Anda di halaman 1dari 4

Langkah-langkah menuju keselamatan pasien lansia dirumah sakit

Email: sahrilapurba941@gmail.com
Abstrack

Latar belakang: Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patien safety) adalah proses dalam
suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya
asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien terutama bagi lansia ,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Keselamatan pasien
sebagai suatu sistem memberikan asuhan kepada pasien lebih aman, mencegah cedera akibat
kesalahan karena melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan ya (ng seharusnya
dilakukan. Insiden keselamatan pasien meliputi kesalahan medis, kejadian yang tidak diharapkan
, dan nyaris terjadi .Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit bertujuan
memberikan perlindungan kepada pasien, masyarakat, dan sumber daya manusia,
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, serta memberi kepastian
hukum kepada masyarakat dan rumah sakit. .dan sesuai dengan Standar keselamatan pasien
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2.
Kata kunci:patient safety,keselamatan lansia,penerapan keselamatan pasien di rs.

PENDAHULUAN angka kejadian tidak diharapkan (KTD)


yang sering terjadi pada pasien selama
Patient safety merupakan prioritas,
dirawat di rumah sakit yang sangat
isu penting dan global dalam pelayanan
merugikan baik pasien maupun pihak rumah
kesehatan (Perry 2009). Ballard (2003)
sakit. Berdasarkan tujuan penyelenggaraan
dalam Mustikawati (2011) menyatakan
pelayanan rumah sakit yang tercantum
bahwa Patient safety merupakan komponen
dalam Undang-Undang Republik Indonesia
penting dan vital dalam asuhan keperawatan
Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
yang berkualitas. Hal ini menjadi penting
(selanjutnya disingkat UURS) pada Pasal 3
karena Patient safety merupakan suatu
yaitu a. mempermudah akses masyarakat
langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, b.
dalam memberikan asuhan keperawatan
memberikan perlindungan terhadap
(Cahyono, 2008). Inti dari patient safety
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
yaitu penghindaran, pencegahan dan
rumah sakit dan sumber daya manusia di
perbaikan dari kejadian yang tidak
rumah sakit, c. meningkatkan mutu dan
diharapkan atau mengatasi cedera-cedera
mempertahankan standar pelayanan. umah
dari proses pelayanan kesehatan (Ballard,
sakit, dan d. memberikan kepastian hukum
2003). Sehingga, program utama patient
kepada pasien, masyarakat, sumber daya
safety yaitu suatu usaha untuk menurunkan
manusia rumah sakit dan rumah sakit.
Makna undang-undang tersebut di atas 4. Penggunaan metode peningkatan
bahwa rumah sakit memiliki t ugas utama kinerja untuk melakukan evaluasi dan
yaitu memberikan pelayanan kesehatan program peningkatan keselamatan pasien;
dengan memberikan perlindungan kepada 5. Peran kepemimpinan dalam
semua pihak terutama perlindungan kepada meningkatkan keselamatan pasien;
pasien. Setiap pasien di rumah sakit tentu 6. Mendidik staf tentang keselamatan
pasien;dan
membutuhkan jaminan keamanan, terutama
7. Komunikasi merupakan kunci bagi
dalam penanganan kesehatannya. Untuk itu
staf untuk mencapai keselamatan pasien.
diperlukan standar penanganan agar jangan
sampai terjadi tindakan di luar standar
penanganan pasien yang ujungnya justru METODE
membahayakan kehidupan pasien rumah
Dalam kajian ini menggunakan metode
sakit.
observasi analitik dengan pendekatan pada
Keselamatan pasien adalah prinsip dasar kebijakan keselamatan pasien sehingga
dalam pelayanan kesehatan. Menurut profram utama patient safety yaitu suatu
Depkes RI (2008) Keselamatan pasien usaha untuk menurunkan angka kejadian
(patient safety) rumah sakit adalah suatu tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pada pasien selama dirawat di rumah sakit
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: yang sangat merugikan baik pasien maupun
assessmen risiko, identifikasi dan pihak rumah sakit.
pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan HASIL
tindaklanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Berdasarkan metode yang digunakan maka
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kemampuan patient safety pada lansia dalam
kesalahan akibat melaksanakan suatu mengidentifikasi pengurangan resiko pasien
tindakan atau tidak melakukan tindakan jatuh dengan benar merupakan pondasi
yang seharusnya dilakukan. Keselamatan utama mencegah terjadinya insiden
pasien dalam pelayanan keselamatan pasien.

Standar keselamatan pasien menurut


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/
Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan
PEMBAHASAN
Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat (2) Penelitian Brown & Wolosin (2013)
meliputi: mencoba mengeksplorasi hubungan antara
1. Hak pasien; persepsi terhadap budaya keselamatan dan
2. Mendidik pasien dan keluarga; langkah-langkah yang sedang berlangsung
3. Keselamatan pasien dalam di rumah sakit berdasarkan struktur unit
kesinambungan pelayanan; keperawatan, proses perawatan, dan resiko
yang merugikan pasien.(lansia) Hubungan
antara tindakan keperawatan, kinerja rumah
sakit dan budaya keselamatan dieksplorasi kesehatan dan telah dikaitkan dengan hasil
di 9 rumah sakit California dan 37 unit pasien yang diperoleh pasien di rumah sakit.
keperawatan. Persepsi budaya keselamatan Penelitian yang dilakukan oleh Hawkins &
diukur 6 bulan sebelum pengumpulan metrik Flynn (2015) yang bertujuan untuk menguji
hubungan antara budaya keselamatan pasien dan
keperawatan dan hubungan antara kedua
kejadian merugikan pasien yang dilaporkan
data yang dieksplorasi menggunakan
perawat dalam fasilitas rawat jalan hemodialisis.
hubungan korelasional dan analisis regresi. Metode penelitian ini adalah korelasional,
Hubungan signifikan yang ditemukan adalah menggunakan desain survei cross-sectional.
langkah-langkah proses untuk pencegahan Sampel analitik terdiri dari 422 perawat yang
jatuh. Beberapa asosiasi diidentifikasi dari bekerja di fasilitas dialisis rawat jalan di
budaya keselamatan dan struktur pemberian Amerika Serikat. Hasil penelitian menunjukkan
perawatan, seperti campuran keterampilan, semua hubungan antara item budaya
pergantian staf, dan intensitas beban kerja keselamatan pasien dan kejadian yang
menunjukkan hubungan JOURNAL OF merugikan pasien berada di arah yang
ISLAMIC NURSING Volume 3 Nomor 1, diharapkan. Hasil temuan dari analisis ini
menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien
Juli 2018 3 yang signifikan dengan budaya
yang positif merupakan variabel penting bagi
keselamatan. Budaya keselamatan
hasil pasien yang optimal dalam pengaturan
merupakan faktor penting untuk memahami rawat jalan (Hawkins & Flynn, 2015).
upaya untuk memajukan perawatan pasien
yang aman. Hasil ini memberikan implikasi
kualitas pelayanan untuk kepemimpinan
PENUTUP
rumah sakit. Ketika para pemimpin
memprioritaskan budaya keselamatan, Dari berbagai artikel penelitian yang dalam
resiko terhadap pasien mungkin telah pembahasan maka dapat disimpukan bahwa
diperbaiki dengan pergantian dan budaya keselamatan pasien sangat terkait dengan
peningkatan produktivitas. Hal ini dapat kejadian insiden keselamatan pasien. Dengan
meningkatnya budaya keselamatan pasien maka
dijadikan investasi dalam sistem
angka kejadian insiden keselamatan pasien dapat
keselamatan pasien untuk memberikan
diminimalkan. Salah satu upaya yang dapat
perawatan andal dan aman (Brown & dilakukan untuk meningkatkan penerapan
Wolosin, 2013). budaya keselamatan pasien untuk
Untuk meningkatkan budaya meminimalkan insiden keselamatan pasien
adalah dengan melakukan pelaporan insiden
keselamatan pasien, kesadaran perawat
keselamatan pasien, baik KNC, KPC, KTC
tentang pentingnya keselamatan pasien juga
apalagi KTD. Namun, masih banyak praktisi
perlu ditingkatkan. Penelitian yang keperawatan yang mengabaiakan pelaporan
dilakukan oleh Kim dkk (2013) yang insiden karena menganggap insiden tersebut
bertujuan untuk mengidentifikasi factor- masih bisa ditangani dengan sendirinya atau
faktor yang mempengaruhi persepsi mereka tidak melaporkan jika tidak terjadi
pentingnya dan praktek manajemen cedera pada pasien dan hanya melaporkan jika
keselamatan pasien antara karyawan rumah sudah terjadi cedera. Oleh karena itu, kesadaran
sakit. tentang budaya keselamatan pasien masih perlu
ditingkatkan. Salah satunya dengan memberikan
Budaya keselamatan pasien merupakan pelatihan-pelatihan dan mengupdate
indikator kualitas penting dalam pelayanan pengetahuan tentang keselamatan pasien. Selain
itu, motivasi untuk melaporkan jika ada insiden Healy. J and Dugdale. Patient safety first.
keselamatan pasien juga perlu ditingkatkan, ChitraKarunanayake.Australia,2009
karena laporan dapat menjadi penaganan dini
terhadap insiden keselamatan pasien di masa Morath.J and Turnball. Ensuring Patient
yang akan dating serta mencegah insiden yang Safety inHealth Care
sama untuk terjadi kembali. Organizations.
JosseyBass.America, 2005
Mudayana, A. A. (2015). Pelaksanaan
REFERENSI
Patient Safety oleh Perawat di RS
Arruum, D., Salbiah, & Manik, M. (2015). PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Pengembangan Sistem Manajemen Jurnal Kesehatan samodra Ilmu,
Risiko Keselamatan Pasien di 06(02), 145-149.
Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara : (Model Pengembangan Panesar, S. (2017). At A Glance
Manajemen Mutu). Medan: Lowa Keselamatan Pasien dan
State University Press. Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan. Medan: Erlangga.
Aryani. (2009). Analisis pengetahuan dan
motivasi perawat yang Permenkes RI. (2011). Peraturan Menteri
mempengaruhi sikap mendukung Kesehatan Republik Indonesia
pemaparan program patient safety Nomor 1961/Menkes/Per/VIII/2011.
di instalasi perawatan intensif di Tentang Keselamatan Pasien.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jakarta.
TESIS, Tidak Dipublikasikan. Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar
Semarang: Program Pasca Sarjana Keselamatan Pasien Melalui
UNDIP. Timbang Terima Pasien Berbasis
Azwar,A. Pengantar Administrasi Komunikasi Efektif : SBAR.
Kesehatan edisi Suryanto, D. T. H. (2018). Hubungan
ketiga.BinarupaAksara. Jakarta,2010
Budaya Keselamatan Pasien dengan
Cahyono, JBS. Membangun Budaya Pelaporan Insiden Keselamatan
Keselamatan Pasien dalam Praktek Pasien oleh Perawat di Ruang
Kedokteran.Jakarta,2000. Rawat Inap Rumah Sakit. Medan:
Depkes. Panduan nasional keselamatan Program Studi Magister Ilmu
pasien rumah sakit. Depkes. Keperawatan USU.
Jakarta, 2006. Vincent.C. Patient safety. Elseiver.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Panduan Philadelphia,2006.
Nasional Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (Patient Safety).
Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai