Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “NY.

MM” DENGAN
GASTRITIS AKUT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : SITI ANNISA
KELAS : XII - KEPERAWATRAN

SMK KESEHATAN DELIMA NUSANTARA


MEDAN
TAHUN AJARAN 2018 – 2019

ANGKATAN VI
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT


yang telah memberikan rahkat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan dengan Judul “Masalah Gastritis”.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Guru Pembimbing Mata Kuliah Asuhan Keperawatan SMK Kesehatan
Delima Nusantara
2. Bapak, Ibu dan teman-teman yang telah memberikan bantuan berupa tenaga,
pikiran dan perhatian sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Pennulis juga menyadari bahhwa dalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari kriteria sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Pennulis harapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2018

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan.(Fahrur, 2009).
Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis
bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi
dan Chron’s Disease.
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)
tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah
terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksiHelicobacter
pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa
daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu
aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau
lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat
pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups).

1
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan
tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009).
Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan
gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang
mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan
2. Memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komolikasi,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis dan masalah keperawatan
yang lazim muncul dari Gastritis Akut
3. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada “Ny. MM” dengan Gastritis
Akut

1.4. Manfaat
2. Manfaat Bagi Penulis
a. Penulis mampu memahami konsep dasar pada Gastritis Akut
b. Penulis mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan secara
nyata berkesinambungan mulai dari pengkajian sampai evaluasi
c. memberikan pengalaman yang nyata pada penulis tentang
gambaran keprofesiannya di lapangan
3. Manfaat Bagi Instansi Perguruan Tinggi
a. Instansi Perguruan Tinggi mampu menjalin kerjasama dengan
Instansi Rumah Sakit
b. Mendapatkan informasi mengenai gambaran pelayanan
keperawatan, sensus penyakit, kasus terbanyak, perkembangan IT,
dan lain-lain di Rumah Sakit terkait.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Gastrits adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung, Khususnya selaput lendir pada mukosa gaster yang sering

3
diakibatkan oleh diet yang sembrono ( Smeltzer,2001 : 1062 ; Suyono, 2001 :
127 ; Hadi,, 1999: 181 ; Hinchliff, 1999 : 182 ).
2.2. Penyebab
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada
sebagian besar kasus, gastritis erosif menyertai timbulnya keadaan klinis yang
berat. Keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosif misalnya
trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hati yang
berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septikimia.
Gastritis akut sering disebut gastritis akut stress. Penyebab lain adalah
pemakaian obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin yang tanpa
pelindung selaput enteric, alkohol, rokok, stres berat, trauma pembedahan
susunan saraf pusat, radiasi pada lambung, infeksi compylobacter, obat
kemoterapeutik anti tumor (Robbins, 1995: 242; Suyono, 2001 : 127).
2.3. Patofisiologi
Perangsangan sel vagus yang berlebihan selama stress psikologis
dapat menyebabkan pelepasan atau sekresi gastrin yang menyebabkan dari
nukleus motorik dorsalis nervus vagus, setelah melewati nervus vagus
menuju dinding lambung pada sistem saraf enterik, kemudian kelenjar-
kelenjar gaster atau getah lambung, sehingga mukosa dalam antrum lambung
mensekresikan hormon gastrin dan merangsang sel-sel parietal yang nantinya
produksi asam hidroklorinnya berlebihan sehingga terjadi iritasi pada mukosa
lambung ( Guyton, 1997: 1021-1022).
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pankreas dapat
merusak mukosa lambung, mengganggu barier mukosa lambung dan
memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung.
Maka terjadi iritasi dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis yang
dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dan perdarahan dan
peritonitis ( Long, 1996 : 196).
Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi
meningkat karena mekanisma neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh
rangsangan lambung. Jika asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir

4
atau mukosa melemah akibatnya tidak ada perlindungan, akhirnya asam
hidroklorida dan pepsin akan merusak lambung, yang lama-kelamaan barier
mukosa lambung yaitu suplai darah, keseimbangan asam-basa, integritas sel
mukosal dan regenerasi epitel. Bahan-bahan seperti aspirin, alkohol dan Anti
Inflamasi Non Steroid dapat menurunkan produksi mukosa lambung.
Pada fase awal peradangan mukosa lambung akan merangsang
ujung syaraf yang terpajan yaitu syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan
asam lambung. Kontak antara lesi dan asam juga merangsang mekanisme
reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi otot halussekitarnya. Dan
akhirnya terjadi nyeri yang biasanya dikeluhkan dengan adanya nyeri tumpul,
tertusuk, terbakar di epigastrium tengah dan punggung.
Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan sistem
saraf pusat parasimpatis dapat meningkatkan aktivitaas otot lambung dan
sekresi pepsin. Selain itu nikotin juga dapat mengurangi sekresi bikarbonat
pankreas, karena menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum
yang lama-kelamaan dapat menimbulkan mual dan muntah.
Peradangan akan menyebabkan terjadinya hiperemis atau
peningkatan vaskularisasi, sehingga mukosa lambung berwarna merah dan
menebal yang lama-kelamaan menyebabkan atropi gaster dan menipis, yang
dapatberdampak pada gangguan sel chief dan sel parietal, sel parietal ini
berfungsi untuk mensekresikan faktor intrinsik, akan tetapi karena adanya
antibody maka faktor intrinsik tidak mampu untuk menyerap vitamin B12
dalam makanan, dan akan terjadi anemia perniciosa ( Horbo,2000: 9 ;
Smeltzer, 2001 : 1063 – 1066).
2.4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari gastritis akut adalah sindrom dyspepsia
berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah, merupakan salah satu
keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda
anemia pasca perdarahan.

5
Sedangkan pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak
mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengalami nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan
(Mansjoer, 1999: 492-493).
Pada pemeriksaan penunjang, Endoskopi dapat dilihat adanya
gambaran lesi di mukosa lambung, kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan histopatologi yang dilakukan dengan tiga komponen yaitu 1).
Etiologi untuk menyebutkan adanya helicobacter pylori, 2). Topografi adanya
gastritis kronik antrum, korpus, 3). Morfologi yang menerangkan adanya
inflamasi, atrofi, metaplasia intestinal dan helicobacter pylori dan dari biopsi
pada mukosa lambung akan dihasilkan Ropid Ureum Test (CLO) dan PA
positif. Pemeriksaan kultur ditemukannya infeksi helicobacter pyllori apalagi
jika ditemukan ulkus pada lambung dan duodenum dan pada pemeriksaan
serologi ditemukan helicobacter pylori, sedangkan pada pemeriksaan
radiologi ditemukan adanya gambaran kontras tunggal yang sukar untuk
melihat adanya lesi pada permukaan superficial, maka sebaiknya digunakan
konttras ganda. (Mansjoer, 1999 : 493 ; Suyono, 2001 : 131 ).

2.5. Pathway Gastritis

Helicobacter pylori Zat-zat korosif Stres

Infeksi mukaosa Gangguan difus Stimulan nervus vagus


lambung barier mukosa
Refleks enterik dinding
lambung

6
Hormon gastrin
Peningkatan asam
Stimulan sel parietal
lambung

Iritasi mukosa lambung

Peradangan mukosa lambung

Hiperemis Ansietas Nyer Hipotalamus


i
Atrofi gaster /
Kurang
mukosa menipis Aktivitas lambung
informasi
meningkat
Kehilangan fungsi
Kurang Asam lambung
kelenjar fundus
pengetahuan meningkat
Faktor intrinsik
Kontaksi otot
lambung
Penurunan absorpsi
vitamin B12
Masukan nutrient Anorekssia, mual,
inadekuat muntah
Anemia pernisiosa

Penurunan volume Perubahan Masukan cairan


darah merah nutrisi kuyrang tidak adekuat /
dari kebutuhan kehilangan cairan
Penurunan suplai O2 ke
jaringan
Resiko kekurangan
Kelemahan fisik volume cairan

( Guyton, 1997: 1021-1022; Smeltzer, 2001: 1063-1066; Horbo,


Intoleransi aktivitas 1997: 9; Long: 196; Robbins, 1995: 242; Suyono, 2001: 127;
BAB1999:
Mansjoer, III 492-493).
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

7
3.1. Fokus Pengkajian
Selama pengumpulan riwayat keperaawatan, peraawat menanyakan
tentang tanda dan gejala yang dialami yaitu nyeri ulu hati, anoreksia, rassa
haus, mukosa kering, oliguria, otot lemah mual dan muntah darah. Sedangkan
tanda yang didapat selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan abdomen,
dehidrasi, perubahan turgor kulit, membran mukosa kering dan gangguan
sistemik.
Dari pengkajian tersebut maka perlu diketahui juga tentang
keluhan itu terjadi atau hilang, apakah sebelum atau sesudah makan, perlu juga
dikaji tentang makanan pedas, alkohol atau pengiritasi lambung. Riwayat
penyakit lambung, ansietas, stress, alergi, pembedahan lambung dan jenis diet
yang baru dimakan selama 72 jam, karena akan membantu perawat untuk
mengidentifikasi kelebihan diet sembrono yang berhubungan dengan gejal saat
ini. Sehingga perlu diidentifikasi juga tentang metode pasien dalam mengatasi
gejala serta efek-efek yang dialaminya (Smeltzer,2001 : 1063; Long, 1996:
196).
3.2. Fokus Intervensi
1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah ( Smeltzer, 2001:
1063)
Kriteria hasil yang diharapkan yaitu pasien menunjukkan perbaikan
keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluaran urine adekuat dengan berat
jenis normal, tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit
lembab dan pengisian kapiler cepat.
Intervensi keperawatannya adalah pertama, catat karakteristik muntah
untuk membantu membedakan pennyebab gaster yaitu empedu kuning
kehijauan menunjukkan pylorus terbuka, darah merah cerah menunjukkan
perdarahan arterial akut / ulkus gaster. Kedua, awasi tanda-tanda vital, untuk
mendeteksi kehilangan darah. Ketiga, awasi masukan dan haluarancairan
untuk memberikan pedoman sebagai peengganti cairan. Keempat,

8
pertahankan tirah baring untuk mencegah muntah dan ketegangan pada saat
defekasi serta mencegah peningkatan tekanan intra abdomen dan pencetus
perdarahan. Kelima, berikan cairan atau darah sesuai indikasi untuk
mengganti cairan pada derajat hipovolemia, perdarahan, syok da faktor
pembekuan darah. Keena berikan obat sesuai indikasi untuk mengatasi
peradangannya atau gastritis (Doenges, 2000 : 458-461).
2. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi
( Smeltzer, 2000: 1063).
Kriteria hasil yang diharapkan dari pasien yaitu pasien menyatakan
bahwa nteri hilang, postur tubuh tampak rileks dan mampu tidur atau istirahat
dengan tepat.
Tindakan keperawatan yang direncanakan yaitu pertama, Mencatat
keluhan nyeri, lokasi, durasi dan intensitas nyeri ( skala 0-10) untuk
mengidentifikasi bahwa nyeri tidak selalu ada, tetapi harus dibandingkan
dengan gejala nyeri yang ada. Kedua, Kaji ulang faktor yang meningkatkan
atau yang menurunkan nyeri untuk membantu dalam membuat diagnosaeptan
dan kebutuhan terapi. Ketiga, Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai
indikasi yang berguna untuk penetralisir asam dan mencegah distensi dan
haluaran gastrin. Keempat, Bantu pasien latihan rentang gerak aktif dan pasif
untuk menurunkan kekakuan sendi dan meminimalkan nyeri atau ketidak
nyamanan. Kelima, Beri perawatan oral dan ketidak nyamanan dengan tehnik
pijat punggung, dan ubah posisi minimal dua jam sekali untuk
menghilangkan nafas berbau karena sekret yang dapat menimbulkan tidak
nafsu makan dan mual. Keenam, Berikan obat sesuai indikasi yang terdiri dari
analgesik, aseraminofen, antasid dan antikolinergik untuk menghilangkan
rasa ketidak nyamanan nyeri dan menurunkan peristaltik, serta menurunkan
kadar asam dan motilitas gaster.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrient yang tidak adekuat ( Smeltzer, 2000: 1063).

9
Kriteria hasil yang diharapkan dari masalah keperawatan yaitu
pasienmampu mempertahankan berat badan dan didapat nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda malnutrisi.
Dari masalah keperawatan tersebut rencana keperawatannya yaitu
pertama, Berikan peraawatan oral secara teratur untuk mencegah
ketidaknyamanan dari hygiene pasien. Kedua, Auskultasi bunyi usus dan catat
pasase platus untuk mengetahui peristaltik kembali normal Ketiga, Awasi
masukan cairan dan makanan pasien untuk mengetahui adanya komplikasi
peristaltik ileus, obstuksi. Pengosongan lambung dan dilatasi gaster.
Keempat, Catat berat badan saat masuk dan dibandingkan dengan selama
dirawat untuk mengetahui informasi teentang keadekuatan masukan diet dan
cairan. Kelima, Berikan cairan Intra Vena sesuai indikasi untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan nutrisi. Keenam, Berikan obat sesuai dengan indikasi
yang meliputi antikolinergik yang digunakan untuk meningkatkan pencernaan
dan absorpsi nutrient, Vitamin B 12 dan kalsium untuk mengosongkan
lambung dan absorbsi kalsium, zat bersi untuk memperbaiki dan mencegah
anemia defisiensi besi, protein untuk perbaikan dan penyembuhan jaringan,
enzim pankreas, garam empedu untuk meningkatkan proses pencernaan, dan
trigliserida untuk meningkatkan absorbsi lemak dan vitamin, larut dalam
lemak ( Doenges, 2000: 147-148).
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan transpor oksigen
sekunder terhadap tirah baring yang lama dan peningkatan kebutuhan
metabolik sekunder terhadap steres berat atau nyeri (Carpenito, 1998: 110).
Kriteria hasil yang diharapkan dari pasien yaitu mengidentifikasi
faktor-faktor yang memperberat dengan mengubah status. Berpartisipasi dalam
perencanaan terapi untuk meminimalkan efek-efek pengubahan status dan
mendemonstarasikan kecukupan energi dan kekuatan untuk berpartisipasi
dalam menyelesaikan aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan.(Carpenito,
1998: 126).
Tindakan yang direncanakan yaitu pertama, kaji kemapuan pasien
untuk melakukan tugas dan laporkan keletihan,kelelahan, dan kesulitan

10
menyelesaikan tugas agar perawat mampu melakukan intervensi atau bantuan
yang akan diberikan pada pasien. Kedua,kaji kehilangan atau gangguan
keseimbangan gaya berjalan dan kelemahan otot yang dapat menunjukkan
perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 yang sangat mempengaruhi
keamanan pasien atau terhadap resiko terjadinya cedera. Ketiga, awasi tekanan
darah, nadi, pernapasan baik selama atau sesudah aktifitas untuk mengetahui
manifestasi dari Kardio Pulmonal dan upaya iantung dan paru untuk membawa
jumlah oksigen yang adekuat ke jaringan. Keempat, Ubah posisi pasien dengan
perlahan dan pantau terhadap keluhan pusing, untuk mengetahui adanya tanda-
tanda terjadinya hipotensi pastural atau hipoksia serebral yang dapat
menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko terhadap cedera.
Kelima, Gunakan tehnikmmenghemat energi misalnya mandi
sambil duduk atau duduk dalam melakukan tugas-tugasnya agar pasien dalam
melakukan aktifitas mempu membatasi penyimpangan energi dan mencegah
kelemahan. Keenam, Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila terjadi
palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan atau pusing untuk memberikan
kesempatan terhadap regangan atau stress kardiopulmonal yang berlebihan atau
stress yang dapat meni,bulkan dekompensasi atau kegagalan. ( Doenges, 2000 :
575).
5. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit
berhubungan dengan kurang informasi. ( Smeltzer, 2001 : 1063 ).
Kriteria hasil yang diharapkan dri pasien yaitu pasien mampu
mengidentifikasi atau melakukan perubahan pola hidup yang perlu dan
berpartisipasi dalam program pengobatan.
Rencana tindakan dari masalah keperawatan tersebut yaitu pertama,
Kaji pengetahuan tentang gastritis dan rencana penyuluhan individual untuk
mengetahui pengetahuan dasar pasien dimana pasien dapata memilih
informasi atau keputusan tentang masa depan dan kontrol masalah kesehatan,
Kedua, Anjurkan pasien makan sedikit tetapi sering untuk mempertahankan
atau netralisir hidroklorida. Ketiga, Kaji ulang tanda atau gejala muntah
berwarna kopi gelap, feses hitam, distensi abdomen dan nyeri pada

11
epigastrium dan punggung untuk mengevaluasi medik dan untuk mencegah
komplikasiyang lebih serius, Keempat, Dukung penggunaan tehnik
penanganan stress untuk menurunkan rangsangan ekstrensik hidroklorida
(HCL) dan resiko dari peradangan ulang.

12
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Kasus
Hari, tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005 jam 08.30 WIB.
Ruang : Hidayah B2
Pengkaji : Khusnul Kotimah

I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Alamat : Giritirta 3/3 Karang gayam
Tgl masuk : 07 Agustus 2005. Jam 10.30 WIB
Dx. Medis : Gastritis Psikomatik
No. Rm : 095697
Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Penanggung Jawab:
Nama : Ny. D
Alamat : Kedunglo, Giritirta, Karang gayam
Umur : 27
Hub dg pasien : Anak

II. RIWAYAT KESEHATAN


a. Keluhan utama
Pasien menyatakan nyeri perut bagian atas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS Via IGD pada tanggal 07 Agustus
2005 dengan keluhan panas / nyeri perut didaerah ulu hati, BAK dan

13
BAB tindak lancar, ekspresi wajah tampak kesakitan dan nafsu makan
baik. Kemudian di IGD didapat data Tanda-tanda vital TD 170/ 70,
Nadi 78 kali / menit, RR 24 kali / menit dan suhu 36,9 oC dan
mendapat Therapi infus D5% 20 Tppm dan injeksi Ampicilin 1000
mg, cimetidine Braxidine, Therapii Braxidine 3x1 mg, Lonagoqum
3x1 kappsul, Zipraz 2x0,25 mg. Ampicilin 3x1000 mg dan Ranitidin
dan infus RL 20 tetes per menit.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya
pernah dirawat di RSU PKU Muhammadiyah Gombong, Ruang
Hidayah pada tanggal 11 Juli 2005 dan keluar 15 Agustus 2005 dengan
diagnosa medis Typoid.
d. Rriwaayat Penyakit Keluarga
Pasien dalam keluargaanya tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan ataupun menular seperti hipertensi, TBC dll.
Genogram

14
4.1. PENGKAJIAAN POLA FUNGSIONAL
1. Bernafas dengan normal
Sebelum dan saat dikaji pasien mampu bernafas dengan normal
taanpa ada gangguan ddengan RR=20X/menit
2. Nutrisi
Sebelum sakit pasien makan teratur dan hanya malas-malasan dan
saat dikaji pasien mengatakan makaan 3x4 hari dengan porsi dari
runah sakit dan minum biasa di rumah saakit.hanyaa 2 liter per hari
karena ddorongan daan anjuran ddari perawat BB 30 kg.
3. Eliminasi
Sebelum sakit pasien biasa BAB 1x sehari dan BAK  4x sehari
dan saat dikaji pasien mangatakan belum BAB sejaaak masuk
rumah sakit dan BAK sudah 3x sejak paagi
4. Gerak Keseimbangan
Sebelum sakit pasien mampu bergerak secara mandiri tanpa
bantuan orang lain, dan saat dikaji pasien mengatakan lemas dan
berjalan dengan dibantu oleh keluarga dan perawat untuk berjalan
sempoyongan.
5. Temperatur dan suhu
Sebelum sakit pasien mampu memenuhi kebutuhan temperatur
dengan baik, saat dingin dengan selimut dan panas dengan baju
tipis, dan saat dikaji pasien hanya mengenakan kaos dan rok dan
selimut dari RS dengan suhu tubuh : 36,7oC.
6. Personal higiene
Saat dikaji pasien terlihat rambut kotor dan kusam dan sebelum
sakit pasien mengatakan biasa mandi 2x sehari siang dan sore dan
keramas 1x dipagi hari.
7. Berpakaian
Sebelum sakit pasien dapat berpakaian dan berhias diri dengan
mandiri. Dan saat dikaji pasien dan keluarga mengatakan bila
memakai baju dibantu oleh keluarga.

15
8. Kebutuhan aman dan nyaman
Sebelum sakit pasien mengatakan nyaman tapi hanya teringat
anaknya yang dibandung (belajar) dan saat dikaji pasien
mengatakan merasa nyaman karena anaknya ada didekatnya, dan
masih merasakan ketidaknyamanan karena nyeri yang dirasakan.
9. Komunikasi
Sebelum dan selama sakit pasien biasa berkomunikasi dengan
orang lain dengan akrab dan baik dengan menggunkan bahasa
jawa.
10. Spiritual
Pasien adalah seoarnag muslim dan biasa melakukan sholat 5
waktu dan saat dikaji pasien mengharapkan / berdoa untuk
kesembuhannya.
11. Bekerja
Sebelum sakit pasien bekerja sebagai rumah tangga dan biasa
membantu suaminya di jawa sebagai petani dan saat dikaji pasien
hanya berbaring dan tidur ditempat tidur, karena kalau jalan masih
sempoyongan.
12. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit pasien tidur  6-9 jam / hari dengan istirahat siang
dan saat kaji pasien dan keluarga mengatakan pasien kalau malam
tidur terus dan juga tidur siang.
13. Bermain dan rekreasi
Sebelum sakit pasien biasa menghibur diri / bermai dan rekreasi
dengan kumpul dengan keluarganya dan saat dikaji pasien
mengatakan merasa senang dengna adanya keluarganya dan
khususnya anakanya yang berada disisinya.
14. Belajar
Sebelum sakit pasien biasa menonton TV dan mendengarkan radio
untuk memenuhi kebutuhan belajaarnya atau untuk mendapatkan

16
informasi dari luar dan selama sakit pasien dalam memenuhi
kebutuhan belajarnya kurang.

4.2. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum : KU sedang dengan kesadaran compos mentis.
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg
RR : 20 kali/ menit
N : 62 kali/ menit
S : 36,7 oC
Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada nyeri tekan dan rambut
kotor dan kusam sudak tiga hari tidak keramas.
Mata : Simetris, pupil tidak ikterik dan sklera tidak anemis dan
berfungsi dengan baik.
Hidung : Simetris, tidak ada polip hidung ataupun adanya serumen
dan fungsi penciuman baik.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan tidak ada nyeri tekan dann fungsi
pendengaran masih normal.
Mulut : Bbibir kering, gigi terlihat bersih dan lidah bersih, fungsi
pengecapan normal.
Leher : Tidak ada distensi vena jugularis dan pembesaran kelenjar
tiroid.
Dada : Tidak ada nyeri tekan, bunyi jantung normal (S1 dan S2)
pernafasan normal24 kali per menit dengan suara paru vesikuler
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, peristaltik 12 kali per menit dan
perfusi sonor, Pasien meengeluh nyeri ulu hati.
Genetalia : Bersih dan tidak terpasang kateter
Rektum : Tidak ada kelainan dan belum BAB
Ekstremetas atas : Tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes per menit,
koordinasi baik, tidak ada lesi
Ekstremetas bawah : Tidak ada lesi, tidak ada kelainan, koordinasi baik.

17
4.3. DATA PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 7 Agustus 2005


Hematologi Normal
Hb 12,6 12-18 gr %
Leukosit 5600 4000-10000/mm3
Trombosit 150000 150000-400000/mm3
Kimia klinik
SGOT 20 0 – 31 U/L
SGPT 16 0 – 32 U/L

Therapi 10-8-05
Bradixidin 3x1
Lanagoquin 3x1
Ziproz 2x1
Capsul 2x1
Lapraz 1x1
Motiral 1
Injeksi
Ampi 3 x 1000 mg
Ranitidin 2 x 1 amp
Infus RL 20 tts / mt

Diit
Bubur kasar
Px Rongen
Tak tampak bayangan batu opoque didaerah proyeksi sistem uropoetin adanya
batu.

18
4.4. ANALISA DATA
Nama : Ny. S
No Rm : 095697

Tgl Jam Data Fokus Penyebab Masalah


10 – 8 – 05 Ds : Pasien mengatakan nyeri pada Peradangan pada Gangguan rasa
08.30 perut atas, hulu hati. mukosa nyaman nyeri.
Do : a. Pasien kadang terlihat lambung / iritasi.
menahan nyeri.
b. Skala nyeri (6) sedang. Kelemahan fisik Defisit
08.30 Ds : Pasien mengatakan tubuhnya untuk beraktifitas perawatn diri
masih terasa lemah dan pusing.
Do : a. Pasien terlihat lemah
b. Pasien hanya berbaring
c. Rambut terlihat kotor Input / masukkan Resiko tunggi
Ds : Pasien mengatakan sudah minum cairan kurang dari kekurangan
08.30 banyak dan terasa haus (1,5 kebutuhan volume cairan.
liter).
Do : a. Pasien terlihat lemah
b. Turgor kulit buruk
c. Dehidrasi

19
4.5. DAFTAR MASALAH

Nama : Ny. S

No : 095697

Tgl Jam No Dx Diagnosa keperawatan Tgl Teratasi Tgl Ditemukan Paraf


08-8-05
08.30 1. Gangguan rasa nyaman 10 – 08 – 05
nyeri berhubungan
dengan peradangan
pada mukosa lambung
atau iritasi lambung
akibat peningkatan
asam lambung.
Defisit perawatan diri
08.30 2. berhubungan dengan 10-08-2005 10 – 08 – 05
kelamahan fisik untuk
beraktifitas.
Resiko tinggi terhadap
08.30 3. perubahan nutrisi 10 – 08 – 05
kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan
input / masukan cairan
kurang dari kebutuhan.

4.6. INTERVENSI

20
Nama : Ny. S

Ruang : 095692

Tgl Jam No Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf


10-08-05
08.30 1. Gangguan rasa nyaman nyeri a. kaji skala nyeri (0-10)
diharapkan setelah dilakukan b. berikan posisi nyaman
tindakan k.p selama 2 x 24 jam c.ajarkan tehnik relaksasi
nyeri dapat teratasi dengan saat terjasi nyeri.
kriteria d. kaji TTV
a. pasien terlihat tenang e.kolaborasi pemberian
b. pasien tidak mengeluh nyeri antiperetik
c. pasien dapat istirahat
08.30 2. setelah dilakukan tindakan a. berikan personal
selama 2 x 24 jam diharapkan higiene.
higiene terpenuhi dengan b. anjurkan untuk
kriteria. memenuhi personal
a. rambut bersih higiene mandiri
b. pasien terlihat segar c. berikan higiene rambut
c. pasien terlihat nyaman d anjurkan keluarga
memenuhi higieni
personal klien
e. berikan rasa nyaman
08.35 3. Setelah dilakukan tindakan a. anjurkan untuk banyak
selama 2 x 24 jam diharapkan minum untuk
volume cairan terpenuhi memenuhi kebutuhan
dengan kriteria : cairan
a. tidak ada dhidrasi b. kolaborasi pemberian
b. turgor kulit baik cairan infus
c. pantau input cairan
d. timbang berat badan

21
tiap hari

4.7. CATATAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. S

No Dx : 095692

Tgl Jam No Dx Implementasi Respon Paraf


10-8-05 1,2, Mengkaji keadaan umum pasien Keadaan umum sedang

08.30 3 kesadaran compos

mentis TD : 100/70

mmHg, RR : 20 x/menit,

N : 62 x / menit, S : 36,7
o
C.

08.35 3 Kaji tungor kulit dan peristaltik usus Turgor buruk, dehidrasi,

08.36 3 Menganjurkan pasien untuk makan capileri refil kurang dari

08.37 3 sedikit tapi sering 3 detik, 12 kali per menit

08.40 1 Mengkaji input cairan Pasien hanya mengatakan

08.50 3 Mengkaji sskala nyeri banyak minum

08.54 2 Menimbang berat badan pasien Pasien mengatakan dalam

09.10 2 Mengkaji hygiene pasien sehari minum 1,,5 liter

10.50 2 Kontrak tentang pendidikan per hari

11.10 1 kesehatan (keramas) Skala nyeri 6

11.10 3 Memberikan hygiene rambut Berat badan 30 kg

11.20 1 Mengatur posisi pasien miring Rambut pasien tampak

12.30 Mengkaji TTV kusam dan kotor

Membrikan diit Pasien menyetujui

22
Memberikan injeksi Ampicillin 1000 Pasieen terlihat senang dan

mg segar dengan

mengucapkan

Alhamdulillah terus

meenerus

Pasien meelakukan posisi

miring

TD : 100/80 mmHg, RR :

20 x/menit, N : 60 x /

menit, S : 36,5 oC.

Diit dimakan habis 1 porsi

Obat masuk Intra Vena dan

tidak ada alergi

4.8. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama: Ny. S

RM : 095697

23
Tgl/ Jam No. Dx PERKEMBANGAN / EVALUASI/ SOAP PARAF
10-02-05 2 DS: Pasien mengatakan kepalanya sudah terasa segar

10.50 1 DO: a. Pasien terlihat nyaman

11.30 3 b. Pasien tampak senang

12.40 c. Rambut tampak bbersih

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan rencana keperawatan

S : Pasien mengatakan masih merassakan nyeri pada

daerah perut bagiaan atas dan tersa panas

O : a. Klien menunjukkan daerah nyeri

b.Pasien kadang-kadang terlihat menahan nyerinya

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan rencana keperawatan

S : Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas

O : a. Pasien sudah minum  1 liter/ 5 gelas

b. Pasien sudah BAK 3 kali 100 cc

c. Pasien makan habis 1 porsi dari RS

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan rencana keperawatan

24
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet
yang tidak benar atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit.
Gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronik.
Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda
dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.
Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan

25
mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan
dengan Hellicobacter Pylori.

Gejala gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Gejala gastritis
kronis :

1. Bervariasi dan tidak jelas.


2. Perasaan penuh, anoreksia.
3. Distress epigastrik yang tidak nyata.
4. Cepat kenyang.

4.2. Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dalam sistem pencernaan itu baik, karena
dapat mengganggu kerusakan organ dalam sehingga memberikan dampak negatif
bagi kesehatan tubuh. Menghindari makanan yang asam, pedas dan minuman
yang beralkohol, kafein. Dapat memicu cepatnya terjadi gastritis karena asam
lambung tidak bisa menjaga dinding lambung. Mengakibatkan nyeri di
epigastrium. Maka dari itu jagalah organ organ penting dan kesehatan dalam
tubuh kita ini.

Daftar Pustaka

1. Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat


Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
2. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
3. http://en.wikipedia.org, Gastritis
4. Price, Sylvia A. Wilson, L. M. (1994). Patofisiologi Konsep Proses Penyakit,
edisi 4, Alih Bahasa Peter Anugrah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

26

Anda mungkin juga menyukai