Anda di halaman 1dari 39

PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

PENGERTIAN ETIKA

 Etika merupakan kata yang berasal dari


Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti
kebiasaan atau model prilaku, atau
standar yang diharapkan dan kriteria
tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat
diartikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pertimbangan
pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan
ETIKA KEPERAWATAN

 Etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi


bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.
 Perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien
maupun dirinya didalam menghadapi masalah yang menyangkut
etika.
 Seseorang harus berpikir secara rasional, bukan emosional dalam
membuat keputusan etis.
 Keputusan tsb membutuhkan ketrampilan berpikir secara sadar
yang diperlukan untuk menyelamatkan keputusan pasien dan
memberikan asuhan.
8 prinsip utama dalam Etika
Keperawatan
1. Otonomi
2. Beneficence (kemurahan hati)
3. Non-maleficence
4. Veracity (kejujuran)
5. Kridensialitas (kerahasiaan)
6. Fidelity (kesetiaan)
7. Justice (keadilan)
8. Akuntabilitas (Accountability)
OTONOMI

 hak untuk mengatur dan membuat keputusannya sendiri.


Tetapi tidak sebebas – bebasnya ada keterbatasan dalam
hukum, kompetensi dan kewenangan.
 perlu pemahaman tindakan kolaborasi.
Contoh:
Seorang ibu nifas post pre – eklampsi (primipara) merasa
kebingungan memilih alat kontrasepsi yang tepat, suami
melarang dirinya menggunakan alat alat kontrasepsi.
Perawat maternitas menjelaskan alternatif alat
kontrasepsi yang dapat dipilih dengan keuntungan dan
kerugiannya serta memberikan beberapa tempat yang
dapat dihubungi. Adapun keputusan tetap ada pada Ibu.
Contoh otonomi
 Seorang perempuan usia 23 tahun G1P0A0 hamil
prematur memasuki kala II. Saat menolong persalinan
perineum tampak kaku dan perawat berencana
melakukan episiotomi. Sebelum melakukan episiotomi
perawat meminta persetujuan pasien dengan
menjelaskan alasan dilakukan tindakan tersebut.
Setelah pasien setuju perawat melakukan episiotomi.
BENEFICIENCE
 Berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan
tidak membahayakan orang lain.

 Pada dasarnya seseorang diharapkan dapat membuat keputusan


untuk dirinya sendiri , kecuali bagi mereka yang tidak dapat
melakukannya seperti: bayi dan anak, pasien koma,
keterbelakangan mental / kelainan kejiwaan.
NON MALEFICIENCE
 Non-maleficence:
Prinsip berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak
dengan sengaja menimbulkan kerugian / cidera pasien.
- Jangan membunuh
- Jangan menyebabkan nyeri/penderitaan lain.
- Jangan membuat orang lain tidak berdaya.
- Jangan melukai perasaan
Contoh prinsip etik : non maleficience
 Ketika awal masuk RS klien memberikan pernyataan
menolak pemberian transfusi darah. Saat di rawat terjadi
perdarahan postpartum membuat keadaan klien semakin
memburuk dan dokter harus menginstrusikan pemberian
transfusi darah. Perawat menanyakan sikap keluarga
dengan adanya pernyataan menolak dari ibu. Akhirnya
transfusi darah diberikan.
 Cth pelanggaran prinsip non malefecience: seorang Bayi
meninggal karena terpanggang 48 jam dalam incubator.
Perawat bertanggung jawab sepenuhnya ketika
memberikan asuhan keperawatan. Kondisi tersebut
merupakan kelalaian perawat ketika memberikan asuhan
kepada bayi tersebut.
Contoh….
 Seorang perempuan usia 17 tahun G1P0A0 hamil aterm kala I
fase aktif mengeluh sangat kesakitan dan memukul-mukul
perutnya. Perawat dan tenaga kesehatan lainnya memegangi
pasien dan meminta untuk posisi jongkok ditemani suaminya.
Pasien menurut dan tidak memukul perutnya lagi. Hasil
pemeriksaan didapatkan data Tekanan darah 110/70 mmHg,
kontraksi 4 kali dalam 10 menit durasi 40 detik, denyut
jantung janin 132x/menit, pembukaan 7 centimeter, ketuban
utuh.
Veracity (kejujuran)
Kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran. Tidak
bohong tidak menipu. Terutama dalam proses informed
consent. Perawat membatu pasien untuk memahami informasi
dokter tentang rencana tindakan medik / pengobatan dengan
jujur.
 Situasi yg menunjukkan perawat mengalami konflik veracity:
Dokter menyampaikan kepada keluarga bahwa Ny. S
didiagnosa kanker rahim stadium IV. Keluarga berpesan untuk
tidak mengatakan hal ini kepada klien. Ny. S selalu bertanya-
tanya tentang keadaan dirinya kepada perawat.
Kridensialitas (kerahasiaan)
 Prinsip
ini berkaitan dengan
kepercayaan pasien terhadap
perawat.
 Perawat tidak akan menyampaikan
informasi tentang kesehatan pasien
kepada orang yang tidak berhak.
Prinsip: Info diagnosa medik
diberikan oleh dokter.
Perawat memberi info kondisi
kesehatan umum
Fidelity ( kesetiaan )

 Iniberkaitan dengan kewajiban


perawat untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab
yang telah dibuat.
 Tanggung jawab perawat dalam
tim-asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja ,
pemerintah dan masyarakat.
Justice (keadilan)
 Berkenaandengan kewajiban
perawat untuk adil kepada semua
orang .
 Adiltidak memihak salah satu
orang. Semua pasien harus
mendapatkan pelayanan yang sama
sesuai dengan kebutuhannya.
 Kebutuhan pasien kelas utama
berbeda dengan kebutuhan pasien
kelas III.
Akuntabilitas (Accountability)
 Akuntabilitas merujuk pada kemampuan seseorang
untuk menjelaskan alasan tindakannya.
 Prinsip ini berhubungan dengan fidelity yang berarti
bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan
dapat digunakan untuk menilai orang lain
 Tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
 Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, profesi, klien, sesama karyawan dan
masyarakat. Jika salah memberi dosis obat kepada
klien perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan
professional.
RESPEK
 perilakuperawat yang
menghormati / menghargai
pasien /klien. hak – hak pasien,
penerapan informed consent
 Perilaku perawat menghormati
sejawat
 Tindakan eksplisit maupun implisit
 Simpatik, empati kepada orang
lain.
MORAL RIGHT
a. Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya
melindungi dan mendukung hak – hak pasien.
Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi
perawat dalam mempraktekkan keperawatan
profesional
Lanjutan…

b. Responsibilitas (tanggung jawab)


Eksekusi terhadap tugas – tugas yang berhubungan dengan
peran tertentu dari perawat.
Misalnya pada saat memberikan obat, perawat bertanggung
jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan
memberikannya dengan aman dan benar.

c. Loyalitas
Suatu konsep yang meliputi simpati, peduli, dan hubungan
timbal balik terhadap pihak yang secara profesional
berhubungan dengan perawat.
NILAI
 Keyakinan (beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek,
perilaku, dll yang menjadi standar dan mempengaruhi perilaku
seseorang.
Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal
dalam praktik keperawatan
 Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang.

 Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah :


1. kejujuran
2. Lemah Lembut
3. Ketepatan
4. Menghargai Orang lain
Nilai….
 Dilema etik hampir selalu tjd jika ada perbedaan nilai.
 Untuk menyelesaikan dilema etik, seseorang perlu mengenali
perbedaan antara nilai, fakta dan pendapat.
 Cth: bagi bbrp orang penting untuk tetap diam dan bersabar
dlm menghadapi rasa sakit, sedangkan bagi sebagian lain ingin
membicarakannya dgn tujuan untuk memahami dan
mengatasinya.
 Mengenali nilai sbg hasil yg terpisah dari fakta akan membantu
perawat bertoleransi walaupun terdapat perbedaan yg sangat
besar.
SIKAP MELINDUNGI PASIEN (ADVOCACY)

 Sikap melindungi pasien (advocacy)  kemampuan


seseorang (perawat) untuk memberikan suatu
pernyataan/pembelaan untuk kepentingan pasien.
 Advocacy mrp kemampuan untuk bisa melakukan suatu
kegiatan ataupun berbicara untuk kepentingan orang lain
dengan tujuan memberikan perlindungan hak pada orang
tersebut .
 Advocacy sering digunakan dalam konteks hukum yang
berkaitan dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi
mereka yang tidak mampu membela diri.
Lanjutan…
 Arti advocacy menurut Ikatan Perawat Amerika/ANA
(1985) adl melindungi klien / masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak
sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapapun.
 Perawat sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
pasien, membela kepentingan pasien dan membantu
pasien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun profesional.
 Perawat sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang harus dijalani oleh pasien.
 Perawat harus melindungi dan memfasilitasi
keluarga/masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
HUKUM

 Hukum adalah peraturan perilaku atau tindakan yg


dikenal mengikat atau ditegakkan oleh pihak berwenang
seperti pemerintah lokal, daerah atau nasional.
 Ellis (1995): etik dan hukum dapat berjalan scr
berdampingan dan saling mendukung.
Hubungan Etik dan Hukum

 Kadang-kadang individu menemukan bahwa hukum dan


keyakinan etik mereka berbeda.
 Contoh: seorang perawat yang menolak membantu aborsi
krn merasa bhw tdk etis mengambil nyawa janin.
 Perawat semacam ini mungkin diberi tugas lain yg tdk
memiliki pertentangan antara etika pribadi dgn kegiatan
dan hukum yg berlaku.
ASPEK HUKUM PADA PERAWATAN
MATERNITAS DAN PERINATAL

 Bidang maternitas dan perinatal terutama memiliki risiko


tinggi untuk terjadinya malpraktik dan kelalaian
profesional krn beberapa alasan.
 Krisis keuangan  pembatasan staf bahaya pada klien
dan perawat.
 Kemajuan tehnologi untuk memantau ibu & janin pd masa
prakonsepsi, konsepsi & pascakonsepsi serta banyaknya
pelaksanaan tehnis & prosedur menyebabkan resiko yg
menghasilkan pengaruh iatrogenik yg dpt merusak ibu,
janin atau keduanya, yg kadang2 irreversibel.
PERTIMBANGAN ETIK DAN HUKUM SEBELUM KONSEPSI

 Dalam 15 tahun terakhir, kemajuan teknik kedokteran


menghasilkan metode reproduksi tanpa hubungan seksual,
termasuk inseminasi buatan dan fertilisasi in vitro dgn
transfer embrio (In Vitro Fertilization with Embrio
Transfer, IVF/ET).
 Terdapat reaksi pro dan kontra.
INSEMINASI BUATAN

 Inseminasi buatan : penyimpanan sperma pada os serviks


atau di dlm uterus scr mekanis, dpt dilakukan dgn 2
metode:
1. AIH (Artificial Insemination from the Husband) sperma
suami disimpan dlm saluran reproduksi istrinya tdk
terlalu kontroversial
2. AID (Artificial Insemination from a donor) wanita
diinseminasi dgn sperma org lain lebih kontroversial
FERTILISASI IN VITRO DAN TRANSFER EMBRIO

 Adl sebuah prosedur pemindahan sebuah atau bbrp sel telur


dari ovarium wanita, dibuahi/ difertilisasi oleh sperma dlm
sebuah cawan lab, dikultur kmd dipindahkan kembali ke dlm
uterus wanita ketika embrio telah mencapai tingkat 4-6 sel.
 Beragam pertanyaan etik dan hukum muncul sehubungan
dengan IVF/ET.
 Tahun 1984: transfer gamet intrafalopi (gamete
intrafallopian transfer, GIFT) pengambilan bbrp sel telur
kmd dipindahkan bersamaan dgn sperma ke dlm bagian
ampula tuba falopi.
FERTILISASI IN VITRO
GIFT
Masalah etik & hukum mengenai IVF dan ET

1. Status moral janin

Pro tdk mempermasalahkan


Kontra setiap usaha yg merusak proses reproduksi adl
tdk alami & tdk boleh dilakukan.
2. Keamanan dan efektifitas
3. Lereng licin “the slippery slope”

Hubungan mendasar antara suami & istri serta


pernikahan terancam.
4. Pendanaan dan biaya

Dana mahal
Kontra: lebih baik menemukan dan mencegah penyebab
infertilitas dan obstruksi tuba.
IBU PENGGANTI (Surrogate Mother)
 Melibatkan kontrak yg menyewa seorang wanita untuk
mengandung anak dari pasangan lain.
 Sperma ayah digunakan untuk menghamili ibu pengganti, atau
dlm transfer embrio ke ibu pengganti, ia ditanami embrio dari
orang tua genetis.
 Ketika janin lahir, ibu pengganti melepaskan hak atas bayi yg
baru dilahirkannya kpd pasangan tsb sesuai dgn kontrak.
 Metode ini tdk berbeda dari adopsi scr etik & hukum, yg
memisahkan konsepsi dan kehamilan dari pengasuhan anak.
SURROGATE MOTHER
AMNIOSINTESIS
 Masalah etik & hukum: kelalaian atau kesalahan prosedur.
 Penjelasan resiko dan keuntungan tes
 Persetujuan tindakan
 Apakah seorang wanita hrs mengugurkan kandungan jika hasil tes
menunjukkan adanya janin yg cacat, atau memiliki keberatan
berdasarkan moral, etika atau agama thd tes tsb.
PERTIMBANGAN ETIK DAN HUKUM DALAM ABORSI
PERTIMBANGAN ETIK
 Etika dlm masalah aborsi berkisar pd mengakhiri
kehidupan janin dgn cara memindahkan janin dari
sistem pendukung kehidupannya.
 Alasan aborsi yg mendukung yaitu janin cacat .
 Tdk ada pembahasan etika pd kasus hasil konsepsi
yg sehat (tdk direncanakan).
Kelompok pro-pilihan:
 Ibu memiliki tanggung jawab pokok dan kebebasan
memilih atas apa yg terjadi pd tubuhnya.
 Menekankan penggunaan aborsi hanya sbg usaha
terakhir.
 Mendukung penggunaan kontrasepsi, amniosintesis
dan adopsi.
DILEMA ETIK

 Suatu masalah yg sulit dimana tidak ada alternatif yg


memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang
memuaskan dan yang tidak memuaskan sebanding
(Thompson & Thompson, 1985).
 Dlm dilema etik tdk ada yg benar atau salah.
 Untuk membuat keputusan yg etis, seseorang hrs
tergantung pd pemikiran yg rasional dan bukan emosional.
DILEMA ETIK…
 Contoh: Seorang perempuan (34 tahun) melahirkan
seorang bayi dengan kelainan kongenital neural tube
(anencephaly). Dokter menyampaikan bahwa secara
medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati kehidupan
bahagia yang paling sederhana sekalipun. Ibu
menginginkan bayinya untuk tetap mendapatkan
pengobatan maksimal secara medis, sedangkan ayah bayi
menginginkan bayinya dirawat di rumah karena sangat
tipis kemungkinannya untuk perbaikan.
Tanggung jawab perawat

 Perawat yg bekerja dlm perawatan


maternitas dan perinatal memiliki
tanggung jawab thd wanita dan
janin atau bayi baru lahir.
 Pentingbagi perawat untuk
memiliki seluruh pengetahuan
dasar, melakukan observasi dan
pemantauan dengan cermat, serta
membuat pencatatan dan pelaporan
yang akurat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai