Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World health organizotion (WHO) mengadakan tinjauan


terhadap 8 negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari
angka kejadian gastritis di dunia,dimulai dari Negara yang angka kejadian
gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47%
kemudian diikuti oleh India dengan persentase 43%,lalu beberapa Negara
lainnya seperti Inggris 22%,China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis
29,5%,dan khususnya Indonesia 40,8%.( WHO, 2013).

Menurut WHO di Indonesia angka kejadian gastritis mencapai 40,8%


pada beberap daerah dengan prevalensi 274.396 khusus dari 238.452.952 jiwa
penduduk.Selain itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan
kelima dengan jumlah penderita 218.872 dan khusus kematian 889 orang
(WHO, 2016).Angka kejadian gastritis diIndonesia cukup tinggi.Hasil penelitian
dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI angka
kejadian gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai
91,6% yaitu di kota Medan,lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya
31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5 %,Palembang 35,35,Aceh
31,7%,dan Pontianak 31,2 %.Data dari dinkes Ponorogo selama tahun 2016 di
seluruh puskesmas sekabupaten Ponorogo terdapat jumlah penderita gastritis
laki-laki sebanyak 14,890 jiwa dan perempuan 29,287 jiwa,total keseluruhan
terdapat 44,177 jiwa penderita gastritis di puskesmas sekabupaten
Ponorogo.Data dari dinkes Ponorogo terdapat 3412 jiwa penderita gastritis di
Puskesmas Nailan,Desa Simo 398 jiwa penderita.

1
Gastritis merupakan peradangan (pembengkakan) pada mukosa lambung
ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas,rasa mual,muntah, nafsu
makan menurun atau sakit kepala (Ratu & Adwan, 2013).

Gastritis sering dianggap penyakit ringan,namun dapat merusak fungsi


lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga
menyebabkan kematian.Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang bersifat akut,kronik, difus atau lokal,dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan
muntah.Menurut Sri Hartati (2013).

Penyakit gastritis atau yang sering dikenal sebagai penyakit maag


merupakan penyakit yang sangat mengganggu.Biasanya gastritis terjadi pada
orang yang mempunyai pola makan yang tidak teratur dan memakan makanan
yang merangsang produksi asam lambung.Beberapa infeksi mikroorganisme
juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis.Gejala – gejala sakit gastritis selain
nyeri di daerah ulu hati juga menimbulkan gejala seperti mual, muntah, lemas,
kembung, terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat, suhu badan naik,
keluar keringat dingin, pusing, selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih
parah, bisa muntah darah ( Wijoyo dalam Pratiwi, 2013 )

Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adaalah kumpulan gejala yang dirasakan
sebagai nyeri ulu hati, orang yang tersangka penyakit ini biasanya sering mual,
muntah, rasa pennuh,dan rasa tidak nyaman.Biasanya keluhaan yang di ajukan
penderita tersebut ringan dan dapat di atasi dengan mengatur makanan, tetapi
kadang-kadang diresakan berat,sehingga ia terpaksa meminta pertolongan dokter
bahkan sampai terpaksa di beri perawaatan khusus (Wirdaniati, 2016).

2
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia terhadap sepuluh penyakit
terbanyak di rumah sakit di Indonesia,pada pasien rawat inap gastritis berada
pada posisi keenam dengan jumlah kasus sebesar 330.580 kasus dimana 60,86%
terjadi pada perempuan.Pada pasien gastritis rawat jalan gastritis berada pada
posisi ketujuh dengan jumlah kasus 201.083 kasusdimana 77,74% terjadi pada
perempuan (Kemenkes RI, 2014).

Bedasarkan data awal di Puskesmas Bahu Manado di peroleh data


masyarakat yang mengalami penyakit gastritis bedasarkan data 3 bulan tahun
2020 yaitu juli sampai September sebanyak 156 orang selain itu dari obsevasi
yang di lakukan peneliti di Puskesmas Bahu Manado terhadap beberapa
Masyarakat yang mengalami gastritis.

Bedasarkan permasalahan data yang saya dapat di atas penulis tertarik


untuk malakukan penelitian tentang “Hubungan pola makan dengan kejadian
gastritis pada masyarkat.”

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka,rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan polah makan dengan kejadan
Gastritis pada Masyarakat di Puskesmas Bahu Manado.
C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan polah makan dengan kejadian Gastritis pada


Masyarakat di Puskesmas Bahu Manado.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pola makan pada Masyarakat


b. Untuk mengetahui kejadian Gastritis pada Masyarakat di Puskesmas
Bahu Manado.
c. Untuk mengetahui hubungan antara polah makan dengan kejadian
Gastrtitis pada Masyarakat di Puskesmas Bahu Manado.
D. Manfaat penelitian

1. Bagi institusi pendidikan.

Penilitian ini di harapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan dan


sebagai referensi ilmiah bagi mahasiswa dan dosen untuk penelitian lebih
lanjut.

2. Bagi tempat penelitian.

Dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui lebih dalam


lagi tentang polah makan dengan kejadian Gastritis pada Masyarakat.

3. Bagi peneliti lanjutan.

4
Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan,keterampilan,serta
memperluas wawasan tentang polah makan dengan kejadian Gasstritis pada
Masyarakat.

5
BAB 11

TINJAUN PUSTAKA

A. Pola Makam
1. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi
mempertahankan kesehatan,status nutrisi,mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit (kemenkes RI, 2013).

a. Jenis makan

Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok, Lauk hewani,Lauk nabati, Sayuran ,dan Buah
yang dikonsumsi setiap hari Makanan pokok adalah sumber makanan utama
di negara indonesia yang dikonsumsi setiap orang atau sekelompok
masyarakat yang terdiri dari beras, jangung, sagu, umbi-umbian, dan tepung.
(Sulistyoningsih,2011).

b. Frekuensi makan
Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi
makan pagi,makan siang,makan malam dan makan selingan(kemenkes,
2013).

c. Jumlah makan
Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang di makan dalam setiap
orang atau setiap individu dalam kelompok.

6
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan
Pola makan yang terbentuk gambaran sama dengan kebiasan makan
seseorang.Secara umum factor yang mempengaruhi terbentuknya pola
makan adalah factor ekonomi,social budaya,agama pendidikan dan
lingkungan.(Sulistyoningsih, 2011)
a. Faktor Ekonomi
Variabel ekonomi mencakup dalam peningkatan peluang untuk daya beli
pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam pendapatan penurunan daya
beli pangan secara kualitas maupun kuantitas masyarakat.
b. Faktor Sosial Budaya
Pantangan dalam mengkomsumsi jenis makana dapat di pengaruhi oleh
faktor sosial budaya dalam kepercayan budaya adat daera yang menjadi
kebiasan atau adat.
c. Agama
Dalam Agama pola makan adalah suatu cara makan di awali dengan
berdoa dan sebeum makan di awali dengan menggunakan dengan tangan
kanan.
d. Pendidikan
Dalam pendidikan pola makan ialah salah satu pengetahuan,di pelajari
dengan berpengaruh,terhadap pemilihan bahan makan dan penentuan
kebutuhan gizi.(Sulistyoningsih,2013).
e. Lingkungan
Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap pembentuk
perilaku makan berupa lingkungan keluarga melalui adanya promosi,
media elektroni,dan media cetak.

7
B. Masyarakat
1. Pengertian masyarakat
Masyarakat merupakan
C. Gastritis
1. Pengertian gastrititis
Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui dalam
praktek sehari-hari karena diagnosis penyakit ini hanya berdasarkan gejala
klinis. Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak yang biasanya
ditandai dengan rasa mual atau muntah, nyeri, pendarahan, rasa lemah, nafsu
makan menurun atau sakit kepala (Selviana, 2015).

Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita


kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri
ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya.
Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan
yang tidak tuntas (Wahyu & Supono, 2015).

Gatritis merupakan salah satu masalah pencernaan yang paling


umum di temukan di masyarakat. Gastritis adalah suatu proses peradangan
pada lambung. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk
dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori (Hariyati & Sakung, 2013).

2. Etiologi
f. Pola Makan
Gastritis dapat di sebabkan pola makan yang tidak teratur yaitu frekuensi
makan, jenis makanan, dan jumlah makanan, sehingga asam lambung
akan meningkat.Pola makan merupakan masala yang dapat
mempengaruhi kekambhan gastritis (Misnadiary,2009).

8
g. Stres
Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neurondokrin terhadap
saluran pencarnan sehingga beresiko untuk mengalami gastrititis
(Saroinsong,2014).
h. Alkohol dan Merokok
Gaya hidup mengkomsumsi alcohol dan rokok akan merangsang
produksi asam lambung yang berlebihan. Alkohol dan rokok dan
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehing memperlambat
mekansme kerja sel pelimdung dalam melindungi dinding dari assam
lambung (Rhama, 2013).
i. OAINS ( Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
Obat anti inflamasi non steroid merupakan jenis obat yang memliki efek
yang menyebabkan gastrititis.OAINS bersifat analgetik, antiperetik,dan
anti inflamasi.Obat analgelik hanya efektif terhadap nyeri, sedangkan
obat antiperetik akan menurungkan suhu dalam keadan demam dan
meringankan gejala nyeri ( Hidaya, 2012).
3. Klafisikasi
a. Gastritis akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres,zat kimia
misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun
asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf
simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam
klorida (HCl) dalam lambung.Adanya HCl yang berada di dalam
lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.Gastritis
akut sering disebabkan oleh diet yang tidak benar, makan yang terlalu
banyak dan terlalu cepat atau makan makanan yang pedas dan terlalu
banyak (Nurhayati, 2010).

9
b. Gastritis kronik
Gastritis kronik karena adanya infeksi bakteri helicobacteri
pylori,apalagi jika ditemukan ulkus pada pemeriksaan
penunjang.Penyebabnya tidak jelas,sering bersifat multi faktor dengan
perjalanan klinis yang bervariasi.Kelainan ini berkaitan erat dengan
infeksi helicobacteri phylori.Gastritis kronik ditandai oleh atrofi
progresif epitel kelenjar disertai dengan kehilangan sel pametal dan chief
cell.Akibatnya produksi asam klorida, pepsin dan faktor intrinsik
menurun.Dinding lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai
permukaan yang rata.Bentuk gastritis ini sering dihubungkan dengan
anemia peenisiosa,tukak lambung dan kanker (Nurhayati, 2010).
4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan
penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin.
Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl
akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi
perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan
histamine dari sel mast. Histamine akan menyebabkan peningkatan
pemeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel ke
ekstrasel dan meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul
perdarahan pada lambung. Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa
oleh karena itu gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya. Bila
lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus
menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga
lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukasa lambung.
Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun
atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus

10
halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan
maturasi sel darah merah. Selain itu dinding lambung menipis rentan
terhadap perforasi lambung dan perdarahan (Suratum & Lusianah, 2010)
5. Menifestasi Klinik
Manifestasi klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul
perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas. Menifestasi gastritis akut dan kronik hampir
sama, seperti; anoreksia,rasa penuh, nyeri pada epigastrium, mual dan
muntah, sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusiabah, 2013).
Tanda dan Gejalan Gastritis adalah :
a. Gastritis akut
1. Nyeri epigastrium, hal ini terjadi kerena adanya peradngan pada
mukosa lambung.
2. Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul.Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung
sehinga terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual
hingga munta.
3. Ditemukan pula peradangan saluran cernah berupa hematesis dan
melena, kemudian disusul dengan tanda –tanda anemia pasca
perdarahan
b. Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan.Hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

11
6. Penatalaksanaan Gastrititis
1. Berkonsultasi ke dokter,dokter akan memberi obat sesuai keluhan dan
penyebab.Umumnya gastritis yang disebabkan oleh infeksi diberikan
obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi
sesuai dengan penyebabnya.Obat-obatan yang digunakan dalam
mengatasi gastritis (Nurhayati, 2010).
2. Tindakan Medis yang bertujuan untuk Pengobatan:
a. Pemeriksaan darah, tes ini digunakan untuk memeriksa adanya
antibody H. Pylori dalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan
untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat gastritis (Nurhayati, 2010). Hasil test yang positif
menunjukkan bahwa seseorang pernah mengalami kontak dengan
bakteri H. Pylori dalam hidupnya tetapi keadaan tersebut bukan
berarti seseorang telah terinfeksi H. Pylori (Okviani, 2010)
b. Pemeriksaan feses, tes ini memeriksa apakah H. Pylori dalam feses
atau tidak (Nurhayati, 2010). Hasil tes yang positif menunjukkan
orang tersebut terinfeksi H. Pylori. Biasanya dokter juga menguji
adanya darah dalam tinja yang menandakan adanya perdarahan
dalam lambung karena gastritis (Okviana, 2010)
c. Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar X (Nurhayati, 2010)
d. Rontgen saluran cerna bagian atas, tes ini akan melihat adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya (Nurhayati, 2010).
Agar dapat dilihat dengan jelas biasanya penderita diinjeksi terlebih
dahulu dengan bubur barium (Okviani, 2010).

12
7. Komplikasi
Komplikasi gastrititis di bagi menjadi dua yaitu gastrititis akut dan
gastrititis kronis.Gastrititis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena.Komplikasi ini dapa
berakhir syok hemoragik.Gastrititis kronis komplikasinya adalah perdarahan
saluran cerna bagian atas,ulkus,perforasi dan anemia.( Mansjoer,2001)

13
BAB 111

KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS,DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerang Konsep

Variable independen variable dependen

Pola makan Kejadian gastrititis


Gambar: 3.1 .Kerangka konsep penilitian

B. Hipotesis

HO :Tidak ada hubungan polah makan dengan kejadian Gastrititis pada


Masyarakat.

Ha : Ada hubungan polah makna dengan Gastritis pada Masyarakat.

14
N Defenisi Alat Skala
o Variabe Operasional Cara Ukur Ukur Ukur Hasil Ukur
l
1 Indepen Suatu sistem, Frekuensi Frekuensi makan.
cara kerjanya makan: 1. Frekuensi
den: Koesione ordinal
atau usaha (Makanan < 2 kali dalam
Pola untuk utama dan r sehari
melakukan makanan (kurang) = skor
makan
kegitan makan selingan) > Mean
secara sehat dengan (Mean = 19)
menggunka 2. Jumlah
kn skala: < 2 kali dalam
Likert: sehari
(5) selalu (baik) jika
(4) sering nilai
(3) kadang- Mean <
Kadang (mean = 19)
(2) jarang
(1) tidak
pernah

2 Depend Fenomena survey Koesione ordinal 1. Ada gastritis jika


en atau fakto r nilai > median
Kejadia resiko Penelitia (median=12)
n terjadinya n 2. Tidak ada gastritis
gastritis gastritis menguna jka nilai < median
kan skala (median=12)
Guttman 1.
C. Defenisi Oprasional

Tabel:3.2 Defenisi Operasional

15
D. Kuesioner Penelitian

Keterangan Pilihan Jawaban

S= Setuju

T= Tidak setuju

No Pertanyaan S TS
1 Gastritis adalah peradangan pada lambungsering dikenal dengan
sebutan penyakit maag?
2 Pola makan tiak terratur dapat menyebabkab penyakit gastritis?
3 Apakah saat anda mengalami penyakit gastritis,nyeri terasa di bagian
perut?
4 Seseorang yang cendrung mempunyai tingkat stresyang tinggi dapat
menyebabkantimbulnya gastritis?
5 Apakah anda makan dengan porsi yang kecil tetapi sering?
6 Apakah nyeri perut seperti tertusuk tusuk?
7 Apakah anda selalu membatasi menkonsumsi minuman bersoda
(misalnya:coca-kla,sprite,dll) setiap hari?
8 Apakah saat anda mengalami penyakit gastritis,nafsu makam nemurun?

9 Apakah makana yang kamu makan sudah menjamin kebersihanya?

10 Apakah saat anada mengalami penyakit gastritis,sertai dengan gejalan


mual munta?
11 Apakah andasering membatasi kebasaan menggkomsumsi makanan
yang bersifat asam?
12 Apkah saat anda mengalami penyakit gastritis, perut menjdi kembung?

1 Apakah anda sering sarapan pagi?


3

1 Apakah anda sering mebatasi menggkomsumsi makan yang bersifat


4 pedas?

1 Apakah anda makan tepat waktu?


5

16 Apakah anda makan 3x sehari dalam satu hari

17 Apakah porsi/ jumlah makan anda sudah dalam jumlah yang benar?

16
BAB 1V

METODE PENILITIAN

A. Jenis Penilitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif, desain penelitian yang direncanakan


adalah penelitian dengan rangcangan penelitian cross sectional, penelitian cross
sectional meneliti suatu kejadian pada titik waktu dimana variable dependen

17
dan variable independen diteliti sekaligus pada saat yang sama ( Nursalam,
2009).

B. Waktu dan Tempat Penilitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan di laksanakan di Puskesmas Bahu manado
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian akan di laksanakan pada bulan Agustus 2020

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi penelitian adalah setiap subjek (misalnya,manusia,klien) yang


memenuhi kriteia yang telah di tetapkan.(Nursalam, 2013).Populasi adalah
jumlah keseluruhan yang di teliti dalam penelitian in adalah masyarakat yang
terkenah gastritis di Rumah Sakit Pancran Kasih Manado dengan jumlah 156
orang.

2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat di pergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling.(Nursalam,2013).
Teknik Sampling penelitian ini menggunakan Purposive sampling yaitu suatu
teknik penetapan sampel di antara populasi sesuai dengan yang di kehendaki
penelitian.(Nursalam,2007).Besar sampel dalam penelitian ini di temukan
dengan menggunakan rumus penentuan besar sampel 60
(Notoanimotjo,2005).Sebagai berikut:

Keterangan :
N : Besar populasi
n: Besar sampel
d2: tingkat kepercayaan yang di inginkan 1%=0,01)
Besar populasi 126 responden maka dapat di tentukan besar sampel adalah:

N
n=
1+ N ¿ ¿

18
N
n=
1 :156 ¿ ¿

156
n=
1 :156( 0,01)

156
n=
1 :1.56

156
n=
2,56
n=60

D. Kriteri Inklusi dan Eksklusi


1. Kriteria Inkluai
Kriteri inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan di teliti (Nursalam,2012).Kriteria
dalam penelitian ini adalah:
a. Masyarkat/ pasien yang bersedia menjadi responden
b. Masyarakat/pasien yang sudah tediagnosa gastritis di Puskesmas Bahu
manado
c. Masyarakat di Puskesmas Bahu manado yang pernah memeriksa
kesehatannya tekait gastritis atau peradangan pada lambung.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,
2012).Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Masyarakat/ pasien yang tidak bersedia untuk di teliti

E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner,kuesioner penelitian terdiri dari 3 bagian yaitu, untuk mengali data
demografi yang berisikan identitas dari responen yang meliputi dari. Nama,
umur,dan jenis kelamin. Dan pada bagian kedua adalah mengkaji tentang
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja terdiri dari
beberapa pertanyan dan akan di bagi menjadi 2 karegori jawbab benar salah.

F. Analisis Data
1. Analisa Univariat

19
Analisa Univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi
variable bebas dan terikat yang bertujuan untuk melihat variasi masing –
masing variable tersebut.Dari pengrtian tersebt,peneliti mengunakan analisa
univariat untk mencari distribusi frekuensi dan persentase dari pola makan
serta gastritis masyarakat di Pusksmas Bahu.
2. Analisis Bivariat
Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable independen dan
variable dependen melalui uji chi-square.Uji ini di gunakan untuk melihat
hubungan antara variabel pola makan dan variabel dependen yaitu kejadian
gastritis pada remaja dengan tingkat kesamaan (n=0,05).Uji stastistik yang
digunakan adalah uji Chi-square menggunakan program komputer SPSS
(Stastistical Product and Service Solution).

G. Etika Penilitian
1. Informed Consent (informasi untuk responden)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian.
Informed consent tersebut di berikan sebelum penelitian di lakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.Tujuan informed
consent adalah memberikan penjelasan pada calon responden mengenai
maksud dan tujuan penelitian serta memeberikan gambaran mengenai
dampak yang akan di terima dalam menjadi responden penelitian.Jika calon
responden bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
calon responden.
2. Anomity (Tampa Nama)
Peneliti memberikan jaminan kerahasian penggunaan subjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencamtumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasian)
Peneliti memberikan jaminan kerahasian hasil penelitian.Semua informasi
yang telah di kumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.

20
DAFTAR PUSTAKA

Budiman dan Agus Riyano,2013 Kapita Selekta Kuisioner Pengtahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Hariyati E. and Sakung J., 2013 faktor-faktor Yang Berhubungan dengan


Penyakit Gastritis Di puskesmas Talise di Kota Palu. Promotif. 3 (1). 10-18

21
Hidaya, 2012. kesalahan-kesalahan pola makan pemicu seabrek penyakit mematikan
. Yogjakarta Buku Biru.

Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi perkembangan: suatu pendekatan spanjang


Rentang kehidupan.Jakatra: Erlangga.

Kemenkes RI. 2014. Profi Kesehatan Indonesia 2010.

Misnadiarly (2013). Mengenal penyakit organ cerna:Gastrititis


(Dyspepsia atau maag). pustaka popular OBDA:Jakarta

Mansjoer,A. 2001. Kapita selekta kedokteran Ed. 11 jakarta:Media


Aseculapius FKUI Hlm 492

Nursalam. ( 2007). Manajemen keperawatan:Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Professional.Jakarta:Salemba medika

______,(2008).Metodelogi riset keperawatan.CV. Infomedia. Jakarta.

______,( 2009). Konsep dan penerapan Metodelogi Penelitian


Keperawatan:Pedoma, Skripsi,

Tesis, dan Instrumen penelitian Keperawatan .Jakarta: Salemba Medika.

Nursam, 2008. Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian ilmu


keperawatan.Jakarta: Salemba medika

Nurhayati. 2010. Hubungan pola Makan Dengan Masalah Gastritis.


Jakarta Universitas Muhammadiyah Jakarta diakses 18 September 2014

Okviani, Wati. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis pada Mahasiswa
S1keperawatan Program AFIKES UPN
“VETERAN”Jakarta. Jakarta universitas pembangunan Nasional “Veteran”

22
Pratiwi,Wahyuni.2013Hubungan Polah Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja
Di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung, Jayanti Tanggerang Skripsi
Universitas Islam Negri Syarif Hidayantullah Jakarta.

Rahma, N (2013). Hubungan antara pola makan dan stress dengan kejadian
penyakit gastrititis di rumah sakit umum Messentrempulu Enrekang.Jurnal
STIKES nani hasanudin. Vol 1 no.6

Ratu,A.,Adwan,G,M(2013).Penyakit Hati, Lambung,Usus dan Ambeien.Yogyakatra:


Huha Medika.

Saroinsong.M. (2014). Hubungan Stress Dengan Kejadian Gastrititis Pada


Remaja.jurnal Keperaawatan.Vol 2 No.2.

Sarwono, SW, 2012. psikoloogis Remaja. Jakarta: rajawali Suratun dan Lusianah.
2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. TIM.
Jakarta

Selviana, B.Y (2015). Effect of Coffee and Stress With TheIncidence Of Gastrititis.
J MAJORITY. Volume 4Nomor 1

.Wahyu, Duwi., Supono & Nurul Hidayah. Pola Makan sehari-hari Penderita
gastritis, Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (jiki), Volume 1, No.1,
Poltekes kemenkes Malang

23

Anda mungkin juga menyukai