Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

MEDICAL ETHIC

Disusun oleh :

Kelompok 1

Irene June Leplepen 462016041

Jovanka Jenete Dotoreke 462017015

Heny Wijayanti 462017017

Christiani D B Simanjuntak 462017018

Ribka Septianingsih 462017019

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2020
RINGKASAN ALUR CERITA VIDEO :

Penolakan Tindakan Perawatan

Video tersebut bercerita tentang seorang pasien yang baru saja selesai operasi. Saat itu
perawat memeriksa keadaan pasien ternyata sudah membaik dari sebelumnya, kemudian
perawat mengatakan kepada pasien untuk harus bergerak agar organ-organnya seperti paru-
paru, usus, bisa bekerja dengan baik serta pasien juga bisa mendapatkan sirkulasi udara yang
segar, dan membantunya dalam proses metabolisme, tetapi pasien menolak dengan alasan
masih sakit dan merasa kelelahan. Perawat akhirnya memberikan pasien waktu untuk istirahat
dan memikirkan lagi untuk menerima tindakan perawat tersebut. Perawat bersama teman
sejawatnya laki-laki kembali bertemu Tn.D dan menanyakan kembali serta memberi
informasi tentang tindakan tersebut dan pentingnya tindakan tersebut untuk mempercepat
proses pemulihan tetapi Tn.D menolak lagi. Perawat mencoba untuk bernegosiasi dengan
Tn.D seperti berjalan kaki singkat atau latihan kaki ditempatt tidur. Perawat melakukan apa
yang seharusnya dilakukan sebagai perawat, memberikan informasi pentingnya tindakan
tersebut untuk membantu proses pemulihan, sangat dikhawatirkan ketika pasien menolak
perawatan yang tepat karena sejumlah alasan, seperti karena kebiasaan, agama, budaya, atau
karena trauma akan rasa sakit.

KESIMPULAN

Dari video yang telah kami simak dan dari hasil diskusi online kami, kami
menyimpulkan bahwa sangat disayangkan jika pasien terkadang menolak perawatan, tetapi
perawat juga bisa sepakat dalam pendekatan alternatif untuk membangun kepercayaan
dengan pasien sehingga dapat membantu pasien memahami, disini komunikasi perawat diuji.
Kita sebagai perawat harus menggunakan komunikasi teraupetik dengan baik sehingga pasien
bisa menerima informasi secara lengkap. Jika pasien menolak dilakukannya tindakan
keperawatan dengan alasan tertentu (karena budaya, kebiasaan, agama, trauma) perawat
harus menghargai, pasien mempunyai haknya sendiri untuk memutuskan. Sehingga keluarga
juga tidak bisa memaksa mengambil keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien, kecuali pasien dalam keadaan kritis maupun pasien yang tidak kompeten
seperti pasien dengan gangguan mental, perawat dapat meminta pendapat dan persetujuan
mengenai tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien. Tidak ada modifikasi
tindakan keperawatan yang dilakukan, hanya menerapkan informed consent, komunikasi
terapeutik dan membangun kepercayaan pasien dan perawat atau tenaga medis.
Daftar pertanyaan :

1. Irene June Leplepen (462016041) bertanya kepada Jovanka Jenete Dotoreke


(462017015) :
Jika pasien menolak perawatan yg di anjurkan oleh perawat , tetapi perawat tetap
malakukan perawatan yg di berikan sesuai prosedur tujuannya utk pasien
mendapatkan perawatan yg baik dan tdk merasa sakit atau trauma, maka perawat pasti
membutuhkan komunikasi yg efektif. Menurut Jean, komunikasi efektif yg seperti apa
yg perawat lakukan agar pasien tetap mau menerima perawatan walaupun secara
bertahap?
Jawaban (Jovanka) :
Menurut saya komunikasi yg efektif itu contohnya perawat dapat menerapkan
komunikasi terapeutik dengan tujuan menjalin keakraban dengan klien, membangun
rasa saling percaya antara klien pada perawat, memberi tahu pada klien tentang
prosedur juga manfaatnya bagi kesehatan klien agar klien dapat menerima asuhan
keperawatan secara perlahan namun tidak dengan paksaan karena klien juga
memilikin hak untuk memilih.
2. Jovanka J Dotoreke (462017015) bertanya kepada Heny Wijayanti (462017017) :
Jika pasien menolak tindakan keperawatan dengan alasan bahwa tindakan tersebut
bertolak belakang dengan kepercayaan atau budaya yang dianut oleh pasien
sedangkan keluarga berpendapat lain dengan pasien, keluarga meminta tolong kepada
perawat untuk melakukan apa saja agar pasien dapat dirawat hingga sembuh, kira kira
bagaimana cara perawat untuk membantu memberikan pengertian juga adakah cara
modifikasi tindakan keperawatan yang akan diberikan agar gapat diterima oleh klien?
Jawaban (Heny) :
Menurut saya jika pasien tersebut masih dalam keadaan sadar atau tidak dengan kasus
berat dan beresiko. Perawat harus melakukan informed consent dengan memberikan
informasi mengenai sifat, tujuan, dan konsekuensi tindakan yang akan dilakukan. Kita
sebagai perawat harus menggunakan komunikasi terapeutik dan membangun
kepercayaan pasien dan perawat atau tenaga medis. Jika pasien menolak dilakukannya
tindakan keperawatan dengan alasan tertentu pasien masih mempunyai hak otonomi
moral yaitu mempunyai hak dan kewajiban sendiri. Sehingga keluarga tidak bisa
memaksa mengambil keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien, kecuali pasien dalam keadaan kritis maupun pasien yang tidak kompeten
seperti pasien dengan gangguan mental, perawat dapat meminta pendapat dan
persetujuan mengenai tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Sehingga tidak ada modifikasi tindakan keperawatan yang dilakukan hanya
menerapkan informed consent, komunikasi terapeutik dan membangun kepercayaan
pasien dan perawat atau tenaga medis.
3. Heny Wijayanti (462017017) bertanya kepada Christiani Simanjuntak (462017018) :
Tindakan keperawatan pertama kali yang dilakukan perawat terhadap pasien mungkin
akan mengakibatkan rasa sakit dan trauma terhadap pasien bahkan pasien menolak
dilakukan tindakan perawatan selanjutnya, contohnya pada tindakan operasi yang
harus dilakukan tindakan perawatan lanjutan seperti terapi dan melatih untuk berjalan.
Pertanyaannya pendekatan atau memberi pemahaman dan membangun kepercayaan
seperti apa yang dilakukan perawat terhadap pasien agar tidak menolak diberikan
tindakan perawatan selanjutnya?
Jawaban (Christiani) :
Saya akan menjawab pertanyaan Heny. Kalau berbicara tentang membangun
kepercayaan atau pemahaman di dalam video yang telah kita simak bersama itu sudah
dikatakan perawat bahwa dengan komunikasi yang baik akan membantu dalam pasien
memahami kebutuhan perawatannya, jika teman-teman dan Heny menyimak divideo
disitu tampak perawat mengatakan bahwa akan dicoba untuk pendekatan alternatif
yaitu dengan kompromi atau negosiasi, negosiasi seperti divideo yaitu tidak harus
jalan berkeliling tetapi bisa dengan latihan kaki diatas tempat tidur atau berjalan
kecil2 diruangannya, tetapi balik lagi bahwa hak pasien juga ada, pasien berhak
menolak atau menyetujuinya. atau menurut saya bisa juga seperti yang di video
bahwa perawat memberi/mengajak perawat yang lain (laki-laki) untuk membantu
Tn.D dalam mendapatkan perawatan, mungkin Tn.D bisa dengan nyaman kalau
dibantu dengan sesama perawat laki-laki. Mungkin seperti itu saja Hen yang bisa saya
jawab.
4. Christiani Simanjuntak (462017018) bertanya kepada Ribka Septianingsih
(462017019) :
Di video tersebut perawat mengatakan bahwa ada alasan pribadi atau kebiasaan,
agama, budaya atau mungkin karena pasien tsb takut jika rasa sakit yang ia alami
akan muncul kembali ketika ia menjalani tindakan keperawatan yang perawat
anjurkan. Melihat dari alasan tersebut, jika merujuk pada rasa takut yang dialami
pasien, menurut Ribka apakah kedepannya dokter dan perawat dapat merencanakan
program kesehatan yang dapat membuat pasien itu tdk trauma/takut akan rasa
sakitnya sehingga pasien mau utk dilakukan tindakan tanpa harus ada penolakan?
Jawaban (Ribka) :
Mungkin saya akan mencoba menjawab pertanyaan Christin. Pertama kita sebagai tim
medis harus memperhatikan keadaan pasien jika keadaan pasien parah dan tim medis
memberikan perawatan akan tetapi pasien menolak maka kita sebagai tim medis akan
berusaha untuk tetap melakukan tindakan keperawatan agar pasien bisa pulih kembali,
dengan cara melakukan pendekatan dan memberikan terapi yang nyaman kepada
pasien agar pasien tidak ada rasa trauma atau takut akan rasa sakitnya. Karena jika
kita membiarkan keputusan pasien dengan keadaanya yang semakin memburuk maka
sama saja kita membiarkan pasien tersebut dalam kesakitan.
5. Ribka Septianingsih (462017019) bertanya kepada Irene June Leplepen (462016041) :
Prinsip menghormati sesama manusia merupakan prinsip etik dalam hal pengobatan
medis yang menjadi keputusan pasien. Dalam pemberian pelayanan kesehatan
terdapat hal yang berkaitan dengan hak asasi manusia di dalam dokrin inform
concent. Nah jika pasien menggunakan haknya untuk menolak suatu perwatan maka
sebagai perawat apakah tetap membiarkan keputusan pasien tersebut akan tetapi
keadaanya semakin memburuk atau perawat tetap akan melakukan tindakannya sesuai
prosedur yang telah di tetapkan?
Jawaban (Irene) :
Saya akan mencoba menjawab prtanyaan dari Ribka. Menurut saya perawat tetap
melakukan tindakan sesuai prosedur yg ada, tapi pasien itu memiliki hak untuk
menolak pengobatan atau menghentikan pengobatan dan pasien juga memiliki
kewajiban yg memang harus ditanggung oleh pasien, untuk menerima segala
konsekuensi atau keputusan pribadinya utk menolak rencana perawatan yang
diberikan atau tidak menuruti arahan yg diberikan oleh perawat dalam rangka untuk
penyembuhan dan kesehatan pasien tersebut. Jadi smua yg perawat lakukan juga
berpulang pada pasien tersebut.
DOKUMENTASI :

Anda mungkin juga menyukai