Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

TUMOR GINJAL

Oleh :

Ariaty Umafagur

Rinani Duwila

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (STIKES) SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

2016

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan
eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.

Penakajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari komponen dari
proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data, membuktikan data
tentang status kesehatan seorang klien. Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi,
wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses
keperawatan.

Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah tumor prostat dan
tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen sebagai
salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat jalan, makin banyak
diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa.
Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di
bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa
tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi
dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Tumor Ginjal?

2. Etiologi dari Tumor Ginjal?

3. Bagaimana patofisiologi dari tumor ginjal ?

4. Apa manifestasi klinis dari Tumor Ginjal?

5. Apa klasifikasi dari Tumor Ginjal ?


6. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita Tumor Ginjal?

7. Bagaimana pencegahan dari Tumor Ginjal ?

Tujuan Penulisan

Tujuan umum

Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa makalah tentang tumor


ginjal.

 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal.

2. Untuk mengetahui penyebab dari tumor ginjal.

3. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor ginjal

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor ginjal.

5.  Untuk mengetahui klasifikasi dari tumor ginjal.

6. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada tumor ginjal.

7. Untuk mengetahhui pencegahan dari tumor ginjal

Manfaat Penulisan

1.      Bagi institusi   : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan 

2.      Bagi pembaca  : Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian,


penyebab, tanda dan gejala, dan pengobatan untuk penyakit tumor ginjal tersebut

3.      Bagi penulis    : Terpenuhinya tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa


makalahmengenai tumor ginjal.

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi

Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ
berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu
untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke
kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.  Tumor Ginja
terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan
diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak
kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.

Etiologi

Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor
resiko lainnya antara lain :

 Kegemukan
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi,
juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
 Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
 Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor
genetik.
 Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi
secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal.

Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.

Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini
pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.

Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya nyeri
perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:

a.       Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)

b.       Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks

c.        Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin

d.       Anemia

e.       Penurunan berat badan

f.         Infeksi saluran kencing


g.       Demam

h.       Malaise

i.        Anoreksia

j.        Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.

Klasifikasi

Tumor Jinak

 Hamartoma Ginjal

Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas komponen
lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati, tetapi paling
cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan
menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan (Basuki, 2003).

 Fibroma Renalis

Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel
interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel
spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.

 Adenoma Korteks Benigna

Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning kelabu
dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal.

 Onkositoma

Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda terhadap
adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan.
 Tumor Jinak Lainnya

Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa menyebabkan
masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan,
sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan predisposisi kehilangan darah yang banyak
sewaktu terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang
memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood,
2000). Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000).

Tumor Ganas (kanker)

 Adenokarsinoma Ginjal

Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus
proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada orang
dewasa.Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma,
Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).

 Nefroblastoma

Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10
tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor
urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini
menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1-
4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms
merupakan 10% dari semua keganasan pada anak.

Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan
anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).

  Tumor Pelvis Renalis

Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya tumor ini
dibedakan dalam dua jenis yaitu :

a. karsinoma sel transitional.

b. karsinoma sel skuamosa.


Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal,
pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi
karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis, dimana sisanya
yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang berasal dari urotelium pelvis
renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi (Underwood, 2000) 
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis (Underwood,
2000)

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut


sebelum terjadi metastasis. Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika tumornya dapat
diangkat. Tindakan ini mencakup  pengangkatan ginjal  (serta tumornya , kelenjar adrenal,
lemak perirenal; disekitarnya serta fasia Gerota dan nodus limfatikus. Terapi radiasi,
hormonal ataupun kemoterapi dapat  dilakukan bersama-sama pembedahan. Imunoterapi
dapat pula membantu.

           Embolisasi Arteri Renalis. Pada pasien dengan karsinoma renal yang sudah


bermetastasis, embolisasi arteri renalis dilakukan untuk menyumbat aliran darah kedalam
tumor dan dengan demikian akan membunuh sel-sel  tumor. Terapi embolisasi  juga
menstimulasi respon imun, karena infark pada jaringan kanker sel renal akan melepaskan
antigen yang berkaitan dengan tumor dan kemudian meningkatkan  respons pasien terhadap
lesi metastatic.prosedur ini dapat pula mengurangi jumlah sel-sel tumor yang masuk kedalam
sirkulasi vena ketika dilakukan tindakan manipulasi selama pembedahan.

           Sesudah embolisasi arteri renalis dan membuat infark jaringan tumor, kompleks gejala
yang khas serta diberi nama ‘sindrom pascainfark’ akan terjadi selama 2 hingga 3 hari. Pasien
akan merasa nyeri yang terlokalisisr  didaerah pinggang serta abdomen, mengalami kenaikan
suhu tubuh dan mengemukakan keluhan gastrointestinal. Rasa nyeri diatasi dengan preparat
analgetik parenteral sementara aspirin diberikan untuk mengendalikan panas. Antiemetic,
pembatasan maskan oral dan terapi rumatan dengan cairan infus dilakukan untuk mengatasi
keluhan  gastrointestinal.
           Terapi Biologi. Keberhasilan dalam mengatasi tumor renal dengan cara memodifikasi
respon biologi pernah dilaporkan. Pasien dapat diobati dengan interleukin-2 (IL-2), yaitu
suatu protein yang yang mengatur pertumbuhan sel. Cara ini dapat dilakukan secara tunggal
atau dalam bentuk kombinasi bersama dengan sel-sel pembunuh yang diaktifkan oleh
limfokin  (LAK ; lymphokines-activated killer cells )  LAK merupakan sel darah putih yang
sudah distimulasi oleh IL2 untuk meningkatkan kemampuannya dalam membunuh sel-sel
kanker. Interferon, yaitu pengubah respins biologi lainnya juga sedang diselidiki sebagai
sesuatu bentuk terapi untuk menangani kanker ginjal yang sudah lanjut.

Pencegahaan

pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Fokus

a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab

b. Riwayat kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang

Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu
makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama sakit.

 Riwayat kesehatan dahulu

Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor
wilms.

 Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya.

 Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head to toe yang
harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada
klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga
mengakibatkan hipertensi pada anak.

 Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial

1. Pola Nutrisi dan Metabolik.

Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,edema pada
sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem
imun. Adanya mual,muntah,dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat.
BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.

2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak dapat
di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, dan hematuria.

3. Pola Aktivitas dan latihan.

Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya
hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan
tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk di mulai bila tekanan darah
udah normal selama satu minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi
dada,penggunaan otot bantu napas, teraba massa, auskultasi terdengar rales, dispnea,
ortopnea, dan pasien terlihat lemah ( kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan
pembesaran jantung ), anemia, dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.

4. Pola Tidur dan Istirahat.

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremi, keletihan,
kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.

5. Pola Kognitif dan Perseptual.

Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal karena adanya
uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.

6. Persepsi Diri

Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang berwarna merah,
adanya edema, serta perawatan yang lama.

 Pemeriksaan Penunjang

Foto thoraks (Rontgen)

Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.


Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.

Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang
mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di
daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan
sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang
echotekstur heterogenus.

CT-Scan

Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi
mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa
multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan
evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri
danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.

 Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms adalah
kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas
normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia
dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan
metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.

Biopsi

Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi tumor ini
untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.

  Diagnosa Keperawatan

a.    Pre operasi

1)    Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

2)    Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan


metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3)    Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan prosedur
pembedahan

4)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh

b.    Pasca operasi

1)    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

2)    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

Intervensi Keperawatan

Pre oprasi

No NDX NOC NIC

1 Nyeri akut  Pain level  Paint Management


berhubungan dengan  Lakukan
 Pain control
efek fisiologis dari pengkajian secara
neoplasia  Comfort level komperhensif
 Observasi reaksi
non verbal dari
Definisi : Kriteria Hasil : ketidaknyamanan
pengalaman sensori  Gunakan teknik
 Mampu mengontrol
dan emosional yang komunikasi
nyeri (tahu penyebab
muncul akibat terapeutik
nyeri, mampu
kerusakan jaringan  Evaluasi
menggunakan teknik non
yang actual dan pengalaman nyeri
farmakologi untuk
potensial atau masa lampau
mengurangi nyeri,
digambarkan dalam  Evaluasi bersama
mencari bantuan)
kerusakan pasien dan tim
sedemikian rupa.  Melaporkan bahwa kesehatan lain
(International nyeri berkurang dengan tentang
Association for the menggunakan ketidakefektifan
study of Pain) : manajement nyeri kontrol nyeri
awitan yang tiba –  Mampu dimasa lampau
tiba atau lambat dari mengendalikan nyeri  Bantu pasien dan
intensitas ringan (skala, intensitas, keluarga dengan
hingga berat dengan frekuensi, dan tanda menemukan
akhir yang dapat nyeri) dukungan
diantisipasi atau  Kontrol
 Menyatakan rasa
diprediksi dan lingkungan yang
nyaman setelah nyeri
berlangsung <6 dapat
berkurang
bulan mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
kecahayaan,
kebisingan
 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi, dan
interpersonal)
 Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
 Tingkatkan
istirahat
          Monitor
penerimaan pasien
tentang manajeen
nyeri

2 Perubahan Nutrisi :   Nutritional  Nutrition


Kurang dari Status : Management
Kebutuhan   Nutritional  Kaji adanya alergi
berhubungan dengan status : food and makanan
peningkatan fluid intake  Kolaborasi dengan
kebutuhan   Nutritional ahli gizi untuk
metabolime, status : nutrient menentukan
kehilangan protein intake jumlah kalori dan
dan penurunan   Weight control nutrisi yang
intake dibutuhkan pasien
 Berikan substansi
 Kriteria Hasil : gula
Definisi : asupan   Adanya  Ajarkan pasien
nutrisi tidak cukup peningkatan BB bagaimana
untuk memenuhi sesuai dengan membuat catatan
kebutuhan metabolik tujuan makanan harian
  BB ideal  Onitor jumlah
sesuai dengan nutrisi dan
tinggi badan kandungan kalori
  Mampu  Berikan informasi
mengidentifikasi tentang kebutuhan
kebutuhan nutrisi nutrisi
  Tidak ada  Nutrition
tanda – tanda Monitoring
malnutrisi  BB pasien dalam
  Menunjukkan batas normal
peningkatan  Monitor adanya
fungsi penurunan BB
pengecapan dari  Monitor tie dan
menelan jumlah aktivitas
  Tidak terjadi  Monitor turgor
penurunan BB kulit
yang berarti  Monitor
kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
       Monitor
kadar albumin,
total protein, Hb,
dan kadar Ht

3 Kecemasan  Anxiety self-control Anxiety Reduction


berhubungan dengan (penurunan kecemasan)
 Anxiety level
kurangnya
      Gunakan
pengetahuan tentang  Coping
pendekatan yang
penyakit dan
menyenangkan
prosedur
pembedahan Kriteria Hasil :       Nyatakan dengan
jelas harapan terhadap
 Klien mampu
perilaku pasien
mengidentifikasi dan
Definisi : Perasaan
mengungkapkan gejala       Jelaskan semua
tidak nyaman atau
cemas prosedur dan apa yang
kekhawatiran yang
dirasakan selama prosedur
samar disertai respon  Mengidentifikasi,
autonom (sumber mengungkapkan, dan       Pahami perspektif
sering kali tidak menunjukkan teknik pasien terhadap situasi
spesifik atau tidak untuk mengontrol cemas stress
diketahui oleh
 Vital sign dalam batas       Dorong keluarga
individu); perasaan
normal untuk menemani anak
takut  ysng
disebabkan oleh  Postur tubuh, ekspresi       Dengarkan penuh
antisipasi terhadap wajah, bahasa tubuh, dan perhatian
bahaya. Hal ini tingkat aktivitas
      Dorong pasien
merupakan isyarat menunjukkan
mengungkapkan perasaan,
kewaspadaan berkurangnya
ketakutan, persepsi
individu akan adanya kecemasan.
bahaya dan       Intstruksikan pasien
memampukan menggunakan teknik
individu bertindak relaksassi
menghadapi
ancaman

Post Operasi

No NDX NOC NIC

1 Nyeri  Pain level Paint Management


berhubungan
 Pain control          Lakukan
dengan
pengkajian secara
terputusnya  Comfort level
komperhensif
kontinuitas
jaringan          Observasi reaksi
Kriteria Hasil : non verbal dari
ketidaknyamanan
 Mampu mengontrol
Definisi :
nyeri (tahu penyebab          Gunakan teknik
pengalaman
nyeri, mampu komunikasi terapeutik
sensori dan
menggunakan teknik
emosional yang          Evaluasi
non farmakologi untuk
muncul akibat pengalaman nyeri masa
mengurangi nyeri,
kerusakan lampau
mencari bantuan)
jaringan yang
         Evaluasi bersama
actual dan  Melaporkan bahwa
pasien dan tim kesehatan
potensial atau nyeri berkurang dengan
lain tentang
digambarkan menggunakan
ketidakefektifan kontrol
dalam kerusakan manajement nyeri
nyeri dimasa lampau
sedemikian rupa.
 Mampu
(International          Bantu pasien dan
mengendalikan nyeri
Association for keluarga dengan
(skala, intensitas,
the study of Pain) menemukan dukungan
frekuensi, dan tanda
: awitan yang tiba
nyeri)          Kontrol
– tiba atau lambat
lingkungan yang dapat
dari intensitas  Menyatakan rasa
mempengaruhi nyeri
ringan hingga nyaman setelah nyeri
seperti suhu ruangan,
berat dengan berkurang kecahayaan, kebisingan
akhir yang dapat
         Pilih dan lakukan
diantisipasi atau
penanganan nyeri
diprediksi dan
(farmakologi, non
berlangsung <6
farmakologi, dan
bulan
interpersonal)

         Ajarkan tentang
teknik non farmakologi

         Berikan analgetik
untuk mengurangi nyeri

         Tingkatkan
istirahat

         Monitor
penerimaan pasien
tentang manajeen nyeri

 2 Resiko tinggi  Immune Status Infection Control


infeksi
 Knowledge :          Bersihkan
berhubungan
infection control lingkungan setelah
dengan adanya
dipakai pasien lain
luka operasi  Risk control
         Pertahankan
teknik isolasi
Definisi : Kriteria Hasil :
         Batasi
mengalami
 Klien bebas dari pengunjung bila perlu
peningkatan
tanda dan gejala infeksi
resiko terserang          Instruksikan
organisme  Mendeskripsikan pengunjung untuk
patogenik proses penularan mencuci tangan saat
penyakit, faktor yang berkunjung dan setelah
mempengaruhi berkunjung meninggalkan
penularan serta
pelaksanaannya pasien

 Menunjukkan          Gunakan sabun


kemampuan untuk anti mikroba untuk cuci
mencegah timbulnya tangan
infeksi
         Cuci tangan
 Jumlah leukosit sebelum dan sesudah
dalam batas normal tindakan keperawatan

 Menunjukkan          Gunakan baju,


perilaku hidup sehat sarug tangan sebagai
pelindung

         Pertahankan
lingkungan aseptic
selama pemasangan alat

         Berikan terapi
antibiotic bila perlu

Infection Protection

         Monitor tanda
dan gejala infeksi iskemik
dan local

         Monitor
kerentanan terhadap
infeksi

         Berikan
perawatan kulit pada area
epidema

         Inspeksi kulit dan


membrane mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase

         Inspeksi luka /
insisi bedah

         Dorong masukan
nutrisi yang cukup

         Dorong masukan
cairan

         Dorong istirahat

         Instruksikan
pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

 Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal.
Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih
tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan
sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor.

Faktor resiko lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja, dialisa, faktor
genetik.

Penatalaksanaan medis bagi penderita tumor ginjal yaitu : nefrektomi, hormonal,


imunoterapi, radiasi Eksterna, sitostatika.

Saran

Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan dankelemahannya,


karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing

http://www.academia.edu/8271194/TUMOR_GINJAL?login=&email_was_taken=true

Anda mungkin juga menyukai