PENDAHULUAN
1
Sedangkan berdasarkan provil kesehatan provonsi Sulewesi
Tengah di Kota Palu, gastritis termasuk dalam salah satu dari sepuluh
penyakit terbanyak dengan angka kejadian sekitar 12,316 kasus (Dinkes
Sulteng, 2018 dalam Hardani et al., 2022)
2
terhadap perubahan pola makan yang menyebabkan gastritis(Anshari &
Suprayitno, 2019)
3
Dari keterangan dan data di atas peneliti tertarik untuk mengetahui
“apakah ada hubungan antara pola makan dan stres terhadap kejadian
gastritis di Mamboro wilayah kerja Puskesmas Mamboro tahun 2022
4
1.4.2. Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) jenis makan
jenis makan adalah jinis makanan pokok yang dimakan sehari hari
terdiri dari makan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan
buah yang dikonsumsi setiap hari makanan pokok adalah sumber
makanan utama di Negara Indonesia yang dikonsumsi setiap orang
6
atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jagung, sagu,
umbiumbian, dan tepung, jagung ( sulistyonigsih dalam Nisa,
2020)
2) frekuensi makanan
Table 2.1.
7
makanan-makanan bergizi
lainnya, bahkan karbohidrat
seimbang dianjurkan untuk
dikonsumsi pada jam-jam ini
20.00 – 04.00 Waktu dimana tubuh kita
mencerna makanan. Konsumsi
makanan mengenyangkan yang
bernutrisi dan rendah gula
Sumber : Freedomsiana ( 2018 ) dalam Sandi( 2020 )
3) Jumlah makan
8
sebaiknya Anda melihat kadar kalori pada makanan atau minuman
yang dikonsumsi (Freedomsiana, 2018 dalam Sandi, 2020).
9
c) Buah 2-3 porsi dlam sehari, artinya jumlah buah yang
dikonsumsi dalam satu hari adalah sebanya 2-3 porsi. Buah
bisa dikonsumsi setelah makan utama atau bisa dijadikan
selingan dalam bentuk buah segar maupun jus. Apabila buah
dikonsumsi dalam bentuk jus, maka harus diperhatikan juga
jumlah penambahan gula dan susu, karena konsumsi gula
dibatasi 10% dari total energi sehari. Buah yang bisa
dikonsumsi antara lain buah pisang, manga, jeruk, apel,
alpukat atau buah-buah lainnya.
d) Lauk pauk 2-4 porsi, artinya dalam satu hari konsumsi lauk
nabati atau lauk hewani yang dianjurkan adalah sebanyak 2-4
porsi. Jumlah tersebut akan berbeda-beda tiap individu
tergantung kebutuhan energy dan zat gizi makro. Lauk nabati
bisa berasal dari tahu dan tempe, dimana satu porsi tempe
setara dengan 50 gram. Atau 2 potong sedang, sedangkan satu
porsi tahu setara dengan 100 gram. Bahan lauk hewani yang
bisa dikonsumsi antara lain telur, ayam, daging, ikan mujahir,
ikan tengiri, udang dan lain-lain. Satu porsi ikan segar setara
dengan dengan 40 gram, namun berat satu porsi lauk hewani
lainnya berbeda dengan satu porsi ikan segar.
10
garam yang direkomendasikan oleh WHO tidak lebih dari 5
gram per hari atau setara dengan 1sdt (WHO, 2012)
1) Usia >60 tahun selera makan seorang akan menurun dan kekuatan
untuk mencerna makanan juga berkurang.
11
2.2. Konsep Stres
1. Pengertian stres
12
2. Penggolan stres
3. Sumber stres
a. Stres biologi dapat berupa; mikroba, bakteri, virus, dan jasad renik
lainnya, hewan, tumbuhan dan mahluk hidup lainnya yang dapat
mempengaruhu kesehatan.
b. Stres fisik dapat berupa; perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, giografis,
yang meliputi lokasi tempat tinggal, demografi, termasuk didalamnya
jumlah anggota keluarga, nutrisi, radiasi, kebisingan dan lainnya.
c. Stres kimia, berasal dari dalam tubuh individu sendiri dapat berupa
serum darah maupun glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat berupa
13
obat, pengobatan, pemakaian alcohol, nikotin, cafein, polusi udara, gas
beracun, pencernaan lingkungan, bahan kosmetik, pengawet makanan,
pewarna, dll.
4. Jenis-jenis stress
b. Stres kronis: reaksi yang lebih sulit dipisahka atau diatasi, dan efeknya
lebih panjang dan lebih (Rias et al., 2021)
Menrut priyoto (2014) stres dapat dibagi tiga menurut gejalanya yaitu:
b. Stress sedang : jenis stres ini dapat berlangsung lebih lama dari pada
stres ringan, penyebabnya karena mengadapi situasi yang tidak dapat
14
diselesaikan dengan cepat baik dengan rekan kerja ataupun atasan,
keluarga maupun lingkungan masyarakat. Ciri-ciri stres sedang yaitu
sakit perut, otot yang menegang, dan gangguan tidur.
5. Mekanisme stres
15
6. Dampak stres
Ada tiga kategori danpak stres menurut priyono (2014) yaitu sebagai
berikut:
a. Dampak fisiologis
1) Gangguan pada organ tubuh lebih aktif dalam salah satu system
tertentu: Muscle lyopathy (otot tertentu mengencang atau
melemah), tekanan darah naik ( kerusakan jantung dan arteri),
system pencernaan (maag, diare)
b. Dampak psikososial
c. Dampak perilaku
1) Jika stres menjadi distres, maka akan terjadi tingkah laku yang
tidak diterima masyarakat.
16
2) Tingkat stress yang cukup tinggi berdampak negative pada
kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan,
mengambil langkah yang tepat (Rias et al., 2021)
17
sekresi, dan motoric). Normalnya gester dilindungi oleh barrier
mukosa gastric dari HCL dan pepsin (Khotimah et al., 2022)
3) Merokok
4) Alcohol
7) Endotoksin
Gastritis akut:
18
berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme (Nurarrif &
Kusuma, 2015)
2) Peminum alcohol
3) Perokok berat
4) Stress fisik
1. Mual
3. Nausea
5. Sakit kepala
Gastritis akut
19
1. Nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah
Gastritis kronis
20
8. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa
makanan lunak dan rendah lemak, makan secara perlahan dan
rileks (Nurarrif & Kusuma, 2015)
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat trlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
5. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya
tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya
akan diminta menelan cairan barium terlebi dahulu sebelum
dilakukan ronsen.
21
2.3.6. Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
2. Gastritis kronis
22
dan obata yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari.
Bila terjadi anemia defisiensi besi ( yang disebabkan oleh
perdarahan kronis), maka penyakit ini harus diobati. Pada anemia
pernisiosa harus diberi pengobatan B12 dan terapi yang sesuai.
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan
meningkatkan istrahat serta memulai farmakoterapi.
Helicobacter pillory dapat diatasi dengan antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoxilin) dan garam bismuth (pepto bismol)
(Nurarrif & Kusuma, 2015).
23
menyebabkan refluks isi lambung, konsumsi jenis makanan yang pedas, asam
dan berlemak yang menyebabkan kekuatan dinding lambung menurun dan
bisa menimbulkan luka pada lambung sehingga menyebabkan lambung terasa
nyeri (Uwa et al., 2019).
Dari uraian di atas maka kerangka pikir dari hubungan pola makan dan
stress terhadap kejadian gastritis pada penderita gastritis di Mamboro wilayah
kerja puskesmas Mamboro Kota Palu adalah sebagai berikut:
iritasi obat-
obatan
mikrobiologi
Bahan kimia
Pola makan
stres
24
Keterangan:
2.6. Hipotesis
25
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, fredy k, Hamsa, idawati binti ambo, Darmiati, Hermawan, A., & Muhajir,
ayuni muspiati. (2021). STRATEGI MENURUNKAN PREVALENSI GIZI
KURANG PADA BALITA. CV BUDI UTAMA.
Sandi, dini erika. (2020). Hubungan Keteraturan Pola Makan Dengan Kejadian
Dispepsia Fungsional Pada Remaja : Sistematic Review
Diunduh dari http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/1405 pada
tanggal 21 Juni 2022
Harti, leny budhi, & Cempaka, anggun rindang. (2021). INDIVIDUAL MEAL
PLANNING. Tim UB Press.
Khotimah, Kk, inda frana jaya, Limbong, kirana partolina sihombing martalina,
Shintya, lea andy, Hidayah, neza purnamasari nuzul, Panjaitan, adi saputra
mayer derold, & Siringoringo, sharely nursy. (2022). PENYAKIT
GANGGUAN SISTEM TUBUH. Yayasan Kita Menulis.
Miftahussurur, M., Rezkitha, yudith annisa, & I;tisom, R. (2021). Buku Ajar
Aspek Klinis Gastritis. airlangga uneversity press.
26
Nurarrif, amir huda, & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc jilid 2. mediction jogja.
Nisa, R Z. (2020). “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak
Usia Sekolah”. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Bhakti Kencana Bandung.
Diunduh dari http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/355 pada
tanggal 21 Juni 2022
Rendi, M. clevo, & TH, M. (2012). Asuhan Keperwatan Medikal Bedah Dan
Penyakit Dalam. Nuha Medika.
Rias, yohanes andy, Hariet, R., Agusthia, febi ratnasari mira, Ariantini, nyoman
sri, Nasution, ahmad guntur alfianto nurhafizah, Sirait, healthy seventina,
Raharjo, sanon untara dwi, & Hadi, I. (2021). PSIKOSOSIAL DAN BUDYA
DALAM KEPERAWTAN. PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA.
Tasnim, Widiasturi, A., Kurniasih, H., Hastuti, kartin dwi purmanti puji, Hapsari,
W., Sumiyati, samsidar sitorus, Hutabarat, J., & Wahyuni. (2020).
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN. Yayasan Kita Menulis.
Uwa, L. F., Milwati, S., & Sulasmini. (2019). Hubungan Antara Stres Dan Pola
Makan Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Puskesmas Dinoyo.
Nursing News, 4, 237–247.
27
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/1543
Yusfar, & Ariyanti. (2019). Hubungan Faktor Resiko Gastritis Dengan Kejadian
Gastritis Pada Siswa-Siswi SMA dan SMK. HealthY Journal, VII(1), 9–21.
28