A. PENGERTIAN
1. Etik
Etik adalah cara bagaimana seseorang menetapkan norma atau standar kehidupan seseoarang
dan yang seharusnaya dilakukan (Mandla, Boyle dan O’Donohoe. 1994).
2. Dilema Etik
Dilema Etik adalah suatu masalah yang melibatkan masalah dua atau lebih landasan moral
atau tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya.
3. Dilema Etik dalam Keperawatan Kritis
Merupakan suatu tindakan yang harus diputuskan oleh perawat dalam menangani kasus
pasien perawatan kritis dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai yang dipegang oleh
keluarga.
b. Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan
pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik. Contoh : Klien dan keluarga mempunyai hak untuk
menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan.
d. Keadilan (Justice)
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan suatu
prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu mendapat tindakan
yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang.
Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan childress adalah mereka uang sederajat harus
diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat,
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip
ini harus mendapatkan sumber-sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus
sama dan sesuai SAK.
g. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab,
memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap
setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien
meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan
perhatian/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan.
Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan, terutama
pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat diwujudkan dalam
memberi asuhan keperawatan dengan pendekatan individual, bersikap baik, memberikan
kenyamanan dan menunjukan kemampuan profesional
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak
boleh mengingkari janji tersebut.
C. PULANG PAKSA
Pulang paksa adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pasien yang menolak
perawatan yang diajukan pihak rumah sakit dengan berbagai alasan. Alasan yang paling sering
dikemukakan adalah kamar untuk rawat inap yang penuh atau yan lebih sering lagi adalah karena
tidak ada biaya.
Pasien pulang paksa adalah pasien yang mendapatkan perawatan dan pengobatan yang
dinyatakan belum sembuh oleh dokter, pulang atas kemauan sendiri. Kejadian ini cukup sering
ditemui di rumah sakit pemerintah
Pulang paksa merupakan bentuk lepasnya tanggung jawab Rumah Sakit atas apa yang
akan terjadi jika pasien pulang, meskipun Rumah Sakit dalam hal ini dokter tidak bisa menjamin
kesembuhan pasien. Karena memang seorang dokter tidak boleh memberikan janji yang tidak
bisa dipenuhi yakni kesembuhan, yang ada hanya usaha terbaik yang bisa diberikan.
Namun sebagai seorang dokter, rasanya menyedihkan ketika pasien menghentikan
pengobatan, kemudian pasrah atau beberapa yang lain mencoba pengobatan alternatif yang
beberapa kerabatnya anjurkan katanya manjur. Karena biasanya pasien akan kembali ke Rumah
Sakit dalam kondisi yang semakin buruk, setelah dia mencoba pengobatan tradisional itu.
Masih ada sekitar 30 juta masyarakat miskin yang tidak mempunyai jaminan kesehatan.
Mereka inilah yang mengalami pulang paksa karena tidak memiliki biaya untuk mendapatkan
perawatan kesehatan.
Pemerintah Amerika Serikat menyadari kondisi yang sama terjadi pada penduduknya.
Sekitar 30% warga negaranya tidak mempunyai jaminan kesehatan. Sedangkan biaya perawatan
kesehatan adalah penyebab nomor 2 kebangkrutan di AS. Melihat fakta tersebut, Obama
mengusung Health Care Reform berupa Universal Health Care yang memberikan jaminan
kesehatan kepada seluruh warga negaranya. Hal ini luar biasa karena sebelumnya AS (yang
merupakan negara dengan health expenditure sekitar 15.4% dari GDP) mengalami polemik
tentang pemberlakuan jangkauan semesta tersebut. Beberapa alasan menolak Universal Health
Care antara lain karena indikasi ketidakadilan terhadap pembayar pajak yang sehat karena
memberikan jaminan yang sama kepada masyakarat yang merokok, alkoholik dan pengguna
narkoba.
Alasan senada juga terdengar di Indonesia yang sedang menuju ke penerapan Universal
Healthcare. Ada pendapat yang menyatakan dengan pelayanan kesehatan yang gratis maka
masyarakat akan manja dan memanfaatkan dengan tidak bijak karena mendapatkan jaminan.
E. EUTHANASIA
a. Pengertian Euthanasia dan Macam-macamnya
Euthanasia berasal dari kata Yunani eu : baik dan thanatos : mati. Maksudnya adalah
mengakhiri hidup dengan cara yang mudah tanpa rasa sakit.
Euthanasia sering disebut : mercy killing (mati dengan tenang). Euthanasia bisa
muncul dari keinginan pasien sendiri, permintaan dari keluarga dengan persetujuan pasien
(bila pasien masih sadar), atau tanpa persetujuan pasien (bila pasien sudah tidak sadar).
Tindakan euthanasia dikategorikan menjadi :
1. Euthanasia aktif adalah : suatu tindakan mempercepat proses kematian, baik dengan
memberikan suntikan maupun melepaskan alat-alat pembantu medika, seperti :
melepaskan saluran zat asam, melepas alat pemacu jantung dan lain-lain. Yang termasuk
tindakan mempercepat proses kematian disini adalah : jika kondisi pasien, berdasarkan
ukuran dan pengalaman medis masih menunjukkan adanya harapan hidup. Tanda-tanda
kehidupan masih terdapat pada penderita ketika tindakan itu dilakukan.
2. Euthanasia pasif adalah : suatu tindakan membiarkan pasien/penderita yang dalam
keadaan tidak sadar (comma), karena berdasarkan pengamalan maupun ukuran medis
sudah tidak ada harapan hidup, atau tanda-tanda kehidupan tidak terdapat lagi padanya,
mungkin karena salah satu organ pentingnya sudah rusak atau lemah seperti : bocornya
pembuluh darah yang menghubungkan ke otak (stroke) akibat tekanan darah terlalu
tinggi, tidak berfungsinya jantung.
3. Auto-euthanasia, artinya seorang pasien menolak secara tegas dengan sadar untuk
menerima perawatan medis dan ia mengetahui bahwa hal ini akan memperpendek atau
mengakhiri hidupnya. Dari penolakan tersebut ia membuat sebuah codicil (pernyataan
tertulis tangan). Auto-euthanasia pada dasarnya adalah euthanasia pasif atas permintaan.
Macam-macam euthanasia :
1. Euthanasia sukarela : Apabila si pasien itu sendiri yang meminta untuk diakhiri
hidupnya.Misalnya dengan menolak perawatan medis, meminta perawatannya dihentikan
atau mesin pendukung kehidupannya dimatikan atau menolak untuk makan.
2. Euthanasia non-sukarela : Apabila pesien tersebut tidak mengajukan permintaan atau
menyetujui untuk diakhiri hidupnya.Ini terjadi ketika pasien sadar atau tidak, sehingga
ada orang lain yang mengambil keputusan atas namanya.Euthanasia non-sukarela bisa
terjadi pada kasus-kasus seperti pasien sedang koma, pasien terlalu muda (misalnya
bayi), orang pikun, mengalami keterbelakangan mental yang sangat parah atau gangguan
otak parah.
3. Involuntary Euthanasia : Pada prinsipnya sama seperti euthanasia non-sukarela, tapi pada
kasus ini, si pasien menunjukkan permintaan euthanasia lewat ekspresi.
4. Assisted suicide (bunuh diri dengan bantuan) : Atau bisa dikatakan proses bunuh diri
dengan bantuan suatu pihak. Seseorang memberi informasi atau petunjuk pada seseorang
untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Jika aksi ini dilakukan oleh dokter maka disebut
juga, “physician assisted suicide”.
5. Euthanasia dengan aksi : Dengan sengaja menyebabkan kematian seseorang dengan
melakukan suatu aksi, salah satu contohnya adalah dengan melakukan suntik mati.
6. Euthanasia dengan penghilangan : Dengan sengaja menyebabkan kematian seseorang
dengan menghentikan semua perawatan khusus yang dibutuhkan seorang pasien.
Tujuannya adalah agar pasien itu dapat dibiarkan meninggal secara wajar.