Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PEMBERIAN KIE TENTANG GASTRITIS TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHANPADA


REMAJA DI SMA SANTO FRANSISKUS ASISI PONTIANAK

Effect of Gastritis Education on the Level of Knowledge and Preventive


Behavior among Teenagers in Santo Fransiskus Asisi High School Pontianak

Paola krismonita Indahsari Nazarius*, Herman**, Yoga Pramana**


*Mahasiswa Prodi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura
Pontianak
**Dosen Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi
E-mail: paolakrismonita98@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyerang pada
semua jenis usia termasuk remaja. Angka kejadian dari tahun ketahun penyakit gastritis terus
menempati peringkat ke 3 dari 10 masalah terbesar kesehatan di Kalimantan Barat. Dampak yang
ditimbulkan gastritis khusus pada remaja mengakibatkan aktivitas belajar terganggu, menurunya
prestasi belajar, dan penambahan biaya berobat. Sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan
dengan melakukan promosi kesehatan melalui strategi KIE tentang gastritis sehingga timbul
perilaku positif pencegahan gastritis. Tujuan : Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan
perilaku pencegahan pada remaja sebelum dan setelah diberikan KIE tentang gastritis pada
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Metode : Penelitian Kuantitatif quasy experintment
Pre and Post Test dengan nonequivalent control group design. Teknik sampling menggunakan
non probability sampling dengan metode purposive sampling dengan 34 responden di bagi
menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner
online dengan 20 pertanyaan untuk tingkat pengetahuan 18 pertanyaan untuk perilaku pencegahan.
Analisis pada studi ini menggunakan uji Marginal Homogeneity dan Fisher Exact Test dengan
nilai P < 0,05. Hasil : Uji Marginal Homogeneity di dapatkan nilai P tingkat pengetahuan remaja
sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol P= 0,317 sedangkan kelompok intervensi
P= 0,025. Nilai P pada perilaku pencegahan remaja sebelum dan setelah perlakuan kelompok
kontrol P = 0,008 sedangan kelompok intervensi P = 0,317. Hasil Uji Fisher Exact Test KIE
tentang gastritis pada kedua kelompok menunjukan nilai P tingkat pengetahuan P= 0,882
sedangkan perilaku pencegahan P = 0,581. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan pada tingkat
pengetahuan dan perilaku pencegahan setelah diberikan KIE tentang gastritis pada remaja.

Kata Kunci: KIE tentang gastritis; Gastritis remaja; Tigkat pengetahuan dan perilaku pencegahan
gastritis

Abstract

Background: Gastritis is an inflammation of the gastric mucosal lining that affecting all age
groups, including teenagers. The incidence of gastritis remains at the top 3 rd of 10 health problems
in West Kalimantan. Gastritis affects teenagers’ performance at schools, such as lower grades and
increased medical costs. Therefore, educational promotion through health education about
gastritis is needed to improve positive behavior and its prevention. Aim: To identify the difference
in the level of knowledge and preventive behavior among teenagers assigned to the control or
intervention group, before and after the health education of gastritis. Method: This quasi-
experimental study used pre- and post-test design with the non-equivalent control group. The non-
probably purposive sampling yielded 34 respondents who were assigned either the control or
intervention group. The study instrument was an online questionnaire which constituted of 20
questions to measure the level of knowledge and 18 questions for the preventive behavior. The
analysis involved Marginal Homogeneity and Fisher Exact Test tests whereas p-value < 0.05

1
indicates the significance. Result: Marginal Homogeneity test for teenagers’ level of knowledge
before and after receiving the intervention shows p = 0.317 for control and p = 0.025 for the
intervention group. While the analysis of the preventive behavior shows p = 0.008 for control and
p = 0.317 for the intervention group. Fisher Exact Test gastritis education shows p = 0.882 for the
level of knowledge and p = 0.581 for the preventive behavior. Conclusion:. There was no
difference in the level of knowledge and in preventive behavior after provide KIE about gastritis in
teenagers.

Keywords: gastritis education; teenage gastritis; level of knowledge; and gastritis preventive
behavior

PENDAHULUAN menjadi penyebab kesalahan gaya hidup


pada remaja (Shalahuddin & Rosidin,
Gastritis ialah salah satu masalah 2018; Soetjiningsih, 2010). Kurangnya
kesehatan yang umumnya menyerang pengetahuan dan pemahaman remaja
usia remaja, dewasa hingga tua. Hal ini pada gaya hidup yang tidak sehat
disebabkan karena kebiasaan menyebabkan timbulnya penyakit
mengkonsumsi makanan yang memiliki gastritis (Wahyuni, dkk., 2017).
rasa pedas, makanan yang asam,
kebiasaan merokok dan minum alkohol, Penyakit gastritis yang ditimbulkan
frekuensi makan yang tidak tepat seperti akibat gaya hidup yang salah perlu
makan yang tidak teratur dan makan adanya pemberian promosi kesehatan
yang terlalu cepat, serta pengaruh seperti dalam UU No. 36 tahun 2009,
emosional dan stres yang dalam menyatakan bahwa penyuluhan
penelitian Monica (2019) menyatakan kesehatan diselenggarakan guna
tingkat stress memiliki hubungan meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
dengan kekambuhan gastritis dimana kemauan, dan kemampuan individu atau
nilai Odds Ratio 8,450 (Wahyuni, dkk. masyarakat untuk hidup sehat serta aktif
2017; Shalahuddin & Rosidin, 2018) berperan dalam upaya peningkatan
kesehatan, (Tindaon, 2018). Menurut
Gastritis merupakan penyakit saluran Spenser, dkk., (2018) promosi kesehatan
pencernaan akibat proses inflamasi atau dalam bentuk strategi KIE (Komunikasi,
peradangan lokal pada mukosa lambung Informasi dan Edukasi) mampu
(Rizky, dkk. 2019; Uwa, dkk. 2019). memberikan pengaruh pada pengetahuan
Dapat menimbulkan rasa mual muntah, dan sikap remaja melalui KIE dengan
nyeri seperti terbakar sehingga menggunakan media liflet dan video
menimbulkan hilangnya nafsu makan didapatkan nilai pengetahuan baik yaitu
(Muttaqin & Sari, 2013) 3,3% menjadi 43,3%, pengetahuan
Remaja memiliki pola hidup yang tidak cukup 50,0% menjadi 53,3% dan
sehat seperti gaya hidup yang salah serta pengetahuan kurang 46,7% menjadi
3,3%. Peningkatan sikap setelah
memiliki pola makan yang tidak teratur
(Wahyuni, dkk. 2017). Kesibukan tugas pemberian KIE dengan nilai sikap
sekolah, aktivitas sosial atau organisasi positif dari 86,7% menjadi 100% dan
yang padat serta remaja melakukan diet sikap negatif dari 13,3% menjadi tidak
yang ketat seperti mengkonsumsi ada sikap negatif.
alkohol untuk mengatasi kegemukan dan Presentase angka kejadian gastritis di
menjaga bentuk tubuhnya hal ini Indonesia menurut data WHO dalam

2
Ilham, Haniarti, & Usman, (2019) dalam bentuk KIE yang dimana
mencapai 40,8% dengan prevalensi strategi ini berupa informasi yang
kasus kejadian gastritis sebanyak disampaikan secara sitematis melalui
274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa komunikasi, informasi dan edukasi
penduduk, berdasarkan Data
kepada para siswa/i, sehingga dari
Departemen Kesehatan RI tahun (2013)
sebab itu peneliti tertarik untuk
menerangkan angka kejadian gastritis
dibeberapa kota di Indonesia, kejadian
mengetahui “Pengaruh pemberian
tertinggi berada di kota Medan dengan KIE tentang gastritis terhadap
persentase 91,6%, Jakarta 50,0%, pengetahuan dan perilaku
Denpasar 46,0%, Palembang 35,5%, pencegahan pada remaja di SMA
Bandung 32,5%, Aceh 31,7% , Surabaya Santo Fransiskus Asisi Pontianak
31,2% dan kota Pontianak dengan
persentase 31,1% (Novitasary, Sabilu, & METODOLOGI PENELITIAN
Ismail, 2017). Jenis penelitian ini adalah bersifat
Dinas Kesehatan Kota Pontanak pada kuantitatif menggunakan desain
tahun 2020 berdasarkan urutan dari penelitian Quasy Experimental dengan
sepuluh besar penyakit di puskesmas, pre and post test nonequivalent control
gastritis menempati urutan ke-3 dengan group design (Dharma, 2017). Penelitian
jumlah penderitia 26,642 kasus terjadi ini telah disetujui oleh Devisi kaji etik
pada 8,433 laki-laki dan 18,209 Fakultas Kedokteran Universitas
perempuan. Tanjunpura dengan nomor surat
2844/UN22.9/TA/2020.
Data hasil studi pendahuluan di SMA
Populasi penelitian ini adalah seluruh
Santo Fransiskus Asisi pontianak
siswa/siswi kelas XI SMA Santo
setelah dilakukan wawancara
Fransiskus Asisi Pontianak dengan
bersama dengan petugas UKS yang jumlah siswa/siswi 152 orang, untuk
menyatakan bahwa keluhan yang jumlah sampel yang digunakan 17
dialami oleh para siswa siswi pada responden masing-masing kelompok
saat datang ke UKS yaitu perut dengan total 34 responden, yang diambil
kembung, nyeri ulu hati, mual menggunakan teknik nonprobability
muntah hingga pusing kepala. sampling dengan metode purposive
sampling yang dipilih berdasarkan
Remaja di usia 15-19 tahun memiliki kriteria inklusi penelitian (Nursalam,
sikap yang masih labil sehingga tidak 2017). Adapun kriteria inklusi yaitu:
jarang mereka memiliki kesibukan Siswa/i berusia ≥15 tahun; Siswa/i yang
aktivitas padat yang tidak dapat bersedia mengikuti penelitian secara
dikontrol sehingga bermasalah pada online dengan menggunakan aplikasi
gaya hidup serta perilaku makannya. zoom cloud meeting, WhatApp, google
formulir untuk kelompok intervensi dan
Penting adanya memberikan promosi
WhatApp, google formulir untuk
kesehatan bagi mereka guna
kelompok kontrol.
meningkatkan pengetahuan dan
perilaku kesehatan dengan Instrumen yang digunakan pada
memberikan promosi kesehatan penelitian ini adalah kuesioner tingkat

3
pengetahuan dan perilaku pencegahan sedang (skor 19-37), perilaku kurang
yang diadopsi dari penelitian Eridha baik (skor 0-18)
Nonita Sebayan (2011). Instrumen
terbagi atas tiga bagian yaitu: kuesioner Penelitian ini menggunakan analisis data
data demografi; kuesioner tingkat univariat dengan menggunakan
pengetahuan gastritis dengan jumlah deskriftif statistik frekuensi untuk
pertanyaan 20 menggunakan Skala menganalisis data terkait dengan
Guttman untuk nilai tertingginya 20 dan karakteristik usia, jenis kelamin, ststus
terendah 0, kuesiner terdiri atas pekerjaan, tempat tinggal, tingkat
pertanyaan favorabel dan unfavorabel, pengetahuan tentang gastritis serta
skala data yang diggunakan ialah ordinal perilaku pencegahan gastritis dan
dengan kategori tinggi (skor 14-20), analisis bivariat dengan menggunakan
sedang (skor 7-13), rendah (skor 6-0); menggunakan uji statistik Marginal
kuesioner perilaku pencegahan gastritis, homogenity untuk menganalisis
jumlah pertanyaan 18 yang perbedaan pengukuran pretest da
menggunakan Skala Likert dengan posttest tingkat pengetahuan dan perlaku
pernyataan Selalu, Sering, Kadang- pencegahan. Uji statistik untuk melihat
Kadang, Tidak Pernah, kuesiner terdiri perbedaan pada kedua kelompok yang
atas pertanyaan favorabel dan berbeda setelah perlakuan dilakukan uji
unfavorabel, skor tertinggi ialah 54 dan Fisher Exact Test dengan nilai p value <
terendah 0 dengan skala data yang 0,05 terdapat perbedaan sedangkan nilai
digunakan ordinal untuk kategori p value > 0,05 tidak terdapat perbedaan
perilaku baik (skor 38-54), perilaku (Dahlan, 2014; Rahman, 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Analisi Univariat
Tabel 1. Distribusi frekuensi beberapa karakteristik subjek penelitian pada kelompok
intervensi dan kontrol (N=34)
Kontrol Intervensi Total
Karakter Subjek
F % F % F %
Usia
15 tahun 1 5,9 - - 1 2,9
16 tahun 7 41,2 10 55,8 17 50,0
17 tahun 7 41,2 4 23,5 11 32,4
18 tahun 2 11,8 3 17,6 5 14,7
Jenis Kelamin
Laki-laki 7 41,2 5 29,7 12 35,3
Perempuan 10 58,8 12 70,6 22 64,7
Status pekerjaan
Bekerja sambil sekolah 2 11,8 1 5,9 3 8,8
Sekolah saja 15 88,2 16 94,1 31 91,2
Tempat tinggal
Asrama 3 17,6 3 17,6 6 17,6
Rumah sendiri/kontrakan 3 17,6 5 29,4 8 23,5
Bersama orang tua 11 64,7 9 52,9 20 58,8
Sumber: Data Primer, 2020
Data dari tabel diatas menunjukan usia presentase 64%, ststus pekerjaan
mayoritas responden 16 tahun dengan responden mayoritas adalah melakukan
presentase 50%, jenis kelami responden aktivitas bersekolah saja dengan
mayoritas adalah perempuan dengan presentase 91,2% sedangkan untuk

4
karakteristik tempat tinggal respondne dengan orang tua dengan presentase
mayoritas adalah tinggal bersama 58,8%
Tabel 2. Tingkat pengetahuan responden tentang gastritis di SMA Santo Fransiskus Asisi
Pontianak
Kontrol Intervensi
Kategori tingkat
Pretest Posttest Pretes Posttes
pengetahuan
F % F % F % F %
Tinggi 16 94,1 15 88,2 11 64,7 16 94,1
Sedang 1 5,9 2 11,8 6 35,3 1 5,9
Rendah - - - - - - - -
Sumber: Data Primer, 2020
Data diatas mneunjukan tingkat responden (88,2%), sedangkan pada
pengetahuan responden pada kelompok kelompok intervensi pretest mayoritas
kontrol pretest mayoritas kategori tinggi kategori tinggi yaitu 11 responden
yaitu 16 responden (94,1%) dan posttest (64,7%) dan posttest mayoritas kategori
mayoritas kategori tinggi yaitu 15 tinggi yaitu 16 responden (94,7%).
Tabel 3. Perilaku pencegahan responden tentang gastritis di SMA Santo Fransiskus Asisi
Pontianak
Kontrol Intervensi
Kategori perilaku
Pretest Posttest Pretes Posttes
pencegahan
F % F % F % F %
Baik 2 11,8 9 52,9 5 29,4 7 41,2
Sedang 15 88,2 8 47,1 11 64,7 10 58,8
Kurang - - - - 1 5,9 - -
Sumber: Data Primer, 2020
Data diatas mneunjukan perilaku pada kelompok intervensi pretest
pencegahan responden pada kelompok mayoritas kategori sedang yaitu 11
kontrol pretest mayoritas kategori responden (64,7%) dan posttest
sedang yaitu 15 responden (88,2%) mayoritas kategori sedang yaitu 10
dan posttest mayoritas kategori baik responden (58,8%).
yaitu 9 responden (52,9%). Sedangkan

Analisis Bivariat

Tabel 4. Perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan pada


kelompok kontrol
Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Nilai P
Sebelum Sesudah
Tinggi 16 (94,1%) 15 (88,2%)
Sedang 1 (5,9%) 2 (11,8%) < 0,317
Rendah - -
Sumber: Data primer, 2020 *Uji Marginal Homogeneity
Berdasarkan data di atas didapatkan Homogeneity nilai sig atau p value
bahwa pada kelompok kontrol dengan 0,317 > 0,05
menggunakan uji Marginal
Tabel 5. Perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok
intervensi

Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Nilai P
Sebelum Sesudah
Tinggi 11 (64,7%) 156 (94,1%)
Sedang 6 (35,3%) 1 (5,9%) > 0,025
Rendah - -
Sumber: Data primer, 2020 *Uji Marginal Homogeneity

5
Berdasarkan data di atas didapatkan Homogeneity nilai sig atau p value 0,025
bahwa pada kelompok intervensi dengan < 0,05
menggunakan uji Marginal
Tabel 6. Perbedaan perilaku pencegahan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok
kontrol

Perilaku
Perilaku Pencegahan Nilai P
Sebelum Sesudah
Baik 2 (11,8%) 9 (52,9%)
Sedang 15 (88,2%) 8 (47,2%) > 0,008
Kurang - -
Sumber: Data primer, 2020 *Uji Marginal Homogeneity
Berdasarkan data di atas didapatkan Homogeneity nilai sig atau p value 0,008
bahwa pada kelompok kontrol dengan < 0,05
menggunakan uji Marginal
Tabel 7. Perbedaan perilaku pencegahan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok
intervensi
Perilaku
Perilaku Pencegahan Nilai P
Sebelum Sesudah
Baik 5 (29,4%) 7 (41,2%)
Sedang 11 (64,7%) 10 (58,8%) < 0,317
Kurang 1 (5,9%) -
Sumber: Data primer, 2020 *Uji Marginal Homogeneity
Berdasarkan data di atas didapatkan Homogeneity nilai sig atau p value
bahwa pada kelompok intervensi dengan 0,317 > 0,05
menggunakan uji Marginal
Tabel 8. Uji Fisher Exact Test Tingkat Pengetahuan remaja setelah diberikan KIE tentang
gastritis
Tingkat pengetahuan kelompok intervensi
Tingkat pengetahuan
Tinggi Sedang Rendah Nilai P
kelompok kontrol
n % n % N %
Tinggi 14 93,3 1 67,7 - -
Sedang+Rendah 2 100 - - - - 0,882
16 94,1 1 5,9 - -
Sumber: Data primer, 2020 *Fisher Exact Test

Tabel 9. Uji Fisher Exact Test Perilaku Pencegahan remaja setelah diberikan KIE tentang
gastritis
Perilaku pencegahan kelompok intervensi
Perilaku pencegahan
Baik Sedang Kurang Nilai P
kelompok kontrol
N % n % N %
Baik 4 44,4 5 55,6 - -
Sedang+Kurang 3 37,5 5 62,5 - - 0,581
7 41,2 10 58,8 - -
Sumber: Data primer, 2020 *Fisher Exact Test
Data dari tabel diatas didapatkan bahwa
untuk tingkat pengetahuan antara kedua
kelompok memiliki nilai p value 0,082 >
0,05 sedangkan untuk perilku
pencegahan didapatkan nilai p value
0,581 > 0,05

6
Pembahasan pekerjaan yang dilakukan remaja.
Data hasil yang diperoleh menunjukan Mayoritas dari responden tinggal
karakteristik usia responden masuk pada bersama dengan orang tuannya, dimana
masa remaja awal dengan dicirikan orang tua atau keluarga memiliki
mereka akan mulai memperhatikan peranan penting dalam membentuk
penampilan dengan perubahan fisik dan perilaku dan kebiasaan remaja, menurut
sikap yang labil. Menurut Priyoto (2015) Adriana & Wirjatmadi (2012) pola
bahwa usia muda rentan mengalami makan atau kebiasaan makan biasanya
gastritis dikarenakan pola hidup tidak tertanam berawal dari keluarga,
sehat seperti pada pola makan, diet yang kebiasaan makan dalam keluarga akan
kurang tepat karena pada usia remaja ini mempengaruhi kebiasaan makan pada
mereka memiliki proses masa remaja.
kedewasaan yang menuntut mereka
memulai kemandirian. Sesuai dengan Perbedaan tingkat pengetahuan pretest
penelitian yang dilakukan tahun 2018 dan posttest pada kelompok kontrol
oleh Shalahuddin dan Rosidin pada usia dengan memberikan perlakuan KIE
ini remaja memiliki tuntutan untuk tentang gastritis menggunakan media
hidup lebih mandiri sehingga membuat leaflet yang disampaikan melalui grup
mereka biasanya terjebak pada WhatApp didapatkan nilai p value
pemilihan makanan yang tidak sehat. menggunakan uji statistik Marginal
perempuan memiliki ketakutan akan Homogeneity nilai p value pretest dan
kegemukan yang berlebihan terlebih lagi posttest p value 0,317 > 0,05 dapat
pada usia remaja dimasa pubertas disimpulkan bahwa tidak terdapat
mereka mulai memperhatikan perbedaan yang bermakna tingkat
penampilan karena mulai tertarik dengan pengetahuan sebelum dan setelah
lawan jenis membut mereka menjalani diberikan KIE tentang gastritis namun
diet yang tidak tepat, jajan di kantin didapatkan dari nilai rata-rata sebelum
sekolah dengan jenis makanan yang perlakuan 16,41 dan rata-rata setelah
tidak sehat, meningalkan sarapan, perlakuan 17,88 dengan selisih rata-rata
makan sekali sehari karena merasa 1,47 hal ini menunjukan adanya
cukup dengan jajan diluar rumah. Pada peningkatan nilai rata-rata setelah
penelitian Nurjannah (2018) yang diberikan perlakuan, sedangkan pada
melihat adanya hubugan antara jenis kelompok intervensi dengan
kelamin dengan kejadian gastritis memberikan perlakuan KIE tentang
dengan nilai uji Chi-Square nilai p = gastritis menggunakan media
0,026 <0,05, yang dimana perempuan slide/powerpoint disampaikan melalu
memiliki kebiasaan diet yang terlalu aplikasi zoom cloud meeting dan
ketat karena takut akan kegemukan serta memberikan soft file leaflet serta
tingkat emosional yang cenderung tinggi pemberian informasi mengingatkan jam
dibandingkan dengan laki-laki. Remaja makan selama 1 minggu melalui aplikasi
diusia 15-19 tahun biasanya hanya WhatsApp nilai p value yang didapatkan
melakukan aktivitas pekerjaan berdasarkan uji statistik Marginal
bersekolah saja, hal ini sejalan dengan Homogeneity pretest dan posttest p value
data Kemenkes (2018) terkait dengan 0,025 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa
data survei demografi kesehatan remaja terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
Indonesia berhubungan dengan aktivitas

7
sebelum dan setelah diberikan KIE Karundeng (2014) yang meneliti
tentang gastritis. pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan tentang
Sejalan dengan penelitian yang gastritis pada 74 responden didapatkan
dilakukan Rotua Lenawati Tindaon tingkat pengetahuan baik 31 (41,9%)
(2018) dengan menggunakan 60 menjadi 67 (90,%), cukup 38 (51,4%)
responden menggunakan quasi menjadi 7 (9,5%), kurang 5 (6,8)
eksperimental pre test dan post test menjadi tidak ada tingkat pengetahuan
design dimana 30 responden diberikan kurang dengan analisis uji Wilcoxon
media leaflet dengan menggunakan uji Signed Ranks nilai p value 0,000 hal ini
analisis Wilcoxon dan Man Whitney menunjukan adanya pengaruh terhadap
didapatkan nilai rata-rata sebelum 4,60 tingkat pengetahuan.
setelah 7,33 p value 0,000 hasil
penelitian ini menunjukan adanya Perbedaan perilaku kesehatan remaja
pengaruh peningkatan pengetahuan pretest dan posttest diberikan KIE
remaja setelah diberikan KIE tentang gastritis pada kelompok kontrol
mengunakan media leaflet. Berdasarkan yang diuji dnegan menggunakan uji
penelitian Putri, Rezal dan Akifah (2017) statistik Marginal Homogeneity
yang melihat efektifitas media leaflet didapatkan sebelum dan setelah
terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perlakuan nilai p value 0,008 < 0,05
perilaku dengan mengunakan masing- dapat disimpulkan bahwa terdapat
masing 35 responden disetiap kelompok perbedaan perilaku pencegahan yang
dimana kelompok kontrol yang bermakna sebelum dan setelah diberikan
diberikan leaflet, untuk melihat KIE tentang gastritis. Sedangkan pada
perbedaan nilai rata-rata digunakan kelompok intervensi diperoleh nilai p
analisis uji paired samples t-test value dengan uji statistik Marginal
didapatkan tingkat pengetahuan nilai p Homogeneity sebelum dan setelah
value = 0,00 sikap nilai p value = 0,00 perlakuan p value 0,317 > 0,05 dapat
dan tindakan pencegahan 0,00. Media disimpulkan bahwa tidak terdapat
penyuluhan yang digunakan pada perbedaan yang bermakna sebelum dan
kelompok intervensi mengguankan setelah diberikan KIE tentang gastritis
slide/powerpoint merupakan media namun didapatkan nilai rata-rata
visual yang penyampainnya dengan sebelum 31,52 dan sesudah perlakuan
diproyeksikan, sejalan dengan penelitian 35,94 dengan selisih 4,42 hal ini
oleh Wijayanti, Isnani dan Kesuma menunjukan adanya peningkatan. Hasil
(2016) dalam penelitian menjelaskan serupa dijelaskan dalam Susilowati
setelah diberikan penyuluhan kesehatan (2016) dengan pemberian informasi
menggunakan media powerpoint dengan kesehatan melalui media dan teknologi
menggunakan 30 responden untunk pendidikan diharapan masyarakat mau
intervensi dianalisis mengunakan uji melakuakn perilaku hidup sehat dan
Mann Whitney dan Wilcoxon Signed didapatkan adanya perubahan akan
Ranks Test didapatkan hasil ada tetapi perubahan tersebut sangat lamban
pengaruh penggunaan media powerpoint sehingga perbaikan pada perilaku
terhadap tingkat pengetahuan dengan kesehatan sangat kecil sehingga
nilai p value 0,000 < 0,05. Berdasarkan disimpulakan dengan peningkatan
penelitian Sumangkut, Rompas dan pengetahuan yang tinggi tidak diikuti

8
dengan perubahan perilaku. Menurut penelitian Anistu Solihah (2019) yang
Sebayang (2011) yang melihat menyatakan bahwa dalam melakukan
gambaran pengetahuan dan perilaku virtual learning dengan menggunakan
pencegahan di Sumatra Utara, dalam aplikasi zoom could meeting terdapat
penelitiannya didapatkan gambaran beberapa hambatan yang dapat
pengetahuan tentang gatsritis untuk mengganggu peroses penyampaian
kategori tinggi 81 orang (92,0%) dan pesan seperti adanya gangguan pada
aktegori rendah 3 orang (3,4%) saluran yaitu jaringan atau sinyal,
sedangkan untuk gambaran perilaku kebisingan sekitar, serta ketidakfokusan
pencegahan dalam kategori kurang baik dari peserta dalam satu pembicaraan
lebih banyak yaitu 61 orang (69,3%) dan maka dapat melakukan kesalahan dalam
yang berperilaku baik hanya 10 orang interpretasi.
(11,4) dapat disimpulkan tingginya
tingkat pengetahuan tidak diikuti dengan KETERBATASAN PENELITIAN
perilaku pencegahan baik. Didapatkan Berikut ini beberapa keterbatasan yang
dengan adanya perubahan nilai p value dihadapi selama penelitian yaitu:
pada kelompok intervensi hasil
penelitian sejalan dengan penelitian Peneliti tidak dapat mengontrol secara
Sumangkut, Rompas dan Karundeng penuh pemahaman responden terhadap
(2014) menjelaskan dalam materi yang disampaikan karena
penelitiannya perillaku pencegahan dilakukan secara online atau virtual
dalam kategori baik tidak ada sehingga banyak kendala baik melalu
saluran maupun adanya gangguan
sebelum maupun sesudah, sedang 10
lingkungan sekitar responden serta
(13,5%) menjadi 65 (87,8), buruk 64
kefokusan responden dalam
(86,5%) menjadi 9 (12,2%) menginterpretasikan maksud dari pesan
disimpulkan terdapat peningkatan yang disampaikan
rata-rata dengan menggunakan uji
Wilcoxon Signed Ranks nilai p value Pengisian kuesiner secara google
0,000 maka didapatkan pengaruh formulir membuat peneliti minim dalam
melakukan penjelasan maksud dari
yang signifikan setelah diberikan
pertanyaan
penyuluhan kesehatan.
Peneliti tidak melakukan pembedaan
Data hasil dari analisi menggunakan
kelas pada pemilihan kelompok
Fisher Exact Test nilai tingkat
penelitian sehingga antara kelas IPA dan
pengetahuan didapatkan nilai p avlue
IPS dapat digunakan dalam penlitian hal
0,882 dan perilaku pencegahan p value
ini mungkin dapat menjadi bias dalam
0,581 sehingga didapatkan antar kedua
hasil penelitian
kelompok tidak ditemukan adanya
perubahan yang bermakna pada tingkat Peneliti tidak dapat melakukan
pengetahuan dan perilaku pencegahan penelitian untuk kelompok kontrol dan
setelah diberikan KIE tentang gastritis. kelompok intervensi secara berbeda
Hal ini mungkin saja dikarena tempat dikarenakan kondisi wabah
penyampaian KIE tentang gstritis terlalu covid-19 sehingga hal ini dapat menjadi
singkat dan dilakukan secara virtual atau bias pada penelitian karena
online, hal ini pun dijelaskan dalam menggunakan satu tempat penelitian

9
yang sama untuk kedua kelompok perlakuan didapatkan nilai p value 0,025
penelitian. serta pada perilaku pencegahan di
kelompok kontrol sebelum dan setelah
KESIMPULAN DAN SARAN perlakuan didapatkan nilai p value 0,008
dan pada kelompok intervensi sebelum
Kesimpulan
dan setelah perlakuan didapatkan nilai p
Karakteristik usia responden sebagain value 0,317.
besar adalah usia masa pubertas yaitu 16
tahun. Karakteristik responden Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
berdasarkan jenis kelamin sebagian pada tingkat pengetahuan dan perilaku
pencegahan setelah diberikan KIE
besar berjenis kelamin perempuan.
Karakteristik tempat tinggal responden tentang gastritis antara kelompok
sebagian besar responden bertimpat kontrol dan intervensi yang dibuktikan
tingal bersama dengan orang tua. dengan nilai tingkat pengetahuan p value
Karakteristik responden berdasarkan = 0,882 dan perilaku pencegahan p value
ststus pekerjaan sebagian besar = 0,581
responden memilik aktivitas pekerjaan Saran
hanya bersekolah saja.
Responden diharapkan mampu dalam
Tingkat pengetahuan remaja tentang meningkatkan pengetahuan tentang
gastritis pada kelompok kontrol dari 16 gastritis dengan melakukan perilaku
(94,1%) responden menjadi 15 (88,2%) pencegahan yang tepat seperti dalam
responden dalam kategori pengetahuan memanajemen waktu serta perlu adanya
tinggi dan pada kelompok intervensi melakukan perubahan dalam diri sendiri
dari 11 (64,7%) responden menjadi 16 agar dapat terhindar dari masalah
(94,1%) responden dalam kategori kesehatan gastritis
tingkat pengetahuan tinggi. Perilaku
pencegahan gastritis remaja pada Tenaga kesehatan diharapkan dapat
kelompok kontrol dari 2 (11,8%) melakukan pemberian promosi
responden menjadi 9 (52,9%) dalam kesehatan secara berkesinambungan di
kategori perilaku pencegahan baik dan lingkungan sekolah sehingga dapat
pada kelompok intervensi dari 5 (29,4%) menambah pengetahuan dan perilaku
responden menjadi 7 (41,2%) responden positif bagi kesehatan siswa/siswi.
dalam kategori perilaku pencegahan
baik. Bagi peneliti selanjutnya
a. Diperlukannya penelitian efektifitas
Terdapat perbedaan pada tingkat pemberian KIE dengan
pengetahuan dan perilaku pencegahan mengembangkan media yang ada
sebelum dan setelah pemberian KIE atau menggunakan media pendukung
tentang gastritis pada masing-masing lainnya yang dilakukan secara tatap
kelompok, namun perbedaan terjadi muka terhadap tingkat pengetahuan
tidak sama rata bermakna, pada tingkat dan perilaku pencegahan responden
pengetahuan kelompok kontrol sebelum sehingga hasil yang diperoleh dapat
dan setelah perlakuan didapatkan nilai p lebih akurat
value 0,317 dan pada kelompok b. Diperlukan adanya pengukuran
intervensi sebelum dan sesudah perilaku pencegahan untuk waktu

10
yang lebih panjang atau lama Penyakit Terbanyak (ICD-IX) di
sehingga hasil pengukuran perilaku Puskesmas Kota Pontianak Tahun
pencegahan yang di perolah dapat 2017, 2018, 2019. Pontianak: Dinas
Kesehatan Kota Pontianak
lebih efektif
Ilham, M. I., Haniarti, & Usman. (2019).
c. Diperlukan adanya pemilihan Hubungan Pola Konsumsi Kopi
responden dengan memperhatikan Terhadap Kejadian Gastristis Pada
tingkatan kelas IPA dan IPS serta Mahasiswa Muhammadiyah
perlu adanya penggunaan tempat Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia
penelitain yang berbeda antara dan Kesehatan, 2(3), 433-446
kelompok kontrol dan kelompok Monica, T. (2019). Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Tingkat Stres
intervensi agar hasil dapat lebih
Terhadap Kambuh Ulang Gastritis
akurat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota
Sungai Penuh Tahun 2018. Menara
UCAPAN TERIMA KASIH Ilmiah, 13(5), 176-184.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2013).
Penulis mengucapkan terimakasih Gangguan Gastrointestinal
kepada semua pihak yang telah Aplikasi Asuhan Keperawatan
berkontribusi dalam penyelesaian tugas Medikal Bedah. Jakarta: Selemba
akhir skripsi yang dimuat dalam bentuk Medika.
Novitasary, A., Sabilu, Y., & Ismail, C.
naskah publikasi ini. Ucapan
S. (2017). Faktor Determinan
terimakasih ini penulis tunjukan kepada Gastritis Klinis Pada Mahasiswa Di
yang terhormat: Bapak Ns. Herman, Fakultas Kesehatan Masyarakat
S.Kep.,M.Kep selaku dosen Universitas Halu Oleo Tahun 2016.
pembimbing 1, Bapak Yoga Pramana, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
S.Kep.,M.Or selaku dosen pembimbing Kesehatan Masyarakat, 2(6), 1-11.
2, Bapak Ns. Sukarni, S.Kep.,M.Kep Nurjannah. (2018). Hubungan Antara
Umur Dan Jenis Kelamin Dengan
selaku dosen penguji 1, Bapak Ns. Ikbal
Keradian Gastritis Kronik Lacasino
Fradianto, S.Kep.,M.Kep selaku dosen Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
penguji 2, Kepala sekolah dan staf Diagnosis, 12(1), 119-122
pengajar SMA Santo Fransiskus Asisi Nursalam. (2017). Metodologi
Pontiank yang telah memberikan izin Penelitian Ilmu Keperawatan:
penelitian di persekolahan tersebut, serta Pendekatan Praktis. Ed 4. Jakarta:
Selemba Medika
disampaikan pula ucapan terimakasih
Priohutomo, S., Suhariyanto, &
kepada keluarga dan semua pihak yang Moeloek, N. F. (2018). Survei
tidak dapat disebutkan satu persatu. Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2017: Buku Remaja.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Badan Kependudukan Dan
Kleuarga Berencana Nasional
Adriana, M., & Wirjatmadi, B. (2012). Badan Pusat Statistik Kementrian
Peranan Gizi Dalam Siklus Kesehatan
Kehidupan. Jakarta: Kencana. Priyoto. (2015). Perubahan Dalam
Dharma, K. K. (2017). Metodologi Perilaku Kesehatan Konsep dan
Penelitian Keperawata: panduan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
melaksanakan dan menerapkan Putri, A. T., Rezal, F., & Akifah. (2017).
hasil penelitian. Jakarta: CV. Trans Efektifitas Media Audio Visual
Info Media Dan Leaflet Terhadap Peningkatan
DINKES. (Januari 2020). Data Penyakit Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan
LB 1 Dan Gambaran 10 Besar Tentang Pencegahan Penyakit

11
Gastritis Pada Santriwati Di Susiolowati, D. (2016). Promosi
Pondok Pesantren Hidayatullah Kesehatan. Jakarta: Pusat
Putri Dan Ummusshabri Kota Pendidikan Sumber Daya Menjadi
Kendari Tahun 2017. Jurnak Ilmiah
Manusia Kesehatan Badan
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
2(6), 1-11 Pengembangan dan Pemberdayaan
Rizky, I. I., Kepel, B. J., & Killing, M. Sumberdaya Manusia Kesehatan
(2019). Hubungan Penanganan Tindaon, R. L. (2018). Pengaruh
Awal Gastritis Dengan Skala Nyeri Komunikasi, Informasi, Dan
Pasien UGD Rumah Sakit Gmim Edukasi (KIE) Melalui Media
Bethesda Tomohon. e-journal Leaflet Dan Video Terhadap
Keperawatan (e-Kep), 7(1), 1-7. Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Sebayang, E. N. (2011). Gambaran Tentang Paparan Pornografi Di
Pengetahuan dan Perilaku SMP Negeri 1 Sidamanik Kec.
Pencegahan Gastritis Pada Sidamanik Kab. Simalungun Tahun
Mahasiswa SI Fakultas 2016. JUMANTIK 3(1), 44-64.
Keperawatan Universitas Sumatra Uwa, L. F., Milwati, S., & Sulasmini.
Utara. Skripsi. Universitas Sumatra (2019). Hubungan Antara Stres Dan
Utara Pola Makan Dengan Kejadian
Shalahuddin, I., & Rosidin, U. (2018). Gastritis Yang Terjadi Di
Hubungan Pola Makan Dengan Puskesmas Dinoyo. Nursing News,
Gastritis Pada Remaja Di Sekolah 4(1), 237-247.
Menengah Kejuruan YBKP3 Garut. Wahyuni, S. D., Rumpiati, &
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Lestariningsih, R. E. (2017).
Husada 18(1), 33-44. Hubungan Pola Makan Dengan
Solihah, A. (2019). Model Komunikasi Kejadian Gastritis Pada Remaja.
Dosen Dan Mahasiswa Dalam Global Health Science 2(2), 149-
Pendalaman Tahsin Tilawah 154.
Melalui Virtual Learning (Studi Wijayanti, T., Isnani, T., & Kesuma, A.
pada Sekolah Tinggi Shuffah Al- P. (2016). Pengaruh Penyuluhan
Qur’an Abdullah bin Mas’ud (Ceramah dengan Power Point)
Muhajirun Natar Lampung Selatan). terhadap Pengetahuan tentang
Fakultas Dakwah dan Ilmu Leptospirosis di Kecamatan
Komunikasi Universitas Islam Tembalang, Kota Semarang Jawa
Negri Raden Intan Lampung, 67-69 Tengah . BALABA, 12(1), 39-46
Spenser, A. S., Yuliwar, R., & Dewi, N.
(2018). Pengaruh Komunikasi,
Informasi Dan Edukasi (KIE)
Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Tenang Bahaya
Mengkonsumsi Alkohol Pada
Remaja Putri Usia 15-20 Tahun Di
Lingkungan X Kelurahan Tangkil
Kecamatan Wlingi Blitar. Nursing
News, 3(1), 761-776.
Sumangkut, M. S., Rompas, S., &
Karundeng, M. (2014). Pengaruh
Penyuluhan Kesehatan Tentang
Gastritis Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Pencegahan Gastritis
Pada Remaja Di SMA Negeri 7
Manado. Jurnal Keperawatan, 2(2),
1-6.

12

Anda mungkin juga menyukai