Anda di halaman 1dari 20

Struktur dan Mekanisme Organ Pencernaan Pada

Manusia
C3
Ade Siskia Rezki Perdana Saragih
102016253
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
Adesiskiasaragih@gmail.com

Abstrak
Manusia merupakan makhluk hidup dengan kompleksitas yang menyusunnya. Manusia memiliki
beberapa sistem untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, salah satunya adalah sistem
pencernaan. Hati dan lien merupakan organ pencernaan tambahan yang berguna dalam sistem
pencernaan manusia. Garam empedu yang dihasilkan hati digunakan dalam mengelmusikan lemak
sehingga lemak dapat diserap dan dicerna baik oleh tubuh. Tentu saja dalam kerja, pensekresian
garam empedu hati bekerja bersama kandung empedu yang berguna untuk mematangkan,
menyimpan, dan memekatkan warna empedu. Selain itu, dalam mekanisme sistem pencernaan lien
memberi peran penting sebagai organ limfoid yang seperti kita ketahui berguna sebagai antibodi.
Selain hati dan lien, masih ada organ tambahan lainnya seperti pankreas.
Kata kunci: hati, lien, garam empedu, sistem pencernaan
Abstract
Humans are living beings with the complexity of which it is composed. Humans have multiple systems
in order to survive, which one is the digestive system. Liver and spleen are organ accessories in the
human digestive system. Bile salts produced by the liver are used to emulsify fat so that the fat can be
digested and absorbed well by the body. On process, secretion of bile salts work together with
gallbladder are useful to ripen, store and concentrate bile color. In addition, the mechanism of the
digestive system of the spleen provide an important role as a lymphoid organ as we know is useful as
antibody. Another organ accessories is pancreas.
Keywords: liver, spleen, bile salt, digestive system, pancreas

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk hidup dengan kompleksitas yang menyusunnya. Manusia


memiliki beberapa sistem untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, salah satunya
adalah sistem pencernaan. Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal yang dimulai dari
makanan masuk ke mulut hingga sisa-sisa pencernaannya dikeluarkan melalui anus adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Organ-
organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem
pencernaan meliputi hepar, vesica fellea, lien, dan pankreas. Semua organ tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul
kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh
manusia. Tubuh akan merasakan hal-hal yang tidak nyaman bila terjadi gangguan pada
sistem dalam saluran pencernaannya baik itu akut ataupun kronis. Gangguan tersebut dapat
berupa adanya penekanan, penambahan massa, penyempitan, kebocoran, luka sampai
kelainan dari struktur anatomi.

Identifikasi Masalah yang Tidak Diketahui

Rupture adalah Robek atau koyaknya jaringan secara paksa.

Rumusan Masalah

Laki-laki 20 tahun mengalami kecelakaan dan ditemukan rupture hepar, pancreas, dan lien.

Makroskopis

Hepar atau Hati

Hepar atau hati merupakan organ metabolik yang berukuran paling besar dan terbagi menjadi
2 lobus yang di dalamnya mengandung darah dari cabang-cabang vena porta mengalir
melewati sel-sel hati melalui sinusoid ke vena sentral setiap lobulus. 2,3 Hepar mendapat
perdarahan dari A. Hepatica communis, A. Hepatica propia dan A. Hepatica dextra dan
sinistra dengan pembuluh darah balik V. Porta sedangkan vesica fellea mendapat perdarahan
dari A. Cystica.Hepar terletak pada region hipokondrium kanan, meluas sampai pada region
epigastrium. Empedu adalah hasil dari perombakan sebagian kolesterol dari hepar yang akan
disalurkan menuju duodenum yang jika tidak digunakan akan di simpan dan dipekatkan di
vesica fellea. Lobus kanan yang besar dan lobus kiri yang kecil. Keduanya dipisahkan di
antero-superior oleh ligamentum falciforme hepatis dan dipisahkan di postero-inferior oleh
fissure untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres hepatis. Lobus dexter hepatis
terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh vesica biliaris, fissure ligamenti
teretis, vena cava inferior dan fissure ligamenti venosi. Ligamentum falciforme hepatis
merupakan lipatan ganda peritoneum yang berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar.
Ligamentum ini juga dilanjutkan ke bagian posteo-inferior sebagai ligamentum teres hepatis.
Lapisan kanan atas hepar membentuk lapisan atas untuk ligamentum coronarium, sedangkan
lapisan kiri atas membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan dari
ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum. Porta hepatis
adalah hilus hepar. Stuktrun ini merupakan tempat berjalannya vena porta, cabang-cabang
arteri hepatica dan duktus hepatica. Porta ini dilapisi oleh lapisan peritoneum ganda
(omentum minus) yang melekat erat ke ligamentum venosum pada fissuranya. 1

Dalam pencernaan, hepar memiliki fungsi penting untuk mensekresikan garam empedu.
Garam mepedu ini disekresikan dari hati menuju ke duodenum. Saluran ini dijaga oleh
sfingter oddi yang tertutup kecuali saat makan. Saat ini tertutup, maka sekresi garam empedu
kemudian ditampung dalam kandung empedu yang disebut juga vesica fellea. Sekresi dari
hati mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin yang dihasilkan oleh
aktivitas hepatosit (sel hati). Garam empedu ini kemudian akan direabsorpi pada ileum
terminal dan dikembalikan ke hepar untuk kemudian disekresikan kembali. Sirkulasi ini
disebut sirkulasi enterohepatik. Garam empedu berfungsi untuk membantu pencernaan lemak
dengan membagi globulet lemak menjadi emulsi lipid yang lebih kecil. Jika ini tidak terjadi,
maka lipase hanya akan dapat mencerna molekul trigliserida lemak pada permukaan globulet
lemak besar, dan pencernaan lemak akan menjadi lebih lama. Lesitin juga berperan penting
dalam proses pencernaan lemak. Bersama dengan garam empedu, lesitin membentuk formasi
misel, yang merupakan transportasi lemak menuju ke area absorpsinya. 1

Persarafan hepar ada 2 yaitu persarafan simpatis, dan parasimpatis. Saraf-saraf itu mencapai
hepar melalui flexus hepaticus, sebagian besar melalui flexus coeliaci yang juga menerima
cabang-cabang dari N. Vagus kanan dan kiri, serta dari N. Phrenicus kanan. Perdarahan hepar
terdiri dari perdarahan arteri dan vena, dimana perdarahan arterinya melalui a. Hepatica
communis, a. Hepatica propia, a. Hepatica dextra dan sinistra, sedangkan untuk pembuluh
baliknya dari tractus gastrointestinal melalui v. Porta. V. Porta merupakan bagian dari
pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari alat-alat
gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar. 1,2
Hepar mempunyai 3 fungsi dasar, yaitu:

1.Pembentukan dan sekresi empedu yang dimasukkan ke dalam usus halus


2.Berperan pada aktivitas metabolisme yang berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein
3.Menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk ke
dalam darah dan lumen usus.1,2

Gambar 1. Hepar 3
Gambar 2. Hepar dilihat dari depan (A), dari atas (B), dan dari belakang (C).
Perhatikan posisi lipatan peritoneum, bare area dan ligamentum peritonale 3

Vesica Fellea atau Kandung Empedu

Vesica fellea atau kandung empedu adalah kantong yang berbentuk seperti buah pear yang
terletak pada permukaan visceral hati. Secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu: fundus,
corpus, dan collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior
hati, dimana fundus berhubungan dengan dinding abdomen setinggi ujung rawan costa IX
kanan. Corpus bersentuhan dengan permukaan visceral hati dan arahnya keatas, kebelakang,
dan kiri. Sedangkan collum dilanjutkan sebagai ductus cysticus yang berjalan dalam
omentum minus untuk bersatu dengan sisi kanan ductus hepaticus communis membentuk
ductus choledochus. Batas anterior vesica fellea pada dinding anterior abdomen dan bagian
pertama dan kedua duodenum. Bagian posterior pada colon transversum dan bagian pertama
dan kedua duodenum.3

Vesica Fellea ini berperan sebagai reservoir empedu dengan kapasitas ± 50 ml. Vesica Fellea
mempunyai kemampuan memekatkan empedu. Untuk membantu proses ini, maka
mukosanya mempunyai lipatan-lipatan permanen yang satu sama lain saling berhubungan
seperti sarang tawon. Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi dan
pengosongan parsial kandung empedu. Mekanisme ini diawali dengan masuknya makanan
berlemak ke dalam duodenum, lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari
mukosa duodenum, hormon kemudian masuk ke dalam darah menyebabkan kandung empedu
berkontraksi. Pada saat yang sama otot polos yang terletak pada ujung distal ductus
choledochus dan ampula relaksasi sehingga memungkinkan masuknya empedu yang kental
ke dalam duodenum. Garam-garam empedu dalam cairan empedu penting untuk emulsifikasi
lemak dalam usus halus dan membantu pencernaan serta absorpsi lemak.3
Gambar 3. Struktur Anatomi Vesica Fellea3

Lien atau Limpa

Lien berwama kemerahan dan merupakan sebuah masa lymphoid terbesar di dalam tubuh.
Berbentuk lonjong dan mempunyai incisura di pinggir anteriornya. Pada orang dewasa
panjangnya kurang lebih 12,5 cm, lebar 7,5 cm dan tebal 3,5 cm dengan berat 150 gram
(bervariasi antara 50 – 250 gram).3 Lien terletak tepat di bawah pertengahan kiri diaphragma,
dekat dengan costa IX, X, dan XI. Sumbu panjangnya terletak sepanjang corpus costa X.
Kutub bawahnya berjalan ke depan hanya sampai linea midaxillaris, dan tidak dapat
diraba pada pemeriksaan klinik. Lien diselubungi oleh peritoneum , yang berjalan dari
hilus lienalis sebagai omentum (ligamentum) gastrolienale ke curvatura gastrica major
(membawa vasa gastrica brevis dan vasa gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan
menuju ginjal kiri sebagai ligamentum lienorenale (membawa vasa lienalis dan cauda
pancreas). Batas-batas anterior: Gaster, cauda pancreas, dan flexura coli sinistra. Ren sinister
terletak di sepanjang pinggir medial, sedangkan batas-batas posteriornya: Diaphragma,
pleura sinistra (recessus costodiaphragmaticus sinistra), pulmo sinister, dan costa IX, X dan
XI.3

Pendarahan Lien dilalui oleh arteri, vena, dan pembuluh limfe dimana perndarahan arterinya
melalui a. lienalis merupakan cabang terbesar dari truncus coeliacus. Pembuluh ini jalan
berkelok-kelok di sepanjang pinggir atas pancreas. Arteria lienalis kemudian bercabang
menjadi enam pembuluh yang masuk ke lien melalui hilusnya, sedangkan untuk pembuluh
balik venanya dilalui dari v. lienalis meninggalkan hilus dan berjalan di belakang cauda dan
corpus pancreatis. Di belakang collum pancreatis, vena lienalis bergabung dengan vena
mesenterica superior membentuk vena Porta. Dan aliran limfenya keluar dari hilus dan
berjalan melalui beberapa kelenjar limfe yang terletak di sepanjang arteria lienalis dan
kemudian bermuara ke nodi coeliaci. Untuk persarafannya, persarafan lien dari Nervus
mengikuti arteria lienalis dan berasal dari plexus coeliacus.3,4

Gambar 4. Struktur anatomi lien3

Pankreas

Merupakan kelenjar campur dari eksokrin dan endokrin, organ lunak berlobus yang terletak
pada dinding posterior abdomen di belakang peritonium. Bagian kelenjar eksokrin
menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan
karbohirat. Bagian kelenjar endokrin, yaitu pulau langerhans, menghasilkan hormon insulin
dan glukagon yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Pankreas menyilang
bidang transpilorica. Pankreas dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

(1) caput pankreas berbentuki seperti cakram, terletak pada bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas ke kiri di belakang av. Mesenterica superior dan dinamakan
processus uncinatus;

(2) collum pancreas merupakan bagian yang mengecil dan menghubungkan caput
dengan corpus pankreas. Terletak di depan pangkal vena porta dan pangkal arteri
mesenterica superior dari aorta;

(3) corpus berjalan ke atas dan kiri menyilang garis tengah;

(4) cauda berjalan menuju ke ligamentum lienorenalis dan berhubungan dengan hilus
limpa. Batas anterior pankreas dari kanan ke kiri: colon tranversum, perlekatan
mesocolon tranversum, bursa omentalis, dan lambung. Sedangkan batas posterior
pankreas dari kanan ke kiri : ductus choledochus, vena porta, vena lienalis, vena cava
inferior, aorta, pangkal arteri mesenterica superior, m. Psoas kiri, kelenjar suprarenalis
kiri, ginjal kiri, dan hilus limpa.4

Gambar 5. Berbagai bagian pancreas dipotong untuk memperlihatkan sistem ductus4

Mikroskopis

Hepar

Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hati ; kenyal
seperti jeli. Berat hati bervariasi, rata-rata 1 ½ kg. Hepar dilapisi peritonium, kecuali bagian
belakang yang langsung melekat pada diaphragma dan disebut BARE AREA (area nuda).
Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah daripada bagian belakang.
Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri. Batas lobus kanan dan kiri
adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh lig. Teres hepatis dan lig.
Venosum Arantii diselah caudal, dan lig. Falciforme hepatis disebelah cranial. Secara
anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui alur yang
dibentuk oleh kantung empedu dan v. Cava inferior (tidak terlihat dari luar). Lobus kanan
terbagi menjadi lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra.
Dari luar hepar terlihat sebagai berikut:5

 Bagian yang berhubungan dengan diafragma ( facies diaphragmatica )


 Bagian yang menghadap cavum abdomen ( facies visceralis/ facies inferior
Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas, sedangkan
peralihan disebelah depan jelas sekali, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior/ margo
inferior.5

Ciri-ciri dari hepar yaitu:

 Bentuknya polygonal
 Bagian sentral lobules hati → vena sentralis
 Sel-sel hepar tersusun radier
 Mempunyai segitiga Kiernan yang berisi cabang A.hepatika, cabang vena
porta, duktus biliaris, dan pembuluh limfe
 Setiap sel hati pada salah satu permukaannya harus berhubungan dengan
sistem empedu dan pada permukaan yang lain harus berhadapan dengan
pembuluh darah
 Sel hati berbentuk polygonal dengan inti ovoif, sitoplasma bergranula dengan
banyak mitokondria, glikogen, protein dan pogmen lipofuchsin
 Dikelilingi oleh berkas serat retikulin
 Sinusoid hati dibatasi oleh sel endotel sinus dan sel kupffer yang bersifat
fagositer5
Gambar 6. Mikroskopis Hati 5

Vesica Fellea

Dinding kandung empedu terdiri atas mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan ikat
perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia yang
melekatkannya pada hepar.3,6

Mukosa menampakkan lipatan-lipatan temporer yang menghilang saat kandung empedu


diregang¬kan oleh empedu. Lipatan ini mirip villi pada usus halus, namun ukuran dan
bentuknya berbeda, dan susunannya yang tidak teratur.Kripti atau divertikula di antara lipatan
sering membentuk indentasi yang dalam di mukosa. Pada potongan melintang, di vertikula ini
di dalam lamina propria mirip kelenjar tubular; namun tidak ada kelenjar di dalam kandung
empedu.4 Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat
dan inti di basal. Lamina propria mengandung jaringan ikat longgar dan beberapa jaringan
limfoid difus.3,6

Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan ikat
longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa atau
adventisia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang terdiri
dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe,
dan saraf; serosa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini.3,6

Ciri-ciri vesica fellea antara lain:1-3,7

 Terdiri dari epitel selapis torak tanpa sel goblet


 Tunika mukosanya mempunyai epitel selapis torak pada lamina propia
didapati sinus Rokistansky Aschof
 Tunika muskularisnya tidak teratur
 Tidak terdapat tunika muskularis mukosa
 Tunika perimuskularisnya atau tunika sbserosa berupa anyaman penyambung
longgar, disini terdapat duktus Aberans Luschka
 Tunika adventisia berupa membran serosa
Gambar 7. Mikroskopis vesica felea7

Pankreas

Pankreas memiliki unsur eksokrin maupun endokrin yang menempati sebagian besar
kelenjar. Pankreas eksokrin yang merupakan bagian terbesar dari kelenjar, terdiri atas asini
serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli dikelilingi septa intra
dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus, saraf, dan kadang-kadang badan Pacini.3,6

Sebuah asinus pankreas terdiri atas sel-sel zimogen penghasil-protein berbentuk piramid
mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke dalam setiap
asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di dalam lumennya. Produk
sekresi asini dikeluarkan melalui duktus interkalaris (intralobular) yang sempit. Sel
sentroasinar berlanjut sebagai epitel duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian
berlanjut sebagai duktus interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapat
di antara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang makin tinggi dan
menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.6

Pankreas memiliki cici-ciri sebagai berikut:

 Terdiri dari kelenjar campur yaitu endokrin dan eksokrin


 Epitel duktus eksretoriusnya bervariasi torak rendah bersel goblet sampai
kubus
 Epitel duktus interkalarisnya panjang-panjang terdiri dari epitel selapis gepeng
 Bentuk sel asinusnya lebih kecil dari sel asinus parotis.
 Pars terminalisnya 100% serous dan ditengah pars terminal sering dijumpai
sel-sel setroasini yang merupakan bagian dari isthmus
 Tidak ada sel mioepitel.6

Gambar 8. Mikroskopis pankreas 6

Lien

Lien tidak memiliki korteks dan medula . Limpa memiliki dua komponen utama dengan
fungsi yang berbeda, pulpa putih dan pulpa merah. Pulpa putih adalah komponen kekebalan
limpa. Komponen sel pulpa putih mirip dengan kelenjar getah bening, kecuali bahwa antigen
masuk limpa dari darah dan bukan dari getah bening.10

Pulpa merah adalah filter yang menghilangkan sel-sel darah merah tua dan rusak dan
mikroorganisme dari sirkulasi darah. Juga merupakan situs penyimpanan untuk sel darah
merah. Bakteri dapat dikenali oleh makrofag dari pulpa merah dan dihapus secara langsung
atau setelah mereka dilapisi dengan protein komplemen (diproduksi di hati) dan
imunoglobulin (diproduksi di pulpa putih). Pembersihan bakteri atau virus yang dilapisi
komplemen imunoglobulin, oleh makrofag sangat cepat dan mencegah infeksi ginjal,
meninges, dan paru-paru.10
Gambar 9. Mikroskopis lien 6

Fungsi

1. Hepar

Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini
belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan
semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun
teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.

Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:

empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa
pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di
dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol,
garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin.

Sekresiempedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya


absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut
dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah
sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita
penyakit kuning.11

2. Lien

Kelenjar tanpa saluran yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi dan berfungsi
menghancurkan sel darah merah tua. Limpa termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain
timus, tonsil, dan kelenjar limfe.Sistem limfoid berfungsi untuk melindungi tubuh dari
kerusakan akibat zat asing. Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu
sel yang mampu membedakan sel tubuh dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi
atau perusakan benda-benda asing.

Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasieritrosit, tempat


cadangan darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke
dalam darah.12

3. Pankreas

Pankreas memiliki fungsi untuk mensekresikan hormon insulin dan glukagon. Di mana
hormon insulin memiliki fungsi untuk meningkatkan pengambilan seluler glukosa,
menggalang pembentukan dan penyimpanan glikogen di hati, dan merangsang sintesis
protein dan penimbunan lemak. Sedangkan hormon glukagon mempunyai fungsi untuk
meningkatkan glukosa darah dengan cara merangsang pengubahan glikogen menjadi glukosa
dalam hati dan peningkatan perombakan lemak dan protein.
Selain itu pankreas bersama-sama dengan hati, empedu, dan usus halus mengambil bagian
dalam pencernaan. Asam lambung akan bercampur dengan getah pencernaan dari pankreas,
hati, kantung empedu, dan sel-sel kelenjar pada dinding usus halus. Pankreas menghasilkan
beberapa enzim hidrolitik dan larutan alkali yang kaya akan bikarbonat. Bikarbonat bekerja
sebagai buffer yang menetralisir keasaman lambung.12

4. Vesica Fellea
1. Membantu pencernaan dan absorbs lemak.
 erdapat asam empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak dari
pertikel lemak yang besar menjadi partikel yang kecil, dan selanjutnya
akan diserang oleh enzim lipase dari sekresi getah pancreas.
 Asam empedu juga membantu transport dan absorbs produk akhir
lemakuang dicerna menuju dan melalui membrane mukosa intestinal
 Sebagai alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan (terutama
pigmen hasil pemecahan sel darah merah) yang penting dari darah yang
meliputi bilirubin, dan kebihan kolesterol yang dibentuk oleh hepatosit
atau sel-sel hati.13
 Empedu juga membantu absorbs vitamin-vitamin yang larut dalam lamak.
 Diduga empedu juga mengaktifkan lipase pancreas dan memperkuat keja
amilasa pancreas
 Sifat basa empedu untuk membantu menaikkan pH intestinum khususnya
pada duodenum .
 Mucin yang dikandung empedu untuk menstabilkan emulsi lemak.14

Enzim

.Pankreas

Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen: (1) enzim
pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan (2)
larutan cair basa yang secara aktif di sekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus
pankreatikus. Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat (NaHCO).
Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disinpan di dalarn granula zimogen setelah
diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim
pankreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara sempurna tanpa adanya sekresi
pencernaan lain. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu
mencerna ketiga kategori makanan:

(1) enzim proteolitik untuk pencernaan protein,

(2) amilase pankreas untuk pencernaan karbohidrat,

dan (l) lipase pankreas untuk mencerna lemak. 8,9

Enzim Proteolitik Pankreas

Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah tripsinogen, kimotripsinogen, dan pro
karboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah
tripsinogen disekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diaktifkan menjadi bentuk
aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase (juga dikenal sebagai enteropeptidase), suatu enzim
yang terbenam di membran luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin
kemudian secara autokatalisis mengaktifkan lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen,
tripsinogen harus tetap inaktif di dalam pankreas untuk mencegah enzim proteolitik ini
mencerna protein sel tempat ia terbentuk. Karena itu, tripsinogen tetap inaktif sampai zat ini
mencapai lumen duodenum, di mana enterokinase memicu proses pengaktifan, yang
kemudian berlanjut secara autokatalitis. Sebagai proteksi tambahan, pankreas juga
menghasilkan bahan kimia yang dikenal sebagai inhibitor tripsin, yang menghambat kerja
tripsin jika secara tak sengaja terjadi pengaktifan tripsinogen di dalam pankreas.
Kimotripsinogen dan prokarbolisipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah
oleh tripsin menjadi bentuk aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan karbboksipeptidase,
di dalam lumen duodenum karena itu, jika enterokinase telah mer.rgaktifkan sebagian dari
tripsin maka tripsin kemudian melaksanakan proses pengaktifan selanjutnya.

Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang ikatan peptidayang berbeda. Produk
akhir vang terbentuk dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan asam amino.
Mukus yang disekresikan oleh sel usus melindungi dinding usus halus dari pencernaan oleh
enzim-enzim proteolitik yang aktif tersebut. 8,9

Amilase Pankreas

Seperti amilase liur, amilase pankreas berperan dalam pencernaan karbohidrat dengan
mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase disekresikan dalam getah
pankreas dalam bentuk aktif, karena amilase aktif tidak membahayakan sel sekretorik. Sel-sel
ini tidak mengandung polisakarida.

Lipase Pankreas

Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim di seluruh saluran
cerna yang dapat mencerna lemak. (Pada manusia, lipase dalam jumlah tak bermakna
disekresikan diliur dan getah lambung). Lipase pancreas menghidrolisis trigliserida makanan
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap.
Seperti amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko pencernaan
diri oleh lipase. Trigliserida bukan komponen struktural sel pankreas. 8,9

Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul
asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.
Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk
berbagai kebutuhan sel.8,9

Hormon

Vesica Fellea

Hormon yang mempengaruhi vesica fellea adalah kholesistokinin, yaitu hormone yang
mengatur pengosongan vesica fellea. Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum.

Pankreas

Hormon yang mempengaruhi kerja pancreas adalah

 Sekretin : Hormon ini dihasilakan oleh mukosa duodenum , hormone ini akan
dikeluarkan bila makanan memiliki tingkat keasaman yang tiggi.
 Pankreozimin : Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum dan jejunum. Enzim
ini berguna untuk menaikkan kadar enzim didalam getah pancreas.
 Asitil kolin Enzi mini dihasilkan oleh sel sarf parasimpatik dan sel asinus.
 Gastrin : Enzi mini disekresikan oleh kelenjar pyloric digasric, yang berfungsi
untuk meningkatkan enzim.17

Hormon yang dihasilkan pancreas

 Hormon Insulin

Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino yang dihubungkan
oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalam komposisi asam amino molekul
dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat
mempengaruhi aktivitas biologi suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar
untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik. Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel
B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam
granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melalui suatu
proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran sel,
mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina
basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah.

Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5 menit.Insulin berikatan
dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi. Insulin dirusak dalam endosom yang
terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama yang berperan adalah insulin protease,
suatu enzim di membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin.

 Somatostatin

Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin menghambat


sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam
pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreas somatostatin mengalami hiperglikemia dan
gejala-gejala diabetes lain yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga
mengalami dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam
lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu akibat
inhibisi sekresi CCK.Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan
yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin dan
leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan
saluran cerna ke dalam darah perifer.16
 Polipeptida pankreas

Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang dibentuk oleh sel F
pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan
di usus dan mungkin hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan
sistem saraf otonom. Sekresinya meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa,
olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh somatostatin dan glukosa
intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek
stimulasi makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada manusia,
polipeptida pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin
memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faali sebenarnya masih belum
diketahui.16

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hati, vesica fellea, lien, dan pankreas
merupakan organ tambahan pada sistem pencernaan manusia. Yang dimana saluran
pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan dengan enzim
dan getah pencernaan. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk memproses makanan dan
memilah zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menutrisi tubuh dan dijadikan energi
sehingga bila terjadi gangguan pada satu tahap saja, dapat mengganggu hingga keseluruhan
tahap pencernaan dan pembentukan energi.Selain itu, enzim-enzim dari organ-organ tersebut
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Hipotesis diterima.
Daftar Pustaka

1. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Seri asuhan keperawatan klien gangguan hati.
Jakarta: EGC; 2008. h. 1, 77
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.
3. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2007. h. 67-73, 76-8
4. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC; 2012. h. 721-43
5. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi ke-5. Tangerang: Binarupa
Aksara; 2012 h. 353-65
6. Petroianu A. editor. The spleen. Brazil: Bentham Science Publisher; 2013
7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-20. Jakarta: EGC; 2002. h.450-
93.
8. Sherwood L. Fisiologi; dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2001. h.537-85.
9. Sherwood L. Fisiologi; dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012. h.666-75
10. Kierszenbaum A. Histology and cell biology. 1st ed. Philadelphia, PA: Mosby
Elsevier; 2007.p.363-65
11. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.40-3.
12. Ward JP, Clarke RW, Linden RW. Physiology at a glance. Jakarta: Erlangga;
2009.h.80-1.
13. Anonim,. 2004. Diktat Fisiologi Sistema Digesti. FKH UGM. Yogyakarta
14. Anonim, 2008. Petujuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3: Sistem pencernaan. UGM.
Yogyakarta
15. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.281-95.
16. Arisandi, Riza, 2004. Anatomi dan Fisiologi Pankreas.

Anda mungkin juga menyukai