DISUSUN OLEH :
EFLIN ERTIKA PUTRI, S.Kep
(2014901036)
FAKULTAS KESEHATAN
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
2008).
lambung sulit untuk beradaptasi, jika hal ini berlangsung lama, produksi
pada lambung, hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Jika
gejala ini tidak dapat ditangani dengan baik, maka mual muntah dapat
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dan beban pekerjaan. Dua puluh persen sisanya termasuk organik, yaitu
ada kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada lambung atau
kerongkongan.
kandungan senyawa zat aktif utama berupa kurkuminoid dan minyak atsri.
sesi makan seseorang akan mampu menjadi rileks denan relaif lebih cepat
dan waktu yang singkat bahkan tanpa bantuan terapi ( Kazdin, 1994).
17,2% yang secara subsatansi lebih tinggi dari pada populasi dibarat
jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Hawati, 2020). Angka kejadian gastritis pada
46% sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%.
pada bulan Juni 2021 bahwa Tn.K mengalami Gastritis yang ditandai
dengan nyeri ulu hati, mual dan muntah. Jika tanda-tanda tersebut muncul
Tn.K selalu beristirahat dan berobat ke bidan untuk mengurangi rasa nyeri
perutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
lainnya.
spiritual).
4. Bagi Masyarakat
1. Pengertian Keluarga
adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga dan adanya interkasi dan komunikasi satu sama lain dalam
peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-laki,
keluarga merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari satu atau lebih
keluarga saling berinterksi dan berkomunikasi antara satu sama lain yang
yang sama.
2. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
individu.
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
mereka terletak pada (a) struktur keluarga dan (b) sistem pelayanan
pelayanan kesehatan.
a. Fungsi biologis
b. Fungsi Psikologi
c. Fungsi Sosiologi
d. Fungsi Ekonomi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Pendidikan
kepercayaan bersama.
anak-anaknya (poliandri).
adoptif merupakan satu tipe lain dari keluarga inti yang tercatat
yangkhusus.
antara lain keluarga dengan orang tua yang tidak pernah menikah
dan anak biasanya ibu dan anak, keluarga pasangan yang tidak
antara lain:
tua)
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur
yang sehat.
Tugasnya :
hubungan perkawinan.
maupun istri.
pensiunan).Tugasnya :
penyebab.
masalah kesehatan.
kesehatan.
b. Kordinator
c. Pelaksana
d. Pengawas kesehatan
e. Konsultan
dipercaya.
f. Kolaborasi
g. Fasilitator
h. Penemu kasus
i. Modifikasi lingkungan
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
Keluarga membentuk unit dasar masyarakat dan tentunya unit dasar ini
sangat mempengaruhi perkembangan individu yang memungkinkan
2003).
bagi adaptasi manusia yang tidak dapat dipenuhi secara terpisah sehingga
harus berkaitan satu sama lain di dalam sebuah keluarga. Hal ini menjadi
keluarga dengan baik demi terciptanya keluarga dan masyarakat yang sehat.
keperawatan.
i. Pengumpulan data
Pengkajian data yang dikumpulkan (Friedman, 1998) adalah
1. Data umum
b. Komposisi kelaurga
c. Genogram
d. Tipe keluarga
f. Agama
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
b. Struktur kekuasaan
c. Struktur peran
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosial
d. Fungsi Reproduksi
e. Fungsi Ekonomi
stressor
e. Harapan Keluarga
f. Pemeriksaan Fisik
to toe”.
3. Karakter keluarga
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah - masalah aktual, resiko atau
potensial atau diagnosis sejahtera yang mengacu pada SDKI, SIKI dan
SLKI.
objektif. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau
29. Kontaminasi
Tabel 2.2
Cara Membuat Skor Penentuan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
(Friedman, 2003)
1 Sifat Masalah : 1
Skala :
Ancaman Kesehatan/Resiko 2
Keadaan Sejahtera/Potensial 1
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
TidakDapat 0
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
Skala :
ditangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu 0
ditangani
Masalah tidakdirasakan
Angka Tertinggi
jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang sedang dijalankan adalah
tindakan-
tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah, adanya kelompok
'high risk" atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
tujuan keperawatan.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
problem/masalah
perawatan.
ada.
pendidikan
keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga dan
berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai tujuan maka
yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi
keperawatan,
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
SOAP, (Suprajitno,2004) :
a. Pengertian.
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal
dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau
lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan
2009).
Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan
yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa
bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal
sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut
atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis
bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam
pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa
inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
2001)
b. Etiologi.
H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada
anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih
tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara
Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka bakar, sepsis trauma,
2004 ).
merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,
sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu banyak,
2001).
c. Patofisiologi.
gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat-
obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung
lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam
merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung yang amat penting.
bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat
d. Manifestasi klinis.
keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea,
dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ).
e. Komplikasi
hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada
f. Patogenesis.
adalah sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion
lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat
daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu.
g. Pengobatan
Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk
alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum
1. Nama KK (inisial) : Tn.K
2. Alamat : Sijunjung. Sumatra Barat
3. Pekerjaan : PNS
4. Pendidikan : S1
5. Komposisi Keluarga : suami istri dan 4 orang anak
Tabel 3.1
Pengkajian Keluarga
Skema 3.1
Genogram
K E
Keterangan:
: Perempuan ( meninggal)
: Perempuan (Hidup)
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal serumah
Kesimpulan :
memiliki 4 orang anak dengan 1 orang anak laki-laki dan 3 orang anak
perempuan , bahwa Tn. K tinggal dengan istri dan 3 orang anak perempuannya.
Anak tertua dari Tn.K sudah menikah dan tidak tinggal serumah. pada genogram
diatas anak Tn.K tidak ada yang sakit kecuali Tn.K sendiri yang mengalami gastritis,
dan Tn.K serta Ny.E tidak ada mempunyai penyakit keturunan sebelumnya seperti
keluarga Nucleus (keluarga inti) yang terdiri dari suami, istri dan anak.
sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa Minang dan Indonesia. Adat-istiadat yang
Kesimpulan : Tidak ada masalah dalam suku bangsa, karena keluarga Tn.K
menjunjung tinggi adat dan istiadat dan juga Tn. K dikampungnya dipilih sebagai
8. Agama : Semua anggota keluarga Tn .K beragama islam. Setiap hari shalat wajib
Tn.K shalat ke mesjid untuk melaksakan shalat berjama’ah. Serta shalat taraweh
keluarga ) . Sumber ekonomi pendapatan keluarga diperoleh dari gaji Tn.K sebagai
kepala sekolah = 5.000.000 perbulan dan Ny.E yang bekerja sebagai Guru =
karet, kopi dan jeruk kira-kira 3.000.000 perbulan , Tn.K bekerja keras untuk bisa
10. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Aktivitas rutin keluarga Tn.K adalah makan bersama.
Rekreasi yang digunakan seperti ke kebun dihari libur dan makan-makan bersama
sambil bercerita sesekali pergi jalan-jalan ke luar kota jika memiliki waktu kosong
secara bersamaan, karna pandemi keluarga Tn.K sekarang cuman bisa di rumah dan
ke kebun.
COVID 19 saat ini, karena An. F sudah 9 bulan kuliah secara daring dirumah dengan
koneksi internet yang susah, tetapi untuk menghilangkan stress keluarga bisa
Anak tertua berusia 30 tahun, saat ini sudah menikah, sedangkan anak perempuan
sulungnya kuliah luar kota, anak ke-2 perempuan kuliah di luar kota juga dan anak
bungsunya masih SMP, jadi keluarga berada pada Tahap VI keluarga dengan anak
dewasa dimulai pada saat anak pertama meninnggalkam rumah dan berakhir pada
keintiman pasangan, membantu orang tua memasuki masa tua, membantu anak
untuk mandiri di masyarakat, penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
a) Tn.K sebagai kepala keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit serius. Tetapi Tn.K
kadang-kadang mengeluh sakit perut, mual sampai muntah. Tn.K sudah tau dengan
penyakitnya dan selalu ada stok obat dirumah. Tn.K tidak mempunyai masalah
dengan istirahat, dan pola tidurnya maupun kebutuhan dasar lainnya. Terkadang
Tn.K bermasalah dalam makan, sering menunda makan serta walaupun Tn.K sudah
tau penyakitnya dia masih makan makanan pedas seperti bakso, dan juga masih
Saat pengkajian :
b) Ny. E tidak mempnyai riwayat penyakit tertentu, tetapi Ny.E sesekali megalami Flu
c) An. E jarang sakit dan tidak ada masalah dengan istirahat, pola tidur, makan maupun
S: 36.60C RR : 18X/I BB : 50 Kg
d) An. F jarang sakit dan tidak ada masalah dengan istirahat, pola tidur, makan maupun
S : 36,80C RR : 19 x/i BB : 52 Kg
e) An. C tidak ada masalah kesehatan . An.C susah diajak makan, tidak ada masalah
TB : 157 Cm
BB : 45 Kg
Kesimpulan :
1) Tn.K : gastritis
a. Riwayat keluarga dari bapak “K” : Bapak dari bapak “K” sudah meninggal semenjak
Tn.K masih duduk dibangku SMA dan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan .
b. Riwayat keluarga ibuk “E”: Bapak dan Ibu dari ibu “E” Sudah meninngal juga tetapi
Keluarga Tn.K tinggal di daerah pedesaan , rumah yang ditinggali keluarga Tn.K
tembok dan atapnya terbuat dari seng, rumah keluarga Tn.K berlantai dua dimana lantai
dasar terdiri dari dapur, 2 kamar mandi, ruang keluarga, ruang tamu, dan 4 kamar tidur
dan lantai dua terdiri dari 1 kamar tidur dann gudang. Secara keseluruhan kondisi
rumah rapih dan bersih, cahaya matahari dapat masuk karena ada ventilasi jendela
setiap ruangan.
a. Sarana masak :ada dapur dan kompor gas yang terletak paling belakang
c. Sumber air : sumber air dari “Air Bersi” yang disediakan oleh nagari
d. Jamban keluarga : wc 2 dengan digabung dengan kamar mandi dan ada septi
tannk
f. Lingkungan rumah : bersih dan tertata, depan rumah ada sawah dan samping kiri
lebih 2 Km
Jannah Silantai
membawa anggota keluarga yang sakit parah dengan mobil jika tidak bisa
dengan motor
Skema 3.2
Denah Rumah
Denah Rumah :
Lantai 2
kolam
Kolam Gudang
Kamar 5 Pustak
Kamar Dapu a mini
mandi r
Kamar
4 Ruang keuarga
Kamar 2
Kamar
mandi
Garasi Teras
Keterangan Denah :
1) Ruang tamu
2) Kamar anak R
3) Kamar anak E
6) Gudang
7) Dapur
8) Ruang keluarga
9) Ruang makan
14) Taman
Tetangga sebelah kanan dan kiri bapak “K” begitu akrab dengan keluarga bapak
“K”. Bapak “K” dan ibu “E” orangnya ramah dan mudah bergaul dengan tetangga
disekitarnya, begitu juga sikap tetangga tehadap keluarga Tn.K juga ramah dan baik.
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal , menetap di kecamatan Sumpur
Kudus, Kabupaten Sijunjung. Bapak “K” bekerja sebagai Kepala Sekolah SD dan
Semua anggota keluarga Tn.K dan Ny.E memiliki akses kesehatan seperti
BPJS,dan apabila ada angota keluarga yang sakit dibawa ke Bidan dan pelayanan
kesehatan terdekat
diambil oleh kepala keluarga, jika bapak “K” tidak berada dirumah, maka
a) Tn.K sebagai kepala keluarga berperan sebaga suami dan mencari nafkah
b) Ny.E sebagai istri yang merawat keluarga dan mendidik anaknya, serta
e) An.C sebagai anak terakhir yaang tinggal bersama orang tuanya dirumah
Nilai atau norma yang diambil dalam keluarga yaitu sesuai dengan keyakinan yang
dianut oleh keluarga, Tn.K asli orang sijunjung dan Ny.E juga asli orang sijunjung ,
di dalam kehidupan sehari-hari tidak ada salah satu suku yang dominan dikeluarga
Tn.K dan tidak ada pula nilai-nilai atau kepercayaan yang bertentangan dengan
kesehatan
Kesimpulan : tidak ada masal dalam nilai atau norma keluarga Tn.K
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
sekolah untuk membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga
dan menghormati.
komunikasi terbuka
Interaksi antar anggota dalam keluarga sering dilakukan masing – masing anggota
keluarga. Begitu juga dengan masyarakat sekitarnya teralinnya interaksi yang baik
Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami Tn.K, An.F dan An.C.
Untuk masalah kesehatan, ibu tidak mau lagi memasak makanan yang pedas dan
Keluarga dapat merawat anggota keluarganya apabila sakit, segera diobati dan
rumput yang tumbuh, dan ketika ibu mengajar, membersihkan rumah dibantu tiap
kesehatan.
Pada saat ini yang menjadi beban fikiran Ny.E adalah tentang bagaimana cara
hari semakin mahal sedangkan sertifikasi guru tidak lancar serta harga hasil
pikiran.
Tn.K cemas jika penyakitnya bertambah parah, tetapi Tn.K masih sering makan-
makanan pedas dan buah yang membuat maghnya kambuh seperti durian
Ny.E juga cemas karena An.F masih sering makan bakso dan makanan pedas serta
dimusyawarahkan.
Bila ada anak-anak yang sulit untuk dinasehati Ny.E kadang menghukum anak
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
bersih tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak
ada ketombe ada ketombe ada ketombe ada ketombe ada ketombe
dan tidak dan tidak dan tidak dan tidak dan tidak
ada cairan ada cairan ada cairan ada cairan ada cairan
yang keluar yang keluar yang keluar yang keluar yang keluar
dari dalam dari dalam dari dalam dari dalam dari dalam
ada benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan ada benjolan
Mulut Bersih, tidak Bersih, Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
menderita
stomatitis
Gigi Bersih, Bersih, Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
caries caries
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
getah bening getah bening getah bening getah bening getah bening
Dada dan Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
otot bantu otot bantu otot bantu otot bantu otot bantu
nafas, suara nafas, suara nafas, suara nafas, suara nafas, suara
keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan
gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
Cm
BB BB : 65 Kg BB : 58 Kg BB : 50 Kg BB : 52 Kg BB : 45 Kg
umum
TTV TD : 120/80 TD : 110/80 TD: 100/80 TD : 90/ 70
Pola makan dari semua anggota keluarga bisa teratur dan bisa menjaga kesehatan
masing-masing.
Pengkajian II
a. Gastritis
stress”
Jika maag Tn.K kambuh Ny.E menyuruh untuk minum obat dan beristirahat
Karna Tn.K sakit maag maka Ny.E tidak memasak makanan pedas dan selalu
Keluarga Tn.K mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit segerah
I. Data Fokus
Tabel 3.3
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
kambuh sampai menyesak ulu hati 4. An.F terlihat tidak bisa mengatur pola
4. Tn.K sudah tau dengan penyakitnya 5. Tampak bekas jahitan pada payudara kanan
dan selalu ada stok obat dirumah dan kiri An.F
5. Tn.K mengatakan selalu mengatur 6. An.F terlihat masih suka makanan pedas
pedas dan buah yang mengandung 8. Ny.E terlihat tidak memasak makanan pedas
penyakit Tn.K kambuh 11. Lingkungan rumah Tn.K tampak bersih dan
terhambat karena wabah covid saat 11 TTV : Tn.K. TD : 120/80 mmHg, HR: 88
10. Ny.E mengatakan anak laki-lakinya x/i BB : 58 Kg, S : 36, 50c , RR : 19x/i TB
terkadang flu
12. Ny.E mengatakan selalu bersihin 14. TTV An.F TD : 90/ 70 mmHg, HR : 80x/i
obat dirumah
operasi
mengandung micin
DO:
S: 36.60C , RR : 18X/I
kesehatan Tn.K
policylin
Tn.K
bagus
7. Jika ada anak-anak yang sakit Tn.K selalu menggunakan
DO ;
mengandung micin
mandiri
DS : Kesiapan peningkatan
1. Ny.E mengatakan tidak memasak makanan pedas dan juga koping keluarga
mengandung micin
makannya
DO :
mengandung micin
Prioritas Masalah
masalah kesehatan
3 Potensial Masalah untuk Dicegah 1 3/3 X 1 = Pemberian
Cukup 2 membantu
perlu ditangani
Tabel 3.6
Prioritas Masalah
KeadaanSejahtera/Potensial 1 pelayanan
kesehatan cukup
dekat dengan
rumahnya
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 2 2/2 X 2 = Masalah dapat
Sebagian 1 manajemen
memperbaiki
manajemen
kesehatan
4 Menonjolnya Masalah 1 0/2 X 1 = Tidak ada masalah,
segeraditangani 1
perlu ditangani
Jumlah
Tabel 3.7
Prioritas Masalah
1
Keadaan Sejahtera/Potensial
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah 1 2/2 X 2 = Dengan Pemberian
membantu
mengurangi
masalah, karena
keluarga tahu
disebabkan karna
pikiran
3 Potensial Masalah untuk Dicegah 3 3/3 X 1 = Dengan
mengatur pola
makan bisa
memutuskan rantai
COVID 19
4 Menonjolnya Masalah 1 ½ X1 = Tn. K hawatir
Tabel 3.8
Intervensi Keperawatan Keluarga
Data SDKI SLKI SIKI
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
Data subyektif: D.0099 Perilaku Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
Tn.K sering
kesehatan mengenal masalah masalah kesehatan :
terlambat makan
cenderung kesehatan : I . 14502 Identifikasi resiko
Tn.K masih suka
makan durian yang beresiko L.12107 Perilaku kesehatan : Keluarga mampu
membuat maghnya Kemampuan melakukan mengambil keputusan:
kambuh
pencegahan gastritis Dukungan pengambilan
An. F : mengatakan I . 09265
biasanya sering Keluarga mampu keputusan
makan bakso dan mengambil keputusan: Keluarga mampu
makanan pedas
L.12106 Pemeliharaan kesehatan : melakukan perawatan
Ny. E mengatakan
anak paling kecilnya Keluarga mampu terhadap anggota keluarga
juga magh tetapi melakukan perawatan yang sakit:
susah mengatur
terhadap anggota I . 12383 Edukasi kesehatan
makanannya
Data obyektif : keluarga yang sakit: Keluarga mampu
4. Tn.K tampak sering
Pemeliharaan kesehatan : menciptakan lingkungan
banyak pikira
L.12106 menunjukan minat perilaku yang dapat meningkatkan
5. An.F terlihat tidak
bisa mengatur pola hidup sehat kesehatan:
makananya
Keluarga mampu Edukasi pola perilaku
6. An.F terlihat suka I. 12439
menciptakan lingkungan kebersihan
makanan pedas tetapi
yang dapat meningkatkan Keluarga mampu
Ny.E tidak memasak
kesehatan: memanfaatkan fasilitas
makanan pedes
Manajemen kesehatan kesehatan yang ada di
5. Tn.K. TD : 120/80
L.12104 Keluarga mampu lingkungan setempat
mmHg, HR: 88 x/i
memanfaatkan fasilitas I . 10334 Konseling
BB : 65 Kg, S:36.6 0C ,
kesehatan yang ada di
RR : 20 x/i TB167
lingkungan setempat:
7. An.F TD: 100/80
mmHg , HR : 80x/i Manajemen kesehatan
S: 36.60C , RR : 18X/I
keluarga
DS: D.0090 Kesiapan Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
Tn.K mengatakan
peningkatan mengenal masalah masalah kesehatan :
maagnya kambuh jika
koping keluarga kesehatan : I . 12392 Edukasi manajemen strees
banyak pikiran
Tn.K mengatakan L.09093 Tingkat ansietas : Keluarga mampu
jika maagnya kambuh menurunnya verbalisasi mengambil keputusan:
sampai menyesak ulu
kondisi yang dihadapi Dukungan Pengambilan
hati dan tidak bisa I . 09265
mengajar Keluarga mampu keputusan
An.F juga sakit maag, mengambil keputusan: Keluarga mampu
pertama dialami saat
L .09074 Ketahanan keluarga : melakukan perawatan
jadi mahasiswa
Ny.E mengatakan memanfaatkan tenaga terhadap anggota keluarga
memanfaatkan tenaga
kesehatan untuk
Tabel 3.9
tanggal
3. Mengkaji apa penyebab dari gastritis 3. Tn.K mengatakan tanda dan gejala
4. Jelaskan kembali penyebab gastritis yang dirasakan seperti mual dan
mengobati maghnya
O:
A:
P:
mengambil keputuan
2 selasa / 13 Juli Setelah dilakukan interaksi selama 1 x 30 menit S :
2021
diharapkan keluarga mampu memutuskan untuk
1. Keluarga mengatakan
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan TUK 2 :
apabila anggota keluarga
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang sejauh
ada yang sakit maka
mana keluarga mengambil keputsan untuk
keluara Tn.K segera
merawat anggota keluarga yang sakit
membawanya ke bidan
2. Memberikan reinforcement positif atas jawaban
desa atau puskesmas
keluarga
3. Mendiskusikan, mendukung, dan memotivasi dengan jarak lebih kurang
Tn.K dan keluarga untuk mengklarifikasi nilai dan 10 menit dari rumah.
yang sakit
A:
kesehatan
P:
2021 diharapkan keluarga mampu merawat anggota Tn.K menyebutkan diet bagi
keluarga khususnya Tn.K dengan gastritis dengan penderita gastritis dengan
manajemen nutrisi dan rebusan air kunyit bahasanya sendiri, bahwa diet
TUK 3 : penyakit gastritis yaitu diet
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang diet bagi makanan rendah asam, makanan
Juli 2021 diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan Tn.K mampu menyebutkan 5 dari
lingkungan yang harus diwaspadai bagi penderita dalam keluarga, lingkungan yang
penderita gastritis
A:
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
TUK 5
kesehatan yang dapat digunakan dan waktu 08.00-12.00 WIB kecuali hari
diskusi berlangsung
yang dijelaskan
A:
kunjungannya
P:
Intervensi dihentikan
Diagnosa 2 peningkatan koping keluarga
tanggal
menyusui
sesak nafas
O:
A:
masalah Covid-19
P:
- intervensi dilanjutkan ke TUK 2
yang tepat
2 Minggu/ 18 Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit S:
pilihan A:
4. Memfasilitasi pengambilan keputusan
P:
O:
Kembali
4 Minggu/ 18 Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit S:
Covid-19
- Keluarga dapat menyebutkan
2. Menjelaskan tentang lingkungan yang sesuai
lingkungan yang baik untuk
dengan masalah Covid-19.
mencegah penularan virus
3. Cara memodifikasi lingkungan untuk
Korona
A:
menghindari Covid-19 adalah
a. Mencuci tangan
- Keluarga dapat memodifikasi
desinfektan
dengan Covid-19
Rumah sakit yang menangani kasus Covid-19 kesehatan yang akan dituju
19
A:
P:
Intervensi dihentikan
tanggal
yang diajukan
berlangsung
A:
Gastritis
P:
TUK 2
Tn.K dan keluarga untuk mengklarifikasi nilai dari rumah dengan jarak
yang sakit
A:
P:
TUK 3
protokol kesehatan
P:
2021 diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan Tn.K mampu menyebutkan 5 dari
lingkungan yang harus diwaspadai bagi penderita waktu, tanggung jawab baru,
gastritis perubahan kebiasaan penugasan,
6. Mendiskusikan bersama keluarga tentang proses penugasan, hubungan
lingkungan yang aman bagi penderita gastritis dengan rekan kerja, hubungan
7. Memotivasi keluarga untuk mengulang kembali dalam keluarga, lingkungan yang
gastritis O:
8. Memberikan reinforcement positif Tn.K tampak mampu
penderita gastritis
A:
P:
TUK 5
kesehatan yang dapat digunakan dan waktu 08.00-12.00 WIB kecuali hari
diskusi berlangsung
yang dijelaskan
A:
kunjungannya
P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
Pada bab ini, berisikan analisa PICO terhadap tiga jurnal yang diangkat, ketiga jurnal
I. Pengaruh Konsumsi Perasan Air Kunyit Terhadap Rasa Nyeri Pada Penderita Gastritis Akut
Usia 45-54 Tahun Di Desa Kampung Pinang Wilayah Kerja Puskesmas Perhentian Raja
Judul : Pengaruh Konsumsi Perasan Air Kunyit Terhadap Rasa Nyeri Pada Penderita
Gastritis Akut Usia 45-54 Tahun Di Desa Kampung Pinang Wilayah Kerja
Analisa PICO :
hidup menurun, dan kurang produktif. Banyak sekali dampak dari penyakit gastritis ini bagi
kesehatan, jika mengabaikan penyakit ini justru membuatnya semakin parah hingga mengarah
ke komplikasi gangguan kesehatan bahkan bisa mengancam keselamatan jiwa. Jika gastritis
tidak ditangani dengan pengobatan yang tepat akan menyebabkan terjadinya tukak lambung
mulai mengarah pada pengobatan nonfarmakologi. Kunyit merupakan tanaman obat yang
banayak dibutuhkan oleh industri obat tradisional. Kunyit merupakan tanaman dari golongan
(Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian adalah seluruh penderita gastritis yang ada di
di Desa Kampung Pinang Usia 45-54 tahun yang berjumlah 48 orang. Sampel yang
digunakan ialah penderita gastritis yang ada di Desa Kampung Pinang yang memenuhi
b. Intervention (I)
Data gastritis dikumpulkan lewat pengukuran menggunakan skala nyeri, data mengenai
terapi konsumsi perasan air kunyit diambil melalui lembar check-lish yang diberikan kepada
masing-masing responden yaitu data primer dikumpulkan sendiri oleh peneliti dengan
pengukuran Intensitas nyeri sebelum pemberian perasan air kunyit menggunakan Skala nyeri
dan dilakukan kembali pengukuran setelah mengkonsumsi perasan air kunyit selama 7 hari
lamanya. data sekunder data diperoleh melalui pengumpulan data yang bersifat studi
Penelitian yang dilakukan sekarang pemberian perasan air kunyit ini dengan menyediakan
5 rimpang kunyit dengan dosis 250 mg dengan menambahkan air hangat 60 mldan diberikan
untuk pasien gastritis dalam menurunkan nyeri,dan pemberian percobaan ini dilakuan selama
7 hari beturut-turut diberikan sebelummakan 2 kali sehari, pagi dan sore setelah makan.
c. comparator (C)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata skala nyeri pada penderita
gastritis sebelum diberikan perasan air kunyit adalah 4,85 dengan standar deviasi
0,671. Sesudah diberikan perasan air kunyit adalah 2,20 dengan standar deviasi 0,768.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terjadinya penurunan nyeri
gastritis setelah diberikan perasan air kunyit disebabkan karena senyawa pada kunyit
memiliki sifat anti peradangan dan dapat mengurangi terjadinya inflamasi dan akan
d. Outcome ( O)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nyeri gastritis sebelum dan sesudah
diberikan perasan air kunyit, dapat dilihat n merupakan jumlah sampel yaitu 20
responden, rata-rata perbedaan nyeri gastritis sebelum dan sesudah diberikan perasan
air kunyit (mean rank atau peringkat rata-rata) yaitu 10,50. Selanjutnya jumlah
perbedaan nyeri sebelum dan sesudah diberikan perasan air kunyit (sum of rank atau
jumlah dari peringkat) yaitu 210.00 dan nilai z (hasil uji wilcoxon) adalah -4.042 serta
nilai signifikan p value0,000, jika nilai signifikan <0,05 maka Ha diterima yaitu ada
II. Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada
Judul : Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung
Menurut Syam (2006) secara umum 80 persen penyakit tukak lambung termasuk jenis
disebabkan oleh stres, kurang tidur, dan beban peker-jaan. Duapuluh persen sisanya
termasuk organik, yaitu ada kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada
latihan melemaskan otot tubuh pada saat dibutuhkan. Tujuan relaksasi diberikan
kepada pasien tukak lambung adalah un-tuk memberikan sebuah teknik mengem-
bangkan perasaan rileks ketika pasien mengalami serangan rasa sakitnya. Subjek
diperoleh dengan cara pena-waran relawan, dengan kriteria pria atau wanita pasien
tukak lambung yang dipicu oleh stres bukan kerusakan organis yang diketahui melalui
minimal tiga bulan terakhir, berusia dewasa sehingga dapat mengerja-kan tugas-tugas
yang diberikan selama penelitian, dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas tempat
penelitian.
b. Intervention (I)
Alat Peneltian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: alat tulis untuk
mencatat observasi selama perlakuan, tape perekam, kaset rekaman relaksasi produksi
bagian psikologi Klinis Fakultas Psikologi UGM, Lembar self repport, skala Keluhan
fisik tukak lambung, skala ketegangan, dan catatan harian relasasi, lembar observasi,
pedoman terapi relaksasi, pedoman wawancara (saat skrining awal, perlakuan, dan
follow up).
ha-sil pengukuran tingkat ketegangan dan keluhan tukak lambung ketiga subjek pene-
litian. Tingkat ketegangan keluhan tukak lambung dibandingkan antara hasil pengu-
kuran pada saat baseline, perlakuan, dan follow up. Perbandingan tampak pada ke-
c. comparator (C)
Ketiga subjek dalam penelitian ini menunjukkan penurunan stres dan keluhan
tukak lambung baik pada saat terapi, latihan mandiri maupun pada saat follow up.
Adanya penurunan stres dan intensitas keluhan tukak lambung menunjukkan bahwa
relaksasi yang diberikan sebagai terapi maupun sebagai latihan mandiri (self help)
Penurunan yang terjadi terbukti signi-fikan secara klinis karena berdasarkan data
kualitatif yang diperoleh dengan wawan-ara pada masa follow up terdapat perubah-an
positif dalam kehidupan sehari-hari pada ketiga subjek. Signifikansi klinis merupakan
d. Outcome ( O)
1989; Sutrisno, 1998 Utami, 1988; Dendato & Diener, 1986; Lyles, Burish, Krozely,
Keberhasilan terapi relaksasi dalam penelitian ini tampak pada penurunan skor
stres dan keluhan tukak lambung. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Taylor
(1995) bahwa tujuan penerapan teknik relaksasi pada manajemen penyakit adalah
Oleh sebab itu relaksasi dapat menurunkan kecemasan sehingga rasa sakit dapat
berkurang.
III. Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Tingkat
Judul : Pengaruh Pemberian Jus Buah Pepaya (Carica Papaya) Terhadap Tingkat
farmakologis melalui pemanfaatantanaman obat seperti daun andong, daun jambu biji,
kulit kayumanis, kunyit, lidah buaya,pegagan, pisang batu, putri malu, temu lawak,
tama terjadi peredaan nyeri, tetapi segera disusul oleh rasa nyeri yang lebih
gastritis bulanJanuari tahun 2017 berjumlah 208 orang. Dari total penderita gastritis
b. Intervention (I)
Scale(NRS). NRS merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur nyeri seseorang.
Alat ukurNumeric Rating Scale(NRS) dapat digunakan dengan penilaian skor antara
0-10, skala0 apabila tidak nyeri, skala 1–3 apabila nyeri ringan, skala nilai 4-6 nyeri
sedang,skala 7–9 apabila nyeri berat, dan skala 10 apabila nyeri sangat berat.
yang berisikandata demografi, keluhan gastritis, dan skala pengukuran nyeri pada
(SOP) yangsudah disediakan oleh peneliti. Buah pepaya yang digunakan yaitu buah
pepaya yanghidup dalam satu varietas. Buah pepaya diolah menjadi jus buah pepaya.
Jus buahpepaya diperoleh dengan menghaluskan buah pepaya segar(200 gr) sehingga
menjadijus.
c. comparator (C)
Berdasarkan uji statisitik yang dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon telah
didapatkan perbedaan rata-rata tingkat nyeri sebelum dan setelah diberikan jus buah
pepaya yaitu 0,15 dengan pvalue0,046 yang berarti terdapat pengaruh yang bermakna
setelah pemberian jus buah pepaya terhadap perubahan tingkat nyeri kronis
padapenderita gastritis. Perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah diberikan jus
buahpepaya dapat dilihat dari pengukuran nyeri gastritis sebelum dan setelah
diberikan jusbuah pepaya yang dikonsumsi secara oral. Asosiasi internasional untuk
Sehingga dalampenelitian yang telah dilakukan tingkat nyeri yang dipersepsikan oleh
setiap individuberbeda, selain itu tingkat nyeri yang dipersepsikan antara sebelum dan
setelahdiberikan perlakuan pemberian jus buah pepaya pada setiap individu juga
skala tidak nyeri, nyeri ringan dan nyeri sedang. Dalam hal ini asumsi peneliti dengan
skalanyeri ringan dan nyeri sedang masih dapat dilakukan dengan menggunakan
d. Outcome ( O)
bagian tubuh pepaya,kecuali akar dan bijinya.Pada orang yang menderita penyakit
memiliki peran laindalam penyembuhan maag. Para penderita maag tidak dianjurkan
dengan salah satu anggota keluarga yaitu Tn.K sendiri yang merupakan kepala keluarga
menderita gastritis di wilayah kerja puskesmas Sumpur Kudus pada tanggal 10 Mei- 20 Juli .
Maka pada bab pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuian dan kesenjangan
yang terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahap asuhan
A. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2021 kepada keluarga
Tn.K yaitu dengan wawancara langsung didapatkan beberapa data pengkajian yang
mana Tn.K mempunyai masalah gastritis. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu
tekanan darah klien :120/90 mmHg, pernafasan : 18x / i , suhu : 36,7 ºC. Tn.k sering
merasakan nyeri ulu hati, nyeri mendesak keatas, serta mual sampai muntah masih
mengkonsumsi makan yang menyebabkan penyakitnya seperti bakso pedas dan sering
terlambat makan.
Berdasarkan teori yang diungkapkan (Anita, 2012) gejala yang biasa dirasakan
penderita sakit gastritis seperti mual, perut terasa nyeri, perih (kembung dan
sesak) pada bagian atas perut (ulu hati). Biasanya, nafsu makan menurun secara
drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin, dan sering
salah satu manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien gastritis adalah nyeri.
Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri epigastrum. Radang
pada dinding lambung yang terjadi gangguan, maka mukosa akan rusak dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori dan
potensial.
Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada pasien yang
lambung meningkat dan berakibat lambung luka (ulkus) juga dapat menimbulkan
darah), melena, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
kepala sekolah ia banyak mengemban banyak tanggung jawab baik dalam mengurus
dua sekolah sekaligus dan juga sebagai kepala keluarga yang memikirkin 3 orang
anakanya yang sedang sekolah. Disamping itu Tn.K sering juga sering keluar daerah
sehingga ia sering menunda makan , dan jika diluar rumah Tn.K seiring
mengkonsumsi makanan yang berbumbu seperti bakso . Saat musim buah durian
proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat menyerang seluruh
lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari
karena dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan
serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana
pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh faktor stres .
Dari semua data yang didapat dalam pengkajian pada kasus keluarga dengan
masalah gastritis tampak bahwa secara garis besar penyebab, tanda dan gejala
pada kasus sesuai dengan yang terdapat pada teori. Faktor pendukung dalam
pengkajian ini, adanya kerja sama antara penulis dengan keluarga Tn.K sehingga
pengkajian dapat berjalan dengan lancar, selain itu tersedia buku dan jurnal
B. Diagnosa
pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
merupakan sebuah label singkat untuk menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di
kesehatan), resiko (ancaman kesehata) atau potensial/sejahtera yang mengacu pada SDKI
Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak seluruhnya
dialami oleh klien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif klien dan hasil scoring
yang dilakukan bersama keluarga maka dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai
Dalam penegakan diagnosa untuk asuhan keperawatan keluarga untuk etiologi sedikit
berbeda dengan asuhan keperwatan lainnya. Etiologi mengacu pada lima fungsi
C. Intervensi
yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
Pada kasus Tn.K maupun anggota keluarga yang lain mahasiswa menggunakan
rencana asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari tugas keperawatan keluarga 1
1. Pengaruh Konsumsi Perasan Air Kunyit Terhadap Rasa Nyeri Pada Penderita
Gastritis Akut Usia 45-54 Tahun Di Desa Kampung Pinang Wilayah Kerja
2. Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada
dalam kunyit yang berperan sebagai obat herbal yang dibuat dalam bentuk perasan
untuk menghilangkan rasa nyeri pada mukosa lambung yang terluka dan dapat
menurunkan kadar asam lambung yang terdapat pada lambung. Dan tidak hanya
menurunkan kadar asam lambung, perasan kunyit ini dapat mencegah kenaikan
perasaan rileks ketika pasien mengalami serangan rasa sakitnya. Setelah melakukan
latihan relaksasi beberapa sesi maka seseorang akan mampu menjadi rileks
dengan relatif lebih cepat dan waktu yang singkat bahkan tanpa bantuan terapis.
untukmembantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang mengembangkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry,
2005). Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun yaitu
pemberian perasan air kunyit dan metode relaksasi. Pemberian implementasi ini
Keluarga khusunya Tn.K sudah paham dengan perawatan yang dapat dilakukan untuk
setiap pada hari ketiga dengan mengkonsumsi perasan air kunyit pada pagi dan sore
hari. Pemberian perasan air kunyit selama tujuh hari terdapat perubahan yaitu skala
nyeri sebelum diberikan perasan air kunyit yaitu skala nyeri 5, setelah diberikan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Diana, 2020) mengatakan
bahwa nyeri gastritis sebelum dan sesudah diberikan perasan air kunyit, dapat dilihat
sebelum dan sesudah diberikan perasan air kunyit (mean rank atau peringkat rata-rata)
yaitu 10,50. Selanjutnya jumlah perbedaan nyeri sebelum dan sesudah diberikan
perasan air kunyit (sum of rank atau jumlah dari peringkat) yaitu 210.00 dan nilai z
(hasil uji wilcoxon) adalah -4.042 serta nilai signifikan p value0,000, jika nilai
signifikan <0,05 maka Ha diterima yaitu ada pengaruh perasan air kunyit terhadap
rasa nyeri penderita gastritis. Penurunan nyeri gastritis setelah diberikan perasan air
kunyit disebabkan karena senyawa pada kunyit memiliki sifat anti peradangan dan
dapat mengurangi terjadinya inflamasi dan akan mengurangi nyeri pada penderita
gastritis.
2. Metode Relaksasi
keluahan tukak lambung pencegahan bagi anggota keluarga yang beresiko. Setelah
dengan murrotal Al-Qur’an pada Tn.K dengan melaksanaan setiap hari didapatkan
perubahan skala nyeri sebelum mendengarkan murratal Al-Qur’an adalah skala 5 dan
setelah mendengarkan adalah tidak ada nyeri terdapat penurunan kadar nyeri metode
terapi relaksasi dalam penelitian ini tampak pada penurunan skor stres dan keluhan
tukak lambung. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Taylor (1995) bahwa tujuan
kecemasannya sebab kecemasan dapat meningkatkan rasa sakit. Oleh sebab itu
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penulisan Complementary Nursing Case Study setelah praktek
2. Penulis telah mampu mentelaah jurnal terkait kasus gastritis sehingga dapat
keluarga khususnya untuk penyakit gastritis, dan keluarga telah mulai mampu
B. Saran
keluarga yang terkait bagi keluarga khususnya bagi keluarga yang menderita
Gastritis.
2. Bagi Masyarakat
4. Bagi penulis
keluarga dan selalu memberikan asuhan keperawatan yang baik dan sesuai