Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN GASTRITIS PADA REMAJA


PUTRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU

Disusun Oleh :

Nama : Qonita Khafizha


NIM : 1807694
Program Studi : Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DI SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
PROPOSAL PENELITIAN KTI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

1 Penelitian
Nama : Qonita Khafizha NIM : 1807694

2 Pembimbing

Nama : Popon Haryeti Gelar : S.Kep.,Ners., M.H.Kes

Nama : Amanda Puspanditaning Sejati Gelar : S.Pd., M.Hum

3 Judul Riset

Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja Putri di Wilayah


Kerja Puskesmas Situ

4 Program Studi

Diploma III Keperawatan

5 Kata Kunci

Hubungan Gastritis

Pola makan Remaja


10 Latar Belakang
Kasus Gastritis berdasarkan data dari WHO angka kejadian gastritis di
Indonesia mencapai 40,8%. Kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia
cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Berdasarkan profile Kesehatan Indonesia pada tahun 2013 terjadi 30,154 kasus
gastritis. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang 2012, penyakit gastritis
termasuk kedalam 10 besar penyakit yang mana penyakit gastritis menduduki
urutan ke-5, penderitanya mencapai 73.520 kunjungan setelah di akumulasikan
dari 32 puskesmas. Berdasarkan data dari 32 puskesmas penderita terbanyak
terdapat di Puskesmas Situ kunjungannya mencapai 10.106 kunjungan, sedangkan
di Puskesmas Kota Kaler tahun 2013 saja kunjungan mencapai 8048 (Profile
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang) dalam (Hidatullah,2015). Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa antara pria dan perempuan, ternyata lebih
banyak di derita oleh perempuan (Riyanto, 2012). Adapun hasil penelitian lain
yang meniliti tentang factor resiko terjadinya gastritis, menunjukkan bahwa ada
hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan kejadian gastritis, gastritis lebih
banyak dialami oleh umur > 40 tahun, dan presentase penderita perempuan lebih
tinggi dibandingkan dengan pria (Murjayanah, 2011).
Salah satu penyebab Gastritis adalah pola makan yang tidak baik. Di
zaman yang modern ini banyak remaja memilih gaya hidup yang instant dan
dianggap tidak sehat seperti kesalahan-kesalahan dalam pola makan yang sedang
menjadi tren saat ini. Gaya hidup tersebut seperti makan makanan junk food dan
fast food, minuman bersoda, minuman beralcohol, jajan sembarangan tanpa
melihat kebersihan dan nilai gizinya, makan sampai kekenyangan, dan makan
yang tidak teratur. Cara pola makan yang tidak baik tersebut dapat menimbulkan
berbagai macam masalah kesehatan salah satunya ialah gastritis (Mustakim,
2009). Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki pola makan yang tidak
baik ialah salah satunya remaja. Masa remaja merupakan masa dimana terjadinya
peralihan masa kanak-kanak ke masa dewasa baik pada psikologis ataupun pada
fisiknya (Sarlito Wirawan Sarwono, 2001). Permasalahan pada remaja biasanya
dapat disebabkan oleh berbagai dimensi pada kehidupan remaja tersebut seperti
biologis, kognitif, moral, dan psikologis serta pengaruh dari lingkungannya. Pada
saat ini permasalahan yang sangat menonjol pada remaja adalah mengenai
masalah kesehatannya (Howard, et al., 2010; Stern, 2007; Fine, 2007).
Pola makan adalah cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan
Kesehatan, status nutrisi, mecegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes
RI, 2009). Pola makan merupakan berbagai jenis informasi yang memberikan
gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari
oleh suatu orang (Santosa & Ranti, 2004). Orang yang tidak memiliki pola makan
yang teratur akan mudah terkena penyakit gastritis. Pada saat perut seharusnya
diisi tapi malah dibiarkan kosong atau di tunda waktu makannya maka lamnbung
akan meremas hingga dinding lamnbung lecet dan luka, luka tersebut akan
menyebabkan proses inflamasi yang disebut gastritis (Muhith & Suyoto, 2016).
Gastritis atau yang sering kita kenal dengan “maag” merupakan masalah
pada saluran pencernaan yang sering terjadi. Gejala-gelaja yang dapat dirasakan
saat terjadinya gastritis adalah nyeri pada daerah ulu hati, mual, muntah,
kembung, nafsu makan menurun, wajah terlihat pucat, suhu tubuh meningkat,
selalu bersendawa dan yang paling parah dapat menyebabkan muntah darah
(Wijoyo dalam Pratiwi, 2013).
Beberapa penelitian terkait hubungan pola makan dengan gastritis yang
pertama oleh Pondaa, Kapojos, dan Abraham tahun 2019 mengemukakan bahwa
pola makan pada remaja putri SMA Negeri 1 Melonguane Kabupaten Kepulauan
Taulud memiliki pola makan yang kurang baik dibandingkan dengan yang
memiliki pola makan baik. Hasil teranalisa adanya hubungan pola makan dengan
kejadian gastritis pada remaja. Kedua, terdapat penelitian oleh Wahyuni,
Rumpiati, dan Lestariningsih pada tahun 2017 di Pondok Pesantren Al-Munjiyah
Durisawo Kelurahan Nolagaten Kabupaten Ponorogo, yang menyatakan bahwa
adanya hubungan pola makan yang kurang baik dengan penyakit gastritis, dimana
apabila semakin baik pola makan remaja maka akan semakin rendah tingkat
kejadian gastritis. Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Futriani, Tridiyawati,
dan Putri pada tahun 2018 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Jakarta yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara pola makan dengan
kejadian gastritis pada mahasiswa tingkat 2 di Sekola Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara. Berikutnya, penelitian yang dilakukan oleh Shalahudin dan Rosidin
pada tahun 2018 di SMK YPBK3 Garut yang menyatakan bahwa adanya
hubungan bermakna antara pola makan denga kejadian gastritis.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan data yang diperoleh peneliti pada
bulan Januari tahun 2020 sampai Februari tahun 2021 jumlah kunjungan remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Situ yang menderita gastritis sebanyak 124
orang. Hasil studi yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 5 orang remaja putri
penderita gastritis pada saat diwawancarai partisipan mengatakan penyebab
gastritis yang terjadi pada partisipan karena pola makan yang tidak baik. Beberapa
partisipan mengatakan menyukai makanan yang pedas dan sering makan makanan
instan.
Berdasarkan hasil peninjauan terhadap beberapa penelitian terdahulu di atas,
kajian mengenai Gastritis masih belum banyak dilakukan di wilayah kerja
puskesmas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pola makan dengan gastritis pada remaja putri di lihat dari frekuensi makan,
waktu makan, dan jenis makan yang di konsumsi oleh remaja yang
mengakibatkan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Situ.

11 Permasalahan

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan pola makan dan gastritis
pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Situ?”

12 Tujuan Riset

12. 1. Tujuan Penelitian


1.2.1.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan pola makan dengan gastritis
pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Situ.
1.2.1.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pola makan (frekuensi makan, jenis
makanan, waktu makan).
2. Untuk menganalisis hubungan pola makan dengan kejadian
gastritis pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Situ.
12.2 Manfaat Penelitian
12.2.1 Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi pembaca
Pada penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca dalam penyakit gastritis pada remaja khususnya mengenai
hubungan pola makan dengan gastritis pada remaja putri.
12.2.2 Manfaat Pengembangan
1. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran, serta
dapat memperkuat dan mengembangkan teori yang ada dan
menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai masalah gastritis.
2. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai landasan untuk penelitian yang akan datang mengenai
gastritis.

13 Rencana Riset

13.1. Desain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif kolerasi dengan desain yang
digunakan adalah cross sectional. Alasan memilih penelitian kuantitatif kolerasi
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau beberapa variable
(Arikunto. S., 2005). Berikutnya, penelitian ini menggunakan metode cross
sectional yang mana bertujuan untuk mengetahui variable bebas (independen) dan
variable terikat (dependen) dilakukan pada satu waktu atau secara bersamaan.
Variable independen dalam penelitian ini yaitu pola makan, sedangkan variable
dependen pada penelitian ini yaitu Gastritis. Dalam penelitian ini membahas
korelasi antara pola makan remaja putri dengan gastritis.
13.2 Subyek Penelitian
13.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang pernah
berobat ke wilayah puskesmas situ, berdasarkan data yang diperoleh
peneliti pada bulan Januari tahun 2020 sampai Februari tahun 2021
jumlah kunjungan remaja putri yang menderita gastritis sebanyak 124
orang.
13.2.2 Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan rumus
Slovin (1960).
n= N
1 + N (d2)
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Derajat ketepatan (15%)
Maka jumlah sampelnya sebanyak :
n= 124
1 + 124 (0,12)
= 124 = 55 orang
2,24
Data drop out = n + (n+10%)
= 55 + (55+10%)
= 55 + 5,5
= 60 orang
Dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Remaja putri yang telah didiagnosa gastritis yang berobat ke
puskesmas situ.
2) Remaja putri berusia 15-18 tahun.
3) Remaja putri yang sudah mengalami gastritis selama kurang lebih 1
tahun.
4) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
1) Remaja putri yang tidak memiliki penyakit gastritis.
13.2.3 Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan metode simple random
sampling, yang artinya setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
yaitu dengan mengundi seluruh anggota populasi (Notoatmodjo, 2012).
13.3 Fokus studi
Dalam penelitian studi kasus ini meneliti tentang hubungan pola makan
dengan gastritis pada remaja putri.
13.4 Definisi Operasional
Definisi operasional bermanfaat untuk ruang lingkup penelitian atau
pengertian variable-variable yang diamati atau diteliti (Notoatmojo, 2010). Untuk
memperoleh kejelasan dalam sebuah kegiatan penelitian maka diperlukan definisi
operasional, yang dapat dilihat pada tabel berikut.
No Variable Definisi Parameter Alat Ukur Interprestasi Data
Operasional
1 Variable Jumlah atau Pola makan Kuesioner Menghitung skor
Idependen porsi yang terdiri dari : dari pertanyaan pola
: dikonsumsi - Frekuen makan dengan
Pola oleh remaja si kuesioner penelitian
makan putri di makan terdiri dari 17
wilayah - Waktu pertanyaan
kerja makan menggunakan skala
Puskesmas - Jenis Likert :
Situ pada makan Dengan hasil :
setiap kali Pola makan baik :
makan. 51 - 68
Pola makan sedang :
34 - 51
Pola makan buruk :
17 - 34
2 Variable Gastritis Penderita Kuesioner Menghitung skor
Dependen adalah Gastritis : dari pernyataan
: suatu - Merasa tentang gastritis
Gastritis penyakit terbakar dengan kuesioner
yang di penelitian dari 15
menyebabk lambung pertanyaan
an - Nafsu menggunakan skala
inflamasi makan Likert :
pada menuru Dengan hasil :
mukosa n Tinggi : 45 – 60
lambung - Nyeri Sedang : 30 - 45
yang di ulu hati Rendah : 15 - 30
tandai - Mual
dengan - Muntah
nyeri pada - Kembun
lambung. g
- Sering
bersend
awa

13.5 Lokasi &Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara daring di wilayah kerja Puskesmas Situ di
Sumedang pada bulan Februari sampai bulan Juni 2021.
Alasan mengapa penelitian dilakukan di Puskesmas Situ dikarenakan kasus
gastritis terbanyak didaerah Sumedang terdapat di Puskesmas Situ, mengalami
peningkatan mengenai kasus gastritis, dan lokasi yang mudah dijangkau oleh
peneliti.
13.6 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
yang akan dibagikan secara daring melalui google form. Jumlah kuesioner pola
makan sejumlah 17 pertanyaan dengan skor tidak pernah = 1, kadang-kadang = 2,
sering = 3, dan sangat sering = 4 sedangkan jumlah kuesioner penderita gastritis
sejumlah 15 pertanyaan dengan skor tidak pernah = 1, kadang-kadang = 2, sering
= 3, dan sangat sering = 4.
Kuesioner pola makan yang telah diuji oleh Renzi Avionita S1 Keperawatan
Stickes Bhakti Husa Mulia Madiun dalam (Resti Desty Eka, 2019). Soal
pertanyaan yang diuji validitas sebanyak 17 tentang pola makan. Hasil uji validitas
untuk kuesioner pola makan diperoleh dari r hitung 0,571-0,895 item pertanyaan
valid jika r hitung lebih besar dari t tabel pada n=20 yaitu 0,444 dengan demikian
kuesioner pola makan dikatakan valid.
Sedangkan untuk hasil reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
kompetensi dengan signifikan 5%. Nilai reliabilitas dilihat dari nilai Alpha
Croncbach, dan hasil uji reliabilitas tersebut sudah valid dengan nilai alpha 0,956
(Renzy Avionita, 2016). Didapatkan hasil bahwa kuesioner pola makan terbukti
layak untuk digunakan atau sudah reliabel.
Kuesioner kejadian gastritis diadopsi dari Riyanto (2014) dan dikembangkan
oleh peneliti. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner ini 15 soal (daftar pertanyaan
tertutup). Hasil uji validasi kuesioner semuanya valid dengan nilai r hitung 0,400
dan terbesar 0,640 dengan r tabel n= 0,440 (Diatsa Bagas, 2016).
Sedangkan penelitian reliabilitas pada instrument ini menggunakan Alpha
Croncbach yang mana apabila nilai alpha > 0,60 maka reliable, reliabilitas untuk
kejadian gastritis memiliki hasil koefisien alpha (r I ) sebesar 0,746. Dengan
demikian kuesioner kejadian gastritis layak untuk digunakan atau sudah reliabel.
13.7 Pengumpulan Data
13.7.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner
melalui Google Form.
13.7.2 Langkah Pengumpulan Data
1. Mengurus perijinan dengan institusi terkait yaitu wilayah kerja
Puskesmas Situ.
2. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian kepada Kepala
Puskesmas Situ atau penanggung jawab ditempat penelitian dan
meminta persetujuan untuk melibatkan subyek dalam penelitian.
3. Memberikan informed consent kepada partisipan untuk melakukan
persetujuan.
4. Mengidentifikasi atau membagikan kuesioner secara online dengan
menggunakan google form.
5. Melakukan pengolahan data.
6. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam
bentuk tabel dan narasi.
13.8 Pengolahan dan Analisis Data
I. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan software statistic, menurut
Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi :
1. Editing
Peniliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dari masing-
masing form kuesioner yang telah diisi oleh responden. Secara umum
editing kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan.
2. Coding
Setalah dilakukan editing, maka selanjutnya dilakukan pengkodean
untuk merubah data yang berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan.
3. Scorning
Setelah pengisian kuesioner selanjutkan dilakukan penilaian dengan
kuesioner pola makan terdiri dari 17 pertanyaan dengan skor tidak
pernah = 1, kadang-kadang = 2, sering = 3, dan sangat sering = 4.
Dikatakan memiliki pola makan yang apabila 51 - 68, memiliki pola
makan sedang 34 - 51, dan yang memiliki pola makan yang buruk 17 -
34. Kuesioner kejadian gastritis terdiri dari 15 pertanyaan dengan tidak
pernah = 1, kadang-kadang = 2, sering = 3, dan sangat sering = 4,
dikatakan tinggi apabila skor 45 – 60, dikatakan sedang apabila skor 30
– 45, dan dikatakan rendah apabila skor 15 – 30.
4. Tabulating
Pada tahap ini merupakan proses pengelompokkan jawaban-jawaban
yang serupa dan menjumlahkannya dengan teliti dan teratur. Pada
tahapan ini data yang diperoleh untuk setiap variable disajikan dalam
bentuk tabel.
5. Entry
Data yang sudah dalam bentuk “kode” dimasukkan ke dalam program
software SPSS dengan menggunakan perangkat computer. Dalam proses
ini sangat diperlukan ketelitian karna apabila tidak makan bisa terjadi
bias.
II. Analisis Data
a. Analisis univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variable dalam penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Pada penelitian ini pola makan dan kejadian gastritis disajikan dalam
bentuk distribusi dan persentase.
1) Variable Independen
Untuk mengetahui hasil dari pola makan pada remaja dengan
mengunakan kuesioner. Analisa data untuk variable pola makan
dengan menggunakan skala likert yaitu :
SS (Sangat Sering) = 4
S (Sering) = 3
KK (Kadang-kadang) = 2
TP (Tidak pernah) = 1
Skor maksimum = jumlah pertanyaan x skor tertinggi likert
= 17 x 4 = 68
Skor minimum = jumlah pertanyaan x skor terendah likert
= 17 x 1 = 17
Kriteria penilaian :
Pola makan baik : 51 - 68
Pola makan sedang : 34 - 51
Pola makan buruk : 17 - 34
2) Variable Dependen
Untuk mengetahui gastritis pada remaja dengan menggunakan
kuesioner. Analisa data untuk variable gastritis dengan
menggunakan skala likert, yaitu :
SS (Sangat Sering) = 4
S (Sering) = 3
KK (Kadang-kadang) = 2
TP (Tidak pernah) = 1
Skor maksimum = jumlah pertanyaan x skor tertinggi likert
= 15 x 4 = 60
Skor minimum = jumlah pertanyaan x skor terendah likert
= 15 x 1 = 15
Kriteria penilaian :
Tinggi : 45 - 60
Sedang : 30 - 45
Rendah : 15 - 30
b. Analisis bivariat
Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara pola makan dengan gastritis. Analisis bivariat yang
dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan dapat
dilakukan uji statistic menggunakan uji Chi-Square dimana digunakan
untuk menguji hubungan antar variable indepen dan variable dependen
(Notoatmodjo, 2012).
13.9 Penyajian Data
Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian maka
data atau hasil penelitian akan disajikan dengan teks (tekstular) dan tabel.

14 Jadwal Penelitian

Uraian Februari Maret April Mei Juni


Kegiatan 2021 2021 2021 2021 2021

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Studi X X
pustaka
Persiapan X X X
proposal
penelitia
n
Penelitia X X X X
n
Analisis X X X X
dan
pengolah
an data
Pembuat X X X
an
laporan
Penyajia X X
n hasil
Laporan X
akhir
Publikasi X

15 Persyaratan Etik

Implikasi Etik riset

Etik merupakan suatu filosofi yang mendasari prinsip. Kegiatan penelitian akan
berjalan dengan baik dan benar apabila peneliti menerapkan prinsip-prinsip etik.
Aspek etik yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah sifat utuh,
jujur dan bertanggung jawab terhadap objek penelitian, memperhatikan aspek
rahasia, dan sopan (Setywan, 2013). Penerapan etik dalam melakukan penelitian
juga sangat berguna untuk menjaga kehormatan profesi dari penliti (LIPI, 2013).
Perinsip etik penelitian dibidang Kesehatan secara universal terdiri dari tiga, yaitu
(Kemenkes, 2017) :
1. Menghormati harkat dan derajat martabat manusia (respect for persons)
Prinsip ini bertujuan untuk saling menghormati sesama manusia. Bentuk
menghormati harkat manusia adalah dengan menghargai pilihan orang
tersebut karena pada dasarnya manusia memiliki kebebasan berkehendak dan
bertanggung jawab atas keputusannya sendiri.
2. Berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence)
Prinsip etik berbuat baik dan tidak merugikan dilakukan untuk memberikan
manfaat kepada oranglain dengan kerugian yang minimal, sehingga apabila
kita tidak bisa memberikan manfaat maka sebaiknya kita jangan merugikan
oranglain.
3. Keadilan (justice)
Prinsip etik keadilan merupakan kewajiban untuk memperlakukan oranglain
sama dengan moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya.

16 Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Aisyiyah. (2018). Faktor-Faktor Yang Berisiko dengan Kejadian Penyakit


Gastritis di Poliklinik Penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. 8, 61-75.

Angkow, J., Robot, F., & Onibala, F. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Kota
Manado. Jurnal Keperawatan, 2(2).

Agustini, N. N. M., & Arsani, N. L. K. A. (2013). Remaja sehat melalui pelayanan


kesehatan peduli remaja di Tingkat Puskesmas. KEMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 9(1), 66-73.

Diliyana, Y. F., & Utami, Y. (2020). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Gastritis pada Remaja. Journal of Nursing Care and Biomoleculer, 5(1), 19-
24.

Diatsa, B., Abi Muhlisin & Yulian, V. (2016). Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Gastritis pada Remaja di Pondok AL-Hikmah, Trayon,
Karanggede, Boyolali (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Desty, E. R. (2020). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada


Remaja Kelas X di Ma Walisongo Kecamatan Kebonsari Kabupaten
Madiun Tahun 2019 (Doctoral Dissertation, Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun).

Fatmawaty, R. (2017). Memahami Psikologi Remaja. Jurnal Reforma, 6(2).

Futriani, E. S., Tridiyawati, F., & Putri, D. M. (2020). Hubungan Pola Makan
dengan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Tingkat Ii di Sekolah Tinggin
Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta Tahun 2018. Jurnal Antara
Keperawatan, 3(1), 5-8.

Handayani, L. T. (2018). Kajian Etik Penelitian dalam Bidang Kesehatan dengan


Melibatkan Manusia Sebagai Subyek. The Indonesian Journal of Health
Science, 10(1).

Hartati, S., & Utomo, W. (2014). Hubungan Pola Makan dengan Resiko Gastritis
pada Mahasiswa Yang Menjalani Sistem KBK. JOM PSIK. 1(2).

Hernanto, F. F. (2018). Pola Hubungan Makan dengan Pencegahan Gastritis dari


SMK Antartika 2 Sidoarjo. NERSMID: Jurnal Keperawatan dan
Kebidanan, 1(2), 148-155.
Hidatulloh, F. (2015). Perbedaan Tingkat Stres pada Pasien Yang Mengalami
Kekambuhan Penyakit Gastritis di Wilayah Pedesaan dengan Wilayah
Perkotaan Kecamatan Sumedang Utara Tahun 2015. Bandung: Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Bandung.

Mulyadi, M. (2011). Penelitian kuantitatif dan kualitatif serta pemikiran dasar


menggabungkannya. Jurnal studi komunikasi dan media, 15(1), 128-137.

Novitayanti, E. (2020). Identifikasi Kejadian Gastritis Pada Siswa Smu


Muhammadyah 3 Masaran. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan, 10(1), 18-22.

Nurjannah, N. (2018). Hubungan Antara Umur Dan Jenis Kelamin dengan


Kejadian Gastritis Kronik Di Klinik Lacasino Makassar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, 12(1), 119-122.

Pondaa, A., Kapojos, M. M., & Abraham, I. S. (2019). Hubungan Pola Makan
dengan Kejadian Gastritis pada Remaja Putri Kelas 1 Sma Negeri 1
Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Journal Of Community and
Emergency, 7(2), 233-243.

Saadah, H. D., & Kep, M. (2018). Hubungan Pola Makan dengan Kekambuhan
Gastritis Mahasiswa Akper Pemkab Ngawi. E-Journal Cakra Medika, 5(1),
1-5.

Siska, H. (2017). Gambaran Pola Makan dalam Kejadian Gastritis pada Remaja di
SMP Negeri 1 Sekayam kabupaten Sanggau. Jurnal ProNers, 3(1).

Shalahuddin, I. (2018). Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja di


Sekolah Menengah Kejuruan YBKP3 Garut. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi, 18(1), 33-44.

Wahyuni, S. D., Rumpiati, R., & Ningsih, R. E. M. L. (2017). Hubungan Pola


Makan dengan Kejadian Gastritis pada Remaja. Global Health Science
(GHS), 2(2): 149-154.

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN GASTRITIS PADA REMAJA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SITU
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama (Insial) :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :

Kuesioner Pola Makan dan Gastritis


Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan benar sesuai dengan perasaan atau
kondisi anda belakangan ini. Kuesioner dibawah ini terdiri dari 17 pertanyaan
mengenai pola makan dan 15 pertanyaan mengenai gastritis. Terdapat empat
pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan yaitu :
1 : Tidak pernah
2 : Kadang-kadang
3 : Sering
4 : Sangat Sering
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
1 2 3 4
1 Apakah anda sehari makan sebanyak 3x?
2 Apakah anda sehari makan kurang dari 3x?
3 Apakah anda makan dalam waktu yang sama pada
setiap harinya?
4 Apakah anda makan ketika merasa lapar?
Apakah anda makan sesuai dengan jam yang anda
5
tentukan?
Apakah anda makan dalam sehari sebanyak 3x
6
piring nasi?
Apakah anda makan dalam sehari kurang dari 3
7
piring nasi?
8 Apakah anda makan sedikit-sedikiti tapi sering?
Apakah anda makan langsung dalam porsi yang
9
banyak (4-5)?
10 Apakah anda sering makan diluar rumah?
11 Apakah nasi merupakan menu sarapan anda?
12 Apakah anda hanya sarapan susu?
13 Apakah anda sering makan makanan pedas?
14 Apakah anda sering menyukai makanan asam?
Apakah anda sering mengkonsumsi makanan
15
instan?
Apakah anda lebih suka ngemil daripada makan
16
nasi?
Apakah anda sering mengkonsumsi minu minuman
17
bersoda?
18 Apakah anda mempunyai riwayat penyakit maag?
Apakah anda merasa terbakar dilambung saat
19
mengalami maag?
Apakah anda mengalami nyeri ulu hati saat
20
mengalami maag?
Apakah anda merasa tidak nafsu makan saat
21
mengalami maag?
Apakah anda merasa mual sampai muntah saat
22
terlambat makan?
Apakah anda merasa kembung saat mengalami
23
maag?
24 Apakah merasa tidak pusing saat mengalami maag?
25 Apakah anda merasa lemas saat mengalami maag?
Apakah anda selalu bersendawa saat mengalami
26
maag?
27 Apakah anda merasa sesak saat mengalami maag?
Apakah wajah anda terlihat pucat saat mengalami
28
maag?
Apakah maag anda kambuh pada saat anda tidak
29
terlambat untuk makan?
Apakah anda mengalami maag minimal 2x dalam
30
seminggu?
Apakah anda mengalami maag minimal 2x dalam
31
sebulan?
32 Apakah anda berusaha mengurangi gejala maag
dengan cara makan secara teratur?

Anda mungkin juga menyukai