Anda di halaman 1dari 27

1

MAKALAH ILMU BIOMEDIK

SISTEM PENGINDERAAN RASA DAN RABA

DOSEN PEMBIMBING
dr. Lucky Wardana

disusun oleh

Adi Trisna Putra ( E.0105.18.002 )

Dinar Darmila ( E.0105.18.012 )

Ilham Purnama ( E.0105.18.015 )

Neng Ayu Paraswati Azhar ( E.0105.18.024 )

Tita Lela Rosalina ( E.0105.18.037 )

Vani Oktavani Nurinsani ( E.0105.18.038 )

Winda Widyanti Ardyani ( E.0105.18.039 )

PRODI D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang sistem
penginderaan rasa dan raba ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Cimahi, 14 November 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Indera Peraba....................................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Kulit.........................................................................................................3

2.1.2 Bagian – Bagian Kulit................................................................................................3

2.1.3 Mekanisme Kerja Kulit..............................................................................................8

2.1.4 Fungsi Kulit sebagai Peraba......................................................................................8

2.1.5 Pelengkap Kulit (Deveritif kulit).............................................................................10

2.1.6 Kelainan pada Kulit.................................................................................................11

2.2 Indera Pengecap..............................................................................................................13

2.2.1 Pengertian Lidah....................................................................................................13

2.2.2 Bagian-bagian Lidah................................................................................................14

2.2.3 Mekanisme Kerja Lidah...........................................................................................16

2.2.4 Fungsi Lidah............................................................................................................16

2.2.5 Gangguan Pada Lidah..............................................................................................17

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20

3.2 Saran...............................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................21
iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam
sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup,
khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam. Untuk dapat menjaga
keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi,
Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di
dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel
reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan
lingkungan yang terjadi. Dalam makalah ini akan membahas tentang sistem indera
khususnya indera peraba dan indera pengecap.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu indera peraba (kulit)?
2. Bagaimanakah susunan indera peraba (kulit)?
3. Apa sajakah bagian-bagian dari kulit?
4. Bagaimana mekanisme kerja kulit?
5. Apa sajakah fungsi dari kulit?
6. Apa sajakah kelainan yang dapat terjadi pada kulit?
7. Apa itu alat pengecap pada manusia?
8. Apa sajakah bagian-bagian yang terdapat pada alat pengecap?
9. Bagaimana mekanisme kerja lidah?
10. Bagaimana fungsi dari alat pengecap?
11. Apa sajakah gangguan-gangguan lidah pada manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya,
dan tujuan khusus penulisan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui apa itu indera peraba.
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana susunan indera peraba (kulit).
3. Untuk mengetahui dan memahami bagian-bagian dari kulit.
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja kulit.
5. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari kulit.
6. Untuk mengetaui dan memahami serta dapat mengaplikasikan kelainan dan
pencegahan yang terjadi pada kulit.
7. Untuk mengetahui apa itu alat pengecap pada manusia
8. Untuk dapat mengenal apa-apa saja atau bagian yang terdapat pada alat pengecap
9. Untuk mengetahui mekanisme kerja lidah
10. Untuk mengetahui fungsi dari alat pengecap
11. Untuk mengetahui gangguan-gangguan lidah pada manusia

1.4 Manfaat Penulisan


1
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu sehingga kita dapat mengetahui anatomi dan
fisiologi dari sistem indera dalam hal ini tentang indera peraba (integumen) dan indera
pengecap.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Indera Peraba


2.1.1 Pengertian Kulit

Indera peraba atau kulit (integument) adalah lapisan jaringan yang terdapat
pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh. (Buku ajar Anatomi
Umum Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin, 2011)

Dalam indera kulit, terdapat 4 sensasi kulit : raba-tekan (tekanan adalah rabaan
yang di tahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri.

Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung
saraf sensorik, yang meliputi ujung saraf telanjang. Saraf yang melebar serta ujung
saraf terselubung. ( Ganong,buku ajar fisiologi kedokteran edisi 17 ).

Ujung-ujung saraf melebar mencakup diskus merkel dan ujung saraf ruffini,
sedangkan ujung saraf berselubung, mencakup badan paccini, badan meisser dan
bulatan ujung saraf sensorik berujung di sekitar folikel rambut, namun ujungnya tidak
penting untuk sensasi kulit. ( Ganong,buku ajar fisiologi kedokteran edisi 17 )
Penyebabnya beragam diberbagai bagian tubuh, telah berulang kali diperlihatkan
bahwa ke 4 modalitas sensorik kulit dapat di temui di daerah-daerah telanjang.
Ujung-ujung saraf yang melebar maupun yang berselubung berfungsi sebagai
mekanik reseptor yang merespon terhadap rangsangan taktil ; badan meisser dan
paccini merupakan reseptor raba yang beradaptasi cepat, sedangkan diskus merkel
dan ujung saraf ruffini merupakan reseptor raba yang beradaptasi lambat.
( Ganong,buku ajar fisiologi kedokteran edisi 17 )

Ujung-ujung saraf di sekitar folikel rambut menghantarkan rasa raba,


sedangkan gerakan rambut membangkitkan sensasi taktil perlu ditekankan bahwa
meskipun reseptor sensorik kulit tidak mempunyai kekhususan histologik, mereka
secara fisiologik bersifat spesifik. Jadi setiap ujung saraf hanya memberi satu jenis
sensasi kulit. ( Ganong,buku ajar fisiologi kedokteran edisi 17 )

2.1.2 Bagian – Bagian Kulit

Menurut Buku ajar Anatomi Umum Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin tahun 2011 lapisan kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu epidermis,
dermis dan hypodermis

3
a. Epidermis

Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan
epitel squamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Jaringan ini tidak memiliki
pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal
terdapat pada telapak tangan dan kaki.
Fungsi lapisan epidermis :

1. Sebagai penghalang untuk melindungi tubuh dari mikroba atau patogen berbahaya
2. Melindungi tubuh dari resiko stress oksidan akiban paparan sinar UV maupun bahan-
bahan kimia lainnya.
3. Memberikan ketahanan mekanis pada tubuh.
4. Menjaga agar kulit tetap terhidrasi
5. Memberikan warna pada kulit.

Epidermis merupakan lapisan kulit yang tidak memiliki pembuluh darah.


Lapisan ini tersusun atas beberapa sel utama, yaitu :

1. Sel Merkel, yaitu sel epidermis lokal yang terletak di lapisan basal epidermis dan
selubung epitel folikel rambut yang berfungsi sebagai reseptor sensorik.
2. Sel Keratinosit, yaitu sejenis sel yang ditemukan di lapisan terluar kulit yang bertugas
menghasilkan keratin, yaitu protein pembentuk kulit, rambut, dan kuku.
3. Melanosit, yaitu sel-sel yang terdapat pada epidermis yang bertanggung jawab untuk
memproduksi melanin, yaitu zat yang memberikan warna pada kulit.
4. Sel Langerhans, yaitu sel-sel yang terdapat dalam penile epithelium yang berperan
penting dalam proses imunologi kulit.

Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel stratum. Stratum adalah istilah
umum untuk massa berbentuk lembaran dengan ketebalan yang hampir seragam,
khususnya kalau lapisan itu adalah satu diantara beberapa lapisan yang saling
berhubungan. ( Kamus Kedokteran Dorlan,edisi 26 )
Menurut Buku ajar Anatomi Umum Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin tahun 2011 sratum terbagai atas beberapa yaitu :

4
1. Stratum corneum
Adalah selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan mengandung zat
keratin.
2. Stratum lucidum
Selnya pipih, perbedaannya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah
banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan
tembus cahaya. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
Dalam lapisan ini terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah
tidak begitu terlihat.
3. Stratum granulosum
Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat
hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat
butir-butir yang disebut keratohyalin yang merpakan prekursor dalam
pembentukan keratin.
4. Stratum spinosum
Disebut juga stratum acanthosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling
tebal dan dapat mencapai 0,2 mm. Lapisan ini terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya
disebut spinosum karena jika dilihat dengan miskroskop bahwa sel-selnya terdiri
dari sel yang bentuknya poligonal dan mempunyai tanduk (spina). Disebut
acanthosum karena sel-selnya berduri.
5. Stratum basalis
Disebut demikian karena sel-selnya terletak di bagian basal (dasar), stratum ini
merupakan sel-sel induk yang akan mengganti sel-sel yang berada diatasnya.
Bentuk silindris dengan inti lonjong.
Terdapat butir-butir yang halus yaitu melanin yang merupakan pigmen untuk
kulit. Sel tersebut tersusun seperti pagar (palisade), pada bagian bawahnya

5
terdapat membran basalis yang merupakan batas terbawah daripada epidermis dan
dermis dimana batas ini tidak datar melainkan bergelombang.

b. Dermis

Dermis merupakan lapisan kulit yang berada di bawah lapisan epidermis yang
keduanya terhubung oleh suatu membran yang dinamakan membran basal. Lapisan
ini lebih tebal daripada lapisan epidermis, yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis tersusun atas
beberapa komponen struktural seperti kolagen (sejenis protein yang menyumbang
sekitar 30% dari keseluruhan protein dalam tubuh), serat elastis, dan matrix
ekstrafibrillar, yaitu zat ekstraseluler yang terdiri dari glukosaminoglikan,
proteoglikan, serta glikoprotein. Selain komponen tersebut, dalam lapisan dermis juga
terdapat mechanoreceptor yang berfungsi untuk memberikan rasa sentuhan, dan
thermoreceptor yang memberikan rasa panas.

Dermis terbagi menjadi 2 lapisan, yaitu :


1. Stratum Papilare yang merupakan bagian yang berbatasan dengan epidermis yang
mengandung jaringan terminal kapiler.
2. Lapisan Retikular yang merupakan bagian yang terletak di bawah papiler dan
memiliki ukuran yang lebih tebal. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat yang tidak
teratur. Dalam lapisan ini terdapat akar rambut, kelenjar sebaceous, kelenjar
keringat, reseptor, kuku, serta pembuluh darah.

Lapisan dermis terdiri dari 3 sel utama :


1. Fibroblas, yaitu sejenis sel yang bertugas untuk mensintesis matriks ekstraseluler
dan kolagen. Sel ini paling umum terdapat dalam jaringan ikat hewan.
2. Makrogaf, yaitu sel yang terdapat pada jaringan yang berasal dari sel darah putih
(monosit). Presentasi antigen ke sel T dan fagositosis merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh sel makrofag ini.
3. Adiposit, yaitu sejenis sel yang berfungsi sebagai tempat penyimpan lemak. Sel
ini merupakan sel penyusun jaringan adiposa serta jaringan penghantar areolar.
6
Lapisan dermis merupakan tempat dimana ujung akhir syaraf sensorik berada.
Ujung syaraf tersebut antara lain adalah :

1. Paccini, yaitu ujung syaraf yang terletak di sekitar akar rambut dan memiliki
kepekaan terhadap rangsangan seperti tekanan.

2. Ruffini, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan terhadap rangsangan panas

3. Krause, yaitu ujung syaraf pada kulit yang memiliki kepekaan terhadap rasa
dingin

4. Lempeng merkel, yaitu ujung syaraf yang terletak di permukaan kulit yang
bertindak sebagai perasa terkait dengan sentuhan serta tekanan yang ringan.

5. Meisner, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan terhadap adanya sentuhan

6. Ujung syaraf tanpa selaput, yaitu ujung syaraf yang memiliki kepekaan terhadap
adanya rasa nyeri.

c. Subkutis/hypodermis

Hipodermis merupakan bagian yang terletak di bawah lapisan dermis.


Hipodermis merupakan lapisan yang banyak mengandung lemak yang bertindak
sebagai cadangan makanan, melindungi tubuh terhadap benturan, serta untuk
menahan panas pada tubuh. Hipodermis merupakan lapisan terdalam kulit yang di
dalamnya terdapat pembuluh darah, limfa, serta saraf yang sejajar dengan permukaan
kulit.

Secara umum, hipodermis memiliki berbagai macam fungsi seperti :

1. Membantu menyangga tubuh bagian dalam terhadap adanya benturan.

2. Memberikan bentuk pada tubuh.

3. Sebagai lumbung atau penyedia caadangan makanan.


7
4. Membantu mempertahankan suhu tubuh.

Hipodermis terdiri dari 4 unsur utama, yaitu :

1. Jaringan atau lapisan lemak yang memilliki ketebalan dan kedalaman yang
bervariasi. Lapisan paling tebal berada di daerah pantat, sedangkan lapisan paling
tipis berada di daerah kelopak mata.

2. Jaringan ikat bawah kulit yang berfungsi untuk menyangga tubuh bagian dalam
dari adanya benturan, membentuk kontur tubuh, serta sebagai cadangan makanan.

3. Fibroblast yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen yang nantinya


disalurkan ke lapisan dermis untuk memperkuat kulit.

4. Pembuluh darah dan limfe yang merupakan saraf-saraf yang berjalan sejajar
dengan permukaan kulit.

2.1.3 Mekanisme Kerja Kulit


1. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll) akan
diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah permukaan
kulit.

2. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang).

3. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang.

4. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran


utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam memproses/mengolah
informasi sensorik ini).

5. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral cortex),
yang disebut korteks sensorik

2.1.4 Fungsi Kulit sebagai Peraba

Merasakan sentuhan, rasa nyeri, perubahan suhu dan tekanan kulit dari
jaringan subkutansi, ditransmisikan melalui saraf sensorik ke medula spinalis dan
otak, juga rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf didalam
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. (Setiadi,anatomi dan
fisiologi manusia)

 Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf, di kulit berbeda


menurut ujung saraf yang dirangsang (panas, dingin dan lain-lain ).
 Rasa sakit disebabkan karena tekanan yang di dalam dan rasa yang berat dari
suatu benda, misalnya mengenai otot dan tulang sendi.

8
 Kulit mempunyai banyak ujung saraf peraba yang menerima rangsangan dari
luar diteruskan kepusat saraf otak.
 Kulit merupakan media espresi wajah dan reseptor vaskuler yang penting
dalam komunikasi.

Selain itu juga terdapat beberapa fungsi dari kulit, diantaranya :


1. Kulit sebagai pelindung
Ada beberapa kemampuan perlindungan dalam kulit yaitu :
 Kulit adalah relatif tak tembus air, dalam arti bahwa ia menghindarkan
hilangnya cairan dari jaringan dan juga menghindarkan masuknya air,
sehingga tidak terjadi penarikan dan kehilangan cairan; (Setiadi,anatomi
dan fisiologi manusia).
 Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan
terhadap invasi oleh milik mikroorganisme mengalami kesulitan untuk
berpenetrasi pada kulit yang utuh teteapi dapat masuk melalui kulit yang
berpotong atau mengalami abrasi (lecet).
 Selain itu pula sebagai alat pelindung diberikan oleh lapisan zat tanduk,
tambahan pula perlindungan diberikan oleh keasaman dari keringat
terdapatnya asam lemak pada sebum, yang dapat menghambat
pertumbuhan microorganisme dan oleh aksi microorganisme yang kurang
membahayakan secara normal terhadap pada permukaan kulit.
(Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia).
 Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi kulit terhadap sinar
ultraviolet sinar matahari (Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia).

2. Kulit sebagai alat pengatur panas


Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan, suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak
adalah 36ºc sampai 37ºc, suhu kulit sedikit lebih rendah. Pengaturan ini dapat
berlangsung melalui mekanisme adanya persarafan vaso motorik yang
mengendalikan arteriol kutan dengan dua cara yaitu :
 Vasodilatasi kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada
permukaan kulit.
 Vasokonstruksi pembuluh darah mengkerut, kulit pucat dan dingin,
keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan.

3. Kulit sebagai tempat penyimpan


Kulit beraksi sebagai alat penampung air dan lemak, yang dapat
melepaskannya bila mana diperlukan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja
sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adiposa di bawah kulit merupakan
tempat penyimpanan lemak yang utama dari tubuh.
(Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia)

4. Kulit sebagai alat arbsorpsi


9
Kulit dapat mengabsorpsi:
 Sinar ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tulang
 Obat-obatan tertentu yang digunaka seperti salep.(Setiadi,anatomi dan
fisiologi manusia)

5. Kulit sebagai alat ekskresi


Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Natrium di eksresikan melalui kulit.
(Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia)

2.1.5 Pelengkap Kulit (Deveritif kulit)

1. Rambut
Rambut pada seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut
vellus yang kecil dia tidak berwarna atau samar. Rambut tumbuh dari folikel
rambut di dalam epidermis, folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas
alasannya terdapat pada tempat rambut, akar berada di dalam folikel pada ujung
paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut, pada folikel rambut
terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. (Setiadi,anatomi dan fisiologi
manusia)

2. Kuku
Kuku adalah sel epidermis, kulit yang mengalami keratinisasi yang telah
berubah tertanam dalam palung kuku mendapatkan persarafan dan pembuluh
darah yang banyak. Bagian proksimal terletak dalam lipatan kulit merupakan
awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian yang tidak ditutupi kulit dengan terikat
dalam palung kulit dan bagian atas merupakan bagian yang bebas.
(Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia)

3. Kelenjar kulit

Kelenjar kulit mempunyai lobus yang bergulung-gulung dengan saluran


keluar lurus untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan. Ada dua kelenjar pada
kulit yaitu :
 Kelenjar keringat menghasilkan kelenjar sudorivera
 Kelenjar tulang menghasilkan kelenjar sebasea
(Setiadi,anatomi dan fisiologi manusia)

2.1.6 Kelainan pada Kulit

Kutu air atau kaki atlit (Bahasa Inggris:athlete's foot) adalah sebuah infeksi
jamur pada kulit, biasanya di antara jari kaki yang disebabkan oleh jamur parasit,
penyakit ini menular. Usta atau Lepra atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen,
Penyakit Hansen adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri
10
Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf
tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas dan lesi pada kulit adalah tanda yang
bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan
kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang
beredar di masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu
mudah, seperti pada penyakit tzaraath, yang digambarkan pada alkitab dan sering
disamakan dengan kusta.
Panau atau panu merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal
pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah
tergantung kepada warna kulit penderita. Jamur yang menyebabkan panau adalah
Malassezia furfur. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun
begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur yang lebih tua atau lebih
muda. Penyakit ini biasanya menyerang kulit di daerah yang menghasilkan banyak
keringat. Biasanya panau terdapat pada bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki,
ketiak, lipatan paha, muka dan kepala. Panu terutama ditemukan di daerah yang
lembab dan dilindungi pakaian.
1. Eksim
Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama
pada malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak,
melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas. Penyebabnya karena alergi
terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun kepekaan terhadap makanan tertentu
seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin, dll.
Pencegahan : Menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi.

2. Kudis (Skabies)
Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela jari tangan, di
bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling puting
payudara),dan permukaan depanpergelangan.
Kudis mudah menular ke orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung
(handuk, pakaian, dll).
Pencegahan : kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk, jadi
memelihara kebersihan tubuh adalah wajib bila ingin terhindar dari penyakit kulit ini.

3. Kurap
Penyebab : jamur
Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab,
berair, dan terasa gatal. kemudian timbul bercak keputihan.
Pencegahan : jaga kebersihan kulit terutama di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.
4. Bisul (Furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit
melalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian
menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara lain
kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang
menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
11
5. Campak (Rubella)
Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala, badan
terasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala
tersebut timbul ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian
tubuh.
6. Kusta
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh mycobacterium
lepra yang interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat
menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,
otot, tulang, dan testis. Tanda pasti kusta adalah:
a. Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa
b. Penebalan dalm saraf tepi di sertai kelainan berupa mati rasa dan kelemahan pada
otot tangan, kaki, dan mata
c. Pada pemeriksaan kulit BTA +

7. Ketombe (Seboroid)
Penyebab Penyakit ini diduga erat kaitannya dengan aktivitas kelenjar sebasea
di kulit.
Keterangan: Seboroid yang terjadi pada kulit kepala sering di sebut juga
dengan nama ketombe.
Gejala : Merah ,bersisik ,Berminyak ,Bau.
8. Lepra
Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengk000erut bahkan jika
penyakit tersebut sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan
daging anda, jika anda merasa telah terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat
ke dokter karena jika di biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang
menakutkan.
9. Cacar air (Frambusia)
Penyebab : Penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus bakteri
Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian, tempat
tidur dan keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena Frambusia
mirip dengan buah frambus yang berbintil-bintil ranum.
Gejala : Bintil, Frambus, Cacar Air.
10. Panu atau panau
Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur,penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa
gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah
tergantung warna kulit si penderita. Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia
belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga
diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur
sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panau.
11. Infeksi Jamur Kulit

12
Jamur dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan menyebabkan kerusakan
tekstur kulit sehingga terlihat buruk. Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang
menyertai infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi, jamur kulit dengan cepat
menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.

2.2 Indera Pengecap


2.2.1 Pengertian Lidah
Lidah manusia adalah struktur berotot yang terletak pada bagian lantai mulut
yang digunakan untuk berbicara, makan dan mencicipi rasa. Lidah manusia di
lengkapi dengan tunas-tunas pengecap yang bisa mendeteksi zat kimia di dalam
makanan dan minuman.

Indera pengecap pada lidah bekerja sama dengan indera penciuman untuk
mengidentifikasi aroma makanan untuk di olah dalam otak sehingga manusia bisa
merasakan perbedaan aroma makanan dan minuman yang akan di konsumsi.

Pada hakikatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera
pengecap. Dalam bahasa kedokteran, lidah (dan semua yang menyangkut lidah)
disebut Lingual. Lidah sebetulnya adalah kumpulan dari banyak otot. Dilihat dari
ukurannya, otot lidah termasuk otot yang paling kuat pada tubuh kita. Otot-otot ini
memiliki arah yang berbeda-beda, itu sebabnya lidah kita sangat fleksibel dalam
bergerak ke segala arah. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu
otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus,
sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitar serta
melaksanakan gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.
Otot intrinsic juga membuat kita mampu mengubah-ubah bentuk lidah (memanjang,
memendek, membulat), sedangkan otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak
mengelilingi rongga mulut dan faring. Lidah mengaduk-aduk makanan , menekannya
pada langit-langit dan gigi, dan kemudian mendorongnya ke farinx.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf
masuk dan keluar melalui akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan
gigi-gigi bawah , sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian
atas lidah. Apabila lidah di gulungkan kebelakang , maka tampaklah permukaan
bawahnya yang di sebut frenulum linguae , sebuah struktur ligamen halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak
terkait. Dila di julurkan, maka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar
mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.

2.2.2 Bagian-bagian Lidah

13
Ada lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh
seminggu setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Sel-sel reseptor (tunas
pengecap) terdapat pada tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan lidah (papila). Sel-
sel inilah yang bisa membedakan rasa manis asam, pahit dan asin.

Secara garis besar lidah dapat terbagi menjadi 2 bagian yaitu 2/3 depan (yang
disebut apeks) dan 1/3 belakang (yang disebut dorsum). Bagian depan lidah sangat
fleksibel dan bekerja sama dengan gigi dalam pengucapan huruf-huruf. bagian
tersebut juga membantu untuk menggerakkan makanan ke segala arah saat sedang
mengunyah. Lidah juga mendorong makanan kembali ke permukaan kunyah gigi
sehingga gigi dapat menggilasnya. Bagian belakang lidah juga penting untuk
pengunyahan. Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan saliva (air liur),
atau pada saat meludah, otot-otot belakang lidah bekerja. Otot tersebut bersama-sama
air liur mengangkat dan mendorong makanan memasuki esofagus, yaitu “pipa” yang
menghubungkan tenggorokan dengan perut.

Meski dapat bergerak bebas, lidah terikat ke dasar mulut. Coba lihat ke cermin
dan angkat lidah Anda, akan terlihat selapis tipis jaringan (yang dalam bahasa
kedokteran disebut frenulum ) yang menghubungkan lidah ke dasar mulut. Bila kita
meliahat juga di cermin bahwa permukaan dari lidah kita tidak rata. Hal ini
disebabkan karena permukaan lidah bagian depan tertutup oleh selapis tonjol-tonjol
yang disebut papillae. Ada 4 jenis papillae, yaitu

1. Papillae sirkumvalata, ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Pappilae sirkumvalata adalah jenis pappilae yang
terbesar dan masing-masing di kelilingi semacam lekukan seperti parit . pappilae
ini terdudun berjejer membentuk huruf V pada belakang lidah.

2. Pappilae fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan
berbentuk jamur.

3. Pappilae filiform, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan
lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-putting pengecap yang
14
sangat banyak terdapat dalam dinding pappilae sirkumvalata dan fungiforum.
Pappilae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa
pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga
bermuatan putting-putting pengecap.

4. Pappilae Vallatae, sebagai pembantu memegang makanan saat terjadi proses


pengunyahan.

Papillae terbesar, ada di cekungan berbentuk V di 1/3 lidah bagian belakang.


Semua papilla tersebut memiliki kuncup pengecap, kecuali papilla vallatae yang
hanya berfungsi untuk membantu “memegang” makanan). Selain berfungsi sebagai
kuncup pengecap, Manusia terlahir dengan kurang lebih 10.000 kuncup pengecap.
Namun seiring dengan bertambahnya usia, sebagian kuncup pengecapnya mengalami
atrofi /mati. Kuncup pengecap dapat membuat kita dapat menentukan apakah suatu
makanan berasa manis, asam, pahit atau asin. Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua
macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia
(rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan
yang kita makan, mencapai kuncup pengecap

Melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap


dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-
masing rasa berbeda-beda yaitu :

1. Rasa Asin : Lidah bagian samping depan bagian samping depan

2. Rasa Manis : Lidah bagian tepi (ujung lidah)

3. Rasa Asam : Lidah bagian samping belakang

4. Rasa Pahit : Lidah bagian pangkal belakang

2.2.3 Mekanisme Kerja Lidah


Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran
mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat
berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan

15
menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan
yang kita makan.

Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor kuncup pengecap menjadi
kurang sensitif. Bila kita mengemut es batu sebelum makan, dinginnya es dapat
membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Begitu juga kalau lidah kita
terkena makanan yang terlalu panas, dapat menyebabkan ‘tongue burning’ dan
biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari. Lidah yang kebersihannya tidak terjaga juga
dapat menyebabkan kesensitifan lidah berkurang, karena banyaknya plak yang
terkumpul di permukaan lidah. Selain itu, produksi air liur yang berkurang dan
menyebabkan keadaan mulut kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak bekerja
maksimal.

Saat kita terkena influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu
karena lidah tidak bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi
oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Hidung membantu untuk pengecapan
makanan dengan membauinya sebelum makanan dikunyah dan ditelan. Bau yang kuat
dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap.

Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung2
syaraf2 pengecap yg terdapat di papilla ( rangsang diteruskan ke otak, otak
memproses dan kita merasakan berbagai rasa pada makanan ).

Tetapi tidak seperti kelenjar saliva yang “istirahat” pada saat kita tidur
sehingga produksi saliva menurun, lidah tetap beraktivitas meskipun kita sedang tidur.
Lidah mendorong saliva ke tenggorokan supaya bisa ditelan. Hal ini menguntungkan,
karena kalau tidak di bantal akan terbentuk pulau-pulau besar setiap kali kita tidur.

2.2.4 Fungsi Lidah


1. Menunjukkan kondisi tubuh

Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,


terutama kesehatan tubuh manusia.

a. Warna Lidah

Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju


kehijauan adanya infeksi bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas tubuh,
jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd jantung, jika terdapat
pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu.
Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.

b. Bentuk Lidah

16
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah
gangguan hati tebal ,sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan
limpa kaku ,menandakan masuk angin panjang,adanya akivitas panas pada jantung
Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung

2. Membasahi makanan di dalam mulut

Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah

3. Mengecap atau merasakan makanan

4. Membolak-balik makanan

5. Menelan makanan

6. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata

2.2.5 Gangguan Pada Lidah


1. Luka dan benjolan : luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi
virus herpes simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis
tahapawal. Luka bisa juga disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan
lainnya. Meskipun benjolan kecil pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya,
sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi bisa bersifat kanker.

2. Rasa tidak nyaman : Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh
makanan tertentu, khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam
pasta gigi, pencuci mulut, permen, atau permen karet..

3. Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.

Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.

4. Atropic glossitis. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin
dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab
yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan
pada penderita anemia.

5. Geografic tongue. Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun


sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan
dikelilingi pita putih tebal.

6. Fissured tongue. Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu
ditengah, kadang juga bercabang-cabang.

17
7. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit
dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan.
Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada
syaraf.

8. Burning Mouth Syndrome : (juga disebut oral dysesthesia) terjadi sangat sering
pada wanita setelah menopause. Bagian mulut yang paling sering terkena adalah
lidah m(nyeri pada lidah disebut glossodynia).

9. Sariawan

Sariawa atau canker sores atau ulkus aftosa merupakan gejala erosi pada kulit
mulut, yakni di bagian dinding dalam pipi atau lidah. Penyebab dari sariawan ini
adalah diantaranya: kekurangan vitamin C, alregi, mengkonsumsi makanan /
minuman yang terlalu panas, kekurangan asupan zat besi, atau bisa juga
disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh. Pada dasarnya sariawan merupakan
luka terbuka yang bisa menimbulkan rasa nyeri. Dalam ukuran kecil dengan
diameter kurang dari 1 cm, sariawan bisa muncul dalam satu kelompok yang
terdiri dari 2 - 3 luka yang biasanya akan sembuh dalam waktu kurleb 10 hari
tanpa meninggalkan bekas. Pencegahannya adalah dengan cara menambah asupan
vitamin C.

10. Kanker Lidah

Kanker lidah adalah kanker kedua terbanyak setelah kanker bibir sebagai
tempat kanker primer. Tembakau dan alkohol merupakan dua hal yang disinyalir
sebagai pemicu semakin cepatnya pertumbuhan sel kanker lidah. Keganasan
kanker lidah terjadi paling sering pada bagian tengah lateral lidah dan seringkali
asimtomatik. Penyebaran kanker ini bisa meluas melalui submukosa ke basal
lidah dan menyerang garis tengah atau ke lateral menuju dasar mulut. Cara
pencegahannya adalah dengan cara berhenti merokok, hindari minuman
beralkohol, menjaga kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke
dokter gigi.

11. Makroglosia

Makroglosia merupakan penyakit sebagai akibat dari pembesaran lidah yang


mungkin merupakan bagian dari suatu sindroma yang ditemukan dalam keadaan
tumbuh - kembang seperti sindroma dowm. Pembesaran lidah ini bisa juga
sebagai akibat dari tumor (hernangioma atau limfangioma), penyakit metabolik
(seperti amilodosis primer) atau gangguan endokrin (seperti halnya akromegali
ataupun kretinisme)

12. Mikroglosia

18
Bila makroglosia merupak penyakit pada lidah yang berupa pembesaran lidah,
maka mikroglosia adalah kebalikannya. Mirkoglosia merupakan penyakit pada
lidah yang berupa pengecilan ukuran dan bentul lidah

13. Lidah dengan Fisura (Scrotal Tongue)

Ini merupakan dorsal dan kedua sisi lidah ditutupi oleh alur yang dangkal atau
dalam tanpa rasa nyeri; karena terdapatnya alur - alur ini maka dapat
menyebabkan penumpukan debris di dalamnya yang kemudian bisa
mengakibatkan iritasi

14. Glosoptosis

Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang tertarik ke
belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan
berbahaya karena bisa saja sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang
bila tidak segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.

19
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian materi yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan berbagai point
penting, yaitu :

1. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh, berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi
rongga-rongga lubang-lubang masuk.Pada permukaan kulit bermuara kelenjar
keringat dan kelenjar mukosa.
2. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau
lapisan dermis.
3. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;
sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap
berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
4. Penyakit yang menyerang indera peraba, diantaranya kudis, panau atau panu,
cacar air, infeksi jamur kulit, lepra, ketombe, dan lain sebagainya.
5. Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai
jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita
dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini.
Bagian lidah samping depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang
sebelah samping belakang untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk
merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit.

3.2 Saran
1. Sebagai seorang yang mengerti akan pentingnya indera peraba dan indera
pengecap, harus dapat menjaga kasehatan indera peraba agar tetap berfungsi
dengan baik.
2. Rutinlah memeriksakan kesehatan mulut dan lidah minimal 6 bulan sekali ke
dokter.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dorland kamus, kamus kedokteran Dorland edisi 26,buku EGC


Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

Ganong, W.F, 1983, Fisiologi Kedokteran, Jakarta : CV. EGC.

Ganong,buku ajar ajar fisiologi kedokteran edisi 17, EGC


Guyton, A. C., 1983, Fisiologi Kedokteran 2, Jakarta : CV. EGC.

Picture,Integument picture,dermatologyabout.com,2013

Radiopoetro, R., 1986, Psikologi Faal 1, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas


Psikologi UGM.

Setiadi,anatomi dan fisioligi manusia,graha Ilmu

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta:


EGC

TIM,buku ajar anatomi umum fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin,2011

21
.

22

Anda mungkin juga menyukai