Anda di halaman 1dari 33

SISTEM INDRA DAN ALAT OPTIK

DOSEN;

Erni Kusrini Sitinjak, M. Pd

OLEH;

Kristina Enjelina Simbolon (200100002)

Tuti Artati Violynta Pangaribuan (2001080003)

Fika Rani (2001080004)

PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, sebagai pencipta
atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “SISTEM INDRA DAN ALAT OPTIK”

Dalam kesempatan ini, saya ingin juga mengucapkan terima kasih dengan hati
yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari katasempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak perbaikan dan kelengkapan penyusun makalah ini. Harapan saya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pematangsiantar, 2022
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
SISTEM INDERA MANUSIA DAN ALAT OPTIK ........................................................2
A. Mata........................................................................................................................3
1. Bagian-bagian mata............................................................................................3
2. Proses melihat....................................................................................................5
3. Gangguan pada mata.........................................................................................6
B. Telinga.....................................................................................................................7
1. Bagian-bagian telinga.........................................................................................7
2. Proses mendengar..............................................................................................9
3. Gangguan pada telinga......................................................................................9
C. Hidung.....................................................................................................................10
D. Lidah........................................................................................................................11
E. Kulit..........................................................................................................................12
F. Alat-alat optik.........................................................................................................13
G. Gangguan pada mata............................................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................14
Kesimpulan..................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indera manusia yang berupa mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit
merupakan indera yang digunakan setiap harinya untuk menanggapi rangsangan
dari luar. Sehingga, perlu bagi kita mempelajari bagian-bagian apa saja yang ada
di dalam indera tersebut, selain itu penting juga mengetahui apa saja gangguan
yang sering terjadi dan cara mengatasi indera yang bermasalah. Indera manusia
adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga dengan baik, agar tetap bias
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Indera manusia mampu peka atau
menanggapi rangsangan karena memiliki bagian-bagian tertentu. Namun, jika
suatu saat indera tersebut tidak bias menanggapi rangsangan dengan baik berarti
sedang ada gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena faktor usia
maupun faktor dari luar. Mata adalah indera yang mampu menanggapi rangsang
cahaya. Hidung dapat menanggapi rangsang bau atau mencium aroma. Telinga
menanggapi rangsangan berupa suara sehingga manusia dapat mendengar.
Lidah merupakan indera pengecap yang dapat merasakan rasa makanan yang
dikonsumsi manusia. Sedangkan kulit mampu menanggapi rangsang berupa rasa
sakit, suhu panas atau dingin, dan tekstur kasar atau halus.

Serta alat optik yang baik digunakan untuk keperluan praktis dalam kehidupan
sehari-hari mapun untuk keperluan keilmuan. Dengan mata kita dapat mengamati
objek disekitar kita dengan baik. Namun untuk objek berukuran sangat kecil mata
kita tidak mampu mengamatinya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja indera pada manusia?
b. Apa saja bagian-bagian pada mata, hidung, telinga, lidah dan kulit?
c. Apa fungsi indera manusia?
d. Bagaimana proses melihat dan mendengar?
e. Apa saja gangguan-gangguan pada indera manusia?
f. Apa saja alat-alat optik?
g. Apa saja gangguan pada mata?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui apa saja indera pada manusia.
b. Mengetahui bagian-bagian pada indera manusia.
c. Mengetahui fungsi dari indera manusia.
d. Mengetahui proses melihat dan mendengar.
e. Mengetahui gangguan-gangguan yang bias terjadi pada
indera manusia.
f. mengetahui apa saja alat optik
g.mengetahui apa saja gangguan pada mata
BAB II

SISTEM INDERA MANUSIA

Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka


terhadap rangsangan tertentu. Ada lima macam indera pada manusia, yaitu
mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Alat indera manusia akan berfungsi
dengan baik jika:

1. Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik


2. Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik
3. Alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya

Indera luar (eksternal) yang berupa indera penglihat, pendengar,


perasa, pengecap dan pencium digunakan manusia untuk memperoleh
informasi dari luar. Indera dalam (internal) bertugas menyampaikan informasi
yang berasal dari dalam tubuh, misalnya rasa pegal atau sakit. Semua
informasi yang diperoleh dianalisis di otak untuk menghasilkan tanggapan
(respon).

Otak berfungsi sebagai computer di tubuh manusia. Semua informasi


yang diterima dalam bentuk implus saraf diterjemahkan sehingga manusia
sadar dan tergerak untuk member tanggapan. Contohnya, saat bel berbunyi,
sinyal yang ditangkap telingan diantarkan ke otak. Di sana suara
diinterprestasikan dan sinyal saraf dikirim ke otak sehingga manusia akan
bangkit dan membuka pintu. Manusia secara sadar menanggapi rangsang
yang terjadi, yaitu bel pintu. Namun, terkadang manusia juga memberikan
tanggapan berupa gerak refleks. Gerakan ini tidak dikoordinasikan oleh otak,
tetapi dari saraf tulang belakang (spiral cord).

Organ pengindra manusia memiliki bagian yang menerima rangsang


berupa ujung-ujung saraf atau sel-sel reseptor. Satu jenis reseptor hanya bisa
menanggapi satu jenis rangsang. Rangsangan yang diterimanya lebih dahulu
diubah menjadi implus saraf, kemudian oleh serabut-serabut saraf sensorik
diteruskan ke pusat susunan saraf (otak dan susunan tulang belakang).

Indra Organ Sel-sel reseptor Rangsang


Penglihat Mata Sel kerucut (cone) dan sel Cahaya
Pendengar Telinga Batang (rod) organ korti Gelombang suara
Pengecap Lidah Puting pengecap sel-sel Kontak kimia
Penciu Hidung Pembaur/pengecap (alfactory) Kontak kimia
Peraba Kulit Korpuskel taktil Kontak fisik

A. MATA
Mata manusia ada dua dan berfungsi untuk melihat. Mata adalah
organ
penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak
di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat
bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga penggerak
mata, yaitu:
1. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata
2. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke
bawah dan ke dalam
3. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas
dan ke bawah

Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata yaitu
muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior, sedangkan
yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata adalah muskulus levator
palpebralis superior.

Ketika mata terbuka, bulu mata akan melindungi mata manusia dari
debu. Kelenjar air mata terletak disebelah dalam dari kelopak mata atas.
Kelenjar ini terus menghasilkan air mata yang berfungsi membasahi dan
membersihkan permukaan mata. Air mata juga mengandung zat yang
dapat membunuh bakteri- bakteri yang masuk.

Kedip mata yang tidak sadar dilakukan oleh manusia merupakan


usaha untuk mengeluarkan air mata. Apabila ada benda yang masuk ke
dalam mata, kelopak mata akan berkedip-kedip dengan cepat sehingga air
mata yang dihasilkan akan lebih banyak. Dengan demikian benda asing
dapat dikeluarkan dan mata bersih kembali.
1. Bagian-bagian mata

o Kornea

Kornea merupakan bagian bening yang bersifat tembus pandang


dan terletak di lapisan terluar. Kornea berfungsi sebagai tempat
masuknya cahaya pertama kali, sebelum akhirnya cahaya dapat
masuk ke sel-sel penerima di bagian dalam mata.Kalau kita lihat
mata seseorang, akan ada bagian bola hitam (pupil) dan bagian
yang terlihat berwarna abu-abu, atau cokelat, atau biru, berbeda-
beda tergantung faktor genetik seseorang (iris). Nah, kornea ini
hanya menutupi bagian pupil dan iris tersebut.

o Pupil
Pupil, yang merupakan bagian lingkaran hitam di bola mata kita,
sebenarnya adalah tempat lewatnya cahaya ke dalam mata. Pupil
berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk.
Misalnya, ketika kita terpapar banyak cahaya, maka secara
otomatis pupil akan mengecil sehingga cahaya yang masuk ke
dalam mata tidak terlalu banyak. Begitu pula sebaliknya.

o Iris

Iris merupakan bagian berwarna yang berada di sekitar pupil.


Kalau kamu melihat orang yang punya warna mata berbeda
(Maksudnya bukan yang punya mata sharinggan kayak Sasuke ya.
Kalau itu pakai softlens). Nah, iris ini lah yang berperan memberi
warna pada mata. Maka dari itu, iris terkadang disebut sebagai
“selaput pelangi”.

o Retina (Selaput jala)

Retina adalah lapisan sangat tipis yang peka terhadap cahaya.


Posisinya berada di dinding paling dalam yang berfungsi untuk
menangkap bayangan benda. Retina ini mempunyai reseptor
cahaya yang bernama sel batang (basilus) dan sel kerucut
(konus). Sayangnya, bagian belakang retina tidak memilikinya.
Alhasil, ketika ada bayangan benda yang jatuh pada titik itu, kita
tidak dapat melihatnya. Bagian ini disebut titik buta.

o Sklera (Selaput putih)

Sklera adalah bagian dinding putih mata. Sklera ini berfungsi untuk
melindungi struktur mata dan membantu mempertahankan bentuk
mata.

o Lensa Mata
Lensa mata adalah bagian yang bersifat lunak dan transparan.
Posisinya berada di belakang iris. Bagian mata ini berfungsi untuk
mengumpulkan dan memfokuskan cahaya agar bayangan suatu
benda dapat jatuh di tempat yang tepat. Uniknya, lensa mata
punya kemampuan yang disebut sebagai daya akomodasi.

o Saraf Optik

Saraf optik berfungsi untuk meneruskan informasi visual benda


yang diterima retina menuju ke otak. Nah, saraf optik ini lah yang
membuat kita dapat mengetahui bagaimana bentuk suatu benda
yang kita lihat. Oleh karena itu, jika saraf optik ini rusak, maka kita
tidak akan bisa melihat.

o Koroid

Koroid adalah dinding mata yang berfungsi sebagai penyuplai


oksigen dan nutrisi untuk bagian-bagian mata yang lain,
khususnya retina. Koroid biasanya berwarna cokelat kehitaman
atau hitam. Warna ini bertujuan agar cahaya tidak dipantulkan
kembali.

o Titik Buta

Titik buta adalah bagian yang berfungsi untuk meneruskan dan


membelokkan berkas saraf menuju otak. Di bagian mata ini, tidak
ada sel-sel yang peka terhadap rangsangan cahaya. Itu artinya,
ketika ada bayangan benda yang jatuh ke titik ini, kita tidak akan
bisa melihatnya.

o Kelopak Mata

Kelopak mata berfungsi untuk menutup sekaligus melindungi dan


menjaga dari masuknya benda asing dari luar mata, seperti debu,
asap, pasir ataupun serpihan.

Kelopak mata juga penting untuk mengatur jumlah cahaya yang


masuk menuju mata serta menyapu bola mata dengan cairan.

o Vitreous Humor

Bagian mata berikutnya adalah Vitreous Humor atau dikenal


dengan badan vitreous. Bentuk dari vitreous berupa semacam gel.
Fungsi dari vitreous humor adalah untuk mengisi antara retina dan
lensa.

o Bintik Buta

Fungsi bintik buta adalah sebagai tempat saraf optik dan pembuluh
darah meninggalkan bola mata. Saraf optik terhubung ke otak dan
membawa gambar ke otak, di mana mereka diproses. Inilah yang
kemudian menyebabkan kita tahu apa yang kita lihat.

o Otot Akomodasi (Otot Siliar)

Otot akomodasi atau otot siliar atau otot lensa adalah otot yang
menempel pada lensa mata. Bagian ini berfungsi mengatur
kelengkungan lensa mata. Pengaturan kelengkungan ini
diperlukan agar bayangan benda jatuh tepat di retina.

o Aqueous humor

Aqueous humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk


membiaskan cahaya ke dalam mata.

o Bintik kuning

Bintik kuning adalah bagian mata yang paling sensitif terhadap


cahaya. Saat bayangan benda jatuh pada bagian mata ini, benda
tersebut akan sangat terlihat jelas, sementara jika bayangan benda
jatuh sebelum atau sesudah bintik kuning, maka benda tersebut
tidak terlihat jelas (lamur).

o Konjungtiva

Konjungtiva adalah lapisan epidermis lanjutan dari kulit.


Konjungtiva berfungsi untuk melindungi kornea mata di bagian
depan bola mata terhadap gesekan.

o Fovea sentralis

Fovea sentralis adalah daerah kecil yang terletak di pusat retina


mata dengan diameter 0,25 mm. Pada bagian ini terdapat sel-sel
fotoreseptor kerucut dengan bentuk hampir menyerupai sel
batang. Fovea sentralis merupakan area yang terspesialisasi untuk
penglihatan warna dan visualisasi bayangan secara mendetail.

o Kelenjar lakrima

Kelenjar lakrima atau kelenjar air mata adalah bagian mata yang
berfungsi menghasilkan air mata. Air mata bermanfaat untuk
melembabkan mata, membersihkan mata dari debu, serta
mematikan kuman yang masuk ke mata.

o Saluran air mata

Bagian ini merupakan tempat mengalirnya air mata yang terjadi


ketika kita mengalami perasaan sedih, menangis, marah dan juga
ketika mata kemasukan benda dari luar serta ketika mata kita
sedang lelah.
o Bilik posterior

Bilik posterior terdapat di mata. Fungsi dari bilik ini menghasilkan


aqueous humor yang berperan dalam nutrisi mata

Mata manusia menyerupai kamera yang sering dipakai untuk memotret objek
tertentu. Mata maupun kamera, keduanya mempunyai lensa yang dapat diatur
untuk membentuk bayangan pada suatu permukaan atau layar. Pada kamera,
bagian yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film, sedangkan
pada mata penangkap bayangan adalah selaput jala atau retina. Bola mata
tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu:

a.Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun
dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih.
Fungsinya adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan
membantu mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk
kornea, yaitu lapisan bening yang bersifat tembus pandang dan
transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.
Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea
selalu dibasahi oleh air mata.
b.Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang
banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah
memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan
mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata. Bagian dalam pada
koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik
dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang
merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang
telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau
warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata
biru, hitam, coklat, abu-abu, dan hijau. Pupil adalah celah yang berada di
bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya
yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi
sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih
banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan
cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan. Lensa
mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu
kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).
Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak
benda yang dilihat. Jarak benda yang dapat dilihat oleh mata normal
dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh
yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh.
Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
c.Selaput jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada
mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada
retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini.
Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang.
 Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini
memerlukan protoan iodopsin.
 Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini
memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat di
bentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A.

Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak
dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada
waktu ditempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan
penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. Untuk pembentukan
rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk
kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat ditempat teduh.

Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya


sarang mata menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan
sel kerucut sehingga tidak dapat menanggapi rangsangan cahaya

2. Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh
benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda,
maka mata tidak bisa melihat benda tersebut.
Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata, menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat
dibintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikkan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak
sehingga manusia bisa mengetahui apa yang mereka lihat.

3.Gangguan pada mata


Keadaaan mata setiap anak berbeda-beda. Ada mata normal dan ada mata
tidak normal. Mata tidak normal berarti mempunyai kelainan. Seseorang
tidak bisa melihat suatu benda yang seharusnya dapat dilihat dengan mata
normal, itu bertanda mata orang tersebut mengalami gangguan berupa
kelainan pada mata. Orang yang bisa melihat dengan normal tanpa
bantuan kacamata disebut emetropi. Ada beberapa kelainan pada mata,
yaitu:
f. Rabun dekat
Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan
mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini disebabkan oleh ukuran
bola mata yang pendek sehinggga banyangan jatuh dibelakang retina.
Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan
mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung
merupakan lensa positif.
g. Rabun jauh
Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang
berjarak jauh. rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah
bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda
jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunaan
kacamata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif.
h. Rabun jauh dan dekat
Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua. Penderita
presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalu dekat.
Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka
dibutuhkan kacamata rangkap, yaitu kacamata cembung dan cekung.
i. Rabun senja
Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk
melihat benda yang berada ditempat remang-remang dan di malam hari.
Gangguan ini disebabkan kekurangan vitamin A, sehingga sel batang
tidak berfungsi karena protein rodopson tidak berbentuk. Orang yang
menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung vitamin A.
j. Buta warna
Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna.
Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada 2 macam, yaitu

Buta warna total


Buta warna total adalah mata bisa melihat warna hitam dan putih saja.
 Buta warna separuh
Buta warna separuh adalah tidak bisa melihat warna tertentu, yaitu
merah, biru, dan hijau.
k. Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan.
Penyebabnya adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi
masuknya cahaya pada retina. Penderita ini umumnya berumur diatas 55
tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
l. Juling
Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-
otot mata. Jika penderita masih anak-anak, maka dapat diperbaiki
dengan jalan operasi.
m.Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang
disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata. Penderita
gangguan ini tidak mampu melihat garis vertikal dan horizontal.
Gangguan mata ini dapat diatasi dengan menggunakan kacamata yang
berlensa silindris.
B. TELINGA
Telinga adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20-20.000 Hz.
1. Bagian-bagian telinga
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:

Telinga bagian luar

Telinga luar terdiri atas:

a. Daun telinga terbuat dari tulang rawan berfungsi untuk menampung


getaran.
b. Saluran telinga luar atau lubang telinga berfungsi menyalurkan
getaran yang akan menggetarkan gendang telinga.
c. Kelenjar minyak berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai
pembawa gelombang suara.

d.Membran timpani atau selaput gendang berfungsi menerima dan


memperbesar getaran suara.

Telinga bagian tengah

Telinga bagian tengah terletak disebelah dalam membran timpani.


Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari
suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah
terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran (osikel).
a. Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di
telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan
sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga
supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa,
dan akan terbuka jika manusia menguap, membuka mulut, bersin,
mengunyah, atau menelan sesuatu. Fungsinya untuk memasukkan
udara ke telinga bagian tengah dan menjadikan tekanan udara di
gendang telinga sama dengan tekanan udara di luar. Apabila kita
mendengar suara yang keras, misalnya ledakan, sebaiknya kita
membuka mulut agar gendang telinga tidak robek karena tekanan
yang kuat dari luar.
b. Tulang pendengaran, berfungsi untuk menangkap getaran dari
gendang telinga kemudian meneruskannya ke membran yang
menyelubungi tingkap oval untuk diteruskan lagi ke telinga dalam.
Tulang pendengaran ada tiga, yaitu :
 tulang martil, menempel pada gendang telinga
 tulang landasan
 tulang sanggurdi
Tulang-tulang ini menghubungakan gendang telinga dan tingkap jorong.

Telinga bagian dalam

Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat


pendengaran oleh urat saraf. Penyusunan telinga bagian dalam yaitu
sebagai berikut:
a. Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
b.Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan
getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah siput terdapat
cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
c.Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2. Proses mendengar
Suara yang didengar oleh manusia akan ditangkap oleh daun telinga,
kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang
telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke
tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput,
cairan limfe akan bergetar sehinga merangsang ujung-ujung saraf
pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di
dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga manusia bisa
mendengar dan mengenali suara tersebut.
3. Gangguan pada telinga
Gangguan pada telinga menyebabkan ketulian atau kekurangtajaman
pendengaran. Ada dua penyebab gangguan telinga yaitu gangguan
penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan tersebut bisa diatasi
dengan menggunakan alat pendengaran buatan. Beberapa gangguan
telinga, yaitu:
a. Gangguan telinga yang disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar
yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah.
Gangguan ini dapat bersifat permanen jika terjadi infeksi yang sangat
parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada
dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
b. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk
sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan
telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam satu
minggu.
c. Keruskan gendang telinga, misalnya, gendang telinga pecah.
Pecahnya gendang telinga dapat disebabkan oleh dua hal yaitu
kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena benda yang
tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi
sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang
telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis.
d. Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai
dengan gejala tinnitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.
e. Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi
pada usia manula.
f. Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat
dari pendengaran suara yang amat keras.

C. HIDUNG
Manusia dapat menikmati aroma harum bunga atau parfum, juga
mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman yang
terdapat dalam rongga hidung. Ketika mencium bau, manusia mengindera
partikel-partikel kimia di udara. Hidung dipisahkan oleh dinding tulang
rawan menjadi dua lubang hidung. Kedua lubang itu berakhir di dua tulang
yang disebut turbinate.
Udara yang masuk dialirkan melalui saluran pernapasan ke bagian
belakang tenggorokkan, lalu turun ke pipa udara sampai ke paru-paru.
Lubang hidung dan saluran napas dilapisi oleh membrane mukus yang
diselubungi rambut halus yang disebut silia. Mukus dan silia menyaring
debu, kuman dan cairan, lalu membuangnya ke saluran pencernaan melalui
bagian belakang tenggorokkan. Dengan demikian kotoran tidak terisap oleh
paru-paru.
Udara yang masuk ke paru-paru, terlebih dahulu dihangatkan dan
dilembabkan oleh turbinate dan membrane mukus. Sel-sel reseptor yang
disebut sel pencium (sel olfactory), terletak di rongga hidung bagian atas.
Fungsinya untuk mendeteksi kandungan kimia udara yang terhirup. Sel
reseptor ini membawa implus saraf ke pembuluh pencium yang terletak di
belakang rongga hidung. Sinyal diteruskan ke otak dan diartikan sehingga
manusia bisa mencium bermacam-macam bau. Manusia bisa membedakan
lebih dari 3.000 jenis zat kimia melalui baunya. Akan tetapi, apabila
dibandingkan dengan indera pencium beberapa mamalia, manusia masih
kalah peka.
Dalam keadaan tertentu terkadang manusia kehilangan rasa bau,
keadaan ini disebut asmonia. Asmonia dapat terjadi akibat penyumbatan
rongga hidung, misalnya pilek, terdapat polip atau tumor di rongga hidung,
sel pencium rusak pada infeksi kronis dan ganguan pada saraf I, bulbus,
dan traktus olfaktorius atau kortek otak.

D.LIDAH

Seseorang bisa merasakan rasa teh manis dan obat karena adanya
indera perasa/pengecap. Lidah adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa zat kimia larutan. Pembentuk lidah yang utama adalah
otot yang diselubungi oleh membran mukus. Lidah terasa licin di dalam
mulut. Apabila diperhatikan dengan cermat, permukaannya tampak
bercelah dan banyak tonjolan kecil yang disebut papil (papilla). Papil dan
celah tersebut memiliki kuncup pengecap dengan sekumpulan sel peka di
dalam rongga musuknya. Implus saraf dari sel sensoris kuncup pengecap
dihubungkan ke otak oleh dua saraf. Saraf yang satu membawa informasi
rasa dari bagian depan lidah, dan saraf yang lain dari samping dan
belakang lidah. Implus dibawa ke pusat rasa yang ada di otak dan diartikan
menjadi rasa yang kita kecap.. Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat
kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu.

Rasa Letak kuncup pengecap


Manis Ujung lidah
Asin Samping lidah pada bagian ujung
Asam Samping lidah pada bagian pangkal
Pahit Pangkal lidah

Pada saat kita makan sambal, kita sering merasakan kepedasan.


Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi
merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan
menyebabkan timbulnya rasa pedas.

Makanan harus dibasahi ludah agar bisa dikecap. Jika lidah kering
maka makanan tidak terasa. Citra rasa yang lezat selalu didahului oleh
baunya. Apabila hidung kita tertutup pada waktu makan, makanan yang kita
makan akan kehilangan hampir seluruh cita rasanya.

Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum


sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga lidah mati
rasa, namun gangguan ini hanya bersifat sementara. Gangguan yang
bersifat permanen misalnya terjadi pada orang yang mengalami trauma
pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka
atau kekurangan vitamin C.

E.KULIT
Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
sentuhan,
tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan
karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf
indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas atau ujung saraf
tanpa selaput yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan korpuksel taktil
atau ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Korpuksel taktil meliputi:
Ujung Saraf Berselaput Rangsangan
Korpuskel pacini Tekanan
Korpuskel ruffini Panas
Korpuskel krause Dingin
Korpuskel meissner Sentuhan
Korpus meissener yang terletak di dekat permukaan kulit
menanggapi sentuhan. Persebaran korpus meissener menentukan peka
tidaknya suatu permukaan. Ujung jari mengandung lebih dari seribu jenis
reseptor ini, sedangkan punggung tangan hanya sedikit. Orang buta dapat
membaca huruf timbul (Braille) hanya dengan menggunakan ujung jarinya
dengan meraba huruf-huruf tersebut. Kesan dari huruf-huruf yang
dirabanya diteruskan oleh saraf peraba menuju otak untuk diartikan. Korpus
meissener ada yang berhubungan dengan pangkal rambut sehingga
apabila suatu benda menyentuh sel rambut, sel saraf meissener akan
terangsang.
Korpus pacini yang terletak hamper ke lapisan hypodermis
menanggapi rangsang tekanan. Korpus ruffini tanggap terhadap rangsang
panas, dan korpus Krause tanggap terhadap rangsang dingin.
Ujung saraf tanpa selaput selain terdapat di dalam kulit juga terdapat
di dalam organ internal. Saraf ini peka terhadap rasa sakit. Saraf perasa
sakit walaupun menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, namun
sangat penting untuk keselamatan manusia. Jika ada sesuatu yang tidak
beres dengan tubuh, saraf ini akan memperingatkan tubuh. Jika bahaya
begitu besar, tubuh segera bereaksi, bahkan jauh sebelum otak
menyadarinya. Misalnya seperti gerak refkel seperti melompat menjauhi
bara api yang membuat manusia terhindar dari bahaya terbakar.
Semua jenis reseptor bisa menerima rangsang secara bersamaan.
Ketika kita berjabat tangan, sel reseptor sentuhan, tekanan, dan
suhu menerima rangsangan. Jika pada saat itu tangan kita diremas maka
sel penerima rasa sakit juga akan terangsang.
Kulit merupakan organ perasa dan peraba manusia. Kulit terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis atau
lapisan terluar merupakan lapisan pelindung. Lapisan yang paling tebal
biasanya terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan. Hipodermis
adalah lapisan terdalam yang kaya akan jaringan lemak untuk
menghangatkan tubuh. Di antara kedua lapisan ini terdapat dermis.
Lapisan tengah ini mengandung kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel
rambut, pembuluh darah, saraf dan sel penerima khusus yang berkaitan
dengan indera peraba/perasa.
ALAT - ALAT OPTIK

1. Pendahuluan
Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan sehari-
hari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain:
• Kaca Pembesar (Loupe / Lup)
• Lensa
• Teropong
• Kamera
• Mikroskop
• Proyektor
• Periskop
• Mata

Dengan mata, kita dapat mengamati objek di sekitar kita secara baik. Namun untuk
objek berukuran sangat kecil, mata kita tidak mampu mengamatinya. Demikian
halnya untuk objek yang letaknya sangat jauh, mata tidak dapat mengamatinya
secara baik. Jadi mata kita memiliki keterbatasan dalam mengamati suatu objek.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, digunakan alat optik misalnya Lup dan
Mikroskop untuk mengamati benda-benda berukuran kecil, Teleskop untuk
mengamati benda-benda yang letaknya sangat jauh agar terlihat jelas. Selanjutnya
akan dibahas 2 alat optik saja, yaitu Mata, lup
2. Mata
Mata sebagai indera penglihat merupakan alat optik yang sangat penting. Bagian-
bagian penting mata ditunjukkan pada gambar berikut.

Bintik Kuning
Pupil
Lensa
Syaraf Optik

Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut: berkas sinar dari objek menuju ke
mata, kemudian dibiaskan oleh lensa mata sehingga terbentuk bayangan nyata dan
terbalik di retina. Oleh syaraf penglihatan yang ada pada retina hal itu diteruskan ke
otak sehingga terjadi kesan melihat.

Pada retina terdapat cekungan yang dinamakan Bintik Kuning dan di pusat bintik
kuning tersebut syaraf penglihatan paling peka dibandingkan tempat lain pada
retina. Pada bagian yang paling peka tersebut indera penglihatan paling kuat dan
dinamakan Fovea. Agar mata dapat melihat objek secara jelas, bayangan objek
tersebut haruslah tepat berada di tempat itu.

Jika bayangan suatu objek terbentuk di daerah syaraf optik, maka objek tersebut
tidak terlihat. Daerah ini dinamakan Bintik Buta. Jumlah cahaya yang masuk ke
mata diatur oleh pupil yang bertindak sebagai diafragma. Ukuran lubang pupil dapat
membesar atau mengecil tergantung kuat lemahnya cahaya yang menuju ke mata.
Jika cahaya yang menuju ke mata terlalu kuat (terang), lubang pupil mengecil dan
sebaliknya jika cahaya yang menuju ke mata lemah (redup) lubang pupil membesar.

Dalam keseharian, mata harus mengamati objek-objek yang jaraknya berbeda-beda


dari yang sangat dekat sampai yang sangat jauh dari mata. Dengan menerapkan
prinsip pembentukan bayangan oleh lensa cembung pada mata kita, maka lensa
mata harus dapat membentuk bayangan dari objek yang dilihat pada bintik kuning
(tepatnya pada Fovea).

Agar bayangan selalu terbentuk pada bintik kuning, meskipun objek yang dilihat
berada di dekat maupun jauh dari mata, maka lensa mata harus harus mengubah
kecembungannya. Untuk melihat objek yang sangat dekat, otot mata harus makin
tegang sehingga lensa mata makin cembung (berakomodasi). Sedangkan pada
waktu melihat objek yang letaknya jauh, otot mata tidak perlu tegang (otot mata
dalam kondisi rileks).

Mata memiliki keterbatasan jarak pandang, baik jarak yang paling dekat maupun
jarak yang paling jauh dari mata. Titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas
oleh mata (berakomodasi maksimum) disebut titik dekat (punctum proximum).
Sedangkan titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata (tidak
berakomodasi) disebut titik jauh (punctum remotum).

Mata normal orang dewasa memiliki titik dekat antara 20 - 30 cm (biasanya diambil
sebesar 25 cm), sedangkan titik jauhnya berada di jauh tak berhingga. Kemampuan
berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata, semakin kuat daya akomodasi
semakin semakin kecil jarak titik dekatnya (titik dekat lebih dekat ke mata).
Sebaliknya, semakin lemah daya akomodasi semakin jauh letak titik dekatnya,

Dengan bertambahnya usia, kemampuan berakomodasi otot mata makin lemah


sehingga letak titik dekatnya makin menjauhi mata. Jarak titik dekat mata bervariasi
sesuai dengan usia, kira-kira sebagai berikut:
• Usia 10 – 30 tahun, titik dekat: 7 – 14 cm
• Usia 30 – 60 tahun, titik dekat: 22 – 200 cm

2.1. Cacat Mata


Pada umumnya cacat mata disebabkan oleh tidak sempurnanya sistem optik mata.
Cacat mata yang biasa dijumpai misalnya:
• Rabun dekat (Hipermetropi)
• Rabun jauh (Miopi)
• Mata tua (Presbiopi)
• Astigmatisma

2.2. Rabun Dekat (Hipermetropi)


Penderita rabun dekat tidak dapat melihat secara jelas objek yang letaknya dekat
dengan mata (hanya dapat melihat objek yang letaknya jauh dari mata). Rabun
dekat atau hipermetropi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak
dapat mencembung atau tidak dapat berakomodasi sebagaimana mestinya.
Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh tak berhingga terfokus dan membentuk
bayangan di belakang retina (jadi benda tidak terlihat jelas).

Mata rabun dekat, bayangan di Mata rabun dekat, ditolong dengan lensa
belakang retina cembung (+), bayangan tepat di retina
Letak titik dekat mata hipermotrop lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata
normal. Untuk menolong penderita rabun dekat diperlukan kacamata berlensa
cembung (+), yang bersifat mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi
membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari objek yang berada pada jarak
baca normal.

2.3. Rabun Jauh (Miopi)


Rabun jauh atau miopi merupakan cacat mata yang terjadi karena lensa mata tidak
dapat menipis sebagaimana mestinya. Akibatnya, berkas cahaya dari objek di jauh
tak berhingga terfokus dan membentuk bayangan di depan retina (jadi benda tidak
terlihat jelas). Jadi titik jauh mata tidak berada di jauh tak berhingga, tetapi pada
jarak tertentu dari mata. Dengan demikian, penderita rabun jauh tidak dapat melihat
objek yang sangat jauh (tak berhingga).

Mata Miopi, bayangan di depan retina Mata Miopi, ditolong dengan lensa cekung (-),
bayangan tepat di retina

Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang
bersifat menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan
maya di titik jauh mata dari benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengan
demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga akan membentuk bayangan
tepat di retina, sehingga terlihat jelas.

2.4 Mata normal

Untuk mata normal, ketika benda yang dilihat oleh mata berada di ruang III, maka
bayangan akan terbentuk di ruang (II) lensa mata. Ruang (II) ini berada di bagian retina
mata atau lebih tepatnya di bintik kuning. Seperti yang kita ketahui bahwa retina dan
bintik kuning merupakan bagian dari mata yang mempunyai sifat sangat peka terhadap
cahaya, sehingga bayangan nyata yang jatuh pada retina langsung ditangkap oleh
retina, kemudian disampaikan kepada otak sebagai pusat kesadaran melalui saraf
optik.
2.4. Presbiopi (mata tua)

Mata tua atau presbiopi banyak dialami oleh orang-orang lanjut usia. Cacat mata ini
disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata (otot mata sudah lemah).
Akibatnya, baik titik dekat maupun titik jauh mata letaknya bergeser, yaitu titik dekat
bergeser menjauhi mata, sedangkan titik jauh bergeser mendekati mata.

Dengan demikian, penderita presbiopi tidak dapat melihat secara jelas, baik objek
yang berada pada jarak baca normal maupun yang berada di tempat sangat jauh.
Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata berlensa ganda, yaitu lensa
untuk melihat jauh dan lensa untuk membaca.

2.5. Astigmatisma

Cacat mata ini disebabkan oleh bentuk permukaan kornea mata yang tidak sferis,
artinya kelengkungan pada satu bidang tidak sama tajamnya dengan kelengkungan
pada bidang yang lain. Akibatnya, suatu bingkai horisontal dan bingkai vertikal tidak
dapat difokuskan dengan baik secara bersamaan. Untuk menolong penderita ini,
digunakan kacamata berlensa silindris.

3. Lup

Agar dapat melihat secara teliti benda-benda berukuran kecil, kita harus
mendekatkan benda tersebut ke mata kita. Dengan menggeser benda lebih dekat ke
mata berarti kita memperbesar sudut penglihatan, sehingga benda tersebut terlihat
lebih besar. Jadi agar suatu benda tampak lebih besar, maka sudut penglihatan kita
terhadap benda itu harus diperbesar.

Hal itu serupa dengan fenomena sehari-hari saat kita melihat gunung di kejauhan
tampak lebih rendah daripada pohon kelapa di depan kita. Gambar berikut
menunjukkan sebuah benda setinggi h diamati dengan sudut penglihatan yang
berbeda-beda. Bayangan yang terjadi pada retina lebih besar jika sudut penglihatan
diperbesar (h3 > h2 > h1 karena sudut penglihatan α > β >
γ)

h
h h

Cara lain untuk memperbesar sudut penglihatan adalah dengan menggunakan lensa
cembung (+) atau lup. Lup dipasang di antara mata dan benda yang akan diamati,
kemudian lup digeser mendekati benda tersebut sampai terlihat lebih besar dan jelas
(letak benda harus di antara lensa dan F seperti gambar berikut).
Perbesaran sudut (anguler) pada lup:
25
M = ------- + 1 (f dalam cm) untuk mata berakomodasi maksimum. f

25
M = ------- (f dalam cm) untuk mata tidak berakomodasi (benda di F)
f
Perbesaran sudut yang dapat diperoleh dengan lup sederhana kira-kira 2X – 4X.
Untuk memperoleh perbesaran yang lebih besar lagi, digunakan mikroskop.

Lensa cembung adalah lensa dengan bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi. Cahaya
yang jatuh pada permukaan lensa cembung akan mengalami pembiasan. Berkas-berkas sinar
datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas sinar biasnya mengumpul. Oleh karena itu,
lensa cembung disebut jugalensa konvergen. Adapun bagian-bagian lensa cembung
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Bagian-bagian lensa cembung
Sifat-Sifat Bayangan Lensa Cembung
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bergantung pada letak benda.
Sebuah objek yang diletakkan di depan sebuah lensa cembung akan memiliki bayangan
dengan sifat tertentu. Berikut ini adalah daftar posisi benda, sifat bayangan dan letak bayangan
pada peristiwa pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Posisi Benda
Sifat Bayangan
Letak Bayangan
Ruang I
Maya, tegak, diperbesar
Di depan lensa
Titik Fokus
Maya, tegak, diperbesar
Di depan lensa
Ruang II
Nyata, terbalik, diperbesar
Di belakang lensa
Pusat Kelengkungan
Nyata, terbalik, sama besar
Di belakang lensa
Ruang III
Nyata, terbalik, diperkecil
Di belakang lensa

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa hal mengenai sifat bayangan
yang dibentuk oleh lensa cembung, yaitu sebagai berikut.

Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap bendanya.

Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik terhadap bendanya.

Rumus-Rumus Pada Lensa Cembung


Pada lensa cembung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.

1/f = 1/s+ 1/s’

Keterangan:
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
F = jarak fokus
R = jari-jari lensa

Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan
dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai
berikut.

Keterangan:
M = perbesaran bayangan
H’ = tinggi bayangan
H = tinggi benda
S’ = jarak bayangan
S = jarak benda

Pada lensa cembung, makin kecil jarak titik fokusnya, maka makin kuat lensa tersebut
memancarkan sinar. Hal ini berarti bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik
fokusnya. Secara matematis, kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
F = jarak fokus (m)

Sedangkan rumus untuk menentukan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan pada
lensa cembung, secara matematis dituliskan dalam bentuk persamaan berikut ini.
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = V

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Indera manusia yang pertama adalah mata. Mata manusia ada dua dan
berfungsi untuk melihat. Mata adalah organ penglihatan yang menerima
rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan
beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah
dengan bantuan tiga penggerak mata. Bebrapa gangguan mata adalah rabun
dekat, rabun jauh, rabun dekat dan jauh, katarak, astigmatisme, rabun senja, buta
warna, dan juling. Indera yang selanjutnya yaitu telinga, yang merupakan alat
indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia
mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Beberapa
gangguan pada telinga disebabkan karena luka, penumpukkan kotoran, gendang
telinga yang rusak, presbikusis, rusaknya reseptor pendengaran, dan otosklerosis.
Kemudian ada hidung, hidung dapat menikmati aroma harum bunga atau parfum,
juga mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman yang
terdapat dalam rongga hidung. Selain itu ada lidah, alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa zat kimia larutan. Dan terakhir ada kulit, kulit adalah alat indera
yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan
nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf
yang ada pada kulit. Manusia harus menjaga dengan baik indera yang sudah
diberikan oleh Tuhan, dan berhati-hati dalam penggunaannya.
Dengan mata, kita dapat mengamati objek di sekitar kita secara baik. Namun untuk objek
berukuran sangat kecil, mata kita tidak mampu mengamatinya. Demikian halnya untuk
objek yang letaknya sangat jauh, mata tidak dapat mengamatinya secara baik. Jadi
mata kita memiliki keterbatasan dalam mengamati suatu objek. Untuk mengatasi
keterbatasan tersebut, digunakan alat optik misalnya Lup dan Mikroskop untuk
mengamati benda-benda berukuran kecil, Teleskop untuk mengamati benda-benda
yang letaknya sangat jauh agar terlihat jelas.

Anda mungkin juga menyukai