Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dilema Etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau
lebih landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan
keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternative
memiliki landasan moral atau prinsip.
Pada dilema etik ini sukar untuk menetukan mana yang benar
atau salah serta dapat menimbulkan stress pada dokter, Gizi,
farmasi, perawat, dan Tenaga kesehatan lainnya. karena perawat
tahu apa yang harus dilakukan tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nila-nilai perawat,
pasien atau lingkungan tidak lagi menjadi kondusif sehingga timbul
pertentangan dalam mengambil keputusan. Pada saat berhadapan
dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa
marah, frustasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan
rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan
interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang dokter, Gizi,
farmasi, perawat, dan Tenaga kesehatan lainnya.
Dalam dilema etik tidak ada yang benar ataupun yang salah,
untuk membuat keputusan etik seorang dokter, Gizi, farmasi,
perawat, dan Tenaga kesehatan lainnya. tergantung pada pemikiran
yang rasional dan bukan emosional.

B. TUJUAN
1. Dasar dalam mengatur hubungan antar dokter, Gizi, farmasi,
perawat, dan Tenaga kesehatan lainnya, pasien, masyarakat, dan
unsur profesi, baik dalam profesi medis ataupun profesi non
medis.
2. Standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
medis yang tidak mengindahkan etik medik dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi medik yang dalam
menjalankan tugasnya diperlukan secara tidak adil oleh instansi
ataupun masyarakat.

1
4. Dasar dalam pemberian pemahaman kepada masyarakat
pengguna tenaga kesehatan akan pentingnya sikap professional
dalam melaksanakan tugas praktek kesehatan.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. DILEMA ETIK TENAGA KESEHATAN


Yang sering terjadi antara lain :
1) Agama / Kepercayaan
Di RS perawat pasti akan bertemu dengan pasien dari berbagai
jenis agama/kepercayaan. Perbedaan ini nantinya dapat membuat
perawat atau pasien memiliki garis pandang yang berbeda dalam
menyelesaikan masalah.
Contoh ada seorang wanita (non muslim) meminta seorang
perawat melakukan abortus. Dalam ajaran agama wanita itu tidak
ada hukum yang melarang tentang tindakan abortus, tetapi di
satu sisi perawat (muslim) memiliki keyakinan bahwa abortus itu
dilarang agama, tentu dalam kasus ini akan timbul dilema pada
perawat dalam pengambilan keputusan.
2) Hubungan Perawat Dengan Pasien
Dilema yang sering muncul antara lain:
a. Berkata kata jujur atau tidak
Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk
dikatakan pada pasien mengingkat kondisi pasien, tetapi
perawat harus mampu mengatakan kepada pasien/
keluarganya tentang masalah kesulitan pasien.
b. Kepercayaan pasien
Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan pasien
tujuannya adalah untuk mempercepat proses penyembuhan
pasien.
c. Membagi perhatian
Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada pasien
tetapi perawat harus memperhatikan tingkat kebutuhan
pasien. Keadaan darurat harus diutamakan terlebih dahulu,
tidak boleh memandang dari sisi faktor ekonomi, sosial, suku,
budaya dan agama.
d. Pemberian informasi kepada pasien
Perawat berperan memberikan infomasi kepada pasien baik itu
kesehatan pasien, biaya pengobatan dan juga tindak lanjut
pengobatan.

3
3. Hubungan Perawat Dengan Dokter
a. Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan
Terjadi ketidak setujuan tentang siapa yang berhak
melakkukan praktik pengobatan, apakah dokter atau perawat.
b. Konflik peran perawat
Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi,
membela kepentingan pasien. Saat ini keputusan pasien
dipulangkan sangat tergantung kepada putusan dokter. Dengan
keunikan pelayanan keperawatan, perawat bedah diposisi (3)
untuk bisa mengatakan kepada pasien bisa pulang atau kapan
pasien harus tetap tinggal.
4. Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat
tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.
Terkadang saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga
dampak emosional seperti rasa malas, frustasi dan takut saat
proses pengambilan keputusan yang harus dihadapi, dalam hal
ini dibutuhkan kemampuan interaksi dan komukasi yang baik
dari seorang perawat.
Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi
dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang
yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan.
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta.
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok
yang dipengaruhi dilema.
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan
dilema.
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap
alternatif.
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan 6 (enam) pendekatan tersebut maka dapat
meminimalisasi atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang
meliputi:
1) semua orang melakukannya;
2) jika legal maka disana terdapat keetisan; dan
3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.

4
B. PRINSIP MORAL DALAM MENYELESAIKAN ALTERNATIF TENAGA
KESEHATAN
a. Otonomi
Didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis
dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan untuk membuat keputusan sendiri atau pilihan yang
dihargai.
b. Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal
dan kemanusiaan.
c. Kejujuran
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang
untuk menyatakan kebenaran. Mengatakan yang sebenarnya
kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
d. Kerahasiaan
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah informasi pasien
dijaga privasinya yang terdapat dokumen catatan kesehatan
pasien, hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tak
seorangpun dapat memperoleh informasi kecuali jika diijinkan
oleh pasien / keluarganya dengan bukti persetujuannya.
Diskusi dengan pasien di luar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau keluarga tentang pasien dengan tenaga
kesehatan lain harus dicegah.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli


dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses pemecahan masalah
secara ilmiah, antara lain:
1) Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema
etik, yaitu :
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2) Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 2004)
a. Mengembangkan data dasar
Untuk melakukannya, perawat memerukan pengumpulan
informasi sebanyak mungkin meliputi :
1. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana
keterlibatannya
2. Apa tindakan yang diusulkan
3. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
4. Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari
tindakan yang diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau
konsekuensi tindakan tersebut
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat
f. Membuat keputusan
3) Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap
alternatif keputusan
g. Memberi keputusan

6
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga
sesuai dengan falsafah umum untuk perawatan pasoen
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak
dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat
keputusan berikutnya.
4) Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat
keputusan etik
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilemma
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5) Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan,
keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk
individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

6) Pemecahan dilema etik


1. Mengembangkan Data Dasar
a. Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam dilema etik tersebut
seperti pasien, suami, anak, perawat, rohaniwan.
b. Tindakan yang diusulkan, sebagai pasien dia mempunyai
otonomi untuk membiarkan penyakit menggerogoti tubuhnya
walaupun sebenarnya bukan hal itu yang diinginkan.
Dalam hal ini perawat memiliki peran dalam pemberi asuhan
keperawatan, peran advocad (pendidik) serta sebagai konselor
yaitu membela dan melindungi pasien tersebut untuk hidup
dan menyelamatkan jiwa pasien dari ancaman kematian.
c. Maksud dan tindakan, dengan memberikan pendidikan ,
konselor, advokasi, diharapkan pasien dapat menerima serta
dapat membuat keputusan yang tepat terhadap masalah yang
saat ini di hadapi.

7
d. Konsekuensi tindakan misal pada kasus wanita yang mengidap
kanker payudara dan harus dilakukan pengangkatan payudara.
Bila operasi dilakukan :
 Biaya : Membutuhkan biaya yang cukup besar
 Psikososial : Pasien merasa bersyukur diberi umur yang
panjang (bila operasi itu lancar dan baik) namun pasien
juga di hadapkan pada kecemasan akan kelanjutan
hidupnya apabila ternyata operasi tersebut gagal.
 Fisik : Pasien akan kehilangan salah satu payudaranya
begitu juga sebaliknya jika operasi tidak dilaksanakan.
2. Identifikasi konflik akibat situasi tersebut :
a. Untuk memutuskan apakah tindakan dilakukan pada pasien,
perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi
pasien.
b. Apabila tindakan tidak dilakukan perawat dihadapkan pada
konflik seperti tidak melaksanakan sumpah profesi, tidak
melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral serta tidak
melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan.
3. Tindakan alternative terhadap tindakan yang diusulkan
a. Mengusulkan dalam tim yang terlibat dalam masalah yang
dihadapi pasien untuk dilakukannya tindakan atau tidak.
b. Mengingat dilema etik kepada komisi etik keperawatan yang
lebih tinggi untuk mempertimbangkan apakah dilakukan atau
tidaknya suatu tindakan.
4. Menetapkan siapa pembuat keputusan
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembuat keputusan antara lain
tim kesehatan itu sendiri, pasien, dan juga keluarga pasien.
5. Mengidentifikasi kewajiban perawat
a. Menghindarkan pasien dari ancaman kematian
b. Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik keperawatan
c. Menghargai otonomi pasien
6. Membuat keputusan
Keputusan yang diambil sesuai dengan hak otonomi pasien dan
juga dari pertimbangan tim kesehatan lainnya.

8
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Permasalahan dalam dilema etik, meliputi :
1) Kepesertaan
Telat membayar rawat inap denda : diberi batas waktu 3x24 jam untuk
lunas  dicetak jaminan resmi
2) Bayi baru lahir PBI (Penerima Bantuan Iuran Pemerintah) harus
mendapatkan surat rekomendasi dari Dinas setempat untuk dapat
diterbitkan kartu BPJS langsung aktif, batasan 3x24 jam atau sebelum
pulang.
3) Peserta yang tidak aktif karena premi minimal 2 bulan kartu tidak bisa
aktif.
4) Kecelakaan kerja bila tidak memiliki BPJS Ketenagakerjaan tidak
dijamin BPJS Kesehatan.
 Solusi yang menjamin perusahaan tempat dia bekerja.
5) Kecelakaan lalu lintas harus dari laporan ke polisi, apabila tidak
dilaporkan maka tidak ada penjamin, walaupun memiliki BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Berlaku juga untuk pasien umum tidak dijamin Jasa Raharja.
6) Obat dari luar formularium nasional tidak dijamin BPJS.
 Solusinya dengan menggunakan obat formularium RSU Karsa
Husada Batu atau obat yang setara (BPJS dapat membayar).

9
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis
yang melibatkan interaksi antara klien dan dokter, Gizi, farmasi,
perawat, dan Tenaga kesehatan lainnya. Permasalahan bisa
menyangkut penentuan antara mempertahankan hidup dengan
kebebasan dalam menentukan kematian, upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan menentukan
nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak ilmiah dalam mengatasi
permasalah pasien.
Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik,
perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang menguntungkan
pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-nilai yang
diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak
ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu
asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

B. SARAN
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi
terutama bidang dokter, Gizi, farmasi, perawat, dan Tenaga
kesehatan lainnya. harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini
mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika
keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode
etiknya.

10

Anda mungkin juga menyukai