Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 6 (Keperawatan Jiwa)

1. Siti Hoeriah
2. Tita Lela Rosalina
3. Vani Oktaviani Nurinsani
4. Winda Widianty Hardiani
5. Rizkia Siti Rozani
6. Yusrizal Pamungkas
7. Gantris Adinda
8. Wanda F

Analisa Video Mengenai Komunikasi Terapeutik

Pada Klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan

Menurut kelompok kami, pada awal saat klien ada interaksi langsung dengan perawat,
perawat tidak melakukan tahapan-tahapan komunikasi terapeutik secara berurutan, perawat
datang langsung menanyakan “kenapa” dan meminta pasien untuk menceritakan hal yang
dialaminya. Padahal di awal-awal penting untuk membina trust antara pasien dan perawat.
Menurut teori disebutkan agar didapatkan keadaan yang berjalan baik, maka harus adanya salam
terapeutik, perkenalan antara pasien dan peraat agar timbul adanya rasa percaya antara pasien
dan perawat. Jika misalkan mungkin karena pasiennya labil, marah-marah dan membanting-
bantingkan barang yang ada di dekatnya sehingga tidak memungkinkan bagi perawat untuk
melakukan hal tersebut yang di awal, kenapa pasien tidak diberikan obat terlebih dahulu. Karena
menurut salah satu teori untuk pasien dengan resiko perilaku kekerasan sebelum dilakukan terapi
triknya harus diberikan obat terlebih dahulu yang berguna untuk mereduksi atau menenangkan
pasien sebelum dilakukan terapi bahkan pasien yang bersangkutan mudah sekali marah, labil
yang bisa saja perawat dan pasien lain juga akan menjadi korbannya.

Pada saat dilakukan terapi, perawat cenderung memberikan lebih dari satu terapi dalam
satu waktu. Padahal untuk menentukan terapi itu berhasil atau tidak maka perlu adanya evaluasi
masing-masing terapi. Biasanya SP atau strategi pelaksaan itu diberikan satu-satu tiap satu kali
pertemuan.

Dalam urutan SP pertama itu ada latihan nafas dalam, pukul bantal, dilatih secara verbal
lalu ibadah. Di sini kelompok masih rancu apakah dengan teriakan itu dikatakan dengan latihan
secara verbal yang baik atau tidak, tapi kami menemukan kalau latihan secara verbal itu seperi
bagaimana menolak dengan baik, meminta dengan baik dan mengungkapkan perasaan dengan
baik.

Dalam video dikatakan bahwa pasien sudah pernah dirawat sebelumnya dengan keluhan
yang sama, maka penting rasanya untuk mengedukasi pasien. Tujuan edukasi kepada keluarga
agar keluarga dapat merawat pasien di rumah dengan baik. Dalam video, seharusnya pada saat
perawat dan keluarga pasien bertemu untuk konsultasi di meja perawat, peraawat harus
mengedukasi keluarga mengenai perilaku kekerasan itu sendiri (misal penyebab, tanda dan
gejala, perilaku yang muncul, dan akibat dari perilaku tersebiut), diskusikan pula mengenai
kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat karena tadi dalam video
dikatakan bahwa pasien saat melihat orang lain ingin untuk menikam, juga diskusikan mengenai
tindakan keluarga yang harus dilakukan bila pasien menunjukan gejala-gejala perilaku
kekerasan. Apalagi pasien pernah dibawa ke orang pintar karena mungkin keluarga tidak
mengetahui hal-hal tersebut yang disampaikan di atas.

Anda mungkin juga menyukai