Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima
makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh
berbeda.

Sistem pencernaan hewan terbagi menjadi dua yang saling bergantung dan
bekerja sama. Bagian pertama adalah saluran pencernaan. Saluran pencernaan terdiri
dari susunan organ-organ pencernaan yang dilewati makanan.

Saluran pencernaan manusia secara berurutan terdiri atas rongga mulut,


faring, kerongkongan (esophagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum),
usus besar (kolon), dan rectum (anus).

Bagian kedua sistem pencernaan manusia adalah kelenjar pencernaan.


Kelenjar pencernaan membantu pemecahan zat makanan dan penyederhanaan
senyawa melalui berbagai enzim yang di keluarkan di saluran pencernaan. Kelenjar
yang paling besar dalam tubuh hewan adalah kelenjar hati, yang kedua adalah
kelenjar pankreas ada juga kelenjar air liur, kelenjar empedu dan kelenjar di usus
halus.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
muncullah rumusan masalah antara lain :
1. Kelenjar apa saja yang berhubungan dengan sistem pencernaan?
2. Bagaimana struktur histologi kelenjar hati?
3. Apa saja fungsi kelenjar hati sebagai kelenjar terbesar dalam tubuh hewan?
4. Bagaimana struktur histologi kelenjar pankreas?
5. Apa saja fungsi kelenjar pankreas sebagai kelenjar kedua yang berperan penting
saat mencerna makanan ?
6. Bagaimana struktur histologi kelenjar air liur (salivares) ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mampu mengetahui kelenjar apa saja yang berhubungan dengan pencernaan.


2. Mampu memahami struktur histolgi kelenjar hati.
3. Mampu mengetahui fungsi hati sebagai kelenjar pencernaan dalam tubuh hewan.
4. Mampu memahami struktur histolgi kelenjar pankreas.
5. Mampu mengetahui fungsi pankreas sebagai kelenjar pencernaan dalam tubuh
hewan.
6. Mampu mengetahui struktur histologi kelenjar air liur (salivares).

1.4 Manfaat

1. Hasil tugas kami dapat dimanfaatkan oleh kalangan mahasiswa Universitas


Udayana khususnya Kedokteran Hewan.
2. Hasil tugas ini dapat menjadi arsip yang dapat membantu untuk mengerjakan
tugas yang berhubungan dengan kelenjar pencernaan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim


pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada
hewan diantaranya :

kelenjar Hati

Kelenjar Pankreas

Kelenjar Ludah/ air liur

2.1 Penjelasan tentang hati terdiri dari :

Fungsi Hati

Bangun Histologi dari Hati :

Kapsula
Lobules
Perenkim
Kanalikuli empedu
Saluran empedu
Kantung empedu (vesica vellea)
Pembuluh darah dan sinusoid (vascularisasi)
-Fungsi Nutritif
- Fungsi Fungsional

2.2 Penjelasan Tentang Pankreas

3
Pankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting
dalam pencernaan makanan, bahkan lebih penting lagi karena ikut mengatur
metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni sebagai :

Kelenjar Eksokrin

Kelenjar Endokrin

Struktur Histologi.

- Pulau Langerhans

- Pankreas asinus

Fungsi Pankreas.

Pankreas adalah kelenjar dual-fungsi, memiliki fitur dari kedua kelenjar


endokrin dan eksokrin.

Pulau Langerhans :

Sel alpha (Sel A)

Sel betha (Sel B)

Sel delta (Sel C)

Sel G

Inlsulin
Glukagon.
2.3Penjelasan tentang Klenjar Air liur

Fungsi Kelenjar air liur

a Kelenjar Parotis

b Kelenjar Mandibularis

4
c Kelenjar Lingualis

Disamping kelenjar utama terdapat pula kelenjar yang lebih kecil yang
disebar pada dinding rongga mulut. Diantaranya :

Kelenjar Lidah

Kelenjar Bibir

Kelenjar pipi

5
BAB III

PEMBAHASAN

KELENJAR PENCERNAAN

Bagian kedua system pencernaan adalah kelenjar pencernaan. kelenjar pencernaan


membantu pemecahan zat makanan dan penyederhanaan senyawa melalui berbagai
enzim yang di keluarkan di saluran pencernaan. Kelenjar yang paling besar dalam tubuh
hewan adalah Kelenjar hati, yang kedua adalah kelenjar Pankreas ada juga kelenjar air
liur, kelenjar empedu dan kelenjar di usus halus.

Kami juga membahas kelenjar salivares yang terdiri dari kelenjar parotis,
mandibularis dan sub lingualis.

3.1 HATI

Gambar 1 Gambar 2 Pembasaran 40x

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk
sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara
memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan

6
asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa
racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

Hati menerima darah portal, yang mengangkut zat makanan dari usus halus
kecuali lemak melalui pembuluh darah khil.

Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak
vesikellemak di dalam sitoplasma. Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito
menyimpan vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang
dibentuk dengan SEC, yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.

Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga dengan


kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer sehari-hari
berinteraksi dengan material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan
bakterial, dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan
larutan bakterial yang tinggi, terutama paparan LPS,

Sel pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang bermukim
di hati. Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung
pada ekspresiantigen pada kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat
ditingkatkan dengan stimulasi interferon-.

Bahan makanan yang telah diserap setelah sampai dihati diolah dan keluar
sebagai bahan baru dalam aliran darah umum. Sebagian bahan tersebut disimpan dalam
sel tertentu dan selebihnya dipergunakan untuk metabolisme di dalam tubuh. Zat toksis
dapat masuk bersama makanan namun setelah sampai dihati akan ditawar melalu proses
oksidasi, hasil yang tidak berbahaya akan dibuang melalui empedu (Nuryani Zainudin,
2000).

Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan
karena mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh
hepatosithati pada sebagian besar vertebrata. Setiap harinya cairan empedu disekresikan
oleh hati sebanyak 500-1000cc dimana sekresinya berjalan terus menerus, jumlah yang

7
disekresikan akan meningkat jika mencerna lemak. Pada beberapa spesies, empedu
disimpan di dalam kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk
membantu proses pencernaan makanan. Sebuah kantong empedu berbentuk terong dan
merupakan membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan dibawah
hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 mL. Lapisan
empedu(kantong) terdiri dari lapisan luar serosa/pariental, lapisan otot bergariss ,lapisan
dalam mukosa/viseral yang disebut juga membran mukosa.

Fungsi hati :

1. Mengatur bahan tertentu, misalnya : glukagon, kalsium


2. Tempat sisntesis protein untuk plasma darah
3. Merubah karoten menjadi vitamin A dan menyimpannya
4. Membentuk eritrosit maturing factor
5. Membersihkan darah dari benda asing oleh sel kuffer pada sinosoid hati
6. Pada kehidupan awal hati berfungsi sebagai pembentuk benda darah
7. Mengatur kadar glukosa dalam darah.

Struktur histologi :

Kapsula :

Terdiri dari dua bagian, yakni Kapsula serosa yang terdiri atas serosa
dan Kapsula fibrosa yang terdiri dari jaringan ikat fibrous. Kapsula fibrosa ini
tipis, tetapi menebal didaerah hilus (porta hepatis) yang menunjang
pembuluh darah, saraf dan aliran empedu.

Lobulus :

Tiap lobulus dibatasi oleh jaringan ikat interlobularis, Bentuk lobulus


adalah heksagonal dan pada daerah antara 3 lobulus jaringan ikat
interlobularis menebal membentuk segitiga kiernan (portal triad) didalamnya
terdapat : arteria interlobularis, vena interlobularis dan duktus interlobularis.

Parenkhim :

8
Parenkhim hati terdiri dari sel-sel hati yang membentuk laminae
tersusun radier terhadap vena sentralis sebagai pusat lobulus. Diantara
laminae terdapat sinusoid, suatu kapiler dengan lumen meluas dan
dindingnya terdiri dari endotelial dan sel kuffer (sel RES)

Sel hati berbentuk polihedral, diameter 20-25 mikron pada hewan


dewasa, sedang pada hewan muda 2-7 mikron. Inti bulat terletak ditengah,
dan tiap sel sering mempunyai lebih dari satu inti. Dengan perawarnaan HE
pada sitoplasma sering tampak lubang-lubang yang sebenarnya suatu
artefak, karena glikogen dan lemak yang larut pada proses pengerjaan
sediaan.

Dengan menggunakan mikroskop elektron terlihat pada inti dekat


masa khromatin tampak butir-butir berukuran 300 A, dikelilingi daerah agak
cerah disebut butir perikhromatin. Ternyata butir tersebut mengandung
asam nuklein. Pada sitoplasma terdapat daerah Rough dan smoth
endoplasmik retikulum. Rough ER merupakan tempat sintesa protein daerah
smmoth terdapat partikel-partikel glikogen Apparatus golgi terdapat
berbatasan dengan kanalikuli empedu. Mitokondria tersebar lisosoma
terdapat disekitar kanalikuli empedu. Peranan lisosoma adalah untuk
pencernaan intraseluler, khususnya untuk organoida dan bahan lain yang
telah rusak.

Kanalikuli empedu :

Berbentuk saluran halus terdapat 2 atau 3 sel hati yang berbatasan.


Karena sel hati membentuk laminae dan saling beranastosoma maka
kanalikuli empedu pun saling beranastomose. Secara mikroskopik elektron
kanalikuli empedu berbentuk ruang meluas berdiameter 0,5 mikron,
dindingnya terdiri dari membran plasma sel hati, yang memiliki mikrovilli
menjulur kedalam lumen. Jalinan kanalikuli empedu akhirnya bermuara
kedalam duktus intra lobularis dengan epitel pipih selapis. Selanjutnya
empedu dialirkan kedalam duktus intelobularis pada segitiga kerinan.

9
Saluran empedu :

Pada saluran empedu yang agak besar epithelnya silindris sebaris


dengan sel mangkok (kuda dan kambing). Dibawah membran basal sering
terdapat otot polos (ruminansia). Saluran empedu ekstra-hepatis memiliki
selaput lendir berkelenjar dengan epitel silindris sebaris dan sel mangkok.
Pada tunika propria terdapat kelenjar serous (sapi) dan mukous pada hewan
lain. Sering tampak pula adanya folikel getah bening. Tunika muskularis jelas
didaerah permuaraan duodenum membentuk divertikulum duodeni.
Divertikulum duodeni adalah daerah permuaraan saluran empedu dan saluran
getah pankreas.

Kantung empedu (Vesica fellea)

Bekerja menampung empedu. Banyak ditemukan pembuluh darah


dalam dindingnya yang diduga terjadi pengurangan air atau penambahan
sesuatu seperti halnya pada ginjal. Selaput lendir membentuk lipatan, epitel
permukaan berbentuk silindris sebaris dengan sel mangkok.Pada kutub
bebasnya terdapat mikrovilli disebut Antennulae microvilares. Pada beberapa
jenis hewan terdapat kelenjar serous dan mucous.

Bagian-bagian dari kantong empedu:


1. Fundus vesika felea, merupakan bagian kantong empedu yang paling
akhir setelah korpus vesika felea.
2. Korpus vesika felea, bagian dari kantong empedu yang dalamnya berisi
getah empedu(cairan empedu).
3. Leher kandung kemih, merupakan leher dari kantng empedu yaitu
saluran pertama masuknya getah empedu ke kantong empedu.
4. Duktus sistikus, panjangnya 3 cm berjalan dari leher kantung empedu
dan bersambung dengan duktus hepatikus , membetuk saluran empedu ke
duodenum.
5. Duktus hepatikus, saluran keluar dari leher.
6. Duktus keledokus, saluran yang membawa getah empedu ke duodenum.

Tunika muskularis terdapat 2 lapis, lapis dalam sering memberikan


penjuluran kedalam mukosa, lapis luar lebih tebal dari lapis dalam. Kuda

10
tidak memiliki kantong empedu. Empedu yang dihasilkan langsung
disekresikan kedalam duodenum lewat diverticulum duodeni.

Pembuluh darah dan sinussoid (vaskularisasi)

sumber vaskularisasi ada 2, yakni fungsi nutritif dan fungsional.

- Fungsi Nutritif :

Pemberian darah untuk kebutuhan jaringan hati melalui arteria hepatica,


satu cabang dari aorta. Arteria hepatica memasuki hilus hati bercabang
menjadi arteria interlobularis selanjutnya masuk lobulus menjadi sinussoid.

- Fungsi Fungsional :

Membawa darah yang mengandung zatmakanan yang diserap dari usus


halus melalui vena porta. Vena porta memasuki hillus hati bercabang-cabang
menjadi vena interlobularis, kemudian menjadi vena interlobularis (segi tiga
kiernan) dan akhirnya memasuki lobulus menjadi sinussoid.

Sampai pada sinusoid kedua sumber pembuluh darah bersatu dan


bercampur. Zat makanan diolah parenkhim hati pada benda asing
dibersihkan oleh sel kuffer. Selanjutnya darah masuk kedalam vena
sentralis, kemudian bergabung menjadi vena sub-lobularis pada jaringan ikat
inter-lobularis diluar segitiga kiernan. Vena terakhir bergabung menjadi vena
hepatika dari hati dan bermuara kedalam vena kava kaudalis .

3.2 PANKREAS

11
Pankreas pertama kali diidentifikasi oleh Herophilus, ahli anatomi Yunani dan ahli
bedah. Pankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting dalam
pencernaan makanan. Pankreas sebagai organ kelenjar dalam sistem pencernaan dan
endokrin vertebrata. Ini adalah kedua kelenjar endokrin memproduksi hormon penting,
termasuk insulin, glukagon, dan somatostatin, serta kelenjar eksokrin, pankreas
mengeluarkan enzim yang mengandung jus pencernaan yang lolos ke usus kecil. Enzim
ini membantu dalam pemecahan lebih lanjut dari karbohidrat, protein, dan lemak dalam
perut yg menghancurkan makanan tersebut. Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di
dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan
menuju duodenum, yaitu: enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase, dan NaHCO3.
Sekresi enzim dari pancreas dipengaruhi oleh hormon sekretin.
Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus
dua belas jari).

Pankreas memiliki tiga bagian utama:

Kepala: daerah pankreas ke kanan perbatasan kiri vena mesenterika unggul.

Tubuh: daerah pankreas antara batas kiri vena mesenterika unggul dan batas kiri dari
aorta.

Tail: daerah pankreas antara batas kiri aorta dan hilus limpa.

Situs yang paling umum dari primary adalah kepala pankreas. Pankreas memiliki
dua komponen fungsional: endokrin, untuk memproduksi insulin dan hormon lainnya,
dan eksokrin, untuk menghasilkan jus pankreas untuk pencernaan. Pankreas berada
dalam kontak langsung dengan lambung, duodenum, limpa, dan kapal utama perut.

12
1 Kepala pancreas

2 Proses uncinate

3 Pankreas takik

4 Tubuh pankreas
Gambar 3
5 Anterior permukaan

6 Inferior permukaan

7 Superior marjin

8 Anterior marjin

9 Inferior marjin

10 Omentum umbi

11 Ekor pankreas

12 Usus duabelas jari

Gambar 4

Pankreas Histologi
13
Di bawah mikroskop, bagian ternoda pankreas mengungkapkan dua jenis jaringan
parenkim. Kelompok ringan pewarnaan sel yang disebut pulau Langerhans, yang
menghasilkan hormon yang mendasari fungsi endokrin dari pankreas. Darker pewarnaan
sel asinus bentuk terhubung ke saluran. Sel asinar pankreas milik eksokrin dan enzim
pencernaan mensekresikan ke dalam usus melalui sistem saluran.

Struktur Penampilan Fungsi

Pulau Ringan pewarnaan, besar, bulat Produksi dan sekresi hormon (pankreas
Langerhans cluster endokrin)

Pankreas Darker pewarnaan, kecil, berry- Pencernaan produksi dan sekresi enzim
asinus seperti cluster (pankreas eksokrin)

a. Epitel ujung berbentuk piramid dapat dibekan menjadi dua daerah yaitu: sitoplasma
daerah basal berwarna gelap dengan biru metilin (basa), sitoplasma daerah apeks
berwarna agak cerah
b. Pada lumen ujung terdapat sel sentroasiner yang merupakan bagian dari duktus
interkalatus yang menjorok kedalam.
c. Pankreas memiliki duktus interkalatus panjang yang langsung bermuara kedalam
duktus interlobularis diluar lobulus. Duktus striatus tidak terdapat pada pankreas.
d. Pada ujung kelenjar pankreas dilengkapi oleh sel myopitel (basket cells)
e. Pankreas memiliki pulau langerhans, dengan kumpulan banyak rambut.

Pulau Langerhans

Pankreas mamalia memiliki pulau Langerhans yang tersebar pada tiap lobulus,
terutama pada ekor pankreas. Diameternya sekitar 100-400 mikron. Pulau Langerhans
merupakan kumpulan sel dengan banyak pembuluh darah rambut, dipisah dari pankreas
oleh jaringan ikat tipis. Susunan selnya tidak teratur dan mengambil warna lebih pucat
dari sel-sel asinus. Dengan pewarnaan HE butir-butir sekreta tidak jelas, tapi dengan
pewarnaan Mallory-azan dapat dibedakan :

14
a. Sel alpha (Sel A)
Bentuk selnya besar, inti lonjong dan dalam sitoplasma tersebar butir bersifat
asidofil (merah) yang tidak larut dalam alkohol. Sebagai penghasil hormon glukagon
b. Sel betha (sel B)
Sel serta butir sekretanya lebih kecil dari sel A tapi pada anjing jumlahnya lebih
banyak, sekitar 75 % dari seluruh sel. Butir sekreta mudah larut dalam alkohol. Pada
anjing, kelelawar dan manusia bentuk sel betha memberikan gambaran kristal dengan
matrik cerah mengelilinginya. Sebagai penghasil hormon insulin.
c. Sel Delta (sel C)
Sel ini tidak banyak jumlahnya, memiliki butir sekreta berwarna biru. Pada
anjing diperkirakan hanya 5 % saja. Butir sekretanya sedikit lebih besar dari sel A.
d. Sel G
Sel ini jarang sekali dijumpai, hanya tampak pada cavia, dan tidak memiliki butir
sekreta sama sekali. Susunan sel-sel pada pulau Langerhans terdapat mengitari pembuluh
darah kapiler. Butir sekretanya banyak terdapat pada sitoplasma ebrbatasan dengan
kapiler. Dua hormon yang penting adalah :

- Insulin :
Hormon ini dihasilkan oleh sel betha, dan bekerja merangsang perubahan glukosa
menjadi glikogen. Apabila tubuh kekurangan insulin, kadar glukosa darah naik (Diabetes
Melitus) dan simpanan glikogen dalam otot berkurang. Diabetes yang tidak ditangani
dapat mempercepat kematian hewan. Pemberian Alloxan pada hewan percobaan dapat
mernaangsang kemunduran sel betha.

- Glikogen :
Hormon ini dihasilkan oleh sel alpha yang bekerja yang berlawanan dengan
insulin. Bahan ini disebut Hyperglicemic-glycogenolytic factor, sebab dengan pemberian
glukagon dapat mengurangi cadangan glikogen hati dan kadar glukosa darah naik.
Pemberian kobal klorida berakibat mundurnya sel A sehingga produksi glukagon
menurun.

15
Fungsi Pankreas

Pankreas adalah kelenjar dual-fungsi, memiliki fitur dari kedua kelenjar endokrin
dan eksokrin.

Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni sebagai :

Kelenjar Endokrin

Bagian dari pankreas dengan fungsi endokrin terdiri dari sekitar satu juta
kelompok sel yang disebut pulau Langerhans. Ada empat jenis sel utama dalam pulau.
Mereka relatif sulit untuk membedakan menggunakan teknik pewarnaan standar, tetapi
mereka dapat diklasifikasikan oleh sekresi mereka: sel glukagon rahasia, sel-sel
insulin rahasia, sel mensekresikan somatostatin, dan PP sel pankreas mensekresi
polipeptida.

Para pulau adalah koleksi kompak sel endokrin diatur dalam cluster dan tali dan
saling silang oleh jaringan padat kapiler. Kapiler dari pulau yang dibatasi oleh lapisan
sel-sel endokrin dalam kontak langsung dengan kapal, dan sel-sel endokrin yang paling
berada dalam kontak langsung dengan pembuluh darah, dengan baik proses sitoplasma
atau dengan aposisi langsung. Menurut volume ''Body,''oleh Alan E. Nourse, pulau yang
"sibuk manufaktur hormon mereka dan umumnya mengabaikan sel pankreas di sekitar
mereka, seolah-olah mereka terletak di beberapa bagian yang sama sekali berbeda dari
tubuh."

Kelenjar Eksokrin

Berbeda dengan pankreas endokrin, yang mengeluarkan hormon ke dalam darah,


pankreas eksokrin memproduksi enzim pencernaan dan cairan alkali (disebut sebagai jus
pankreas), dan mengeluarkan mereka ke dalam usus kecil melalui sistem saluran eksokrin
dalam menanggapi kecil usus hormon secretin dan cholecystokinin.Enzim pencernaan
tripsin termasuk, chymotrypsin, lipase pankreas, dan amilase pankreas, dan diproduksi
dan disekresikan oleh sel-sel asinar dari pankreas eksokrin. Spesifik sel yang melapisi

16
saluran pankreas, yang disebut sel centroacinar, mengeluarkan solusi-bikarbonat dan
garam-kaya ke dalam usus kecil.

Pankreas menerima persarafan peraturan melalui hormon di dalam darah dan


melalui sistem saraf otonom. Kedua masukan mengatur aktivitas yang keluar dari
pankreas.

17
3.3 Kelenjar air liur / glandula salivares

Gambar 5

Gambar 6 Pembasaran 40x

Fungsi kelenjar air liur adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dan
usus, memulai pencernaan makanan, menyelenggarakan ekskresi zat-zat
tertentu. Pada dinding rongga mulut terdapat 3 kelenjar air liur utama yaitu :

3.3.1 Kelenjar parotis / glandullae parotis

Kelenjar yang tergolong paling besar bersifat sereus murni. Dalam tiap
lobulus selain ujung kelenjar sereus ditemukan pula 2 benuk alat penyalur
yaitu duetus intercalatus dan ductus spreatus (intralobularis). Diantara ujung
kelenjar terdapat jaringan ikat interstitial. Pada jaringan ikat interlobularis
dan pembuluh darah.Ductus ini dan ductus parotideus memiliki epitel silindris
banyak lapis dan sering terlihat adanya sel mangkok.

18
Kelenjar parotis dari karnifora dan domba muda terdapat bagian yang
bersifat mukous. Sekreta kelenjar parotis bersifat encer, mengandung
protein tanpa musin. Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar
yang terletak antara prossesus mastoideus dan ramus mandibula. Duktus
kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi
dan gusi dihadapan molar 2 atas.

Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat. Mengandung


sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase,
dan kolinesterase. Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi
organ menjadi beberapa lobus dan lobulus. Secara morfologis kelenjar parotis
merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar) bercbang-cabang
(compound tubulo alveolar gland). Asinus-asinus murni serus kebanyakan
mempunyai bentuk agak memanjang dan kadang-kadang memperlihatkan
percabangan-percabangan.

Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket. Saluran


keluar utama (duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri dari
epitel berlapis semu. Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang
menjadi duktus interlobularis dengan sel-sel epitel berlapis silindris. Duktus
interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis.
Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang
mempunyai epitel selapis silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan
garis-garis basal.

Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan


percabangan. Duktus Pfluger agak pendek.Sel-selnya pipih dan memanjang.
Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang
berhubungan dengan kumpulan lemak bichat (Fat depat of bichat) Juga
pada jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan
pembuluh darah

3.3.2. Kelenjar mandibularis

19
Umumnya mirip kelenjar parotis, hanya saja ujung kelenjar bersifat
seromukous. Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan
mempunyai duktus ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar
rongga mulut pada frenulum lidah , dibelakang gigi seri bawah. Merupakan
kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak (Srihadi Agung Priyono, 2007).

Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri dari
jaringan ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ
tersebut menjadi beberapa lobulus. Secara morfologis kelenjar ini
merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus bercabang-cabang
(compound tubulo alveolar gland). Percabangan duktusnya sama dengan
glandula parotis demikian pula sel-selnya.

Bentuk sinus kebanyakan memanjang. Antara sel-sel asinus membran


basal terdapat sel-sel basket. Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar
dicari dalam preparat bila dibandingkan glandula parotis. Selnya pipih dan
memanjang. Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar
parotis dan menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat
lebih mudah dicari

3.3.3. Kelenjar lingualis

Kelenjar ini tergolong kelenjar campuran, tetapi sel-sel mukous relatif


lebih banyak daripada sel-sel sereus. Merupakan kelenjar terkecil dari
kelenjar-kelenjar ludah besar. Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah
mukosa dan mempunyai saluran keluar (duktus ekskretorius) yang disebut
Duktus Rivinus. Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara
duktus Wharton pada frenulum lidah.

Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki


septa-septa jaringan ikat yang jelas/tebal. Secara morfologis kelenjar ini
merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-cabang (compound
tubuloalveolar gland). Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar
asinusnya adalah mukus murni. Duktus ekskretoris sama dengan glandula
parotis. Duktus Pfluger sangat pendek, duktus Boll sangat pendek dan

20
bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat sukar ditemukan
(Fawcett, Bon W. 2002).

Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula


parotis Disamping kelenjar utama terdapat pula kelenjar yang lebih kecil yang
disebar pada dinding rongga mulut. Diantaranya :

3.3.4. Kelenjar Lidah / glandula linguales

Terletak dalam sub mukosa bahkan lebih dalam lagi diantara otot lidah.
Banyak terdapat di dalam akar lidah, pinggir lidah, dan dibawah papil
lidah yang memiliki putik pengecap. Bersifat sereus yang dikenal sebagai
kelenjar von ebner.

3.3.5. Kelenjar bibir / glandula labiales

Pada karnivora, kambing dan domba bersifat mukous.

3.3.6. Kelenjar pipi / glandula buccales

Pada kuda dan babi bersifat kelenjar campuran, pada sapi, kambing dan
domba bagian ventral bersifat sereus.

3.4 Kelanjar Usus ( Glandula Intestinalis / kelenjar


Lieberkuhn)

Kelenjar usus ditemukan pada tunika propria dari deudenum sampai


anus, bentuknya tubulus sederhana. Epetel kelenjar berbentuk silindris
rendah dengan mikrovili tidak jelas. Sel mangkok jumlahnya agak banyak
dengan ukuran yang lebih kecil dan langsung. Pada usus kasar jumlah sel
mangkok bertambah banyak tapi kelenjarnya semakin lurus. Epitel
permukaan crypte of lieberkuhn berubah menjadi epitel kelenjar, dengan
bentuk sel silindris rendah dan bersifat mitosis aktif sehingga di duga
sebagai tempat terjadinya regenerasi.

Kelenjar Lieberkuhn menghasilkan lender dan beberapa enzim


percernaan yang dapat memecahkan peptida lemak dan karbohidrat.
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim heterokinase yang

21
mengaktifkan tripsinogen, enzim erepsin (peptidase), enzim maltase,
enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta lipase.
Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang
dihasilkan oleh duodenum.

3.5 Kelenjar Duodenum (Kelenjar Brunner)

Kelenjar ini terdapat dalam sub mukosa atau sedikit menjaorok ke


dalam tunika propria, termasuk kelenjar tubullo-alveolar bercabang
dengan epitel kelenjar berwarna cerah, berbentuk silindris rendah, inti
bulat terletak di basal.

Pada karnivora mirip sel dari kelenjar pylorus, di sekitar lobules atau ujung
kelenjar tampak otot polos yang berasal dari muskularis mukosa. Alat
penyalur terdiri atas epitel silindris yang mengandung sel mangkok yang
bermuara pada crypte lieberkuhn. Sel ujung kelenjar memiliki banyak
mitokondria dan basal ergostoplasma atau glanular endoplasmic
reticulum, apparatus golgi tumbuh subur dan diduga tempat sintesis dari
karbohidrat sedangkan fraksi protein terjadi pada glanuler endoplasmic
reticulum dalam bentuk butir sekreta, semua ini dapat diamati dengan
mikroskop electron.

3.6 Kelenjaar pencernaan pada unggas

3.6.1 Hati

Hati ayam dibandingkan dengan besar tubuhnya relatif besar. Warnanya


coklat tua dan terdiri dari 2 lobus. Struktur umum mirip dengan hati
mammalia dengan lobulasi kurang jelas. Kapsula tipis, jaringan interlobularis
tipis dan agak jelas pada segitiga kiernan. Limfosit dan leukosit banyak
terdapat pada stroma hepatitis. Susunan sel hati yang radier dalam lobulus
kurang jelas, sebaliknya sinusoid lebih jelas.

22
Ayam memiliki kantung empedu dengan selaput lendir membentuk
lipatan. Epitel permukaan selaput lendir silindris sebaris dan pada tunika
propria tidak terdapat kelenjar Tunia muskularis agak tipis tetapi serosa relatif
tebal.

3.6.2 Pankreas Unggas

Kelenjar pankreas ayam cukup jelas. Lobulasi cukup jelas tapi jaringan ikat
interlobuler tipis. Sel asinus ujung kelenjar berbentuk piramid dengan butir
sekreta mengumpul didaerah kutub bebas. Inti di basal dan tampak sel
sentroasiner.

Pulau langerhans relatif lebih banyak dari pada mammalia, bahkan dapat dibedakan 2
bentuk yaitu pulau betha yang mengandung sel alpha tapi sedikit sel betha. Secara
mikroskopik pulau alpha lebih besar dan pada jaringan interlobuler pankreas banyak
terdapat jaringan limfoid.

23
BAB IV

SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelenjar


pencernaan membantu pemecahan zat makanan dan penyederhanaan senyawa melalui
berbagai enzim yang di keluarkan di saluran pencernaan. Kelenjar yang paling besar
dalam tubuh hewan adalah Kelenjar hati, yang kedua adalah kelenjar Pankreas ada juga
kelenjar air liur, dan kelenjar di usus halus.

SARAN

Dalam makalah ini semoga menjadi bahan acuan dan referensi bagi para pembaca
khususnya mahasiswa kedokteran hewan universitas udayana. Semoga kedepannya di
buat lebih banyak penelitian tentang pencernaan khususnya kelenjar pencernaan yang
dapat membantu mahasiswa dan dokter hewan dalam mngobati hewan dan
menyelesaikan tugas-tugas.

24
Daftar Pustaka

Agungpriyono Srihadi. 2009. Morfologi Kelenjar Ludah. Jakarta.


Anonimous, 2004. Study guide histology of the gastrointestinal system.
Effendie, Moch. Ichsan. 2002. Biologi X2 Hati ginjal hewan. YayasanPustaka Nusantara:
Yogyakarta
Fawcett,Bon W. 2002. Buku Ajar Histology. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ganong ,W.F. 1979. Histology Kedokteran.CV AGC PenerbitBuku Kedokteran. Jakarta .
Junqueira, L.U dan Carneiro. 1980. Histologi Dasar. (Alih bahasa: Adji Dharma). CV
EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Junquiera, L.D. Carneiro, J., Kelley, R. O. 1995. Histologi Dasar. Edisi ke-8. Terjemahan
Tambayong . PenerbitBuku Kedokteran EGC. Jakarta.
Mariano,SH di Fiore, 1998. Atlas of human Histology.LEA and febiger. Philadelphia. 5th.

Nuntiya Pantung, Kerstin G. Helander , Herbert F. Helander , andVoravit Cheevaporna. 2008.


Histopathological Alterations of Hybrid Walking Catfish (Clariasmacrocephalus x
Clarias gariepinus) in Acute andSubacute Cadmium Exposure. Faculty of Science
Burapha University .
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Histology .3rd edition. W.B Saunders Company. Philadelphia.
Zainuddin Nuryani. 2000. Bogor. Studi Histologi dan Histokimia Kelenjar Submandibularis.

25
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2 Pembesaran 40x

Gambar 3 Gambar 4 Pembesaran 40x

Gambar 5 Gambar 6 Pembesaran 40x

26

Anda mungkin juga menyukai