Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“Model Promosi Kesehatan (model kepercayaan promosi kesehatan diksonansi


kognitif”

DOSEN PEMBIMBING :

Disusun oleh :

1. Syarifah Annisa/ SR18212071


2. Isna Kurnia Sari
3. Haries Is Jafrin
4. Alfarizi

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


PONTIANAK

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah promosi kesehatan yang berjudul
“Model Promosi Kesehatan (model kepercayaan promosi kesehatan diksonansi
kognitif ” dengan baik tanpa adanya kendala apapun. Tugas makalah ini kami
susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah promosi kesehatan.

Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah supaya para pembaca dapat memahami
tentang bagaimana Model Promosi Kesehatan (model kepercayaan promosi
kesehatan diksonansi kognitif. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Yang utama kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. selaku dosen mata kuliah promosi
kesehatan

Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah sempurna. Penulis
mengucapkan terima kasih.

Pontianak, 23 februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI  .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1    Latar Belakang .................................................................................................1
1.2    Perumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3    Tujuan ...............................................................................................................2
1.3.1  Tujuan Umum ..........................................................................................2
1.3.2  Tujuan Khusus  .........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ....................................................................................3
2.1    Pengertian Model promosi kesehatan................................................................3
2.2 Health Belief Model (Model Keyakinan Kesehatan) .......................................8
2.2.1 Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan......................................................9
2.2.2 Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan ................................................10
2.3   Transteoritical Model (Model Berharap)...........................................................12
2.4   Theory Of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan) ........................................12
2.5   Stress And Coping (Stres Dan Koping).............................................................12
BAB IV PENUTUP........................................................................................................17
4.1    Kesimpulan .......................................................................................................17
4.2    Saran .................................................................................................................17
4.3    Manfaat .............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Health Belief Model ini (HBM) adalah teori yang paling umum digunakan
dalam pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan (Glanz, Rimer, & Lewis,
2002; National Cancer Institute [NCI], 2003). Ini dikembangkan pada 1950-an
sebagai cara untuk menjelaskan mengapa program skrining medis yang
ditawarkan oleh US Public Health Service, terutama untuk TBC, tidak begitu
sukses (Hoch-Baum, 1958). Konsep asli yang mendasari HBM adalah bahwa
perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau persepsi tentang
penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya penyakit
(Hochbaum, 1958). Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
yang mempengaruhi perilaku kesehatan intrapersonal.

1.2    Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah:

1.       Pengertian health belief model

2.       Konsep dalam health belief model

3.       Faktor penting dalam health belief model

4.       Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan

5.       Model kepercayaan kesehatan

1.3    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

Menjelaskan pengertian, konsep, faktor, aspek-aspek serta model tentang “health

belief model”
BAB II
PEMBAHASAN

     Model Adalah Sebuah Gambaran Deskriptif Dari Sebuah Praktik Bermutu


Yang Mewakili Sesuatu Hal Nyata. Model Dalam Keperawatan Adalah Aplikasi
Struktur Keperawatan Yang Memungkinkan Seorang perawat Untuk
Menerapkannya Sebagai Cara Mereka Bekerja. Nilai Adalah Keyakinan
Seseorang Tentang Sesuatu Yang Berharga, Kebenaran, Keyakinan Mengenai
Ide-Ide, Objek, Atau Perilaku.

Banyak Model Yang Dikembangkan Dapat Mempengaruhi Kesehatan Serta


Memperbaiki Intervensi Pencegahan Dan Promosi Kesehatan. Pendekatan Model
Kesehatan Terapan Dapat Menjadi Dasar Untuk Kegiatan-Kegiatan Promosi
Kesehatan Seperti Health Belief Model (Hbm), ,Teori Sebab Akibat, Model
Transaksional Stres Dan Koping, Theory Of Reasoned Action (Tra), Serta Health
Field Concept

1. Health Belief Model (Model Keyakinan Kesehatan)

Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-Hbm) Dikembangkan Sejak


1950 Oleh Kelompok Ahli Psikologi Sosial Dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Amerika. Model Ini Digunakan Untuk Menjelaskan Kegagalan
Partisipasi Masyarakat Secara Luas Dalam Program Pencegahan Atau Deteksi
Penyakit. Model Ini Juga Sering Dipertimbangkan Sebagai Kerangka Utama
Perilaku Kesehatan Yang Dimulai Dari Pertimbangan Orang-Orang Tentang
Kesehatan. Selain Itu, Model Keyakinan Kesehatan Digunakan Untuk
Mengidentifikasi  Prioritas Beberapa Faktor Penting Yang Berdampak Terhadap
Pengambilan Keputusan Secara Rasional Dalam Situasi Yang Tidak Menentu
(Rosenstock, 1990).
Pada 1974, Pendidikan Kesehatan Mencurahkan Seluruh Perhatian Terhadap Isu
Keyakinan Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan Individu. Isu Tersebut Merupakan
Kesimpulan Dari Riset Keyakinan Kesehatan Dalam Memahami Alasan Individu
Melakukan Atau Tidak Melakukan Tindakan Kesehatan, Berkaitan Dengan
Berbagai Hubungan Variasi Yang Lebih Luas. Isu Tersebut Juga Memberikan
Dukungan Penting Dari  Model Keyakinan Kesehatan Dalam Menjelaskan Prilaku
Pencegahan Dan Respns Terhadap Gejala Atau Diagnosis Penyakit.

Model Keyakinan Kesehatan Merupakan Model Kognitif Yang Digunakan Untuk


Meramalkan Perilaku Peningkatan Kesehatan. Menurut Model Keyakinan
Kesehatan, Tindakan Pencegahan Yang Mungkin Dilakukan Seseorang
Dipengaruhi Secara Langsung Dari Hasil Dua Keyakinan Atau Penilaian
Kesehatan Antara Lain Ancaman Yang Dirasakan Setara Penilaian Terhadap
Keuntungan Dan Kerugian.

Ancaman Yang Dirasakan Dari Sakit Atau Luka (Perceived Threat Of Injury Or
Illness) Mengacu Pada Sejauh Mana Seseorang Berpikir Bahwa Penyakit Atau
Rasa Sakit Benar-Benar Mengancan Dirinya. Jika Ancaman Meningkat, Maka
Perilaku Pencegahan Juga Akan Meningkat. Penilaian Tentang Ancaman Berdasar
Pada Kerentanan (Perceived Vurnerabilitiy) Dan Derajat Keparahan (Perceived
Severity) Yang Dirasakan. Induidu Mungkin Dapat Menciptakan Masalah
Kesehatannya Sendiri Sesuai Dengan Kondisi. Individu Mengevaluasi Keseriusan
Penyakit Jika Penyakit Tersebut Muncul Akibat Ulah Dirinya Sendiri Atau
Penyakit Sengaja Tidak Ditangani.

Pertimbangan Antara Keuntungan Dan Kerugian Perilaku Mempengaruhi


Seseorang Untuk Memutuskan Melakukan Tindakan Pencegahan Atau Tidak.
Petunjuk Berperilaku Yang Disebut Sebagai Keyakinan Terhadap Posisi Yang
Menonjol (Salient Position) Diduga Tepat Memulai Proses Perperilaku. Hal Ini
Berupa Berbagai Informasi Dari Luar Atau Nasihat Mengenai Permasalahan
Kesehatan (Misalnya Media Massa, Kampanye, Nasihat Orang Lain, Pengalaman
Penyakit Dari Anggota Keluarga Yang Lain Atau Teman.
Ancaman Dan Pertimbangan Keuntungan Dan Kerugian Dipengaruhi Oleh
Berbagai Variabel, Yaitu Variabel Demografi (Umur, Jenis Kelamin, Latar
Belakang Budaya), Variabel Sosiopsikologis (Kepribadaian, Kelas, Sosial,
Tekanan Sosial),Dan Variabel Struktrual (Pengetahuan Dan Pengalaman
Sebelumnya). Sebagai Contoh, Orang Tua Dan Remaja Akan Memandang
Penyakit Jantung Atau Kanker Secara Berbeda. Sikap Orang Sudah Memiliki
Pengalaman Dan Penyakit Tertentu Akan Berbeda Dibandingkan Orang Yang
Tidak Memiliki Pengalaman Ini.

Aplikasi Model Keyakinan Kesehatan

Model Keyakinan Kesehatan Adalah Prilaku Pencegahan Yang Berkaitan Dengan


Dunia Medis Dan Mencakup Berbagai Perilaku Seperti Pemeriksaan Dan
Pencegahan Dan Imunisas. Contohnya, Model Keyakinan Kesehatan Dalam
Imunisasi Memberi Kesan Bahwa Orang Yang Mengikuti Program Imunisasi
Percaya Terhadap Hal-Hal Berikut:

1. Kemungkinan Terkena Penyakit Tinggi (Rentan Penyakit)

2. Jika Terjangkit, Penyakit Tersebut Membawa Akibat Serius

3. Imunisasi Merupakan Cara Paling Efektif Untuk Pencegahan Penyakit

4. Tidak Ada Hambatan Serius Untuk Imunusasi, Tetapi Hasil Beberapa


Penelitan Model Ini Menunjukan Kebalikannya

Model Keyakinan Kesehatan Melingkupi Kebiasaan Seseorang Dan Sifat-Sifat


Yang Dikaitkan Dengan Perkembangan, Termasuk Gaya Hidup Tertentu Seperti
Merokok, Diet, Olahraga, Perilaku Keselamatan, Penggunaan Alkohol,
Penggunaan Kondom Untuk Pencegahan Aids Dan Gosok Gigi. Promosi
Kesehatan Dan Pencegahan Penyakt Lebih Ditekankan Pada Kontrol Resiko.
Penelitian Terjadinya Gejala Dan Respon Terhadap Gejala Menggambarkan
Secara Lengkap Bagaimana Individu Menginterpretasikan Keadaan Tubuh Dan
Bagaimana Berperilaku Selektif.
Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan

Secara Teoritis, Kelemahan Model Keyakinan Kesehatan Adalah :Model


Keyakinan Kesehatan Lebih Didasarkan Pada Penelitian Terapan Dalam
Permasalahan Pendidikan Kesehatan Daripada Penelitian Akademis.

1. Model Keyakinan Kesehatan Didasarkan Pada Beberapa Asumsi Yang


Dapat Dilakukan, Seperti Pemikiran Bahwa Setiap Pilihan Perilaku Selalu
Berdasarkan Pertimbangan Rasional. Selain Rasionalnya Diragukan, Model
Keyakinan Kesehatan Juga Tidak Memberikan Spesifikasi Yang Tepat
Terhadap Kondisi Ketika Individu Membuat Pertimbangan Tertentu.

2. Model Keyakinan Kesehatan Hanya Memperhatikan Keyakian Kesehatan.


Kenyataan Nya, Orang Dapat Membuat Banyak Pertimbangan Tentang
Perilaku Yang Tidak Berhubungan Dengan Kesehatan, Tetapi Masih
Mempengaruhi Kesehatan. Sebagai Contoh, Seseorang Dapat Bergabung
Dengan Kelompok Olahraga Karena Kontrak Sosial Atau Ketertarikan Pada
Seseorang Dalam Kelompok Tersebut. Keputusan Yang Diambil Tidak Ada
Kaitannya Dengan Kesehatan, Tetapi Memengaruhi Kondisi Kesehatannya.

3. Berkenaan Dengan Ukuran Dari Komponen Komponen Model Ini,


Banyak Studi Menggunakan Konsep Operasional Dan Pengenalan Yang
Berbeda Sehingga Sulit Dibandingkan Dan Dapat Menyebabkan Hasil Yang
Biasa Dan Prediksi Yang Tidak Konsisten. Analisa Model Ini Menentukan
Bahwa Prediktor Dapat Berubah Sewaktu-Waktu.

Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku Ditentukan Oleh Apakah


Seseorang:

1. Percaya Bahwa Mereka Rentan Terhadap Masalah Kesehatan Tertentu


2. Menganggap Masalah Kesehatan Ini Serius

3. Meyakini Efektivitas Tujuan Pengobatan Dan Pencegahan

4. Tidak Mahal
5. Menerima Anjuran Untuk Mengambil Tindakan Kesehatan

Contoh :

“ Seorang Wanita Telah Mempunyai Beberapa Orang Anak Dan Mengetahui


Bahwa Masih Potensial Untuk Hamil Sampai Beberapa Tahun Mendatang.
Melihat Kesehatan Dan Status Ekonomi Tetangganya Menjadi Rusak Karena
Terlalu Banyak Anak Dan Mendengar Bahwa Teknik Kontrasepsi Tertentu
Menunjukkan Efektivitas Sebesar 95 % Aman Dan Tidak Mahal Maka
Dianjurkan Oleh Petugas Kesehatannya Agar Mulai Memakai Kontrasepsi ”

  Kelemahan :

1. Kepercayaan-Kepercayaan Kesehatan Bersaing Dengan Kepercayaan-


Kepercayaan Serta Sikap-Sikap Lain Seseorang, Yang Juga Mempengaruhi
Perilaku
2. Pembentukan Kepercayaan Seseorang Sesungguhnya Lebih Sering
Mengikuti Perilaku Dan Bukan Mendahuluinya

Transteoritical Model (TTM)


Definisi
Model tranteortical adalah suatu model yang diterapkan untuk menilai kesiapan
seorang individu untuk bertidak atas perilaku sehat yang baru dan memberikan
strategi atau proses perubahan untuk memandu setiap individu melalui tahapan
perubahan untuk bertindak dalam pemeliharaan kesehatan.
Sejarah dan inti Konstruksi Model
James O.Prochasta, dkk.(1977) mengembangkan TTM berdasarkan analisis teori
yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 variabel, yaitu prasyarat
untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model
ini disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka
publikasikan dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu
tahapan perubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan
diri, dan godaan atau percobaan.
1. Tahapan percobaan

Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui
enam tahap:

1. Prekontemplasi yaitu orang tidak berniat mengambil tidakan dimasa


mendatang (biasanya diukur selama enam bulan berikutnya).
2. Kontemplasi yaitu orang berniat untuk berubah dalam enam bulan
mendatang
3. Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu
dekat, biasanya diukur sebagai bulan berkutnya.
4. Aksi yaitu oang telah membuat modifikasi terbuka tertentu dalam gaya
hidup mereka dalam enam bulan terakhir.
5. Pemeliharaan yaitu orang berupaya mencegah terkambuhan, tahap yang
diperkirakan terakhir dari enam bulan sampai sekitar lima tahun.
6. Pemutusan yaitu individu tidak memiliki godaan dan memiliki
keberhasilan diri100%, dimana mereka yakin tidak akan kembali pada
kebiasaan lama yang tidak sehat mereka sebagai cara untuk mengatasi.
7. Proses  perubahan

Proses perubahan adalah kegiatan rahasia dan terbuka yang digunakan orang
untuk maju melalui beberapa tahap:

1. Proses kesadaran dan efaluasi lingkungan kembali, diantara


prekontemplasi dan kotemplas.
2. Efaluasi diri kembali, diantara kontemplasi dan persiapan.
3. Pembebasan diri, diantara persiapan dan tindakan, sangat ditekankan.
4. Antara tindakan dan pemeliharaan, kontingensi manajemen membantu
hubungan counter conditoning dan kontrol stimulus ditekankan

B. Transteoritical Model (Model Berharap)

1. Perilaku Kesehatan Yang Tidak Bergantung Pada Perangkap Teoritik


Tertentu. Seseorang Mempertimbangkan Untung Dan Rugi Pengubahan Suatu
Perilaku Sebelum Melangkah Dari Tahap Satu Ke Tahap Berikutnya.Model
Ini Mengidentifikasi 4 Tahap Independen Prekontemplasi: Seseorang Belum
Memikirkan Sebuah Perilaku Sama Sekali, Orang Tersebut belum  Bermaksud
Mengubah Suatu Perilaku

2. Kontemplasi: Seseorang Benar-Benar Memikirkan Suatu Perilaku, Namun


Masih Belum Siap Untuk Melakukannya

3. Aksi: Seseorang Sudah Melakukan Perubahan Perilaku

4. Pemeliharaan: Keberlangsungan Jangka Panjang Dari Perubahan Perilaku


Yang Terjadi.

  Contoh :

“ Seorang Ibu Karena Kurang Mendapat Pengetahuan Dan Pelatihan Tidak Pernah
Berfikir Untuk Menutup Makanan, Memasak Air Minum Atau Menjaga
Kebersihan Dapur. Setelah Mendengar Siaran Radio Tentang Bahaya Kuman Dan
Melihat Tetangganya Membersihkan Rumah, Ia Mulai Berkontemplasi Untuk
Mengambil Aksi Menjaga Kebersihan Di Rumah. Kemudian Ia Mencari
Informasi Dari Tetangga Dan Petugas Kesehatan Setempat Akhirnya Memulai
Proses Perubahan Perilaku. Setelah Satu Periode Waktu, Ibu Tersebut Menutup
Makanan, Memasak Air Minum Dan Menjaga Kebersihan Lingkungan Dapur
Sebagai Tugas Rutin Sehari-Hari “

Theory of Reasoned Action (TRA)


          TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini
digunakan dalam berbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah
sosiopsikologis. Teori ini kemungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk
menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (intention) dan perilaku.
Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik mengetahui
apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut.
Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
memperhatikan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf
dan norma subjektif. Komponen sikaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi
dari perilaku tersebut (outcome of the behavor) dan pentingnya konsekuensi-
konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome).
Aplikasi TRA
          TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah
digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan
penggunaan subtansi ertentu (merokok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan
dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan penggunaan kondom, perilaku
merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, latihan kebugaran,
dan praktik olahraga. TRA juga digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja K3), seperti  tindakan keselamatan dalam
pertambangan batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen.
Kelemahan TRA
          Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi
sedang, kehendak tidak selalu menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-
hambatan yang mencampuri atau memengaruhi kehendak atau perilaku (Van
Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun demikian, kelebihan TRA dibandingkan
HBM adalah bahwa pengaruh TRA berhubungan dengan norma subjektif,
Menutut TRA, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan
yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan seseorang untuk melakukan
sesuatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kesehatan. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat di gambar.

C.Theory Of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)

Merupakan Niat Seseorang Menentukan Apakah Sebuah Perilaku Dilaksanakan,


Perilakuakan Mengikuti Niat, Dan Tidak Akan Pernah Terjadi Tanpa Niat.

Kehendak Di Tentukan Oleh :

1. Sikap-Sikap Terhadap Suatu Perilaku


Melalui Proses Pengambilan Keputusan Yang Teliti Dan Beralasan. Perilaku
Banyak Dipengaruhi Oleh Sikap Yang Spesifik Terhadap Sesuatu Seperti :
Apakah Ia Merasa Suatu Perilaku Itu Penting.

2. Norma Subyektif

Seseorang Berpikir Tentang Apa Yang Dilakukan Orang Lain (Yang


Berpengaruh) Akan Mempengaruhi Perilaku Yang Akan Dilakukan.

Contoh :“Seseorang Memiliki Keyakinan Sikap Bahwa Suatu Rs Memberikan


Pelayanan Cepat, Ramah, Biaya Relatif Murah, Lingkungan Bersih, Lokasi
Strategis Dan Mudah Dicapai. Kemudian Didukung Pula Oleh Keinginan Orang
Dekat Yang Bersedia Untuk Berobat Ke Rs Tersebut Yang Disebut Norma
Subjektif. Seperti Orang Tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan”

Model Transaksional Stres dan Koping


       Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan
psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih
mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal,
kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan,
sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan
bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
          Stresor adalah keadaan yang diakibatkan oleh lingkungan internal atau
eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan dan membutuhkan
kesehatan fisik maupun psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (Lazarus
& Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena
transaksional stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah
menstabilkan faktor yang dapat membantu individu memprtahankan adaptasi
psikososial selama perode menegangkan. Koping meliputi perilaku kognitif dan
upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait kondisi dan tekanan
emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada dua cara
menghadapi stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon
diarahkan pada peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan
memecahkan atau mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus
pada emosi yaitu resfon diarahkan pada reaksi emosional dari peristiwa dan
cenderung digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak terkendali.
          Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja
untuk mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres
ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini
bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian
pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau
budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas
potensi ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian seseorang
tentang makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang,
atau tidak relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi
pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya.
Sebagai conto, penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat
sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi
(cohen, 1984).

D.Stress And Coping (Stres Dan Koping)

 Stress Adalah Respon Tubuh Yang Tidak Spesifik Terhadap Setiap


Kebutuhan Tubuh Yang Terganggu.
 Stress Menimbulkan Dampak Secara Total Pada Individu Yaitu Terhadap
Fisik, Psikologis, Mental, Intelektual, Social Dan Spiritual.
 Macam – Macam Stress :

1. Stress Ringan : Merusak Aspek Fisiologis, Biasanya Di Rasakan  Oleh


Setiap Orang Dan Biasanya Berakhir Dalam Beberapa Menit/Jam.
2. Stres Sedang : Terjadi Lebih Lama
3. Stress Berat : Stress Kronis Yang Terjadi Beberapa Minggu Atau Sampai
Beberapa Tahun.
Gejala Yang Bisa Di Amati Seperti :
 Rasa Cemas Yang Berlebihan
 Marah
 Menangis
 Tertawa Sendiri
 Teriak
 Memukul Dan Menyepak

 Koping  Adalah Proses Yang Di Lalui Oleh Individu Dalam


Menyelesaikan Situasi Stressfull, Merupakan Respon Individu Terhalang
Situasi Yang Mengancam Dirinya Baik Fisik Maupun
 Strategi Coping Adalah Suatu Cara Yang Di Lakukan Untuk Merubah
Lingkungan/ Situasi/ Masalah Yang Sedang Di Rasakan  Atau Di Hadapi.
 Metode Copping :
 Jangka Panjang : Merupakan Cara Yang Efektif Dan Realisasi Dalam
Menangani Psikologis Untuk  Kurun Waktu Yang Lama.

 Jangka Pendek : Cara Yang Digunakan Untuk Mengurangi Stress/


Ketegangan Psikologis Dan Cukup Efektif Untuk Waktu Sementara.

Teori Sebab Akibat


Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi dan dalil yang saling
berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang
satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta.  Pada teori sebab akibat, apa
yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat
mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat.
Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum
sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Prinsip pertama : perinsip kausalitas mengasiscayakan setiap kondisi


(akibat) pasti mempunyai sebab.
2. Prinsip kedua : menjelaskan bahwa akibat tidak mungkin terpisah dari
sebab ; jika ada sebab maka ada akibat dan begitu sebaliknya.
3. Prinsip ketiga : hukum keselarasan antara sebab dan akibat yang
menganiscayakan setiap himpunan secara esensial harus selaras dengan
sebab dan akibat di alam.
Teori sebab akibat dalam promosi kesehatan tentunya akan menjadi lelas ketika
memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam promosi
kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu penyakit yang
terjadi pasti ada penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai