DOSEN;
OLEH;
PENDIDIKAN FISIKA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, sebagai pencipta
atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “SISTEM INDRA DAN ALAT OPTIK”
Dalam kesempatan ini, saya ingin juga mengucapkan terima kasih dengan hati
yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, semoga Tuhan senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari katasempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak perbaikan dan kelengkapan penyusun makalah ini. Harapan saya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pematangsiantar, 2022
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
SISTEM INDERA MANUSIA DAN ALAT OPTIK ........................................................2
A. Mata........................................................................................................................3
1. Bagian-bagian mata............................................................................................3
2. Proses melihat....................................................................................................5
3. Gangguan pada mata.........................................................................................6
B. Telinga.....................................................................................................................7
1. Bagian-bagian telinga.........................................................................................7
2. Proses mendengar..............................................................................................9
3. Gangguan pada telinga......................................................................................9
C. Hidung.....................................................................................................................10
D. Lidah........................................................................................................................11
E. Kulit..........................................................................................................................12
F. Alat-alat optik.........................................................................................................13
G. Gangguan pada mata............................................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................14
Kesimpulan..................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indera manusia yang berupa mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit
merupakan indera yang digunakan setiap harinya untuk menanggapi rangsangan
dari luar. Sehingga, perlu bagi kita mempelajari bagian-bagian apa saja yang ada
di dalam indera tersebut, selain itu penting juga mengetahui apa saja gangguan
yang sering terjadi dan cara mengatasi indera yang bermasalah. Indera manusia
adalah anugerah Tuhan yang harus dijaga dengan baik, agar tetap bias
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Indera manusia mampu peka atau
menanggapi rangsangan karena memiliki bagian-bagian tertentu. Namun, jika
suatu saat indera tersebut tidak bias menanggapi rangsangan dengan baik berarti
sedang ada gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan karena faktor usia
maupun faktor dari luar. Mata adalah indera yang mampu menanggapi rangsang
cahaya. Hidung dapat menanggapi rangsang bau atau mencium aroma. Telinga
menanggapi rangsangan berupa suara sehingga manusia dapat mendengar.
Lidah merupakan indera pengecap yang dapat merasakan rasa makanan yang
dikonsumsi manusia. Sedangkan kulit mampu menanggapi rangsang berupa rasa
sakit, suhu panas atau dingin, dan tekstur kasar atau halus.
Serta alat optik yang baik digunakan untuk keperluan praktis dalam kehidupan
sehari-hari mapun untuk keperluan keilmuan. Dengan mata kita dapat mengamati
objek disekitar kita dengan baik. Namun untuk objek berukuran sangat kecil mata
kita tidak mampu mengamatinya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja indera pada manusia?
b. Apa saja bagian-bagian pada mata, hidung, telinga, lidah dan kulit?
c. Apa fungsi indera manusia?
d. Bagaimana proses melihat dan mendengar?
e. Apa saja gangguan-gangguan pada indera manusia?
f. Apa saja alat-alat optik?
g. Apa saja gangguan pada mata?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui apa saja indera pada manusia.
b. Mengetahui bagian-bagian pada indera manusia.
c. Mengetahui fungsi dari indera manusia.
d. Mengetahui proses melihat dan mendengar.
e. Mengetahui gangguan-gangguan yang bias terjadi pada
indera manusia.
f. mengetahui apa saja alat optik
g.mengetahui apa saja gangguan pada mata
BAB II
A. MATA
Mata manusia ada dua dan berfungsi untuk melihat. Mata adalah
organ
penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak
di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat
bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga penggerak
mata, yaitu:
1. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata
2. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke
bawah dan ke dalam
3. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas
dan ke bawah
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata yaitu
muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior, sedangkan
yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata adalah muskulus levator
palpebralis superior.
Ketika mata terbuka, bulu mata akan melindungi mata manusia dari
debu. Kelenjar air mata terletak disebelah dalam dari kelopak mata atas.
Kelenjar ini terus menghasilkan air mata yang berfungsi membasahi dan
membersihkan permukaan mata. Air mata juga mengandung zat yang
dapat membunuh bakteri- bakteri yang masuk.
o Kornea
o Pupil
Pupil, yang merupakan bagian lingkaran hitam di bola mata kita,
sebenarnya adalah tempat lewatnya cahaya ke dalam mata. Pupil
berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk.
Misalnya, ketika kita terpapar banyak cahaya, maka secara
otomatis pupil akan mengecil sehingga cahaya yang masuk ke
dalam mata tidak terlalu banyak. Begitu pula sebaliknya.
o Iris
Sklera adalah bagian dinding putih mata. Sklera ini berfungsi untuk
melindungi struktur mata dan membantu mempertahankan bentuk
mata.
o Lensa Mata
Lensa mata adalah bagian yang bersifat lunak dan transparan.
Posisinya berada di belakang iris. Bagian mata ini berfungsi untuk
mengumpulkan dan memfokuskan cahaya agar bayangan suatu
benda dapat jatuh di tempat yang tepat. Uniknya, lensa mata
punya kemampuan yang disebut sebagai daya akomodasi.
o Saraf Optik
o Koroid
o Titik Buta
o Kelopak Mata
o Vitreous Humor
o Bintik Buta
Fungsi bintik buta adalah sebagai tempat saraf optik dan pembuluh
darah meninggalkan bola mata. Saraf optik terhubung ke otak dan
membawa gambar ke otak, di mana mereka diproses. Inilah yang
kemudian menyebabkan kita tahu apa yang kita lihat.
Otot akomodasi atau otot siliar atau otot lensa adalah otot yang
menempel pada lensa mata. Bagian ini berfungsi mengatur
kelengkungan lensa mata. Pengaturan kelengkungan ini
diperlukan agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
o Aqueous humor
o Bintik kuning
o Konjungtiva
o Fovea sentralis
o Kelenjar lakrima
Kelenjar lakrima atau kelenjar air mata adalah bagian mata yang
berfungsi menghasilkan air mata. Air mata bermanfaat untuk
melembabkan mata, membersihkan mata dari debu, serta
mematikan kuman yang masuk ke mata.
Mata manusia menyerupai kamera yang sering dipakai untuk memotret objek
tertentu. Mata maupun kamera, keduanya mempunyai lensa yang dapat diatur
untuk membentuk bayangan pada suatu permukaan atau layar. Pada kamera,
bagian yang berfungsi untuk menangkap bayangan adalah film, sedangkan
pada mata penangkap bayangan adalah selaput jala atau retina. Bola mata
tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a.Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun
dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih.
Fungsinya adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan
membantu mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk
kornea, yaitu lapisan bening yang bersifat tembus pandang dan
transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.
Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea
selalu dibasahi oleh air mata.
b.Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang
banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah
memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan
mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata. Bagian dalam pada
koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik
dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang
merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang
telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau
warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata
biru, hitam, coklat, abu-abu, dan hijau. Pupil adalah celah yang berada di
bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya
yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi
sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih
banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan
cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan. Lensa
mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu
kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis).
Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan oleh jarak
benda yang dilihat. Jarak benda yang dapat dilihat oleh mata normal
dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh
yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh.
Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
c.Selaput jala
Selaput jala disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada
mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada
retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini.
Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang.
Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini
memerlukan protoan iodopsin.
Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini
memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat di
bentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A.
Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak
dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada
waktu ditempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan
penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. Untuk pembentukan
rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk
kita tidak bisa melihat dengan jelas untuk beberapa saat ditempat teduh.
2. Proses melihat
Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh
benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda,
maka mata tidak bisa melihat benda tersebut.
Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata, menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat
dibintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikkan ke otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak
sehingga manusia bisa mengetahui apa yang mereka lihat.
C. HIDUNG
Manusia dapat menikmati aroma harum bunga atau parfum, juga
mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman yang
terdapat dalam rongga hidung. Ketika mencium bau, manusia mengindera
partikel-partikel kimia di udara. Hidung dipisahkan oleh dinding tulang
rawan menjadi dua lubang hidung. Kedua lubang itu berakhir di dua tulang
yang disebut turbinate.
Udara yang masuk dialirkan melalui saluran pernapasan ke bagian
belakang tenggorokkan, lalu turun ke pipa udara sampai ke paru-paru.
Lubang hidung dan saluran napas dilapisi oleh membrane mukus yang
diselubungi rambut halus yang disebut silia. Mukus dan silia menyaring
debu, kuman dan cairan, lalu membuangnya ke saluran pencernaan melalui
bagian belakang tenggorokkan. Dengan demikian kotoran tidak terisap oleh
paru-paru.
Udara yang masuk ke paru-paru, terlebih dahulu dihangatkan dan
dilembabkan oleh turbinate dan membrane mukus. Sel-sel reseptor yang
disebut sel pencium (sel olfactory), terletak di rongga hidung bagian atas.
Fungsinya untuk mendeteksi kandungan kimia udara yang terhirup. Sel
reseptor ini membawa implus saraf ke pembuluh pencium yang terletak di
belakang rongga hidung. Sinyal diteruskan ke otak dan diartikan sehingga
manusia bisa mencium bermacam-macam bau. Manusia bisa membedakan
lebih dari 3.000 jenis zat kimia melalui baunya. Akan tetapi, apabila
dibandingkan dengan indera pencium beberapa mamalia, manusia masih
kalah peka.
Dalam keadaan tertentu terkadang manusia kehilangan rasa bau,
keadaan ini disebut asmonia. Asmonia dapat terjadi akibat penyumbatan
rongga hidung, misalnya pilek, terdapat polip atau tumor di rongga hidung,
sel pencium rusak pada infeksi kronis dan ganguan pada saraf I, bulbus,
dan traktus olfaktorius atau kortek otak.
D.LIDAH
Seseorang bisa merasakan rasa teh manis dan obat karena adanya
indera perasa/pengecap. Lidah adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa zat kimia larutan. Pembentuk lidah yang utama adalah
otot yang diselubungi oleh membran mukus. Lidah terasa licin di dalam
mulut. Apabila diperhatikan dengan cermat, permukaannya tampak
bercelah dan banyak tonjolan kecil yang disebut papil (papilla). Papil dan
celah tersebut memiliki kuncup pengecap dengan sekumpulan sel peka di
dalam rongga musuknya. Implus saraf dari sel sensoris kuncup pengecap
dihubungkan ke otak oleh dua saraf. Saraf yang satu membawa informasi
rasa dari bagian depan lidah, dan saraf yang lain dari samping dan
belakang lidah. Implus dibawa ke pusat rasa yang ada di otak dan diartikan
menjadi rasa yang kita kecap.. Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat
kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu.
Makanan harus dibasahi ludah agar bisa dikecap. Jika lidah kering
maka makanan tidak terasa. Citra rasa yang lezat selalu didahului oleh
baunya. Apabila hidung kita tertutup pada waktu makan, makanan yang kita
makan akan kehilangan hampir seluruh cita rasanya.
E.KULIT
Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
sentuhan,
tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan
karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf
indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas atau ujung saraf
tanpa selaput yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan korpuksel taktil
atau ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Korpuksel taktil meliputi:
Ujung Saraf Berselaput Rangsangan
Korpuskel pacini Tekanan
Korpuskel ruffini Panas
Korpuskel krause Dingin
Korpuskel meissner Sentuhan
Korpus meissener yang terletak di dekat permukaan kulit
menanggapi sentuhan. Persebaran korpus meissener menentukan peka
tidaknya suatu permukaan. Ujung jari mengandung lebih dari seribu jenis
reseptor ini, sedangkan punggung tangan hanya sedikit. Orang buta dapat
membaca huruf timbul (Braille) hanya dengan menggunakan ujung jarinya
dengan meraba huruf-huruf tersebut. Kesan dari huruf-huruf yang
dirabanya diteruskan oleh saraf peraba menuju otak untuk diartikan. Korpus
meissener ada yang berhubungan dengan pangkal rambut sehingga
apabila suatu benda menyentuh sel rambut, sel saraf meissener akan
terangsang.
Korpus pacini yang terletak hamper ke lapisan hypodermis
menanggapi rangsang tekanan. Korpus ruffini tanggap terhadap rangsang
panas, dan korpus Krause tanggap terhadap rangsang dingin.
Ujung saraf tanpa selaput selain terdapat di dalam kulit juga terdapat
di dalam organ internal. Saraf ini peka terhadap rasa sakit. Saraf perasa
sakit walaupun menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan, namun
sangat penting untuk keselamatan manusia. Jika ada sesuatu yang tidak
beres dengan tubuh, saraf ini akan memperingatkan tubuh. Jika bahaya
begitu besar, tubuh segera bereaksi, bahkan jauh sebelum otak
menyadarinya. Misalnya seperti gerak refkel seperti melompat menjauhi
bara api yang membuat manusia terhindar dari bahaya terbakar.
Semua jenis reseptor bisa menerima rangsang secara bersamaan.
Ketika kita berjabat tangan, sel reseptor sentuhan, tekanan, dan
suhu menerima rangsangan. Jika pada saat itu tangan kita diremas maka
sel penerima rasa sakit juga akan terangsang.
Kulit merupakan organ perasa dan peraba manusia. Kulit terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis atau
lapisan terluar merupakan lapisan pelindung. Lapisan yang paling tebal
biasanya terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan. Hipodermis
adalah lapisan terdalam yang kaya akan jaringan lemak untuk
menghangatkan tubuh. Di antara kedua lapisan ini terdapat dermis.
Lapisan tengah ini mengandung kelenjar keringat, kelenjar minyak, folikel
rambut, pembuluh darah, saraf dan sel penerima khusus yang berkaitan
dengan indera peraba/perasa.
ALAT - ALAT OPTIK
1. Pendahuluan
Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan sehari-
hari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain:
• Kaca Pembesar (Loupe / Lup)
• Lensa
• Teropong
• Kamera
• Mikroskop
• Proyektor
• Periskop
• Mata
Dengan mata, kita dapat mengamati objek di sekitar kita secara baik. Namun untuk
objek berukuran sangat kecil, mata kita tidak mampu mengamatinya. Demikian
halnya untuk objek yang letaknya sangat jauh, mata tidak dapat mengamatinya
secara baik. Jadi mata kita memiliki keterbatasan dalam mengamati suatu objek.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, digunakan alat optik misalnya Lup dan
Mikroskop untuk mengamati benda-benda berukuran kecil, Teleskop untuk
mengamati benda-benda yang letaknya sangat jauh agar terlihat jelas. Selanjutnya
akan dibahas 2 alat optik saja, yaitu Mata, lup
2. Mata
Mata sebagai indera penglihat merupakan alat optik yang sangat penting. Bagian-
bagian penting mata ditunjukkan pada gambar berikut.
Bintik Kuning
Pupil
Lensa
Syaraf Optik
Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut: berkas sinar dari objek menuju ke
mata, kemudian dibiaskan oleh lensa mata sehingga terbentuk bayangan nyata dan
terbalik di retina. Oleh syaraf penglihatan yang ada pada retina hal itu diteruskan ke
otak sehingga terjadi kesan melihat.
Pada retina terdapat cekungan yang dinamakan Bintik Kuning dan di pusat bintik
kuning tersebut syaraf penglihatan paling peka dibandingkan tempat lain pada
retina. Pada bagian yang paling peka tersebut indera penglihatan paling kuat dan
dinamakan Fovea. Agar mata dapat melihat objek secara jelas, bayangan objek
tersebut haruslah tepat berada di tempat itu.
Jika bayangan suatu objek terbentuk di daerah syaraf optik, maka objek tersebut
tidak terlihat. Daerah ini dinamakan Bintik Buta. Jumlah cahaya yang masuk ke
mata diatur oleh pupil yang bertindak sebagai diafragma. Ukuran lubang pupil dapat
membesar atau mengecil tergantung kuat lemahnya cahaya yang menuju ke mata.
Jika cahaya yang menuju ke mata terlalu kuat (terang), lubang pupil mengecil dan
sebaliknya jika cahaya yang menuju ke mata lemah (redup) lubang pupil membesar.
Agar bayangan selalu terbentuk pada bintik kuning, meskipun objek yang dilihat
berada di dekat maupun jauh dari mata, maka lensa mata harus harus mengubah
kecembungannya. Untuk melihat objek yang sangat dekat, otot mata harus makin
tegang sehingga lensa mata makin cembung (berakomodasi). Sedangkan pada
waktu melihat objek yang letaknya jauh, otot mata tidak perlu tegang (otot mata
dalam kondisi rileks).
Mata memiliki keterbatasan jarak pandang, baik jarak yang paling dekat maupun
jarak yang paling jauh dari mata. Titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas
oleh mata (berakomodasi maksimum) disebut titik dekat (punctum proximum).
Sedangkan titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata (tidak
berakomodasi) disebut titik jauh (punctum remotum).
Mata normal orang dewasa memiliki titik dekat antara 20 - 30 cm (biasanya diambil
sebesar 25 cm), sedangkan titik jauhnya berada di jauh tak berhingga. Kemampuan
berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata, semakin kuat daya akomodasi
semakin semakin kecil jarak titik dekatnya (titik dekat lebih dekat ke mata).
Sebaliknya, semakin lemah daya akomodasi semakin jauh letak titik dekatnya,
Mata rabun dekat, bayangan di Mata rabun dekat, ditolong dengan lensa
belakang retina cembung (+), bayangan tepat di retina
Letak titik dekat mata hipermotrop lebih jauh dibandingkan letak titik dekat mata
normal. Untuk menolong penderita rabun dekat diperlukan kacamata berlensa
cembung (+), yang bersifat mengumpulkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi
membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari objek yang berada pada jarak
baca normal.
Mata Miopi, bayangan di depan retina Mata Miopi, ditolong dengan lensa cekung (-),
bayangan tepat di retina
Penderita miopi dapat ditolong dengan kaca mata berlensa negatif (cekung), yang
bersifat menyebarkan berkas cahaya. Lensa ini berfungsi membentuk bayangan
maya di titik jauh mata dari benda yang berada di jauh tak berhingga. Dengan
demikian, benda yang berada di jauh tak berhingga akan membentuk bayangan
tepat di retina, sehingga terlihat jelas.
Untuk mata normal, ketika benda yang dilihat oleh mata berada di ruang III, maka
bayangan akan terbentuk di ruang (II) lensa mata. Ruang (II) ini berada di bagian retina
mata atau lebih tepatnya di bintik kuning. Seperti yang kita ketahui bahwa retina dan
bintik kuning merupakan bagian dari mata yang mempunyai sifat sangat peka terhadap
cahaya, sehingga bayangan nyata yang jatuh pada retina langsung ditangkap oleh
retina, kemudian disampaikan kepada otak sebagai pusat kesadaran melalui saraf
optik.
2.4. Presbiopi (mata tua)
Mata tua atau presbiopi banyak dialami oleh orang-orang lanjut usia. Cacat mata ini
disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata (otot mata sudah lemah).
Akibatnya, baik titik dekat maupun titik jauh mata letaknya bergeser, yaitu titik dekat
bergeser menjauhi mata, sedangkan titik jauh bergeser mendekati mata.
Dengan demikian, penderita presbiopi tidak dapat melihat secara jelas, baik objek
yang berada pada jarak baca normal maupun yang berada di tempat sangat jauh.
Untuk menolong penderita ini, digunakan kacamata berlensa ganda, yaitu lensa
untuk melihat jauh dan lensa untuk membaca.
2.5. Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh bentuk permukaan kornea mata yang tidak sferis,
artinya kelengkungan pada satu bidang tidak sama tajamnya dengan kelengkungan
pada bidang yang lain. Akibatnya, suatu bingkai horisontal dan bingkai vertikal tidak
dapat difokuskan dengan baik secara bersamaan. Untuk menolong penderita ini,
digunakan kacamata berlensa silindris.
3. Lup
Agar dapat melihat secara teliti benda-benda berukuran kecil, kita harus
mendekatkan benda tersebut ke mata kita. Dengan menggeser benda lebih dekat ke
mata berarti kita memperbesar sudut penglihatan, sehingga benda tersebut terlihat
lebih besar. Jadi agar suatu benda tampak lebih besar, maka sudut penglihatan kita
terhadap benda itu harus diperbesar.
Hal itu serupa dengan fenomena sehari-hari saat kita melihat gunung di kejauhan
tampak lebih rendah daripada pohon kelapa di depan kita. Gambar berikut
menunjukkan sebuah benda setinggi h diamati dengan sudut penglihatan yang
berbeda-beda. Bayangan yang terjadi pada retina lebih besar jika sudut penglihatan
diperbesar (h3 > h2 > h1 karena sudut penglihatan α > β >
γ)
h
h h
Cara lain untuk memperbesar sudut penglihatan adalah dengan menggunakan lensa
cembung (+) atau lup. Lup dipasang di antara mata dan benda yang akan diamati,
kemudian lup digeser mendekati benda tersebut sampai terlihat lebih besar dan jelas
(letak benda harus di antara lensa dan F seperti gambar berikut).
Perbesaran sudut (anguler) pada lup:
25
M = ------- + 1 (f dalam cm) untuk mata berakomodasi maksimum. f
25
M = ------- (f dalam cm) untuk mata tidak berakomodasi (benda di F)
f
Perbesaran sudut yang dapat diperoleh dengan lup sederhana kira-kira 2X – 4X.
Untuk memperoleh perbesaran yang lebih besar lagi, digunakan mikroskop.
Lensa cembung adalah lensa dengan bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepi. Cahaya
yang jatuh pada permukaan lensa cembung akan mengalami pembiasan. Berkas-berkas sinar
datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas sinar biasnya mengumpul. Oleh karena itu,
lensa cembung disebut jugalensa konvergen. Adapun bagian-bagian lensa cembung
ditunjukkan pada gambar berikut ini.
Bagian-bagian lensa cembung
Sifat-Sifat Bayangan Lensa Cembung
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bergantung pada letak benda.
Sebuah objek yang diletakkan di depan sebuah lensa cembung akan memiliki bayangan
dengan sifat tertentu. Berikut ini adalah daftar posisi benda, sifat bayangan dan letak bayangan
pada peristiwa pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Posisi Benda
Sifat Bayangan
Letak Bayangan
Ruang I
Maya, tegak, diperbesar
Di depan lensa
Titik Fokus
Maya, tegak, diperbesar
Di depan lensa
Ruang II
Nyata, terbalik, diperbesar
Di belakang lensa
Pusat Kelengkungan
Nyata, terbalik, sama besar
Di belakang lensa
Ruang III
Nyata, terbalik, diperkecil
Di belakang lensa
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa hal mengenai sifat bayangan
yang dibentuk oleh lensa cembung, yaitu sebagai berikut.
□
Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap bendanya.
□
Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik terhadap bendanya.
Keterangan:
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
F = jarak fokus
R = jari-jari lensa
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan
dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai
berikut.
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
H’ = tinggi bayangan
H = tinggi benda
S’ = jarak bayangan
S = jarak benda
Pada lensa cembung, makin kecil jarak titik fokusnya, maka makin kuat lensa tersebut
memancarkan sinar. Hal ini berarti bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik
fokusnya. Secara matematis, kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
F = jarak fokus (m)
Sedangkan rumus untuk menentukan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan pada
lensa cembung, secara matematis dituliskan dalam bentuk persamaan berikut ini.
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = V
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Indera manusia yang pertama adalah mata. Mata manusia ada dua dan
berfungsi untuk melihat. Mata adalah organ penglihatan yang menerima
rangsangan berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan
beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah
dengan bantuan tiga penggerak mata. Bebrapa gangguan mata adalah rabun
dekat, rabun jauh, rabun dekat dan jauh, katarak, astigmatisme, rabun senja, buta
warna, dan juling. Indera yang selanjutnya yaitu telinga, yang merupakan alat
indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia
mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Beberapa
gangguan pada telinga disebabkan karena luka, penumpukkan kotoran, gendang
telinga yang rusak, presbikusis, rusaknya reseptor pendengaran, dan otosklerosis.
Kemudian ada hidung, hidung dapat menikmati aroma harum bunga atau parfum,
juga mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman yang
terdapat dalam rongga hidung. Selain itu ada lidah, alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa zat kimia larutan. Dan terakhir ada kulit, kulit adalah alat indera
yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan
nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf
yang ada pada kulit. Manusia harus menjaga dengan baik indera yang sudah
diberikan oleh Tuhan, dan berhati-hati dalam penggunaannya.
Dengan mata, kita dapat mengamati objek di sekitar kita secara baik. Namun untuk objek
berukuran sangat kecil, mata kita tidak mampu mengamatinya. Demikian halnya untuk
objek yang letaknya sangat jauh, mata tidak dapat mengamatinya secara baik. Jadi
mata kita memiliki keterbatasan dalam mengamati suatu objek. Untuk mengatasi
keterbatasan tersebut, digunakan alat optik misalnya Lup dan Mikroskop untuk
mengamati benda-benda berukuran kecil, Teleskop untuk mengamati benda-benda
yang letaknya sangat jauh agar terlihat jelas.