PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masa dewasa. Masa ini biasanya diawali pada usia 12 tahun pada
laki-laki dan 10 tahun pada perempuan. Pada masa ini remaja banyak
karena pola makan yang tidak teratur. Pola makan sangat terkait
kronik difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain
1
2
kronis adalah inflamasi lambung dalam jangka waktu lama, dan dapat
disebabkan oleh ulkus benigna atau manigna dari lambung atau oleh
teratur, serta terlalu banyak makan makanan yang pedas dan asam
(Purnomo, 2011).
tidak ada pengaturan pola makan yang baik dan benar, maka akan
Dampak lain dari penyakit gastritis bila tidak ditangani juga akan
bahwa 26% responden (65%) memiliki pola makan yang kurang baik,
Remaja”.
B. Rumusan Masalah
tahun terakhir ?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Remaja
gastritis.
6
2. Bagi Penulis
kejadian gastritis.
lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Remaja
a. Pengertian remaja
2016).
7
8
seks).
tubuh.
malnutrisi.
masalah kesehatan.
2. Konsep Gastritis
a. Pengertian gastritis
b. Klasifikasi gastritis
1) Gastritis akut
yang serupa.
2) Gastritis kronik
(Kurniyawan, 2015).
c. Etiologi gastritis
(Dewit, 2016).
sebagai berikut:
5) Autoimun
sebagai berikut:
1) Mual muntah
e. Patofiologi gastritis
pengaruh gravitasi, agen ini akan berada pada distal atau yang
2013).
Skema 1
Pathway Gastritis
Obat-obatan (NSIAD,
H. phylori
aspirin, sulfanomida Kafein
steroid, digitalis)
Nyeri epigastrium
Mukosa lambung Menurun
kehilangan Tonus dan
integritas jaringan peristaltic
lambung
MK : Gangguan Menurun Sensori
rasa nyaman : untuk makan
nyeri Perdarahan Refluks isi
deudenum ke
Anoreksia lambung
Mual Dorongan
MK : ekspulsi isi
Perubahan lambung ke
Nutrisi kurang mulut
dari kebutuhan
tubuh
MK : Defisit volume Muntah
cairan dan elektrolit
f. Komplikasi gastritis
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
tersebut.
2) Pemeriksaan fases
a. Pengkajian Keperawatan
masalah.
a) Aktivitas / Istirahat
b) Integritas ego
c) eliminasi
f) Neurosensori
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 1
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Intervensi Implementasi
1. Nyeri akut NOC : 1) Pain management:
berhubungan 1) Pain lavel 2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan
dengan 2) Pain Control 3) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
mukosa 3) Comfort Level 4) Gunakan teknik komonikasi terapeutik untuk
lambung mengetahuipengalaman nyeri pasien
yang 5) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Kriteria hasil
teriritasi 6) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
1) Mampu mengontrol nyeri
7) Ajarkan tentang tekhnik relaksasi untuk mengurangi nyeri.
2) Melaporkan bahwa nyeri
8) Tentukan lokasi, Karakteristik, Kualitas dan derajat nyeri
berkurang dengan
sebelum pemberian obat.
menggunakan manajemen
nyeri 9) Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgetik.
3) Mampu mengenali nyeri.
10) Anjurkan pada pasien untuk istirahat yang cukup.
4) Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
2. Resiko NOC: NIC:
kekurangan 1) Fluid balance Fluid managemen
volume cairan 2) Hidration 1) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
berhubungan 3) Nutritional status (Food and 2) Monitor status dehidrasi .
dengan masukan Fluid) Intake 3) Monitor vital sign
cairan tidak
Kriteria hasil: 4) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake cairan
cukup dan
kehilangan cairan 1) Mempertahankan cairan 5) Dorong masukan oral
berlebihan urine output sesuai dengan
karena muntah usia dan BB. BJ urin normal. 6) Monitor adanya penurunan berat badan.
2) Tekanan darah, nadi, suhu
23
d. Implementasi Keperawatan
e. Evaluasi Keperawatan
gastritis adalah :
nyeri lagi
tubuhnya
tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang (Adriani,
2014).
untuk belajar
berupa gizi kurang, baik atau normal maupun gizi lebih (Adriani,
2014).
27
METODE PENULISAN
gastritis.
pelaksanaan pembanding.
27
28
2. Kata Kunci
yang didapat berupa artikel dan jurnal yang relevan dengan topic
Tabel 2
Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICO
Kriteria Inklusi Eksklusi
Tahun terbit Artikel atau jurnal yang Artikel atau jurnal yang terbit
terbit setelah tahun 2012 sebelum tahun 2012
review.
30
Skema 2
Alur Review Jurnal
Exluced (N =756)
Tabel 3
Artikel hasil pencarian
Author Tahun Vol/ Judul Metode (Desain, Hasil Penelitian Data-
No No. Sampel, Variabel, base
Instrumen, Analisis)
1. Iwan 2018 Vol.18/ Hubungan pola D : Cross sectional Hasil penelitian Google
Shalahuddin, No.1 makan degan S : Sampel berjumlah menunjukkan bahwa pola Sholar
Udin Rosidin gastritis pada 140 responden makan siswa kelasx
remaja V : pola makan siswa mayoritas buruk sebesar
disekolah dan gastritis 70,7%, kejadian gastritis
menengah I : koesioner sebesar 65,7%. Dan ada
kejuruan A : Uji Chi square dan hubungan yang bermakna
YBKP3 Garut kolerasi spearman anatara pola makan siswa
dengan gastritis dengan p
value= 0,004.
32
2. Syamsu Dwi 2017 Vol.2/ Hubungan pola D : study korecasioncu Berdasarkan hasil uji Google
Wahyuni, No.2 makan dengan dengan pendekatan statistik Spearman rank Scholar
Rumpiati, kejadian cross sectional didapatkan hasil p value =
Rista Eko gastritis pada S :sampel berjumlah 95 0.000 p <0,05. Maka H0
Muji remaja responden diambil ditolak berarti ada
Lestariningsih dengan menggunakan hubungan antara pola
Teknik accidental makan dengan kejadian
sampling gastritis pada remaja
V : hubungan pola dipondok pesantren al-
makan, gastritis munjiyah durisawo
I : koesioner kelurahan nologaten
A : uji statistik kabupaten ponorogo,
Spearman Rank dengan tingkat kolerasi -
0,713 berarti kolerasi
memiliki keeratan sangat
kuat dimana semakin baik
pola makan remaja
semakin rendah tingkat
kejadian gastritis.
33
3. Hosana siska 2017 Vol./ Gambaran pola D : Cross Sectional Hasil penelitian Google
No. makan dalam S : Sampel berjumlah menunjukkan gastritis Scholar
kejadian 60 responden dengan terjadi pada usia 14-15
gastritis pada teknik total sampling tahun dengan frekuensi 39
remaja di SMP V : pola makan, gastritis orang (65%) berusia 14
Negeri 1 I : kuesioner tentang tahun dan 21 orang (35%)
Sekayam pola makan yang terdiri berusia 15 tahun.
kabupaten dari 20 pertanyaan Frekuensi jenis kelamin 22
sanggau A : Distribusi frekuensi orang (36,7) laki-laki dan
38 orang (68,3%)
perempuan. Pola makan
menunjukkan 57
responden (95%) kurang
baik dan responden (5%)
memiliki pola makan yang
baik dengan sub kategori
jenis makanan 56 orang
(93, 3%) jenis makanan
kurang baik, dan 4 orang
(6,7%) jenis makanan baik,
frekuensi makan 59 orang
(98,3%) kurang baik dan 1
orang (1,7%) frekuensi
makan baik, jadwal makan
54 orang (90%) tidak
teratur dan 6 orang (10%)
jadwal makan yang teratur,
dan porsi makan 31 orang
(51,7%) baik dan 29 orang
(48, 3%) kurang baik.
34
35
BAB IV
A. Hasil
responden dengan uji chi square dan kolerasi spearman, alat ukur
value= 0,004.
kurang baik dan responden (5%) memiliki pola makan yang baik
dengan sub kategori jenis makanan 56 orang (93, 3%) jenis makanan
makan baik, jadwal makan 54 orang (90%) tidak teratur dan 6 orang
(10%) jadwal makan yang teratur, dan porsi makan 31 orang (51,7%)
B. Pembahasan
(Hidayah, 2012).
kesalahan pola makan dan pola makan yang tidak baik dan teratur.
gastritis bisa berupa panas dan juga nyeri dalam perut, mual, hilang
nafsu makan, dan cepat merasa kenyang saat makan. Hal ini
beragam, yaitu kesalahan pola makan, jenis makanan, dan juga porsi
yang sehat untuk remaja adalah makan tiga kali sehari, termasuk
karena kebanyakan remaja memiliki pola makan yang salah. Hal ini
penulis, maka dari itu remaja harus benar-benar menjaga pola makan
makan. Hal ini didukung oleh Oktavia (2011), masa remaja adalah
gastritis. Menurut asumsi penulis hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
gastritis.
memiliki pola makan yang kurang baik. Hal ini didukung oleh Dedi
(2012), pola makan adalah cara hal yang sangat penting untuk dijaga,
orang (26,3%).
C. Keterbatasan Penulisan
review ini yaitu sulitnya mengakses referensi yang tersedia dan juga
PENUTUP
A. Kesimpulan
pencernaan.
B. Saran
diantaranya :
1. Bagi Remaja
40
2. Bagi Penulis Selanjutnya
41
41