Anda di halaman 1dari 7

TUGAS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Nama : Aulia Mahesa


NIM : G1B117014
Prodi : Ilmu Keperawatan

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
2017
CONTOH KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Sdr. Hangky , umur 20 tahun, mahasiswa semester IV perguruan tinggi negeri di Malang.
Karena k e c e l a k a a n i a m e n d e r i t a k e l u m puh a n t o t al ( Q u a d r i pl e gi a ) d a n h a r u s
b e d r e s t d a l a m w a kt u l a m a . A k i b a t d a ri b e d r e s t , i a m e n de r i t a p n e u o m i a
d a n u l k u s d e c u b i t u s ya n g l u a s . D o k t e r m e n e t a p k a n u n t u k p e m a s a n g a n
infus dan pemberian antibiotik dosis tinggi. Pada waktu akan
dilakukan tindakan pemasangan infus dan injeksi antibiotik
o l e h p e r a w a t , k l i e n m e m i n t a u n t u k t i d a k memberikan obat atau
melakukan tindakan apapun kepadanya. Klien menyatakan ingin meninggal dengan damai
dan bermartabat . M a s a l a h a t a u k o n f l i k t e r j a d i n ya t e r k a i t d e n ga n h a k k l i e n
u n t u k m e n e n t u k a n ha l ya n g t e r b a i k u n t u k dirinya sendiri.

A p a ya n g s e b a i k n ya p e r a w a t l a k u k a n p a d a s i t u a si t e r s eb u t ? G u n a k an
t e o r i e t i k a a t a u m o ra l d a n tahapan proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian
dilema etis tersebut ?

Identifikasi kasus

Kasus ini adalah suatu kasus di bidang etika topik etis nya adalah persetujuan pasien
terhadap tindakan perawat. Dalam kasus ini perawat menghadapi dilema moral, yaitu
memenuhi permintaan pasien atau melakukan tindakan tanpa persetujuannya. Mari kita
menyelidiki argumen pro dan kontranya.

Argumen Pro

Tindakan perawat untuk memberikan infus dan injeksi antibiotik memanglah tidak dapat
mengembalikan keadaan pasien sebelumnya , sehingga hal itu adalah hak pasiem untuk
menentukan. Perawat dan keluarga bisa menjelaskan semua kebaikan dari pemasangan infus
dan i n j e k s i a n t i bi o t i k d a n k o ns e k u e n s i a p a b i l a t i d a k di l ak u k a n t i n d a k a n
t e r s e b u t , t e t a pi s e su d a h i t u pasien berhak megambil keputusan. Pada kasus ini pasien
bisa dikatakan kurang kompeten tetapi h a l i t u a d a l a h p r i n si p p e r s o n a l d a r i
i n d i vi d u i t u s e n di r i ya n g h a r u s d i h o r m a t i o l e h p e r a w a t . Da r i kondisi pasca
kecelakan itu sendiri pasien telah dinyatakan lumpuh total sehingga dia tidak akan bisa
beraktifitas seperti dahulu kala. Belum tentu benar prinsip pasien itu adalah
keegoisan pribadi, sebagaimana perawat yang harus melakukan pekerjaannya sebagai
bentuk k e p r o f e s i o n a l a n ya t e r h a d a p p r o f e s i n ya ya n g i t u s e n d i r i bi s a
d i k a t a k a n k e e go i s a n p r i b a d i p ul a . Sehingga perawat juga harus menurunkan egonya
untuk menghormati prinsip pasien.
I. Prinsip Etika Keperawatan

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan
layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat.

1. Otonomi (Autonomi) prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu


mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu
contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik,padahal terdapat gangguanatau penyimpangan
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan
baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum,
tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan
jantung.
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas
sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor
dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang
menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan
ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk
dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah
ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan
berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam
kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan
tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti.
Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji
dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame
teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat
kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang
memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.

II. Teori Etik

Konsep dan teori dalam keperawatan.


Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan
menentukan kualitas praktik keperawatan yaitu konsep manusia, keperawatan, konsep
sehat-sakit dan konsep lingkungan. Meskipun keempat konsep digunakan pada setiap
teori keperawatan, akan tetapi pengertian dan hubungan antara konsep ini berbeda
antara teori yang satu dengan teori yang lain. Berikut ini diuraikan beberapa teori
keperawatan.

- Sister Calista Roy: Model Adaptasi Roy

Pada tahun 1964 model ini banyak di gunakan sebagai falsafah dasar dan model
konsep dalam pendidikan keperawatan. Model adaptasi roy adalah system model yang
esensial dalam keperawatan. Asumsi dasar model ini adalah:
1. Individu adalah mahluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
biologis, psikologis dan social.
2. Setiap orang selalu menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun
negative untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi
oleh tiga komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, kondisi dan situasi
yang ada serta keyakinandan pengalaman dalam beradaptasi.
3. Setiap individu berespons terhadap kubutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep
diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian serta kebutuhan
akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara
intergritas diri.
4. Individu selalu berada pada rentang sehat sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.
Menurut roy, respons yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan
adanya suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespons terhadap kebutuhan
tersebut melalui upaya atau perilaku tertentu. Menurutnya, kebutuhan fisiologis
meliputi oksigenisasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, makanan ,
tidur dan istirahat, pengaturan suhu, hormonal dan fungsi sensoris. Kebutuhan akan
konsep diri yang positif berfokus pada persepsi diri yang meliputi kepribadian, norma,
etika dan keyakinan seseorang. Kemandirian lebih di fokuskan pada kebutuhan dan
kemampuan melakukan interaksi social termasuk kebutuhan akan dukungan orang
lain. Peran dan fungsi optimal lebih difokuskan pada perilaku individu dalam
menjalankan peran dan fungsi yang diembannya.
Singkatnya, Roy menegaskan bahwa individu adalah mahluk biopsikososial sebagai
satu kesatuan utuh yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan. Individu selalu berinteraksi secara konstan atau selalu
beradaftif terhadap perubahan lingkungan. Roy mengidentifikasi lingkungan sebagai
semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga integritas diri. Menurutnya,
peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.

- Teori Martha E. Roger

Teori Roger didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam
semesta seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filosofi, perkembangan
sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menurutnya
kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan poola
pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Asumsi dasar teori roger tentang manusia adalah:
1. Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lain.
2. Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan di sekelilingnya.
3. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. Jalan hidup seseorang
berbeda dengan orang lain.
4. Perkembangan manusia dapat di nilai dari tingkah lakunya.
5. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Misalnya dalam
hal sifat dan emosi.
Secara singkat disimpulkan bahwa teori Roger berfokus pada manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurutnya, lingkungan adalah
segala hal yang berada di luar diri individu.

- Teori Dorothy E. Johnson

Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu


individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efesien untuk mencegah
timbulnya penyakit. Manusia adalah mahluk yang utuh dan terdiri dari dua system
yaitu system biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat
adalah system eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang
dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik pisik, mental, emosi, dan social
terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehatannya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan
individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia
sakit.

- Teori Dorothea E. Orem

Menurut orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya. Oleh
karena itu teori ini dikenal sebagai self Care/Self care Defisit. Ada tiga prinsip dalam
perawatan diri sendiri atau perawatan mandiri.
1. Perawatan mandiri yang dilakukan bersifat holistic meliputi kebutuhan oksigen,
air, makanan, eliminasi, aktifitas dan istirahat, mencegah trauma serta kebutuhan
hidup lainya.
2. Perawatan mandiri yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembangnya
manusia.
3. Perawatan mandiri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit
untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantungan atau kebutuhan dan kemampuan pasien. Oleh karena itu terdapat tiga
tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri.
1. Perawat memberi perawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi.
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam melakukan tindakan keperawatan.
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat.

- Model Betty Neuman

Model neuman berfokus pada individu dan respons atau reaksi individu terhadap
stress termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi dan kemampuan adapts pasien.
Menurut neuman asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau mengurangi
reaksi tubuh akibat adanya stressor. Peran ini disebut pencegahan penyakit yang
terdiri dari pencegahan primer, sekunder,dan tersier. Pencegahan primer meliputi
tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stressor, mencegah terjadinya
reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pasien yang konstruktif.
Pencegahan sekunder seperti tindakan keperawatan untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
Sedangkan pencagahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan
kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.

- Kerangka Konsep Imogene M King


Kerangka ini di kenal sebagai kerangka system terbuka. Asumsi yang mendasari
kerangka ini adalah:
1. Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang
mempengaruhi kesehatan seseorang.
2. Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, keloompok dan
masyarakat.
3. Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan.

Menurut King tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat tercapai jika perawat dan
pasien saling bekerjasama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan
bersama yang hendak dicapai.

- Teori Myra E Levine

Teori Levine berfokus pada interaksi manusia. Asumsi dasar Teori Levin adalah:
1. Pasien membutuhhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika mempunyai
masalah kesehatan.
2. Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respons/reaksi dan perubahan
tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Respons pasieen terjadi ketika ia
mencoba beradaptasi dengan perubuhan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk
respons tersebut dapat bearupa khetakutan, stress, inflamasi dan respons panca indra.
3. Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina
hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit serta memperbaiki status kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai