Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK :

MAKALAH KASUS DILEMA ETIK DALAM


KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. AGUSTINA
2. FITRIYATI
3. YULIYANTI
4. RURIWINITA
5. EXSOS GREND DAIS
6. ANANTUSIA FITRIANA

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN AJARAN 2021-2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang malaksanakan perannya untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidupnya sehari-hari.
Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah
etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu
mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip
etik dan kode etik.

Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik
dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka
dalam praktik profesional. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam
pengambilan keputusan yang mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi,
perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk
melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga
harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan
karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan
profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001).

Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan


didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternative jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat
memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah dilema
etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema
etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik
serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik.
Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada
pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran
perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk
memutuskan mana yang benar dan mana salah; apa yang dilakukannya jika tak ada
jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak salah.

Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit di pecahkan
maka dari itu diperlukan pemilihan keputusan yang tepat diantara dua atau lebih
prinsip etik. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang yang
lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan ,
apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria. Berhadapan dengan
dilema etik akan bertambah pelik dengan adanya dampak emosional seperti rasa
marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional. Pada
pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik, misalnya pada
kasus dibawah ini yang kami akan bahas.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Dilema Etik

1.2.4 Apa saja masalah etika dalam praktik keperawatan

1.2.5 Apa saja langkah –langkah penyelesaian masalah atau dilema etik

1.2.6 Apa saja pendekatan dalam dilema etik

1.2.7 Bagaimana pemecahan masalah etika dalam kasus keperawatan

1.3 Tujuan

1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etik.

1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe etika. .

1.3.4 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik.

1.3.5 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus dilema etik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tin¬dakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral. Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu
masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi
dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Masalah
eika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, yang lebih
dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetis (Suhaemi, 2005). Dalam dilema
etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan yang etis,
seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional

2.2 Prinsip Etik Keperawatan :

a. Otonomi (Autonomy)

Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai dasar
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai
pasien, bahwa pasien adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi
dirinya. Perawat harus melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang
asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.

b. Berbuat Baik (Beneficience)

Beneficence adalah melakukan yang terbaik dan tidak merugikan orang lain ,
tidak membahayakan pasien, Apabila membahayakan, tetapi menurut pasien
hal itu yang terbaik maka perawat harus menghargai keputusan pasien
c. Keadilan (Justice)

Dasar dari tindakan keperawatan bagi seorang perawat untuk berlaku adil
pada setiap pasien, artinya setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang
sama.

d. Tidak Merugikan (Nonmaleficience) atau avoid killing

Menghargai kehidupan manusia (pasien), tidak membunuh atau mengakhiri


kehidupan, tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau
cidera dan tidak melukai perasaan orang lain.

e. Kejujuran (Veracity)

Berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.


Informasi harus akurat, komprensensif, dan objektif untuk memberikan
pemahaman dan penerimaan klien dan keluarga yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan

f. Menepati Janji (Fidelity)

Menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain, menyimpan rahasia


klien, taat, setia dan patuh terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

g. Kerahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi dan privasi tentang klien
harus dijaga, segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien, tidak seorangpun
yang dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien
dengan bukti persetujuan dan tidak dibenarkan diskusi tentang klien diluar
area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain.
h. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang


profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali
BAB III

KASUS DAN PENYELESAIAN

3.1 KASUS

Klien 75 thn dirawat di RS X karena sesak berat. Riwayat DM tidak terkontrol


dan pasien dengan Gagal Ginjal Kronik dan dilakukan cuci darah sejak 5 tahun
yang lalu. Klien juga mempunyai penyakit CHF. Klien sering dirawat di RS.
Klien mengatakan telah Bahagia dengan kehidupannya dan siap meninggal. Klien
mengatakan ketika sykaratul maut, tidak mau dipasang alat bantu, hanya mau
dituntun untuk dibacakan kalam Allah dan ditungguin semua keluarganya.
Namun, keluarga klien terutama anak klien mengatakan, ketika klien mengalami
henti jantung, anaknya meminta klien di resusitasi dan dirawat dengan ventilator.
Bagaimana sikap perawat sebaiknya ? Apa yang harus dilakukan terhadap anak
klien tersebut

3.2 PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK

Step 1 Apakah ini dilema etik?

a. Apa yang terjadi?


Pasien dalam fase terminal dengan GGK, cuci darah sudah 5 tahun, CHF,
saat ini sesak napas dan sering keluar masuk RS. Klien merasa bahagia
dengan keadaannya dan sudah siap ketika maut menjemputnya. Klien
tidak mau diresusitasi maupun dipasang alat medis ketika terjadi henti
jantung, sedangkan keluarga klien mau perawatan maksimal untuk orang
tuanya. Ketika henti jantung, anaknya mau orangtuanya dipasang
ventilator dan di lakukan resusitasi.
b. Apa yang membuat masalah ini menjadi dilema
Ketika terjadi henti jantung, klien tidak mau dipasang alat dan DNR, tapi
dari keluarga harus di resusitasi dan pasang ventilator.
c. Siapa yang terlibat?
Yang telibat dalam masalah ini, klien, anak klien (keluarga), perawat dan
dokter yang merawat
d. Apa yang membuat situasi ini menjadi dilema etik ?
Adalah hak setiap klien untuk membuat keputusan akan dirinya. Dalam
prinsip etik autonomy, bahwa klien berhak memutuskan apa yang terbaik
bagi dirinya. Perawat memahami bahwa setiap klien yang dirawat di RS,
ketika terjadi henti jantung, maka tindakan yang harus dilakukan yaitu
resusitasi, dengan harapan denyut jantung klien kembali normal, ventilator
bisa dipasang sesuai dengan indikasi. Disini terjadi dilemma etik antara
perawat dan klien. Perawat ketika tidak melakukan Tindakan tersebut
maka ada etik yang dilanggar yaitu nonmaleficent dan beneficient.

Step 2 Membawa semua informasi yang berhubungan dengan kasus untuk


memastikan bahwa hal tersebut benar dilema etik

Perawat bisa menggali informasi dari klien, kleuarga maupun orang


terdekat klien, apa yang sebenarnya terjadi antara klien dan keluarga
klien. Apa yang akan terjadi ketika keinginan klien tidak dilakukan atau
pun keinganan keluarga tidak dilakukan.

Ketika kita melakukan apa yang diminta klien, konsekuensinya klien


akan tetap merasakan sesak napas dan tetap akan melakukan HD, namun
ketika kita mengikuti apa yang diinginkan keluarga, , ada kemungkinan
jantung klien akan berdenyut kembali dan ketika terpasang ventilator,
akan memperpanjang hidup klien.

Di tahap ini ada perbedaan pendapat antara klien dan keluarganya. Klien
gak mau sakit ketika terjadi henti napas, sementara dari keluarga klien
mengingin usaha yang maksimal yang bisa dilakukan untuk klien

Step 3 Memeriksa dan menetapkan value yang dimiliki dalam issue, klarifikasi
value untuk memberi kepercayaan bahwa penting untuk menetima dilema

Bahwa manusia mempunyai nilai-nilai essensial dalam dirinya. Untuk


kasus ini, bahwa setiap individu berhak dan mempunyai kebebasan untuk
menentukan apa yang terbaik dalam dirinyadan bahwa setiap manusia
mempunyai martabat ( human dignity), bahwa setiap individu mempunyai
keinginin untuk dihargai secara penuh terhadap keputusan yang
diambilnya, setiap individu mempunyai hak untuk dihargai atas semua
kepercayaan dan keyakinan yang dimilikinya. Dalam kasus ini juga
terdapat nilai kebenaran, bahwa klien pada kenyataannya sudah siap untuk
meninggal.

Step 4 Mengutarakan problem yang jelas, pernyataan dilemma yang simple.

Ketika perawat menuruti keinginan keluarga untuk meresusitasi klien


tersebut maka kemunhkinan hal ini akan membantu memulihkan
kesadaran klien Kembali.konsekuensinya klien akan merasa tersiksa
karena penyakit yang dideritanya.

Ketika perawat mengikuti klien, yang sudah ikhlas menerima kematiannya


maka perawat melanggar prinsip etik nonmalefisience dan beneficient.
Dengan tidak memenuhi keinginan klien pun perawat melanggar prinsip
autonomy.

Perawat bisa memberikan edukasi tentang baik buruknya ketika Tindakan


tersebut dilakukan ataupun tidak dilakukan. Perawat juga

Step 5 Identifikasi kemungkinan mengatur tindakan untuk semua sisi issue

Tidak menuruti keinginan pasien dan menuruti keinginan anak pasien


tentang meresusitasi dan dirawat dengan ventilator. Konsekuensinya tidak
mempercepat kematian klien, kondisi klien kembali sadar tapi keluhan
sesak napas akan tetap berlangsung, pelanggaran terhadap hak pasien
untuk menentukan nasibnya sendiri, tidak memenuhi keinginan klien
terkait dengan pelanggaran hak klien yang dapat melanggar nilai
autonomy

Tidak menuruti keinginan anak klien dan menuruti keinginan klienyang


siap untuk meninggal. Konsekuensi yaitu klien kehilangan kesadaran dan
bisa meninggal, perawat melanggar prinsip etik Beneficience dan
nonmaleficience.
Step 6 Perencanaan Negosiasi, menghargai permintaan negosisasi dan menghargai
permintaan yang lain

Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat : Pada kasus di atas


dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang
secara legal dapat memberikan ijin untuk perawat melakukan resusitasi
jantung paru. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan
keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari resusitasi
jantung paru tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam
membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan
terlibat langsung dalam asuhan keperawatan, sistem dukungan dari
keluarga serta sistem berduka keluarga dan lain-lain. Hal yang harus
dilakukan perawat yaitu : Memfasilitasi klien dalam melakukan resusitasi
jantung paru, mengoptimalkan sistem dukungan keluarga untuk pasien,
membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YangMaha
Esa sesuai dengan keyakinannya, membantu keluarga untuk menemukan
mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapi,
dan memfasilitasi sistem berduka keluarga dengan memberikan support
dalam pengambilan keputusan.

Step 7 Evaluasi dari Action

Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan
konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu
mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling tepat
untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih
dahulu misalnya kita mengambil keputusan untuk meresusitasi klien dan
kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif maka
tindakan diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka
keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/
keluarganya akan dilaksanakan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tin¬dakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat
keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan
bukan emosional. Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis
yang melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa
menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam
menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan
dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah
dalam mengatasi permasalah klien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentang dengan nilai-nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang
tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman
dan mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan

4. 2 Saran

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama


bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya
nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan
berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara


mandiri atau secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan
untuk menyelesaikan suatu dilema etik
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/289080236/MAKALAH-Dilema-Etik

https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/

Ismaini. (2001). ). Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika

Rahayu & Mulyani. (2020). Pengambilan Keputusan Klinis Perawat. Jurnal


Il;miah Kesehatan.

Suhaimi, Emi. (2005). Etika Keperawatan. Jakarta: EGD

Anda mungkin juga menyukai