Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH SISTEM INDERA MANUSIA

Disusun Oleh :
Febriyani Nurhidayati (P1337421019016)
Kelas : 1A

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
JALAN DEWI SARTIKA NO.1 DEBONG KULON RT 001/RW 001
2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Ridha dan Rahmat-Nya serta
nikmat yang begitu besar yang diberiakan kepada kita semua terutama nikmat kesehatan,
sehingga Makalah Kami dapat terselesaikan.
Salam dan salawat kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, Nabi yang
mengantarkan kita dari zaman kejahiliyaan menuju zaman islamiyah. Nabi yang dianggap
sebagai Uswatun Hasanah atau suri tauladan yang baik.
Dalam isi makalah ini membahas tentang Anatomi Fisiologi pada System Indera.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang kita
inginkan. Oleh karena tiu, kami masih mengharapkan saran dankritik yang membangun dari
para pembaca sekalian
Kami menngucapakan banyak terimakasih kepada Dosen yang telah membimbing
kami. Brgitu juga kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memnerikan sumbangan peningkatan kemampuan
terhadap perawat menjadi perawat yang professional masa depan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan.

Tegal, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
1. INDERA PENGLIHAT ......................................................................................... 2
1.1 Pengertian Indera Penglihat (Mata) ................................................................... 2
1.2 Anatomi Indera Penglihat (Mata) dan Fungsinya .............................................. 3
1.3 Mekanisme Indera Penglihat (Mata) .................................................................. 7
2. INDERA PENDENGAR........................................................................................ 8
2.1 Pengertian Indera Pendengar (Telinga) ............................................................. 8
2.2 Anatomi Indera Pendengar (Telinga) dan Fungsinya ...................................... 11
2.3 Mekanisme Indera Pendengar (Telinga) .......................................................... 12
3. INDERA PERABA .............................................................................................. 13
3.1 Pengertian Indera Peraba (Kulit) ..................................................................... 13
3.2 Anatomi Indera Peraba (Kulit) ........................................................................ 15
3.3 Fungsi Indera Peraba (Kulit) ............................................................................ 17
3.4 Mekanisme Indera Peraba (Kulit) .................................................................... 17
4. INDERA PENGECAP ......................................................................................... 18
4.1 Pengertian Indera Pengecap (Lidah) ................................................................ 18
4.2 Anatomi Indera Pengecap (Lidah) ................................................................... 20
4.3 Fungsi Indera Pengecap (Lidah) ...................................................................... 23
4.4 Mekanisme Indera Pengecap (Lidah) .............................................................. 24
5. INDERA PEMBAU ............................................................................................. 25
5.1 Pengertian Indera Pembau (Hidung) ................................................................ 25
5.2 Anatomi Indera Pembau (Hidung) ................................................................... 27
5.3 Fungsi Indera Pembau (Hidung) ...................................................................... 27
5.4 Mekanisme Indera Pengecap (Hidung) ............................................................ 28
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 30
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 30
B. Saran ...................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 31

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Semua organism memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
Informasi tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau datang dari luar. Reseptor
diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor
(penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya),
aodioreseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang
fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa
reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan
sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh
tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indera penglihat(mata),
pendengar (telinga), peraba (kulit), pengecap (lidah), dan pembau (hidung). Untuk
lebih memahami kelima eksoreseptor tersebut, maka kami akan membahasnya dalam
Sistem Indera.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera penglihat ?
2. Apa saja anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera pendengar ?
3. Apa saja anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera peraba ?
4. Apa saja anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera pengecap ?
5. Apa saja anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera pembau ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera penglihat.
2. Untuk mengetahui anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera pendengar.
3. Untuk mengetahui anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera peraba.
4. Untuk mengetahui anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera pengecap.
5. Untuk mengetahui anatomi, fungsi, dan mekanisme kerja indera pembau.

1
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM INDERA MANUSIA
Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima
rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca
indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan (telinga),
indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah), serta indera peraba dan perasa
(kulit).
Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika:
 saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,
 otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,
 alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.

1. INDERA PENGLIHAT
1.1.Pengertian Indera Penglihat ( Mata)

Mata adalah salah satu organ tubuh yang termasuk ke dalam pancaindera dan
memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi utama mata adalah sebagai indera
penglihatan. Kita dapat melihat semua benda disekitar karena fungsi mata berjalan
dengan baik. Organ ini merupakan organ yang sistem kerjanya berhubungan dengan
cahaya (gelap terang). Organ mata memiliki struktur dan fungsi yang kompleks.

2
Manusia telah memanfaatkan ilmu pengetahuan tentang mata untuk menciptakan
sebuah alat yang kita sebut dengan kamera. Walaupun demikian, kamera tetap tidak
lebih baik daripada mata manusia. Ciptaan tuhan tentunya merupakan yang paling
sempurna.

1.2.Anatomi Indera Penglihat (Mata) dan Fungsinya


Bagian – bagian mata dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu organ dalam
dan organ luar.

1. Bagian Luar Mata

Bagian luar mata secara umum tidak berhubungan dengan fungsi penglihatans secara
langsung. Bagian-bagian ini lebih tepatnya berfungsi untuk melindungi dan
mendukung fungsi bagian dalam mata. Beberapa bagian luar mata adalah :

a. Bulu Mata
Bulu mata adalah bagian berupa rambut halus yang terletak pada atas dan bawah
kelopak mata. Bulu mata berfungsi sebagai pelindung dari kotoran yang hendak
masuk. Kotoran ataupun benda asing lainnya yang masuk ke dalam mata dapat
mengganggu fungsi utama mata sebagai organ penglihatan.

b. Kelopak Mata
Kelopak mata adalah lipatan kulit lunak di atas mata dan di bawah mata yang
memiliki fungsi utama untuk melindungi bola mata. Kelopak mata yang normal dapat
menutup dan membuka dengan baik. Kelopak mata dapat bergerak dengan sengaja,
tetapi dapat juga bergerak secara refleks. Gerakan sengaja terjadi sesuai dengan

3
keinginan kita, namun gerakan refleks terjadi tanpa dapat kita kontrol, contohnya
ketika ada benda asing yang masuk ke mata, maka kelopak mata akan tertutup secara
otomatis.

c. Alis Mata
Alis mata adalah bagian yang terdapat di atas kelopak mata (atas) kiri dan kanan. Alis
mata disusun oleh rambut-rambut halus. Ada orang yang memiliki alis mata yang
tebal, adajuga yang memiliki alis mata yang tipis. Fungsi utama alis mata juga sama
dengan bagian mata luar lainnya, yaitu untuk melindungi mata dari benda asing,
terutama dari keringat yang menetes dari dahi.

d. Kelenjar mata (Kelenjar Lakrimalis)


Kelenjar lakrimalis adalah kelenjar yang berperan dalam produksi air mata. Kelenjar
mata terletak pada bagian luar atas kelopak mata. Air mata yang diproduksi dialirkan
melalui salurang (duktus) ke bagian samping (lateral) konjungtiva, kemudia akan
dibawa ke seluruh bagian bola mata dengan refleks kedipan mata.

2. Bagian Dalam Mata

a. Sklera (Selaput Putih)


Sklera merupakan lapisan luar bola mata yang konsistensinya lumayan keras karena
disusun oleh zat tanduk. Kata sklera sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“skleros” yang artinya keras. Karena sifatnya yang keras, sklera berfungsi untuk
melindungi bagian dalam dari bola mata. Normalnya Sklera berwarna putih, elastis,
tembus cahaya dan berserat kuat. Pada mata manusia keseluruhan sklera berwarna

4
putih sehingga terlihat kontras dengan iris, namun pada mamalia lain skleranya
kebanyakan berwarna gelap, sejenis dengan iris.

b. Koroid
Koroid merupakan bagian mata yang terletak diantara Sklera dan Retina. Koroid
sering juga disebut sebagai lapisan pembuluh darah pada mata, fungsi koroid adalah
untuk memberikan nutrisi dan oksigen kepada struktur di sekitarnya, terutama retina.
Koroid normal berwarna coklat atau hitam, warna gelap ini dimiliki agar cahaya yang
masuk tidak dipantulkan kembali. Bagian koroid yang terputus akan membentuk iris,
kemudia pada iris terdapat pupil yaitu bagian yang berbentuk seperti lubang kecil.
Koroid memiliki 4 lapisan, yaitu :
• Lapisan Hallerm yaitu bagian terluar dari koroid dengan diameter pembuluh
darah yang paling besar.
• Lapisan Sattler yaitu lapisan dengan pembuluh darah ukuran sedang pada
daerah koroid.
• Koriokapilaris merupakan bagian koroid yang pembuluh darahnya berupa
pembuluh kapiler.
• Membran bruch yaitu bagian terdalam dari koroid dengan ukuran pembuluh
darah yang paling kecil.
c. Iris (Selaput Pelangi)
Iris (selaput pelangi) merupakan bagian berwarna pada mata yang memiliki otot-otot
kecil untuk mengatur pencahayaan yang diterima. Jaringan dalam iris berfungsi untuk
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata, sedangkan pigmen dalam iris
bertanggung jawab untuk menentukan warna mata seseorang. Setiap manusia
memiliki pola dan tekstur iris yang berbeda, oleh karena itu iris dapat digunakan
untuk mengidentifikasi seseorang, sama halnya dengan sidik jari. Warna iris pada
orang Indonesia umumnya adalah coklat atau hitam, namun adapula orang yang
memiliki iris berwarna biru, hijau, merah, dll.

d. Pupil
Pupil adalah bagian mata yang berbentuk seperti lingkaran dan terletak di tengah iris.
Pupil berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata dengan cara melebarkan
atau menyempitkan lingkarannya. Bila cahaya yang diterima semakin banyak
(bertambah terang) maka pupil akan menyempit, sedangkan bila cahaya yang diterima
semakin sedikit (bertambah gelap) maka pupil akan melebar. Cahaya yang masuk
melalui pupil kemudian akan diteruskan ke lensa mata dan memusatkan bayangan ke
retina. Pengaturan masukan cahaya oleh pupil berfungsi untuk menjaga penglihatan
kita tetap Normal.
e. Retina
Retina adalah lapisan tipis yang terletak pada bagian dalam bola mata. Retina
berfungsi untuk menerima cahaya dan membentuk bayangan benda dan kemudian
akan disalurkan ke saraf otak. Retina memiliki sel yang peka terhadap cahaya yang
disebut fotoreseptor. Terdapat 2 jenis sel yang berperan untuk menangkap cahaya,
yaitu :
• Sel Batang (Basilus), merupakan sel yang berperan dalam menangkap cahaya
lemah (pada malam hari atau dalam keadaan gelap).
• Sel Kerucut (Konus), berperan untuk menerima cahaya saat keadaan terang
(pada siang hari).
Kepekaan retina terhadap cahaya akan menentukan ketajaman penglihatan seseorang.
Pada manusia struktur retina berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 22 mm.

5
Pada bagian tengah retina terdapat suatu daerah yang tidak peka terhadap cahaya
karena tidak memiliki fotoreseptor. Bagian ini disebut Blind Spot atau titik buta. Pada
retina juga terdapat bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap cahaya
karena merupakan tempat berkumpulnya sel-sel saraf. Bintik kuning berfungsi untuk
pusat penerimaan cahaya dan meneruskan sinyal tersebut ke otak.

f. Kornea
Kornea merupakan selaput bening mata yang transparan dan dapat ditembus oleh
cahaya. Kornea merupakan bagian yang menutupi iris dan pupil, apabila kornea
disentuh, maka akan terjadi refleks menutup mata. Kornea berfungsi sebagai
membran pelindung dan struktur yang dilalui berkas cahaya untuk menuju ke retina.
Struktur kornea dapat dikatakan halus seperti kaca, namun tetap kuat dan tahan lama.
Kornea tidak memiliki pembuluh darah, sehingga sumber nutrisinya berasal dari
aqueous humor dan dari air mata. Jaringan kornea terdiri atas 5 jaringan dasar, yaitu :
1. Epitel (5 lapis epitel yang saling tumpang tindih)
2. Lapisan Bowman (lapisan jaringan transparan yang disusun oleh serat protein
kuat)
3. Stroma (90% ketebalan kornea, sebagian besar terdiri dari air dan sebagian
kecil lainnya merupakan kolagen)
4. Descement (membran aseluler yang bersifat elastis)
5. Endotel (lapisan tipis yang berfungsi menjaga keseimbangan kornea dengan
pemompaan cairan)
g. Aqueous Humor
Merupakan cairan yang terdapat pada bilik depan mata. Aqueous Humor berfungsi
untuk menjaga keseimbangan tekanan di dalam bola mata dan memberikan nutrisi
penting untuk mata, serta mempertahankan bentuk dari bila mata. Aqueous humor
terletak diantara kornea dan lensa. Cairan dalam aqueous humor terus berganti untuk
menjaga kondisinya agar ia dapat menjalankan fungsinya denngan baik.

h. Lensa Mata (Lensa Kristalin)


Lensa merupakan bagian mata yang terletak di belakang pupil dan iris mata. Lensa
mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar jatuh tepat ke retina. Lensa
merupakan struktur yang trasparan. Lensa mata memiliki kemampuan khusus yang
disebut daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk menebal atau menipis sesuai dengan
jarak benda yang dilihat. Untuk menjalankan kemampuan tersebut, lensa didukung
oleh otot mata (otot siliaris), kontrasi atau relaksasi dari otot ini akan membuat
perubahan ukuran lensa sehingga dapat terjadi akomodasi. Lensa akan semakin
cembung apabila melihat benda yang dekat, dan semakin cekung ketika melihat benda
yang jauh.

i. Vitreous Humor
Vitreous Humor merupakan cairan kental bening yang mengisi sebagian besar bola
mata. Vitreous Humor terletak sebuah ruangan diantara lensa mata dan retina. 98%
dari vitreous humor merupakan cairan, sebagian lainnya terdiri dari serat kolagen
halus, garam, gula dan sel – sel fagosit. Vitrous humor berfungsi untuk menjaga
bentuk bola mata dan mengatur tekanan mata.

j. Saraf Optik (Saraf Kranial 2)


Saraf Optik merupakan susunan saraf yang berfungsi untuk menerima informasi dari
retina dan kemudian meneruskan informasi tersebut ke otak.

6
1.3.Mekanisme Indera Penglihat (Mata)

Cahaya sinar yang melewati kornea aqueus humor dan lensa akan membelok,
suatu proses yan g dikenal sebagai proses repfraksi. Hal ini memungkinkan cahaya
dari area yang lebih kecil di retina. Berkas sinar parallel dibelokkan oleh lensa
cembung menuju titik utama diretina. Jika jarak objek kurang dari 7 meter,
lengkungan lensa harus ditingkatkan untuk memudahkan focus pada retina. Hal ini
disebut akomodasi. Pandangan jauh dapat diperoleh, jika lenssa berada dalam posisi
istirahat normal.
Saat istirahat (normalnya digunkanan untuk penglihatan jauh), akan tetapi
untuk penglihatan jauh, kacamta konkav penting untuk membuat titik focus lebih
dekat.
Bola mata bergerak didalam orbital dengan 6 otot orbital, yang berbentuk pita
dan menempel pada kelenjar sclera. Otot-otot ini bekerja pada mata dann
mengoordinasi geraknya, sehingga kedua mata dapat focus pada objek yang sama.
Kelemahan satu atau lebih otot dapat mengakibatkan salah satu mata berdifisiasi
kondisi ini biasa disebut penglihatan juling (squin).
Fungsi mata: mata merupakan organ yang sangat lembut dan dilindungi oleh
alis mata, dan kelopak mata, dan kelenjer lakrimasi, juga tulang orbital yang
tersimpan didalam jaringan lemak.
Organ sensorik komplek yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan
saraf untuk tranduksi sinar. Apparatus optic mata membentuk dan memertahankan
ketajaman focus objek retina.
Prinsip optic: sinar dialihkan berjalan dari satu medium kemedium lain dari
kepadatan yang berbeda, fokus utama pada garis yang berjalan melalui pusat
kelengkungan lensa sumbu utama. Indera penglihatan menerima rangsangan berkas-
berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan
rangsangan ini kepusat penglihatan pada otak utnuk ditafsirkan. Cahaya yang jatuh
kemata menimbulkan banyangan yang letak-letak difokuskan pada retina. Banyangan
itu menembus dan diubah oleh kornea lensa badan aqueous dan vitrous. Lensa
membiaskan cahaya dan memfokuskan banyangan pada retina bersatu menangkap
sebuah titik bayangan yang difokuskan.

7
2. INDERA PENDENGAR

2.1. Pengertian Indera Pendengar (Telinga)


Telinga adalah organ indera yang berfungsi untuk mendengar. Ada unsur yang
dibutuhkan untuk bisa mendengar, yaitu suara dan persepsi energi suara.
Setiap kali telinga mendengar suara, maka telinga akan mengidentifikasi suara
apa yang terdengar dan melakukan lokalisasi yaitu mencari tahu asal suara tersebut.
Setelah itu, otak dan sistem saraf pusat akan melakukan persepsi energi suara.

2.2.Anatomi Indera Pendengar (Telinga) dan Fungsinya


Tahukah kamu bahwa telinga manusia memiliki kemampuan untuk mendengar
suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz? Fakta ini tentunya tidak terlepas dari
anatomi telinga manusia yang terdiri dari beberapa bagian yang disertai dengan
fungsinya masing-masing.
Berikut ini adalah informasi bermanfaat mengenai anatomi telinga manusia:

8
a. Telinga Bagian Luar
Telinga manusia bagian luar berfungsi seperti corong yang menangkap getaran
suara dan menyalurkannya hingga ke gendang telinga. Telinga bagian luar terdiri dari
dua bagian. Kedua bagian itu adalah daun telinga dan liang telinga.
Berikut ini adalah bagian yang ada di telinga luar:
1. Daun telinga
Daun telinga atau pinna merupakan bagian dari telinga luar yang paling
menonjol dan mudah terlihat. Setiap manusia normalnya memiliki dua daun telinga
yang terletak pada dua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Daun telinga terbentuk dari
tulang rawan.
Fungsi daun telinga adalah untuk mengumpulkan gelombang suara dan
menyalurkannya ke liang atau saluran telinga. Selain itu, fungsi dari daun telinga
adalah untuk melakukan lokalisasi suara yakni dengan merasakan daun telinga pada
sisi mana yang lebih dekat dengan suara.
2. Liang telinga/ saluran telinga
Bagian selanjutnya dari telinga luar setelah daun telinga adalah liang atau
saluran telinga. Saluran telinga orang dewasa memiliki panjang sekitar 3 cm. Bentuk
lubang telinga ini menyerupai huruf S.
Pada bagian awal saluran/ lubang telinga tersusun dari tulang rawan dan pada
bagian selanjutnya tersusun dari tulang keras. Fungsi lubang atau liang telinga adalah
untuk menyalurkan getaran suara menuju telinga bagian tengah.

b. Telinga Bagian Tengah

Telinga bagian tengah terletak di antara telinga bagian luar dan telinga bagian dalam.
Batas telinga tengah dengan telinga luar ditandai dengan membran timpani atau gendang
telinga. Bentuk dari telinga tengah menyerupai kubah dengan enam sisi.
Fungsi telinga tengah adalah untuk memindahkan getaran suara dari gendang telinga
menuju cairan telinga yang ada di telinga bagian dalam. Ada beberapa bagian pada telinga
bagian tengah yang mendukung pemindahan getaran suara. Berikut ini adalah beberapa
bagian yang ada di telinga tengah.
Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada di telinga tengah:

9
1. Membran timpani (gendang telinga)
Membran timpani merupakan sebuah selaput yang memisahkan saluran/ lubang
telinga luar dengan telinga tengah. Membran timpani sering juga disebut dengan gendang
telinga. Hal ini dikarenakan bentuk dari membran timpani memang menyerupai gendang.
Gendang telinga atau membran timpani memiliki diameter berukuran 1 cm dan
berbentuk cekung. Pada bagian gendang telinga terdapat saraf sehingga membuatnya adanya
rasa sakit apabila menyentuh bagian membran timpani. Fungsi gendang telingaadalah untuk
merespon suara yang ditandai dengan adanya getaran pada gendang telinga.
2. Rongga timpani
Setelah selaput atau membran timpani, bagian selanjutnya dari telinga tengah adalah
rongga timpani. Rongga timpani terdiri dari tiga buah tulang pendengaran dan dua otot
pendengaran.
2.1 Tulang pendengaran
Fungsi tulang pendengaran atau disebut juga osikel pendengaran adalah untuk
menghubungkan membran timpani dengan telinga dalam. Berikut ini adalah tulang-tulang
pendengaran:
1. Maleus (martil)
Tulang pendengaran maleus merupakan tulang pendengaran yang menempel pada
membran timpani. Maleus memiliki bentuk tulang seperti martil. Fungsi tulang maleus atau
tulang martil adalah meneruskan getaran dari membran timpani.
2. Incus (landasan)
Tulang pendengaran incus terletak di dekat tulang maleus atau tulang martil. Incus
atau disebut juga tulang landasan dengan ukuran kecil dan berbentuk seperti sebuah landasan
pesawat. Fungsi tulang incus adalah untuk memberikan respons tulang maleus.
3. Stapes (sanggurdi)
Tulang pendengaran yang ketiga adalah tulang stapes atau dikenal dengan tulang
sanggurdi. Bentuk dari tulang sanggurdi seperti sanggurdi kuda yang memiliki bagian yang
melengkung. Fungsi tulang stapes adalah memberikan respons dari getaran yang diteruskan
oleh tulang stapes dan mengalirkan gelombang suara ke telinga dalam.
Getaran suara yang direspon oleh getaran membran timpani akan menggerakan
tulang-tulang pendengaran dengan gerakan yang memiliki frekuensi sama. Gerakan dari
ketiga tulang pendengaran akan menghasilkan tekanan yang menyerupai gelombang.
Gelombang tersebut pun akan membuat gerakan yang mirip dengan gerakan cairan telinga
dalam
2.2 Otot pendengaran
Selain tulang pendengaran, pada bagian telinga tengah terdapat dua otot pendengaran.
Kedua otot pendengaran tersebut adalah tensor timpani dan stapedius. Otot tensor timpani

10
adalah otot telinga yang ada di tulang maleus, sedangkan otot stapedius adalah otot telinga
yang ada di tulang stapes.
Fungsi otot tensor timpani adalah untuk menarik gendang telinga ke dalam dan
membuatnya tegang. Pada saat yang sama, fungsi otot stapedius yaitu untuk melindungi
telinga dari suara keras muncul sebagai refleks timpani. Otot stapedius akan mengurangi
pergerakan tulang stapes.
c. Telinga Bagian Dalam
Bagian selanjutnya adalah telinga dalam. Melalui namanya, kamu pun sudah tahu
bahwa bagian telinga ini merupakan bagian telinga yang paling dalam. Telinga dalam terletak
di tulang labirin.
Tulang labirin berbentuk seperti labirin yang dilapisi dengan membran labirin. Ada
bagian yang terletak di antara tulang labirin dengan membran labirin, yaitu perilimph.
Membran labirin memiliki cairan sendiri yang bernama endolimph.
Berikut ini adalah beberapa bagian yang ada di telinga dalam:
1. Koklea
Koklea merupakan bagian dari telinga dalam yang berbentuk spiral seperti rumah
siput. Fungsi koklea adalah mengubah getaran suara menjadi persepsi pendengaran. Koklea
memiliki ukuran lebar 9 mm dan tinggi 5 mm.

2. Ruang koklea
Di dalam koklea terdapat tiga ruang yang berisi cairan perilimph. Ketiga ruang koklea
tersebut adalah ruang atas, ruang depan, dan ruang bawah. Hanya ada satu ruang yang diisi
dengan endolimph, yaitu ruang tengah atau disebut juga dengan saluran koklea. Fungsi ruang
koklea adalah untuk menampung cairan koklea.
3. Organ korti
Organ korti dilapisi oleh membran yang disebut dengan membran basilar. Besar organ
korti seperti ukuran kacang polong. Fungsi organ korti adalah untuk mengubah gelombang
menjadi impuls saraf.
Ada beberapa komponen penting pada organ corti di antaranya adalah sel rambut dalam,
sel rambut luar, sel penunjang Deiters, Hensen’s, Claudiu’s, membran tektoria dan lamina
retikularis. Komponen-komponen inilah yang menyampaikan persepsi suara ke otak dan
sistem saraf pusat sehingga manusia bisa mendengar dan memberikan respon.

2.3.Mekanisme Indera Pendengar (Telinga)


Proses mendengar diawali dengan gelombang suara masuk melalui telinga luar
(daun telinga). Kemudian gelombang suara memasuki rongga telinga dan mengalami
amplifikasi melalui proses resonansi. Selanjutnya gelombang suara akan menuju

11
membran timpani. Di membran timpani, gelombang suara diubah menjadi getaran.
Getaran tersebut akan menyebabkan tiga tulang pendengaran ikut bergetar untuk
mengubah tekanan suara menjadi energi mekanik. Dalam proses ini terjadi
penyamaan impedansi antara telinga luar dan telinga bagian tengah. Kemudian
getaran diteruskan ke koklea, dimana pada koklea terdapat cairan yang akan ikut
bergetar. Akibat getaran tersebut, cairan akan bergerak dan merangsang sel-sel rambut
pada organ korti yang terdapat di koklea. Getaran tersebut kemudian akan dikirimkan
melalui saraf sensoris menuju otak dalam bentuk impuls. Otak menerima impuls dan
me-nerjemahkannya sebagai suara.
Manusia dapat melakukan persepsi terhadap gelombang akustik yang dite-
rima. Persepsi tersebut terbagi dua, yaitu Interaural Time Difference (ITD) dan
Interaural Intensity Difference (IID).
a. Interaural Time Difference (ITD), merupakan perbedaan waktu saat
gelombang suara sampai pada kedua teli-nga. Kedua telinga dipisahkan oleh
jarak 18 cm sehingga menyebabkan terja-dinya perbedaan waktu tersebut.
Telinga yang lebih dekat dengan sumber su-ara akan lebih cepat menerima
gelombang suara dibandingkan telinga yang lain.
b. Interaural Intensity Difference (IID), menunjukkan bahwa posisi telinga yang
lebih dekat dengan sumber suara akan menerima intensitas suara yang lebih
tinggi dibandingkan telinga yang lain.

3. INDERA PERABA

3.1.Pengertian Indera Peraba (Kulit)


Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit
juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,

12
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
3.2.Anatomi Indera Peraba (Kulit)
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis

Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia
dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki,
memiliki rambut). Sruktur lapisan epidermis terdiri dari:
a) Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi
keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit
sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction)
dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit
terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
b) Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada
telapak tangan dan kaki.
c) Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan
materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng,
dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
d) Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak

13
mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak
terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
e) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis,
tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.
2. Dermis

Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh
dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit
yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk
kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah
dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip
gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein
dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis
dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta
kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.

2) Stratum Retikulare, merupakan bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri


dari serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini
terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula

14
fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan (bundel)
yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring
bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda.
Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang serta
lebih elastis.
3. Subkutis atau Hipodermis

Lapisan hipodermis merupakan lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat longgar
berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir sitoplasma lemakyang
bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel
lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini
terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai
bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di
perut lebih tebal (sampai 3 cm). Vaskularisasi di kulit diatur pleksus superfisialis (terletak di
bagian atas dermis) dan pleksus profunda (terletak di subkutis).

Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar kulit yang terdapat pada lapisan dermis, yang
terdiri dari:
1. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya sekitar 4-6,8.
Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat
dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
a) Kelenjar Ekrin
Kelenjar ekrin berbentuk kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret encer.
Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan berfungsi 40 minggu
setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral dan bermuara langsung pada kulit dan

15
terbanyak pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor dan
saraf kolinergik,faktor panas, stress emosional.
b) Kelenjar Apokrin
Kelenjar apokrin berbentuk lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih kental.
Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae, pubis, labia minora,
saluran telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat dewasa
menjadi lebih besar dan mengeluarkan secret.
2. Kelenjar Palit (glandula sebasea)
Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Disebut
juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut dan
muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida,
asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon
androgen. Pada anak-anak, jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan
berfungsi secara aktif.
3.3.Fungsi Indera Peraba (Kulit)
a. Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat
melindungi tubuh dari gangguan:
1) fisis/mekanis : tekanan, gesekan, tarikan;
2) kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat;
3) panas : radiasi, sengatan sinar Ultra Violet;
4) infeksi luar : bakteri, jamur.
Beberapa macam perlindungan:
1) Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan mengadakan
tanning (penggelapan kulit).
2) Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.
3) Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan kimiawo
terhadap infeksi bakteri maupun jamur.
4) Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati
melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi Absorpsi
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi,

16
kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat melalui celah antar sel,
menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
c. Fungsi Ekskresi
Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam urat, dan
amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari ibunya
memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu lahir ditemui
sebagai Vernix Caseosa.
d. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf sensori lebih
banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
1) Badan Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan panas.
2) Badan Krause di dermis => peka rangsangan dingin.
3) Badan Taktik Meissner di papila dermis => peka rangsangan rabaan.
4) Badan Merkel Ranvier di epidermis => peka rangsangan rabaan.
5) Badan Paccini di epidemis => peka rangsangan tekanan.
e. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi) => dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya pembuluh darah sehingga
mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).
Pada bayi, dinding pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan
membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung air dan Na).
f. Fungsi Pembentukan Pigmen => karena terdapat melanosit (sel pembentuk pigmen) yang
terdiri dari butiran pigmen (melanosomes).
3.4. Mekanisme Indera Peraba (Kulit)
Indera peraba juga memiliki cara kerja. Berikut ini adalah cara kerja kulit dalam
meraba yang bisa kita ketahui :
 Kulit mampu menerima rangsangan yang bisa dirasakan oleh ujung permukaan jari
dan juga bibir.
 Rangsangan itu berupa rasa panas, rasa dingin, tekanan dan juga nyeri.
 Ketika kulit menerima rangsangan tersebut, rangsangan bisa diterima oleh sel reseptor
kulit.
 Sel reseptor itu akan meneruskan rangsangan yang diterimanya ke bagian otak. Sel
reseptor akan dibantu oleh urat syaraf untuk mengirimkan rangsangan itu ke otak.
 Otak akan menerima rangsangan tersebut kemudian mengolahnya. Otak akan
mengirimkan sinyal kepada tubuh kita untuk menggapi rangsangan tersebut. Jika
rangsangan berupa rasa dingin atau panas, otak akan memerintahkan gerak refleks
untuk menaggapi rangsangan tersebut. Ketika bersentuhan dengan panas, tangan akan
segera menghindari sumber dari rasa panas tersebut. Begitu pula dengan rangsangan
yang berupa rasa dingin, rasa sakit dan juga rasa nyeri.

17
4. INDERA PENGECAP
4.1.Pengertian Indera Pengecap (Lidah)

Lidah merupakan organ yang termasuk ke dalam pancaindera dan juga sebagai organ
yang menunjang sistem pencernaan. Lidah berfungsi sebagai indera pengecapan yaitu
untuk memberikan rasa kepada setiap objek yang masuk ke dalam mulut kita. Selain itu
lidah juga berfungsi sebagai penunjang proses mengunyah dan menelan. Lidah juga
sering disebut lingual (bahasa Latin) atau glossal (bahasa Yunani). Lidah merupakan
jaringan otot lurik (otot rangka) yang dilapisi oleh membran mukosa.
4.2.Anatomi Indera Pengecap (Lidah)
Sebagian besar lidah tersusun oleh otot rangka, terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu
otot intrinsik lidah dan otot ekstrinsik lidah. Lidah dapat bergerak ke segala arah karena
adanya otot – otot tersebut. Saraf yang bertanggung jawab terhadap lidah adalah Nervus
Hypoglossus. Otot Intrinsik lidah berperan untuk mengubah ukuran lidah yaitu untuk
memanjangkan, memendekkan atau melebarkan lidah. Sedangkan otot ekstrinsik lidah
berperan untuk mengatur pergerakan lidah dalam rongga mulut.

1. Otot – Otot Ekstrinsik Lidah


• Musculus Genioglosus, berfungsi untuk menjulurkan lidah. Sering juga disebut
sebagai otot keselamatan (safety muscle) karena merupakan satu-satunya otot lidah yang
dapat menggerakkan lidah ke depan.
• Musculus Hypoglosus, berfungsi untuk menekan dan meretraksikan lidah sehingga
punggun lidah lebih cekung.

18
• Musculus Styloglosus, berfungsi untuk memanjangkan dan menarik lidah ke
belakang. Otot ini membentuk cekungan lidah sehingga kita dapat menelan dengan
mudah.
• Musculus Palatoglosus, berfungsi untuk mengankat bagian posterior (belakang lidah)
dan membantu proses inisiasi menelan.
2. Otot – Otot Intrinsik Lidah
• Musculus Longitudinal Superior, berfungsi untuk retraksi, melebarkan lidah, juga
mengangkat dan menurunkan ujung lidah.
• Musculus Longitudinal Inferior, berfungsi untuk retraksi, melebarkan lidah, juga
mengangkat dan menurunkan ujung lidah.
• Musculus Tranversus Linguae, berfungsi untuk memanjangkan dan melebarkan lidah
bersama dengan musculus verticalis Linguae.
• Musculus Verticalis Linguae, berfungsi untuk melebarkan lidah bersama dengan
musculus tranversus linguae.
Pada permukaan lidah terdapat bagian khusus yang dapat menerima rangsangan
kimia, bagian ini disebut sebagai ujung pengecap. Setiap ujung pengecap memiliki
sensitivitas yang berbeda terhadap rangsangan yang dapat kita rasakan. Silahkan amati
gambar berikut untuk mengetahui letak ujung pengecap sesuai dengan reseptor rasanya :

PENGECAP RASA PADA LIDAH

19
• Rasa pahit ditimbulkan oleh rangsangan alkaloid. Contohnya terdapat pada kopi,
kafein, dll.
• Rasa manis ditimbulkan oleh gugus OH dalam molekul organik. Contohnya terdapat
pada gula, keton, dan asam amino tertentu.
• Rasa Asin ditimbulkan oleh rangsangan kation Na+, K+ dan Ca+.
• Rasa Asam ditimbulkan oleh rangsangan ion hidrogen.
Terdapat beberapa jenis papila yang menampung ujung pengecap yang tersebar di
seluruh permukaan lidah. Papila ini merupakan sel epitelium bersilia yang berbentuk
seperti tonjolan-tonjolan. Pada manusia terdapat sekitar 10.000 papila lidah. Terdapat 4
macam papila lidah berdasarkan bentuk nya, yaitu :

1. Papila Filiformis
Papila filiformis merupakan papila yang memiliki bentuk seperti benang (fili =
benang). Papila menyebar secara merata di seluruh permukaan lidah. Papila ini berfungsi
untuk menerima rangsangan sentuhan dan pengecapan.

2. Papila Sirkumvalata
Papila sirkumvalata merupakan papila yang berbentuk bulat dan tersusun seperti huruf
V di belakang lidah. Pada lidah manusia, biasanya jumlah papila sirkumvalata sekitar 8-
14 buah.

20
3. Papila Fungiformis
Papila fungiformis merupakan jenis papila lidah yang memiliki bentuk seperti jamur
(fungi = Jamur). Papila fungiformis tersebar pada bagian sisi lidah dan permukaan ujung
lidah.
4. Papila Foliata
Papila foliata merupakan papila yang sangat sedikit terdapat pada manusia, bahkan
ada yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki jenis papila ini. Papila ini berbentuk
seperti tonjolan daun pada lidah.

3.3. Fungsi Indera Pengecap (Lidah)


Lidah memiliki fungsi utama sebagai indera pengecap, alat bantu berkomunikasi,
mengunyah, dan menelan makanan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai fungsi-fungsi
lidah, simak penjelasan di bawah ini.
 Alat pengecap. Lidah memiliki reseptor rasa untuk merasakan makanan, minuman,
atau apa pun yang masuk ke dalam mulut. Dengan begitu, Anda bisa membedakan
rasa manis, asin, pahit, enak, atau tidak enak.
 Membantu berkomunikasi. Lidah bekerja sama dengan bibir dan gigi untuk membuat
suara yang keluar dari dalam tenggorokan menjadi jelas dan dipahami oleh lawan
bicara. Tanpa lidah, perkataan seseorang akan sulit dipahami.
 Membantu mengunyah. Karena bisa bergerak bebas di dalam mulut, lidah berfungsi
membantu mengolah makanan dan minuman dari padat menjadi lembek, sehingga
mudah untuk ditelan.
 Membantu menelan. Setelah makanan dikunyah dan menjadi hancur, lidah akan
mendorong makanan itu ke dalam tenggorokan, lalu masuk ke dalam lambung dan
diolah oleh alat-alat pencernaan.
 Membantu mengisap. Fungsi lidah sebagai alat bantu mengisap cairan yang masuk ke
dalam mulut paling jelas terlihat pada bayi. Bayi menggunakan lidahnya saat
mengisap air susu ibu.
 Membantu menyentuh. Ujung lidah merupakan salah satu bagian tubuh yang paling
sensitif. Ujung lidah berfungsi merasakan atau mengenali makanan yang masuk serta
membersihkan sisa makanan di dalam mulut.
 Melindungi mulut dari kuman. Di dasar lidah, terdapat kumpulan sel-sel pelindung
bernama tonsil lingual. Sel-sel ini berada di belakang rongga mulut dan bersamaan
dengan amandel, bertugas melindungi tubuh dari gangguan kuman-kuman yang bisa
masuk melalui mulut.
3.4. Mekanisme Indera Pengecap (Lidah)
Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro
yang sensitif disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan
makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang
diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang dimakan.

21
Mekanisme Kerja pada Indera Perasa ( pengecap )

Sensasi rasa disebabkan oleh zat yang berbentuk cair atau larut dalam air, sehingga
lebih cepat stimuli rasa pada lidah basah daripada lidah kering (Shallenberger, 1997).
Menurut Shallenberger (1997), dalam pengecap saliva berperan untuk melarutkan ion-ion
yang menyebabkan terjadinya sensasi rasa sehingga lebih mudah mencapai reseptor rasa pada
membran sel pengecap. Hal ini dikarenakan oleh zat yang menyebabkan sensasi rasa (tastant)
membutuhkan air untuk mencapai reseptor dan interaksi tastant dengan reseptor
ditransmisikan melalui air. Persepsi rasa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh data-data
yang diperoleh oleh organ sensor lainnya. Informasi-informasi seperti bau dari makanan,
tekstur, suhu dan lain sebagainya dapat mempengaruhi rasa dari suatu makanan (Martini dan
Nath, 2009).
Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu oleh
hidung. Hidung membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum
makanan dikunyah dan ditelan. Bila makanan ada dalam mulut atau mencium bau makanan
maka akan keluar saliva disebut sekresi psikis akan merangsang nervus olfaktorius dan
nervus glossofaringeus. Menurut Martini dan Frederic (2007), di samping dapat dirasakan,
dalam kondisi normal seseorang juga akan mampu membau makanan yang masuk ke dalam
rongga mulutnya. Hal tersebut dapat terjadi karena uap makanan akan masuk ke dalam
rongga hidung dan akan terjadi sederat proses mambau seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Seseorang
dapat mengecap apa yang dia makan karena adanya molekul kimia yang terkandung dalam
makanan tersebut. Molekul tersebut baru dapat berikatan dengan reseptor protein pada
mikrovili di lidah jika molekul tersebut terlarut dalam saliva.
Terbentuknya ikatan antara protein reseptor pada mikrovili dengan molekul kimia
akan menyebabkan potensial membran plasma mengalami depolarisasi. Hal ini
mengakibatkan terbukanya voltage-gated Ca+ channel sehingga ion kalsium masuk ke dalam
sel. Masuknya ion kalsium ini memacu dihasilkannya neurotransmitter.

22
Neurotransmitter akan menginisiasi timbulnya potensial aksi pada ujung-ujung sel saraf yang
saling berhubungan melalui celah sinapsis di nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal
(IX). Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X) (pada pharynx
dan epiglottis). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke
nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan
leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula.
Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian
dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam
mulut. Selain ke talamus, beberapa jalur saraf ini menuju sistem limbik dan hipotalamus.
Terdapat adaptasi pada pengecapan terjadi 1 menit diperankan oleh sistem saraf pusat,
sedangkan pada kuncup kecap, adaptasi diperankan oleh mukus yang segera menyapu
molekul yang terdapat pada mikrovili tersebut. Sinyal tersebut akan diterjemahkan oleh otak
sehingga seseorang dapat merasakan sensasi rasa yang dimakannya (Sherwood, 2010).
Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh
masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan
setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi
untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan,
ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain 2 reseptor
natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1 resptor adenosine,1 reseptor inosin, 1
reseptor manis, 1 reseptor pahit,1 reseptor glutamate, dan 1 reseptor ion hydrogen.
Terdapat 6 rasa yang dapat dikenali oleh sel kecap, yaitu:
1) Rasa asin
Diperankan oleh reseptor EnaC dan distimulasi oleh NaCl. Reseptor ini dapat
diinhibisi oleh amilorid. Ion Na pada NaCl masuk melalui kanal Na dan menyebabkan
depolarisasi pada sel kecap, sehingga menimbulkan potensial aksi pada sel saraf orde
pertama.
2) Rasa asam
Diperankan oleh reseptor EnaC, kanal kation HCN (hyperpolarization-activated cyclic
nucleotide-gated), dan beberapa reseptor lainnya. Reseptor tersebut sensitif terhadap ion H
sehingga adanya ion tersebut menyebabkan terbukanya reseptor dan terjadi influks H. Influks
ini menyebabkan depolarisasi dari sel kecap dan menimbulkan potensial aksi pada sel saraf
orde pertama.
3) Rasa manis
Diperankan oleh reseptor gustducin. Reseptor ini teraktivasi oleh beberapa molekul,
seperti gula, glikol, alkohol, aldehid, keton, amida, ester, beberapa asam amino, beberapa
protein sederhana, asam sulfonat, asam halogenasi, garam inorganik, dan beryllium. Molekul
tersebut berikatan dengan reseptor gustducin dan reseptor tersebut mengaktivasi protein G
untuk menimbulkan depolarisasi. Depolarisasi tersebut akan melepaskan neurotransmiter dan
menyebabkan potensial aksi pada sel saraf orde pertama.

23
4) Rasa pahit
Diperankan oleh reseptor gustducin. Sama dengan rasa manis, rasa pahit ini juga
dapat ditimbulkan oleh beberapa molekul, yaitu molekul organik rantai panjang yang
mengandung nitrogen dan alkaloid. Rasa pahit ini juga ditimbulkan oleh aktivasi dari protein
G. Selain itu, rasa pahit juga dapat ditimbulkan oleh inhibisi fosfolipase yang menguraikan
cGMP dan peningkatan pembentukan DAG dan fosfat inositol. Contohnya ialah kina, cafein,
nikotin, morfin dan lain-lain. Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa makanan tersebut
mengandung toxin atau beracun.
5) Rasa umami (bahasa.Jepang)
Artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif.,
yang diperankan oleh reseptor mGluR4. Reseptor ini diaktivasi oleh molekul L-glutamat
(terdapat pada ekstrak daging dan keju). Rasa umami dapat dirasakan diseluruh permukaan
lidah
Dalam tubuh, glutamat bebas banyak terdapat pada otak dan otot. Dalam jumlah kecil,
glutamat ada pada hati, ginjal, dan darah. glutamat terdiri atas dua jenis, yaitu glutamat terikat
(bound glutamate) yang tidak memberi rasa dan glutamat bebas (free glutamate) yang
memberi rasa umami dan memperkaya rasa makanan. Glutamat berfungsi mengaktifkan
neurotransmiter di otak dan membantu metabolisme tubuh dalam menghasilkan energi dan
asam amino.
6) Rasa pedas
Rasa pedas sebenarnya merupakan rasa nyeri yang terjadi pada mulut dan
kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi pedas. Rasa nyeri tersebut dapat terjadi karena
senyawa yang kita makan memili kandungan senyawa capcaicin atau 8-methyl N-vanilly 6-
nonenamide. Sensasi rasa pedas itu direspon oleh otak yang akan menyebabkan kenaikan
denyut jantung, peningkatan ekskresi keringat dan hormone endorphin.

24
5. INDERA PEMBAU

5.1.Pengertian Indera Pembau (Hidung)

Hidung adalah salah satu alat indera manusia yang berfungsi sebagai indera penciuman
juga bagian dari sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat masuknya udara. Di dalam
hidung terdapat rambut – rambut halus dan reseptor yang peka terhadap rangsangan dalam
bentuk gas atau uap. Saat bernapas, kita menghirup zat gas di sekitar kita sehingga dapat
merasakan aromanya. Ukuran dan bentuk hidung bervariasi, ada yang ukurannya besar atau
kecil, bentuknya bisa pesek atau mancung. Biasanya ukuran dan bentuk ini tergantung kepada
ras manusia tersebut dan pengaruh genetiknya.

5.2.Anatomi Indera Pembau (Hidung)

BAGIAN-BAGIAN LUAR HIDUNG

25
1. Lubang Hidung

Lubang hidung merupakan bagian yang berfungsi melindungi hidung dari berbagai
ancaman dari luar. Juga berperan dalam mengatur ukuran sesuatu yang dapat masuk ke dalam
hidung. Bagian ini berhubungan langsung dengan rongga hidung. Terdapat 2 buah lubang
hidung pada manusia yang dipisahkan oleh septum (pemisah) hidung.

2. Bulu Hidung

Bulu hidung merupakan rambut – rambut halus pada hidung yang berfungsi untuk
penyaring udara yang masuk. Bulu hidung menahan kotoran sehingga tidak dapat masuk ke
sistem pernapasan selanjutnya.

3. Septum (Pemisah) Hidung

Septum hidung merupakan struktur yang memisahkan hidung menjadi dua bagian.
Septum hidung memisahkan hidung menjadi 2 bagian (kiri dan kanan) dari mulai lubang
hidung hingga bagian tenggorokan awal. Dinding septum nasi dilapisi oleh lendir dan
memiliki pembuluh darah sehingga berfungsi untuk melembabkan dan mengatur suhu udara
yang masuk. Septum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan hidung.

4. Rongga Hidung

Rongga hidung merupakan organ yang sangat penting. Pada rongga hidung terdapat
selaput lendir dan silia (rambut halus). Fungsi utama rongga hidung adalah untuk
melanjutkan udara yang masuk menuju ke tenggorokkan. Rongga hidung juga dapat menjaga
kelembapan, suhu dan tekanan udara. Dalam menjalankan fungsinya, bagian ini dibantuk
oleh tulang tengkorak yang membentuk dinding-dinding hidung. Terdapat 4 dinding yang
saling berhubungan, yaitu dinding superior (atas), inferior (bawah), medial (tengah), dan
lateral (samping)

5. Saraf Hidung (Saraf Olfaktori)

Saraf olfaktori merupakan salah satu dari 12 saraf kranial yang berhubungan langsung
dengan otak. Saraf olfaktori merupakan saraf kranial 1 yang berfungsi sebagai reseptor utama

26
dalam indera penciuman. Saraf ini menerima rangsangan berupa bauan yang terbawa bersama
udara yang dihirup kemudian mengirimkan informasi tersebut dalam bentuk impuls. Fungsi
dari saraf olfaktori akan berhubungan dengan rasa makanan atau minuman yang kita
konsumsi.

BAGIAN - BAGIAN DALAM HIDUNG

6. Sinus Hidung

Sinus merupakan struktur berupa rongga yang terletak disekitaran hidung. Manusia
memiliki 4 pasang sinus hidung. Strukur ini juga sering disebut sinus paranasal. Semua sinus
akan bermuara ke dalam rongga hidung. Sinus hidung berfungsi untuk melebabkan dan
menyaring udara. 4 sinus yang dimiliki manusia adalah :

SINUS HIDUNG

• Sinus maksilaris (di tulang pipi)

27
• Sinus Frontalis (di tengah dahi)

• Sinus ethmoidalis (diantara mata)

• Sinus sphenoidalis (di belakang rongga hidung)

7. Tulang Rawan Hidung

Tulang rawan pada hidung merupakan struktur kuat yang juga elastis pembentuk
bagian ujung hidung. Bentuk dari tulang rawan yang menyusun hidung menentukan bentuk
hidung tersebut. Tulang rawan yang membentuk bagian hidung disebut tulang rawan hialin
yang bersifat semi transpasan, kuat dan fleksibel. Walaupun bersifat kuat dan elastis, tulang
rawan ini juga dapat rusak apabila terjadi benturan yang sangat keras.

8. Silia

Silia merupakan struktur bulu hidung yang sangat halus, fungsi utamanya adalah
untuk melakukan penyaringan udara yang masuk ke hidung.

9. Selaput Lendir

Selaput lendir pada hidung merupakan bagian yang berfungsi untuk menghasilkan
mukus (ingus) sehingga hidung dapat terlindung dari berbagi macam kotoran dan bakteri.

10. Saluran Hidung – Tenggorokkan (Nasofaring)

Pada bagian belakang hidung terdapat saluran yang berhubungan dengan


tenggorokkan. Pada Nasofaring terdapat tuba eustachius dan juga tonsil adenoid (faringeal).
Nasofaring ini berfungsi sebagai pengatur tekanan udara oleh tuba eustachius (saluran
penghubung telinga dengan tenggorokkan) dan pelindung dari infeksi oleh tonsil adenoid.

5.3.Fungsi Indera Pembau (Hidung)

1. Sebagai organ pernapasan (penyaring udara)

Hidung merupakan organ pernapasan pertama yang akan dilalui oleh tubuh, pada
hidung terdapat struktur berupa rambut halus, lendir, dinding tulang, dll yang akan berperan
untuk menyaring udara yang masuk ke dalam organ pernapasan selanjutnya. Pada dinding
hidung juga terdapat banyak pembuluh darah dan lendir yang akan berfungsi sebagai
pengatur kelembapan dan suhu udara yang masuk, selain itu dinding hidung dapat
menyeimbangkan tekanan udara yang masuk dengan cara membelokkan udara ketika
mengenainya.
28
2. Sebagai indera penciuman

Hidung memiliki saraf olfaktori (saraf pembau) yang merupakan bagian dari saraf
kranial (berhubungan langsung dengan otak) dan berfungsi untuk menanggapi rangsangan zat
gas atau uap. Rangsangan yang datang akan diterima oleh saraf ini, kemudian diteruskan
dalam bentuk impuls ke otak sehingga kita dapat mencium sesuatu.

3. Pemberi rasa pada makanan

Hidung memiliki pengaruh terhadap indera pengecapan yang kita miliki, kombinasi
dari hidung dan lidah yang baik dapat memberikan rasa yang optimal pada makanan yang
kita makan. Pengaruh tersebut ada karena hidung berperan daram penerimaan pantulan rasa
oleh lidah. Oleh karena itu ketika kita sakit (flu) dan mengalami sumbatan hidung, maka rasa
makanan akan bereda.

4. Ikut berperan dalam pengaturan suara

Rongga hidung dapat mempengaruhi resonansi suara dan proses bicara yang kita
lakukan, mungkin karena pengaruh tekanan udara yang masuk melalui hidung. Ketika kita
menutup hidung, maka kualitas suara akan berkurang dibandingkan saat berbicara dalam
keadaan normal.

5. Pembersihan saluran napas

Pada bagian hidung terdapat lendir dan enzim yang akan membersihkan saluran napas
dari bakteri serta kotoran yang masuk. Selain itu ketika terjadinya refleks bersin, maka
kotoran dari dalam sistem pernapasan akan keluar melalui hidung dan mulut.

5.4.Mekanisme Indera Pembau (Hidung)

Udara yang ada di luar tubuh bercampur dengan berbagai komponen gas lain, termasuk
komponen bauan. Udara yang dihirup dari lubang membawa zat kimia berupa bauan
bersamanya. Udara ini disaring terlebih dahulu oleh bulu hidung, kemudian Zat kimia yang
dibawa akan larut bersama lendir di dalam rongga hidung. Zat kimia ini akan diterima oleh
sel olfaktori yang peka terhadap rangsangan bau berupa uap atau gas. Informasi tentang
rangsangan ini akan dibawa oleh saraf olfaktori menuju otak. Kemudian otak menerjemahkan
informasi tersebut sehingga kita dapat mencium aroma yang ada di sekitar kita.

29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh.
Indra merupakan ”jendela” bagi tubuh untuk mengenal dunia luar sekitar kita. Alat indera
adalah organ yang peka terhadap rangsangan tertentu.
Manusia mempunyai lima macam indra, yaitu mata sebagai penerima rangsang cahaya,
telinga sebagai penerima rangsang getaran bunyi, hidung sebagai penerima rangsang bau
berupa gas, lidah sebagai penerima rangsang zat, dan kulit sebagai penerima rangsang
sentuhan. Pada setiap alat indera terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar
tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang diterima otak dengan
baik, maka kita dapat melihat, mendengar, membau, mengecap, atau meraba.
B. Saran
Setiap orang membutuhkan alat indera untuk bisa melihat, mendengar, mengecap,
membau, dan meraba. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan kelima alat indera kita
agar tetap sehat. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah ilmu kita tentang
sistem indera.

30
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A. K. Muda. 1995. Kamus Lengkap Kedokteran. Surabaya: Penerbit Citas Media
Pers.
Brooker. 1992. Human Struktur and Function. London: Mosby.
Carola JP dan Noback CR. 1992. Human Anatomi and Physiology.

31

Anda mungkin juga menyukai