GASTRITIS KRONIS
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2
MALANG-JAWA TIMUR
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
berkat kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok dua ingin mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Supriyadi,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan medikal bedah: keperawatan dewasa sistem endokrin, pencernaan,
perkemihan dan imunologi, yang sudah membantu kami dalam proses penyelesaian
makalah ini.
Makalah yang berjudul ‘Gastritis Kronis’ disusun oleh kami selaku kelompok
dua untuk memenuhi tugas mata kulia KMB 2. Lewat proses panjang, kami pun yang
beranggotakan enam orang sedikitnya bisa mengetahui peradangan pada lambung.
Semoga hal-hal yang sudah kami dapatkan bisa bermanfaat dan berdampak banyak bagi
yang membaca
Penulis
3
Daftar
Contents
Kata Pengantar..........................................................................................................2
Daftar..........................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................4
IPENDAHULUAN.....................................................................................................4
.....................................................................................................................................5
BAB 2..........................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................6
2.1. 2 Etiologi..........................................................................................................6
2.1. 3 Patofisiologi..................................................................................................7
2.1. 4 PathwayGastritis..........................................................................................9
BAB III......................................................................................................................33
TINJAUAN KASUS.................................................................................................33
Genogram :..............................................................................................................36
BAB 4........................................................................................................................60
BAB 5........................................................................................................................63
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................65
41
BAB I
IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
8.061 orang (1,45%), dan pada tahun 2018 sebesar 10.514 orang (1,33%) (Profil
Kesehatan Kabupaten Kampar, 2018). Berdasarkan data dari Puskesmas Rawat Inap
Kampar Kiri pada tahun 2018 dari total jumlah penduduk 29.607 orang dengan
penyakit gastritis berjumlah 675 orang (2,27%) (Puskesmas Kampar Kiri, 2018).
Dampak penyakit gastritis meliputi nyeri yang terasa panas dan rasa perih disekitar
area ulu hati, perut kembung, cegukan, bersendawa, sesak nafas, mual, muntah,
hilang nafsu makan, cepat merasa kenyang saat makan, buang air besar dengan tinja
berwarna hitam dan bahkan muntah darah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
dijadikan Proposal Karya Tulis IlmiahStudi Kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Ny. R dengan Masalah Gastritisdi Puskesmas Rawat Inap
5
Kampar Kiri”.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. 1 Pengertian
2.1. 2 Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau parasit
lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah
meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang
dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis
seperti NSAID aspirin dan ibu profen (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016).
a. Infeksi bakteri.
d. Stress.
e. Autoimun
7
Selain penyebab gastritis diatas, ada penderita yang merasakan gejalanya dan
ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya :
a. Nyeri epigastrium.
b. Mual .
c. Muntah.
e. Muntah darah.
f. Bersendawa
2.1. 3 Patofisiologi
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi
iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak
sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental
dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin
dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan
serta formasi ulser.
9
2.1. 4 PathwayGastritis
Mengurangi Prostaglandin
Iritasi Lambung
GASTRITIS
MK : MK :
Kekurangan Ketidak Erosi mukosa Lambung
Volume seimbangan
cairan Nutrisi
MK : Intoleransi Aktivitas
Atrofi kelenjar Epitel MK : Nyeri
Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat menahun.
Gastritis kronis diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu :
Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan
saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang
khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir sama, seperti anoreksia, rasa penuh,
nyeri epigastrum, mual dan muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusianah,
2010).
a. Gastritis Kronis.
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian
kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nause dan pada pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan.
2.1. 7 Komplikasi
Komplikasi penyakit gastritis menurut Muttaqin & Sari (2011) antara lain :
Feses : Tes feses akan positif H. Pylory Kreatinin : Biasanya tidak meningkat bila
perfusi ginjal di pertahankan.
Kalium : Dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat atau muntah
atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadi setelah trasfusi darah.
Amilase serum : Meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.
2.1. 9 Penatalaksanaan
2) Antasida : Pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk
mempertahankan keseimbagan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis
yang tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
2) Bila korosi luas atau berat, emetic, dan lafase dihindari karena bahaya perforasi.
1) Tirah baring.
2) Mengurangi stress.
3) Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral pada interval
yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding, agar- agar dan sup,
biasanya dapat ditoleransi setelah 12-24 jam dan kemudian makanan-makanan
berikutnya ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang
kronis biasanya berespon terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang
berbumbu banyak atau berminyak.
2.2.1 Pengkajian
Data dasar (Identitas Klien) : Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama, bahasa yang digunakan, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah.
7) Pola kebiasaan sehari-hari. Menurut Gordon (2009), pola kebiasaan sehari- hari
pada pasien gastritis, yaitu :
a) Pola nutrisi
b) Pola eliminasi
e) Pola kognisi-perceptual
h) Pola seksual reproduktif i)Pola hubungan dan peran j)Pola nilai dan keyakinan
Kebutuhan dasar
Kaji pola makan dan minum, pola istirahat dan tidur, eliminasi dan kebersihan diri
dan faktor alergi.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
1) Data Subjektif
a) Keadaan umum, tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kwadran epigastrik.
(6) B5 (Bowel) : Anemia, anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.
(7) B6 (Bone) : Kelelahan, kelemahan.
2) Data objektif
a) Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut.
c) Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan intrasel mukosa) bibir
pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene).
d) Abdomen
(1) Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan bentuk
abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada sering merubah
posisi, menandakan pasien nyeri.
(2) Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, dan
hipoaktif setelah perdarahan.
(3) Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan hypertimpani
(bisng usus meningkat).
(4) Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat nyeri tekan pada
region epigastik (terjadi karena distruksi asam lambung) (Doengoes, 2000).
e) Integumen : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah),
kelemahan kulit/ membrane mukosa berkeringan (menunjukkan status syok, nyeri
akut, respon psikologik) (Doengoes, 2000).
3. Laboratorium
4. Analisa gaster
5. Gastroscopi.
Befokus pada pasien, yaitu harus menunjukan apa yang akan dilakukan, kapan
dan sejauh mana tindakan dapat dilakukan.
Singkat dan jelas, yaitu untuk memudahkan perawat untuk mengidentifikasi tujuan
dan rencana tindakan.
Dapat diobservasi dan diukur, (measurable) adalah suatu kata kerja yang
menjelaskan perilaku pasien atau keluarga yang diharapkan akan terjadi jika tujuan
telah tercapai.
Ada batas waktunya, batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam penulisan
kriteria hasil. Komponen batas waktu dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Jangka panjang
Suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu lama, biasanya
lebih dari 1 minggu atau 1 bulan, kriteria hasil tersebut ditujukan pada unsur
“problem” masalah dalam diagnosa keperawatan
2) Jangka pendek
Suatu tujuan yang diharapkan bisa dicapai dalam waktu yang singkat, biasanya
kurang dari 1 minggu, kriteria hasil tersebut ditujukan pada unsur etiologi dan
symptom dalam diagnosa keperawatan aktual ataupun resiko.
Realistis, yaitu harus bisa dicapai sesuai dengan saran dan prasarana yang tersedia,
meliputi biaya, perlatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, affek-emosi dan kondisi
fisik.
e. Menghilangkan
atau
mengurangi
keluhan nyeri
klien.
f. Menurunkan
keasaman gaster
dengan absorpsi
atau
pengosongan
gaster dan
menghilangkan
nyeri.
Menunjukka
c. Awasi
n status
tanda-
dehidrasi
tanda
atau
vital,
kemungkina
pengisia
n kebutuhan
n kapiler
untuk
dan
peningkatan
membra
penggantian
n
cairan.
mukosa.
d. Mengganti
cairan untuk
masukan
kalori yang
d. Catat berdampak
input pada
dan keseimbanga
output n elektrolit.
cairan.
e. Mengganti
e. Berikan kehilangan
cairan cairan dan
tambaha memperbaik
n IV i
sesuai keseimbanga
indikasi. n cairan
dalam
lambung.
d. Mengetahui
perkembang
d. Timbang an status
BB nutrisi
dengan pasien.
teratur.
e. Membantu
e. dalam
Auskulta menentukan
si bising respon
usus. untuk
makan atau
berkembang
nya
f. Tentukan komplikasi.
makanan
yang f. Dapat
tidak mempengar
membent uhi nafsu
uk gas. makan/
pencernaan
dan
membatasi
masukan
nutrisi.
c. Berikan c. Membantu
bantuan dalam bila perlu,
aktivitas. harga diri
ditingkatka
d. Jelaskan
n bila klien
pentingnya
beraktivitas melakukan
bagi klien. sesuatu
sendiri.
e. Tingkatkan
tirah baring d. Klien tahu
atau duduk dan pentingnya
berikan obat beraktivitas.
sesuai dengan
e. Tirah baring
indikasi.
dapat
meningkatk
an
stamina
tubuh
pasien
sehingga
pasien
dapat
beraktivitas
kembali.
Tunjukan koping.
teknik d. Membantu
relaksasi menurunka
n takut.
Belajar cara
untuk rileks
dapamemba
ntu
Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat
diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah baru.
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
adalah evaluasi yang harus dilaksanakn segera setelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan. Sedangkan
evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan
secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan. Adapun evaluasi
dari diagnosa keperawatan gastritis secara teoritis adalah apakah rasa nyeri klien
berkurang, apakah klien dapat mengkomsumsi makanan dengan baik, apakah
terdapat tanda-tanda infeksi, apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara
mandiri, apakah klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit
gastritis dan perubahan kesehatannya.
1) Tujuan dari aspek kognitif, pengukuran kognitif dapat dilakukan dengan empat
cara yaitu : interview, komprehensif, aplikasi fakta dan tulis.
Dapat dilakukan dengan cara observasi, feed back dari kesehatan lain, psikomotor,
perubahan fungsi tubuh.
Macam-macam evaluasi
d) Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu
yang telah ditetapkan.
3) Komponen SOAP
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien,
digunakan komponen SOAP. Penggunaan tergantung dari kebijakan setempat.
Menurut Rohmah dan Walid (2014), pengertian SOAP adalah sebagai berikut :
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
Data obejektif adalah data berdasarkan hasil pengukuran atay observasi perawat
secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
A : Analisis
Interperestasi dari data subjektif dan data obejktif, analisis merupakan suatu
masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan
masalah/ diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang
telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif.
P : Planning
I : Implementasi
Pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan
dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan
pasien. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan
maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau
disesuaikan.
E : Evaluasi
Adalah tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas
asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai
dan merupakan fokus ketetapan nilai tindakan atau asuhan.
R : Revisi
BAB III
TINJAUAN KASUS
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari laporan kasus penulis menguraikan
asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Gastritis di Puskesmas Rawat Inap Kampar Kiri.
3.1 Pengkajian
Yang mengirim : Datang Sendiri dengan Keluarga Cara masuk : Melalui IGD
3.1.1 Identitas
Identitas Klien
Nama : Ny. x
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 Tahun
Pendidikan : SLTP
3.1.2 Resume
1) Keluhan utama : Klien mengeluhkan nyeri pada bagian perut sebelah kiri.
a) Onzet : Klien mengatakan nyeri dirasakan sekarang dan mulai timbul sejak 6 jam
sebelum masuk ke IGD.
d) Region : Klien mengatakan nyeri dirasakan pada bagian perut sebelah kiri.
e) Severity : klien mengatakan skala 4.
f) Tretment: Klien berusaha mengurangi gerakan agar nyeri terasa lebih ringan.
3) Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus : Nyeri pada bagian perut sebelah kiri, nafsu makan kurang dan
mual muntah.
d) Upaya mengatasi : Minum obat dari klinik/ yang dijual apotik dan istirahat
yang cukup.
3) Riwayat pemakain obat : klien mengatakan selama ini hanya minum obat
progmag, antasida yang diperoleh dari klinik/ yang dibeli di apotik.
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis maupun penyakit keturunan hipertensi ataupun DM.
Genogram :
Tn. M Ny. R
An. G An. G
Keterangan:
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
Laki-laki
:
: Perempuan
: Serumah
Tipe keluarga :
Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga inti antau nuclear family
karena dalam satu rumah terdiri dari ayah yang berusia 49 tahun dan ibu
yangberusia46 tahun dengan dua anak yaitu : anak laki-laki berusia 16 tahun, anak kedua
laki-laki berusia 9 tahun, yang semuanya belum menikah. Tn. M dan Ny. R mengatakan
dalam keluarganya tidak ada kendala atau masalah tertentu yang dirasakan setiap anggota
keluarga yang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari.
a. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor risiko :
Tidak ada.
1) Adakah orang terdekat dengan klien : Klien mengatakan bahwa orang paling berarti
bagi dirinya adalah suami serta anak-anaknya.
a) Pola komunikasi : Klien memiliki hubungan yang baik dan harmonis dengan
keluarga.
c) Kegiatan kemasyarakat : Klien berhubungan baik dengan orang lain yang ada
disekitarnya.
a) Hal yang dipikirkan saat ini : Klien berusaha untuk sembuh dan menerima
keadaan dengan berpasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Harapan setelah menjalani perawatan : Klien mengatakan ingin sembuh dan bisa
beraktivitas seperti biasanya.
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Klien merasakan lemas/ dan tidak
nafsu makan.
b) Aktivitas agama/ kepercayaan yang dilakukan : Klien menganut agama Islam dan
beribadah setiap hari dengan sholat 5 waktu.
9) Pola kebiasaan
Pola Kebiasaan
Pola Kebiasaan
N Hal yang Sebelum Sakit/ sebelum di Di Puskesmas
o Dikaji Puskesmas
1Pola Nutrisi
g. Pantangan
2 Pola Eliminasi
3 Pola Personal
hygiene
a. 2x/minggu a. Belum pernah
a. Frekuensi mencuci
b. 2x/hari b. Diseka 2x/hari
rambut
c. 2x/hari c. Belum pernah
b. Frekuensi mandi
d. Putih beruban d. Putih beruban
c. Frekuensi gosok gigi
e. – e. –
d. Warna rambut
f. Kusam f. Kusam
e. Bau
f. Konsistensi
Kesehatan
4) Nadi : 80x/m
5) Pernafasan : 20x/m
1) Kepala
Bentuk : Bulat, kepala klien simetris dan tidak ada benjolan. Kulit kepala
: Kulit kepala klien kurang bersih.
2) Rambut
3) Wajah
Struktur wajah : Struktur wajah klien bulat, tidak ada edema. Warna kulit :
Warna putih
4) Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Klien memiliki mata yang lengkap dan simetris
antara kanan dan kiri.
5) Hidung
Tulang hidung : Normal, simetris. Lubang hidung : Simetris kanan dan kiri.
6) Telinga
Bentuk telinga : Simetris antara telinga kanan dan kiri. Ukuran telinga : Sama besar
antara telinga kanan dan kiri. Lubang telinga : Bersih, tidak ada kotoran.
Keadaan mukosa bibir : Mukosa bibir normal. Keadaan gusi dan gigi : Normal.
8) Leher
Thyroid : Tidak ditemukan massa di daerah thyroid klien, dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid.
9) Pemeriksaan integumen
10) Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan pemeriksaan kepala, wajah, leher :
tidak ada keluhan.
d. Pemeriksaan Jantung
1) Inspeksi : ictus cordis-, pulsasi pada dinding thoraks-.
e. Pemeriksaan Abdomen
1) Inspeksi
1) Inspeksi : otot antara sisi kanan dan kiri simetris, deformitas -, fraktur -,
terpasang gips –
h. Pemeriksaan Neurologis
3) Antasida syrup
4) Lanzoprazol tab
l. Data Fokus
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
e) Skala nyeri : 4
No. MR : 20.00.12.66
DO :
tampak meringis.
DO :
c. Hb: 12 g%,
BB sebelum sakit
= 60 Kg
No. MR : 20.00.12.66
nyeri f. Membantu
dirasakan mengurangi
sekarang nyeri
dan mulai 6
jam
sebelum
masuk IGD.
Q : Klien g. Menghindari
mengatakan nyeri makanan yang
seperti diremas- dapat
remas. menaikan
asam lambung/
b. R : Klien
pantangan-
mengatakan
pantangan
nyeri pada
bagian perut makanan.
sebelah kiri.
c. S : Klien
mengatakan
skala 4.
d. T : Klien
berusahan
mengurangi
gerakan agar
nyeri tidak
terasa.
e. U : Klien
mengatakan
paham nyeri
yang
dirasakan.
f. V : Klien
berharap
nyeri cepat
hilang dan
lekas
sembuh.
DO :
a. Klien tampak
gelisah dan
tidak
nyaman.
b. Wajah klien
tampak
meringis.
BB sebelum mual/mun
sakit = 60 tah.
Kg. BB e.
Setelah sakit Menimbul
= 57 Kg. kan rasa
segar,
menguran
gi rasa
tidak
nyaman,
sehingga
berefek
meningkat
kan nafsu
makan.
f. Makanan
Tinggi
Kalori
Tinggi
Protein
(TKTP)
dapat
mengganti
kalori,
protein.
Jam Jam
lingkunga Lanjutkan
n yang
nyaman. intervensi.
Klien
tersenyum
Mengobs
ervasi
Klien
secara
non
verbal.
Klien
tertidur
kiri
dengan
faktor
tetesan 20
tpm
Klien A : Masalah
mengatakan belum teratasi.
perut terasa
P : Intervensi
mual.
dilanjutkan
Memberika
n injeksi
Ranitidine
2mg pada
pukul 09.00
melalui IV.
Memberika
n obat
oral
lansoprazol
e tab dan
curcuma
10mg pada
pukul 12.00
WIB
Memberika
n
lingkungan
yang
Tenang dan P:
posisi
a. Interv nsi
yang
07.30 WIB nyaman. dihentika
n
Klien
tenang dan b. Rencana
15.00 WIB
nyaman hari ini
klien
Klien
pulang,
tertidur
pengobat
c. an
Memberika dilanjutk
n injeksi an
Domperid dirumah
on 2mg .
melalui
IV.
- Klien
tenang
saatobat
dimasukan.
d. Meng
ukur
TTV
TD =
120/70
mmHg Nadi
= 80 x/m
RR = 22x/m
Skala nyeri
=2
an mengata
- Makan
kan
habis 200cc
dengan nafsu
dengan susu
kurangnya makann
sereal dan
intake ya
makanan
makanan. meningk
lunak
at dan
seperti
mualnya
bubur.
hilang.
b. Memb
O:
erikan
obat a. Klien
oral tampak
lansop segar.
razole b. Makana
tab, n klien
curcu habis
ma 10 dengan
mg, susu
antasi sereal
da dan
syrup makana
5ml. n lunak
seperti
bubur.
A :Masalah
teratasi.
P : Intervensi
dihentikan
Rencana hari
ini klien
pulang,
pengobatan
dilanjutkan
dirumah.
BAB 4
Penulis telah berusaha dengan keras dan mencoba dengan segala upaya agar
hasil dari penulisan ini berhasil dengan baik, namun penulis sadar masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis telah berupaya semakisimal mungkin dengan menggunakan
pengetahuan, keterampilan, serta dengan fasilitas yang ada agar dapat tercapai
tujuan sesuai dengan teoritis, namun masih ditemukan kesenjangan antara bahasan
teori dengan kenyataan yang penulis temukan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
Selama melakukan pengkajian pada klien, penulis tidak banyak menemukan kesulitan
dan hambaran dalam memperoleh identitas klien, riwayat kesehatannya juga identitas
keluarga sebagai penanggung jawab klien. Pada tahap ini penulis menggunakan format
pengkajian Keperawatan Medikal Bedah (KMB) yang penulis peroleh dari institusi
pendidikan, sehingga dapat menjadi pedoman untuk memperoleh informasi tentang status
kesehatan klien. Namun demikian kesenjangan masih tetap ada, seperti :
a. Pemeriksaan fisik
Pada teori, kasus dengan gastritis biasanya ada rasa stress, kecemayang sangat
tinggi yang dialami klien mengenai kegawatan pada saat krisis.
b. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada teori ada 6, yaitu sebagai berikut:
Sedangkan pada kasus Ny. R yang tidak sesuai dengan teori yaitu diagnosa
nomor 2, 4, 5, dan 6. Diagnosa keperawatan yang tidak muncul ini karena data- data
subyektif maupun objektif belum penulis temukan pada klien saat ini.
Tahap ini merupakan evaluasi dan implementasi yang telah dilakukan terhadap
Ny. R dengan diagnosa, yaitu :
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perencanaan disusun dengan masalah yang ada pada saat dilakukan pengkajian.
5.2 Saran
a. Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi Poltekkes Kemenkes Riau, hasil penelitian ini dapat
dijadikan referensi untuk memperkaya bahan ajar terutama mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah (KMB) dan koleksi perpustakaan.
c. Penulis selanjutnya
Hasil penulisan ini dapat dikembangkan lagi untuk penulis selanjutnya pada asuhan
keperawatan yang lebih rinci lagi untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang
lebih berkualitas dan bermanfaat bagi klien.
50
DAFTAR PUSTAKA
Dewit, S. C., Stromberg, H., & Dallred, C. 2016. Medical Surgical Nursing : Concept
and Practice. Philadelphia: Elsevier. Philadelphia: Elsevier
Dinkes Prov. Riau. 2018. Angka Kejadian Gastritis di Riau. Riau: Dinas Kesehatan
Provinsi Riau
Gordon, N. F. 2009. The Cooper Clinik and Research Institute Fitness Series.
Fajar Interpratama Offset
Gomez-Mejja, Luis R and David B. Balkin and Robert L. Cardy. 2012. Managing
Human Resources. New Jersey: Pearson Education inc Publishing as Prentice Hall
Hardi. K & Huda. A.N. 2015. Aplikaso Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc (2nd ed). Yogyakarta: Mediaction
Hirlan. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi. 3 Jilid 2. Jakarta: FKUI
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi
Rohmah & Wahid. 2014. Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Yogyakarta: AR RUZZ
MEDIA
Smeltzer, S., Bare, P. G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi. 8 Jilid 2.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Sukarmin, Sujono Riyadi. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
52
Tussakinah, dkk. 2018. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap Kekambuhan
Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal
Kesehatan Andalas