Anda di halaman 1dari 14

Masalah Kesemutan Berdasarkan Sistem Saraf yang Terlibat

Wendy Yudija Limbong Allo – 102012312 – B7

Fakultas Kedokteran UKRIDA

Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 - Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Koresponden: wendy.2012fk312@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Hampir semua orang pasti pernah mengalami kesemutan. Biasanya kita mengalami
kesemutan tersebut secara mendadak akibat terlalu lama diam atau berada dalam suatu posisi
tertentu dalam waktu yang lama, misalnya duduk sambil melipat kaki. Kesemutan yang dialami
lama-kelamaan akan timbul rasa kebal dan ngilu. Rasa kesemutan tersebut hilang jika kita
menggerakan bagian tubuh yang kesemutan tersebut.

Sistem saraf dapat menerima berjuta-juta rangsangan informasi yang berasal dari
bermacam-macam saraf sensorik dan organ sensorik, kemudian menyatukan semuanya untuk
menentukan respons apa yang diberikan oleh tubuh. Kesemutan melibatkan sistem saraf pada
manusia, baik pada saraf pusat maupun perifer / tepi. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak
dan medulla spinalis, sedangkan sistem saraf tepi (SST) meliputi saraf-saraf yang berhubungan
dengan SSP, misalnya seperti saraf aferen dan eferen. Dalam mekanismenya, ada suatu proses
yang disebut jaras sensoris di mana suatu rangsang dihantarkan naik sampai ke korteks serebri.

Pembahasan

1. Struktur Otak
1.1 Makro
Otak mengalami pertumbuhan dan terdiferensiasi membentuk 3 bagian otak, yaitu otak
depan (prosencephalon), otak tengah (mesencephalon), dan otak belakang (rhombencephalon).
Otak depan terbagi menjadi 2 subdivisi, yaitu telensephalon dan diensephalon. Telensephalon
merupakan awal hemisfer serebrum dan basal ganglia, serta korpus striatum (substansi abu-abu)

1
pada serebrum. Diensephalon terdiri dari epithalamus, thalamus, hypothalamus, dan
subthalamus.1
Mesencephalon merupakan otak tengah yang terkecil, yang menghubungkan
diencephalon dengan pons.2 Mesencephalon terdiri atas lamina quadrigemina, yaitu bagian yang
terletak di sebelah dorsal aquaductus mesencephali (cerebri Sylvii), dan pedunculus cerebri,
yaitu bagian di ventral aquaductus mesencephali (cerebri Sylvii).2 Sedangkan pada otak belakang
atau rhombencephalon dapat dibagi menjadi 2 subdivisi, yaitu metencephalon dan
mielencephalon. Metencephalon terdiri dari pons dan cerebellum, dan mielencephalon terdiri
dari medulla oblongata.1

Gambar 1. Encephalon (Otak)3

Otak atau encephalon merupakan bangunan yang semisolid dan lemah sehingga perlu
mendapat perlindungan. Encephalon dibungkus beberapa membran yang mengapung dalam
cairan dan disimpan dalam ruang tulang, disebut sebagai meninges. Tiga membrana yang
membukusnya adalah duramater di sebelah paling luar, dan piamater di sebelah paling dalam
berupa membran yang melekat pada permukaan otak. Di antara kedua lapisan ini terdapat
membrane berbentuk sarang laba-laba disebut arachnoidea mater. Pia mater dan arachnoidea
mater bersama-sama disebut leptomeninx, sedangkan dura mater disebut juga sebagai
pachymeninx.2

2
Duramater adalah lapisan terluar yang tebal, terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan
periosteum luar dan lapisan meningeal dalam. Lapisan periosteum luar pada duramater melekat
di permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak.
Lapisan meningeal dalam pada dura mater tertanam sampai ke fisura otak dan terlipat kembali ke
arahnya untuk membentuk beberapa bagian. Bagian tersebut adalah falx cerebri, tentorium
cerebella, falx cerebelli, diaphragm sellae, dan cavum trigeminale meckeli.1
Falx cerebri adalah sekat berbentuk sabit memanjang secara longitudinal di bidang
sagital, di antara hemispherium cerebri. Di sisi anterior melekat pada crita galli dan di bagian
posterior menyatu dengan tentorium cerebelli.2 Tentorium cerebella memisahkan cerebrum
dengan cerebellum.1 Pada tepi atas falx cerebri yang terpisah dari lamina externa, duramater
membatasi sinus sagitalis superior dan tepi inferiornya membungkus sinus sagitalis inferior. Falx
cerebella merupakan septum di linea mediana di bawah tentorium memisahkan kedua
hemispherium cerebelli. Diaphragma sellae merupakan atap fossa hypophysialis yang berlubang
dan ditembus oleh infundibulum hypophysialis. Diaphragma sellae membentang dari tuberculum
sellae ke processus clinoideus posterior.2 Diaphragma sellae memanjang di atas sela tursika,
tulang yang membungkus kelenjar hipofisis.1 Cavum trigeminale meckeli merupakan eveginasi
duramater fossa crania posterior ke fossa crania media dan membungkus ganglion trigeminale.2
Lapisan pelindung otak yang terdalam adalah piamater. Piamater berbentuk halus dan
tipis yang sangat melekat pada otak. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah untuk
mensuplai jaringan saraf.1
Di antara duramater dan piamater terdapat lapisan arachnoid mater. Lapisan ini
mengandung sedikit pembuluh darah. Pada lapisan ini terdapat juga ruang yang memisahkan
lapisan arachnoid dari pia mater dan mengandung cairan serebrospinalis dan pembuluh darah,
disebut sebagai ruang subarachnoid.1 Cairan serebrospinalis merupakan cairan yang tidak
mengandung protein, berfungsi untuk melindungi otak terhadap benturan, mengatur isi
tengkorak, dan untuk metabolisme otak. Cairan serebrospinalis ini terdapat pada ruang
subarachnoid sekitar otak dan medulla spinalis.

3
Gambar 2. Meninges Otak4

Otak terdiri atas cerebrum, cerebellum, dan truncus encephalicus. Pada struktur
cerebrum, cerebrum tersusun atas 2 belahan, yaitu hemisfer kanan dan kiri. Pada cerebrum ini
terdapat korteks serebri. Pada bagian korteks ini terdapat substantia grisea yang terdapat badan
sel saraf, dendrit, dan akson pendek. Pada korteks serebri ini terdapat area fungsional yang
meliputi area motorik primer, area sensorik primer, dan area asosiasi.1
Area motorik primer terdapat dalam girus presentralis. Di sana, neuron (piramidal)
mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Aksonnya menjalar dalam traktus piramidal.
Dalam area motorik primer juga terdapat area premotorik korteks dan area broca. Area
premotorik korteks terletak tepat di sini anterior girus presentralis. Neuron (ekstrapiramidal)
mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang, seperti mengetik. Area broca
terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya. Area ini mungkin hanya terdapat
pada satu hemisfer kiri dan dihubungkan dengan kemampuan bicara. 1
Area sensorik korteks terbagi atas area sensorik primer, area visual, area auditori, area
olfaktori, dan area pengecap. Area sensorik terdapat dalam girus postsentralis. Di sini, neuron
menerima informasi sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu, sentuhan,
propriosepsi dari tubuh. Area visual terletak dalam lobus oksipital dan menerima informasi dari
retina mata. Area auditori terletak pada tepi superior lobus temporal, berfungsi untuk menerima
impuls saraf yang berkaitan dengan pendengaran. Area olfaktori terletak pada permukaan medial
lobus temporal, berkaitan dengan indera penciuman. Area pengecap terletak dalam lobus parietal

4
dekat bagian inferior girus postsentralis atau di dalam atap sulcus lateralis, terlibat dalam
persepsi rasa / pengecapan. 1
Pada area asosiasi terdiri atas area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi
visual, area asosiasi auditorik, dan area bicara Wernicke. Area asosiasi frontal terletak pada lobus
frontal, adalah sisi fungsi intelektual dan fisik yang lebih tinggi. Area asosiasi somatic terletak
dalam lobus parietal, berkaitan dengan interpretasi bentuk dan tekstur suatu objek dan
keterkaitan bagian-bagian tubuh secara posisional. Area asosiasi visual terletak pada lobus
oksipital, dan area asosiasi auditorik terletak dalam lobus temporal, di mana kedua area tersebut
berperan untuk menginterpretasi pengalaman visual dan auditori. Area bicara Wernicke terletak
dalam bagian superior lobus temporal, berkaitan dengan pengertian bahasa dan formulasi bicara.
Bagian ini berhubungan dengan area bicara Broca.1

Gambar 3.Area Korteks Serebri.5

1.2 Mikro
Otak terdiri atas 3 bagian, yaitu cerebrum, cerebellum, dan truncus encephalicus (batang
otak). Jika dilihat secara mikro, cerebrum terdiri atas 6 lapisan, yaitu lapisan molekular, lapisan
granular luar, lapisan piramid luar, lapisan granular dalam, lapisan piramid dalam, dan lapisan
sel multiform. Lapisan molekular merupakan lapisan terluar dan letaknya tepat di bawah
piamater. Lapisan granular luar terdiri atas sel saraf kecil piramid yang dendritnya mengarah ke

5
lapisan molekular dan aksonnya mengarah ke lapisan di bawahnya. Lapisan ini juga terdapat sel
granula (stelata) dan sel-sel neuroglia. Lapisan sel-sel piramid terdapat sel piramid yang
berukuran besar. Dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan terdapat akson yang mengarah
ke substansia alba. Lapisan granular dalam merupakan lapisan tipis yang banyak mengandung
sel-sel granul (stelata), piramidal, dan neuroglia. Lapisan granular dalam merupakan lapisan
yang paling padat. Lapisan piramid dalam merupakan suatu lapisan yang paling jarang, banyak
mengandung sel-sel piramid besar dan sedang, selain sel stelatte dan Martinotti. Lapisan terakhir
yang paling dalam, yaitu lapisan sel multiform, berbatasan dengan substantia alba, dengan varian
sel yang banyak (termasuk terdapat sel Martinotti) dan sel fusiform.6

Gambar 4. Cerebral Cortex.7


Korteks cerebellum terdapat lapisan yang lebih sedikit dibandingkan dengan korteks
cerebrum. Terdapat 3 lapisan, yaitu lapisan molekular, lapisan purkinye, dan lapisan granular.
Lapisan molekular merupakan lapisan terluar, Lapisan ini mengandung sedikit sel saraf kecil,
serat saraf tak bermielin, sel stelata, dan dendrit sel purkinye dari lapisan yang ada di bawahnya.

6
Lapisan purkinye memiliki banyak sel-sel purkinye yang besar. Dendrit pada lapisan ini
bercabang dan memasuki lapisan molekular, sedangkan aksonnya menembus sampai ke
substantia alba. Lapisan granular merupakan lapisan terdalam dan tersusun atas sel-sel kecil
dengan 3-6 dendrit naik sampai ke lapisan molekular dan terbagi atas 2 cabang lateral.6

Gambar 5. Lapisan pada Korteks Cerebellum.8

2. Struktur Saraf
2.1 Makro
Pada gambar 5 menunjukan satu struktur serat saraf. Beberapa bagian penting penyusun
satu sel saraf adalah dendrit, nucleus, badan sel, akson, dan selubung myelin. Dendrit merupakan
tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-cabang, berfungsi untuk menerima
rangsangan yang nantinya akan diteruskan. Badan sel merupakan bagian sel saraf yang
mengandung inti, yang berfungsi untuk memproduksi neurotransmitter, yang akan digunakan
dalam proses sinaps. Akson merupakan tonjolan cabang dari badan sel tetapi hanya berupa 1
uluran panjang, yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan yang telah diterima oleh dendrit
sampai ke ujung akson terminal. Selubung myelin adalah selubung yang memiliki kandungan

7
lemak sehingga rangsangan dalam bentuk hantaran listrik dapat bersifat saltatorik. Dengan kata
lain, selubung myelin dapat mempercepat proses hantaran impuls. Selubung myelin bukan
merupakan bagian dari neuron, tetapi bagian dari selubung neuron. Pada ujung saraf, hantaran
dapat diteruskan ke perikarion, dendrit, atau akson berupa sinaps. Sel saraf yang berkontak
dengan saraf yg lain dan mengirimkan rangsangan selanjutnya disebut sebagai sinaps. Pada
proses sinaps inilah terjadi difusi neurotransmitter ke postsynaptic cell melalui celah sinapsis.
Ada banyak jenis neurotransmitter untuk melakukan potensial sinaptik, misalnya GABA, glisin,
dopamin, asetilkolin, dan lainnya.

Gambar 6. Struktur Saraf.9


2.2 Mikro
Pada satu serat saraf yang dibungkus oleh endonerium, serabut-serabut saraf tersebut
berkumpul bersama dan diikat oleh jaringan penyambung membentuk fasikulus. Suatu fasikulus
dibungkus oleh perinerium yang tersusun atas jaringan ikat padat kolagen. Fasikulus-fasikulus
ini mengandung persarafan sensorik dan motorik, membentuk bundel berkas serat saraf yang
dibungkus oleh epinerium yang tersusun atas jaringan ikat padat, kolagen, dan sel-sel fibroblas.
Fasikulus yang dibungkus oleh epinerium tersebut membentuk suatu saraf.
Salah satu bagian penting dari sel saraf adalah badan sel. Selain badan sel terdapat juga
prosesus atau juluran. Badan sel terdiri atas nukleus, sitoplasma, dan organel-organel, sedangkan
prosesus terdiri atas 1 akson dan beberapa dendrit. Badan sel memiliki beragam bentuk, ada yang
piramid, lonjong, dan bulat, berukuran sekitar 4-135 mikrometer. Nukleus yang terdapat dalam

8
badan sel umumnya besat, bulat / lonjong, dan letak di tengah. Pada sitoplasma terdapat organel
seperti badan Nissl, RE kasar, RE halus, kompleks golgi, mitokondria, neurofibril, dan
neurofilamen.
Pada procesus dari sel saraf terdiri atas akson dan dendrite. Dendrit terlihat bercabang
dan cabang-cabangnya menjadi lebih kecil ukurannya. 1 neuron terdiri dari beberapa dendrit.
Permukaan pada dendrit diliputi oleh tonjolan kecil (spine/gemullae) yang berfungsi sebagai
tempat kontak sinaps. Ada procesus lain dari neuron yaitu akson, merupakan satu juluran
panjang dengan pangkal yang menjorok masuk ke dalam perikarion. Ukuran akson umumnya
lebih panjang dan tipis dibandingkan dengan dendrit pada 1 neuron yang sama. Berbeda dengan
dendrit yang memiliki banyak macam organel, akson tidak mempunyai organel yang berperan
untuk mensintesis protein, seperti badan Nissl, kompleks golgi, dan ribosom. Akan tetapi, akson
mempunyai organel-organel, seperti neurofilamen, mikrotubulus, dan mitokondria.
Pada jaringan saraf tidak hanya terdiri dari sel-sel saraf. Ada suatu penyokong saraf
bernama sel glia / neuroglia yang berfungsi sebagai penyokong dan membantu sel saraf
melakukan fungsi integratif dan komunikatifnya. Sel glia terdapat pada substantia alba dan
memiliki kemampuan bermitosis. Ada 7 macam dari sel glia ini, yaitu mikroglia, oligodendria,
astrosit fibrosa, astrosit protoplasmatis, sel ependim, sel schwaan, dan sel satelit.
2.2.1 Mikroglia
Mikroglia berasal dari mesoderm. Mikroglia merupakan sel yang kecil, terdapat pada
substantia alba dan substantia grisea dekat pembuluh darah. Mikroglia memiliki badan sel yang
bentuknya agak gepeng. Mikroglia mempunyai cabang-cabang sitoplasma yang tegak lurus
terhadap cabang sebelumnya. Fungsi dari microglia ini yaitu fagositosis di SSP.
2.2.2 Oligodendria
Oligodendria berukuran lebih kecil daripada astrosit dan bentuknya bulat, terdapat pada
substantia grisea dan sedikit pada substantia alba. Oligodendria mempunyai cabang sitoplasma
lebih pendek dan sedikit. Inti sel pada oligodendria kecil, lonjong, dan heterokromatik. Fungsi
dah oligodendria ini adalah membentuk selubung myelin di SSP dan sebagai sel penyokong.
2.2.3 Astrosit fibrosa
Astrosit fibrosa adalah sel yang berbentuk bintang yang terdapat pada substantia alba,
dan sedikit pada substantia grisea. Pada astrosit, inti selnya sukar dilihat, tetapi bentuk selnya
dapat dilihat dengan impregnasi perak. Astrosit fibrosa memiliki cabang sitoplasma yang

9
banyak, tetapi bentuknya tipis. Astrosit fibrosa berfungsi pada metabolism energy dalam korteks
serebri.
2.2.4 Astrosit protoplasmatis
Astrosit protoplasmatis banyak terdapat pada substantia grisea dan sedikit pada substantia
alba. Pada astrosit protoplasmatis terdapat badan sel mirip piramid, inti sel sukar dikenali, dan
sitoplasma bercabang banyak, pendek, tebal.
2.2.5 Sel ependim
Sel ependim merupakan sel yang melapisi rongga atau ruang yang terdapat pada otak
yang disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medulla spinalis. Bentuk sel ependim silindris
rendah atau kuboid dengan cabang sitoplasmanya terdapat silia dan mikrovili.

3. Fungsi dan Mekanisme Sensorik


Perbedaan antara kedua sistem ini adalah serabut-serabut saraf dalam sistem kolumna
dorsalis-lemniskus medialis mempunyai sifat orientasi ruang yang sangat tinggi sesuai dengan
asal serabut saraf itu, sementara sistem anterolateral mempunyai sifat orientasi ruang yang jauh
lebih kecil. Perbedaan ini akan memengaruhi jenis informasi sensorik apa yang dapat dijalarkan
oleh kedua sistem di atas. Informasi sensorik yang harus dijalarkan dengan cepat dan waktu yang
singkat akan dijalarkan oleh sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sedangkan informasi
yang dijalarkan dengan tempo lambat akan dijalarkan oleh sistem anterolateral.10
3.1 Jaras Kolumna Dorsalis – Lemniskus Medialis
Serabut-serabut saraf yang memasuki kolumna dorsalis naik menuju medulla dorsalis,
tempat serabut-serabut ini akan bersinaps pada nuclei kolumna dorsalis. Nuklei kolumna dorsalis
terdiri atas nuclei grasilis dan nuclei kuneatus. Dari nucleus tersebut, neuron tingkat 2 menyilang
ke sisi berlawanan dari batang otak dan akan naik melewati lemniskus medialis ke thalamus.
Lemniskus medialis tersebut bergabung dengan serabut-serabut saraf tambahan yang berasal dari
nucleus sensorik utama N.trigeminal. Di thalamus, serabut lemniskus medialis berakhir pada
kompleks ventrobasal, yaitu daerah penyiaran sensorik thalamus. Dari kompleks ventrobasal
tersebut, ada penjuluran serabut saraf tingkat 3, yaitu dari korteks serebri menuju girus
postsentralis yang disebut area somatosensorik 1. Serabut-serabut ini juga menjulur ke area yang
lebih kecil pada korteks parieto-lateralis yang disebut area somatosensorik 2.10 Jenis sinyal yang

10
dijalarkan pada jaras ini antara lain raba / tekan halus, rasa gerak (kinesthesia) pasif & aktif, rasa
getar, diskriminasi 2 titik, sikap tubuh & ekstremitas.

Gambar 7. Jaras Sensoris Kolumna Dorsalis - Lemniskus Medialis.10

3.2 Jaras Anterolateral


Jaras anterolateral bermula ketika sinyal sensorik naik ke medulla spinalis lalu berakhir di
otak. Jenis sinyal yang dijalarkan pada jaras ini adalah rasa nyeri, panas dingin, raba kasar, geli,
gatal, dan sensasi seksual. Serabut-serabut anterolateral medulla spinalis terutama berasal dari
kornu dorsalis laminae I, IV, V, dan VI. Lamina tersebut merupakan tempat berakhirnya
sebagian besar serabut-serabut saraf sensorik radiks dorsalis setelah memasuki medulla
spinalis.10
Selanjutnya, serabut-serabut anterolateral akan menyilang tepat pada komisura anterior
medulla spinalis menuju kolumna alba anterior dan lateral sisi yang berlawanan, tempat serabut-
serabut itu akan naik ke otak melalui jalur traktus spinotalamikus anterior dan traktus

11
spinotalamikus lateral. Ujung-ujung atas dua traktus spinotalamikus ada 2. Ujung yang pertama
yaitu melalui nuklei retikular batang otak. Ujung yang kedua adalah kompleks nuklei talami
yang dibagi atas 2 macam, yaitu kompleks ventrobasal dan nuklei intratalaminar. Pada
umumnya, sinyal taktil akan dijalarkan terutama ke dalam kompleks ventrobasal berakhir pada
beberapa nuklei talami yang sama, tempat sinyal taktil kolumna dorsalis berakhir. Dari sini,
sinyal taktil akan dijalarkan ke korteks somatosensorik bersama dengan sinyal-sinyal yang
berasal dari kolumna dorsalis.10
Hanya sebagian kecil sinyal nyeri yang diproyeksikan langsung pada kompleks
ventrobasal talami. Sebagian besar sinyal nyeri berakhir di nuklei retikularis batang otak dan dari
sini akan disebarkan ke nuklei intralaminar talami, tempat sinyal rasa nyeri akan diolah lebih
lanjut.10

Gambar 8. Jaras sensorik Anterolateral.10

12
4. Pembahasan Kasus: Kesemutan pada kaki
Orang yang mengalami kesemutan merupakan salah satu gejala negatif akibat
terganggunya jaras sensorik. Orang tersebut biasanya dapat merasakan rasa baal,
ketidakmampuan untuk mendeteksi panas dingin, dan sensasi abnormal lainnya.11
Seperti yang telah diketahui, terdapat dua jaras saraf utama yang menyampaikan
informasi sensorik dari reseptor ke korteks serebri. Ada sensasi di mana sensasi tersebut
dihantarkan oleh jaras, antara lain sensasi posisi, vibrasi, suhu, nyeri, raba, dan tekan.
Sensasi posisi dan vibrasi dihantarkan oleh jaras yang melibatkan kolumna dorsalis
medulla spinalis. Impuls dari reseptor berjalan melalui neuron sensorik primer ke medulla
spinalis, memasuki radiks dorsalis lalu naik di kolumna dorsalis ke batang otak. Pada titik ini
informasi menyilang ke sisi lain sistem saraf, melalui neuron kedua setelah bersinaps di medulla.
Neuron ketiga berproyeksi dari thalamus ke korteks serebri.11
Sensasi suhu dan nyeri dihantarkan oleh jaras traktus spinotalamikus di medulla spinalis.
Neuron sensorik primer mulai memasuki medulla spinalis melalui radiks dorsalis. Tetapi, setelah
bersinaps di medulla spinalis, informasi akan diteruskan ke thalamus melalui traktus
spinotalamikus kontralateral, neuron sensorik kedua yang melintas ddi beberapa segmen medulla
spinalis di atas segmen tempat masuk neuron pertama. Neuron ketiga adalah talamokortikal.11
Sensasi raba dan tekan naik di medulla spinalis melalui lebih dari satu jaras, baik di
anterior dan posterior.11 Jika orang yang kesemutan mengalami gangguan pada jaras sensoriknya,
maka orang tersebut tidak dapat merasakan sensasi yang dihasilkan dari jaras sensoris tersebut,
sehingga kita dapat mengalami baal, tidak merasakan panas, dan tidak merasakan sensasi
lainnya.

Kesimpulan

Hipotesis pada skenario adalah kesemutan yang dialami oleh ibu berusia 50 tahun
disebabkan karena gangguan fungsi sensorik. Berdasarkan teori struktur dan fungsi sensoris,
hipotesis dibenarkan. Jaras sensoris secara garis besar dimulai dari reseptor, lalu proses jaras
sensoris itu sendiri, dan berakhir di otak bagian korteks serebri. Jaras sensoris ada 2 jenis, yaitu
jaras sensoris kolumna dorsalis-lemniskus medialis, dan jaras sensoris anterolateral. Masing-
masing dari jaras sensoris tersebut menimbulkan sensasi yang berbeda. Pada jaras sensoris
kolumna dorsalis-lemniskus medialis menimbulkan sensasi raba-tekan halus, gerak pasif-aktif,

13
rasa getar, diskriminasi 2 titik, sikap tubuh & ekstremitas. Pada jaras sensoris anterolateral
menimbulkan sensasi raba-tekan kasar, nyeri, suhu, gatal, geli, dan sensasi seksual. Jika pada
jaras sensoris tersebut mengalami gangguan, maka sensasi-sensasi yang telah disebutkan juga
mengalami gangguan, misalnya mengalami rasa baal, tidak merasakan panas-dingin, dan efek
lainnya.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004.


2. Winami WW. Buku ajar anatomi: neuroscience. Jakarta: Bagian Anatomi FK Ukrida, 2008.
3. Sobotta J. Sobotta: atlas of human anatomy volume 1. 14th edition. Munich: Elsevier GmbH,
2006.
4. Meninges. Diunduh dari: http://antranik.org/protection-for-the-brain-meninges-csf-blood-
brain-barrier/, 18 April 2013.
5. Area Korteks Serebri. Diunduh dari
http://sharepoint.chiles.leon.k12.fl.us/techportal/Brain%20Images/Forms/DispForm.aspx?ID
=31&RootFolder=%2Ftechportal%2FBrain%20Images%2FBrain%20Tools%20Pictures, 21
April 2013.
6. Histologi sistem saraf. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/31854072/Histologi-
Sistem-Saraf, 19 April 2013.
7. Cerebral Cortex. Diunduh dari: http://obsessiveacademic.tumblr.com/post/28541002434/the-
layers-of-the-neo-cortex-the-outer-layer-of, 19 April 2013.
8. Korteks Cerebellum. Diunduh dari http://teadvusehuvi.blogspot.com/2010/08/liikumises-
osalevad-piirkonnad-ajus.html, 19 April 2013.
9. Struktur Saraf. Diunduh dari: http://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-koordinasi-
manusia/sistem-saraf-pada-manusia/, 19 April 2013.
10. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC, 2012.
11. Ginsberg L. Lecture notes: Neurologi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008.

14

Anda mungkin juga menyukai