Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Jovan Patriot Putra

Kelas : XI IPA 5
Presensi : 24

Tugas Sistem Eksresi


1. Buatlah skema penjelasan perombakan sel darah merah di dalam hati!

Dari skema tersebut diketahui bahwa sel-sel darah merah dirombak di dalam hati.
Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi(Fe), globin, dan heme. Zat
besi dan globin didaur ulang, Zat besi diambil dan disimpan di hati, sedangkan globin
dimanfaatkan untuk pembentukan hemoglobin baru. Heme dirombak menjadi bilirubin dan
biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Bilirubin dioksidasi menjadi urobilin yang mewarnai
feses dan urine kekuningan, sedangkan biliverdin sebagai pembentuk zat warna empedu yang
kemudian disalurkan ke kantong empedu.

2. Apakah zat makanan berupa asam amino dapat disimpan dalam tubuh? Seandainya berlebih
bagaimana cara tubuh kita mengekskresikannya? Jelaskan dengan skema perombakan kelebihan
asam amino!
Zat makanan yang berupa asam amino tidak dapat disimpan pada tubuh manusia. Jika
jumlah asam amino berlebihan maka tubuh manusia akan menggunakan asam amino dalam
sumber energi.
Skema perombakan kelebihan asam amino :

Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam


amino tersebut akan mengalami deaminasi.
Deaminasi merupakan pemindahan gugus
amin (-NH) dari asam amino. Deaminasi
menyebabkan terkumpulnya ammonia yang
bersifat racun. Hati dengan bantuan enzim
arginase akan mengubah arginin menjadi
ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui
ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat
ammonia yang bersifat racun dan akan
dikeluarkan kedalam empedu dan urin.

3. Buatlah skema bergambar penjelasan proses terbentuknya urine!

Proses pembentukan urine terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi
(penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan) atau sekresi.

a. Filtrasi (penyaringan)

Proses pembentukan urine yang pertama adalah filtrasi atau penyaringan. Setiap ginjal
memiliki sekitar satu juta nefron, yang merupakan tempat pembentukan urine. Pada waktu
tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melalui ginjal untuk disaring sehingga tubuh dapat
menghilangkan zat- zat sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar
darah.

Bagian pertama dari proses pembentukan urine adalah filtrasi yaitu proses penyaringan darah
yang mengandung zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun untuk tubuh. Filtrasi terjadi di
badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus menyaring air,
garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya untuk melewati kapsul Bowman. Hasil
filtrasi ini menghasilkan urine primer. Urine primer termasuk urea di dalamnya, yang dihasilkan
dari amonia yang terkumpul ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

b. Reabsorpsi

Yang kedua adalah reabsorpsi. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi, tetapi
sebagian besar diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh. Reabsorpsi terjadi di tubulus
proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium, dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di
kapiler yang mengelilingi tubulus. Air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air
dari area konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Hasil pada proses pembentukan
urine ini adalah urine sekunder. Biasanya semua glukosa diserap kembali. Namun, pada orang
dengan diabetes, kelebihan glukosa tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan ion-ion lain
diserap kembali secara tidak lengkap, dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat
ketika lebih banyak dikonsumsi dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah yang lebih
tinggi. Hormon mengatur proses transport aktif di mana ion seperti natrium dan fosfor diserap
kembali.

c. Sekresi atau augmentasi

Proses pembentukan urine selanjutnya adalah sekresi atau augmentasi. Ini adalah tahap terakhir
dalam pembentukan urine. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal
(distal convoluted tubule) dan tubulus pengumpul (collecting tubule) ke tubulus
tersebut. Sekresi alias pembuangan ion hidrogen melalui proses ini adalah bagian dari
mekanisme tubuh untuk menjaga pH yang tepat, atau keseimbangan asam dan basa tubuh. Ion
kalium, ion kalsium, dan amonia juga dibuang pada tahap ini, seperti beberapa obat. Ini supaya
komposisi kimia darah tetap seimbang dan normal.

Prosesnya terjadi dengan meningkatkan pembuangan zat seperti kalium dan kalsium ketika
konsentrasi tinggi dan dengan meningkatkan reabsorpsi dan mengurangi sekresi ketika
tingkatnya rendah. Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal
yang disebut pelvis ginjal, kemudian terus mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di
kandung kemih. Dari kandung kemih, urine selanjutnya mengalir ke uretra dan akan dibuang
keluar saat buang air kecil.

4. Mengapa manusia berkeringat? Jelaskan proses berkeringat hubungkan dengan cara


pengaturan/regulasi keseimbangan(homeostasis) suhu tubuh manusia?
Berkeringat adalah proses alami yang dilakukan manusia untuk mendinginkan tubuh jika
suhu tubuh Anda meningkat. Tubuh manusia dilengkapi dengan kelenjar keringat yang bekerja
setiap hari. Kelenjar ini bertanggungjawab untuk melepaskan cairan yang disebut keringat.
Bagian tubuh yang cenderung melepaskan keringat yaitu di bawah lengan, kaki, dan telapak
tangan.
Tubuh kita melakukan sistem pengaturan dengan sistem umpan balik. Sistem umpan
balik adalah suatu siklus yang memantau tubuh kita, mengevaluasi, mengubah, memantau
kembali, mengevaluasi kembali, dan demikian seterusnya sampai tercapai kondisi homeostasis.
Sistem umpan balik terdiri dari 3 komponen, yaitu reseptor, pusat kontrol, dan efektor.

a. Reseptor adalah struktur tubuh yang memonitor terjadinya perubahan dalam tubuh
kemudian mengirimkan inputnya ke pusat kontrol. Biasanya ini dilakukan melalui sinyal listrik
atau kimia dalam tubuh. Contoh: cuaca yang dingin terpapar pada kulit kita. Saraf pada kulit kita
akan mengirimkan sinyal ke otak sebagai pusat kontrol.

b. Pusat kontrol menerima masukan dari reseptor, mengevaluasinya, dan memberikan


komando berupa keluaran tertentu jika diperlukan. Biasanya sistem kontrol ini dilakukan oleh
otak. Contoh: sinyal dari sistem saraf dibaca oleh otak bahwa terjadi penurunan suhu di luar
tubuh yang jika didiamkan saja akan mengakibatkan suhu normal tubuh turun dan menimbulkan
kondisi yang berbahaya bagi tubuh sehingga otak memberikan komando dengan mengirimkan
perintah keluaran ke efektor.

c. Efektor penerima keluaran dari pusat kontrol yang kemudian mewujudkannya dalam
bentuk suatu respons tubuh. Dalam hal ini hampir semua organ tubuh dapat berperan sebagai
efektor. Contoh: komando dari otak diterima oleh efektor, misalnya sistem gerak. Otak
memberikan komando kepada sistem gerak untuk bergerak menghangatkan tubuh, yaitu dengan
cara menggigil sehingga menghasilkan panas tubuh

5. Jelaskan beberapa kelainan pada organ-organ ekskresi manusia!

Organ-organ ekskresi dalam tubuh kita adalah paru-paru, kulit, dan ginjal. Paru-paru
mengeluarkan karbon dioksida lewat respirasi. Kulit mengeluarkan garam melalui keringat dan
ginjal mengeluarkan limbah nitrogen seperti urea, asam urat, dan amonia.

Tapi seperti organ dalam tubuh pada umumnya, organ pada sistem ekskresi juga dapat
mengalami gangguan. Penyebabnya bisa berupa infeksi oleh bakteri dan virus, kerja berlebih,
atau kekurangan zat tertentu. Berikut adalah beberapa jenis gangguan pada sistem ekskresi :

a. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah gangguan yang menyerang salah satu organ terpenting dalam sistem
ekskresi, yaitu ginjal. Penderita diabetes insipidus mengeluarkan urine terlalu banyak karena
kekurangan hormon ADH (Anti Diuretic Hormone). ADH adalah sejenis hormon yang mengatur
proses reabsorpsi cairan pada ginjal. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan jumlah urine
meningkat hingga 30 kali lipat.

b. Batu Ginjal

Gangguan lain yang menyerang ginjal adalah batu ginjal. Batu ginjal disebabkan oleh
pembentukan endapan garam kalsium pada rongga ginjal, saluran ginjal, dan kandung kemih.
Batu ginjal tersebut berbentuk kristal yang terdiri dari kalsium oksalat, asam urat, dan kristal
kalsium fosfat. Batu ginjal tidak dapat larut. Biasanya, penyebab batu ginjal adalah konsumsi
garam mineral yang berlebih dan kurangnya konsumsi air pada tubuh. Jika tidak ditangani, batu
ginjal bisa menimbulkan hidronefosis, yaitu membesarnya ginjal karena urine tidak dapat
mengalir keluar karena tersumbat batu ginjal.

c. Uretris

Organ lainnya dalam sistem ekskresi adalah ureter, yaitu organ yang menyerupai tabung. Ureter
memiliki otot untuk membantu urine disalurkan dari ginjal menuju kandung kemih. Salah satu
penyakit yang menyerang ureter adalah uretris. Uretris adalah peradangan pada ureter yang
disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Gejalanya berbeda bagi penderita pria dan wanita.
Pada pria, gejala uretris adalah adanya darah pada urine dan air mani. Selain itu terdapat rasa
terbakar ketika buang air kecil. Pada wanita, gejalanya adalah sakit perut, nyeri ketika buang air
kecil, dan demam.

d. Pneumonia

Paru-paru termasuk ke dalam organ pada sistem ekskresi karena merupakan tempat pertukaran
oksigen dan karbon dioksida. Salah satu penyakit yang menyerang paru-paru adalah pneumonia.
Pneumonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur di alveolus. Pneumonia
menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus, yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan
karbon dioksida, dipenuhi oleh cairan.

e. Asma

Asma adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita dengar. Asma terjadi
akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Penderitanya menunjukkan gejala sulit
bernapas atau sesak. Penyakit ini tidak menular dan biasanya menurun. Lingkungan dengan udara
yang tercemar dapat memicu serangan asma. Penanganan serangan asma adalah dengan
memberikan obat-obatan yang berupa suntikan (Hydrocortisone), sirup ventolin (Salbutamol),
atau nebulizer (gas Salbutamol) untuk melonggarkan saluran pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai