Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Makanan Berlemak pada Sistem Pencernaan

LUTFI KARIMAH
102011359
lutfi_karimah@yahoo.com
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Abstrak
Sistem pencernaan merupakan sistem yang sangat vital di tubuh, karena sistem ini berguna untuk
mengubah nutrient yang terdapat di dalam makanan agar bisa diserap dan digunakan oleh tubuh. Pankreas
dan kandung empedu merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ ini terletak di luar saluran
cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran keluarnya. Pankreas adalah organ endokrin
dan eksokrin, yang banyak menghasilkan cairan alkalis dan enzim pencernaan yang merombak protein,
lemak, dan karbohidrat. salah satunya adalah lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak
dan gliserol. Kandung empedu adalah organ yang ada di hepar yang menampung cairan empedu yang
diproduksi oleh hati yang memiliki dua fungsi penting untuk membantu pencernaan dan penyerapan
lemak dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang
berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. Dimana jika terjadi gangguang pada
dua organ diatas akan menyebabkan gangguan metabolisme lemak.
kata kunci : Sistem pencernaan, pankreas, kandung empedu, lemak, eksokrin.

Abstract
The digestive system is a system that is very vital in the body, because the system is useful for changing
the nutrients contained in the food to be absorbed and used by the body. Pancreas and gall bladder are
additional gastrointestinal organs. These organs are located outside the gastrointestinal tract but with the
small intestine through the discharge channel. The pancreas is an organ of the endocrine and exocrine,
which produces many alkaline liquids and digestive enzymes that remodel proteins, fats, and
carbohydrates. one of which is pancreatic lipase hydrolyze fats into fatty acids and glycerol. The gall
bladder is the organ that is in the liver that holds bile produced by the liver that has two important
functions to help digestion and absorption of fats and certain role in waste disposal of the body,
1

especially the hemoglobin (Hb) from red blood cell destruction and excess cholesterol. In which case the
two organs gangguang above will cause disorders of fat metabolism.
Key words: digestive system, pancreas, gallbladder, fat, exocrine.

Pendahuluan
Pankreas dan kandung empedu, merupakan organ tambahan saluran cerna. Organ-organ
ini terletak di luar saluran cerna namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran
keluarnya. Mayoritas metabolit buangan dan zat hasil detoksifikasi diekskresi dari tubuh melalui
empedu, saluran gastrointestinal, dan sekresi dari hati ke dalam aliran darah kemudian diekskresi
oleh ginjal.1
Seperti yang kita ketahui, anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia merupakan cabang
ilmu yang saling berkaitan mempelajari hubungan struktur, fungsi, dan mekanismenya. Dalam
makalah ini, saya akan membahas kaitan ilmu di atas dengan organ pankreas dan kandung
empedu. Untuk memahaminya, perlu diketahui struktur makroskopis, mikroskopis, dan konsep
dasar mengenai fungsi organ hati, kandung empedu, dan pancreas.
Struktur Makroanatomi Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
merupakan organ peritoneal terletak di rongga abdomen bagian atas dan tepat dibelakang gaster
dan terbentang horizontal dari duodenum sampai lien/ limpa. Pankreas terdiri dari dua jaringan
dasar yaitu acinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan pulau pankreas, menghasilkan
hormon.2
Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, collum pancreas, corpus pancreas, dan
cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda pancreas adalah pulau-pulau
langerhans. Saluran bercabang-cabang pada pankreas disebut herring bone. Pada caput pankreas
terdapat garis proyeksi yang disebut dengan processus umsinatus yang merupakan bagian
inferior dari caput yang terletak dibelakang arteri mesenterica superior.2
Pada pankreas terdapat saluran yang dinamakan ductus pankreaticus major yang
membentang dari collum hingga kauda. Dimana tepat pada collum ductus pankreaticus terrpecah
2

menjadi 2, yang terus kebawah adalah ductus pancreaticus major/wilsungi dan yang terus ke atas
menjadi ductus pancreaticus minor/accesorius/santorini. Dimana pada ductus pancreaticus major
akan bergabung dengan ductus choledochus yang bermuara pada duodenalis major/papila vatteri.
Sedangkan ductus pancreaticus minor bermuara pada papila duodenalis minor yang terletak 2/3
cm diatas dari papila vatteri. 3
Dalam papila vatteri terdapat spincther oddi yang merupakan otot polos dari duodenum
yang mempunyai 2 bentuk sphincter yang pertama adalah sphincter coledocal dan sphincter
ductus pancreaticus . dimana fungsi sphincter oddi ini untuk mencegah reflak cairan empedu ke
dalam pankreas atau dari pankreas ke empedu.
Pendarahan pankreas yaitu Arteri: A. pancreatico duodenale superior (cabang A.
gastroduodenalis), A. pancreatico duodenalis inferior (cabang A. mesenterica superior dan
pembuluh baliknya dialirkan ke dalam V. lienalis dan V. mesenterica superior. Pensarafan dari
pankreas yang simpatis dibawa oleh nervus splanicus sedangkan yang parasimpatis oelh nervus
vagus.3

Gambar 1. Pankreas
Sumber: buda-b.com/tag/anatomy/page/4/, diunduh pada tanggal 21 Februari 2016.

Struktur Makroskopis Kandung Empedu


Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ yang ada di hepar yang
berbentuk buah pir dimana letaknya sesuai dengan perpotongan batas lateral dari M. rectus
abdominis dengan arcus aorta kanan . Kandung empedu dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu
yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu
adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus
dua belas jari melalui saluran empedu.4
Kandung empedu terdiri dari fundus yang berhadapan dengan dinding depan abodmen
(yang terlihat pada tampak anterior), korpus, dan kolum yang berbatasan dengan pars superior
duodenum yang memiliki pintu ke duktus sistikus. duktus sistikus terdapat 2 mukosa yaitu
mukosa halus dan mukosa yang berbentuk spiral yang terdapat klep yaitu valvula spilaris
heysteri yang berfungsi untuk membuka dan menutup saluran empedu.
Dimana

ductus

sistikus

ini

akan

bergabung

dengan

ductus

hepaticus

communismembentuk ductus choledochus yang nanti akan berjalan bersama dengan arteri
hepatica propia, vena porta di dalam ligamentum hepatoduodenale. Pasokan darah kandung
empedu berasal dari arteri sistikus yang merupakan cabang arteri hepatika dekstra dan pembuluh
baliknya adalah vena sistikus yang merupakan cabang dari vena porta kana. Inervasi vesica fellea
adalah plexus suliakus.4

Gambar 2. Anatomi kandung empedu

Sumber: http://pelajaribiologi.blogspot.com/2012/05/kandung-empedu-dan-fungsinya.html,
diunduh pada tanggal 20 Februari 2016.
Struktur Mikroskopis Pankreas
Pankreas

merupakan

campuran

kelenjar

endokrin

yang

merupakan

pulau

langerhans/pulau pankreas dan kelenjar eksokrin . Kelenjar asinus pankreas eksokrin


menghasilkan sekret dan masuk ke saluran keluar yaitu centroductular yang letaknya di tengah
pada pars terminalis serosa/asinus pankreas. Centroductuclar tersusun dari epitel selapis gepeng
yang disebut sebagai sel sentro asinus. Setelah dari centro ductula, sekret ini berlanjut ke ductus
interkalaris(isthmus) yang diamater lebih besar dan panjang dari sentro ductular , dan setelah itu
berlanjut ductus interlobural dan lanjut ke ductus ekskretorius yang eptielnya bervariasi dari
torak rendah bersel goblet- kubus. Di asinus pankreas/ pars terminalis serosa pada bagian
eksokrin, terdapat granula yang kasar disebut dengan granula zimogen dan pada jika diperbesar
pada pertengahan nya terdapat bagian yang pucat yang disebut dengan sentro asinus yang
sebenarnya merupakan dinding dari saluran dari centro ductular.5

Gambar 3. Mikroskopik pankreas.5

Struktur Mikroskopis Kandung Empedu


Pada stuktur Kandung empedu terdapat lapisan mukosa yang terdiri dari epitel selapis
torak pd lamina propria didapati lipatan sinus Rokistansky Aschof dan pada kandung empedu
mempunyai

sifat utama yaitu

tidak memilki T.M.M(Tunika muscularis mukosa, Tunika

muskularisnya tidak teratur dan pada tunika perimuskularis/ tunika subserosa berupa anyaman
penjambung jarang, pada tunika subserosa ini terdapat duktus Aberans Luschka dan pada tunika
adventitia berupa membran serosa.5

Gambar 4. Mikroskopik kandung empedu.5


Fungsi Pankreas
Fungsi pankreas dilaksanakan oleh populasi sel khusus. Karena pankreas adalah organ
endokrin dan eksokrin, maka pankreas menghasilkan banyak enzim pencernaan dan hormon.
Sekres eksokrin pankreas diatur oleh rangsangan hormonal maupun vagal. Hormon intestinal
seperti Sekretin diproduksi oleh sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalam darah untuk
mencapai pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan
sejumlah besar cairan berairmengandung natrium bikarbonat untuk membentuk lingkungan basa
untuk kerja enzim pankreas dan usus. Dan hormon CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa
duodenum sebagai respon terhadap lemak dan protein separuh tercerna yang masuk dari
lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas. Pankreas menghasilkan
cairan alkalis dan banyak enzim pencernaan yang merombak protein, lemak, dan karbohidrat. 6
6

Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein, karbohidrat, dan


lemak. Enzim tersebut sebagai berikut:6
a

Enzim proteolitik pankreas (protease)


a. Tripsinogen yang dieksresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh
enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan
b

polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptida yang lebih kecil.
Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin

memiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein.


Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptdase adalah enzim yang
melanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam

amino bebas.
Lipase pankreas
Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak

diemulsi oleh garam-garam empedu.


Amilase pankreas
Menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida

(maltosa, sukrosa, dan laktosa).


Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blokblok pembentuk nukleotidanya.

Fungsi Kandung Empedu


Kandung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah
hepar. Kandung empedu bukan kelenjar karena hanya menampung dan memekatkan empedu
dan kemudian dicurahkan ke dalam saluran cerna setelah mengalami rangsangan hormonal.7
Cairan empedu sangat pekat, proses pemekatan ini terutama melalui transpor aktif ion
natrium ke dalam ruang interselular lapisan sel yang kemudian akan menarik air, ion bikarbonat,
dan ion klorida dari cairan empedu kembali ke cairan ekstraselular sehingga cairan empedu
menjadi pekat.1
Sebagai respons atas masuknya lemak makanan ke dalam duodenum, sebuah hormon,
yaitu kolesistokinin (CCK), dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel enteroendokrin yang
terdapat di mukosa usus. CCK dibawa oleh darah ke kandung empedu, menimbulkan kontraksi
otot polos pada dindingnya. Pada saat yang sama, otot sfingter di sekitar leher kandung empedu
7

melemas (relaksasi). Kombinasi ini memaksa empedu masuk ke dalam duodenum melalui duktus
koledokus.7
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental, dan mempunyai
rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500-700 ml dan mempunyai pH
antara 6,9-7,7. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik yaitu HCO 3-, Cl-, Na+, K+ serta zatzat organik yaitu asam-asam empedu, bilirubin dan kolestrol. Asam-asam empedu yang penting
ialah asam kolat dan deoksikolat. Beberapa fungsi asam empedu antara lain (1) Sebagai
emulgator dalam proses pencernaan lemak; (2) Dapat mengaktifkan lipase dalam cairan
pankreas; (3) Membantu absorbsi asam-asam lemak, kolestrol, vitamin D dan K serta karoten;
(4) Sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati dan (5) Menjaga agar kolestrol tetap larut
dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolestrol rendah akan
menyebabkan terjadinya endapan kolestrol.8
Proses Pencernaan Karbohidrat
Didalam mulut, karbohidrat akan bercampur dengan air ludah (saliva) yang mengandung
enzim amilase. Amilase akan memecah sebagian kecil pati, dan proses selanjutnya akan
dilanjutkan dalam lambung selama makan belum beraksi dengan asam. Mastikasi makanan
melalui proses pengunyahan oleh gigi dan lidah, untuk membasahi dan memecah makanan
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Massa makanan yang telah mengalami pengunyahan
dan bercampur dengan saliva disebut bolus (bola-bola makanan), akan bergerak ke arah esofagus
melalui gerakan peristaltik. Bolus kemudian memasuki lambung pada saat katup cardiacus
terbuka dan dalam keadaan relaks. Makanan akan memasuki lambung, tapi tidak ada pemecah
karbohidrat, dan kemudian dibawa masuk ke usus, adanya enzim pakreas amilase akan
memecahkan sebagian besar polisakarida lainnya menjadi disakarida. Perubahan akhir dari
pemecahan karbohidrat dilakukan oleh enzim usus halus (maltase, sukrase, dan laktase) dari
disakarida menjadi monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Daya cerna tubuh terhadap
karbohidrat bermacam-macam tergantung dari sumbernya, serat (kulit, biji buah-buahan) akan
menurunkan daya cerna karbohidrat.9
Proses Pencernaan Lemak

Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek emulsifikasi dan


mempermudah penyerapan lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel (micelle). Istilah
efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus lemak besar
menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak di dalam kimus cair sehingga luas
permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah. Molekul garam
empedu mengandung bagian yang larut lemak dengan bagian larut air yang bermuatan negatif.
Dengan terjadinya emulsifikasi lemak, luas permukaan lemak akan semakin besar sehingga
semakin banyak lemak yang dapat dihidrolisis oleh lipase pankreas bersama dengan kolipase
menjadi monogriselda dan asam lemak bebas untuk selanjut dibawa ke bagian interior misel
yang larut air. 10,11
Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok
kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik sementara
bagian larut air membentuk selubung hidrofilik di sebelah luar. Karena itu misel merupakan
wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lumen yang
cair. 10,11

Gambar 5. Struktur Misel 11


Misel akan mendekati permukaan epitel absorptif dan kemudian asam lemak
meninggalkan misel dan secara pasif berdifusi menembus lapis ganda lemak membran luminal.
Monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis menjadi trigliserida di dalam sel epitel.
Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein untuk
membentuk kilomikron yang larut air kemudian dikeluarkan dengan eksositosis melalui
membran basal sel. Kilomikron tidak dapat menembus membran basal kapiler darah sehingga
masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra. Pembuluh-pembuluh limfe akhirnya menyatu untuk
9

membentuk duktus thorasikus yang mengalirkan isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini
lemak akhirnya memperoleh akses ke darah, dibawa ke hati dan jaringan tubuh lainnya.

10,11

Gangguan metabolisme lemak dapat menyebabkan pembentukan batu empedu.


Penumpukan kolesterol yang tinggi akibat konsumsi lemak berlebihan pada akhirnya
menyebabkan terjadinya pengendapan kolesterol membentuk kristal yang menghambat saluran
empedu ataupun mengendap di kandung empedu. Adanya gangguan ini mengakibatkan
timbulnya rasa nyeri yang merupakan rangsang adanya kelainan pada kandung empedu.
Proses Pencernaan Protein
Protein yang ada dalam mulut akan dibawa ke lambung tanpa terjadi sesuatu apapun, di
lambung yang bersifat asam karena adanya HCl akan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi
pepsin yang akan memecahkan protein menjadi peptida. Kemudian dibawa ke usus halus, dengan
enzim pankreas protease dan enzim intestinal protease. Enterokinase mengaktivasi tripsinogen
pankreeas menjadi tripsin, yang kemudian mengurai protein dan peptida menjadi peptida yang
lebih kecil. Aminopeptidase, tetrapeptidasem tripeptidase, dan dipeptidase mengurai peptida
menjadi asam amino bebas. Kemudian akan diserap oleh dinding usus halus dan dipindahkan ke
pembuluh darah.9

Enzim Pencernaan
Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidrat, protein dan lemak dibantu oleh
enzim tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu
lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,
monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.12
Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan
proses pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim
menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut berlangsung
lebih cepat.
Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh
kelenjar parotis, submandibularis dan submaksilaris. Keluarnya saliva dapat terjadi karena
adanya massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau
makanan tertentu. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% bahan padat seperti albumin dan
10

globulin serta musin. Selain itu dapat dijumpai sejumlah ion organik seperti kalsium, kalium dan
ion bikarbonat.12 Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada
polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan
menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari
enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan
optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam
lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim dan konsentari substrat
juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan,
saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan makanan kering dan padat serta
melicinkan gumpalan makanan agar mudah ditelan.13
Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan
melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan
berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam
klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi
ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan
struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. 11 Selain itu tingkat keasaman
yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme
yang masuk ke gastro-intestinal track.13
Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa
lambung. Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif
akan memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan
bantuan asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan
memutuskan ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.
Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi
menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari
lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk
kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.
Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai
pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH
optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.12
Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin
pada duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap
adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam
11

lambung.12 Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar
dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin,
kolesistokinin dan enterokrinin.
Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas
umumnya kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai
macam ion anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 8). Enzim-enzim yang terdapat
pada getah pankreas antara lain:13
Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen
diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang
bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada
bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi

susu pada pH optimal 8.


Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif
ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi

susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.


Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini
mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.
Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.


Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,
gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam

empedu.
Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak
sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh
garam empedu.
Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain

lipase pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak
diperlukan akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam
kolat, asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat
berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut
dalam air.11

12

Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan
terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh
kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung.
Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:12
Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan
ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul

di sisi yang mengandung asam amino bebas.


Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.
Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida

menjadi monosakarida.
Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan

seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.


Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi

fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.


Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.
Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan

makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis,

dan

persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta
menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan
berakhir di darah. 11
Kerja Bakteri Pembusuk pada Tubuh Manusia.
Pada tubuh manusia terdapat 500-1000 spesies bakteri yang berkembang khususnya pada
kolon manusia, bakteri bakteri ini setidaknya berat 1000g (1kg). Bakteri-bakteri ini banyak
berkembang di kolon karena kolon mempunyai gerakan yang lambat maka bakteri memiliki
waktu untuk tumbuh dan menumpuk di dalam kolon. Sebaliknya di usus halus manusia, usus
halus memiliki motilitas yang sangat cepat sehingga bakteri tidak dapat tumbuh, selain itu mulut,
lambung dan usus halus mengeluarkan bahan-bahan antibakteri, tetapi kolon tidak. Namun tidak
semua bakteri yang tertelan dapat dihancurkan oleh lisozim dan HCL, bakteri yang dapat
bertahan hidup akan terus berkembang di kolon, perkiraan jumlah bakteri dikolon manusia
adalah 10 kali lebih banyak dari sel tubuh manusia.11

13

Mikroorgannisme kolon ini biasanya tidak saja membahayakan tetapi juga dapat
bermanfaat. Sebagai contoh bakteri dapat meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi
memperebutkan nutrient dan ruangan dengan mikroba yang berpotensi sebagai pathogen.
Mendorong motilitas kolon. Membantu memelihara integritas mukosa kolon dan memberikan
kontribusi nutrisi, contohnya ada bakteru tang mensitesis vitamin K yang dapat diserap dan dapat
meningkatkan keasaman kolon sehingga mempermudahkan penyerapan kalsium magnesium dan
seng.11
Kesimpulan
Hipotesis diterima, laki-laki pada skenario mengeluh perut terasa tidak enak (kembung dan rasa
penuh) bila makan makanan yang berlemak karena mengalami gangguan proses pencernaan
lemak, hal ini disebabkan karena terganggunya sekresi cairan pankreas yang mengandung enzim
untuk mencerna lemak yaitu lipase pankreas yang menghidrolisis lemak menjadi asam lemak
dan gliserol setelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu. Maka dari itu dokter memberi
obat yang

enzim pencernaan dan dianjurkan mengurangi lemak agar proses metabolisme

lemaknya lebih optimal.

Daftar Pustaka
1. Ward JP, Clarke RW, Linden RW. Physiology at a glance. Jakarta: Erlangga; 2009.h.80-1
2. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.40-3.
3. Wibowo S Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo 2005
4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004.h.218-47.
5. Mexcorry E. Saluran Pencernaan. Jakarta : Fakultas kedokteran universitas krida wacana ;
2014. h. 197-200.
6. Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2003.h.147-229.
7. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
EGC; 2003.h.215-229
14

8.
9.

Pujiadi A. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: FKUI; 1994.h.240-4


Suhardjo, Kusharto CM. Prinsip prinsip ilmu gizi. Cetakan ke-12. Yogyyakarta: Kanisius;

2010. h. 90-105
10. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006.h.999-1059.
11. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.h.641-94.
12. Champe PC, Harvey RA, Ferrier DR. Biokimia: ulasan bergambar. Edisi ke-3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011. h. 65-78.
13. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-26. Jakarta:
EGC; 2006.h.187-191,704-5,743-748

15

Anda mungkin juga menyukai