Anda di halaman 1dari 6

Penugasan Mata Kuliah Pengembangan Profesionalisme

KELOMPOK 11 / A.23.1 :
1. Salsabil Az Zahra ( 22020123130065 )
2. Mutiara Zuraedha ( 22020123130089 )
3. Khalid Ihsan ( 22020123130102 )
4. Fatika Ainin Nurinasari ( 22020123130110 )

Kasus Pemicu A:
Penderitaan klien dengan kanker colon yang sudah mengalami metastase ke beberapa organ
tubuh yang lain. Pasien mengeluh nyeri yang sangat dan mengatakan nyerinya tidak
berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan saat ini. Keluarga pasien meminta
penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyeri pasien karena tidak
tega, dan memutuskan untuk tidak memberikan alat bantu apapun termasuk oksigen. Jika
pasien mengalami henti napas dan henti Jantung, maka keluarga tidak memutuskan untuk
tidak dilakukan bantuan hidup pada pasien. Keluarga mendukung keinginan klien agar
terbebas dari keluhan nyeri. Perawat berencana untuk melakukan kolaborasi penambahan
morphine dengan tim medis.

Pertanyaan Pemicu:
1. Prinsip etik apa saja yang dapat dilibatkan dalam kasus di atas?
a. Justice (Keadilan)
Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Pada kasus ini perawat harus
memperhatikan tindakan keperawatan yang tepat untuk pasien, karena akan
ada tanggung gugat jika perawat merawat klien dengan memihak pada sebelah
pihak.
b. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien. dikarenakan pada kasus ini keluarga tidak memutuskan untuk tidak
diberi bantuan hidup, maka jika terjadi henti napas dan henti jantung perawat
seharusnya memberikan bantuan hidup semaksimal mungkin
c. Beneficence
Mengharuskan perawat untuk selalu bertindak demi kepentingan terbaik
pasiennya. Perawat harus menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
sumber dayanya untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi dan
meningkatkan kesejahteraan pasiennya. Hal ini mungkin melibatkan tindakan
seperti memberikan kenyamanan dan dukungan, memberikan obat, atau
berkolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya untuk memastikan
perawatan pasien yang optimal. Dalam kasus ini keluarga pasien meminta
perawat untuk menambahkan dosis pemberian morphine untuk mengurangi
rasa sakitnya, untuk mendukung hal tersebut perawat berencana melakukan
penambahan dosis morphine melalui kolaborasi dengan tim medis.
d. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. dalam kasus ini
perawat mengambil keputusan untuk melakukan kolaborasi dengan tim medis.
2. Menurut saudara, bagaimanakah tindakan perawat tersebut dalam etika keperawatan?
Menurut kami tindakan perawat tersebut termasuk ke dalam etika beneficence,
karena perawat bertindak untuk kepentingan pasiennya dengan berencana
memberikan tindakan kolaborasi penambahan morphine dengan tim medis untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan oleh klien
3. Bagaimana pandangan anda sebagai calon Ners untuk menyelesaikan kasus tersebut?
Pandangan saya sebagai calon Ners dalam menyelesaikan masalah tersebut :
a. Menunjukkan perhatian pada pasien dengan menanyakan terkait alasan
mengapa keluarga tersebut meminta pasien untuk diberikan tindakan tersebut.
b. Mengeksplor latar belakang dari keluarga pasien tersebut baik itu dari aspek
budaya, sosial, agama dan sebagainya. Analisis hasil yang didapatkan, apakah
dari aspek-aspek tersebut mempengaruhi keluarga pasien dalam mengambil
keputusan.
c. Mengajak keluarga pasien untuk berdiskusi, sikap perawat harus terbuka
terhadap pandangan-pandangan yang disampaikan oleh pasien. Berikan
edukasi secara jelas kepada pasien. Seperti yang ada pada kasus, berikan
edukasi terkait resiko yang akan terjadi apabila pasien tidak diberikan alat
bantu apapun termasuk oksigen, dimana seperti yang kita ketahui oksigen
merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Dalam berdiskusi
tidak lupa melibatkan tenaga medis terkait agar keputusan yang diambil dapat
sesuai seperti pemberian morphin harus pada dosis yang sesuai agar tidak
terjadi menimbulkan komplikasi yang memperparah kondisi pasien.
d. Menyimpulkan hasil dari diskusi yang didapat, pastikan keluarga pasien sudah
dalam kondisi dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan.
Kasus Pemicu B :
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang ber umur 6
dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai Sopir angkutan
umum. Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari yang lalu. Sesuai hasil
pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker Rahim grade III, dan dokter merencanakan klien
harus dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim, karena tidak ada
tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan
operasi Ny.D. Klien tampak hanya diam dan tampak cemas dan bingung dengan rencana
operasi yang akan dijalaninnya. Pada saat ingin meninggalkan ruangan dokter memberitahu
perawat kalau Ny.D atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan
jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya.
Menjelang hari operasinya klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang
merawatnya, yaitu: “apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”.karena kami
masih ingin punya anak. “apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan
“apakah operasi saya bisa diundur dulu suster” Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat
ruangan hanya menjawab secara singkat, “ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus
operasi” “penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain” “yang jelas ibu tidak
akan bisa punya anak lagi…” “Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan
langsung dengan dokternya…ya.” Sehari sebelum operasi klien berunding dengan suaminya
dan memutuskan menolak operasi dengan alasan, klien dan suami masih ingin punya anak
lagi.

Pertanyaan Pemicu:
1. Prinsip etik apa saja yang dapat dilibatkan dalam kasus di atas?
Prinsip etik keperawatan pada kasus tersebut memperlibatkan :
1. Prinsip Otonomi
Pada prinsip ini, perawat menekankan kepada hak klien untuk membuat
keputusannya sendiri. Berdasarkan informasi dan pemahaman yang jelas
mengenai kondisi Ny. D saat ini, beliau dengan suaminya berhak untuk
menentukan keputusan mereka sendiri yang mereka anggap keputusan terbaik,
termasuk memutuskan untuk menolak tindakan operasi.

2. Non Maleficence
Pada prinsip ini, perawat tidak boleh menyebabkan kerugian pada pasien.
Meskipun sudah disarankan untuk dilakukan operasi sebagai pengobatan
terbaik, namun pada prinsip ini juga memperhitungkan keinginan Ny. D dan
suami untuk mempunyai anak lagi. Untuk itu, pilihan untuk menolak operasi
juga sebagai upaya untuk menghindari kerugian dampak negatif lainnya.
3. Justice
Pada prinsip ini, sebagai perawat dan tenaga medis, sudah seharusnya untuk
memberikan penjelasan yang jelas dan komperehensif serta berlaku adil pada
klien tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, maupun kesehatan,
supaya diharapkan Ny. D dan suami dapat memutuskan keputusan yang
terinformasi.

2. Menurut saudara, bagaimanakah tindakan Perawat dalam kasus tersebut dilihat dari etika
keperawatan?
Menurut kami perawat tersebut tidak menerapkan etika keperawatan yang ada. Dia
seharusnya bisa menenangkan klien dengan memberi dukungan, menenangkan terhadap
tindakan yang akan dilakukan, bahkan pengalihan ke isu yang lain. Namun pada kasus
tersebut, perawat bersikap seperti tidak mementingkan perasaan klien dan memaksakan
tindakannya harus segera dilakukan dan memberikan fakta namun tidak disaring terlebih
dahulu. Sebenarnya perawat memang harus menyampaikan fakta yang sebenarnya terjadi
kepada klien, tetapi harus melihat kondisi dan keadaan klien seperti apa, serta menggunakan
bahasa yang lebih bisa menenangkan atau bisa melakukan pendekatan teraupetik.
Disamping itu, perawat tersebut sebenarnya sudah sesuai etika keperawatan, dimana
dia melakukan prinsip otonomi dengan menyerahkan segala keputusan yang akan dilakukan
sesuai dengan keputusan Ny.D dan suami.

3. Bagaimana pandangan anda sebagai calon Ners untuk menyelesaikan kasus tersebut?
Pandangan kami sebagai calon ners kedepannya, yaitu:
a. Memberikan edukasi kepada klien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b. Menenangkan klien dengan pengalihan isu atau memberikan dukungan dan afirmasi
positif kepada klien.
c. Setelah klien tenang dan bisa menerima informasi yang akan disampaikan, maka kami
baru menyampaikan resiko-resiko yang akan terjadi setelah tindakan dilakukan.
Namun dalam penyampaiannya juga perlu disaring dan dibenahi penggunaan katanya
sehingga klien bisa memahami dan mengerti dari semua hal yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai