Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

P DENGAN GASTRITIS
MATA KULIAH : KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Pengampu : Ns. Janu Purwono, S. Kep. M. Kes.

Disusun Oleh :
Aulia Etika Sakti (2021206203082P)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah swt, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga Ny. P dengan
Gastritis

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangunkami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.

Pringsewu, 28 Juli 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai


pentingnya menjaga kesehatan lambung, padahal gastritis atau sakit maag akan sangat
mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa. Gastritis
atau sakit maag adalah peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung yang
disebabkan oleh factor iritasi dan infeksi. Jika penyakit gastritis ini dibiarkan terus
menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena
kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian menyimpulkan
bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari
fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Gastritis fungsional
merupakan sakit yang disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih
sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, factor psikis dan kecemasan
(Saydam, 2011).
Berdasrkan data (WHO, 2012) hasil persentase angka kejadian gastritis di dunia,
yaitu Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,Kanada 35% dan Perancis 29,5%. Di
dunia insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden
terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya.
Berdasarkan data ( Kemenkes, 2015) angka kejadian gastritis di Indonesia
tepatnya di provinsi Jawa Barat penyakit gastritis mencapai 31,2 % dan di daerah Kota
Bandung sendiri penderita penyakit gastritis mencapai 15,37. Berdasarkan data
(Kementerian Kesehatan RI, 2012) sepuluh penyakit terbanyak di rumah sakit pada
pasien rawat inap dengan gastritis berada pada urutan keenam dengan jumlah kasus
sebesar 33.580 kasus yang 60,86% terjadi pada perempuan. Pada pasien rawat jalan
gastritis berada pada urutan ketujuh dengan jumlah kasus 201.083 kasus yang 77,74%
terjadi pada perempuan(Kementerian Kesehatan RI, 2012).
Berdasarkan data (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013) kasus
gastritis di kota-kota besar di Indonesia cukup tinggi dengan persentase Surabaya
31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh
31,7%, Pontianak 31,2%, sedangkan angka kejadian gastritis di Medan mencapai
91,6%.
Berdasarkan data (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013)
penyakit gastritis banyak dialami pada usia 20 tahun keatas, angka kejadian gastritis
pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan pravelensi 274,396 kasus dari
238,452,952 jiwa penduduk. Berdasrkan data 10 besar penyakit di UPT Kesmas di
Kabupaten Gianyar tahun 2014, kasus gastritis masuk urutan kelima penyakit tidak
menular dengan pravelensi 19.365 kasus yang paling banyak terjadi pada perempuan.
Di mana urutan pertama, yaitu ISPA, kedua kecelakaan dan ruda paksa, ketiga
2iagnosti, keempat penyakit pulpa, kelima tukak lambung (gastritis), keenam
hipertensi, ketujuh gangguan gigi, kedelapan penyakit kulit infeksi, kesembilan
penyakit kulit alergi dan kesepuluh diare (Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, 2014)
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang memiliki peranan sangat
penting dalam membentuk kebudayaan yang sehat. Keluarga dijadikan sebagai unit
pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan antara 3iagno anggota
keluarga dan akan mempengaruhi keluarga yang ada di sekitarnya. Keluarga memiliki
peran yang penting yaitu peran kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
dimana perawatan ini dapat dilakukan apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan tindakan lanjutan agar masalah yang lebih tidak terjadi (Harnilawati
S.Kep, 2013).
Dalam hal ini keluarga sangat berperan penting dalam merawat dan mencegah
kekambuhan gastritis dirumah, karena keluarga merupakan orang terdekat dan sering
bersama dengan anggota keluarga. Keluarga mempunyai fungsi keluarga dalam
menangani anggota keluarga dengan gastritis yang meliputi lima tugas keluarga yang
harus dilaksanakan seluruh keluarga, yaitu mengenal masalah kesehatan yang ada
pada anggota keluarga gastritis, memutuskan tindakan yang tepat bagi anggota
keluarga yang mengalami gastritis, memberikan perawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang gastritis dengan membatasi diet dan minum obat teratur, memodifikasi
lingkungan untuk menjamin kesehatan anggota keluarga dengan gastritis dan
menggunakan pelayanan kesehatan yang ada jika ada kekambuhan pada anggota
keluarga yang gastritis (Suprajitno, 2004).
Masalah kesehatan yang muncul dikeluarga tentunya sangat tergantung pada
bagaimana keluarga merawat kesehatan keluarga. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh (Zulfitri, 2014) di kelurahan Umban Sari Wilayah kerja Puskesmas Rumbai
memperlihatkan bahwa 51% keluarga mampu melaksanakan fungsi perawatan
kesehatan keluarga, sedangkan 49% keluarga tidak mampu untuk merawat kesehatan
keluarga. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian keluarga telah mampu
merawat kesehatan keluarga mulai dari keluarga mengenal masalah, keluarga
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit, melakukan
perawatan anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan rumah, dan
keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Hasil penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa hampir sebagaian keluarga 49% belum mampu merawat
kesehatan keluarga. Kondisi ini tentunya dapat memperparah masalah kesehatan yang
sedang dialami anggota keluarga yang sakit. Sebagai contoh penyakit gastritis pada
anggota keluarga, yang apabila keluarga tidak mampu menjalankan fungsi perawatan
kesehatan keluarga pada anggota keluarga yang sakit tersebut tentunya penyakit
gastritis akan terus berlanjut dan semakin berat.
Dampak yang dapat terjadi jika keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga
yang sakit gastritis yaitu akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung
akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung bahkan bisa juga
disertai muntah darah (Soemoharjo,Fahrur, 2009). Jika gastritis yang tidak ditangani
dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan yaitu,
kanker lambung dan peptic ulcer, selain itu komplikasi lainnya yang dapat terjadi pada
gastritis akut antara lain perdarahan saluran cerna dan jika terjadi perdarahan yang
cukup banyak akan menyababkan anemia yang berakibat untuk terjadi kematian
(Brunner, & Suddarth 2013).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Gastritis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini Bagaimanakah Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Gastritis

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan umum
Mengetahui Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gastritis
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dan analisa keluarga dengan
gastritis

b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga dengan gastritis


c. Mampu mengidentifikasi rencana asuhan keperawatan
keluarga dengan gastritis

BA

B II

TINJAUAN

PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit Gastritis

1. Pengertian gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa


lambung yang dapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis

gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan

gastritis atropik kronis (Hardi & Huda Amin, 2015).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa

lambung. Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan

lambung sampai terlepasnya epitel mukosa suferpisial yang menjadi

penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan

epitel dapat merangsang timbulnya inflamasi pada lambung

(Sukarmin, 2011).

2. Etiologi gastritis

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori,

virus, atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis.

Kontributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara

berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan

penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan

gastritis seperti NSAIDaspirin dan ibuprofen. (Dewit, Stromberg &

Dallred, 2016).

Menurut (Gomez 2012) penyebab gastritis adalah sebagagi berikut :

a. Infeksi bakteri
b. Sering menggunakan pereda nyeri

c. Konsumsi minuman alcohol yang berlebihan


d. Stres

e. Autoimun

Selain penyebab gastritis di atas, ada penderita yang merasakan

gejalanya dan adajuga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya:

1) Nyeri epigastrium

2) Mual

3) Muntah

4) Perut terasa penuh

5) Muntah darah

6) Bersendawa

3. Manifestasi klinis

Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan


perut penuh.

Gambaran klinis pada gastritis yaitu:

a. Gastritis akut, gambaran klinis meliputi:

1) Dapat terjadi ulserasi 9iagnostic9 dan dapat menimbulkan hemoragik.

2) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,

kelesuan, mual, dananoreksia. Disertai muntah dan cegukan.

3) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan.

b. Gastritis kronis
Pada gastritis kronis terjadi anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri
ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan

muntah. (Dirksen, Lewis, Heitkemper, Bucher, 2011).

4. Komplikasi

a. Gastritis akut

Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gastritis akut adalah

perdahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan

melena, dapat berakhir dengan shok hemoragik. Khusus untuk perdarahan

SCBA, perlu di bedakan dengan tukak peptic. Gambaran klinis yang di

perlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya

adalah Helicobacter Pylory, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 60-

90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat di tegakkan dengan

endoskopi (Hardi & Huda Amin, 2015).

b. Gastritis kronis

Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, ferporasi dan anemia

karena ganggguan absorpi vitamin B12 (Hardi & Huda Amin, 2015).

5. Penatalaksanaan gastritis

a. Pengobatan pada gastritis meliputi:

1) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung

2) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan

intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-

gejala mereda, untukgastritis yang tidak parah diobati dengan antasida


dan istirahat.

1) Histonin: Dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam


lambung
dan kemudian menurunkan iritasi lambung.

2) Sulcralfate : diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan

cara menyelaputinya, untuk mencegah difusi

kembali asam dan pepsin yangmenyebabkan

iritasi ( Ikatan Apoteker Indonesia. 2010)

b. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:

Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alcohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan

melalui mulut, diet mengandung gizi dan ajurkan. Bila gejala menetap,

cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka

penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk

hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.

1) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (contohnya:

alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus

lemon encer atau cuka encer

2) Bila korosi luas atau berat, 11iagno, dan lafase dihindari karena

bahaya perforasi.
6. Cara merawat anggota keluarga dengan gastritis

a. Cara perawatan gastritis

1) Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah

dicerna dan tidak merangsang asam lambung.

2) Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung,

seperti makananpedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.

3) Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung

seperti tehkopi, alkohol.

4) Makan secara teratur.

5) Minum obat secara teratur.

6) Hindari stress fisik dan psikologis.

7. Pencegahan

Agar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol

semua Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan

melakukan tindakan pencegahan seperti dibawah ini:

a. Hindari minuman beralkohol karena dapat mengiritasi lambung

sehingga terjadi inflamasi.

b. Hindari merokok karena dapat menganggu lapisan dinding lambung

sehingga lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ulkus.

Dan rokok dapat meningkatkan asam lambung dan memperlambat

penyembuhan luka.
c. Atasi stress sebaik mungkin.

d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur namun hindari

sayur dan buah yang bersipat asam .

e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran

balik) asamlambung.

f. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercapat aliran

makananmelalui usus.

g. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara

waktu kurangi kamsumsi makanan tinggi serat, seperti pisang,kacang-

kacangan, dan kentang.

h. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa

makanan lunak dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan dan

rileks (Hardi & Huda Amin, 2015)

8. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif merupakan pola

penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk

memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga (PPNI, 2017).

Manajemen kesehatan keluaraga tidak efektif yaitu kondisi

keluarga/individu tidak mampu merawat anggota keluarga yang

mengalami atau beresiko mengalami gangguan kesehatan karena gaya

hidup yang tidak sehat/ kurangnya pengetahuan untuk mengatur kondisi.


9. Penyebab manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Menurut (PPNI, 2017), ada beberapa penyebab terjadinya manajemen

kesehatankeluarga tidak efektif yaitu :

a. Kompleksitas system pelayanan kesehatan

b. Kompleksitas program perawatan/pengobatan

c. Konflik pengambilan keputusan

d. Kesulitan ekonomi

e. Banyak tuntutan

f. Konflik keluarga
10. Tanda gejala manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Adapun tanda dan gejala manajemen kesehtan keluarga tidak efektif

yaitu,mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita,

mengungkapkankesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan, gejala

penyakit anggota keluarga semakin memberat, aktivitas keluarga untuk

mengatasi masalah kesehatan tidaktepat, dan gagal melakukan tindakan

untuk mengurangi factor risiko.

11. Pengertian keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga, seperti yang

dijelaskan oleh (Padila, 2012).


Keluarga merupakan sasaran keperawatan komunitas selain individu,

kelompok dan masyarakat. Menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2010)

keluarga adalah dua orang atau lebih yang hidup dalam satu rumah tangga

karena pertalian darah, ikatan perkawinan atau adopsi. Keluarga bertujuan

untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap keluarga.

12. Tipe keluarga

Menurut (Padila, 2012) Keluarga memiliki berbagai macam tipe

yang dibedakan menjadi keluarga tradisional dan non tradisional, yaitu :

a. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :

1) Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang

terdiri darisuami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.

2) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah

dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya

kakek, nenek, bibi dan paman.

3) Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang

tinggal dalamsatu rumah tanpa anak.

4) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu

orang tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat

disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
6) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri

yang sudah lanjut usia.

b. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :

1) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian

darah, hidupdalam satu rumah.

2) Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak

hidup bersamadalam satu rumah tangga.

3) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang

hidup bersamadalam satu rumah dan berperilaku layaknya suami

istri.

13. Tahap perkembangan

a. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang

15iagno yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada

tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan

kepuasan bersama, menetapkan

tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman,

kelompok sosialdan merencanakan anak atau KB.

b. Keluarga dengan anak baru lahir (child bearing family), yaitu

dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran


dan tanggungjawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang

kehamilan, persalinan dan menjadiorang tua.

c. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak

pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas

perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan,

merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab

dengan anggota keluarga yang lain.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama

berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu

menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama

dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota

keluarga dan 16iagno komunikasi keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13

tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah

menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan

keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.

f. Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak

pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga,

yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan tanggung jawab antar

anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan

mendapatkan menantu.
g. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir

meninggalakan rumah dan berakhir pada saat 17iagnos. Adapun tugas

perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan,

bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban

dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan

berpartisipasi dalam aktivitas sosial.

h. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga

dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa 17iagnos, terus

berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas

perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi 17iagnos, saling rawat,

17iagno arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan

masyarakat.

14. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau

akibat dari struktur keluarga. Adapun sebuah keluarga mempunyai fungsi

antara lain (Widyanto, 2014) :

a. Fungsi Afektif

Fungsi ini berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial keluarga. Keluarga harus memenuhi kebutuhan

kasih 17iagno anggota keluarganya karena respon kasih 17iagno satu


anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya memberikan dasar

penghargaan terhadap kehidupan keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan yang

dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial. Fungsi sosialisasi dapat ditunjukkan dengan

membina sosialisasi pada anak, memebentuk norma-norma tangkah laku

sesuai tingkat perkembangan anak, serta meneruskan nilai-nilai budaya

keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber

daya manusia dengan memelihara dan membesarkan anak. Fungsi ini

dibatasi oleh adanya program KB, dimana setiap rumah tangga dianjurkan

hanya memiliki 2 orang anak.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi keluarga dengan mencari sumber-sumber

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga seperti

kebutuhan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya. Fungsi

ini juga termasuk pengaturan pemakaian penghasilan keluarga serta

menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan

datang.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan


Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan dengan melaksanakan

praktek asuhan kesehatan yaitu keluarga mempunyai tugas untuk

memelihara kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki

prokduktivitas dalam menjalankan perannya masing-masing. Fungsi

perawatan kesehatan ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang

kesehatan. Adapun tugas kesehatan keluarga (Friedman et al.,2010) :

1) Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang perlu mendapatkan

perhatian. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan

yang dialami anggota keluarganya terutama berkaitan dengan kesehatan.

Alasannya adalah ketika terjadi perubahan sekecil apapun yang dialami

keluarga, maka secara tidak langsung akan menjadi perhatian orang tua

atau keluarga

2) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

bantuan yang tepat sesuai dengan masalah kesehatan yang menimpa

keluarga. Sumber daya internal keluarga yang dianggap mampu

memutuskan akan menentukan tindakan keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan yang dialami. Jika secara internal keluarga memiliki

keterbatasan sumber daya, maka keluarga akan mencari bantuan dari luar.

3) Merawat anggota keluarga yang sakit


Tugas merawat anggota keluarga yang sakit seringkali harus dilakukan

keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah memperoleh

pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Tidak menutup

kemungkinan juga ketika keluargamemiliki kemampuan untuk melakukan

tindakan pertolongan pertama, maka anggota keluarga yang sakit dapat

sepenuhnya dirawat oleh keluarga sendiri.

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan


keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga untuk mendayagunakan potensi

internal yang ada di lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan

atau membantu proses perawatan anggota keluarga yang sakit.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan


Tugas ini merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi

masalah kesehatan anggota keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada.

B. Asuhan Keperawatan Keluarga Gastritis Dengan manajemen

Kesehatan keluarga Tidak Efektif

Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan

sesuaikebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan. Pelayanan

keperawatankeluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan

keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan


anggota keluarga dalam tahap pengkajian, merumuskan diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dengan

memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di

keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain termasuk pemberi

pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Riasmini et al., 2017).

1. Pengkajian

Pengkajian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang dilakukan

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Sumber data

pengkajian dapat dilakukan dengan metode wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik atau melalui data sekunder seperti data di Puskesmas

dan lain sebagainya. Pengkajian dalam keluarga memilik dua tahapan,

pengkajian tahap satu berfokus pada masalah kesehatan keluarga.

Pengkajian tahap dua menyajikan kemampuan keluarga dalam melakukan

lima tugas kesehatan keluarga. Namun dalam pelaksanaannya, kedua

tahapan ini

dilakukan secara bersamaan (Riasmini et al., 2017). Adapun data yang

harus dikajidalam keluarga yaitu (Widyanto, 2014) :

a. Data Umum Keluarga

Meliputi nama KK dan anggota keluarga, hubungan dengan KK,

umur dan jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir , pekerjaan saat ini,

status gizi, TTV (TD, N, S, P), status imunisasi dasar, alat bantu/protesa.
1) Genogram/ Silsilah Keluarga

Data genogram berisi silsilah keluarga yang minimal terdiri dari tiga

generasi disajikan dalam bentuk bagan dengan menggunakan 21iagno-

simbol atau sesuaiformat pengkajian yang dipakai.

2) Tipe Keluarga

Data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan tipe

pembagian keluarga tradisional dan non tradisional.

3) Suku Bangsa

Data ini menjelaskan mengenai suku bangsa anggota keluarga serta

budaya yang terkait dengan kesehatan. Suku bangsa yang dimaksud

seperti jawa, sunda, batak, dan lain sebagainya.

4) Agama

Data ini menjelaskan mengenai agama yang dianut masing-masing

anggota keluarga serta aturan agama yang dianut keluarga terkait dengan

kesehatan.

5) Status Sosial Ekonomi


Data ini menjelaskan mengenai pendapatan KK maupun anggota

keluarga yang sudah bekerja, kebutuhan sehari-hari serta harta kekayaan

atau barang-barang yang dimiliki keluarga.

6) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam rekreasi

atau refreshing. Rekreasi tidak harus ke tempat wisata, namun menonton


TV, mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi keluarga.

7) Data Penunjang Keluarga

Data ini berisi pengkajian rumah dan sanitasi lingkungan serta PHBS

di rumah tangga.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan

keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi.

3) Riwayat Keluarga Inti

Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing- masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber

kesehatan yang biasa digunakan serta pengalamannya menggunakan

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat Keluarga Sebelumnya

Data ini menjelaskan riwayat kesehatan dari pihak suami dan istri.

c. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga

Data ini menjelaskan mengenai cara komunikasi dengan keluarga

sertafrekuensinya.

2) Struktur kesehatan keluarga


Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga untuk

merubah perilakuantara anggota keluarga.

3) Struktur dan peran keluarga

Data ini menjelaskan peran anggota keluarga dalam keluarga dan

masyarakatyang terbagi menjadi peran formal dan informal.

4) Nilai dan norma keluarga

Data ini menjelaskan mengenai nilai atau norma yang dianut

keluarga terkaitdengan kesehatan.

d. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Perasaan memiliki, dukungan, kehangatan kasih 23iagno, saling

menghargai,dan lain sebagainya.

2) Fungsi sosialisasi

Interaksi dan hubungan dengan anggota keluarga, proses mendidik

anak,disiplin, norma, budaya, perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

a) Mengenal masalah kesehatan

Sejauhmana keluarga mengetahui pengertian, tanda dan gejala,

penyebab, sertapersepsi keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami

keluarga.

b) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat


Sejauhmana keluarga mengerti sifat dan luasnya masalah, apakah

masalah yang dirasakan keluarga, apakah keluarga menyerah dan merasa

takut dengan masalah tersebut, apakah keluarga mendapat informasi

mengenai masalah yang dihadapi.

c) Merawat anggota keluarga yang sakit

Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, sejauhmana

keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang

dibutuhkan, sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada

dalam keluarga untuk perawatan anggota keluarga yang sakit, bagaimana

sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.

d) Memelihara lingkungan yang sehat

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang

dimiliki untuk memodifikasi lingkungan yang sehat, sejauhmana keluarga

mengetahui pentingnya kebersihan dan sanitasi, sejauhmana kekompakan

keluarga.

e) Menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan di

masyarakat, sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan keluarga

memanfaatkan fasilitas kesehatan, apakah fasilitas kesehatan yang ada

terjangkau keluarga.

4) Fungsi reproduksi
Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak.

5) Fungsi ekonomi

Kemampuan keluarga memenuhi sandang, pangan, papan,

menabung, kemampuan peningkatan status kesehatan.

6) Stress dan Koping Keluarga

a) Stress jangka pendek dan panjang

(a) Stressor jangka pendek : stressor yang dialami keluarga yang

memerlukanpenyelesaian dalam waktu tidak lebih dari 6 bulan

(b) Stressor jangka panjang : stressor yang dialami keluarga yang

memerlukanpenyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

situasi ataustressor yang ada saat ini.

c) Strategi koping

Hal yang perlu dikaji adalah strategi koping atau pemecahan

masalah seperti apa yang digunakan keluarga dalam menghadapi stressor

yang terjadi

7) Data pengkajian individu yang sakit

dalam keluargaMelakukan pemeriksaan

fisik (head to toe).

8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugaskesehatan atau sarana kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut (Padila, 2012) 25iagnost keperawatan keluarga dirumuskan

berdasarkan masalah keperawatan yang didapat dari pengkajian yang

berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data pengkajian

fungsi perawatan keluarga

.Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan problem, etiologi, dan


simpton
(PES) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari

NANDA atau Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),

sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas

keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah.Diagnosa yang

ditegakkan dalam masalah ini adalah masalah kesehatan keluarga tidak

efektif.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga adalah proses menetapkan tujuan,

mengidentifikasi sumber-sumber dalam keluarga untuk tindakan

keperawatan, membuat alternative-alternatif pendekatan kepada keluarga,

merancang intervensi dan menetapkan prioritas terapi keperawatan.

Tujuan jangka panjang dalam asuhan keperawatan keluarga merupakan

arah untuk menghilangkan penyebab atau etiologi. Tujuan jangka pendek


ditetapkan melalui pelaksanaan lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan,adapun intervensi manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

sebagai berikut:

Tabel 1
Intervensi Keperawatan Manajemen Kesehatan Keluarga
Tidak Efektifdi UPT Kesmas Sukawati 1 Gianyar
Tahun 2018

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Manajemen Kesehatan NOC NIC
Keluarga Tidak Efektif Family Participation in Family Involvement
Definisi : Pola Professional Care Promotion
penanganan masalah 1. Membuat keputusan ketika 1. Dukungan yang diberikan
kesehatan dalam keluarga pasien tidak mampu keluarga dalam
tidak memuaskan untuk bertindak memberikan keputusan.
memulihkan kondisi 2. Partisipasi mengambil 2. Mendorong anggota
kesehatan anggota keputusan dengan anggota keluarga yang sakit dan
keluarga. keluarga yang sakit keluarga dalam mengkaji
3. Partisipasi dalam perkembangan
perubahan perencanaan perencanaan pelayanan
Family Participation in kesehatan dan
Professional Care implementasi dari
1. Partisipasi dalam perencanaan pelayanan
perencanaan asuhan. 3. Mengidentifikasi anggota
2. Partisipasi dalam keluarga yang sakit dan
penyediaan pelayanan. keluarga dalam
3. Partisipasi dalam permasalahan koping.
pengaturan tujuan untuk Family Support
masalah kesehatan pada 1. Penyediaan pilihan
anggota keluarga yang keperluan informasi pada
sakit keluarga untuk
Family Coping pengambilan keputusan
1. Maintains financial pelayanan pada anggota
stability. keluarga yang sakit.
2. Use available family 2. Mengikut sertakan
support system. keluarga dalam
pengambilan keputusan
pada anggota keluarga yang
sakit

4. Implementasi

Implementasi atau melakukan tindakan sesuai dengan rencana


keperawatan yang telah disusun berdasarkan diagnosis yang diangkat.

Implementasi keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah

ini :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dankebutuhan kesehatan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang


sakit

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang


ada

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai

keberhasilan rencana tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila tidak

atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali

kunjungan rumah ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara

bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga yang telah

disepakati bersama.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. M
Pengkajian Keluarga
Identitas Keluarga
1. Nama Keluarga (KK) : Ny. P
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 33 tahun
4. Pendidikan terakhir : S1
5. Alamat : Kotaagung, Tanggamus
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat Rumah : Desa Way Kamal, Kec. Kotaagung,
Tanggamus.
8. Komposisi Keluarga

Hub
Jenis Pendidikan
No Nama dengan Umur
kelamin Terakhir
KK
1 Tn. M Laki-laki Kepala 35 S1
Keluarga tahun

2 Ny. P Perempuan Istri 54 S1


tahun
3 An. Z Laki - laki Anak 6 tahun Paud
Genogram
Keterangan :

: Laki – laki : Garis keturunan


: Perempuan : Tinggal satu rumah
: Meninggal : Pasien
: Menikah

9. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. P adalah keluarga nuclear familiy dengan komposisi
Tn. M sebagai kepala keluarga, Ny. P sebagai istri dan An. Z sebagai
anak.
10. Suku/bangsa
Keluarga klien merupakan suku Jawa dan berkebangsaan Indonesia,
kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan masalah
kesehatan, bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa Jawa.
11. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama islam, mereka selalu taat
beribadah.
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. P merupakan ibu rumah tangga dan memiliki usaha rumahan,
selama ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu makan, bayar
tagihan listrik dan air dll berasal dari suami dan bisnis online shop nya,
dengan jumlah per bulan Rp. 4.500.000 dengan pengeluaran perbulan
berkisar ±Rp. 2.500.000 serta fasilitas rumah berupa televisi, lemari es
mesin cuci dan motor.
13. Aktifitas rekreasi keluarga
Ny. P mengajak anak beserta sumainya ke tempat rekreasi terdekat
seperti pantai dan kolam renang. Apabila libur hari raya Ny. P
mengajak keluarga besarnya untuk liburan.

A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Riwayat keluarga Inti
 Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Ny. P menderita gastritis sejak 2 tahun lalu dan berkali – kali
opname. Terakhir opname bulan juli tahun 2021 selama 5 hari di
RS Panti Secanti. Penyakit klien sering kambuh apabila
kelelahan dengan gejala nyeri ulu hari dan terasa terbakar dan
sesak nafas dan apabila memakan makanan yang pedas atau telat
makan.
 Riwayat penyakit keturunan
Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. M dan Ny. P tidak ada yang
memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.

2. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Ibu klien mempunyai riwayat hipertensi. Namun dalam keluarga
Ny. P tidak ada riwayat penyakit menular.
3. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perekembangan Keluarga Tn. M dan Ny. K berada dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah lansia dengan
tugas perkembangan keluarga yaitu memberikan perhatian tentang
kegiatan sosial anak, pendidikan dan semangat belajar dan
menyediakan aktivitas untuk anak.
4. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Tahap prkembangan keluarga Tn. M yang belum terpenuhi yaitu
mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

B. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Denah Rumah

Mushola Kamar mandi Dapur

Gudang

Kamar tidur Ruang Makan Kamar tidur

Kamar tidur Kamar tidur

Ruang Keluarga
Ruang tamu

2. Karakteristrik Rumah

Rumah milik pribadi memiliki luas 15 x 20m2. Rumah Tn. J terdiri

dari 4 kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 musolah dan

2 kamar mandi. memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki system

sanitasi yang baik, penerangan ruang baik, pengolahan sampah dengan


cara dibakar, rumah permanen menggunakan listrik sebagai

penerangan, dapur terletak dibagian belakang dan kurang tertata,

kamar mandi dan wc berada didalam rumah.

3. Karakteristik Lingkungan
Keluarga Ny. P tinggal di daerah pedesaan terdapat jalan utama desa
diseberang rumah dengan kondisi rusak. Pengelolaan sanitasi baik dan tidak
tercemar zat kimia pengolahan sampah non organik dengan cara dibakar dan
sampah anorganik dibuang pada lubang bekas penggalian di belakang rumah.
Kondisi lingkungan jauh dari kebisingan, tidak terdapat polusi air dan udara.
Kelas sosial masyarakat sekitar , etnik sebagian besar suku Jawa.
4. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. M dan Ny. P sudah tinggal selama 6 tahun. Sebagai penduduk desa Way
Kamal tidak pernah transmigrasi ataupun bermigrasi
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Tn. M juga sering
memberi nasehat yang baik pada anggota keluarga. Keluarga Tn. M juga
melakukan komunikasi di masyarakat dengan baik, sehingga timbul rasa
saling percaya antar anggota masyarakat.
6. Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga sehat sebanyak 2 orang yaitu Ny. P dan An. Z.
Keluarga Tn. M menggunakan Askes sebagai jaminan kesehatan.

C. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga Tn. J selalu menjaga komunikasi yang baik dengan


seluruh anggota keluarga. Tn. M menerapkan kepada seluruh
anggota keluarga untuk selalu terbuka jika ada suatu hal yang
dihadapi. Adapun dalam proses berkomunikasi didalam
masyarakat ataupun keluarga, biasanya menggunakan bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia dengan penuturan yang sopan.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. M dan Ny. P selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-
perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah.
3. Struktur Peran Keluarga
Tn. M sebagai kepala keluarga, suamis dan bapak dari anaknya. Ny. P
melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua
keperluan suaminya dan anaknya di rumah serta melakukan pekerjaan
rumah tangga.

4. Nilai & Norma Keluarga


Seluruh anggota keluarga Tn. J bersuku jawa dan beragama islam keluarga
memiliki nilai nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap
orang tua, suami terhadap isteri. Keluarga juga sudah mengajari kepada
anaknya untuk bersikap santun terhadap orang yang lebih tua darinya.
.
D. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Keluarga memberikan kasih sayang dan perhatian kepada

masing – masing anggota keluarganya. Keluarga Tn. M

mengajarkan kepada anggota keluarganya untuk menghormati

yang tua dan menyayangi yang muda.


2. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Keluarga mengenal masalah
Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan terutama gagal
jantung, keluarga sedikit mengerti mengenai hal – hal yang dapat
menyebabkan kekambuhan dan perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuhan, keluarga juga kurang begitu tahu makanan – makanan
yang dianjurkan ataupun yang harus dihindari serta pengobatan
alternatif selain obat – obatan medis untuk penderita gastritis. Ny. P
kadang – kadang masih mengkonsumsi makanan pedas dan telat
makan karena sibuk mengurus anak dan bisnisnya.

b. Mengambil keputusan
Keluarga mengatakan mengetahui Ny. P mengalami gastritis setelah
dirawat 1 tahun lalu. Ny. P akan beerobat apabila sudah dirasa parah
dan mengganggu aktivitasnya.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. P belum mampu merawat anggota keluarga nya yang
mengalami permasalahan kesehatan sebab keluarga beranggapan
bahwa tugas merawat hanyalah tugas tenaga medis dan keluarga tidak
mengetahui perawatan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk
mengurangi resiko masalah Ny P
.
d. Modifikasi lingkungan
Keluarga senantiasa memodifikasi lingkungan nya selalu bersih
terutama menjaga kebersihan lantai kamar mandi agar tidak licin dan
lantai setiap ruangan tidak licin untuk menghindari risiko terjatuh.
Selain itu penerangan yang cukup disetiap ruangan, sebab dengan
lingkungan yang baik tidak akan mengakibatkan permasalahan
kesehatan pada anggota keluarganya.
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga sudah mampu dan mengetahui bagaimana memanfaatkan
fasilitas atau pelayanan kesehatan yang ada di masyrakat beserta
prosedurnya.
3. Fungsi Sosial
Keluarga selalu berdiskusi ketika ada masalah dan mencari solusinya
bersama. Interaksi antara anggota keluarga baik. Tn. M maupun Ny. P
sudah jarang mengikuti kegiatan sosial karena faktor kesibukan.
4. Fungsi Ekonomi
Pemenuhan sandang pangan dan papan keluarga tercukupi dari
penghasilan dan suaminya.
5. Fungsi reproduksi
Tn. M dan Ny. P memiliki 2 orang anak, dan seluruhnya laki – laki. Ny.
P masih dalam usia produktif.

E. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor yang dimiliki keluarga (jangka pendek)


Ny. P merasaka cemas dan khawatir jika ada anggoa keluarga yang
mengeluh tentang masalah kesehatannya.
2. Stresor jangka panjang
Ny. P sudah menderita gastritis selama 2 tahun.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga selalu berupaya membawa Ny. P ke klinik terdekat untuk
mengecek kesehatannya dan Ny. P sudah mengetahui bagaimana
mencegah kekambuhannya yaitu dengan istirahat dan beraktivitas sesuai
dengan kemampuan.
4. Strategi koping yang digunakan keluarga
Anggota keluarga memilih untuk mencari kesibukan masing – masing,
seperti menonton TV atau mencari teman berbincang.
5. Strategi koping disfungsional
Ny. P bila sedang merasa sakit maka tidur untuk istirahat

F. HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap Masalah Kesehatannya

Keluarga Ny. P berharap kondisi kesehatan keluarga selalu baik dan juga
kesehatan Ny. P terpantau sehingga tidak mengalami kekambuhan
maupun komplikasi.
2. Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada

Keluarga Ny. P berharap ada petugas kesehatan yang ada dapat membantu
memelihara kesehatannya. Serta ingin mendapatkan berbagai informasi
dari petugas kesehatan mengenai kesehatan demi menjaga kesehatan
anggota keluarganya.
Pengkajian Tahap II
Pelaksanaan 5 tugas kesehatan keperawatan keluarga :
1. Keluarga mengenal masalah
Keluarga Ny. P belum mengetahu secara pasti tentang masalah kesehatan
apa yang sedang dihadapi Tn. M dan apa saja makanan yang dihindari.
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga Ny. P mengatakan jika gejala yang timbul pada Ny. P seperti
sesak nafas dan mengganggu aktivitas maka keluarga membawa Ny. P
berobat namun tidak mengganggu aktivitas keluarga hanya menyarankan
untuk istrahat.
3. Kemampuan merawat angota keluarga yang sederhana
Tn. M mengatakan sudah merawat Ny. K sesua dengan kemampuannyai,
dengan menyediakan makanan yang tidak pedas dan menganjurkan Ny. P
makan tepat waktu ditengah kesibukannya. rUntuk hal lainya Ny. K
menyerahkan pada tenaga kesehatan karena Ny. K beranggapan bahwa
tenaga kesehatan lebih paham kondisi Tn. M.
4. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny. P selalu membersihkan rumah setiap hari dengan menyapu
halaman rumah dan mengepel rumah jika sudah terlihat kotor sebab debu,
mereka juga selalu membersihkan kamar mandi agar bersih dan terawat
juga tidak licin. Adapun kondisi psikologis lingkungan baik karena tidak
ada yang membahaya kondisi kesehatan psikologis anggota keluarga.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas atau pelayanan kesehatan
masyarakat
Keluarga Ny. P mengatakan bahwa keluarga selalu datang ke Puskesmas
setempat ataupun praktik dokter terdekat jika saat anggota keluarganya
sedang sakit. Saat ini keluarga jarang berkunjung ke pelayanan kesehatan
sebab keluarga Ny. P tidak merasa memerlukan perawatan.

G. PEMERIKSAAN FISIK
TD Nadi Nafas Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (kg) (cm)
1 Tn. m 140/90 95 20 36.7 67 161
Pemeriksaan Kepala dan muka
Fisik Bentuk simetris, ubun -ubun normal, kulit kepala kotor dan
berbau, bentuk kepala lonjong, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi,
Rambut
Keadaan rambut lebat, warna rambut hitam, tidak ada
kerontokan.
Mata
Simetris ka/ki konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat
katarak, ketajaman penglihatan menurun
Hidung
Tidak terdapat lendir, tidak terdapat polip, tidak terdapat
gangguan penciuman
Mulut, gigi dan bibir
Mulut bersih, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir kering,
mulut berbau, gigi tidak lengkap, caries (-)
Telinga
Simetris ka/ki, trdapat serumen, tidak terdapat tinitus,
ketajaman pendengaran berkurang
Jantung
Bunyi jantung normal (lup dup)
Paru-paru
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, tidak terdapat
nyeri tekan
Abdomen
Tidak terdapat nyeri pada area abdomen, bising usus 9
x/menit
Ekstremitas :
Tidak terdapat pengecilan otot, bergerak tanpa bantuan ,
gerakan sendi yang tidak adekuat, kemampuan melangkah
adekuat.
Kulit
Tidak terdapat perubahan pigmen kulit, warna kulit sawo
matang, struktur kulit kencang, temperatur kulit hangat, tidak
ada kelembaban, tidak ada lesi

2 Ny. K 130/90 82 20 36,6 55 150


Kepala dan muka
Bentuk simetris, ubun -ubun normal, kulit kepala kotor dan
berbau, bentuk kepala lonjong, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi,
Rambut
Keadaan rambut tebal dan sebaran merata, warna rambut
hitam, tidak ada kerontokan.
Mata
Simetris ka/ki konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat
katarak, ketajaman penglihatan menurun
Hidung
Tidak terdapat lendir, tidak terdapat polip, tidak terdapat
gangguan penciuman
Mulut, gigi dan bibir
Mulut bersih, tidak terdapat stomatitis, mukosa bibir kering,
mulut berbau, gigi tidak lengkap, caries (+)
Telinga
Simetris ka/ki, trdapat serumen, tidak terdapat tinitus,
ketajaman pendengaran berkurang
Jantung
Bunyi jantung normal (lup dup)
Paru-paru
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, tidak terdapat
nyeri tekan
Abdomen
Tidak terdapat nyeripada area abdomen, bising usus 9
x/menit,
Ekstremitas :
Terdapat pengecilan otot, bergerak dengan bantuan , gerakan
sendi yang tidak adekuat, kemampuan melangkah tidak
adekuat, bungkuk.
Kulit
Tidak Terdapat perubahan pigmen kulit, warna kulit sawo
matang, struktur kulit kencang, temperatur kulit hangat, tidak
ada kelembaban, tidak ada lesi

A. ANALISA DATA
Data Masalah
DS:
 Kelurga mengatakan Ny. P sudah Ketidakefektifan manajemen
menderita gastriris 2 tahun lalu kesehatan dikeluarga
 Keluarga mengatakan tidak
mengetahui tentang gastritis dan
resiko gastritis.
 Keluarga tidak mengetahui
dampak dari gastriris
 Tn. M yang sesekali masih
merokok di rumah
Do:
 TD 13090 mmHg
 N: 90x/m
 RR: 20x/m
 S: 36,2oC
No. Krtera Skor Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 Masalah gagal jantung Ny. P dengan
Wellness 3 =1 keluahan sakit perut dan nyeri seperti
Aktual 2 terbakar.
Resiko 1
Potensial

2. Kemungkinan 1/2x 2 Masalah gastritis Ny. P sudah terjadi


masalah dapat 2 2 = 1 masih dapat diubah dengan
diubah skala : 1 memberikan pendkes pada keluarga.
Mudah 0
Sebagian
Tidak dapat
3. Potensi masalah Masalah gastritis Ny. Pdapat dicegah
untuk dicegah 3 1 2/3 x 1 kekambuhannya dengan cara
Skala : 2 = 2/3 pemberian penkes tentang gastritis
Tinggi 1 dan perawatannya.
Cukup
Mudah
4. Menonjolnya Keluarga mengatakan sudah cukup
masalah 2 1 2/2 x 1 lama penyakit yang diderita Ny. P
Skala: 1 =1 dan sebaiknya diatasi.
Segera 0
Tidak perlu
Tidak dirasakan
Jumlah 3 2/3
A. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa
Data NOC NIC
. Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifa TUK 1 Setelah TUK 1
 Kelurga n manajemen dilakukan Keluarga Ny. P
mengataka kesehatan dalam tindakan mampu mengenal
n Ny. P keluarga pada keperawatan, masalah kesehatan
sudah Ny. P keluarga Intervention:
menderita mampu pengajaran proses
gastriris 2 mengenal penyakit gastritis
tahun lalu masalah (5602) :
 Keluarga kesehatan Tn.  Kaji tingkat
mengataka M dengan pemgetahuan
n tidak kriteria hasil : pasien terkait
mengetahui  Pengetahuan dengan proses
tentang tentang proses penyakit
gastritis penyakit (1803)  Review
dan resiko (gaastritis) pengetahuan
gastritis. meningkat dari keluarga klien
 Keluarga 2 (pengetahuan tentang kondisi
tidak terbatas) hipertensi yang
mengetahui menjadi 4 terjadi
dampak (pengetahuan  Jelaskan
dari baik) patofisiologi
gastriris Dengan terjadinya gagal
 Tn. M indikator : jantung
yang  Mengetahui  Jelaskan
sesekali definisi penyebab
masih gastritis gastritis
merokok di  Mengetahui  Jelaskan
rumah penyebab dan komplikasi
Do: faktor yang kronik gastriris
 TD 13090 berkontribusi
mmHg menyebabkan
 N: 90x/m terjadinya
 RR: 20x/m gastritis
 S: 36,2oC  Mengetahui
tanda dan
gejala
terjadinya
gastritis
 Mengetahui
potensial
komplikasi
akibat gastritis
 Mengetahui
cara
meminmalkan
gastritis

TUK 2 Setelah TUK 2


dilakukan tindakan Keluarga Tn. M
keperawatan, mampu mengambil
Keluarga Tn. M keputusan terhadap
mampu mengambil masalah kesehatan
keputusan yang yang dialami Tn. M
tepat terhadap Intervention:
masalah kesehatan Dukungan keluarga
Tn. M dengan (7140) :
kriteria hasil:  Pertahankan
Partisipasi dalam komunikasi
keputusan dengan
perawatan kesehatan keluarga dari
(1606) meningkat awal
dari 3 (kadang  Fasilitasi
menunjukkan)  5 keluarga
(Secara konsisten terkait tujuan
menunjukan) perawatan
dengan indikator :  Berikan
 Menentukan informasi
tanggung jawab yang
untuk membuat dibutukan
keputusan. dan
 Menunjukkan ditanyakan
pengaruh diri oleh keluarga
dalam terkait
membuat gastritis
keputusan.  Manfaatkan
 Mendefinisikan dukungan
pilihan yang keluarga atau
tersedia. kelompok
 Indentifikasi lain dalam
dukungan yang pengambilan
tersedia untuk keputusan
mencapai
luaran yang
diinginkan.
TUK 3 Setelah TUK 3
dilakukan tindakan Keluarga mampu
keperawatan, memberikan
Keluarga mampu perawatan pada Tn.
memberikan M.
perawatan pada Ny. Intervension :
P yang mempunyai Penngkatan
masalah kesehatan keterlbatan keluarga
dengan kriteria hasil (7110) :
:  Monitor
 Partisipasi keterlibatan
keluarga keluarga
dalam dalam
perawatan perawatan
professional pasien
(2605)  Fasilitasi
 Kesehatan pemahaman
fisik anggota aspek media
keluarga dari kondisi
 Penyedaan pasien pada
makanan anggota
bergizi keluarha
 Sumberdaya  Beri
a perawatan dukungan
kesehatan yang
yang tepat diperlukan
bagi keluarga
untuk
membuat
keputusan
TUK 4 TUK 4 TUK 4
Setelah dilakukan Keluarga mampu
keperawatan, memodifikasi
keluarga mampu lingkungan untuk
memodifikasi menjamin kesehatan
lingkungan untuk Tn. J
menjamin kesehatan Mendengar aktf
Ny. P dengan Intervension :
kriteria hasil: Mendengar aktf
Proses InformasI (4920)
(0907) yaitu:
Menetapkan Bantu pasen
rutinitas keluarga mengiidentifikasi
Mempertahankan keuntungan dan
rutinitas keluarga kerugian dari setap
Menjaga kebersihan alternatif plhan
rumah Fasltas percakapan
Mendukung satu pasen mengena
sama lain tujuan perawatan
Memecahkan Fasltas pengamblan
masalah bersama- keputusan kolaboratf
sama Rujuk pada
kelompok
pendukung , sesua
dengan kebutuhan

TUK 5 TUK 5 TUK 5


Setelah dilakukan Keluarga mampu
tindakan memanfaatkan
keperawatan, fasilitas pelayanan
Keluarga mampu kesehatan.
memanfaatkan Intervension :
fasilitas pelayanan Konseling (5240) :
kesehatan dengan  Bina hubungan
kriteria hasil : saling
Pengetahuan percayadan
sumber-sumber terapeutik
kesehatan (1806)  Fasilitasi dalam
meningkat dari 2 mengidentifikas
(pengetahuan i perilaku
terbatas) menjadi 4 perawatan yang
(pengetahuan dilakukan dan
banyak) dengan pencegahan
indikator : komplikasi
Sumber perawatan  Sediakan
kesehatan informasi yang
terkemuka. dibutuhkan
Tahu kapan untuk tentang
mendapatkan pentingnya
bantuan dari seorang perawatan berat
profesional badan berlebih
kesehatan.  Dukung
Pentingnya penggantian
perawatan tindak kebiasaan yang
lanjut. tidak diinginkan
dengaan
kebiasaan yang
diinginkan
 Tentukan
bagaimana
perilaku
keluarga
mempengaruhi
pasien
 Evaluasi
kemajuan dari
penurunan
faktor risiko
terjadinya berat
badan berlebih
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

Dedikasi dan pengabdian kepada lanjut usia menjadi suatu kewajiban yang tertanam
melalui internalisasi nilai dan norma bagi setiap individu dalam keluarga. Selama ini anak
masih memiliki kepatuhan tinggi untuk merawat orang tua bentuk bakti kepada orang tua.
Lanjut usia bukan merupakan orang asing, namun merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keluarga dan dihormati. Sebagaimana dinyatakan Darmojo (dalam
Demartoto, 2007:88), bahwa perawatan lanjut usia dalam keluarga merupakan bentuk
mekanisme sosial yang positif. Sama halnya dengan pengelolaan pasrn keluarga Lansa
Tn. J d kecamatan Banyumas Kabupaten Prngsewu. Asuhan keperawatan yang dberikan
mula dar pengkajan hngga evaluas keperawatan

2. Saran

Perlu adanya kebjakan dar pemerntah terkat kunjungan berkala pada keluarga khususnya
lansa .
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.


Dewan Pengurus Pusat PPNI. Ed.1
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat PPNI. Ed.1
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat PPNI. Ed.1
Stanhope M & Landcaster J. (2016). Foundaton of Nursng in the Community : Community
Orental Practce, 4th Edition . Mosby : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai