Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN TENTANG SEL DAN OSMOSIS

Disusun Oleh:

Arya BramaPutra

XI MIPA 1

08
I. Judul Kegiatan dan Tanggal Praktikum
A) Judul Kegiatan : Pengamatan tentang osmosis dan bagian bagian sel
B) Tanggal praktikum : 10 Agustus 2018
C) Tempat : Laboratorium Biologi SMAN 6 Semarang
II. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk:
1) Mengamati perbedaan bagian – bagian sel hidup dan sel mati
2) Mengamati adanya peristiwa osmosis pada tumbuhan
III. Landasan teori
1) Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk
semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing
golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-
sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan
sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi
yang sangat rapi. Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur
dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah
ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi
sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli
biologi, antara lain seperti berikut. 1. Robert Hooke (1635-1703) Ia mencoba
melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal.
Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil
dari rongga tersebut dinamakan sel. 2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann
(1810-1882) Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan.
Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati
tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh
tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan
adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam
pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari
banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh
hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa
sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup. 3.Robert Brown Pada
tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan
melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi
nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel
selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu
untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel. 4. Felix Durjadin dan
Johannes Purkinye Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix
Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian
cairan itu diberinya nama protoplasma. 5. Max Schultze (1825-1874) Ia
menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan.
Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat
beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara
lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.
2) Transportasi sel dibagi menjadi dua yaitu transportasi aktif dan transportasi
pasif. Transportasi aktif yaitu transportasi lintas membran menggunakan
energi yang berupa ATP. Transportasi ini memerlukan energi karena
transportasi ini melawan gradien konsentrasi. Sedangkan transportasi pasif
tidak membutuhkan energi karena hanya menuruni gradien konsentrasi.
Transportasi pasif dibedakan menjadi tiga yaitu difusi, difusi berfasilitasi dan
osmosis. Difusi yaitu transportasi zat dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke
larutan konsentrasi rendah (hipotonis). Difusi berfasilitasi yaitu proses difusi dengan
bantuan protein pembawa untuk memindahkan zat dari satu sisi membran ke
membran lain. Sedangkan osmosis yaitu proses perpindahan air dari daerah yang
berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik)
melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah
yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Secara
umum, membrane tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak
bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Osmosis
memberikan cara yang mudah bagi transport air keluar atau masuk sel. Proses
osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai konsentrasi yang sama atau
disebut isotonik. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan
konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama
konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan
seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul
air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air
yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik,
memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut),
sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam
osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
IV. Alat dan Bahan
A) Alat-alat untuk pengamatan sel :
Ø Microskop
Ø Kaca objek
Ø Kaca penutup (the glass)
Ø Pipet tetes
Ø Pinset
Ø Silet tajam
Ø Tusuk gigi
Ø Kertas
B) Bahan –Bahan untuk pengamatan sel :
Ø Air
Ø Bawang merah
Ø Batang ketela pohon yang sudah mati
Ø Rhoe discolor
C) Alat-alat untuk pengamatan Osmosis:
 Neraca
 Silet
 Gelas beker
 Alat pelubang kentang
 Batang Pengaduk

D) Bahan –Bahan untuk pengamatan Osmosis :


 Kentang
 Air biasa
 Larutan garam 10%, 30% (untuk 10% garam seberat 5 gram dan
dilarutkan kedalam air sebanyak 50mL , Untuk 30% garam seberat 15
gram dan dilaruatkan kedalam air sebanyak 50mL. Dan diaduk
menggunakan batang pengaduk sampai garam larut)
V. Cara Kerja
Peristiwa Osmosis
1. Menyiapkan sebuah kentang lalu mengupas dengan silet hingga bersih
2. Melubangi kentang dengan alat pelubang kentang hingga 3x dan dihasilkan 3 irisan yang
berbentuk tabung
3. Ketiga irisan tersebut diukur menggunakan penggaris dan memperoleh ukuran panjang yang
sama. Selanjutnya, menimbang satu per-satu irisan kentang dengan timbangan dan mencatat
ke-tiga massanya
4. Menyiapkan tiga buah gelas beker yang masing – masing diberi label :
1. Air biasa
2. Larutan garam 10%
3. Larutan garam 30%
Lalu dalam waktu yang bersamaan, ketiga irisan kentang yang sudah diukur dimasukkan
ke dalam masing-masing gelas beker dan mulai menghitung dengan stopwatch
Selama proses berlangsung kami mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masing-masing kentang dengan menit tertentu dan mencatatnya
Setelah 20 menit ketiga irisan kentang kami angkat secara bersamaan dari gelas beker
dan diletakkan di atas kertas
Kemudian kami mengukur massa akhir masing-masing kentang dengan timbangan dan
mencatat perubahan massa dan tekstur kentang.
Pengamatan Sel
1. Pengamatan Sel Epidermis bawah Pada Daun Rhoeo discolor/Bunga Pikso
1. ambillah bagian bawah pada daun tersebut. Dengan cara mematahkan tulang daun dan tarik
secara perlahan dari bagian atas sampai tercipta bagian tipis yang terletak pada bawah daun
2. Taruh bagian daun yang telah diambil tersebut ke atas Kaca Objektif.
3. Tetesi dengan sedikit air.
4. Tutup bagian daun tersebut dengan Kaca Penutup.
5. Amati dibawah mikroskop
2. Pengamatan Sel Bawang Merah (Allium cepa)
1. Bukalah satu lapis umbi bawang merah dan buatlah sayatan kulit dari umbi lapis tersebut
menggunakan kuku
2. Letakan sayatan di Kaca Objektif dan beri 1 – 2 tetes air adan tutup dengan Kaca Penutup
(Deck Glass) secara perlahan jangan sampai ada gelembungan udara.
3. Amati dibawah mikroskop

3. Pengamatan Sel Gabus (Manihot utilisima)


1. Ambillah gabus dari ketela pohon, pada bagian tengah batang.
2. Buatlah sayatan setipis mungkin, lalu letakkan sayatan di atas Objek Glass dan beri 1 – 2
tetes air.
3. Amati di bawah mikroskop
4. Pengamatan Sel Epitel Pipi
1. Torehkan atau keruklah secara perlahan bagian dalam pipimu dari dalam rongga mulut
menggunakan ujung tumpul tusuk gigi hingga diperoleh lapisan lendirnya.
2. Teteskan sedikit air dengan pipet tetes diatas kaca obyek,lalu sebarkan lender pada ujung
tusuk gigi itu dan aduk dengan tetesan air tadi agar sel-sel tidak mengelompok.
3. Tutup dangan kaca penutup(cover glass) agar tidak terbentuk gelembung udara dibawah
cover glass.
4. Isap air yang berlebihan dengan kertas isap melalui tepi cover glass.
5. Teteskan metylen blue dengan hati-hati pada pinggir cover glass dan tempelkan kertas isap
pada pinggir cover glass yang berlawanan agar metylen blu cepat merata.
6. Letakkan preparat tersebut diatas meja preparat mikroskop,dan amati
VI. Data Pengamatan
PENGAMATAN PERISTIWA OSMOSIS
1) Berat Kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan

2) Foto berat kentang sebelum direndam


3) Foto perendaman kentang

Tekstur Perlakuan Massa Sebelum Massa Sesudah

Sebelum Sesudah 1 2 3 1 2 3
Keras, Lembek,
2,6 2,8
berwarna kuning Air Biasa
gr gr
kuning cerah

Keras, Lembek,
Air Garam 2,8 2,5
berwarna kuning
10% gr gr
kuning cerah

Keras, Keras,
Air Garam 2,8 2,2
berwarna berwarna
30% gr gr
kuning kuning

Ket : panjang masing-masing kentang sama yaitu 3 cm.


Pengamatan Bagian Sel
NO Nama PREPARAT GAMBAR DAN NAMA GAMBAR PEMBANDING KETERANGAN
&PERBESARAN PREPARAT
1. SEL Epidermis 1. DINDING SEL
bawah Rhoeo 2. SEL PENUTUP
Discolor 3. SEL
PENJAGA/SEL
PERBESARAN =10 PENUTUP
X10 4. CELAH
STOMATA
5. NUKLEUS
6. SITOPLASMA
2. Sel Epitel Pipi 1. SEL INTI/
PERBESARAN =10 NUKLEUS
X10

Sel Epidermis 1. Nukleus


3. Bawang Merah 2. Dinding sel
(Allium cepa) 3. Sitoplasma

PERBESARAN =10
X10

4. Sel Gabus 1. Dinding sel


(Manihot 2. Sitoplasma
utilisima)

PERBESARAN =10
X10
VII. PEMBAHASAN
Peristiwa Osmosis
BERDASARKAN TEORI/LITERATUR
Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada di luar
permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuan S.J Jinger dan G. Nicholson pada
tahun 1972 tentang teori membran yang dikenal sebagai model mozaik fluid. Dengan melihat
struktur seperti yang disebutkan di atas, membran bukan hanya sebagai pembatas suatu sel,
tetapi lebih kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain seperti berperan dalam
lalu lintas keluar masuknya sel.
Transportasi molekul dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
Transpor pasif adalah proses perpindahan molekul menuruni gradient konsentrasi secara
spontan tanpa memerlukan energi. Sedangkan transpor aktif adalah transpor yang
memerlukan energi untuk melawan gradien konsentrasi.
Osmosis merupakan salah satu contoh transpor pasif. Osmosis adalah proses
perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi
pelarut yang lebih rendah melalui membran selektif permeabel. Membran semipermiabel
adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di
dalamnya. Secara umum, membran tersebut permiabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak
bermuatan. Misalnya molekul air dapat bergerak melewati dinding sel. Pelarut air yang
dimaksud dalam proses osmosis adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan
jenis molekul yang lain, seperti gula, protein, atau molekul yang lain.
Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang
menentukan kelangsungan osmosis. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan
mempunyai konsentrasi yang sama atau disebut isotonik. Suatu sel bisa mengalami kondisi
hipertonik ataupun hipotonik sehingga menghasilkan sel yang krenasi atau plasmolisis karena
adanya osmosis tadi.
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan kedalam
sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler,
air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air,molekul-molekul yang
berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul
tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air
melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable
terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya
osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak
mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan di dalamnya, sel tersebut sering pecah,
seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Prinsip osmosis: transfer
molekul solvent dari lokasi hipertonik (potensi rendah) solution menuju hypertonic solution,
melewati membran. Jika lokasi hipertonik solusi kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat
berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis). Besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.
Osmosis memang merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara
buatan dengan meningkatkan tekanan dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian
dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya unit per luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan
konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan
bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Dalam uwiesunshine.blogspot.com (2010) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat osmosis antara lain :
 Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel. Osmosis akan terjadi dari
zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju zat yang
berkonsentrasi pelarut rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi.
 Ketebalan membran. Makin tipis membran, makin cepat proses difusi
 Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak dengan lebih cepat.
Maka, semakin cepat pula osmosisnya.

 BERDASARKAN PENGAMATAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kentang mengalami perubahan. Dari hasil
pengamatan dapat kita ketahui bahwa sel – sel kentang mengalami perubahan ukuran. Ada
yang mengalami pertambahan ukuran maupun pengurangan ukuran sesuai dengan medianya
sendiri. Hal ini terjadi kerena sifat larutan yang hipertonis maupun hipotonis terhadap
kentang.
Pada larutan air biasa kentang menjad keras dan terjadi penambahan berat. Ini disebabkan
karena kentang yang hipertonis terhadap larutan air biasa. Sehingga air yang ada di luar
kentang masuk kedalam sel-sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi keras dan
mengalami penambahan ukuran. Bisa juga diartikan bahwa pada kentang 1 mengalami turgid.
Turgid adalah membengkaknya dinding sel karena masuknya cairan dar luar ke dalam sel.hal
ini bisa terjadi karena larutan bersifat hipotonik terhadap sel tumbuhan. Jika dalam kasus ini
tumbuhannya adalah kentang dan larutannya adalah air biasa
Pada larutan garam kentang 2 dan 3 menjadi lembek dan terjadi pengurangan berat. Ini
disebabkan karena kentang yang hipotonis terhadap larutan garam. Sehingga air yang ada
pada kentang keluar dari sel – sel kentang yang menyebabkan kentang menjadi lembek dan
mengalami pengurangan ukuran. Bisa juga diartikan bahwa pada kentang 2 dan 3 mengalami
plasmolisis.
Plasmolisis adalah keluarnya air yang ada didalam sel keluar menuju larutan yang berada di
luar sel. Hal ini bisa terjadi karena larutan bersifat hipertonik terhadap sel tumbuhan. Jika
dalam kasus ini larutannya adalah larutan garam 10% dan 30% dan tumbuhannya adalah
kentang
Kentang yang telah dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penyusutan berat dari
berat semula karena air bergerak dari larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang
konsentrasinya tinggi. Dimana hasil dari praktik yang telah dilakukan bahwa air garam yang
terdapat di dalam gelas ukur memiliki kerapatan tinggi, sedangkan kentang memiliki
kerapatan yang rendah. Setelah kentang dimasukkan ke dalam air garam selama 20 menit,
kentang tersebut menjadi lebih ringan serta warnanyapun lebih kusam. Semakin hipertonis
larutannya, maka semakin lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.
Ini membuktikan bahwa teori osmosis yaitu perpindahan ion atau molekul air dari kerapatan
rendah ke kerapatan tinggi dengan melewati suatu membran semi permeabel, terjadi pada
kentang yang dimasukan ke dalam larutan garam.
Selain itu, kami juga melihat saat kentang kami masukkan ke dalam air garam 10%, kentang
berada dalam keadaan melayang, dan kira-kira setelah 10 menit, kentang mulai tenggelam.
Jika dalam air garam 30%, kentang mengapung, setelah 15 menit, kentang tenggelam. Hal ini
menunjukkan bahwa massa jenis air garam 10% dan air garam 30% lebih besar daripada
masa jenis kentang. Hal itu dikarenakan konsentrasi garam yang tinggi dan membuat larutan
menjadi hipertonis yang akhirnya menambah massa jenis larutan garam. Ini adalah peristiwa
yang sama ketika perahu ataupun kapal laut dapat mengapung di atas air asin yang tentu
memiliki konsentrasi garam tinggi.
Pada pengamatan yang kita lakukan, dapat kita ketahui :
 Pada kentang gelas 1, 2 dan 3 terjadi peristiwa osmosis karena larutan pada A,B,C
konsentrasinya semakin pekat disebabkan oleh pemberian garam sehingga terjadi pepindahan
molekul pada kentang –kentang yang berbeda didalamnya gelas 1,2,dan 3. Perpindahan
molekul tersebut terjadi karena kerapatan kentang lebih rendah dari larutan garam ataupun
kerapatan molekul larutan garam lebih tinggi daripada kentang. Osmosis sendiri terjadi
karena adanya kerapatan yang lebih rendah.
 Peristiwa osmosis dapat terjadi pada suatu sel melalui membran sel. Membran sel bersifat
permeabel terhadap zat – zat yang mudah melewati membran. Peristiwa osmosis terjadi
karena perpindahan molekul ion dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah melalui suatu
membran. Faktor – faktor yang mempengaruhi osmosis pada sel adalah tekanan tugor sel,
konsentrasi sel terlarut dan zat terlarut, pH larutan,suhu dan ukuran molekul.

Pengamatan Sel

Dari praktikum pengamatan sel yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa
objek atau bahan yaitu, bawang merah (Allium cepa), Gabus, dan Rhoeo discolor di dapat
hasil sebagai berikut.
Pada bawang merah (Allium cepa) yang merupakan sel tumbuhan dan sel epidermisnya
termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel dan mempunyai cairan di
dalamnya dan aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran cairan yang ada di dalam
sel epidermis bawang merah disebut nukleoplasma. Cairan tersebut berfungsi untuk
melindungi vakuola. Bentuk sel bawang merah seperti balok yang disusun miring. Bawang
merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,
dinding sel, kloroplas, membran sel dan sitoplasma. Epitel pada bawang merah mempunyai
tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel dan sitoplasma. Sel pada bawang merah dan epitel
mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.
Pada sel gabus bentuknya adalah seperti segi delapan, ada juga yang seperti segi lima atau
segi enam. Sel gabus termasuk sel mati karena sel gabus tidak memiliki isi, tidak memiliki
inti sel dan tidak memiliki aktivitas yang terjadi seperti pada bawang merah. Pada gabus
hanya terdapat dinding sel dan sitoplasma saja sementara bagaian yang lain kosong, sel mati
ini juga tidak berperan bagi kehidupan.
Pengamatan pada sel epidermis bawah Rhoeo discolor bentuknya berupa segi enam yang
terdapat Enam organel, yaitu dinding sel, membran sel, sitoplasma, retikulum endoplasma ,
stomatadan nukleus. Namun pada saat meneliti lewat mikroskop yang terlihat hanyalah
nukleus, dinding sel, dan stomata karena sel tersebut adalah sel hidup. Rhoeo discolor juga
mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat juga melakukan
fungsi khusus yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi yang lebih kompleks.
Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem.pada organel
stomata terdapat sel sel lain seperti: Sel penutup, Sel penjaga, kloroplas, dan celah stomata
Sel epitel rongga mulut terlihat mempunyai intisama seperti sel bawang merah dan sel gabus
yang telah diamati sebelumnya.
dalam pengamatan ini,didalam sel epitel rongga mulut tidak ditemukan vakuola,dinding
sel dan plastida.hal itu yang menggolongkan sel epitel rongga mulut sebagai sel hewan.
Perbedaan yang dijumpai sangat terlihat sekali.Selain tidak dijumpai vakuola,plastida dan
dinding sel,dalam pengamatan ini batasan-batasan antara sel yang satu dengan sel yang lain
juga kurang jelas atau nyata,hal ini disebabkan karena sel epitel tidak memiliki dinding sel
yang berfungsi memberi bentuk yang tetap.
Dalam pengamatan sel epitel rongga mulut hampir tidak dijumpainya ruangan antar sel.Hal
ini terjadi karena sel-sel epitel terikat antara satu dengan yang lainnya.
Pada sel gabus, terlihat seperti deretan ruang-ruang kosong berbentuk segi enam. Pada sel
gabus juga tidak terlihat organel apapun yang menyusun sel tersebut kecuali dinding sel, pada
sel gabus selnya mati dikarenakan sel gabus tidak melakukan aktifitas dan tidak memiliki
bagian-bagian seperti pada sel tumbuhan karena sel gabus adalah bagian dari Sel tumbuhan
(Sema, 2007).
Sel gabus adalah jaringan pada tumbuhan agar jaringan di bawah Sel gabus ini tidak
kehilangan kebanyakan air. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong
karena organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu
dengan sel yang lainnya.
Rhoeo discolor mempunyai jaringan yang terdiri dari sel-sel yang bentuknya sama dapat
juga melakukan fungsi khusus yang yang dapat juga bersama jaringan lain membentuk fungsi
yang lebih kompleks. Selnya termasuk sel tumbuhan karena memiliki dinding sel. Rhoeo
discolor ini termasuk sel hidup.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan ada dua sel, yaitu sel hidup dan sel mati. Sel yang
dimaksud sel hidup, yaitu sel yang mempunyai dinding sel dan inti sel dan sedangkan sel
mati yaitu sel yang tidak mempunyai dinding sel dan inti sel. Pengamatan sel bawang merah
termasuk sel hidup dan sel matinya gabus karena tidak mempunyai dinding sel dan inti sel
(Deroberits, 1975).
Sitoplasma ini terdiri dari medium semi cair yang dibuat oleh sitosol, yang di dalamnya
itu terdapat dengan organel-organel yang mempunyai bentuk sebagai dalam sel prokariotik,
sesuai dengan yang kami lakukan waktu praktikum itu terdiri dari bawang merah atau Allium
cepa yang terdapat dengan membran plasma, inti sel dan terdapat dengan dinding sel yang
berbentuk bulat dan berwarna merah (Campbell, 2000).
Dalam dan bentuk dan struktur sel itu terdapat yang namanya membran sel adalah suatu
batasan antara sel dengan lingkungan yang terdapat dalam membran sel. Membran sel juga
dapat berfungsi untuk interfase antar mesin-mesin yang bagian dalam sel dan cairan yang
membasahi di dalam sel. Membran sel yang sangat tipis sehingga hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron (Campbell, 2000).
Di dalam sel itu biasanya terdapat dengan nukleus dan mitokanderia itu yang terdapat
dalam struktur yang sangat banyak dalam sel tumbuhan. Nukleus merupakan pusat
pengendalian sel, sebagai contoh sel yang terdapat dalam nukleus contohnya amoeba, yang
sedangkan mitokanderia itu terdapat juga dalam struktur sel yang berbentuk tongkat dan
berbentuk 0,2 um (Campbell, 2000).
Di dalam sel juga mempunyai ciri-ciri penting yang sama dalam sel itu terdapat dalam
proses kimia sel, itu terdapat ratusan reaksi kimia yang berlangsung dengan terjadinya sel
yang telah ditemukan. Beberapa reaksi kimia yang telah ditentukan dengan menghasilkan
energi bebas yang terdapat dalam sel yang pertama itu pembakaran bahan bakar kayu, yang
telah terdapat dalam persamaa yang sama dengan mempercepat reaksi dengan menaikkan
suhu yang terdapat dengan reaksi kimia dalam sel, baik itu sel hewan maupun yang terdapat
dalam sel tumbuhan (Campbell, 2000).

VIII. Simpulan
Peristiwa Osmosis
Dapat disimpulkan dari hasil kegiatan praktikum pengamatan peristiwa osmosis ialah
sebagai berikut:
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana
air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit .
Tekanan osmosis ditentukan oleh 4 faktor yaitu molaritas atau konsentrasi zat terlarut,
konstanta ionisasi, konstanta gas, dan temperatur absolut larutan.
Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa kentang yang mengalami penambahan
berat terjadi karena larutan bersifat hipotonis terhadap kentang. Sedangkan jika terjadi
pengurangan berat karena larutan bersifat hipertonis terhadap kentang. Keras lunaknya
kentang bergantung pada konsentrasi larutan. Semakin hipertonis larutannya, maka semakin
lembek kentangnya, juga semakin banyak pengurangan beratnya.

Pengamatan Bagian Sel


Dapat disimpulkan dari hasil kegiatan praktikum pengamatan bagian sel ialah sebagai berikut:
Pada sel epidermis bawang merah terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma. pada sel Rhoeo
discolor terdapat inti sel, dinding sel, sitoplasma dan stomata yang mana stomata terdiri dari: Sel
penutup, Sel penjaga, kloroplas, dan celah stomata. Sel epitel pipi terdapat inti sel dan
bentuknya tidak tetap karena tidak terdapat dinding sel. Sel gabus terdiri dari dinding sel dan
sitoplasma. Alasan karena sel gabus tidak ditemukan inti sel karena sel gabus merupakan sel
mati. Sel epidermis bawang merah terdiri dari nukleus, dinding sel, sitoplasma
Jadi kita juga bisa membuat tabel perbedaan dan persamaan antara sel hidup dan sel mati

Perbedaan Sel Hidup Sel Mati

Inti Sel Ada Tidak ada


Sitoplasma Ada Ada

Dinding Sel Ada Ada

IX. Daftar pustaka


http://nanayliana.blogspot.com/2012/09/ada-contoh-laporan-praktikum-juga-lho.html
http://intanael.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-biologi-osmosis.html
http://novinurhayati141024.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-biologi-difusi-
dan.html
http://cmpasiowan.blogspot.com/2016/09/mengamati-bagian-bagian-sel.html
http://egi-rais.blogspot.com/2016/10/laporan-praktikum-biologi-mengamati-sel.html

Anda mungkin juga menyukai