Anda di halaman 1dari 46

Head Injury

Pengertian
• Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai
daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang
terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung pada kepala
• Menurut Dawodu(2002) dan Sutantosro(2003), cidera
kepala adalah trauma yag mengenai os calvaria dengan
atau basis cranii serta organ2 didalamnya, dimana
kerusakan tersbt besifat non degeneratif/non kongenital
yang disebabkan oleh gaya mekanik dari luar sehingga
timbul gangguan fisik,kognitif maupun sosial serta
berhubngan dengan atau tanpa penurunan tingkat
kesadaran
• Mengakibatkan penyakit neurologik yang serius
KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA

TUMPUL KLL
KDRT
KECELAKAAN KERJA

MEKANISME
MEKANISME

TAJAM TRAUMA TEMBAK


(PENETRATING) TRAUMA TUSUK
RINGAN :GCS 14 - 15
SEVERITY
SEVERITY SEDANG :GCS 9 - 13
BERAT :GCS 3 - 8

FRAKTUR KRANIUM
linear
terbuka/tertutup
depresi

basis cranii

MORFOLOGI
MORFOLOGI
LESI INTRAKRANIAL
Fokal : EDH,SDH,ICH
Difus : kontusio
Patofisiologi
• Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen
dan glukosa
• Berat otak 2% dari BB tapi menerima 20% dari
curah jantung
• 80% glukosa dan oksigen dikonsumsi oleh otak
• Cidera kepala berakibat lanjutan berupa gangguan
suplai sel otak terutama oksigen dan glukosa
• Sehingga cidera kepala harus terjamin kecukupan
oksigen dg bebaskan airway dan oksigenasi
Patofisiologi cont….
• Cidera primer
adalah kerusakan akibat langsung trauma,misal
fraktur tl tengkorak robeknya pemblh
darah,kerusakan jaringan otak
• Cidera sekunder
adalah kerusakan lanjutan karena cidera primer
yang berlanjut melampaui batas kompensasi
ruang tengkorak
Patofisiologi cont……..
• Hukum Monroe Kelly
Ruang tengkorak tertutup dan volumenya tetap
Volume dipengaruhi darah,liquor,dan parenkim
otak
Kemampuan kompensasi yang terlampaui akan
berakibat kenaikan tek intrakranial yang tinggi
dan penurunan tekanan perfusi serebral(CPP)
• CPP=MAP-ICP
Penurunan CPP<70 mmHg menyebabkan
ischemik otak edema sitostatik kerusakan
seluler yang parah dan irreversible
(CPP: 60-120) (ICP: 5-15)
Cedera kulit kepala
• Kulit kepala mengandung banyak
vaskularisasi/pembuluh darah.
• Bila mengalami trauma kecil saja akan
mengeluarkan darah.
• Trauma akan menyebabkan abrasi, kontusio,
laserasi
• Penanganan: irigasi, keluarkan benda
asing,heacting,tutup luka.
Trauma capitis
1. Fraktur
2. Komotio cerebri
3. Kontusio cerebri
4. Perdarahan intrakranial
Fraktur Tulang tengkorak
• Fraktur tl tengkorak adalah rusaknya
kontinuitas tl tengkorak diseb oleh trauma,
dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak
• Fraktur os calvaria berbentuk garis (linier)
• Fraktur terbuka:mengakibatkan kerusakan
duramater,harus lgsg dilakukan pembedahan
Lanj…
• Fraktur basis cranii:fraktur di sinus paranasalis
pd tl frontal dan atau lokasi tengah telinga di tl
temporal.
• Menimbulkan hemoraghi dari hidung, faring
atau telinga dan perdarahan dibawah
konjungtiva.
• waspada pemasangan NGT,waspada pada
penderita tidak sadar (obstruksi jalan nafas)
• Fraktur basis cranii dicurigai saat CSS keluar
dari telinga (otorea cerebrospinalis) dan hidung
(rhinorea cerebrospinalis)
Cedera otak
• Otak tdk dpt menyimpan nutrisi(Glukosa dan O2)
• Sel-sel cerebral membutuhkan suplai darah terus
menerus u/regenerasi
• Kerusakan otak bersifat ireversibel
• Cedera otak serius dapat terjadi dengan atau tanpa
fraktur tengkorak,
• Cedera otak dpt tjd stl mengalami trauma yang
menimbulkan kontusio, laserasi, dan hemoragi otak
Cedera otak
Cedera otak akibat trauma dapat disebabkan:
a. Cedera langsung (primer): kontusio cerebri,
laserasi cerebri, perdarahan karena
terputusnya pblh darah
b. Cedera tidak langsung (sekunder)
cedera sekunder dapat disebabkan oleh:
a) Hipovolemia : aliran darah ke otak berkurang, yang
dpt menyeb iskemik otak bahkan infark otak
b) Hipoksia
c) Hiperkarbia dan hipokarbia.
CO2 melampaui 45 mm Hg dalam aliran darah arteri.
Pengaruh CO2 sgt penting pd trauma. CO2 dpt
menyebabkan vasokonstriksi pblh drh otak, iskemia
dan infark sebaliknya jk CO2 menyeb vasodilatasi pblh
drh otak,yg akan menyeb edema cerebri

Normal kadar CO2 darah pd trauma capitis 26-32mmHg


Komosio cerebri
• Komosio cerebri stl cedera
kepala adl hilangnya fx
neurologik sementara tanpa
kerusakan struktur
• Meliputi periode tdk sadarkan
diri slm bbrp detik-menit atau
komplet sewaktu (<15mnt)
• Jk trauma melibatkan lobus
frontal dan temporal pasien
akan menunjukkan perilaku
irasional yang aneh, amnesia
atau disorientasi
Komosio cerebri

• Observasi adanya sakit kepala, pusing, peka


rangsang, ansietas (sindroma pasca komosio)
• Intervensi: beri penjelasan, informasi dan
dukungan shg dpt mengurangi syndroma pasca
komosio, lakukan aktivitas fisik dg lmbt
• Kelg dianjurkan u/ m’observasi adanya; Sukar
bagun, sukar bicara,konfusi, sakit kepala berat,
muntah, kelemahan salah satu sisi tbh
kembali ke RS
Kontusio cerebri
• Mrp cedera kepala berat dmn otak mengalami memar
bahkan dimungkinkan tjd hemoraghi.
• Kehilangn kesadaran lebih lama,dikenal dg DAI(difuse
axonal injury), memiliki prognosis yg lbh buruk
• Tanda gejala: penurunan kesadaran, nadi
lemah,pernapasan dangkal,kulit dingin dan pucat, sering
tdpt defekasi dan miksi tanpa disadari,
• Umumnya megalami cedera luas, fx motorik abnormal,
peningkatan TIK, pemulihan lambat
Hemoragi intrakranial
(Perdarahan di dalam otak)
• EPIDURAL HEMATOM (perdarahan terletak
diantara tengkorak dan duramater)
• SUBDURAL HEMATOM (perdarahan diantara
duramater dan dasar otak)
• INTRACEREBRAL HEMATOM (perdarahan
didalam jaringan otak)
Manifestasi klinis
 Gangguan kesadaran
 Konfusi
 Abnormalitas pupil
 Defisit neurologik
 Perub tanda vital
 Disfungsi sensori
 Kejang otot
 Sakit kepala
 Gangguan pergerakan
 Kejang
 Syok hipovolumik
 Tanda lateralisasi
 anisokor
Epidural hematoma (EDH)
 Terkumpulnya darah/bekuan darah dalam
ruang antara tulang kepala dan duramater
 Kausa : trauma
 Klinis :
 Lateralisasi
 Rontgen :
 Fraktur linear
 Gambaran hematom (+)
PERJALANAN KLINIK EDH
Subdural Hematom (SDH)
 Terkumpulnya darah / bekuan darah dalam ruang antara
duramater dan arakhnoid
 Terbagi dalam : akut dan kronis
 Kausa : trauma (akut lebih >> kronis)
 Klinis :
 Penurunan kesadaran
 Lateralisasi
 Rontgen :
 Gambaran hematom (+)
SUBDURAL HEMATOM
• Perdrhan yg mengumpul diantra korteks serebri dan
duramater  regangan dan robekan vena-vena drainase
yg tdpt di rongga subdural ant. Permk. Otak dg sinus
duramater.
• Gjl klinik biasany tdk terlalu hebat kecuali bila terdapat
efek massa.
• Berdsrkan kronologis SDH dibagi mjd :
1. SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.
2. SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.
3. SDH khronis : > 21 hari.
 gamb. CT scan kepala tdp lesi hiperdens bbtk bulan sabit
yg srg tjd pada daerah yg berseberangan dg trauma
(Counter Coup)
Subdural hematom
Hematom Intraserebral
• Terkumpulnya darah secara fokal yg diakibatkan oleh
regangan atau rotasional thd pemb. Drh
intraparenkim otak/ cedera penetrans.
• Gamb. Khas  lesi pdrh diantara neuron otak yg
relatif normal. Tepi bisa tegas/ tidak tergantung
apakah ada oedem otak/tidak.
• Perdrhan intraserebral bs timbul bbrp hr kmd ssdh
trauma  monitor dg pem. Tanda vital, pem.
Neurologis, bila perlu CT scan ulang.
Penatalaksanaan
• Primary Survey
A: AIRWAY & C-SPINE CONTROL
B: BREATHING +ventilation
C: CIRCULATION + hemorragic control
D: Disability + disfungtion
E: Exposure + hipothermia prevention
KONSEPNYA
RESPONSIBILITAS TERPENTING
MANAJEMEN ABC :
CEGAH
HIPOVENTILASI DAN HIPOVOLEMIA

POTENSIAL TERJADINYA
SECONDARY BRAIN DAMAGE
penatalaksanaan
1. Sllu waspada thd adanya fraktur cervical, traksi ringan
pd kepala dg neck collar/colar cervical
2. Airway dan breathing. Semua trauma capitis dpt
menyeb ggn ventilasi, hipoksia dan hiperkarbia..
3. Circulation. Cdera kepala pasti menyeb ggn perfusi
darah ke otak. kontrol hemorhagi,perbaiki
hipovolemia.
4. Disability.,dilakukan dg penilaian GCS, pupil dan
tanda lateralisasi.patau ketat thd PTIK (oksigenasi
adekuat,peningkatan kepala tt,),pemberian manitol
untuk mengurangi edema cerebral dan dehidrasi
osmotik.penurunan GCS >1sgera konsultasi Dr SpBs.
Semua terapi adl u/mempertahankan homeostasis
otak dan mencegah kerusakan otak sekunder
SECONDARY SURVEY
Whole Examination

ANAMNESIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
PENUNJANG
• Secondary Survey
▫ Anamnesa :
 kejadian, mabuk, penyakit lain
▫ Pemeriksaan fisik
 Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda
trauma, jejas, hematom, vulnus pada kepala
 Inspeksi tanda fraktur basis kranii
 Racoon’s eyes : periorbital ecchymosesbengkak dan
merah
 Battle’s sign : postauricular ecchymoses
 CSF rhinorrhea/otorrhea
 Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius
eksternus
INFORMASI PENTING

• Usia dan mekanisme trauma


• Status respirasi & kardiovaskuler
• Kesadaran, reaksi pupil, lateralisasi
• Adanya trauma non serebral
• Hasil pemeriksaan diagnostik
TANDA – TANDA PENTING

PUPIL ANISOKOR
LATERALISASI MOTORIK
LUKA TERBUKA DGN PROLAPS CEREBRI
DAN KEBOCORAN CS
FRAKTUR DEPRESI TULANG TENGKORAK
SAKIT KEPALA HEBAT
PERBURUKAN NEUROLOGIS
KOMPONEN GLASGOW COMA SCALE

E:: BUKA
E BUKA MATA:
MATA: 11 –
– 44
V:: SUARA
V SUARA :: 11 –
– 55
M :: GERAKAN
M GERAKAN :: 11 -- 66
KOMPONEN MATA
KOMPONEN MOTORIK
KOMPONEN VERBAL
KLASIFIKASI KLINIS CEDERA KEPALA

BERDASAR GCS

RINGAN: GCS
RINGAN: GCS 14
14 -- 15
15
SEDANG :: GCS
SEDANG GCS 99 -- 13
13
BERAT
BERAT :: GCS
GCS 33 -- 88
Pemeriksaan Penunjang
• Radiologis
▫ Foto polos kepala AP/Lateral
▫ Foto servikal lateral
▫ CT Scan kepala polos
CT Scan Kepala
PRINSIP

CEGAH/OBATI HIPERTENSI INTRAKRANIAL


KONTROL CAIRAN
DIURETIK ( MANNITOL )

MEMELIHARA KEBUTUHAN METABOLIK OTAK

Anda mungkin juga menyukai