Anda di halaman 1dari 7

SISTEM LIMFATIK

Nama : Dini Permatasari

Kelas : Xl Ap

Absen : 11

Mapel : IPPD

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma
darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Limfa
atau getah bening adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang berisi sel-sel darah
putih, keping darah, dan fibrinogen. Kandungan fibrinogen pada limfa
menyebabkan limfa mampu membeku. Cairan getah bening tidak selalu berada di
dalam pembuluh limfa, oleh karena itu disebut sebagai peredaran terbuka.[1][2]
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Aliran cairan limfa tidak
dipompa oleh jantung seperti pada peredaran darah, tetapi mengalir karena
desakan otot-otot rangka di sekitar pembuluh limfa.[2]
Sistem limfatik pada manusia memiliki fungsi sebagai berikut:[3]

Mengembalikan kelebihan cairan interstitial & protein plasma dari jaringan ke


dalam sirkulasi darah;

Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui


nodus-nodus limfa sebelum dikembalikan ke sistem sirkulasi;

Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke sirkulasi darah;

Membawa lemak yang sudah terbentuk emulsi dan vitamin yang larut dalam lipid
dari usus ke sistem peredaran darah;

Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan


penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain
tubuh;

Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi;


Mengeluarkan zat-zat toksin dan debris sel (sel rusak) dari jaringan setelah terjadi
infeksi atau kerusakan

Kapiler limfatik Sunting

Kapiler limfatik adalah suatu saluran dengan ujung tertutup yang terletak pada
ruang antar sel. Kapiler limfatik terdapat di seluruh tubuh, kecuali di jaringan yang
tidak berpembuluh, seperti tulang dan kornea mata, sistem saraf pusat, sebagian
limpa, dan sumsum tulang merah. Kapiler limfatik memiliki struktur unik yang
menyebabkan cairan interstitial dapat masuk ke dalam pembuluh tersebut namun
tidak dapat keluar.[4]

Lakteal adalah kapiler limfatik yang mengalami spesialisasi dan terdapat pada usus
halus. Lakteal berperan membawa lemak beserta cairan limfa menuju pembuluh
limfatik dan pada akhirnya masuk ke dalam darah. Cairan limfa yang mengandung
lemak disebut kil.[4]

Pembuluh limfatik Sunting

Kapiler dan pembuluh limfatik.

Kapiler-kapiler limfatik akan bertemu dan membentuk pembuluh limfatik.


Pembuluh limfa memiliki struktur yang hampir sama dengan vena, tetapi memiliki
katup yang lebih banyak dan memiliki dinding yang lebih tipis.[5] Melalui
pembuluh limfatik, cairan limfa akan mengalir menuju dua saluran utama, yaitu
pembuluh limfa kiri dan pembuluh limfa kanan. Pembuluh limfa kiri menerima
cairan limfa dari kepala bagian kiri, leher, dada, lengan kiri bagian atas, dan
seluruh bagian tubuh yang terletak di bawah tulang rusuk. Pembuluh limfa
tersebut kemudian mengalirkan cairan limfa menuju pembuluh darah vena.
Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster) menerima cairan limfa dari
kepala bagian kanan, leher bagian kanan, lengan kanan, dada, jantung serta paru-
paru, dan mengalirkanya menuju pembuluh darah vena di daerah percabangan
antara vena subklavia kanan dan vena jugularis kanan di bawah tulang klavikula.
[1][4][5] Sementara itu, semua pembuluh limfa yang berasal dari kaki dan semua
pembuluh limfa dari anggota badan lain yang tidak bermuara pada duktus
limfatikus dekster akan bermuara pada pembuluh limfa dada (duktus torakikus).
[5] Cairan limfa masuk ke dalam kelenjar limfa melalui berapa pembuluh aferen
(pembuluh yang menuju kelenjar). Kemudian keluar dari kelenjar melalui
pembuluh eferen (pembuluh yang keluar dari kelenjar).[5]

Organ limfatik primerSunting

Sumsum tulang merah Sunting

Sumsum tulang merah terdapat di dalam tulang pipih dan epifise tulang pipa pada
orang dewasa. Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan limfosit.
[4]

Kelenjar timus Sunting

Kelenjar timus terdiri dari dua lobus dan terletak di bagian atas tulang dada.Tiap
lobus terdiri atas bagian korteks dan medula. Korteks tersusun atas sel-sel limfosit
dan sel-sel epitel. Medula tersusun atas sel-sel epitel. Kelenjar timus memproduksi
hormon yang berperan dalam pematangan sel limfosit T.[4]
Sunting

Nodus limfa Sunting

Nodus limfa adalah organ berbentuk seperti kacang yang terletak di sepanjang
pembuluh limfa dan berjumlah sekitar 600 organ. Nodus limfa mengandung sel
limfosit B dan sel limfosit T. Nodus limfa juga berfungsi menyaring cairan limfa
yang mengalir dalam pembuluh limfatik saat cairan limfa melewati nodus limfa.[4]
Nodus limfa juga berperan sebagai tempat aktivasi limfosit T dan B.[6]

Limpa merupakan
jaringan limfatik terbesar di dalam tubuh, berbentuk oval dengan panjang sekitar
12 cm. Limpa terletak di antara perut dan diafragma. Limpa terdiri dari bagian
pulpa putih dan pulpa merah. Pulpa putih mengandung limfosit dan makrofag.
Pulpa merah mengandung pembuluh darah. Darah yang mengalir ke dalam limpa
akan bertemu dengan sel-sel limfosit dan makrofag di bagian pulpa putih. Sel-sel
limfosit dan makrofag akan menjalankan fungsi imun terhadap patogen-patogen
yang terdapat di dalm darah.[4] Limpa berperan dalam fungsi imunologis, filtrasi
dan menyingkirkan eritrosit tua dan hematopoiesis pada janin.[
Nodulus limfatikus Sunting

Nodulus limfatikus merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar di


sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang membatasi
dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan saluran
respirasi. Letak nodulus limfatikus sangat strategis untuk berperan dalam respon
imun melawan zat asing yang masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau
pernapasan.[4]

Tonsil adalah bentuk nodulus limfatikus yang terdapat di dinding kiri dan kanan
tenggorokan atau pada rongga hidung di belakang anak tekak. Fungsi tonsil adalah
sebagai pertahanan terhadap kuman-kuman penyakit yang masuk melalui hidung
serta mencegah infeksi lebih lanjut.[2]

Tonsil adalah bentuk nodulus limfatikus yang terdapat di dinding kiri dan kanan
tenggorokan atau pada rongga hidung di belakang anak tekak. Fungsi tonsil adalah
sebagai pertahanan terhadap kuman-kuman penyakit yang masuk melalui hidung
serta mencegah infeksi lebih lanjut.[2]
Nodus limfa dapat ditemukan pada bagian tubuh tertentu, seperti di ketiak (noduli limfatisi
subklavialis), lipatan paha, tonsil, serta dinding tekak.[5] Kelenjar limfa akan membengkak
ketika terjadi infeksi di bagian tubuh tertentu yang berdekatan dengan lokasinya. Hal ini
menunjukkan adanya perlawanan dan pertahanan kelenjar limfa terhadap infeksi tersebut.[

Penyakit dan Kelainan Sunting

Limfoma

Limfoma Hodgkin

Limfedema

Limfadenopati

Limfadenitis

Limfangitis

Anda mungkin juga menyukai