JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala karunia-Nya kami tim
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Komunikasi
Perawat dengan Petugas Lain” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun oleh tim
penulis untuk melengkapi tugas mata kuliah Komunikasi.
Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia memiliki banyak profesi kesehatan, di antaranya seperti dokter,
perawat, bidan, ahli gizi, fisioterapis, farmasi, analis kesehatan, dan masih banyak lainnya.
Semua profesi tersebut diwajibkan untuk saling bekerjasama dalam lingkup kesehatan,
karena semua profesi tersebut memiliki keahlian yang berbeda-beda.
Perawat merupakan salah satu satu dari sekian banyak profesi kesehatan tersebut.
Dalam tugasnya, perawat harus melakukan kolaborasi dalam melaksanakan tugasnya.
Semua profesi yang ada tentu memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk kesembuhan pasien.
Oleh karena itu, dibutuhkan kebersamaan dalam melakukan tindakan kesehatan.
Dalam kebersamaan yang dijalankan oleh tenaga kesehatan, dibutuhkan komunikasi
antar profesi yang ada. Komunikasi tersebut penting, agar tidak terjadi kesalahan dalam
menangani pasien. Pada makalah ini, akan dibahas bagaimana komunikasi yang dilakukan
oleh perawat dengan tim kesehatan lain.
Kata atau istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yaitu
”communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian,
kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk
mencapai kebersamaan (Nurhasanah, 2009).
Komunikasi kesehatan merupakan proses penyampaian informasi terkait kesehatan.
Menurut The Centers of Disease Control and Prevention (CDC) dalam Apriningsih dan
Hippy (2003) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai
penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi
keputusan individu serta masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan.
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari komunikasi?
2. Apa saja prinsip komunikasi dalam tim?
3. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan dokter?
4. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli terapi respiratorik?
5. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli farmasi?
6. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan ahli gizi?
7. Bagaimana komunikasi antara perawat dengan analis kesehatan?
8. Bagaimana cara membangun dan mempertahankan kolaborasi tim
kesehatan yang efektif?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
Menurut Lexicographer, komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi
untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman
yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan
oleh keduanya. Webster‟s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain
menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara
individu melalui system lambing- lambing, tanda- tanda, atau tingkah laku.
Definisi komunikasi menurut beberapa ahli itu sendiri salah satunya adalah
J.A Devito mengartikan bahwa komunikasi merupakan suatu tindakan oleh satu
orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan
terjadi dalam satu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri
seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut
memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses
mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Setiap penakluk komunikasi dengan demikian akan melakukan empat
tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Keempat
tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya
menciptakan suatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang
melalui proses kerja system syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian
disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan
oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui system
syaraf dan diiterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat
menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi maka si
orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaiakan pesan baru.
Demikianlah keempat tindakan ini terus menerus terjadi secara berulang- ulang.
Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai
anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat klien
juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada pembentukan
lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini
5
berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok, kolaborasi, konsultasi,
delegasi, supervisi, kepemimpinan, dan manajemen.
Dibutuhkan banyak keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam
presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian tinjauan performa,
dan penulisan laporan. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan
membutuhkan interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun kepercayaan dan
meperkuat hubungan. Semua orang memilki kebutuhan interpribadi akan
penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan kontrol, serta perhatian.
Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan
dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat
menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja (Potter &
Perry, 2009). Untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat
menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja. (Potter &
Perry, 2009).
7
1. Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter:
a. Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama
dan posisi, mengidentifikasi klien dan diagnosis klien atau orang-orang
lain yang terlibat dalam masalah dengan nama.
b. Meringkas masalah (data faktual singkat tentang masalah).
c. Menyatakan tujuan.
d. Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan sesuai dengan
praktek klinik.
e. Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab
untuk pelaksanaan, mengklarifikasi informasi terutama jika ini
percakapan telepon, menentukan kerangka waktu pelaksanaan). (Arnold
& Boogs, 2007).
2. Hambatan dalam komunikasi antara Dokter dan Perawat
a. Masih adanya stigma bahwa perawat adalah pembantu dokter
b. Beberapa bangsal tidak mengadakan pertemuan rutin dengan dokter
c. Antara dokter dan perawat tidak saling mengenal karakter dan tugas
masing – masing.
d. Tradisi yang terpola di rumah sakit, yaitu komunikasi dokter dan
perawat dengan satu arah
e. Lingkungan kerja yang tidak mendukung
f. Kesibukan dokter karena memegang peran ganda secara fungsional
maupun structural
g. Kurangnya waktu visit dokter ke bangsal
h. Domisili dokter di luar kota
i. Beberapa perawat belum merasa sebagai mitra kerja dokter karena
merasa rendah diri.
8
3. Upaya yang harus dilakukan perawat
a. Berusaha aktif memberikan informasi masalah pasien kepada dokter
melalui telepon maupun saat visit dokter ke bangsal
b. Berusaha aktif menanyakan pendapat dokter tentang masalah pasien dan
cara mengatasinya
c. Beberapa bangsal sudah berusaha mengadakan rapat bangsal rutin
dengan dokter
d. Selalu mendokumentasikan tindakan keperawatan
e. Mengusulkan supaya tidak semua dokter tidak berperan ganda
f. Berusaha menganggap dokter sebagai mitra kerja
g. Meningkatkan pengetahuan diri dan profesionalisme dibangsal untuk
menciptakan kepercayaan dokter kepada profesi perawat.
4. Langkah-langkah Berkomunikasi Dengan Dokter
1. Membuka komunikasi dengan penuh penghargaan dan tekankan
hubungan kemitraan.
”Dokter, perkenalkan nama saya suster Rika. Saya yang akan merawat
klien dokter yang bernama A”. ”Kerjasama dan masukan dokter saya
harapkan untuk bisa memberikan perawatan yang terbaik kepada klien
A....”
2. Menjelaskan diagnosa klien dengan diagnosa keperawatan
”Dokter, klien ini didiagnosa dengan gastroenteritis akut dengan
dehidrasi berat.
3. Menjelaskan kondisi klien dengan nomenklatur NANDA
”Dokter, klien kita ini akan didiagnosa medis Gastroenteritis akut dan
mengalami kekurangan cairan yang berat dan potensial mengalami
gangguan kesadaran. Ketidakseimbangan elektrolit juga pasti terjadi
oleh karena itu terapi cairan menjadi sangat penting”
9
4. Meminta umpan balik (feedback) dari dokter tentang kondisi klien
“Bagaimana dok, ada tanggapan tentang kondisi klien A?”
5. Mengucapkan terima kasih dan menekankan untuk dapat menghubungi
dokter jika terjadi sesuatu yang perlu didiskusikan.
10
memanggil dokter kandungan untuk penanganan lebih lanjut.
Perawat : Baik Bu
11
bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi
perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat.
Contoh komunikasi perawat dengan ahli farmasi:
1.”Mba untuk pasien Ny.Era ,dokter menuliskan resep obat aspar K, furosemid dan
captopril. Setelah saya cek ternyata ada interaksi antara aspar K dan captopril bisa
menyebabkan hiperkalemia, apa sebaiknya aspar K nya di tiadakan?
12
memeriksa darah klien agar dapat mengetahui kadar hemoglobinnya dengan petugas
laboratorium.
Agar pemeriksaan penunjang yang diperlukan tepat, maka perawat harus
berkomunikasi menginformasikan kepada analis kesehatan pemeriksaan apa yang
diinstruksikan dokter untuk pasien. Setelah itu, analis kesehatan yang akan
mengambil sampel darah pada pasien. Jadi, perawat hanya menyerahkan daftar apa
saja yang harus diperiksa oleh analis kesehatan. Namun ada juga perawat yang
langsung mengambil sampel darah lalu diserahkan dan akan diperiksa oleh analis
kesehatan.
Contoh komunikasi perawat dengan analis kesehatan:
1.”mbaa tolong ambil darah pasien,lalu cek hemoglobinnya”
2.”mba ini darah pasien A tolong di cek hemoglobinnya”
13
Contoh komunikasi perawat dengan ahli terapi respiratorik
1.”mbaa mohon bantu pasien saya belajar latihan menguatkan otot-otot lengan
atas karena dokter merujuk pasien melakukan terapi respiratorik”
2.”mass pasien ini akan pulang ke rumah,tolong berikan terapi respiratorik
sederhana agar bisa dilakukan dalam aktivitas sehari-hari”
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan. Adapun prinsip-prinsip dalam komunikasi secara umum yaitu setiap
tim harus memahami tugas dan fungsinya masing-masing. Komunikasi perawat dengan tim
kesehatan lain antara lain perawat dengan dokter, perawat dengan ahli terapi respiratorik,
perawat dengan ahli farmasi, perawat dengan ahli gizi, dan perawat dengan analis
kesehatan. Agar kolaborasi tersebut dapat berjalan dengan baik, ada beberapa cara untuk
membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan yang efektif salah satunya
adalah tim harus bertemu secara berkala agar dapat mendiskusikan agenda kedepan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1.
Jakarta: EGC.
Riyadi, Farid. 2018. Perawat dengan Analis. Diunduh dari
https://id.scribd.com/document/373371265/perawat-dengan-analis. Pada tanggal
16/09/2019.
Rubianti, Fian. 2017. Pengertian Bidan. Diunduh dari
https://duniabidan.com/kehamilan-kandungan/pengertian-bidan.html. Pada tanggal
8/10/2019.
Setyawati, Andini, dkk. 2009. Gambaran Komunikasi Dokter dan Perawat Sebagai
Salah Satu Aspek Kolaborasi. Diunduh dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jik/article/view/10335. Pada tanggal 16/09/2019.
16