Anda di halaman 1dari 6

SISTEM LIMFA

Indikator
Mendeskripsikan masing-masing komponen sistem limfa
Menjelaskan sistem peredaran limfa
Membedakan peredaran limfa dengan peredaran darah
Menjelaskan fungsi sistem limfa

Sistem limfa merupakan suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening dalam tubuh. Limfa berasal dari merupakan cairan yang berasal dari
plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskuler ke dalam jaringan di sekitarnya (cairan
intestisisal). Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa dan selanjunya dikembalikan ke
dalam sistem sirkulasi secara difusi

A. Komponen Sistem Limfa


Sistem limfa terdiri atas organ limfa, pembuluh limfa dan cairan limfa

Gambar 5.1 Komponen Sistem Limfa


1. Organ limfa
Organ limfa mencakup empat komponen organ, yakni nodus limfa, kelenjar timus,
kelenjar amandel (tonsil) dan limpa.
a. Nodus limfa
Nodus limfa memiliki struktur berbentuk oval berukuran 1-20 mm, tersusun dari
sejumlah pembuluh limfa. Nodus limfa antara lain nodus sub maksila dibagian dasar mulut,
nodus servik di leher, nodus supratroklear di atas lekukan siku, nodus ketiak dan nodus
inguen di lipatan paha. Fungsi nodus limfa adalah menyaring dan menghancurkan partikel
asing agar tidak menyebar ke jaringan tubuh. Jika terlalu banyak bakteri menyerang, nodus
limfa akan membengkak karena terjadi proliferasi limfosit dan sel-sel lainnya.
Gambar. 5.2 Struktur Nodus Limfa
b. Kelenjar timus
Timus terletak di dada berwarna kemerahan, terdiri atas 2 lobus dan berperan dalam
sistem kekebalan karena memproduksi limfosit T. Ukuran limfosit pada bayi 10 gram dan
berkembang hingga 30-40 gram saat remaja dan selanjutnya akan mengecil lagi
c. Kelenjar amadel (tonsil)
Tonsil terletak di bagian kanan dan kiri faring di belakang rongga mulut. Tonsil
berfungsi menahan kuman (misanya bakteri dan virus) yang masuk melalui mulut, hidung
dan kerongkongan.

Gambar 5.3Tonsil (Amandel)


d. Limpa (lien)
Kelenjar berwarna ungu tua yang terdapat di sebelah kiri abdomen (di bawah iga ke-9, 10,
11 dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa berfungsi menghasilkan limfosit
dan antibodi, menghancurkan sel darah putih dan trombosit serta menghasilkan sel darah
merah pada janin.

Gambar 5.4 Limpa


2. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa terdapat di seluruh organ tubuh kecuali saraf pusat, bola mata, telinga
dalam, epidermis kulit, kartilago dan tulang. Pembuluh limfa terdiri atas komponen sebagai
berikut.
a. Kapiler limfa berupa pembuluh limfa terkecil dengan struktur yang mirip pembuluh darah,
namun memiliki lebih banyak pori. Kapiler limfa memiliki lubang yang menyerupai katup
dan filamen jangkar. Lubang yang menyerupai katup pada kapiler terdapat pada
sambungan endotelium yang bersebelahan. Berbeda dengan endotelium kapiler darah,
pada kapiler limfa sel-sel endotelium saling tumpang tindih yang berkaitan dengan
pengaturan pergerakan cairan limfa dari dan keluar kapiler. Sementara filamen jangkar
berperan untuk menempelkan sel endotelium kapiler ke kolagen di sekitarnya.
b. Saluran limfa (Lakteal) merupakan kapiler limfa khusus yang terdapat pada vili yang
memanjang ke dalam usus halus. Pembuluh ini memiliki fungsi khusus untuk
pengangkutan lemak
c. Pembuluh pengumpul yang merupakan pembuluh yang terbentuk ketika kapiler limfa
bersatu. Struktur pembuluh pengumpul tersusun atas tiga lapisan (tunika) seperti pada
vena, namun berukuran lebih tipis. Selain itu, pada pembuluh terdapat katup yang
mencegah aliran balik cairan limfa.
d. Batang limfa, yakni pembuluh yang terbentuk dari penyatuan pembuluh pengumpul. Ada
sembilan batang limfa utama di dalam tubuh, yakni batang limfa lumbar, jugulum,
subklavia, dan bronkomediastinum yang masing-masing berpasangan di kiri dan kanan
tubuh serta batang usus tunggal.
e. Duktus limfa, yakni pembuluh limfa yang terbesar. Ada dua macam batang saluran limfa
utama, yakni : duktus limfatikus sinistra dan duktus limfatikus dekster. Duktus limfatikus
sinistra (kiri) disebut juga duktus torasikus mengumpulkan cairan mengumpulkan cairan
dari seluruh tubuh, kecuali kuadran kanan atas serta menerima cairan limfa dari pembuluh
limfa yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri, anggota gerak bawah dan
alat-alat dalam rongga perut. Duktus limfatikus dekstra (kanan) merupakan pembuluh
limfa yang pendek menerima cairan limfa dari pembuluh limfa yang berasal dari kepala
kanan, leher kanan, dada kanan, lengan sebelah kanan dan trunkus bronkomediastanal
kanan (saluran penampung limfa dari rongga di antara paru-paru)

3. Cairan Limfa
Cairan lmfa merupakan cairan jaringan yang diabsorbsi ke dalam kapiler limfa.
Cairan limfa berwarna kekuning-kuningan mengandung plasma protein, limfosit, keping
darah, fibrinogen, limfosit,, keping darah, fibrinogen, lemak dan sedikit oksigen. Ciran limfa
tidak mengandung sel darah merah dan karbondioksida.
B. Mekanisme Peredaran Limfa
Cairan limfa berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam kapiler-
kapiler limfa hingga masuk ke sistem peredaran darah melalui vena. Sirkulasi limfa relatif
lambat yakni sekitar 3 liter cairan limfa masuk ke dalam sirkulasi darah selama 24 jam
dibandingkan dengan aliran darah yang berkisar 5 liter tiap menit. Limfa beredar satu arah
dari tempat pengumpulannya dalam jaringan kemudian dikembalikan ke dalam aliran darah.
Pada sistem limfa tidak ada pompa sebagaimana jantung pada pembuluh darah. Limfa beredar
seperti aliran pada pembuluh balik (vena). Faktor-faktor yang mendorong aliran limfa adalah
kontraksi otot rangka disekitarnya, ekspirasi dan inspirasi paru-paru, dan kontraksi otot polos
pada dinding pembuluh limfa. Selain itu aliran limfa dapat dibantu dengan pemijatan
(massage) dan olahraga
Masuknya cairan limfa ke dalam pembuluh limfa diawali pada kapiler limfa. Cairan
interstisial dari jaringan masuk ke dalam kapiler limfa akibat perbedaan tekanan osmotik
antara lingkungan di sekitar pembuluh (ruangan sel jaringan) dengan tekanan di dalam
kapiler. Kapiler limfa yang memiliki permeabilitas tinggi menyebabkan cairan intersitial
masuk ke dalam kapiler. Setelah berada dalam kapiler cairan interstisial disebut sebagai cairan
limfa. Cairan limfa lalu mengalir ke saluran penampung seterusnya ke pembuluh limfa yang
paling besar. Cairan limfa mengalir melewati nodus-nodus limfa, dimana cairan selanjutnya
disaring untuk menjaga kualitas cairan darah. Selanjutnya, cairan plasma dikembalikan ke
dalam aliran darah.

Gambar. 5.5 Sistem Sirkulasi Limfa

C. Fungsi Sistem Limfa


Fungsi sistem limfa pada manusia adalah sebagai berikut.
1. Mengembalikan kelebihan cairan jaringan. Jika cairan tidak dikeluarkan maka akan
terkumpul dalam ruang antar sel dan menyebabkan edema
2. Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya di dalam nodus-
nodus limfa sebelum dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi
3. Mengeluarkan zat-zat toksin dan debris sel (sel-sel yang rusak) dari jaringan setelah terjadi
infeksi atau kerusakan jaringan
4. Mengangkut lemak yang sudah teremulsi dari usus halus ke dalam sistem peredaran darah
5. Mengembalikan protein plasma ke dalam sistem sirkulasi agar tidak terakumulasi dan
mengganggu dinamika kapiler
6. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke dalam sirkulasi darah
7. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
8. Menghasilkan antibodi yang melindungi tubuh terhadap infeksi

Gangguan sistem Peredaran Darah


Indikator
Peserta didik mampu menganalis kaitan kelainan organ peredaran darah terhadap fungsi
sistem peredaran darah

1. Anemia
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin di dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Anemia ditandai oleh hematokrit rendah. Anemia memiliki
beberapa tipe diantaranya adalah anemia perinosa yang disebabkan ketidakmampuan tubuh
menyerap vitamin B12, anemia gizi karena kekurangan zat besi di dalam makanan dan
anemia aplastik yang disebakan oleh kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah
2. Hemofilia
Hemofilia adalah kegagalan dalam proses pembekuan darah pada pembuluh darah yang
cedera (darah sulit membeku). Pada penderita hemofilia, luka kecil dapat menyebabkan
penderita mengalami pendarahan hebat. Hemofilia disebakna oleh defisiensi faktor
pembekuan darah. Sekitar 80% hemofilia disebabkan oleh kelainan genetik yang diwariskan
melalui kromosom X pada gonosom.
3. Leukimia
Leukimia atau biasa dikenal sebagai kanker darah dalah gangguan produksi leukosit yang
terlalu banyak. Kelebihan leukosit ini berdampak pada autofagositas, dimana leukosit
menyeang sel tubuh sendiri.
4. Siklemia (Sickle cell disease)
Siklemia adalah penyakit genetik akibat mutasi gen yang menyebabkan sel darah memiliki
hemoglobin yang berbentuk bulan sabit. Struktur leukosit seperti ini mengandung sedikit
hemoglobin dan fungsinya pengikatan oksigen terganggu. Selain itu, sel sabit ini sangat rapuh
dan mudah pecah saat melewati pembuluh darah yang berakibat terjadinya anemia,
penyumbatan pembuluh darah, kerusakan organ dan kematian.
5. Talasemia
Talasemia adalah penyakit akibat kelainan sel darah merah yang berbentuk tidak normal,
cepat rusak, kekurangan oksigen dan berumur lebih pendek dibandingkan eritrosit normal.
Penderita menjadi pucat, lemah pusing, sesak napas, sulit tidur dan warna kulit menghitam.
6. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah arteri meingkat hingga di atas normal. Hipertensi
menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan jika terjadi peda pembuluh darah yang
menyuplai otak dapat mengakibatkan stroke.
7. Hipotensi
Hipotensi adalah tekanan darah turun hingga di bawah batas normal. Penyebab hipotensi
adalah kehamilan, berbaring terlalu lama, konsumsi obat pelangsing secara berlebihan dan
dehidrasi
8. Arteriosklerosis
Arteriosklerosis adalah penyakit degeneratif arteri yang menyebabkan sumbatan bertahap
yang dakibatkan oleh plak lemak hingga mengurangi aliran darah. Arteriosklerosis
disebabkan oleh kolesterol teroksidasi, radikal bebas, tekanan darah tinggi, homosistein,
bahan kimia yang dibebaskan dari sel lemak dan bakteri atau virus perusak dinding pembuluh
darah.
9. Arterosklerosis
Arterosklerosis adalah penyakit degeneratif yang disebabkan oleh pengerasan pembuluh
darah akibat timbunan zat kapur. Hal ini berakibat pada penurunan elastisitas pembuluh dan
mengganggu aliran darah.
10. Trombus dan Embolus
Trombus adalah gumpalan bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah ditempat
terjadinya kerusakan. Sementara itu, embolus adalah gangguan sirkulasi dimana gumpalan
bekuan darah bergerak di dalam sirkulasi dan menyumbat pembuluh darah yang lebih kecil.
11. Jantung koroner
Jantung koroner adalah tersumbatnya arteri koronener sehingga aliran darah yang menyuplai
sel-sel otot jantung hanya berjumlah sedikit. Akibatnya, suplai nutrisi dan oksigen ke jantung
menjadi berkurang dan mengganggu fungsi kerja jantung. Jantung koroner dapat disebabkan
oleh kebiasaan merokok, makanan berkolesterol tinggi, kegemukan, kolesterol, diabetes
melitus, penuaan, tekanan darah tinggi dan faktor keturunan
12. Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah vena, biasanya pada anggota tubuh bawah
(misalnya betis). Varises disebabkan oleh menurunnya elastisitas pembuluh vena misalnya
karena terlalulama berdiri atau memakai sepatu hak tinggi yang memaksa vena bekerja lebih
berat.
13. Hemoroid (Wasir)
Wasir adalah pelembaran pembuluh vena di sekitar anus. Gangguan ini umumnya disebabkan
karena feses yang terlalu pada akibat kurang mengkonsumsi serat, kurang olahraga, terlalu
lama duduk dan mengangkat beban yang terlalu berat
14. Limfangitis
Limfaningtis adalah infeksi dan peradangan pembuluh limfa sehingga tampak garis-garis
merah di bawah kulit. Jika terjadi infeksi biasanya kelenjar pada lipatan paha dan ketiak akan
terasa sakit
15. Edema
Edema adalah akumulasi volume abnormal cairan interstisial pada ruanagan di antara sel.
Edema dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan filtrasi dalam kailer akibat gagal jantung,
maupun penurunan tekanan osmotik plasma akibat penyakit ginjal dan kekurangan protein
16. Infark Miokard (IM)
Infark miokard umumnya dikenal sebagai serangan jantung. Penyakit ini terjadi akibat
sekelompok otot jantung mati karena penyumbatan mendadak dari arteri koroner. Gejala yang
umum berupa nyeri dada luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai