Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO

Ny E usia 42 tahun dibawa ke RS Waras Jiwa oleh keluarga. Klien adalah seorang Guru SD
yang ditinggal menikah oleh suaminya dan mempunyai 4 anak perempuan. Alasan suaminya
menikah lagi adalah ingin mendapatkan anak laki-laki, menurut adik klien. Klien suka
keluyuran dank klien baru ditemukan dan kembali ke rumah setelah 3 hari. Klien mudah
marah dan tersinggung terkadang sering dilampiaskan kepada anak didiknya dan anaknya
dengan suara keras dan membentak serta melemparkan barang. Saat dikaji oleh perawat
tampak wajah tegang pasien, mata melotot, bicara kasar, ketika ditanya hanya menjawab saya
benci dengan “Ahmad, dia jahat “. Tidak hanya itu menurut adiknya klien juga sering
menyakiti diri sendiri dengan memukul-mukulkan tanganny ke tembok, menggigit kuku
sampai berdarah. Begitupun saat dirawat diRS klien menolak tindakan pengobatan dan
perawatan, serta suka memaki –maki perawat atau orang yg datang menjenguknya.

Step 1

Klasifikasi istilah (-)

Step 2

Merumuskan & mendefinisikan masalah 5 W + 1 H

1. Jelaskan Hubungan penolakan keluarga pada kasus tersebut, dengan kejadian harga
diri rendah pasien gangguan jiwa ( tiara ) jawab tia
2. bagaimana cara perawat menangani pasien yang suka bicara kasar dan suka memaki-
maki? (Salsa F)
3. Mengapa orang yang selalu mengalami kekerasan dalam rumah tangga contohnya
kekerasan mental, kadang tampak bingung menghadapi orang-orang sekitar ? ( selika)
yang jawab (sella st)
4. Apakah tingkat konsentrasi dapat berpengaruh pada kasus diatas ? (sella r) (warsiah)
5. bagaimana peran kita sebagai perawat saat pasien ngamuk (salsa r) di jawab ( Tantri)
6. (Tantri) Apakah Pasien dengan Gangguan jiwa,bisa sembuh total tanpa tergantungan
Obat?di jawab (salsa r)
7. Apakah faktor lingkungan berhubungan dengan kesembuhan odgj yang mengalaami
HDR dan RPK ?(Tia) jawab tiara
8. Pada kasus diatas px mengalami Fobia. Bagaimana cara menghilangkan pobia pada
pasien tersebut. ? (warsiah) dijawab sella r
9. Bagaimana cara kita sebagai seorang perawat membina hubungan saling percaya
dengan pasien yang memiliki Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)? (Sella st)
10. (Septi) pada tahap tersebut klien mengalami mudah marah dan mudah tersinggung
terkadang serta menyakiti diri sendiri dan menolak tindakan pengobatan dan
perawatan, bagaimana peran perawat dalam menghadapi klien seperti ini ?jawab
(Tika )
11. (Tika) Sebutkan jenis- jenis gangguan jiwa dalam keperawatan, dan pada kasus di atas
pasien tergolong jenis gangguan jiwa apa ?(septi)
Step 3

Menjawab pertanyaan dari step 2

1. Pertanyaan Tiara di jawab Tia


Jawaban: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 40 responden yang mengalami
penolakan oleh keluarganya, yang menderita harga diri rendah sebanyak 30 orang
(47,61%) (Tabel 1). Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan sedang
antara penolakan keluarga dengan kejadian harga diri rendah pasien gangguan jiwa di
RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 (Tabel 2). Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga maka
semakin besar pulaharga diri yang akan terbentuk dalam diri klien. Harga diri
mengacu pada penilaian dan pengetahuan diri seseorang atas dirinya secara
keseluruhan. Penelitian empiris menunjukkan bahwa harga diri yang rendah dapat
menjadi faktor terjadinya depresi pada seseorang, tetapi seorang yang sedang
mnegalami depresi tidak mencerminkan harga diri yang rendah.
2. Pertanyaan salsa f dijawab selika
 Perawat harus memahami bahwa tidak mudah menjadi pasien
 Tunjukan Empati Sebagai Pearwat
 Biarkan pasien mengeluarkan uneg-uneg
 Jangan mengungkin masalah pasien privasi pasien
3. Pertanyaan selika dijawab sella st
Adanya tindakan kekerasan tentu akan berpengaruh pada respon stres dan otaknya
menjadi lebih reaktif serta kurang adaptif. Efek- dari kekerasan akan mengganggu
perkembangan dari otak dan strukturnya. Hal inilah yang akhirnya membuat penurunan
fungsi otak dan membuat tumbuh kembangnya menjadi terganggu. Dan juga orang yang
selalu mengelami kekeran emosional akan membuat dirinya merasa takut untuk
berkomunikasi
4. Pertanyaan sella R dijawab warsiah
Pada kasus di atas tingkat kansentrasi pasien terganggu karena pada saat ini pasien
mengalami tekanan serta ketakutan yang berlebih yang mengakibatkan pasien tidak bisa
berkonsentrasi dalam melakukan kegiatanPertanyaan salsa r dijawab tantri
5. Pertanyaan salsa r dijawab tantri
perawat mempunyai peran sangat penting,salah satunya sebagai pendidik dengan
memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada kekuarga pasien,seperti menyarankan
keluarga agar memperlakukan penderita dengan baik,mengarahkan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan dasar penderita,misalnya makan,mandi,dan mengajak penderita
untuk berkomunikasi,bersosialisasi ke lingkungan sekitar, perawat juga mempunyai peran
salah satunya dengan restrain extermitas. Secara umum restrain merupakan salah satu
bentuk tindakan menggunakan tali untuk membatasi gerakan extermitas yang di luar
kendali ketika pasien mengamuk yang bertujuan untuk memberikan keamanan fisik dan
fisiologis
6. Pertanyaan tantri dijawab salsa r
Gangguan jiwa merupakan kondisi kesehatan yang melibatkan perubahan emosio,
pikiran, perilak. orang dengan gangguan jiwa bisa di sembuhkan tetapi orang dengan
gangguan jiwa tidak hanya bergantung pada obat.odgj harus menjalani terapi tambahan
seperti terapi cbt (congnitive behavioral therapy) terapi individu dan rehabilitas jdi
pasien odgj bisa di sembuhkan tapi harus menggunakan obat dan terapi
7. Pertanyaan tia dijawab tiara
pengobatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tidak hanya meliputi faktor
farmakologis saja, akan tetapi melibatkan faktor lain yang sangat kompleks. Selain
dilakukan dengan pengobatan farmakologi yang tepat, dibutuhkan pengobatan yang
berbasis lingkungan. Pengobatan berbasis lingkungan ini memanfaatkan lingkungan di
sekitar klien sebagai sarana terapi. Terapi lingkungan mampu meningkatkan interaksi
klien dengan keluarga dan lingkungan sekitar, meningkatkan pengetahuan klien dan
keluarga, meningkatkan kreatifitas klien dan mampu mencegah kekambuhan (Ermalinda,
2015).
Dari data di atas jelas bahwa pengobatan berbasis lingkungan mendukung kesembuhan
klien dan mampu mencegah kekambuhan gangguan jiwa yang dialami klien. Lingkungan
terdekat dengan klien adalah keluarga, keluarga yang sehat dan hangat mampu
memberikan sentuhan terapi kepada klien. Keluarga memiliki peranan penting dalam
proses penyembuhan klien, diantaranya sebagai faktor penyaring dan deteksi awal
terhadap klien gangguan jiwa, pemberi perawatan klien dengan gangguan jiwa saat di
rumah dan mencegah terjadinya kekambuhan klien.
8. Pertanyaan warsiah dijawab sella r
Cara untuk mengurangi fobia pada kasus diatas yaitu
1. Mengajak pasien melakukan hobinya
2. Mengajarkan pasien teknik relasaksi
3. Mengajak pasien untuk berfikir positif
4. Mengajak klien menulis kalimat motivasi dikertas kemudian ditempel kan didinding
sebagai pengingat

9. Pertanyaan sella st dijawab salsa f

perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan klien yaitu : menunjukkan ekspresi
wajah yang bersahabat,menunjukkan rasa senang,ada kontak mata,mau berjabat tangan,mau
menyebutkan nama,mau menjawab salam,klien mau duduk di berdampingan dengan perawat
dan mau mengutarakan masalah yang di hadapi.10. Pertanyaan septi dijawab tika

9. Pertanyaan septi di jawab tika


Salah satu peran perawat dapat membantu pasien dengan terapi relaksasi seperti: Terapi 5
jari, satu bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi
sehingga akan mengurangi ketegangan dan stres, kecemasan dan pikiran seseorang
(Jenita, 2008) Tarik napas dalam Bertujuan
 Pasien mendapatkan perasaan yang tenang dan nyaman
 Mengurangi rasa nyeri
 Pasien tidak mengalami stress
 Memaskan otot untuk menurunkan ketegangan dan kejenuhan yangbiasanya
menyertai nyeri
 Mengurangi kecemasan yang memperburuk persepsi nyeri
 Relaksasi nafas dalam mempunyai efek distraksi atau penglihatan perhatian
10. Pertanyaan tika dijawab septi
Jenis- jenis gangguan jiwa dalam keperawatan diantaranya :
 Gangguan kecemasan.
 Gangguan kepribadian. 
 Gangguan psikotik.
 Gangguan suasana hati.
 Gangguan makan.
 Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan.
 Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
 Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Pasien di atas mengalami gangguan suasana hati yaitu Perubahan mood yang terjadi
sewaktu-waktu adalah hal yang normal terjadi, apalagi jika memang ada faktor
pencetusnya, misalnya stres, kelelahan, atau tekanan batin. Namun, orang yang
menderita gangguan suasana hati bisa mengalami perubahan mood atau suasana hati
yang ekstrem dan dalam waktu cepat. Misalnya, dari mood yang stabil, tiba-tiba
sedih, lalu sangat bahagia dan bersemangat dalam waktu yang cepat. Jenis gangguan
jiwa yang membuat suasana hati cepat berubah meliputi depresi, dan gangguan
siklotimik.

Step 4

Step 5
Menentukan learning objective

1. Mengetahui definisi dari resiko perilaku kekerasan


2. Mengetahui tanda dan gejala dari resiko perilaku kekerasan

Step 6
Belajar mandiri

Step 7
Menjawab pertanyaan berdasarkan literatur/informasi baru

1. Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan dengan melakukan
ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain dan dapat merusak lingkungan sekitar. Tanda
dan gejala risiko perilaku kekerasan dapat terjadi perubahan pada fungsi kognitif, afektif, fisiologis,
perilaku dan sosial. Pada aspek fisik tekanan darah meningkat, denyut nadi dan pernapasan
meningkat, mudah tersinggung, marah, amuk serta dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain
(Pardede, Siregar & Hulu, 2020).
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik maupun psikologis.Berdasarkan definisi tersebut maka perilaku kekerasan dapat
dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan
pada orang lain adalah tindakan agresif yang ditujukan untuk melukai atau membunuh orang lain.
Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa perilaku merusak lingkungan, melempar kaca,
genting dan semua yang ada di lingkungan. (Putri & Fitrianti, 2018).

Perilaku kekerasan adalah merupakan bentuk kekerasan dan pemaksaan secara fisik maupun verbal
ditunjukkan kepada diri sendiri maupun orang lain. Perilaku kekerasan adalah salah satu bentuk
perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologi. Perilaku agresif dan
perilaku kekerasan sering dipandang sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku
kekerasan (violence) di sisi yanglain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi,
benci atau marah.Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan emosi
secara mendalam tersebut terkadang perilaku menjadi agresif atau melukai karena penggunaan
koping yang kurang bagus. (Kandar & Iswanti, 2019).
2. meningkat, denyut nadi dan pernapasan meningkat, mudah tersinggung, marah, amuk serta
dapat mencederai diri sendiri maupun orang lain. (Pardede, Siregar & Hulu, 2020)
Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan standar asuhan keperawatan jiwa dengan
masalah resiko perilaku kekerasan (Pardede, 2020)
1. Emosi: tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam) jengkel
2. Intelektual: mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan
3. Fisik: muka merah, Pandangan tajam, napas pendek, keringat, sakit fisik, penyalahgunaan zat,
tekanan darah meningkat
4. Spiritual: kemahakuasaan, kebijakan/kebenaran diri, keraguan, tidak bermoral, kebejatan,
kreativitas terlambat
5. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, humor
Tanda dan gejala perilaku kekerasan berdasarkan :
1. Subjektif: mengungkapkan perasaan kesal atau marah, keinginan untuk melukai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan, klien suka membentak dan menyerang orang lain
2. Objektif : mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal dan rahang mengatup,
wajah memerah, postur tubuh kaku, bicara kasar, ketus, amuk/agresif, menyerang orang lain
dan melukai diri sendiri/orang lain

Anda mungkin juga menyukai