Anda di halaman 1dari 13

PATOFISIOLOGI, FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET TERHADAP

PENYAKIT ILEUS DAN PANKREATITIS AKUT


Ditujukan untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen : Rifatunisa S.Kep. Ns.,M.Kep

OLEH
KELOMPOK 6, KELAS A2
Ayu Wardana* NH011
Anugrah Ayu Cendana* NH0116118
Gleny Herlena* NH0116056
Hasriyanti NH0116062
Ika Rizkiani NH0116071
Muliana NH0116099
Moh. Wafri* NH01160

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Alhamdulillha, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah subhanaullahu


wa ta`aala karena atar rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan tugas
maklah yang berjudul “PANKREASTITIS AKUT” dengan baik makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunitas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Namun besar harapan penulis bahwa segala informasi mengenai issue dan trend
ddlam pendidikan keperawatan komunitas yang termuat dalam makalah ini dapat
menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua terutama bagi penulis. Sekian.

Wassalamu`alaikum warahmatullahi wabarokkaatuh.

Makassar, Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Patofiologi Pankreatitis Akut ................................................................. 3


B. Farmakologi ........................................................................................... 5
C. Terapi Diet.............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastrointestinal ialah suatu kelainan pada saluran pencernaan/jalan
makanan. Penyakit gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit
kerongkongan (esophagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum), usus
besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus biliaris) dan pancreas.
Pencernaan makanan ialah suatu proses biokimia yang bertujuan untuk
mengolah makanan yang dimakan menjadi zat-zat yang mudah dapat diserap
oleh selaput-selaput lender usus, bilamana zat-zat tersebut diperlukan oleh
tubuh. Dalam makalah ini kami akan membahas penyakit yang menyerang
sistem saluran pencernaan yaitu dan pankreatitis akut.
Pangkreatitis akut adalah inflamasi pancreas akut yang mengenal
jaringan sekitarnya, organ yang jauh, atau keduanya. Pangkretitis akut dapat
ringan atau berat. Pada pankreatitis akut ringan, terdapat area nekrosis lemak
di dalam dan di sekitar sel pangkreas, yang diikiuti dengan edema interstinal.
Pankreatitis akut ringan tidak menyebabkan disfungsi atau komplikasi organ
dan penyembuhan biasanya mulus.pada pankreatitis akut berat, yang juga
disebut pankreatitis nekrotik atau hemoragik.
Secara global, insidens pankreatitis akut berkisar antara 5-80 tiap
100.000 populasi. Di jerman, insidens pankreatitis akut 17,5 kasus tiap
100.000 orang. Di finlandia 73,5 kasus tiap 100.000 orang, insidens yang
sama juga dilaporkan di Australia. Data insidens penyakit ini diluar Amerika
Utara, Eropa, dan Australia masih terbatas (Pratama, 2016)
Pankreatitis akut lebih banya terjadi pada pria. Pada pria untuk
kasus pankreatitis akut ini sering dihubungkan denga alcohol, sedangkan
wanita sering dihubungkan dengan denyakit saluran bilier. Berdasarkan ras,
risiko keturunan afrika-Amerika berumur 35-64 tahun adalah 10 kali lipat
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain (Pratama, 2016).
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu :

1
1. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit pankreatitis akut
2. Untuk mengetahui farmakologi penyakit pankreatitis akut
3. Untuk mengetahui terapi diet penyakit pankreatitis akut

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pangkretitis Akut
1. Defenisi Pankreatitis Akut
Pangkreatitis akut adalah inflamasi pancreas akut yang
mengenal jaringan sekitarnya, organ yang jauh, atau keduanya.
Pangkretitis akut dapat ringan atau berat. Pada pankreatitis akut
ringan, terdapat area nekrosis lemak di dalam dan di sekitar sel
pangkreas, yang diikiuti dengan edema interstinal.pankreatitis akut
ringan tidak menyebabkan disfungsi atau komplikasi organ dan
penyembuhan biasanya mulus.pada pankreatitis akut berat, yang juga
disebut pankreatitis nekrotik atau hemoragik, terdapat nekrosis
jaringan lemak yang luas di dalam dan disekitar pancreas (Patricia G.
Morton. et. all, 2011).
Pankreatitis akut berat menyebabkan komplikasi local dan
sistemik. Insiden pankreatitis akut bervariasi pada berbagai populasi
berdasarkan prevalensi faktor-faktor pencetus seperti konsumsi
alkohal dan penyakt batu empedu. Insidensi pankreatitis akut di
Amerika Serikat adalah 1 sampai 5 per 10ribu orang. Angka kematian
akibat pankreatitis akut sekitar 10% (Patricia G. Morton. et. all, 2011)
2. Patofisiologi
(Patricia G. Morton. et. all, 2011) Pankreatitis akut dimulai sebagai
suatu proses autodigesti di dalam kelenjar akibat aktivasi prematur
zimogen (prekursor dari enzim digestif) dalam sel-sel sekretor
pankreas (asinar), sistem saluran atau ruang interstisial. Gangguan sel
asini pankreas dapat terjadi karena beberapa sebab:
a) Obstruksi duktus pankreatikus. Penyebab tersering obstruksi
adalah batu empedu kecil (microlithiasis) yang terjebak dalam
duktus. Sebab lain adalah karena plug protein (stone protein) dan
spasme sfingter Oddi pada kasus pankreatitis akibat konsumsi
alkohol

3
b) Stimulasi hormon cholecystokinin (CCK) sehingga akan
mengaktivasi enzim pankreas. Hormon CCK terstimulasi akibat
diet tinggi protein dan lemak (hipertrigliseridemia) dapat juga
karena alkohol
c) Iskemia sesaat dapat meningkatkan degradasi enzim pankreas.
Keadaan ini dapat terjadi pada prosedur operatif atau karena
aterosklerosis pada arteri di pankreas.
Gangguan di sel asini pankreas akan diikuti dengan pelepasan
enzim pankreas, yang selanjutnya akan merangsang sel-sel
peradangan (makrofag, neutrofil, sel-sel endotel, dsb) untuk
mengeluarkan mediator inflamasi (bradikinin, platelet activating
factor [PAF]) dan sitokin proinflammatory (TNF- , IL-1 beta, IL-6,
IL-8 dan intercellular adhesive molecules (ICAM 1) dan vascular
adhesive molecules (VCAM) sehingga menyebabkan permeabilitas
vaskular meningkat, teraktivasinya sistem komplemen dan
ketidakseimbangan sistem trombo-fibrinolitik. Kondisi tersebut
akhirnya memicu terjadinya gangguan mikrosirkulasi, stasis
mikrosirkulasi, iskemia dan nekrosis sel-sel pankreas. Kejadian di atas
tidak saja terjadi lokal di pankreas tetapi dapat pula terjadi di
jaringan/organ vital lainnya sehingga dapat menyebabkan komplikasi
lokal maupun sistemik.
Dengan kata lain pankreatitis akut dimulai oleh adanya kejadian
yang menginisiasi luka kemudian diikuti kejadian selanjutnya
memperberat luka, yang dapat digambarkan secara jelas pada skema
dibah ini :

4
Secara ringkas progresi pankreatitis akut dapat dibagi menjadi 3
fase berurutan, yaitu:
1) inflamasi lokal pankreas
2) peradangan sistemik (systemic inflammatory response syndrome
[SIRS])
3) disfungsi multi organ (multiorgan dysfunctions [MODS]).
Berat ringannya pankreatitis akut tergantung dari respons
inflamasi sistemik yang diperantarai oleh keseimbangan sitokin
proinflammatory dan antiinflammatory, dan ada tidaknya infeksi baik
lokal maupun sistemik. Pada keadaan dimana sitokin proinflammatory
lebih dominan daripada sitokin antiinflammatory (IL-10, IL-1 receptor
antagonist (IL- 1ra) dan soluble TNF receptor (sTNFR) keadaan yang
terjadi adalah pankreatitis akut berat.
3. Farmakologi Pankreatitis Akut
a) Bilas peritoneum
Penggunaan terapi ini yaitu karna terapi ini dapat
membuang zat racun yang dilepaskan oleh pancreas yang rusak ke
dalam cairan peritoneum sebelum efek sistemik mulai dirasakan.

5
Terapi ini dapat digunakan apabila terapi standar tidak efektif
selama beberapa hari pertama hospitalisasi.
Prosedur bilas peritoneum ini meliputi pemasangan kateter
dialysis peritoneum. Kemudian dalam larutan yang digunakan
untuk terapi ini yaitu yaitu larutan isitonik seperti dekstrosa,
heparin, dan kalium serta antibiotic juga ditambahkan pada larutan
tersebut.
b) Pemberian analgesis
Pemberian analgesis ini diberikan secara sedikitnya setiap 3
sampai 4 jam untuk mencegah nyeri abdomen yang tidak
terkontrol. Penggunaan skala peringkat nyeri dianjurkan untuk
mengevaluasi respons pasien terhadap pengobatan.
c) Mengistirahatkan pancreas
Pada beberapa pasien pankreatitis akut, pengsap nasogastric
digunakan untuk merekomendasikan lambung dan mengurangi
rangsangan sekretin. Sekretin, yang menstimulasi produksi sekresi
pancreas, dilepaskan sebagai respons terhadap asam di dalam
duodenum. Mual, muntah, dan nyeri abdomen dapat berkurang
ketika siang nasogastric dipasang dan disambung dengan pengisap
pada awal terapi.
d) Pembedahan
Pada penetalaksaan pembedahan, ini dilakukan untuk
mencegah adanya komplikasi sistemik proses penyaki. Pada
prosedur ini,jaringan pancreas yang mati atau terinfeksi akan
diangkat dengan pembedahan. Dan prosedur pembedahan ini
dilakuakn jiaka batu empedu diduga menjadi penyebab
pankreatitis akut. Kolesistektomi atau ERCP dan sfingterektomi
endoskopik dilakukan.
4. Terapi Diet Pankreatitis Akut
Dalam (Burnner & Suddarth, 2013)
a. Memperbaiki status nutrisi

6
1) Sumber KH : kentang, gelatin, tapioca dibuat pudding
2) Sumber protein : susu, yoghurt, telur ayam, tahu giling
3) Sumber lemak : margarine, mentega
4) Sayuran : sayuran dibuat jus, jeli, dan dikentalkan dengan
gelatin
5) Buah-buahan : buah dibuat jus dll
b. Menghindari makanan dan daging yang mengandung lemak, sayur-
sayuran yang seperti kol, sawi, durian, ubi dan minuman yang
beralkohol serta bumbu-bumbu makan yang tajam seperti cabe,
merica cuka dll.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada maklah ini yaitu sebagai berikut :


1. Patofisiologi dari penyakit pankreatitis akut adalah Pankreatitis akut
dimulai sebagai suatu proses autodigesti di dalam kelenjar akibat aktivasi
prematur zimogen (prekursor dari enzim digestif) dalam sel-sel sekretor
pankreas (asinar), sistem saluran atau ruang interstisial.
2. Farmakologi untuk penyakit pankreatitis akut yaitu dengan diberikannya
analgesic untuk meredahkan rasa nyeri, melakukan terapi bilas
peritoneum, mengistrahatkan pancreas dan dilakukannya prosedur
pembedahan
3. Terapi diet untuk penyakit pankreatitis akut yaitu dengan cara
memalaukan perbaikan nutrisi serta menghindari makanan/minuman
yang beralkohol karna hal tersebut dapat memperparah keadaan
seseorang yang mengalami gangguan pada pancreas.
B. Saran
Di harapkan agar makalah ini dapat memberikan wawasan tambahan
untuk mahasisiwa sebagai penunjang dari pembelajaran. Dan mahasiswa
mampu memahami dan mengetahui tentang patofisiologi dari penyakit
pankreatitis akut, farmakologi dan terapi diet yang diberikan pada pasien
pankreatitis akut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Burnner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah (12th ed.). Jakarta:
EGC.
Patricia G. Morton. et. all. (2011). Keperawatan Kritis (8th ed.). Jakarta: EGC.

Pratama, H. (2016). Tatalaksana Pankreatitis Akut. 43(3), 190–194.

9
10

Anda mungkin juga menyukai