.4) dan metode quartering
2-20
Gambar 2.4 Reduksi Jumlah Contoh dengan Menggunakan Metode Splitting
(Chaussier et al., 1987).
2-21
QAQC SAMPLE EFO DI STOCK PILE
4500 Whint
Mi XI N G M IX ING MI X I N G
With Scoop With Scoop With Scoop
M ATR IX MA TRI X MA T RI X
4x 5 4x5 4x5
Gambar 2.5 Reduksi Jumlah Contoh dengan Metode Quartering
Scoop 30 D Scoop 30 D Sloop 20 D
Sample Wet
(Chaussier
Efo Product
Preparasi et al., 1987)
Moisture
contonts
Efo Product
Preparasi
Moisture
Contonts
Efo Product
Preparasi
Moisture
Contonts
Driying Oven
Drying Despatction Oven
1. Material dicampur sehingga homogen.
With Temp 105ᴼc
With temp 2000°C
17 Hours
1 - 1,5 Hours
Ket :
kerucut terpotong%dan
MC = ( W2-W1) - (W3-W1)
3. Ujung kerucut ditekan sehinggaMixing
membentuk
3x
Spliter 3x
dibagi
W2 - W1empat
W1 = Berat Talang
bagian sama besar. Roolcruser
W2 = Berat Basah Kotor
-3 MM
W3 = Berat Kering Kotor
Top Drinding/Dishmill
-200 Mesh
REDUCTION
(Matrix 20 Div.4x5)
FINAL SAMPLE(PULP)
2-22
XRF 100 gram ARCHIVES 100 gram
(-200 mesh) (-200 mesh)
XRF ANALYSIS
Sumber : PT. Primasentosa Alamlestari, 2017
Selective mining yaitu suatu cara penambangan yang diterapkan bila bijih
menyebar dengan kadar yang tidak merata, dimana pada tempat-tempat tertentu
2-23
terdapat bijih dengan kadar yang relatif tinggi atau di atas COG, dan pada tempat
lainnya terdapat bijih dengan kadar yang rendah atau dibawa COG.
Untuk mendapatkan bijih dengan kadar yang sesuai permintaan pasar atau
pabrik, maka penambangan pada bijih yang menyebar secara tidak merata tersebut
dilakukan dengan sistim selective mining atau memilih bijih atau titik bor sesuai
Alasan untuk melakukan selective mining adalah bahwa bila seluruh material
bijih dengan kadar yang tidak merata ditambang maka kadar bijih tersebut akan
Tumpukan bijih nikel pada front penambangan akan dimuat dan diangkut ke
stockfile sesuai dengan titik bor dan jumlah incrementnya. Setelah sampai di stock
file akan diadakan pengecekan ulang atau recheking kadar untuk mengetahui
ketelitian atau kebenaran bijih nikel yang ada pada front penambangan.
signifikan dengan kadar dari front penambangan maka akan diadakan pemindahan
tumpukan sesuai dengan kebutuhan baik untuk pabrik maupun untuk ekspor.
Kemudian hasil analisa kadar tersebut dirata-ratakan mulai dari kadar dibawah
sampai diatas Cog, agar dapat dimixing dengan kadar rendah dengan maksud hasil
mixingnya memenuhi Cog yang telah ditetapkan dan juga target produksi pertahun
harus tercapai. Dimana nilai kadar sangat tergantung pada bagian mana lapisan
2-24
Setelah pekerjaan preparasi selesai conto kemudian dikirim ke laboratorium untuk
dianalisa. Kadar bijih nikel akan diketahui setelah diadakan analisis kadar di
Analisa sinar X adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendeteksi unsur-
unsur yang dikandung oleh conto tersebut dengan suatu alat pendeteksi yaitu Sinar X
berupa sinar elektromagnetik yang mempunyai daerah panjang gelombang antara 0,1
1. Sifat-sifat sinar X
Sinar X merambat menurut garis lurus, dapat dikolimasikan dengan celah (slit).
a). Sinar X terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan, oleh karena itu
magnet dan medan listrik tidak dapat membelokkan arah berkas sinar.
b). Sinar X dapat diperoleh dengan jalan membom sinar sasaran (target
material) dengan berkas electron yang berenergi tinggi. Bahan sasaran yang
mempunyai berat atom yang lebih tinggi merupakan sumber sinar X yang
efisien.
penggunaan sinar tampak dan sinar ultra violet untuk keperluan yang sama,
2-25
sehingga dapat dipahami bahwa ada cara-cara analisa yang didasarkan pada
Sinar X dapat diserap oleh materi, banyaknya serapan ditentukan oleh jenis
tergantung pada jumlah atom-atom Brom yang ada dalam jalan yang dilalui
oleh sinar tersebut dan jumlah atau banyaknya atom brom ini tergantung dari
apakah Brom itu berupa gas beratom satu atau berupa cairan dan padatan.
Bila suatu sinar ditempatkan dalam sinar X maka energi sinar X itu akan
diserap oleh atom-atom unsur tersebut. Atom-atom ini akan tereksitasi dan
Salah satu sifat sinar X yaitu bahwa dari sinar X ini akan merambat menurut
arah garis lurus dan mempunyai daya tembus yang besar, oleh karena sinar X
ini juga sebagai sinar elektomagnetik, maka sinar X mestinya dapat juga
didefraksi oleh kisi defraksi. Hanya saja mengingat panjang gelombang sinar
2-26
X sangat kecil maka untuk dapat mendefraksikan sinar X yang dipergunakan
dengan sinar X yang berasal dari tabung sinar X (sinar X primer). Intensitas
Secara garis besarnya susunan alat sinar X flouresent spektometer dapat dibagi :
a. Sinar X Generator
b. Spektometer
A. Analisa Kimia
2-27
(3HCL Pekat + 1HNO3 Pekat) dan filtratnya dititrasi dengan larutan KCN
Prinsip dasar cara volumetric adalah ion-ion Ni+2 diendapkan dalam larutan
Hasil dari analisa kimia ini hanya digunakan sebagai pembanding hasil
analisa sinar X jika terjadi perbedaan yang cukup signifikan sehingga kesalahan
Penentuan kadar cadangan suatu daerah yaitu dari hasil pemboran pada kegiatan
Tabung Sinar
X Kristal
Penganalisa
Kolimot
Conto or
K
ol 2
Celah
2-28
B. Persentase Perbedaan Kadar
kadar bijih nikel selektive mining dengan kadar bijih nikel recheking pada titik bor
q1−q2
Q = q1 x 100 % .....................................................................(3.1)
Dimana:
Q = Persentase Perbedaan kadar
q1 = Kadar eksplorasi
q2 = Kadar produksi
beberapa divisi yang dilakukan untuk pekerjaan preparasi conto. Jumlah conto bijih
nikel yang di ambil tergantung pada tipe endapan dan tingkat pengembangannya,
apakah suatu prospecting atau suatu eksplorasi detail, sebagian atau seluruh
a. Pacul pengeruk dan skop 125 D masing-masing satu buah dengan berat dalam
satu sampel 15 kg dengan cara pengambilan sampel 2-3 titik dalam bucket
excavator.
2-29
b. Kantong sampel yang digunakan pada pengambilan sampel face production yaitu
karung berwarnah putih dan kantong sampel dari platik dengan kapasitas 15 kg.
c. Sampel yang telah disediakan dan diikat dengan tali pengikat beserta dengan
seperti kode pada front penambangan, nomor titk bor, tanggal penambangan dan
Adapun alat-alat yang digunakan untuk melakukan preparasi conto adalah sebagai
berikut :
A. Ayakan
Ayakan berfungsi untuk memisahkan butiran yang halus dan kasar. Ayakan yang
digunakan yaitu ayakan yang berukuran -20 mm, -10 mm dan -3 mm (pada
Gambar 4.2) yang terbuat dari anyaman (jalinan) kawat-kawat halus yang diatur
2-30
dengan tepat membentuk lubang bujur sangkar/persegi ; kawatnya sejenis
tembaga, bronze atau alloy. Proses pengayakan dilakukan secara manual oleh
dua orang.
Gambar 2.10 Profil (a) Ayakan -20 mm, (b)-10 mm dan -3 mm (kanan ke kiri)
B. Crusher
Crusher berfungsi untuk menggiling sampel yang masih dalam bentuk butiran
dan kasar. Crusher yang digunakan pada preparasi sampel produksi yaitu:
Jaw Crusher
Jaw Crusher merupakan alat penghancur tingkat pertama (pada Gambar 4.3-a),
tambang. Ukuran yang diloloskan oleh Jaw Crusher yaitu ukuran –20 mm dan -10
mm. Dengan cara memasukkan batu ke dalam mulut crusher, sesuaikan jumlah dan
2-31
Jika ada batu yang terjepit dan tidak bisa bergerak ke bawah, gunakan tuas untuk
menekan batu tersebut agar dapat di hancurkan. Tunggu hingga semua batu yang
dimasukkan tadi telah hancur dan telah keluar ke penampungan. Ulangi dimulai
Roll Crusher
yang berguna memperkecil ukuran batuan yang sudah lolos dari primer crushing
(Gambar 4.3-b). Ukuran yang diloloskan oleh Roll Crusher yaitu ukuran –3 mm.
Dengan masukkan material ke dalam mulut roll crusher, sesuaikan jumlah dan
nya dengan baik dan tidak tertumpah. Jika ada material yang terjepit dan tidak bisa
bergerak ke bawah, gunakan tuas untuk menekan batu tersebut agar dapat di
hancurkan,
2-32
Sumber : PT. Primasentosa Alamlestari, 2017
b. Roll Crusher -3
Gambar 2.11 Profil (a) Jaw Crusher -10 mm, (b) Roll Crusher -3.
C. Top Grinding
Ukuran yang diloloskan yaitu ukuran –100 mesh (pada Gambar 4.4-b).
Masukkan material ke dalam mulut top grinding, sesuaikan jumlah dan ukuran
dengan baik dan tidak tertumpah. Jika ada material yang terjepit dan tidak bisa
bergerak ke bawah, gunakan tuas untuk menekan material agar bisa lebih halus.
2-33
Sumber : PT. Primasentosa Alamlestari, 2017
a. Drying Oven listrik b. Top Grinding -100 Mesh
Gambar 2.12 Profil (a). Drying Oven listrik, (b). Top Grinding -100 mesh
D. Disk Mill
Disk mill berfungsi untuk menghancurkan sampel yang berukuran -200 mesh
(Gambar 4.5-a). Masukkan sample produksi hasil boyd yang sudah dikomposit
Atur dan ratakan sample produksi yang sudah masuk di dalam Mangkok Disc
Mill agar tutup mangkok Disc Mill bisa terpasang dengan baik.masukkan mangkok
Disc Mill ke dalam Mesin Disc Mill. Buka penutup dan keluarkan sample produksi
untuk proses selanjutnya, bersihkan kembali mangkok Disc Mill sebelum sample
berikut diproses. Gunakan cara yang sama (1 -14) untuk setiap sample yang akan
Jangan memasukkan sample yang lebih kasar dari produksi boyd crusher (+10
mesh). Sample Washing Out/Blank yang digunakan untuk Disc Mill yaitu setiap 10
sample yang diproses di Disc Mill dan dilanjutkan untuk di analisa untuk mengontrol
E. Compressor
2-34
Compressor berfungsi untuk membersihkan alat pada saat preparasi conto selesai
dilakukan (Gambar 4.5-b), digunakan untuk membersihkan oven secara berkala dan
berbeda (Gambar 4.6). pada skop 125 D memiliki panjang: 25 cm, lebar: 30 cm dan
tinggi: 10 cm, skop 20D memiliki panjang: 9 cm, lebar: 8 cm, dan tinggi: 5 cm.
2-35
Skop 10D memiliki panjang: 6 cm, lebar: 6 cm, dan tinggi: 3 ½ cm. Skop 1D
Sampling adalah suatu pekerjaan untuk mengambil sampel atau conto dari
sejumlah material yang ada dan sampel tersebut harus dapat mewakili (representatif)
Dalam analisis kadar nikel, persiapan conto (preparasi) sangat penting karena
jika terjadi kesalahan maka data analisis laboratorium yang akan keluar juga tidak
2-36
sesuai dengan yang sebenarnya. Oleh sebab itu perlu memperhatikan prosedur kerja
menurut SOP (standar operasi prosedur) dengan baik, adapun tahapan preparasi
a. Sampel yang diangkut dari front penambangan atau dari stock pile diletakkan
dan disatukan di tempat preparasi sesuai dengan kode dan weybel yang telah
ditetapkan
c. Yang tidak lolos diayakan dihancurkan menggunakan jaw crusher -10 mm.
gram).
kelembaban sampel).
2-37
k. Setelah sampel kering selanjutnya dihancurkan menggunakan top grinding
100 mesh.
o. Kantong sampel diberikan label atau kode sampel yaitu kode A dan C.
laboratorium instrumen.
b. Setelah sampel kering selanjutnya di ayak dengan ukuran -20 mm, butiran yang
c. Hasil ayakan dan crusher dimixing sebanyak 3 kali menggunakan sekop biasa.
2-38
e. Hasil riffling setelah dilakukan 2 kali, sebagian diambil untuk lanjut ke proses
f. Selanjutnya diayak dengan ayakan -10 mm, dan yang tidak lolos dihancurkan
g. Sampel yang lolos dari hasil crusher di satukan kemudian dimixing 3 kali.
i. Dimixing lagi 3 kali kemudian dimasukkan ke riffling no. 10 sebanyak 2-3 kali
(± 4 kg).
j. Sampel yang diambil di keringkan di oven listrik selama ± 20 menit dengan suhu
105oC.
l. Diayak dan yang tidak lolos dihaluskan menggunakan Disk mill -100 mesh.
n. Setelah sampel tersebut dimixing artinya sudah siap untuk tahap final (terakhir).
q. Final sample dimasukkan dalam kantong dan diberi label (pada Gambar 4.7).
2-39
Sumber : PT. Primasentosa Alamlestari, 2017
2-40
a. Mesin X-Ray Type Minipal 2
Cara kerja:
2-41
1. Pra analisis sampel
Sampel yang telah di antar dari ruangan preparasi disiapkan dan diurutkan
Sampel dimasukkan kedalam wadah kecil seperti tutup kaleng yang telah
Sampel yang telah dipadatkan dengan mesin press dibersihkan dari debu-
2. Analisis sampel
keesokan paginya.
Prosedur analisis kadar unsur sampel dengan X-Ray Magix Fast telah selesai.
2-42
2-43